Kelompok 2 PEMASARAN BISNIS developer

Pengertian Pasar, Pemasaran, dan Manajemen
Pemasaran
1. Pengertian Pasar
Menurut stanton, pasar merupakan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk
puas, uang untuk berbelanja, dan kemampuan untuk membelanjakannya. Berdasarkan
pengertian tersebut terdapat faktor-faktor yang menunjang terjadinya pasar, yakni :
keinginan, daya beli, dan tingkah laku dalam pembelian.
Menurut kelompok kami, Saat ini pasar tidak lagi berorientasi pada tempat karena
transaksi antar penjual dan pembeli bisa juga terjadi lewat media-media komunikasi atau
internet, sehingga kami menyimpulkan bahwa pasar yaitu interaksi antara penjual dan
pembeli.
2. Pengertian Pemasaran
Pengertian pasar menurut para ahli
1. Menurut Kotler, pemasaran adalah kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan melalui proses pertukaran.
2. Menurut Stanton, pemasaran meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan
kegiatan untuk merencanakan dan menentukan harga, hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli, baik
yang aktual maupun potensial.
3. Menurut American Marketing Asociaton, pemasaran merupakan pelaksanaan
kegiatan usaha niaga yang diarahkan pada arus aliran barang dan jasa dari

produsen ke konsumen.
Pengertian Pasar menurut kelompok kami
Pemasaran adalah proses perpindahan barang dan jasa dari produsen ke konsumen,
atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan/atau jasa dari produsen
ke konsumen.
3. Pengertian Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian
program yang di desain untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungan dengan pembeli, untuk mencapai sasaran perusahaan.
Dari definisi di atas, kata pertukaran yang menguntungkan mengandung arti bahwa
perusahaan perlu mengatur tingkat permintaan agar memberikan keuntungan yang
optimal. Secara sederhana daat dikatakan bahwa permintaan yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi tidak memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan

Konsep Inti Pemasaran
1. Kebutuhan, kenginan, Permintaan
Konsep paling mendasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan. Kebutuhan
adalah perasaan kekurangan. Menurut Abraham Maslow, kebutuhan memiliki lima
tingkatan yaitu :
 Kebutuhan fisologis

 Kebutuhan akan rasa aman
 Kebutuhan sosial
 Kebutuhan terhadap penghargaan dan kebangaan

2.

3.

4.

5.

 Kebutuhan untuk mengaktualisasikan atau mengekspresikan diri.
Keinginan (Want) adalah hasrat terhadap sesuatu untuk memenuhi kebutuhan.
Keinginan dipengaruhi oleh latarbelakang budaya dan karakteristik individu seseorang.
Misalnya, pada saat lapar muncul kebutuhan akan makanan. Namun, makanan apa yang
diinginkan, berbeda-beda. Ada yang menginginkan nasi foreng, bakso, roti, dan lain-lain.
Jadi, kebutuhan bisa sama tetaai keinginan berbeda-beda.
Manusia memiliki keinginan yang terbatas, tetapi sumber daya yang ingin diperoleh
terbatas. Oleh karena itu, setiap orang akan berusaha memperoleh keinginan yang

optimal dengan sumber daya yang ada. Keinginan yang disertai daya beli yang cukup
dinamakan permintaan.
Produk
Produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Segala sesuatu yang ditawarkan ke dalam pasar bisa berbentuk
barang dan/atau jasa.
Nilai dan Kepuasan
Setiap poduk memiliki sejumlah manfaat atau kegunaan. Nilai dari suatu produk
adalah manfaat total produk. Nilai tersebut dapat dihitung, baik dengan uang maupun
dengan produk lain.
Karena banyak pilihan namun sumber daya terbatas, seseorang akan memilih produk
yang memberikan kepuasan optimal. Kepuasan adalah pernyataan perasaan setelah
membandingkan harapan terhadap produk sebelum membelidan kenyataan yang dialami
setelah menggunakan atau mengkonsumsi produk.
Pertukaran dan Transaksi
Cara memperoleh produk bisa melalui proses pertukaran atau transaksi. Jika suatu
produk diperoleh dengan menukarkan produk lain itulah yang disebut pertukaran. Jika
suatu produk diperoleh dengan membayar sejumlah uang sesuai dengan nilai produk
itulah yang disebut Transaksi.
Pasar

Konsep transaksi mengarah pada konsep pasar. Pasar adalah himpunan pembeli nyata
dan pembeli potensial atau suatu produk. Sebuah pasar dapat timbul disekitar produk
(barang/jasa) yang bernilai.

Filosofi Manajemen Pemasaran
1.Konsep Produk
Pengertian Produk
Pengertian produk (product) menurut Kotler (2009) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah
pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha
untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan
konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Menurut Kotler dan Keller (2008), produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan
penawaran pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen
yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya (Tjiptono, 2008).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka produk didefinisikan sebagai kumpulan dari
atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna,
harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya.
Atribut Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi
produk (karakteristik atribut produk) adalah:
1. Merek (branding)
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi
dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari satu
atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian merek
merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu mahal dan
memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal. Nama merek
yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk (Kotler dan
Armstrong, 2008).
2. Pengemasan (Packing)
Pengemasan (packing) adalah kegiatan merancang dan membuat wadah atau
pembungkus suatu produk. Pengemasan melibatkan merancang dan membuat wadah
atau pembungkus suatu produk.
3. Kualitas Produk (Product Quality)
Kualitas Produk (Product Quality) adalah kemampuan suatu produk untuk
melaksanakan fungsinya meliputi, daya tahan keandalan, ketepatan kemudahan
operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai lainnya. Untuk meningkatkan kualitas
produk perusahaan dapat menerapkan program ”Total Quality Manajemen (TQM)".
Selain mengurangi kerusakan produk, tujuan pokok kualitas total adalah untuk

meningkatkan nilai konsumen.

Tingkatan Produk

Menurut Kotler (2003:408) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product,
expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima
tingkatan produk adalah :
a. Core benefit (namely the fundamental service of benefit that costumer really buying)
yaitu manfaat dasar dari suatu produk yag ditawarkan kepada konsumen.
b. Basic product (namely a basic version of the product) yaitu bentuk dasar dari suatu
produk yang dapat dirasakan oleh panca indra.
c. Expected product (namely a set of attributes and conditions that the buyers normally
expect and agree to when they purchase this product) yaitu serangkaian atribut-atribut
produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh pembeli pada saat membeli suatu
produk.
d. Augmented product (namely that one includes additional service and benefit that
distinguish the company’s offer from competitor’s offer) yaitu sesuatu yang membedakan
antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha dengan produk yang ditawarkan oleh
pesaing.
e. Potential product (namely all of the argumentations and transformations that this product

that ultimately undergo in the future) yaitu semua argumentasi dan perubahan bentuk
yang dialami oleh suatu produk dimasa datang.
Klasifikasi Produk
Banyak klasifikasi suatu produk yang dikemukakan ahli pemasaran, diantaranya
pendapat yang dikemukakan oleh Kotler. Menurut Kotler (2002,p.451), produk dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
1. Berdasarkan wujudnya, produk dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok utama,
yaitu :
a. Barang
Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba atau
disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya.
b. Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual(dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan,
hotel dan sebagainya.
Kotler (2002, p.486) juga mendefinisikan jasa sebagai berikut : “ Jasa adalah setiap
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain,
yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apa pun.
Produknya dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2. Berdasarkan aspek daya tahannya produk dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

a. Barang tidak tahan lama (nondurable goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya
dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta
gigi, minuman kaleng dan sebagainya.
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama

dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu
tahun lebih). Contohnya lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
3. Berdasarkan tujuan konsumsi yaitu :
didasarkan pada siapa konsumennya dan untuk apa produk itu dikonsumsi, maka produk
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a. Barang konsumsi (consumer’s goods)
Barang konsumsi merupakan suatu produk yang langsung dapat dikonsumsi tanpa
melalui pemrosesan lebih lanjut untuk memperoleh manfaat dari produk tersebut.
b. Barang industri (industrial’s goods)
Barang industri merupakan suatu jenis produk yang masih memerlukan pemrosesan
lebih lanjut untuk mendapatkan suatu manfaat tertentu. Biasanya hasil pemrosesan
dari barang industri diperjual belikan kembali.

Menurut Kotler (2002, p.451), ”barang konsumen adalah barang yang dikonsumsi
untuk kepentingan konsumen akhir sendiri (individu dan rumah tangga), bukan untuk
tujuan bisnis”.
Pada umumnya barang konsumen dibedakan menjadi empat jenis :
a. Convenience goods
Merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi pembelian tinggi (sering
dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya memerlukan usaha yang
minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan pembeliannya. Contohnya antara
lain produk tembakau, sabun, surat kabar, dan sebagainya.
b. Shopping goods
Barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan oleh
konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Contohnya alat-alat rumah
tangga, pakaian, furniture, mobil bekas dan lainnya.
c. Specialty goods
Barang-barang yang memiliki karakteristik dan/atau identifikasi merek yang unik
dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya.
Misalnya mobil Lamborghini, pakaian rancangan orang terkenal, kamera Nikon dan
sebagainya.
d. Unsought goods
Merupakan barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau kalaupun sudah

diketahui, tetapi pada umumnya belum terpikirkan untuk membelinya. Contohnya
asuransi jiwa, ensiklopedia, tanah kuburan dan sebagainya.
Dimensi Kualitas Produk
Menurut Mullins, Orville, Larreche, dan Boyd (2005, p.422) apabila perusahaan ingin
mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek
dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual
perusahaan tersebut dengan produk pesaing.
Dimensi kualitas produk tersebut terdiri dari :

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah
produk
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang
bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar
frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya tahan
produk.
3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana
karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari
konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.
4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan
fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reliabilty (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan
memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan
terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.
6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa dilihat
dari tampak, rasa, bau, dan bentuk dari produk.
7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan
pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan
bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang
bersangkutan. Jadi, persepsi konsumen terhadap produk didapat dari harga, merek,
periklanan, reputasi, dan
Negara asal.
Menurut Tjiptono (1997, p.25), dimensi kualitas produk meliputi :
1. Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang dibeli,
misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang dapat diangkut,
kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan sebagainya.
2. Keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan
eksterior seperti dash board, AC, sound system, door lock system, power steering,
dan sebagainya.
3. Keandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya
mobil tidak sering ngadat/macet/rewel/rusak.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang
telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi,
seperti ukuran as roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5. Daya tahan (durability)
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini
mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan mobil.
6. Estetika (asthethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera. Misalnya bentuk fisik mobil yang
menarik, model atau desain yang artistik, warna, dan sebagainya.

2.Konsep Harga
Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan berpengaruh
terhadap keuntungan produsen. Harga juga menjadi pertimbangan konsumen untuk membeli,
sehingga perlu pertimbangan khusus untuk menentukan harga tersebut.
Pengertian Harga
Pengertian harga sangat beragam menurut para ahli. Menurut Tjiptono (2002), Harga
merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang,
ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga
merupakan komponen yang berpengaruh langsung terhadap laba perusahaan.
Kemudian menurut Harini (2008: 55) “Harga adalah uang (ditambah beberapa produk
kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanannya.”
Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa harga adalah satuan
moneter yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan dan mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya.
Dasar Penetapan Harga
Menurut Machfoedz (2005: 136) “penetapan harga dipengaruhi oleh berbagai faktor,
baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Faktor internal meliputi tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan
metode penetapan harga.” Faktor eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan,
dan elemen lingkungan yang lain.

Tujuan Penetapan Harga
Penjual barang dalam menetapkan harga dapat mempunyai tujuan yang berbeda satu sama
lain antar penjual maupun antar barang yang satu dengan yang lain. Tujuan penetapan harga
menurut Harini (2008: 55) adalah sebagai berikut:
1.
Penetapan harga untuk mencapai penghasilan atas investasi. Biasanya besar
keuntungan dari suatu investasi telah ditetapkan prosentasenya dan untuk mencapainya
diperlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya.
2.
Penetapan harga untuk kestabilan harga. Hal ini biasanya dilakukan untuk perusahaan
yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan

terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi
permintaan yang sedang menurun.
3.
Penetapan harga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagiannya dalam pasar.
Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu, maka ia harus
berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan
dalam penetapan harga jangan sampai merugikan usaha mempertahankan atau
mengembangkan bagian pasar tersebut.
4.
Penetapan harga untuk menghadapi atau mencegah persaingan. Apabila perusahaan
baru mencoba-coba memasuki pasar dengan tujuan mengetahui pada harga berapa ia
akan menetapkan penjualan. Ini berarti bahwa ia belum memiliki tujuan dalam
menetapkan harga coba-coba tersebut.
5.
Penetapan harga untuk memaksimir laba. Tujuan ini biasanya menjadi anutan setiap
usaha bisnis. Kelihatannya usaha mencari untung mempunyai konotasi yang kurang enak
seolah-olah menindas konsumen. Padahal sesungguhnya hal yang wajar saja. Setiap
usaha untuk bertahan hidup memerlukan laba. Memang secara teoritis harga bisa
berkembang tanpa batas.
Menurut Machfoedz (2005: 139) “Tujuan penetapan harga meliputi
1. Orientasi laba: mencapai target baru, dan meningkatkan laba
2. Orientasi penjualan: meningkatkan volume penjualan, dan mempertahankan atau
mengembangkan pangsa pasar.”
Kemudian menurut Tjiptono (2002) tujuan penetapan harga adalah :
1.
Berorientasi laba yaitu bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat
menghasilkan laba yang paling tinggi.
2.
Berorientasi pada volume yaitu penetapan harga berorientasi pada volume tertentu.
3.
Berorientasi pada citra (image) yaitu bahwa image perusahaan dapat dibentuk melalui
harga.
4.
Stabilisasi harga yaitu penetapan harga yang bertujuan untuk mempertahankan
hubungan yang stabil antara harga perusahaan dengan harga pemimpin pasar (market
leader).
5.
Tujuan lainnya yaitu menetapkan harga dengan tujuan mencegah masuknya pesaing,
mempertahankan loyalitas konsumen, mendukung penjualan ulang atau menghindari
campur tangan pemerintah.

3.Konsep Promosi
Pengertian Promosi
Promosi adalah suatu usaha dari pemasar dalam menginformasikan dan mempengaruhi
orang atau pihak lain sehingga tertarik untuk melakukan transaksi atau pertukaran produk
barang atau jasa yang dipasarkannya.
Tujuan Promosi

a. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
b.Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit
c. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
d.Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
e. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
f. Membentuk citra produk di mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan.
Bauran Promosi
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi
yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling
efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain :
(Kotler, 2001:98-100)
a. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan
berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
b. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal
dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan
untuk merangsang pembelian.
c. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan
atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada
umumnya bersifat ilmiah).
d. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk
diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
e. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan
secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.
Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasar tujuan yang
ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Customer promotion, yaitu promosi yang bertujuan untuk mendorong atau
merangsang pelanggan untuk membeli.
b. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau
mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk
memperdagangkan barang / jasa dari sponsor.
c. Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi
armada penjualan.
d. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh
pelanggan baru, mempertahankan kontrak hubungan dengan pelanggan,
memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan
mendidik pelanggan.
Variabel-variabel Promosi

Menurut Kotler & Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix ada lima,
yaitu:
1. Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan promosi
non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
2. Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan
penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
3. Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau
jasa.
4. Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan,
membangun "citra perusahaan" yang baik dan menangani atau menyingkirkan gosip,
cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
5. Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus untuk memperoleh
tanggapan langsung.
Tahap-tahap Pelaksanaan Promosi
Pelaksanaan promosi akan melibatkan beberapa tahap (BasuSwasta Dh dan Irawan, 1990:
359-361), antara lain:
a. Menentukan Tujuan
Tujuan promosi merupakan awal untuk kegiatan promosi. Jika perusahaan menetapkan
beberapa tujuan sekaligus, maka hendaknya dibuat skala prioritas atau posisi tujuan
mana yang hendak dicapai lebih dulu.
b. Mengidentifikasi Pasar yang Dituju
Segmen pasar yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam promosinya harus dapat dibatasi
secara terpisah menurut faktor demografis dan psikografis. Pasar yang dituju harus terdiri
atas individu-individu yang sekiranya bersedia membeli produk tersebut selama periode
yang bersangkutan.
c. Menyusun Anggaran
Anggaran promosi sangat penting untuk kegiatan-kegiatan perencanaan keuangan dari
manajer pemasaran. Anggaran digunakan untuk mengarahkan pengeluaran uang dalam
mencapai tujuan tersebut.
d. Memilih Berita
Tahap selanjutnya dimulai dengan berita yang tepat untuk mencapai pasar yang dituju
tersebut. Sifat berita itu akan berbeda-beda tergantung pada tujuan promosinya. Jika
suatu produk itu masih berada pada tahap perkenalan dalam siklus kehidupannya, maka
informasi produk akan menjadi topik utama. Sedangkan pada tahap selanjutnya
perusahaan lebih cenderung mengutamakan tema promosi yang bersifat persuasif.
e. Menentukan Promotional Mix
Perusahaan dapat menggunakan tema berita yang berbeda-beda pada masing-masing
kegiatan promosinya. Misalnya, hubungan masyarakat dapat dilakukan untuk

menciptakan kesan positif terhadap perusahaan diantara para pembeli. Periklanannya
dapat dititik beratkan untuk memberikan kesadaran kepada pembeli tentang suatu produk
atau perusahaan yang menawarkannya.
f. Memilih Media Mix
Media adalah saluran penyampaian pesan komersial kepada khalayak sasaran. Untuk
alternatif media secara umum dapat dikelompokkan menjadi media cetak (surat kabar,
majalah, tabloid, brosur, selebaran) media elektronik (Televisi , radio) media luar ruang
(baleho, poster, spanduk, balon raksasa) media lini bawah (pameran, direct mail, point of
purchase, kalender). Untuk itu manajer harus memilih media yang cocok untuk ditujukan
pada kelompok sasaran produk perusahaan.
g. Mengukur Efektifitas
Pengukuran efektifitas ini sangat penting bagi manajer. Setiap alat promosi mempunyai
pengukuran yang berbeda-beda, tanpa dilakukannya pengukuran efektifitas tersebut akan
sulit diketahui apakah tujuan perusahaan dapat dicapai atau tidak.
h. Mengendalikan dan Memodifikasi Kampanye Promosi
Setelah dilakukan pengukuran efektifitas, ada kemungkinan dilakukan perubahan
rencana promosi. Perubahan dapat terjadi pada promotional mix, media mix, berita,
anggaran promosi, atau cara pengalokasian anggaran tersebut. Yang penting, perusahaan
harus memperhatikan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat untuk menghindari
kesalahan yang sama di masa mendatang.

4.Konsep Distribusi
Pengertian Distribusi
Distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi.
Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian
kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Fungsi Utama Distribusi :
1. Pengangkutan (Transportasi)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen,
perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, kebutuhan manusia
semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin luas, sehingga
membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).
2. Penjualan (Selling)
Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen.
Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan
penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan barang
tersebut.
3. Pembelian (Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang
dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan
barang tersebut.
4. Penyimpanan (Stooring)

Sebelum barang-barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu.
Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang-barang, perlu
adanya penyimpanan (pergudangan). Contoh, kalian bisa lihat mengapa orang tua kita
ada yang membuat lumbung padi
5. Pembakuan Standar Kualitas Barang
Dalam setiap transaksi jual-beli, banyak penjual maupun pembeli selalu menghendaki
adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena
itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang
akan diperjualbelikan tersebut. Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar
barang yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.
6. Penanggung Risiko
Barang yang didistribusikan bisa jatuh dan pecah, maka rusaklah barang yang akan
didistribusikan tersebut. Hal ini mungkin saja terjadi pada kegiatan distribusi, maka
seorang distributor tentunya akan menanggung risiko. Pada jaman sekarang untuk
menanggung risiko yang muncul bisa dilakukan kerjasama dengan lembaga/perusahaan
asuransi.

Pengertian Saluran Distribusi
Saluran Distribusi adalah lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang
mempunyai kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa
dari produsen ke konsumen.
Faktor yang mendorong suatu perusahaan menggunakan distributor:
a. Para produsen atau perusahaan kecil dengan sumber keuangan terbatas tidak mampu
mengembangkan organisasi penjualan langsung.
b. Para distributor nampaknya lebih efektif dalam penjualan partai besar karena skala
operasi mereka dengan pengecer dan keahlian khususnya.
c. Para pengusaha pabrik yang cukup model lebih senang menggunakan dana mereka
untuk ekspansi daripada untuk melakukan kegiatan promosi.
d. Pengecer yang menjual banyak sering lebih senang membeli macam-macam barang
dari seorang grosir daripada membeli langsung dari masing-masing pabriknya.
Fungsi Saluran Distribusi
Fungsi utama saluran distribusi adalah menyalurkan barang dari produsen ke konsumen,
maka perusahaan dalam melaksanakan dan menentukan saluran distribusi harus melakukan
pertimbangan yang baik.
Adapun fungsi-fungsi saluran distribusi menurut Kotler (1997 : 531-532) adalah :
a. Information, yaitu mengumpulkan informasi penting tentang konsumen dan pesaing
untuk merencanakan dan membantu pertukaran.
b. Promotion, yaitu pengembangan dan penyebaran komunikasi persuasif tentang produk
yang ditawarkan.
c. Negotiation, yaitu mencoba untuk menyepakati harga dan syarat-syarat lain, sehingga
memungkinkan perpindahan hak pemilikan.
d. Ordering, yaitu pihak distributor memesan barang kepada perusahaan.

e. Payment, yaitu pembeli membayar tagihan kepada penjual melalui bank atau lembaga

f.
g.
h.

i.

keuangan lainnya.
Title, yaitu perpindahan kepemilikan barang dari suatu organisasi atau orang kepada
organisasi / orang lain.
Physical Possesion, yaitu mengangkut dan menyimpan barang-barang dari bahan
mentah hingga barang jadi dan akhirnya sampai ke konsumen akhir.
Financing, yaitu meminta dan memanfaatkan dana untuk biaya-biaya dalam pekerjaan
saluran distribusi.
Risk Taking, yaitu menanggung resiko sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
saluran distribusi.

Macam Saluran Distribusi
Terdapat berbagai macam saluran distribusi barang konsumsi, diantaranya:
a. Produsen – Konsumen
Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana karena
tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkannya
melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen (dari rumah ke rumah). Oleh
karena itu saluran ini disebut saluran distribusi langsung.
b. Produsen – Pengecer – Konsumen
Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja,
tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang
besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
c. Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Saluran distribusi ini banyak digunakan oleh produsen, dan dinamakan saluran
distribusi tradisional. Di sini, produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar
kepada pedagang besar saja, tidak menjual kepada pengecer. Pembelian oleh pengecer
dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.
d. Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan
perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama
ditujukan kepada para pengecer besar.
e. Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk
menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada
toko-toko kecil. Agen yang terlihat dalam saluran distribusi ini terutama agen
penjualan. (Swastha dan Irawan, 1997, p.295-297)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan distribusi
1. Faktor Pasar
Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola pembelian konsumen,
yaitu jumlah konsumen, letak geografis konsumen, jumlah pesanan dan kebiasaan dalam
pembelian.
2. Faktor Barang
Pertimbangan dari segi barang bersangkut-paut dengan nilai unit, besar dan berat barang,
mudah rusaknya barang, standar barang dan pengemasan.
3. Faktor Perusahaan

Pertimbangan yang diperlukan di sini adalah sumber dana, pengalaman dan kemampuan
manajemen serta pengawasan dan pelayanan yang diberikan.
4. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
Pertimbangan yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian adalah kegunaan perantara,
sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, volume penjualan dan ongkos
penyaluran barang.

5.Konsep Pemasaran Jasa
PEMASARAN JASA
Jasa yang berbeda dengan good (produk) karena secara kasat mata tidak dapat dilihat
menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Seperti
yang dikemukakan oleh Kotler bahwa jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang
dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun.
Ada enam karakteristik jasa yang perlu diperhatikan oleh penyedia jasa yaitu:
a. Intangibility (tidak nampak)
b. Perishability (tidak dapat disimpan)
c. Heteroginity (bervariasi)
d. Inseparability (tidak dapat dipisahkan antara produksi dan konsumsi)
e. People based (sangat tergantung pada kinerja karyawan) dan
f. Contact customer (hubungan dengan konsumen secara langsung).
Karakteristik unik yang dimiliki oleh jasa memiliki esensi utama yaitu perlunya
keterlibatan secara langsung karyawan dalam delivery process, sehingga karyawan menjadi
ujung tombak keberhasilan jasa. Tetapi dengan perkembangan teknologi ketergantungan
terhadap karyawan dapat dieliminasi dan direct customer contact yang sangat costly dapat
dikurangi. Misalnya: bisnis perbankan pada saat ini menggunakan ATM (Anjungan Tunai
Mandiri) untuk membantu konsumen melakukan self service berbagai keperluan yang
berkaitan dengan keuangan mereka.
1. Perilaku Pelanggan dalam Jasa
Keputusan konsumen memilih atau membeli jasa sangat tergantung pada bagaimana
penyedia jasa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam setiap tahapan
proses keputusan konsumen. Proses keputusan konsumen tidaklah sesederhana yang
dibayangkan, tetapi melalui berbagai tahapan yang dimulai dari pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan keputusan sesudah
pembelian.
Perilaku konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor budaya. Penyesuaian terhadap budaya ini
menjadi sangat penting karena munculnya peluang pasar di era globalisasi. Untuk ini
penyedia jasa harus memperhatikan dan mulai melakukan penyesuaian terhadap perbedaan
budaya across border market
2. Segmentasi dan Target Pasar

Treat as individual, not as a number, itu merupakan kata hati pelanggan dimanapun. Dengan
kata lain perlakukan konsumen dengan cara baik dan benar sehingga dapat memenuhi
kebutuhan dengan baik. Jika itu dapat dilakukan penyedia jasa maka hati pelanggan akan
menjadi terpikat, maka profit dan keuntungan tinggal soal waktu. vJika demikian maka
penyedia jasa harus mulai memperhatikan arti penting segmentasi dalam upaya memikat hati
konsumen melalui pemenuhan kebutuhan secara baik. Untuk memperkuat segmentasi pasar,
perlu dilakukan targeting untuk dapat membidik kelompok konsumen yang lebih spesifik.
3. Positioning dan Differensiasi Produk Jasa
Banyak perusahaan jasa mengenalkan satu atau beberapa diferensiasi namun gagal karena
positioningnya kurang kuat. Oleh karena itu perusahaan jasa perlu mengembangkan satu
positioning yang membedakan tawarannya (offering) kepada pasarnya.
4. Harapan Konsumen Terhadap Jasa
Memahami harapan konsumen menjadi salah satu kunci keberhasilan bagi penyedia jasa.
Harapan sering dinyatakan sebagai titik acuan (point of reference) Perbandingan antara apa
yang dirasakan dengan yang diharapkan. Jika harapan tidak sesuai, maka konsumen akan
kecewa dan kemungkinan pindah ke produk jasa pesaing. Sampai dimana perusahaan dapat
memenuhi harapan pelanggan akan berpengaruh terhadap persepsi kualitas jasa. Oleh karena
sangat penting artinya bagi perusahaan untuk mengetahui harapan pelanggan dalam
penyampaian pelayanan berkualitas.
Harapan konsumen terdiri dari dua tingkatan yaitu harapan tertinggi (desired service) dan
harapan minimum (adequacy service). Di antara tingkatan itu ada zona toleransi yaitu
konsumen mau menerima variasi dan heteoginitas produk jasa.
5. Persepsi Pelanggan Terhadap Jasa
Aspek intangibility yang menyebabkan produk jasa hanya dapat dirasakan telah
menyebabkan kualitas pelayanan (service quality) sangat menentukan. Keunggulan suatu
produk jasa tergantung keunikan serta kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, Jasa
secara spesifikasi harus market oriented serta memperhatikan kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Untuk mengukur seberapa jauh konsumen dapat merasakan kualitas jasa maka
Parasuraman dan Zeithalm, mengemukakan 5 dimensi yaitu reliability, assurance, empati,
tangible dan responsiveness.
6. Peningkatan Kualitas Jasa Melalui Sistem Informasi Pelanggan - Riset Pemasaran
Sistem informasi kualitas pelayanan membantu perusahaan meningkatkan penyampaian
kualitas jasa yang optimal. Sistem ini membantu memperbaiki pelayanan dalam organisasi
sangat komplek, melibatkan pengetahuan tentang apa yang dilakukan pada banyak bidang
seperti tekhnologi, sistem pelayanan, seleksi pegawai, training dan pelatihan, dan sistem
penggajian.
Dengan mengembangkan sistem informasi kualitas pelayanan yang efektif maka perusahaan
dapat memperoleh manfaat yaitu: mendorong dan memungkinkan manajemen untuk

menyatukan suara-suara konsumen dalam membuat keputusan; menemukan prioritas
pelayanan konsumen, mengidentifikasikan prioritas perbaikan pelayanan dan memberikan
pedoman dalam mengambil keputusan alokasi sumber daya; memperhatikan pengaruh dari
langkah awal kualitas pelayanan dan investas dan menawarkan pekerjaan berdasarkan data
untuk pelayanan utama yang baik dan pelayanan sederhana yang benar.
7. Produk Jasa
Konsep produk jasa harus dilihat sebagai suatu bundle of activities antara produk jasa inti dan
jasa-jasa pendukung, untuk dapat menghasilkan total offering secara optimal, sehingga dapat
memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen. Dengan mengembangkan jasa-jasa
pendukung suatu produk jasa akan mempunyai keunggulan bersaing sebagai senjata untuk
survive.
Selain itu penyedia jasa dapat memilih alternatif strategi produk jasa yaitu: melakukan
penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk jasa dan diverifikasi. Strategi
mana yang dipilih sangat tergantung pada situasi masing-masing perusahaan. Bagi penyedia
jasa yang akan melakukan diversifikasi harus memanfaatkan teknologi dan melakukan
inovasi, sehingga dapat menghasilkan produk jasa yang mampu memberikan solusi bagi
pelanggan.
8. Strategi Harga Jasa
Penentuan harga produk jasa harus melihat dari perspektif konsumen dan pasar, yaitu dengan
melihat 3 (tiga) komponen yang dapat menjadi pertimbangan yaitu biaya, nilai dan kompetisi.
Penentuan produk jasa dapat dikaitkan dengan konsep net value, semakin besar manfaat yang
dirasakan dibanding biaya yang dikeluarkan akan dinilai konsumen sebagai positif value.
Ada 3 (tiga) faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan harga yaitu:
persaingan, elastisitas dan struktur biaya. Penyedia jasa dapat memilih banyak alternatif
dalam menentukan harga yang tepat sesuai dengan produk jasa yang ditawarkan.
9. Promosi dan Edukasi
Promosi pemasaran berperan bagi perusahaan jasa tidak hanya sekedar memberikan
informasi penting mengenai produk jasa yang ditawarkan perusahaan, tetapi juga sangat
bermanfaat untuk mempengaruhi dan membujuk konsumen untuk membeli jasa perusahaan
dibanding pesaing. Untuk melakukan kegiatan promosi ini dengan optimal perusahaan jasa
dapat menggunakan bauran promosi yang terdiri dari periklanan (advertising), Penjualan
Langsung (personal selling), promosi penjualan (sales promotion), PR (public relation),
informasi dari mulut ke mulut (word of mouth), Pemasaran Langsung (direct marketing), dan
publikasi.
10. Perantara Pemasaran
Salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan jasa adalah bagaimana delivery proses
produk jasanya dapat berjalan secara efektif. Peran perantara dalam hal ini menjadi penting

tidak hanya berkaitan dengan keputusan pemilihan channel (saluran) yang digunakan tetapi
juga keputusan mengenai pemilihan lokasi dimana perusahaan harus beroperasi.
Dalam penentuan lokasi ada tiga pertimbangan penting yang harus diperhatikan perusahaan
jasa yaitu: konsumen mendatangi penyedia jasa, konsumen didatangi penyedia jasa atau ada
mediator (kepanjangan tangan) antara penyedia jasa dan konsumen. Pemilihan saluran
distribusi yang dapat digunakan perusahaan jasa adalah: agen penjualan, agen/broker,
franchise dan agen pembelian.
11. Perusahaan Dagang
Untuk mempercepat pengembangan jasa baru maka proses linier dimana antar tahapan
berjalan saling berurutan menjadi tidak efisien. Banyak perusahaan memutuskan untuk
mempercepat pengembangan jasa baru dengan cara mengembangkan produk jasa secara
fleksibel dimana tahapan dilakukan secara fleksibel. Fleksibilitas ini diperlukan untuk
mempercepat proses, khususnya pada industri yang bergerak dibidang teknologi, dimana jasa
berubah dengan sangat cepat.
Tahapan pengembangan jasa baru dapat dilihat pada tahapan berikut Pada pengembangan jasa
baru ada dua tahapan inti yaitu perencanaan (front end planning) dan tahap implementasi.
Pada tahap front end planning ada beberapa langkah yang dapat dipergunakan yaitu strategi
pengembangan bisnis, strategi pengembangan jasa baru, penerapan ide, pengembangan
konsep dan evaluasi dan analisis bisnis. Sedangkan tahap implementasi terdiri dari beberapa
langkah yaitu: pengembangan jasa dan pelayanan, test pasar, komersialisasi dan evaluasi.
12. Penyajian Jasa
Keberhasilan penyedia jasa dalam penyajian jasa sangat tergantung pada peran beberapa
pihak seperti karyawan, konsumen dan perantara. Untuk itu perusahaan harus dapat membina
hubungan (relationship) yang baik atas dasar prinsip win-win situation untuk mendorong dan
mengoptimalkan kinerja mereka.
Membina hubungan baik dengan karyawan dapat dilakukan dengan meningkatkan
kompensasi, mengurangi konflik dan motivasi. Dengan pihak konsumen penyedia jasa harus
dapat memanfaatkan mereka sebagai co-production tanpa membebani konsumen. Dengan
pihak perantara hubungan baik dapat dikembangkan dengan pembagian tugas dan tanggung
jawab dan pembagian keuntungan yang jelas.
13. Bukti Fisik Jasa (Phisical Evidence)
Bukti jasa dapat dibagi menjadi tiga yaitu yaitu orang (people), proses (process) dan bukti
fisik (physical evidence). Ketiga elemen ini berkaitan dan saling mendukung keberhasil
dalam menciptakan image kualitas jasa. Selain people dan process, maka peran bukti fisik
jasa menjadi penting untuk mengeliminasi aspek intangibility (ketidak nampakan) karena
pelanggan seringkali melihat pada petunjuk-petunjuk yang bersifat tangibles dalam bentuk
bukti fisik (phisical evidence), Tanda-tanda bukti fisik yang harus diberikan penyedia jasa
juga dapat memberikan kesempatan untuk memberikan pesan-pesan yang kuat dan konsisten

berkenaan dengan karatkteristik jasa dan apa ingin ditampilkan atau dicapai kepada segmen
pasar sasaran.
Bukti fisik berperan penting bagi penyedia jasa dalam membantu sosialiasi, berperan
memfasilitasi unjuk kerja atau tindakan-tindakan individual maupun interdependen dari
orang-orang yang berada di lingkungan servicescape, yaitu konsumen dan karyawan, sebagai
paket dari jasa yang ditawarkan dalam suatu cara yang berbeda dengan cara menawarkan
barang, dapat membedakan perusahaan jasa dari pesaing serta menjadi tanda dari segmen
pasar mana yang dituju.

strategi pemasaran jasa
Strategi Pemasaran Perusahan Jasa salah satunya dapat dilihat dari bauran pemasaran
yaitu product, price, place atau distribution dan promotion sangat membantu dalam
pemasaran suatu produk. Namun dalam pemasaran jasa yang sebagian besar berhubngan
langsung dengan manusia sehingga membuat perbedaan atas hasil kepuasan pelanggan.
Untuk itu pemasaran jasa perlu memperhatikan unsur lainnya yaitu people, physical
evidence dan process.
Dalam menjalankan bisnis jasa, juga dibutuhkan adanya strategi pemasaran. Namun
sebelum menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan bisnis jasa, perlu diperhatikan
bahwa strategi pemasaran jasa berbeda dengan strategi pemasaran bisnis yang menyediakan
produk atau barang. "
Bisnis jasa merupakan bisnis yang menjual layanan kepada para konsumen yang
membutuhkan. Berbeda dengan bisnis yang menjual barang, bisnis jasa menyediakan produk
yang tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan apapun bagi konsumen yang
menggunakannya. Jika bisnis produk atau barang dapat dimiliki konsumen setelah terjadi
transaksi, bisnis jasa hanya bisa memberikan kualitas pelayanan yang diharapkan pelanggan
setelah mereka melakukan transaksi walaupun tidak dapat memiliki pelayanan tersebut
seterusnya.
Dalam menjalankan bisnis jasa, juga dibutuhkan adanya strategi pemasaran. Namun
sebelum menentukan strategi pemasaran yang akan digunakan, perlu diperhatikan bahwa
strategi pemasaran jasa berbeda dengan strategi pemasaran bisnis yang menyediakan produk
atau barang. Bisnis jasa lebih cenderung memberikan pelayanan kepada konsumen dengan
berhubungan langsung, oleh karena itu bisnis jasa mengukur keberhasilan strategi pemasaran
dengan tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen.
Untuk menghasilkan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan optimal.
Berikut kami berikan strategi tepat pemasaran jasa yang dapat dicoba :
a. Berikan pelayanan secara efisien. Dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
sesuai dengan harapan konsumen, secara tidak langsung mampu mempengaruhi
konsumen untuk kembali lagi menggunakan jasa yang kita tawarkan. Karena biasanya
konsumen tidak suka jika menunggu terlalu lama pelayanan yang mereka harapkan.

b. Dalam menjalankan pemasaran jasa, adanya peran karyawan yang menangani konsumen
dengan baik merupakan daya tarik tersendiri bagi para konsumen. Karena kinerja
karyawan menentukan citra perusahaan jasa.
c. Disamping itu, tinggi rendahnya harga yang ditawarkan pelaku bisnis jasa sebaiknya di
sesuaikan dengan besar kecilnya manfaat yang diperoleh konsumen dari produk jasa
yang kita tawarkan. Semakin besar manfaat atau nilai yang dirasakan konsumen,
semakin tinggi pula biaya yang harus dikeluarkan konsumen.
d. Gunakan perkembangan teknologi serta inovasi untuk menghasilkan produk jasa yang
mampu memberikan solusi terbaik bagi para konsumen. Karena semakin canggih
teknologi yang digunakan, semakin cepat pula pelayanan yang diberikan untuk
konsumen.