Chapter I Asuhan Keperawatan pada Ny. C dengan Masalah Kebutuhan Dasar: Cairan dan Elektrolit di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang penting dalam
kehidupan manusia. Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang
berperan dalam memelihara tubuh dan proses homeostatis (Tarwoto & Wartonah,
2010). Dalam kebutuhan cairan dan elektrolit memerlukan air. Tubuh kita terdiri
atas sekitar 60% air yang terbesar didalam sel maupun diluar sel (Tarwoto &
Wartonah, 2010) air memiliki presentasi yang besar dari berat badan manusia
(asmadi, 2008). Menurut Tarwoto & Wartonah, (2010) besarnya kandung air
tergantung dari usia, jenis kelamin dan kandungan lemak. Apabila terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektolit maka tubuh kita akan mengalami
gangguan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit. Ketidakseimbangan ini
dipertahankan oleh asupan, distribusi, dan haluaran cairan dan elektrolit, serta
pengaruh komponen-komponen oleh sistem renal dan paru (Potter & Perry, 2005).
Kehilangan natrium dari kompartemen intravaskuler dapat menyebabkan
cairan berdifusi keruang interstitial (Asmadi, 2008). Peningkatan tekanan
hidrostatik akan menimbulkan pergerakan cairan ke jaringan sehingga
mengakibatkan edema (Tarwoto & Wartonah, 2010). Edema merupakan
penimbunan cairan berlebihan diantara sel-sel tubuh atau didalam berbagai organ
tubuh (Robbins & Kummar, 1995). Banyak faktor yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit salah satunya adalah penyakit (Potter &
Perry, 2005). Penyakit tersebut seperti kanker dan gangguan ginjal. Gagal ginjal
adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan
1
Universitas Sumatera Utara
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit yang dapat menyebabkan uremia yaitu retensi cairan dan natrium dan
sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer, 2002). Di negara maju, angka
penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya,
angka kejadian gagal ginjal meningkat dalam 10 tahun. Pada 1990, terjadi 166
ribu kasus GGT (gagal ginjal tahap akhir) dan pada 2000 menjadi 372 ribu kasus.
Angka tersebut diperkirakan terus naik. Pada 2010, jumlahnya diestimasi lebih
dari 650 ribu. Selain data tersebut, 6 juta- 20 juta individu di AS diperkirakan
mengalami gagal ginjal kronis (GGK) fase awal (Djoko, 2008). Di indonesia
GGK menjadi penyumbang terbesar untuk kematian, sehingga penyakit GGK
pada 1997 berada di posisi kedelapan. Data terbaru dari US NCHS 2007
menunjukkan, penyakit ginjal masih menduduki peringkat 10 besar sebagai
penyebab kematian terbanyak.
Mengingat tingginya angka kejadian gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam praktek klinik sehari–hari, terutama gangguan keseimbangan
natrium, kalium, kalsium dan magnesium, maka perlu adanya suatu pemahaman
yang lebih baik. Dengan pemahaman ini, akan memudahkan dalam hal penentuan
diagnosis yang cepat dan akurat, sehingga terapi dan penatalaksanaan dapat
diberikan dengan cepat dan akurat pula. Berdasarkan data diatas maka penulis
tertarik melakukan asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar cairan dan
elektrolit pada pasien gagal ginjal di lingkungan IX kelurahan harjosari II
kecamatan medan amplas.
2
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada Ny.C dengan masalah Kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.C dengan masalah
kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.C dengan masalah
kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;
c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada Ny.C dengan
masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;
d. Mampu melakukan rencana tindakan keperawatan pada Ny.C dengan
masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny.C dengan
masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Untuk memperoleh pengetahuan tentang cara merawat dan memenuhi
kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
3
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Pendidikan Tinggi Keperawatan
Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah
wawasan
dalam
memahami
penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan
khususnya bagi pasien dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan
Elektrolit.
4
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cairan dan elektrolit merupakan kebutuhan dasar yang penting dalam
kehidupan manusia. Cairan dan elektrolit merupakan komponen tubuh yang
berperan dalam memelihara tubuh dan proses homeostatis (Tarwoto & Wartonah,
2010). Dalam kebutuhan cairan dan elektrolit memerlukan air. Tubuh kita terdiri
atas sekitar 60% air yang terbesar didalam sel maupun diluar sel (Tarwoto &
Wartonah, 2010) air memiliki presentasi yang besar dari berat badan manusia
(asmadi, 2008). Menurut Tarwoto & Wartonah, (2010) besarnya kandung air
tergantung dari usia, jenis kelamin dan kandungan lemak. Apabila terjadi
ketidakseimbangan cairan dan elektolit maka tubuh kita akan mengalami
gangguan dalam kebutuhan cairan dan elektrolit. Ketidakseimbangan ini
dipertahankan oleh asupan, distribusi, dan haluaran cairan dan elektrolit, serta
pengaruh komponen-komponen oleh sistem renal dan paru (Potter & Perry, 2005).
Kehilangan natrium dari kompartemen intravaskuler dapat menyebabkan
cairan berdifusi keruang interstitial (Asmadi, 2008). Peningkatan tekanan
hidrostatik akan menimbulkan pergerakan cairan ke jaringan sehingga
mengakibatkan edema (Tarwoto & Wartonah, 2010). Edema merupakan
penimbunan cairan berlebihan diantara sel-sel tubuh atau didalam berbagai organ
tubuh (Robbins & Kummar, 1995). Banyak faktor yang dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit salah satunya adalah penyakit (Potter &
Perry, 2005). Penyakit tersebut seperti kanker dan gangguan ginjal. Gagal ginjal
adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan irreversibel dimana kemampuan
1
Universitas Sumatera Utara
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit yang dapat menyebabkan uremia yaitu retensi cairan dan natrium dan
sampah nitrogen lain dalam darah (Smeltzer, 2002). Di negara maju, angka
penderita gangguan ginjal tergolong cukup tinggi. Di Amerika Serikat misalnya,
angka kejadian gagal ginjal meningkat dalam 10 tahun. Pada 1990, terjadi 166
ribu kasus GGT (gagal ginjal tahap akhir) dan pada 2000 menjadi 372 ribu kasus.
Angka tersebut diperkirakan terus naik. Pada 2010, jumlahnya diestimasi lebih
dari 650 ribu. Selain data tersebut, 6 juta- 20 juta individu di AS diperkirakan
mengalami gagal ginjal kronis (GGK) fase awal (Djoko, 2008). Di indonesia
GGK menjadi penyumbang terbesar untuk kematian, sehingga penyakit GGK
pada 1997 berada di posisi kedelapan. Data terbaru dari US NCHS 2007
menunjukkan, penyakit ginjal masih menduduki peringkat 10 besar sebagai
penyebab kematian terbanyak.
Mengingat tingginya angka kejadian gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit dalam praktek klinik sehari–hari, terutama gangguan keseimbangan
natrium, kalium, kalsium dan magnesium, maka perlu adanya suatu pemahaman
yang lebih baik. Dengan pemahaman ini, akan memudahkan dalam hal penentuan
diagnosis yang cepat dan akurat, sehingga terapi dan penatalaksanaan dapat
diberikan dengan cepat dan akurat pula. Berdasarkan data diatas maka penulis
tertarik melakukan asuhan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar cairan dan
elektrolit pada pasien gagal ginjal di lingkungan IX kelurahan harjosari II
kecamatan medan amplas.
2
Universitas Sumatera Utara
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
kepada Ny.C dengan masalah Kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.C dengan masalah
kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.C dengan masalah
kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;
c. Mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada Ny.C dengan
masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;
d. Mampu melakukan rencana tindakan keperawatan pada Ny.C dengan
masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit;
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Ny.C dengan
masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
C. Manfaat
1. Bagi Pasien
Untuk memperoleh pengetahuan tentang cara merawat dan memenuhi
kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
2. Bagi Praktik Keperawatan
Menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan Elektrolit.
3
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Pendidikan Tinggi Keperawatan
Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah
wawasan
dalam
memahami
penerapan
langkah-langkah
asuhan
keperawatan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan
khususnya bagi pasien dengan masalah kebutuhan dasar: Cairan dan
Elektrolit.
4
Universitas Sumatera Utara