gedung perkantoran dengan PRINSIP (8)

PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
DI SUSUN
OLEH :
Nurul Hidayani
(141100649)
Jurusan / Prodi
Semester / Unit

: Tarbiyah / PBI
: III / 1

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)ZAWIYAH COT KALA LANGSA

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul“PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN"

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna dalam proses
perkuliahan. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan.
Terakhir, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Selain itu, kami juga berterima kasih
kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan.

Langsa, 25 Oktober 2012
Pemakalah

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan............................................................................................................... 1
C. Metode Penulisan................................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 2
A. Prinsip-prinsip Perkembangan Secara Umum...................................................................... 2

B.Prinsip-prinsip Perkembangan Menurut Ahli........................................................................ 7
BAB III PENUTUP............................................................................................................... 13
A. Kesimpulan..........................................................................................................................
13
B. Saran....................................................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Psikologi perkembangan merupakan salah satu lapangan dalam ilmu psikologi yang
membahas tentang perubahan dan faktor-faktor umum yang mempengaruhi perubahan pada
manusia baik yang bersifat fisik maupun psikis akibat adanya proses kematangan dan
interaksi lingkungan.
Perkembangan ini bersifat sistematis, progresif, dan berkesinambungan .
Sistematis : Berarti adanya keterkaitan antara faktor fisik dengan aspek kejiwaan atau tingkah
laku yang ditimbulkan. Contoh: anak bayi bisa berjalan karena kematangan otot yang sudah
kuat untuk berjalan.

Progresif : Berarti bahwa perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang
lebih sempurna seiring dengan bertambahnya umur manusia. Contoh: perubahan anak dari
kecil menjadi dewasa serta perubahan pengetahuan dan kemampuan yang lebih baik.
Berkesinambungan : Berarti proses perubahan itu sifatnya bertahap. Contoh: untuk bisa
berjalan seorang bayi pasti melalui tahapan melata, merangkak, dan berdiri. Begitupun
berjalan adalah merupakan syarat tahapan anak untuk bisa berlari.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Prinsip-Prinsip Perkembangan Secara Umum?
2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Perkembangan Menurut Ahli?

BAB II
PEMBAHASAN
A. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN SECARA UMUM
Pada abad 20 ini penyelidikan mengenai pertumbuhan psikis anak telah dilakukan
sangat mendalam dan sanagt luas, sehingga abad ini dinamakan abad anak. PenyelidikanPenyelidikan itu telah menghasilkan pendapat-pendapat yang pasti, sehingga telah dapat
dinamakan hukum atau prinsip perembangan, namun kiranya perlu dijelaskan disini bahwa
hukum-hukum itu tidak mempunyai arti seperti hukum dalam ilmu alam. Hukum pada ilmu
alam mempunyai sifat-sifat yang sangat pasti, lain halnya hukum dalam lapangan psikologi.
Hukum dalam psikologi sifatnya tidak begitu pasti, dan banyak mengandung perkecualianperkecualian.
Prinsip-prinsip yang akan dikemukakan di sini adalah prinsip yang mempunyai arti

praktek-praktek pendidikan di sekolah, dan karena sering juga dimuat dalam buku-buku
mengenai psikologi pendidikan. Prinsip-prinsip yang telah dirumuskan oleh para ahli itu
dapay dijadikan untuk memberikan bimbingan pada anak didik.
1.

Prinsip Kesatuan Organis

Anak adalah kesatuan organ bukan kumpulan elemen-elemen atau unsur-unsur yang
masing-masing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada hubungan satu sama lain. Perkembangan
fungsi itu bersangkut paut saling mempengaruhi, dan merupakan suatu keseluruhan atau
suatu kebulatan.
Tiap-tiap fungsi tidak tumbah dan berkembang terlepas dari fungsi-fungsi yang lain.
Masing-masing fungsi dan unsur-unsur baru mempunyai arti dalam hubungannya dalam
keseluruhan.
Prisip ini menyarankan agar supaya pelajaran yang diberikan di sekolah ada
hubungannya satu sama lain. Integrated Kurikulum yang dianjurkan dalam pendidikan
modern sebenarnya bersendi kepada prinsip-prinsip kesatuan organis dari perkembangan
individu. Dan prinsip kesatuan organis ini menentang pandangan psikologi daya yang
menganggap jiwa manusia terdiri dari bermacam daya atau fakulti-fakulti yang masingmasing berdiri sendiri-sendiri tanpa ada hubungannya satu sama lain, sehingga masingmasing daya itu dilatih secara terpisah-pisah tanpa mempengaruhi daya-daya yang lain.
2. Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan

Menurut prinsip ini tiap-tiap anak memikili irama perkembangannnya sendiri-sendiri.
Ada anak yang memiliki tempo perkembangan cepat ada anak yang memiliki tempo
perkembangan lambat. Ada anak yang tetap berjiwa anak, tetapi ada pula yang lekas berfikir
dan bertindak seperti orang dewasa.
Ada anak lancar jalan perkembangannya pada masa kecil, ada pula anak yang lancar
perkembangannya pada masa kemudian. Lagi pula garis perkembangan itu menunjukkan sifat
yang menggelombang bukan sifat yang lurus. Dengan demikian terdapat adanya irama dalam
perkembangan, dimana pada suatu saat anak memiliki sifat-sifat yang tenang, kemudian
disusul adanya sifat memberontak, goncang akhirnya tenang lagi demikian selanjutnya.
Prinsip ini menganjurkan adanya bimbingn yang bersifat indidvidual disamping bersifat
klasikal. Anak yang memiliki umur kronologis yang sama tidak selalu mengalami taraf
perkembangan yang sama, dan memiliki sifat-sifat perkembangan yang sama.
Walaupun pada umumnya anak umur enam tahun telau matang untuk mengikuti
pelajaran di sekolah dasr pada tingkat permulaan, tetapi terjadi juga anak umur tujuh tahun
belum matang mengikuti pelajaran di sekolah tersebut karena perkembangannya terlambat.
Anak mungkin bukan anak lemah jiwa, tetapi akren aperkembangannya dalam saat
yang lambat.
3. Tiap-tiap golongan atau spesies mengikuti pola perkembangan umum yang
sama
Proses pertumbuhan perkembangan dalah suatu perubahan yang pada garis besarnya

sama pada semua anak dari segala bangsa di dunia. Memang tidak dapat disangkal bahwa di
antara mereka terdapat perbedaan-perbedaan dan variasi-variasi individual akibat pengaruh
lingkungan hidup dan pembawaan yang berbeda-beda, akan tetapi di antara mereka itu
terdapat ciri-ciri umum atau ciri-ciri pokok yang menunjukkan kesamaan-kesamaan yang
besar.
Anak tidak akan bisa berjalan sebelum dapat berdiri tegak, badn pada umur yang sama
pada umumnya terdapat minat yang sama. Masatrotz atau masa kemratu-ratuan pada
umumnya dialami oleh anak dimana saja pada umur sekitar tiga tahun.
Demikian juga semua anak mengalami masa pubertas (dalam arti mengalami perubahan
alat kelamin sekunder) dalam waktu yang tidak jauh berbeda. Semua anak umur enam tahun

telah dianggap matang masuk sekolah dasar, dan semua orang yang berumur 22 tahun
dianggap matang perkembangan jasmaninya.
Sesuai dengan prinsip ini sekolah melaksanakan penddikan klasikal. Lain daripada itu
dengan adanya pola umum yang sama itu memungkinkan diadakannya unformitas pendidikan
bagi anak-anak normal dalam timgkatan umum umur tertentu.
Dan prinsip itu juga memungkinkan adanya pendidikan yang dapay dipergunakan
secara terus menerus dari generasi yang satu ke generasi berikutnya bagi anak-anak yang
umurnya sebaya.
Misalnya kita dapat menyediakan bangku, papan tulis, ruang kelas yang dapat ditempati

oleh setiap anak umur enam tahun yang masuk sekolah dasr pertama kali.
4. Prinsip Konvergensi
Prinsip ini menyatakan heridited dan ingkungan sama pentingnya bagi perkembangan
individu. Hanya dengan adanya kerja sama yang sebaik-baiknya antara faktor pembawaan
dan lingkungan akan memungkinkan terjadinya perkembangan yang memuaskan.
Perkembangan adalah hasi interaksi antara kedua faktor itu. Faktor alam sekitar tidak
akan memberikan hasil yang memuaskan, bila pembawaan tidak baik. Begitu pula
pembawaabn baik tidak akan berkembang dengan baik bila berkembang dalam lingkungan
hidu yang jelek. Setiap saat perkembangan dalam kedua faktor itu. Tak akan yang satu
meniadakan yang lain.
Prinsip konvergensi berlaku untuk semua makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan, hewan
dan manusia. Namun demikian terdapat perbedaan besar antara perkembangan tumbuhantumbuhan dan hewan dengan pertumbuhan n=manusia.
Tumbuh-tumbuhan dan hewan tidak dapat memnetukan proses perkembangan. Kedua
jenis makhluk itu tdidak dapat secara sadar mengarahkan proses perkembangannya ke suatu
arah tertentu.
Manusia dapat menentukan arah perkembangannya sendiri. Mungkin hakl ini tidak
akan terjadi pada masa kecil tetapi bila ia sudah besar, si anak dengan kemaunnya sendiri
dapat memberi pengaruh terhadap arah perkembangan dirinya. Anak tidaka akan
menyerahkan diri begitu saja kepada kekuasaan lingkungan dan pembawaan. Ia dapat
menjauhkan diri dari kawan-kawannya yang jelek dan berusaha menekan sifat-sifat sendiri

yang buruk, serta berusaha dengan sekuat tenaga mengembangkan pembawaan-pembawaan
yang luhur.
Dengan adanya kemauan manusia daat secara sadar menentukan hari kemudiannya. Hal
ini tidak dimiliki oleh binatang, sebab binatang tidk terdapat kemauannya. Itulah salah satu
lelebihan manusia dibandingkan dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Dengan adanya unsur kemauan ini berarti menyangkut soal tanggung jawab. Artinya
bila tersesat perkembangannya manusia tidaj dapat mengatakan bahwa itu semata-mata
kesalahan pembawaan dan lingkungan hidup tempat ia dibesarkan dan dididik.
Memang kedua faktor itu ada pengaruhnya yang mungkin pembawa ke arah kejelekan
namun pengruaruh tersebuttidak dapat meniadakan tanggung jawab.
Prinsip Konvergensi memiliki implikasi yang jelas:
 Implikasi Pertama
Ialah bahwa pendidikan harus berusaha memberikan laingkungan kepada anak yang sebanyak
mungkin dan beraneka ragam supaya seluruh pembawaan anak –anak didiknya dapat diberi
kemungkinan berkembang secara maksimal, dan sebaliknya pembawaan-pembawaan yang
tidak baikdapat dicegah perkembangannya.

 Implikasi Kedua
Implikasi kedua ini adalah pengaruh pendidikan itu dibatasi oleh pembawaan anak. Maka
dari itu bimbingan yang diberikan kepada anak harus memperhatikan pada sifat-sifat yang

terdapat pada anak itu sendiri.
 Implikasi Ketiga
Implikasi ketiga ialah bahwa anak tidak boleh dianggap sebagai makhluk yang pasif, yang
menerima apa saja yang datang dari luar, akan tetapikita harus berpendapat bahwa anak
adalah organisme yang aktif bisa menemukan dan memilih segala sesuatu mana yang kiranya
baik bagi dirinya dan mana yang kiranyan yang tidak baik bagi dirinya. Aktivitas itu harus
dipupuk dalam pendidikan.
5. Prinsip Kematangan
Prinsip kematangan mengatakan bahwa efek usaha belajar tergantung pada tingkat
kematangan yang telah dicapai oleh anak. Prinsip ini mengandung arti bahwa tidak ada
gunanya memaksa individu melaksnakan usaha itu.
Kita tidak akan berhasil bila anak umur enam bulan kita latih untuk belajar berjalan,
karen aanak tersebut belum matang untuk melakukan tugas itu. Usaha yang demikian itu
bukan mingkin menimbulkan akibat yang mengecewakan. Anak tidak mendapatkan
perkembangan yang lebih cepat namun bahkan sebaliknya.
Prinsip kematangan mempunyai implikasi pendididkan yang penting. Pendidikan tidak
boleh memaksa atau memperkosa perkembangan anak. Mengajar fungsi-fungsi yang belum
masanya merupakan usaha yang sia-sia.
Semua bahan pelajaran yang diberikan kepada anak harus sesuai dengan taraf
perkembangan yang telah dicapai. Sampai saat ini bahan pelajaran pada sekolah-sekolah kita

masih banyak yang tidak cocok dengan taraf perkembangan anak yang diberinya. Untuk
kepentingan pendidikan perlu kiranya diadakan penelitain yang sebaik-baiknya guna
mengetahui dengan tepat waktu untuk memberikan berbagai bahan pelajaran.
6. Setiap proses perkembangan terdapat hasrat mempertahankan diri
Dengan terbukti adanya nafsu makan, tidur, minum, istirahat dan menghindarkan diri
dari segala macam bahaya. Hasrat mengembangkan diri tampak dengan adanya nafsu
bermain, nafsu bergerak dan menyelidiki atan mengetahui segala sesuatu.
7.

Sifat psikis tidak timbul secara berturut-turut tetapi dalam waktu yang bersamaan.
Dalam lapangan psikologi ada teori perkembangan yang dikenak dengan nama teori
rekapitulasi. Menurut teori ini, perkembangan individu merupakan ulangan dari jenisnya.
Akibat pengaruh teori rekapitulasi, orang sering beranggapan fungsi psikis tumbuh dan
berkembang secara berturut-turut. Anak dari lahir sampai dewasa dapat dibagi-bagi
pertumbuhannya menjadi beberapa fase atau periode dan masing-masing dianggap
merupakan saat munculnya fungsi-fungsi tertentu.

8. Perkembangan Meliputi Differensiasi dan Integral
Pola-pola perkembangan selalu menunjukkan sifat-sifat yang umum dan total.
Perkembangan yang mulai dengan siafat-sifat umum dan total ini tidak hanya mengenai

perkembangan jasmani akan tetapai mengenai perkembangan rohani.
Dengan bertambahnya umur anak maka makin mahu pula perkembangannya dan
terjadilan proses differensiasi. Bersamaan dengan proses differensiasi itu terjadi proses

integrasi. Dengan demikian seluruh perkembangan merupakan proses differnsiasi dan
integrasi.
9. Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan asuhan yang dilakukan secara sadar
Pertumbuhan bukan sesuatu yang timbul dengan sendirinya tanpa adanya pengaruh
luar. Langeveld seorang ahli pendidik belanda mengatakan bahwa anak adalah animal
educandum. Artinya anak adalah binatang yang dapat dididik. Bahkan sebetulnya anak bukan
hanya makhluk yang dapat dididik, tetapi harus dididk, sebab bila tidak, ia akan mencapai
pertumbuhan yang biasanya kita namakan tidak normal, bahkan mungkun tidak dapat
tumbauh sama sekali.
Prinsip ini mengambil implikasi bahwa pendidikan hanya dilakukan secara sadar.
Pendidikan bukan suatu peristiwa yang terjadi secara insidentail, tanpa adanya rencanarencana yang tertentu.[1]
B. PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN MENURUT AHLI
a. Menurut Hurlock
6 prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-prinsip ini merupakan ciri
mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh seorang anak, kesepuluh
prinsip tersebut adalah :
1. Adanya perubahan
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami
perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak,
kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang
mencolok, yaitu ;


Perubahan ukuran, Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam
tubuh, perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, dan
imajinasi.



Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh
pada seorang anak.



Hilangnya ciri lama, Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya
berganti dengan sikap prososial.



Mendapatkan ciri baru, Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri
yang baru yaitu sikap prososial.

2. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya
Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat
terhadap kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar
awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya,
terdapat 4 bukti yang membenarkan pendapat ini.
1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak
2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup
dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak

3.
4.

Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk
mengadakan perubahan bagi dirinya.

3. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu
terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari
warisan genetik individu.Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu mmerangkak, duduk
kemudian berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan
usaha. Melalui belajar ini anak anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang
diwariskan. Hubugan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat
terjadinya masa peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa
pekanya maka hasil dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula
sebaliknya.
4. Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu
perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa
kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan
dan terakhir kaki. Hukuk yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke
yang jauh. Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan
terlebih dahulu.
5. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik
untuk perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang
sama dari saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan.
Menggambar lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak
akan berubah sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang sama
seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang pandai
akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki kecerdasan ratarata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.
Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih
khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan
permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan
merespon ketekutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon
ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.
Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga
kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat.
Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan
mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa
kanak-kanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti
bahwa setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
6. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola
yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang

dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan
yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena
setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor
lingkungan yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.
Misalnya perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan
bawaan, suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan
intelektual atau tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.
Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan
tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan
rata-rata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap
perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan
pada guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya
sehingga kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian
pula pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.
7. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial
Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya
yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan
antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan
terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak
tidak menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan
bahwa anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.
Peringatan awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal
yang penting karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari
penyebab dan memberikan stimulasi yang sesuai.[2]
b. Menurut Dr. H. Syamsul Yusuf
Dalam bukunya Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja menjelaskan adanya 6
prinsip dalam perkembangan yaitu:
1.
Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti (never ending process)
Perkembangan berlangsung secara terus-menerus yang dipengaruhi oleh pengalaman atau
belajar sepanjang hidupnya sampai mencapai kematangan atau masa tua.
2.
Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama
lainnya saling mempengaruhi.
3.
Perkembangan itu mengikuti pola atau arah tertentu
Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap
perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan
prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
4.
Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.
Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang
berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).
5.
Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas
Para ahli telah banyak mengadakan penelitian dan menetapkan fase-fase perkembangan yang
sesuai dengan umur masing-masing pada umumnya untuk dijadikan pedoman dalam
mempelajari
perkembangan
individu.
6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan / fase perkembanga.

Prinsip ini berarti bahwa dalam menjalani hidupnya yang normal dan berusia panjang
individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa,
dan masa tua.[3]

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak
berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan
ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan
struktur rgandalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki
kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan
perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan
progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya
terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan
adanya hubungan nyata antara perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.
B. SARAN
Disarankan kepada para mahasiswa khususnya mahasiswa tarbiyah yang notabene
akan menjadi seorang pendidik untuk lebih mengembangkan pengetahuannya dalam masalam
perkembangan psikolongi anak didik. Karen ahal itu tidak bisa tidak akan sangat berguna
untuk mengetahui kondisi anak didik dan bahan ajar apa yang seharusnya dibarikan kepada
peserta didik tersebut sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai secara maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Mustakim. 2003. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Syamsul Yusuf. 2002. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2010/03/konsep-dan-prinsip-psikologi.html

MAKALAH PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN
PSIKOLOGI ANAK DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN

MAKALAH
PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN PSIKOLOGI ANAK
DALAM KONTEKS PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliyah PAB
Dosen Pengampu Prof. Dr. Abdullah Hanziq. M.A

Disusun Oleh :

NAMA :
NIM

:

Hadi Nurrohim,S.Pd.I
M.Pd.I.1515810460

PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2015

KATA PENGANTAR

‫بسم الله الرحمن الرحيم‬
‫الحمد لله الول و الخآيير الظيياهر و البيياطن وهييو السييميع العليييم‬
‫ و السلما و الصييلةا علييى محمييد الييذى‬.‫الخبير والغفور الرحمن الرحيم‬
‫ والذى وصفه الله بأربع أوصاف اللزامة هى الصييديق‬,‫كان القرآن خآلقه‬
.‫و المانة و التبليغ و الفطانة‬
PAB adalah salah satu mata kuliah Jurusan Magister Pendidikan Islam yang
diperlakukan di Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Dari mata kuliah
inilah kami diberi tugas untuk menyusun makalah yang membahas

tentang prinsip-prinsip
pembelajaran

perkembangan

psikologi

anak

dalam

konteks

Tentunya kami dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, kemudian kami mengharap kritik dan saran yang membangun dari
semua pembaca makalah ini. Kami juga tidak lupa mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya, kepada semua pihak yang telah membantu sukses nya
makalah ini terutama kepada Bapak Prof. Dr. Abdullah Hanziq. M.A yang
senantiasa mendorong kami untuk dapat mengamalkan ilmu yang telah kami
dapat ini di dalam keseharian kami. Semoga kesuksesan menjadi milik kita
bersama.
Amin, amin Ya Robbal ‘Alamin. . . .

DAFTAR ISI

HALAMAN
JUDUL .................................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN ........................................................................................................
.1
A. Latar
Belakang..............................................................................................................1
B.

Rumusan
Masalah.........................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN .........................................................................................................
.2

A.

Pengertian
Perkembangan.....................................................................................2

B.

Prinsip-Prinsip
Perkembangan
Anak.............................................................2

C.

Aspek-aspek
Anak................................................................................4

Psikologi
Perkembangan

BAB III
PENUTUP .................................................................................................................
..6
A. Kesimpulan..............................................................................................................
......6
B.

Saran......................................................................................................................
........6

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia atau
ilmu yang mempelajari gejala-gejala jiwa manusia, dengan demikian kondisi jiwa
manusia serta perilaku manusia dapat diketahui melalui ilmu Psikologi. Oleh
karena itu psikologi sangat penting baik dalam lingkungan pendidikan maupun
dalam lingkungan sosial, perkembangan merupakan cabang ilmu Psikologi yang
mempelajari perubahan-perubahan atau perkembangan baik fisik maupun
segala hal yang berkaita dengan prilaku manusia. Karena setiap mahluk hidup
akan mengalami perkembangan, baik cepat ataupun lambat. Oleh karena itu,
perlu adanya aspek-aspek pendukung atau hal-hal yang mempengaruhi
perkembangan mahluk hidup.
Makalah ini membahas mengenai prinsip-prinsip perkembangan psikologi
pada anak. Dengan mempelajari prinsip-prinsip perkembangan, diharapkan
manusia mampu melakukan perubahan atau perkembangan secara dinamis, baik
fisik ataupun perilaku secara baik. Sehingga kehidupan manusia akan terarah
dan berkembang secara progresif dan dinamis.
B.

Rumusan Masalah

1.

Apa pengertian perkembangan?

2.

Apa prinsip-prinsip perkembangan psikologi anak?

3.

Apa macam-macam aspek perkembangan anak?

BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak
berdiri sendiri, “pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu
peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara
fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam otak meningkat”[1]. Akibat adanya
pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk belajar,
mengingat, dan berpikir.
A. Pengertian Perkembangan
1. ‘Menurut Lois Hoffan cs mengungkapkan bahwa perkembangan adalah proses yag
terjadi dalam diri individu sepanjang rentang ke hidupan.
2. Menurut Lerner berpendapat bahwa perkembangan menunjukkan perubahan yang
sistematik atau teroganisir dalam diri individu.
3. Menurut Mussen cs mengungkapkan bahwa perkembangan adalah perunbahan yang
terjadi pada fisik, struktur neurologis, perilaku, traits (ciri sifat), yang terjadi secara
teratur dan masuk akal, dan menghasilkan yang baru, yang lebih baik, lebih sehat, lebih
teroganisir, lebih stabil, lebih kompleks, lebih kompetens, dan lebih efisien.
4. Menurut Hurlock menjelaskan perkembangan sebagai seri perubahan yang progresif
yang terjadi sebagai hasil dari kematangan dan pengalaman dengan tujuan
memampukan individu untuk beradaptasi dengan lingkungan’[2].

B.

Prinsip-Prinsip Perkembangan Psikologi Anak
Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, ‘dimulai sejak masa
pertemuan sel ayah dengan ibu (masa konsepsi) dan berakhir pada saat
kematiannya. Perkembangan individu ini bersifat dinamis, perubahannya

kadang-kadang lambat, tetapi bisa juga cepat, hanya berkenaan dengan salah
satu aspek ataupun beberapa aspek perkembangan, perkembangan tiap individu
juga tidak selalu seragam, seorang berbeda dengan yang lainnya baik dalam
temponya, iramanya maupun kualitasnya’[3], dalam perkembangan individu
dikenal prinsip-prinsip perkembangan sebagai berikut:
1.

‘Perkembangan Berlangsung Seumur Hidup
Perkembangan bukan hanya berkenaan dengan aspek-aspek tertentu
tetapi menyangkut semua aspek, perkembangan aspek tertentu mungkin lebih
terlihat dengan jelas, sedangkan aspek yang lainnya lebih tersembunyi,
perkembangan tersebut juga berlangsung terus sampai akhir hayatnya, hanya
pada saat tertentu perkembangannya lambat bahkan sangat lambat, sedangkan
pada saat lain sangat cepat, jalannya perkembangan individu itu berirama dan
irama perkembangan setiap anak tidak selalu sama.

2.

Setiap Anak Memiliki Kecepatan (Tempo) Dan Kualitas Perkembangan Yang
Berbeda.
Seseorang mungkin mempunyai kemampuan berpikir dan membina
hubungan sosial yang sangat tinggi dan tempo perkembangannya dalam segi itu
sangat cepat, sedang dalam aspek lainnya seperti keterampilan atau estetika
kemampuannya kurang dan perkembangannya lambat. Sebaliknya, ada anak
yang ketrampilan dan estetikanya berkembang pesat sedangkan kemampuan
berpikir dan hubungan sosialnya agak lambat.

3.

Perkembangan Secara Relatif Beraturan, Mengikuti Pola-Pola Tertentu.
Perkembangan sesuatu segi didahului atau mendahului segi yang lainnya.
Anak bisa merangkak sebelum anak bisa berjalan, anak bisa meraban sebelum
anak bisa berbicara, dan sebagainya.

4.

Perkembangan Berlangsung Secara Berangsur-Angsur Sedikit Demi Sedikit.
Secara normal perkembangan itu berlangsung sedikit demi sedikit tetapi
dalam situasisituasi tertentu dapat juga terjadi loncatan-loncatan. Sebaliknya
dapat juga terjadi kemacetan perkembangan aspek tertentu.

5.

Perkembangan Berlangsung Dari Kemampuan Yang Bersifat Umum Menuju Ke
Yang Lebih Khusus, Mengikuti Proses Diferensiasi Dan Integrasi.
Perkembangan dimulai dengan dikuasainya kemampuan-kemampuan
yang bersifat umum, seperti kemampuan memegang dimulai dengan memegang
benda besar dengan kedua tangannya, baru kemudian memegang dengan satu
tangan tetapi dengan kelima jarinya. Perkembangan berikutnya ditunjukkan
dengan anak dapat memegang dengan beberapa jari, dan akhirnnya
menggunakan ujung-ujung jarinya. Dalam perkembangan terjadi proses
diferensiasi atau penguraian ke hal yang lebih kecil dan terjadi pula proses
integrasi. Dalam integrasi ini beberapa kemampuan khusus/kecil itu bergabung
membentuk satu kecakapan atau keterampilan.

6.

Secara normal perkembangan individu mengikuti seluruh fase, tetapi karena
faktor-faktor khusus, fase tertentu dilewati secara cepat, sehingga nampak ke
luar seperti tidak melewati fase tersebut, sedangkan fase lainnya diikuti dengan
sangat lambat, sehingga nampak seperti tidak berkembang.

7.

Sampai batas-batas tertentu, perkembangan sesuatu aspek dapat dipercepat
atau diperlambat. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor pembawaan dan juga
faktor lingkungan. Kondisi yang wajar dari pembawaan dan lingkungan dapat
menyebabkan laju perkembangan yang wajar pula. Kekurangwajaran baik yang
berlebih atau berkekurangan dari faktor pembawaan dan lingkungan dapat
menyebabkan laju perkembangan yang lebih cepat atau lebih lambat.

8.

Perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan
aspek lainnya. Perkembangan kemampuan sosial berkembang sejajar dengan
kemampuan berbahasa, kemampuan motorik sejajar dengan kemampuan
pengamatan dan lain sebagainya.

9.

Pada saat-saat tertentu dan dalam bidang-bidang tertentu perkembangan pria
berbeda dengan wanita. Pada usia 12-13 tahun, anak wanita lebih cepat matang
secara sosial dibandingkan dengan laki-laki. Fisik laki-laki umumnya tumbuh
lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Laki-laki lebih kuat dalam kemampuan
inteleknya sedangkan wanita lebih kuat dalam kemampuan berbahasa dan
estetikanya’[4].

C. Aspek-aspek Perkembangan Anak
Perkembangan berkenaan dengan “keseluruhan kepribadian individu anak,
karena kepribadian individu membentuk satu kesatuan yang terintegrasi”[5].
Secara umum dapat dibedakan beberapa aspek utama kepribadian individu
anak, yaitu aspek intelektual, fisik-motorik, sosio, bahasa, moral dan keagamaan.
1.

Aspek intelektual
“Perkembangannya
diawali
dengan
perkembangan
kemampuan
mengamati, melihat hubungan dan memecahkan masalah sederhana, kemudian
berkembang ke arah pemahaman dan pemecahan masalah yang lebihrumit”[6].

2.

Perkembangan aspek sosial
‘Pada aspek ini diawali pada masa kanak-kanak (usia 3-5 tahun). Anak
senang bermain bersama teman sebayanya. Hubungan persebayaan ini berjalan
terus dan agak pesat terjadi pada masa sekolah (usia 11-12 tahun) dan sangat
pesat pada masa remaja (16-18 tahun). Perkembangan sosial pada masa kanakkanak berlangsung melalui hubungan antar teman dalam berbagai bentuk
permainan’[7].

3.

Aspek bahasa

Pada aspek bahasa ‘dimulai dengan peniruan bunyi dan suara, berlanjut
dengan meraba. Pada awal masa sekolah dasar berkembang kemampuan
berbahasa sosial yaitu bahasa untuk memahami perintah, ajakan serta
hubungan anak dengan teman-temannya atau orang dewasa, pada akhir masa
sekolah dasar berkembang bahasa pengetahuan. Perkembangan ini sangat
berhubungan erat dengan perkembangan kemampuan intelektual dan sosial’[8].
4.

Aspek moral dan keagamaan
“Aspek ini berkembang sejak anak masih kecil. Peranan lingkungan
terutama lingkungan keluarga sangat dominan bagi perkembangan aspek ini,
pada mulanya anak melakukan perbuatan bermoral”[9].

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan, aspek-aspek psikologi
anak antara lain meliputi: Aspek intelektual, sosial, bahasa, aspek moral dan
keagamaan dan Perkembangan individu berlangsung sepanjang hayat, dimulai
sejak masa pertemuan sel ayah dengan ibu (masa konsepsi) dan berakhir pada
saat kematiannya. Perkembangan individu ini bersifat dinamis, perubahannya
kadang-kadang lambat, tetapi bisa juga cepat, hanya berkenaan dengan salah
satu aspek ataupun beberapa aspek perkembangan, perkembangan tiap individu
juga tidak selalu seragam, seorang berbeda dengan yang lainnya baik dalam
temponya, iramanya maupun kualitasnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun, M.A, 2004, Psikologi Kependidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Elizabeth B. Hurlock, 2011, Psikologi perkmbngan, Jakarta, Erlangga.
Hadis, F.A, 1996, Psikologi Perkembangan Anak, Proyek Pendidikan Tenaga Guru Ditjen
Dikti Depdikbud, Jakarta.
Mustakim, 2003, Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.
Yusuf, Syamsul, 2000, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,Bandung, Remaja
Rosdakarya.
Zulkifli, 1987, Psikologi Perkembangan, Bandung, Remaja Rosdakarya.
http://psikologi-artikel.blogspot.com/2010/03/konsep-dan-prinsip-psikologi.html
Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan, meskipun keduanya tidak
berdiri sendiri. pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran
dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ
dalam otak meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak anak memiliki kemampuan yang lebih
besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Sedangkan perkembangan berkaitan dengan
perubahan kualitatif dan kuantitatif yang merupakan deretan progresif dari perubahan yang
teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka
maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara
perubahan yang sebelumnya dan sesudahnya.
Pada pembahasan ini akan diterangkan 6 prinsip perkembangan menurut Hurlock
(1991). Prinsip-prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang
dialami oleh seorang anak, kesepuluh prinsip tersebut adalah:
Adanya perubahan.

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami
perubahan mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak,
kemudian berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri perubahan yang mencolok, yaitu
;


Perubahan ukuran, Perubahan fisik yang meliputi : tinggi, berat, organ dalam tubuh,
perubahan mental. Perubahan mental meliputi : memori, penalaran, persepsi, dan
imajinasi.



Perubahan proporsi, Misalnya perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada
seorang anak.



Hilangnya ciri lama, Misalnya ciri egosentrisme yang hilang dengan sendirinya berganti
dengan sikap prososial.



Mendapatkan ciri baru, Hilangnya sikap egosentrisme anak akan mendapatkan ciri yang
baru yaitu sikap prososial.

Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap
kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal
cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4
bukti yang membenarkan pendapat ini.
1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak
2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang
hidup dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah
4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak
untuk mengadakan perubahan bagi dirinya.
Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu
terbukanya karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan
genetik individu. Seperti misalnya dalam fungsi filogentik yaitu mmerangkak, duduk kemudian
berjalan. Sedangkan arti belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha.
Melalui belajar ini anak anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan.
Hubugan antara kematangan dan hasil belajar ini bisa dicontohkan pada saat terjadinya masa

peka pada seorang anak, bila pembelajaran itu diberikan pada saat masa pekanya maka hasil
dari pembelajaran tersebut akan cepat dikuasai oleh anak, demikian pula sebaliknya.
Pola perkembangan dapat diramalkan
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu
perkembangan yang menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan
dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir
kaki. Hukuk yang kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh.
Kemampuan jari-jemari seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.
Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk
perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari
saatu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan. Menggambar
lingkaran sebelum dapat menggambar segi empat. Pola perkembangan ini tidak akan berubah
sekalipun terdapat variasi individu dalam kecepatan perkembangan.
Pada anak yang pandai dan tidak pandai akan mengikuti urutan perkembangan yang
sama seperti anak yang memiliki kecerdasan rata-rata. Namun ada perbedaan mereka yang
pandai akan lebih cepat dalam perkembangannya dibandingkan dengan yg memiliki kecerdasan
rata-rata, sedangkan anak yang bodoh akan berkembanga lebih lambat.
Perkembangan bergerak dari tanggapan yang umum menuju tanggapan yang lebih
khusus. Misalnya seorang bayi akan mengacak-acak mainan sebelum dia mampu melakukan
permainan itu dengan jari-jarinya. Demikian juga dengan perkembangan emosi, anak akan
merespon ketekutan secara umum pada suatu hal yang baru namun selanjutnya akan merepon
ketakutan secara khusus pada hal yang baru tersebut.
Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak dari pembuahan hingga
kematian, namun hal ini terjadi dalam berbagai kecepatan, kadang lambat tapi kadang cepat.
Perbedaan kecepatan perkembangan ini terjadi pada setiap bidang perkembangan dan akan
mencapai puncaknya pada usia tertentu. Seperti imajinasi kreatif akan menonjol di masa kanakkanak dan mencapai puncaknya pada masa remaja. Berkesinambungan memiliki arti bahwa
setiap periode perkembangan akan berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya.
Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola
yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang
dengan lancar, bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan
yang melonjak, dan pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena
setiap orang memiliki unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan
yang turut memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak. Misalnya
perkembangan kecerdasan dipengaruhi oleh sejumlah faktor seperti kemampuan bawaan,

suasana emosional, apakah seorang anak didorong untuk melakukan kegiatan intelektual atau
tidak. Dan apakah dia diberi kesempatan untuk belajar atau tidak.
Selain itu meskipun kecepatan perkembangan anak berbeda tapi pola perkembangan
tersebut memiliki konsistensi perkembangan tertentu. Pada anak yang memiliki kecerdasan ratarata akan cenderung memiliki kecerdasan yang rata-rata pula ketika menginjak tahap
perkembangan berikutnya. Perbedaan perkembangan pada tiap individu mengindikasikan pada
guru, orang tua, atau pengasuh untuk menyadari perbedaan tiap anak yang diasuhnya sehingga
kemampuan yang diharapkan dari tiap anak seharusnya juga berbeda. Demikian pula
pendidikan yang diberikan harus bersifat perseorangan.
Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial
Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya
yang dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan
antara lain dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan
terganggunya penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak
menaik tapi datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa
anak sedang mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan. Peringatan
awal adanya hambatan atau berhentinya perkembangan tersebut merupakan hal yang penting
karena memungkinkan pengasuh (Orangtua, guru dll) untuk segera mencari penyebab dan
memberikan stimulasi yang sesuai.

Prinsip Perkembangan dan Teori Perkembangan Remaja

Disusun Sebagai Pelaksanaan Tugas
Mata Kuliah Psikologi Remaja Ampuan Maulita Eka Santi, S.Pd.,M.A
Oleh :
1.
2.
3.
4.

Patricia Dita Y
Maria Magdalena N
Fransiska Agri M
Febriani E Malo

(141434006)
(141434030)
(141434039)
(141434076)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat serta
wawasan yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Psikologi Remaja yang berjudul “Prinsip Perkembangan dan Teori Perkembangan Remaja”.
Di dalam makalah ini ditulis berbagai informasi mengenai apa saja itu prinsip perkembangan
dan teori perkembangan remaja.
Dalam menyusun makalah ini penulis mengucapakan terima kasih kepada pihakpihak yang sudah membantu serta memberikan semangat kepada penulis sehingga makalah
ini dapat terselesaikan :
1. Dosen pembimbing, Maulita Eka Santi, S.Pd.,M.A.,yang memberikan pengetahuan serta
arahan dalam penyusunan makalah
2. Teman-teman pendidikan biologi 2014
3. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun dari rekan-rekan pembaca sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Yogyakarta, 9 September 2015
Penulis

DAFTAR ISI
PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii

A.
B.
C.
D.

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Rumusan Masalah .................................................................................. 1
Tujuan .................................................................................................... 2
Manfaat................................................................................................... 2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip-prinsip perkembangan................................................................. 3
B. Teori perkembangan ............................................................................... 5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan............................
.................................... ...............................................................13
B. Saran.............................................................................................13

.....

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan dewasa
yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Perkembangan remaja bersifat
kompleks dan mempunyai banyak sisi. Banyak pakar yag merumuskan pengertian

perkembangan yaitu suatu proses perubahan dalam diri individu yang bersifat kualitatif.
Sama halnya dengan konsep perkembangan, maka pertumbuhan pun dibahas oleh banyak
pakar.
Ciri – ciri remaja yang sedang berkembang cenderung digambarkan sebagai
pemunculan tingkah laku yang negatif, seperti suka melawan, gelisah, periode badai dan
tekanan, tidak stabil dan berbagai label buruk lainnya. Pada periode remaja situasi psikologis,
fisiologis, dan budaya makin penting pengaruhnya terhadap perkembangan individu
dibandingkan dengan perkembangan individu sebelumnya (anak-anak) atau pada periode
perkembangan sesudahnya (dewasa). Terjadinya kegelisahan atau stres pada remaja karena
sambutan lingkungan yang kurang menyokong. Budaya yang kacau menimbulkan kekacauan
perkembangan emosi, sosial dan kognitif sehingga menimbulkan tingkah laku amoral.
Remaja memperlihatkan tingkah laku negative karena lingkungan yang tidak
memperlakukan mereka sesuai dengan tuntutan atau kebutuhan perkembangan mereka. Dari
penjelasan diatas dapat dipahami bahwa tingkah laku negatif bukan merupakan ciri
perkembangan remaja yang normal, tetapi remaja yang berkembang memperlihatkan
kemampuan bertingkah laku yang positif.
Banyak teori-teori mengenai perkembangan remaja. Apabila ada yang beranggapan
bahwa suatu teori itu dapat memberikan penjelasan yang tepat mengenai perkembangan
remaja, teori lain akan segera muncul untuk memperbaiki teori sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1