Tanaman Durian Botani tanaman durian

  TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Durian Botani tanaman durian

  Pohon durian (Durio zibethinus) banyak tumbuh di hutan maupun di kebun milik penduduk. Ciri buahnya, bentuknya besar bulat/oval dengan aroma rasa, baunya khas dan menjadi buah primadona yang banyak disukai masyarakat Indonesia umumnya. Buahnya besar dan berduri dengan kulit buah yang keras dan tebal hampir seperempat bagian dari buahnya merupakan bagian yang dibuang begitu saja sampai akhirnya menjadi busuk. Apabila dilihat dari karakteristik bentuk dan sifat - sifat kulitnya, sebenarnya banyak manfaat yang dapat dihasilkan dari kulit buahnya misalnya untuk bahan campuran papan partikel, papan semen, arang briket, arang aktif, filler, campuran untuk bahan baku obat nyamuk dan lain – lain.

  Klasifikasi ilmiah tanaman durian Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Class : Dicotyledoneae Ordo : Malvales Familia : Bombacaceae Genus : Durio Spesies : Durio zibethinus (Soedarya, 2009).

  Tumbuhan berbentuk pohon, tinggi 27 - 40 m. Akar tunggang, batang berkayu, silindris, tegak, kulit pecah-pecah, permukaan kasar, percabangan simpodial, bercabang banyak, arah mendatar. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun berseling, permukaan atas berwarna hijau tua - bawah cokelat kekuningan, bentuk jorong hingga lanset, panjang 6,5 - 25 cm, lebar 3 - 5 cm, ujung runcing, pangkal membulat, permukaan atas mengkilat, permukaan bawah buram, tidak pernah meluruh, bagian bawah berlapis bulu halus berwarna cokelat kemerahan. Bunga muncul di batang atau cabang yang sudah besar, bertangkai, atau lonjong, kulit dipenuhi duri-duri tajam, warna coklat keemasan atau kuning, bentuk biji lonjong, berwarna cokelat, berbuah setelah berumur 5 - 12 tahun (Soedarya, 2009).

  Daerah penyebaran Sejarah tentang tanaman durian, seumur dengan sejarah tentang manusia.

  Tahun yang tepat sulit disebutkan, tetapi satu abad yang lalu sudah banyak yang memperbincangkan waktu ditemukan tempo dulu, tanaman aneh tersebut memang masih tumbuh liar dan terpencar pencar di hutan raya “Malesia” yang sekarang ini meliputi daerah Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Para ahli menafsirkan dari daerah asal tersebut durian menyebar ke seluruh Indonesia, lantas melalui Muangthai menyebar ke Birma, India dan Pakistan. Adanya penyebaran sampai sejauh itu, karena akibat pola kehidupan masyarakat saat itu tidak menetap. Mereka merambah daerah hutan yang satu menuju daerah yang lain. Setiap daerah yang selesai dihuninya ditinggalkan begitu saja, tumbuhan tanaman durian bersamaan dengan tumbuhnya semak-belukar disekitarnya.

  Kebiasaan mereka dulu untuk membuang sisa makanan tidak ditempat tinggalnya saja tetapi juga disepanjang jalan yang dilalui ketika ia mencari buah ini, dengan begitu, biji-biji tersebut tumbuh secara alami dan berkembang biak secara alami pula, tidak beraturan tempatnya, dan tumbuhnya (Setiadi, 1996).

  Dalam perkembangan selanjutnya, tanaman durian meluas ditanam di negara-negara yang beriklim tropis, sehingga disebut “King of Fruits” dari negeri tropis. Pengembangan budidaya tanaman durian secara intesif dan komersial antara lain dirintis oleh Thailand dan Malaysia. Pada tahun 1986 durian di seluas 76.100 hektar dengan produksi 426.240 (Rukmana, 1996).

  Di Indonesia banyak sekali daerah yang memenuhi syarat agroklimat. Pohon durian bisa ditemui di seluruh provinsi. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 1991, jumlah pohon durian terbanyak ada di Jawa (586.196 pohon), Kalimantan (228.319 pohon), Sumatera (228.158 pohon), dan Sulawesi (103.604 pohon). Berdasarkan data tersebut tampak jelas bahwa wilayah Indonesia memang cocok sekali untuk durian. Sampai kini sentra produksi durian masih di pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatera (Untung, 2003).

  Syarat tumbuh

  Tempat yang paling disukai tanaman durian adalah tempat yang subur, bertanah gembur dan tidak bercadas kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1m, atau paling dalam 2m. keadaan tanahnya netral (pH tanah antara 6-7). Tetapi banyak yang mengatakan, tanah yang ber-pH 6,5 lebih cocok untuk durian, sebab tanah yang seperti ini mudah sekali menetralkan kandungan N, P dan K. selain itu ketinggian tanahnya antara 400-600 m di atas permukaan laut. Tapi durian masih bisa ditemukan berbuah meski tidak begitu lebat, di daerah-daerah berketinggian 1000 m. (Setiadi,1999).

  Durian sebagai Hasil Hutan Bukan Kayu

  Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) berasal dari bagian pohon atau tumbuh- tumbuhan yang memiliki sifat khusus yang dapat menjadi suatu barang yang diperlukan oleh masyarakat, dijual sebagai komoditi ekspor atau sebagai bahan baku untuk suatu industri. Mengingat pemungutannya tidak memerlukan perizinan yang rumit sebagaimana dalam pemungutan hasil hutan kayu (timber), memungut dan memanfaatkan HHBK dari dalam hutan. Masyarakat tidak dilarang memungut dan memanfaatkan HHBK baik di dalam hutan produksi maupun hutan lindung, kecuali di dalam kawasan suaka alam dan kawasan pelestarian alam (Departemen Kehutanan 1990).

  Hasil hutan bukan kayu (HHBK) penting untuk konservasi dan ekonomi. Penting untuk konservasi sebab untuk mengeluarkan hasil hutan bukan kayu biasanya dapat dilakukan dengan kerusakan minimal terhadap hutan. Hasil hutan bukan kayu penting untuk kelestarian sebab proses panen biasanya dapat dilakukan secara lestari dan tanpa kerusakan tanpa kerusakan hutan. Penting untuk ekonomi karena bukan timber produk ini berharga atau memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Pada beberapa keadaan, pendapatan dari HHBK dapat lebih banyak jika dibandingkan pendapatan dari semua alternatif yang lain. Keuntungan lain dari HHBK adalah dapat mengurangi kerusakan hutan alam, selama masyarakat lokal memperoleh pendapatan dari lahan hutan (Baharuddin dan Ira, 2009)

  Budidaya Durian

  Tanaman durian dapat diperbanyak atau dikembangkan dengan cara generative atau biji dan vegetative berupa okulasi, enten, dan penyusunan.

  Pembiakan secara generative dengan biji hamper selalu memberikan keturunan yang berbeda dengan induknya. Hal ini terjadi karena tanaman durian bersifat menyerbuk silang, sehingga secara genetis menghasilkan turunan yang mempunyaikarakteristi bervariasi. Di samping itu pembiakangeneratif akan umur mulai berbunga atau berbuah lambat yakni sekitar 10 tahun atau lebih. Oleh karena itu, pembiakan dengan biji hanya dianjurkan untuk memproduksi bibit batang bawah bahan penyambungan, seperti okulasi, enten atau susuan (Rukmana, 1996).

  Teknik budidaya Durian dapat dilakukan melalui tahap berikut: 1. Penentuan Pola Tanaman

  Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta sistem budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m. Intensifikasi kebun durian, terutama waktu bibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidaya tumpangsari yang biasa dilakukan yakni dengan tanaman horti (lombok, tomat, terong dan tanaman pangan : padi gogo, kedelai, kacang tanah dan ubi jalar.

2. Pembuatan Lubang Tanam

  Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1 m. Saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, tanah galian sebelah bawah dikumpulkan di kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukkan setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fospat. Untuk menghindari seperti Furadan 3 G. Selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20-30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan, penutupan lubang sebaiknya dilakukan 7-15 hari sebelum penanaman bibit.

3. Cara Penanaman

  Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75-150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang tertutup tanah digali kembali dengan ukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut : a.

  Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati) b. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tanam sampai batas leher c. Lubang ditutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.

  d.

  Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.

  e.

  Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain.

  Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung.

4. Pemeliharaan Tanaman a.

  Penjarangan dan Penyulaman Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruhterhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditundatunda). Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormon tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormon disemprotkan, bunga yang telah dibuahi akan tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buah yang ada.

  b.

  Penyiangan Untuk menghindari persaingan antar tanaman dan rumput di sekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m dari pohon durian).

  c.

  Pemangkasan/Perempelan 1)

  Akar durian Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetatif tanaman sampai 40% selama ± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas.

  Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama. Waktu pemotongan akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan: kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.

  Peremajaan Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan.

  Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan.Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin parafin. Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunastunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapat diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1 - 1,5 m atau 2 - 2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.

  3) Pembentukan tanaman yang terlanjur tua

  Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukup dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dengan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Dengan demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal. d.

  Pemupukan Sebelum melakukan pemupukan kita melihat kondisi tanah, kebutuhan tanah, dan unsur hara yang terkandung di dalam tanah tersebut.

  1) Cara memupuk

  Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20- secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.

  2) Jenis dan dosis pemupukan

  Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun. Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organik kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur = 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk.

  Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20–25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya. Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon.

  Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat, berkisar antara 120-200 kg/pohon menjelang berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).

  e.

  Pengairan dan Penyiraman Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak ditanam membutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu. Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.

  f.

  Waktu Penyemprotan Pestisida Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter air. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna. Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batang dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian dilaburi oleh fungisida tersebut.

  g.

  Pemeliharan Lain

  Pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringanjaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikan unsur tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.

  Ciri dan Umur Panen Pada umur sekitar 8 tahun, tanaman durian sudah mulai berbunga. Musim berbunga jatuh pada waktu kemarau, yakni bulan Juni-September sehingga bulan

  Oktober-Februari buah sudah dewasa dan siap dipetik. Panen durian diusahakan sebelum musim hujan tiba karena air hujan dapat merusak kualitas buah. Warna durian yang hampir masak agak berbeda-beda tergantung pada kultivarnya. Buah yang sudah masak umumnya ditandai dengan bau harum yang menyengat. Pada durian yang sudah masak bila diketuk duri atau buahnya akan terdengar dentang udara antara isi dan kulitnya.

6. Cara Panen

  Buah durian yang sudah matang akan jatuh sendiri. Untuk menjaga agar buah tidak langsung jatuh, kira-kira sebulan sebelum matang buah dapat diikat dengan tali plastik. Tujuan pengikatan tersebut agar tangkai buah yang terlepas dari batang atau ranting pohon tetap menggantung pada tali sehingga buah durian tersebut dapat diambil dalam keadaan utuh. Buah durian dari pohon rendah dapat dipetik dengan menggunakan pisau tajam. Tangkai buah dipotong mulai dari bagian paling atas, ± 1,5 cm dari dahan. Pemotongan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati karena di tempat ini terdapat bahan tunas yang akan berbunga pada musim berikutnya. Buah durian yang terletak pada bagian pohon yang tinggi sebaiknya dipetik dengan menggunakan alat bantu yang sesuai agar tidak jatuh ke tanah. Durian yang jatuh ke tanah biasanya retak, daging buahnya menjadi asam/pahit karena terjadi fermentasi pembentukan alkohol dan asam (LIPTAN, 1993).

  Analisis Kelayakan Ekonomi

  penelitian yang dilakukan secara mendalam untuk menentukan apakah usaha yang akan dijalankan akan memberikan manfaat yang dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan.

  Selanjutnya kasmir dan Jakfar (2008) menjelaskan bahwa kelayakan finansial adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan. Dari sini akan terlihat pengembalian uang yang ditanamkan seberapa lama akan kembali.

  Beberapa kriteria yang digunakan dalam menilai kelayakan suatu proyek antara lain: a.

  Net present value (NPV) merupakan perbedaan antara nilai sekarang (present value) dari manfaat dan biaya. Nilai bersih atau yang biasa dikenal dengan net present value adalah metode untuk menghitung selisih antara nilai sekarang dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan10 penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Tingkat bunga tersebut dapat diperoleh dengan mempergunakan tingkat bunga pinjaman jagka panjang yang berlaku di pasar modal atau dengan mempergunakan tingkat bunga pinjaman jangka panjang yang harus dibayar pemilik proyek.

  b.

  Internal rate of return (IRR) merupakan tingkat pengembalian modal investasi yang digunakan. IRR dinyatakan dalam persen pertahun. IRR adalah tingkat suku bunga yang bilamana dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh kas masuk pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan jumlah kas yang laba nyata yang dihasilkan proyek. IRR adalah nilai discount rate social yang membuat NPV proyek sama dengan nol.

  c.

  Net benefit cost ratio (net B/C) merupakan angka perbandingan arus benefit (manfaat dan keuntungan) bersih dan positif (laba) terhadap benefit bersih negatif (rugi).

  d.

  

Pay back periode (PBP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup

  kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas. Pay back

  

periode (PBP) menunjukkan berapa lama modal ini dipandang dari arus

kas masuk (cash in flow).

  Purposive Sampling Purposive Sampling dapat diartikan sebagai pengambilan sampel

  berdasarkan kesengajaan, maka pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri atau sifat tertentu yang dipandang mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri atau sifat populasi yang telah diketahui sebelumnya.

  Nasution (2003) menyebutkan Purposive sampling merupakan pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.

  Snowball Sampling Snowball Sampling merupakan metode pengambilan sampel dengan cara

  berantai (multi level) dan dilakukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sistem jaringan responden. Mulai dari mewawancarai satu responden kemudian responden tersebut akan menunjukkan (Globalstat, 2011)

Dokumen yang terkait

BAB II GAMBARAN UMUM - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 1 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Petani Nilam (Studi Deskriptif Terhadap Pengetahuan Petani Dalam Budidaya Tanaman Nilam Di Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe Kabupaten Pakpak Bharat)

0 0 21

Penggunaan Berbagai Dosis Kompos Pada Tanaman Sukun (Artocarpuscommunis)Di Daerah Tangkapan Air Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun

0 0 10

Penggunaan Berbagai Dosis Kompos Pada Tanaman Sukun (Artocarpuscommunis)Di Daerah Tangkapan Air Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tanaman Teh (Camellia sinensis L.) 2.1.1 Teh (Camellia sinensis L.) - Formulasi Dan Uji Efek Anti-Aging Dari Sediaan Hand Cream Ekstrak Daun Teh Hijau (Camellia Sinensis L.)

0 1 12

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Auksin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Tomat Cherry (Lycopersicum cerasiformaeMill.)

0 0 25

Perancangan Pusat Konservasi Satwa dan Tanaman Mangrove “Ono Niha Zoological Park”, Kawasan Ekonomi Khusus, Idea Land, Teluk Dalam, Nias Selatan

0 0 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Singkong - Analisis Kadar Timbal(Pb) Pada Tepung Tapioka Dengan Metode Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 16

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

0 0 11

Studi Kelayakan Ekonomi Budidaya Durian di Desa Lau Bagot, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi

0 0 16