Psikologi Komunikasi Tentang Psikologi K

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari seseorang melakukan komunikasi, baik

antarindividu maupun dengan kelompok. Selama proses komunikasi, komunikator
memiliki peranan yang sangat penting dalam menyampaikan pesan. Seorang
komunikator dituntut untuk dapat menyampaikan pesan dengan baik, diterima
oleh komunikan, menghasilkan umpan balik, dan memiliki efek persuasif.
Artinya, dalam komunikasi yang efektif, dibutuhkan komunikator yang
kompeten. Misalnya saja, saat ada seseorang yang mengajarkan sekumpulan anakanak membaca. Orang lain dapat berasumsi bahwa orang tersebut adalah guru.
Anak-anak yang diajari membaca juga akan menganggap orang tersebut adalah
guru karena telah mengajari mereka membaca.
Itulah yang disebut dengan psikologi komunikator. Untuk dapat dipercayai
orang lain diperlukan, bukan saja, bias/dapat berbicara, melainkan memerlukan
penampilan yang meyakinkan. Dalam makalah ini akan menjelaskan sedikit tentang
karakteristik dari komunikator serta faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
dari psikologi komunikator.


B.

Rumusan Masalah
a. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi komunikator?
b. Pengaruh apa saja dari psikologi komunikator?

C.

Tujuan
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi

Komunikasi yang dibimbing oleh Ibu Zikri Neni.

1

BAB II
PENDEKATAN KONSEP

Dalam konsep psikologi komunikator, proses komunikasi akan berhasil atau

sukses apabila berhasil menunjukkan sumber kepercayaan bagi komunikan.
Aristoteles

menyebutkan

pembicaranya,

yang

persuasi

ketika

ia

tercapai

karena

menyampaikan


karakteristik

personal

pembicaraannya

kita

menganggapnya dapat dipercaya. Aristoteles juga menyebutkan karakter
komunikator sebagai ethos yang terdiri dari pikiran baik (good sense), akhlak yang
baik (good moral character), maksud yang baik (good will), dan perilaku yang baik
(good manner). Sementara itu Holand dan Weiss menyebutkan bahwa ethos
sebagai kredibilitas yang terdiri dari dua unsur, yaitu keahlian (expertise) dan dapat
dipercaya (trustworthinnes). Menurutnya, kedua unsur tersebut mutlak dimiliki oleh
seorang komunikator agar bersifat kredibel.

A.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Psikologi Komunikator

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi komunikator dalam

praktik komunikasinya, yaitu kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Ketiga faktor ini
berhubungan dengan jenis pengaruuh sosial yang ditimbulkannya. Secara singkat
kredibilitas merupakan keahlian komunikator atau kepercayaan kita kepada
komunikator. Sedangkan atraksi merupakan daya tarik dari komunikasi.
1. Kredibilitas
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikate (pelaku persepsi)
tentang sifat-sifat komunikator. Dalam hal ini, definisi mengandung dua hal,
yaitu:
-

Kredibilitas merupakan persepsi komunikate, sehingga tidak inheren
dalam diri komunikator.

2

-

Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator atau disebut

juga sebagai komponen-komponen kredibilitas.

Karena kredibilitas merupakan persoalan persepsi, maka kredibilitas
seorang komunikator berubah bergantung pada komunikate. Terdapat dua
komponen penting dalam kredibilitas yaitu keahlian dan kepercayaan.
Keahlian merupakan kesan yang dibentuk oleh komunikate tentang
kemampuan komunikator dalam hubungannya dengan topik yang
dibicarakan. Komunikator yang tinggi dalam suatu keahlian akan dianggap
sebagai seorang yang cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman,
atau terlatih.
Sedangkan kepercayaan adalah kesan komunikate tentang komunikator
yang berkaitan dengan wataknya, yaitu dinamisme, sosialbilitas, dan
koorientasi komunikator. Dinamisme berkaitan dengan cara komunikator
berkomunikasi yang bergairah, bersemangat, aktif, tegas, dan berani. Oleh
karena itu, dinamisme memperkokoh kesan keahlian dan kepercayaan.
Sosialbilitas merupakan kesan komunikate tentang komunikator sebagai
orang yang periang dan senang bergaul. Sedangkan koorientasi adalah
kesan komunikate tentang komunikator sebagai orang yang mewakili
kelompok yang kita senangi dan mewakili nilai-nilai kita.


2. Atraksi
Atraksi merupakan daya tarik dari komunikator sehingga menimbulkan
efek persuasif terhadap komunikate. Everett M. Rogers membedakan antara
kondisi atraksi homophily dengan heterophily. Pada kondisi homophily,
komunikator dan komunikate merasakan adanya kesamaan dalam status
sosial ekonomi, pendidikan, sikap, dan kepercayaan. Sedangkan pada kondisi
heterophily, terdapat perbedaan status sosial ekonomi, pendidikan, dan
kepercayaan antara komunikate dan komunikator.

3

Komunikasi akan lebih efektif pada kondisi homophily dibandingkan
kondisi heterophily. Sehingga komunikator yang ingin mempengaruhi orang
lain cenderung memulai dengan menegaskan kesamaan antara dirinya
dengan komunikate. Rogers dan Bhowmik (1970-1971) menyatakan bahwa
interaksi heterofilis (diantara pihak-pihak yang berbeda) cenderung
memerlukan

usaha


yang

lebih

erat,

menimbulkan

distorsi

pesan,

penyampaian yang terhambat, dan pembatasan pada saluran komunikasi.

3. Kekuasaan
Kekuasaan menyebabkan seorang komunikator dapat memaksakan
kehendanya kepada orang lain, karena ia memiliki sumber daya yang sangat
penting. Berdasarkan sumber daya yang dimilikinya, French dan Raven
menyebutkan jenis-jenis kekuasaan. Klasifikasi ini kemudian dimodifikasikan
Raven (1974) dan menghasilkan lima jenis kekuasaan:

-

Kekuasaan Koersif, menunjukkan kemampuan komunikator untuk
mendatangkan

ganjaran

atau

memberikan

hukuman

pada

komunikate. Ganjaran dan hukuman dapat bersifat personal
(misalnya benci dan kasih sayang) atau impersonal (kenaikan pangkat
atau pemecatan).
-


Kekuasaan Keahlian, yaitu kekuasaan yang berasal dari pengetahuan,
pengalaman,

keterampilan,

atau

kemampuan

yang

dimiliki

komunikator.
-

Kekuasaan Informasional, ialah kekuasaan yang berasal dari isi
komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki oleh
komunikator.


-

Kekuasaan Rujukan, Komunikate menjadikan komunikator sebagai
kerangka rujukan untuk menilai dirinya atau menjadi teladan.

4

-

Kekuasaan Legal, kekuasaan yang berasal dari seperangkat peraturan
norma

yang

menyebabkan

komunikator

berwenang


untuk

melakukan suatu tindakan.

B.

Pengaruh Komunikasi Psikologi Komunikator
Menurut Herbert C. Kelman (1975), pengaruh komunikasi dari komunikator

kepada orang lain atau komunikan adalah sebagai berikut:

1. Internalisasi
Internalisasi terjadi saat seseorang menerima engaruh karena perilaku
yang dianjurkan sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya. Seseorang
menerima gagasan, pikiran, atau anjuran orang lain karena gagasan, pikiran,
atau anjuran orang lain karena dianggap berguna untuk memecahkan
masalah, penting dalam menunjukkan arah, atau dituntut oleh sistem nilai
individu tersebut. Seseorang melakukan internalisasi karena alasan yang
rasional, misalnya saja mengikuti anjuran untuk tidak membuang sampah
sembarangan ke saluran air, karena tidak ingin terjadi musibah banjir karena
menumpuknya sampah yang menyebabkan terhambatnya aliran air. Dimensi
ethos komunikator yang paling relevan adalah kredibilitas. Keahlian
komunikator dalam menyampaikan pesan menjadi sangat penting hingga
dapat terjadi proses internalisasi oleh komunikate.

2. Identifikasi
Identifikasi terjadi ketika individu membail perilaku yang berasal dari
orang atau kelompok lain karena perilaku tersebut berkaitan dengan
hubungan yang mendefinisikan diri secara memuaskan (satisfying selfdefining relationship) dengan orang atau kelompok tersebut atau dapat
dikatakan juga sebagai upaya memperjelas konsep diri. Dalam identifikasi,
individu mendefinisikan perannya sesuai dengan peranan orang lain atau

5

beruasaha untuk menjadi orang lain. Contohnya saja kaum remaja yang
menggemari K-Pop cenderung mengikuti gaya berpakaian atau penampilan
artis K-Pop idola mereka. Dimensi ethos komunikator yang relevan dalam hal
ini adalah atraksi atau daya tarik.

3. Ketundukan (Compliance)
Ketundukan terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang atau
kelompok lain karena berharap memperoleh reaksi yang menyenangkan dari
orang atau kelompok lain tersebut. Ia ingin memperoleh ganjaran atau
menghindari

hukuman

dari

pihak

yang

mempengaruhinya.

Dalam

ketundukan, seseorang menerima perilaku yang dianjurkan bukan karena
mempercayainya, melainkan karena perilaku tersebut membantunya untuk
menghasilkan efek sosial yang memuaskan. Dimensi ethos yang berkaitan
dengan ketundukan adalah kekuasaan.

6

BAB III
ANALISIS

Berdasarkan penjelasan mengenai psikologi komunikator pada bab
sebelumnya, berikut ini analisis mengenai psikologi komunikator berdasarkan
pendekatan ilmu psikologi dan komunikasi. Komunikator membutuhkan karakater
tertentu agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh sasaran
komunikasinya. Kredibilitas misalnya, komunikator perlu meyakinkan komunikate
agar dapat menerima pesannya dengan meyakini kemampuan atau keahlian sang
komunikator. Seorang komunikator perlu membuat sasaran komunikasi atau
komunikate merasa nyaman untuk bertukar informasi.
Komunikator juga dapat menggunakan daya tariknya untuk membuat orang
lain merasa nyaman dan tertarik untuk berkomunikasi dan saling bertukar pikiran
atau informasi. Sehingga komunikasi yang terjadi dengan komunikan dapat
berjalan dengan efektif. Karena komunikasi yang efektif menimbulkan efek kognitif,
afektif, dan konatif.
Komunikator, dalam komunikasi, merupakan unsur komunikasi dan dapat
pula menjadi hambatan dalam komunikasi. Apabila komunikator tidak dapat
menguasai komunikan dan isi pesan yang disampaikan, maka komunikasi yang
terjadi dapat dipastikan tidak berjalan efektif. Maka dari itu cara berkomunikasi dan
gaya berkomunikasi komunikator sangat mempengaruhi proses komunikasi yang
berlangsung.

7

BAB IV
PENUTUP

Aristoteles juga menyebutkan karakter komunikator sebagai ethos yang
terdiri dari pikiran baik (good sense), akhlak yang baik (good moral character),
maksud yang baik (good will), dan perilaku yang baik (good manner). Sementara itu
Holand dan Weiss menyebutkan bahwa ethos sebagai kredibilitas yang terdiri dari
dua unsur, yaitu keahlian (expertise) dan dapat dipercaya (trustworthinnes).
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi psikologi komunikator dalam
praktik komunikasinya, yaitu kredibilitas, atraksi, dan kekuasaan. Ketiga faktor ini
berhubungan dengan jenis pengaruuh sosial yang ditimbulkannya. Secara singkat
kredibilitas merupakan keahlian komunikator atau kepercayaan kita kepada
komunikator. Sedangkan atraksi merupakan daya tarik dari komunikasi. Sementara
itu kekuasaan dibagi menjadi beberapa jenis seperti yang dikemukakan oleh
French & Raven, yaitu Kekuasaan Koersif, Kekuasaan Keahlian, Kekuasaan
Informasional, Kekuasaan Rujukan, Kekuasaan Legal
Menurut Herbert C. Kelman (1975), pengaruh komunikasi dari komunikator
kepada orang lain atau komunikan adalah internalisasi, identifikasi, dan
ketundukan.

8

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Jalaludin, Psikologi Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Syam, Nina, Psikologi Sebagai AkarIlmu Komunikasi, Bandung : Simbiosa Rekatama
Media, 2011.

9