PROPOSAL PENELITIAN Dampak Tingkat Infla

PROPOSAL PENELITIAN
Dampak Tingkat Inflasi dan PDRB yang Fluktuatif terhadap Jumlah
Pengangguran di Kabupaten Blitar
Dosen Pengampu,
Rokhmat Subagiyo, S.E, M.E.I

Disusun Oleh :
Ana Rizki Amalia

(17402153425)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TULUNGAGUNG
2018

A. Judul Penelitian

Penelitian ini berjudul “Dampak Tingkat Inflasi dan PDRB yang Fluktuatif
terhadap Jumlah Pengangguran di Kabupaten Blitar”.

B. Latar Belakang
Pengangguran merupakan salah satu masalah utama yang selalu dihadapi
setiap negara. Jika berbicara tentang masalah pengangguran, berarti tidak hanya
berbicara tentang masalah sosial tetapi juga berbicara tentang masalah ekonomi,
karena pengangguran selain menyebabkan masalah sosial juga memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu Negara, khususnya negara yang
sedang berkembang seperti Indonesia.
Jumlah penduduk di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya tetapi
tidak

diimbangi

dengan

jumlah

lapangan

kerja


yang

memadai.

Ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja dengan lapangan kerja
merupakan faktor terciptanya pengangguran. Dampak negatif dari pengangguran
adalah berkurangnya tingkat pendapatan masyarakat yang akan menyebabkan
penurunan tingkat kesejahteraan. Jika hal tersebut berlangsung terus menerus,
maka akan semakin menghambat pembangunan jangka panjang meningkatnya
kemiskinan, dan meningkatnya angka kriminalitas.
Menurut Badan Pusat Statistik, pengertian pengangguran terbuka (open
unemployment) adalah penduduk usia kerja (15 tahun lebih) yang tidak
mempunyai pekerjaan atau masih dalam proses mencari pekerjaan. Sedangkan
angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun keatas) yang sedang bekerja,
atau punya pekerjaan namun untuk sementara tidak bekerja dan menganggur.
Jumlah pengangguran di Indonesia masih terbilang besar, sehingga peran
pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran sangat diperlukan sehingga
angka kemiskinan bisa ditekan dan kesejahteraan rakyat terjamin. Karna hal
tersebut merupakan bentuk dari perwujudan sila kelima pancasila.


Jumlah pengangguran terbuka di Kabupaten Blitar

Tahun

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2.24

3.91


2.82

3.64

3.08

2.79

Tingkat
Pengangguran
Terbuka
*Data telah diolah1
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Blitar, jumlah
pengangguran setiap tahunnya mengalami perubahan. Pada tahun 2010 jumlah
pengangguran sebesar 2.24% dari jumlah angkatan kerja di Kabupaten Blitar.
Pada tahun 2011 jumlah pengangguran naik drastis menjadi 3.91% dari jumlah
angkatan kerja. Pada tahun 2012 jumlah pengangguran berkurang menjadi 2.82%
dari jumlah angkatan kerja. Namun pada tahun 2013 jumlah pengangguran
kembali bertambah menjadi 3.64% dari jumlah angkatan kerja. Pada tahun 2014
dan tahun 2015 jumlah pengangguran mengalami penurunan lagi menjadi 3.08%

dan 2.79% dari jumlah angkatan kerja. Naik turunnya jumlah pengangguran
tersebut terjadi karena adanya beberapa factor penyebab yang mengalami
fluktuatif pula.
Berkaitan dengan masalah pengangguran, ada beberapa faktor yang
berkaitan dan mempengaruhinya. Yang pertama adalah inflasi. Secara umum,
pengertian inflasi adalah kenaikan harga-harga secara terus menerus dalam
periode tertentu. Kenaikan harga barang tersebut tidak harus naik dengan
persentase yang sama, yang terpenting kenaikan tersebut terjadi terus menerus
dalam periode tertentu, misalnya satu bulan atau satu tahun. Kenaikan atau
penurunan inflasi akan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. Hal tersebut
sesuai dengan hukum permintaan, bahwa jika permintaan akan suatu barang/jasa
meningkat, maka harga barang akan meningkat pula. Naiknya harga barang bisa
jadi kelangkaan atas barang itu sendiri. Tingginya jumlah permintaan barang
menyebabkan peningkatan kapasitas produksi. Dengan begitu penyerapan tenaga
kerja meningkat, sehingga jumlah pengangguran akan berkurang.
Indikator ekonomi yang juga berpengaruh terhadap tingkat pengangguran
adalah PDRB yang merupakan nilai bersih barang dan jasa akhir yang dihasilkan
1 BPS Kabupaten Blitar, 2017

oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu.

PDRB mempunyai pengaruh terhadap jumlah angkatan kerja yang bekerja dengan
asumsi apabila nilai PDRB meningkat, maka jumlah nilai tambah output dalam
seluruh unit ekonomi di suatu wilayah akan meningkat. Peningkatan output
tersebut akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja. PDRB atas dasar harga
konstan digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk membahas tentang
pengangguran dan faktor-faktor yang mempengaruhinya sebagai skripsi dengan
judul “Dampak Tingkat Inflasi dan PDRB yang Fluktuatif terhadap Jumlah
Pengangguran di Kabupaten Blitar”.
A. Rumusan Masalah
1. Apakah

tingkat

inflasi

yang

fluktuatif


bedampak

terhadap

jumlah

fluktuatif

berdampak

terhadap

jumlah

pengangguran di Kabupaten Blitar?
2. Apakah

tingkat


PDRB

yang

pengangguran di Kabupaten Blitar?
3. Apakah tingkat inflasi dan PDRB yang fluktuatif secara bersama-sama
berdampak terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar?
B. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dampak tingkat inflasi yang fluktuatif terhadap jumlah
pengangguran di Kabupaten Blitar.
2. Untuk mengetahui dampak tingkat PDRB yang fluktuatif terhadap jumlah
pengangguran di Kabupaten Blitar.
3. Untuk mengetahui dampak tingkat inflasi dan PDRB yang fluktuatif secara
bersama-sama terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar.
C. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi atau pengetahuan bagi

peneliti selanjutnya terutama yang berkaitan dengan analisis jumlah pengangguran
akibat tingkat inflasi dan PDRB yang fluktuatif di Kabupaten Blitar.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan bagi pemerintah
bahwa menjaga kestabilan tingkat inflasi dan PDRB adalah sangat penting. Selain
itu, sebaga bahan pertimbangan pemerintah dalam menetapkan kebijakan untuk
mengurangi jumlah pengangguran.
D. Batasan Penelitian
Penelitian ini hanya meneliti dampak tingkat inflasi dan PDRB yang
fluktuatif terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar pada periode 20102017. Jadi, data tentang jumlah pengangguran, data inflasi dan data PDRB yang
digunakan adalah data pada periode tersebut.
E. Penegasan Istilah
1.

Definisi Konseptual
a. Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.
b. Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi
dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami

pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus menerus maka akan
mengakibatkan pada memburuknya kondisi ekonomi serta mampu
mengguncang tekanan politik suatu Negara.
c. Dalam

kegiatan

perekonomian

pertumbuhan

ekonomi

berarti

perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di suatu
negara.
2.

Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya penafsiran ganda, maka perlu didefinisikan
dengan jelas beberapa variable yang digunakan. Adapaun definisi variablevariabel yang digunakan dalam penelitian adalah:

a. Pengangguran adalah penduduk usia kerja yang tidak bekerja atau masih
sedang mencari kerja di Kabupaten Blitar yang dinyatakan dalam
persentase.
b. Inflasi adalah naiknya harga barang/jasa secara terus menerus sehingga
menyebabkan melemahnya nilai mata uang dan banyaknya jumlah uang
yang beredar.
c. PDRB adalah nilai bersih barang/jasa dari kegiatan ekonomi suatu wilayah
(Kabupaten Blitar) dalam periode tertentu. PDRB atas harga kontan
digunakan untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh
dari tahun ke tahun.
F. Landasan Teori
1. Pengangguran
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong
dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat
memperolehnya.
Dalam membedakan jenis-jenis pengangguran, terdapat dua cara untuk
menggolongkannya, yaitu:
a. Berdasarkan kepada sumber/penyebab yang mewujudkan pengangguran
tersebut.
1. Pengangguran Normal atau Friksional yaitu pengangguran ini tidak ada
pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh kerja, tetapi karena sedang
mencari kerja lain yang lebih baik.
2. Pengangguran Siklikal yaitu pengangguran ini disebabkan oleh terjadinya
pemutusan hubungan kerja karena kemerosotan permintaan agregat yang
mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup
perusahaannya.
3. Pengangguran Struktural yaitu pengangguran ini disebabkan oleh perubahan
struktur kegiatan ekonomi. Seperti wujudnya barang baru yang lebih baik,
kemajuan teknomogi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut, biaya
pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor
produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih
serius dari negara-negara lain.

4. Pengangguran Teknomogi yaitu pengangguran ini disebabkan oleh
penggunaan mesin dan kemajuan teknomogi lainnya.
b. Jenis pengangguran berdasarkan cirinya
1. Pengaguran Terbuka yaitu pengangguran yang disebabkan oleh pertambahan
lowongan pekerjaan yang lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja.
2. Pengangguran Tersembunyi yaitu orang yang bekerja tidak maksimal karena
sebenarnya sudah banyak tenaga kerja yang tersedia.
3. Pengangguran Bermusim yaitu tenaga kerja yang harus kehilangan
pekerjaan di saat-saat tertentu.
4. Setengah Menganggur yaitu mereka yang bekerja kurang dari jam kerja
pada umumnya.2
2. Inflasi
Inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan
kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang
mengalami pelemahan, dan jika ini terjadi secara terus menerus maka akan
mengakibatkan

pada

memburuknya

kondisi

ekonomi

serta

mampu

mengguncang tekanan politik suatu negara.3 Dapat dikatakan terjadi inflasi
jika:
a. Terjadinya kenaikan harga
b. Bersifat umum
c. Berlangsung secara terus menerus
Inflasi tidak dapat diprediksi, sehingga hal ini mengurangi efisiensi
ekonomi karena orang akan mengambil risiko yang lebih sedikit untuk
meminimalkan peluang kerugian akibat kejutan harga. Semakin cepat kenaikan
inflasi, semakin sulit memprediksi inflasi di masa yang akan datang.4
Inflasi dapat digolongkan berdasarkan penyebabnya yaitu:
a. Natural Inflation dan Human Error Inflation
Inflasi yang Demand Full Inflation terjadi karena sebab-sebab
alamiahdimana manusia tidak mempunyai kekuasaan untuk mencegahnya
2 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar , (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm.
328-331.
3 Irham Fahmi, Ekonomi Politik Teori dan Realita, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 102.
4 Amalia Nuril Hidayati, Diktat Ekonomi Makro Islam, (Tulungagung: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung, 2016), hlm. 75-76.

itu disebut dengan Natural Inflation. Sedangkan Human Error Inflation
adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan
manusia itu sendiri.
b. Actual/Anticipanted/Expected Inflation dan Unanticipated/ Unexpected
Inflation
Pada Expected Inflation tingkat suku bunga pinjaman riil akan sama
dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi. Sedangkan
pada Unexpected Inflation tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau
tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi.
c. Demand Pull Inflation dan Cost Push Inflation
diakibatkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada sisi
permintaan agregatif (AD) dari barang atau jasa pada suatu perekonomian.
Cost Push Inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya perubahanperubahan pada sisi penawaran agregatif (AS) dari barang dan jasa pada
suatu perekonomian.
d. Spiralling Inflation
Inflasi yang disebabkan oleh inflasi sebelumnya dimana inflasi yang
sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya
lagi dan begitu seterusnya.
e. Imported Inflation dan Domestic Inflation
Imported Inflation adalah inflasi di negara lain yang ikut dialami oleh
suatu negara karena harus menjadi price taker dalam pasar perdagangan
internasional. Domestic Inflation adalah inflasi yang hanya terjadi di dalam
negeri suatu negara yang tidak begitu mempengaruhi negara-negara lainnya.
Berdasarkan kepada sumber yang menyebabkan inflasi dibedakan
menjadi tiga bentuk yaitu:
a. Inflasi Tarikan Biaya
Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh pertambahan pengeluaran
yang besar yang tidak dapat dipenuhi oleh kemampuan memproduksi yang
tersedia.
b. Inflasi Desakan Biaya
Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan dalam biaya
produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan mentah atau kenaikan upah.
c. Inflasi Diimpor

Kenaikan harga-harga yang disebabkan oleh kenaikan harga-harga
barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam
negeri.5
Penilaian inflasi dibagi menjadi empat kategori skala yang biasa
dipakai yaitu:
a. Inflasi ringan (creeping inflation), terjadi apabila skala penilaian < 10 %
per tahun.
b. Inflasi sedang (moderate inflation), terjadi apabila skala penilaian 10 –
30 % per tahun.
c. Inflasi berat, terjadi apabila skala penilaian 30 – 100 % per tahun.
d. Inflasi sangat berat (hyper Inflation), terjadi apabila skala penilaian > 100
% per tahun.6
Inflasi memiliki beberapa dampak buruk terhadap individu dan
masyarakat. Menurut Prathama Rahardja dan Manurung yaitu:
a. Menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat
b. Memperburuk distribusi pendapatan
c. Terganggunya stabilitas ekonomi
Dampak lainnya yang timbul selain di atas adalah dampak yang
dialami oleh para penabung, oleh kreditur dan debitur, dan oleh produsen.
Dampak inflasi bagi para penabung ini menyebabkan orang enggan untuk
menabung karena nilai mata unag yang ditabung semakin menurun. Sedangkan
dampak inflasi bagi debitur inflasi ini justru menguntungkan karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam.
Tetapi, sebaliknya bagi kreditur akan mengalami kerugan karena nilai
mata uang pengembalian lebih rendah dibandingkan pada saat peminjaman.
Begitu pula bagi produsen, inflasi ini menguntungkan bila pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Sedangkan dampak
inflasi untuk ekonomi secara keseluruhan, misalnya prospek pembangunan
ekonomi jangka panjang akan semakin memburuk, inflasi mengganggu

5 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar…., hlm. 333.
6Irham Fahmi, Ekonomi Politik Teori dan Realita…., hlm. 105-106.

stabilitas ekonomi dengan merusak rencana jangka panjang para pelaku
ekonomi.7
Teori Philips
Menurut Farid Alghafari menjelaskan bahwa teori A.W Philips
muncul karena pada tahun 1929 mengalami depresi ekonomi di Amerika
Serikat, yang berdampak pada tingginya inflasi dan pengangguran. Sehingga
teori Philips ini mengamati hubungan antara inflasi dengan pengangguran.
Dalam kurva Philips terjadi kaitan yang erat, yaitu jika inflasi tinggi maka
tingkat pengangguran akan tinggi pula dengan asumsi bahwa inflasi adalah
cerminan dari kenaikan permintaan agregat. Berdasar teori permintaan,
permintaan naik maka harga juga akan naik. Dengan tingginya harga (inflasi),
untuk memenuhi permintaan tersebut maka ditambah kapasitas produksi
dengan menambah tenaga kerja. Akibat dari permintaan tenaga kerja, maka
dengan naiknya harga-harga (inflasi) pengangguran akan berkurang. 8
Sedangkan menurut Siti Delvi Janiarti, kurva Philips hanya berlaku untuk
tingkat inflasi yang ringan dan dalam jangka pendek. Hal ini dikarenakan
adanya kenaikan harga yang membuat perusahaan meningkatkan produksinya
dalah untuk memperoleh laba yang tinggi. Namun pada saat terjadi
hyperinflation, kurva Philips ini tidak berlaku, karena saat inflasi tinggi yang
tidak dibarengi dengan kemampuan masyarakat, perusahaan akan mengurangi
penggunaan tenaga kerja sehingga pengangguran akan bertambah.9
3. PDRB
Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi menerangkan atau mengukur prestasi dari
perkembangan suatu ekonomi. Dalam kegiatan perekonomian pertumbuhan
7 Amalia Nuril Hidayati, Diktat Ekonomi Makro Islam…., hlm. 82.
8 Farid Alghofari, Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980-2007, Jurnal
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, t.t.
9 Siti Delvi Janiarti, Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Pengangguran di Indonesia Periode 2012-2015, Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi
Universitas Medan, t.t.

ekonomi berarti perkembangan fiskal produksi barang dan jasa yang berlaku di
suatu negara. Tetapi dengan menggunakan berbagai jenis data produksi adalah
sangat sukar untuk memberi gambaran tentang pertumbuhan ekonomi yang
dicapai. Oleh sebab itu untuk memberi suatu gambaran mengenai pertumbuhan
ekonomi yang dicapai suatu negara ukuran yang selalu sigunakan adalah
tingkat pertumbuhan pendapatan nasional riil yang dicapai (GNP). Faktorfaktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi adalah:10
a. Tanah dan kekayaan alam lainnya.
b. Jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja.
c. Barang-barang modal dan tingkat teknologi.
d. Sistem sosial dan sikap masyarakat
Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai perkembangan
kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat
meningkat.
Teori Hukum Okun
Menurut Aziz Septiantin dkk. hukum okun menjelaskan hubungan
antara pengangguran dengan pertumbuhan ekonomi, diambil dari nama Arthur
Okun, ekonom yang pertamakali mempelajarinya. Pengangguran biasanya
bergerak bersamaan dengan output pada siklus bisnis. Dalam studinya dia
menjelaskan penambahan satu point pengangguran akan mengurangi GDP
sebesar 2 persen.11 Artinya terdapat hubungan yang negative antara
pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran. Penurunan pengangguran
menyebabkan ketidakmerataan. Pengangguran juga berhubungan dengan
ketersediaan lapangan kerja, ketersediaan lapangan kerja berhubungan dengan
investasi, investasi didapat dari akumulasi tabungan, tabungan adalah sisa
pendapatan yang tidak dikonsumsi. Semakin tinggi pendapatan nasional,
semakin rendah harapan untuk membuka kapasitas produksi baru yang akan
menambah tenaga kerja.
10 Sadono Sukirno, Makroekonomi Teori Pengantar….., hlm. 429.

11 Aziz Septiantin dkk., Pengaruh Inflasi dan Tingkat Pengangguran terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Jurnal I-Economic, Vol. 2. No.1 Tahun 2016

4.

Penelitian terdahulu
Sampel & Teknik

No

Judul/Penulis/Tahu

Sampling

Hasil Penelitian

.

n

Teknik Analisis

Keterbatasan & Saran

1.

Data
berupa

Analisis

Pengaruh Data

Inflasi,

Investasi sekunder dari BPS, tidak

dan PDRB terhadap Bank
Tingkat

cabang

Pengangguran
Sulawesi

data Inflasi berpengaruh negative

Indonesia tingkat
Palu,

pengangguran,
signifikan

analisis

yang berpengaruh negative tidak

Anam & Hanida analisis

adalah signifikan terhadap tingkat
deskriptif pengangguran

data

time investasi,

dan

Inflasi,

PDRB

secara

Wahyuni

dengan

Adda/2017

series, cross section bersama-sama
dan data panel.

Jumlah digunakan

Penduduk

berupa negative

terhadap BPS

dan

signifikan

pengangguran

tentang terdidik, Jumlah penduduk

investasi

asing, berpengaruh

Terdidik di Jawa inflasi,
Tengah

signifikan terhadap tibgkat

dan data sekunder dari terhadap

Pengangguran

berpengaruh

pengangguran.
yang Investasi asing berpengaruh

Pengaruh Investasi Data

Inflasi

terhadap

Periode mendukung. Teknik tingkat penganggura, PDRB

Fitri Yanti, Haerul digunakan

Asing,

terhadap

dan Investasi berpengaruh positif

di literature lain yang tidak

2010-2014/Nur

2.

signifikan

positif

jumlah signifikan

Periode penduduk

terhadap

dan pengangguran

1980-2011/Mukti

pengangguran

Hadi Prasaja/2013

terdidik

di

dan

terdidik,

Inflasi berpengaruh positif
Jawa dan tidak signifikan terhadap

Tengah tahun 1980- pengangguran terdidik, dan
2011.
analisis
digunakan

Teknik Investasi

asing,

jumlah

yang penduduk dan inflasi secara
adalah bersama-sama

berpengaruh

persamaan

regresi secara

nyata

terhadap

dengan

metode pengangguran terdidik.

ordirary least square
atau
3.

regresi

sederhana.
Pengaruh Investasi Data
dan

Pertumbuhan digunakana

yang Secara

parsial

adalah mempunyai

investasi
pengaruh

Ekonomi Terhadap data sekunder dari signifikan terhadap tingkat
Tingkat

Bank

Pengangguran

Kantor

Propinsi

Ketenagakerjaan

Aceh/Ramhadin,

dan Kependudukan dan

Abu Bakar Hamzah dan
dan M. Nasir/2013

Indonesia, pengangguran, Secara parsial
Dinas Pertumbuhan

BPS

1990-2012.
analisis

ekonomi

mempunyai pengaruh positif
signifikan

terhadap

tahun pengangguran .
Teknik
yang

digunakan
regresi

adalah
linier

berganda.
Selanjutnya
dilakukan uji t, uji f
4.

Pengaruh

dan R square adj.
PDRB, Populasi
yang PDRB mempunyai hubungan

UMK, Inflasi dan digunakan

dalam negative

dan

berpengaruh

Investasi Terhadap penelitian adalah 29 signifikan terhadap tingkat
Pengangguran
Terbuka

kabupaten
di kota.

Data

Kab/Kota Propinsi digunakan

dan

9 pengangguran terbuka, UMK

yang mempunyai
adalah negative

dan

hubungan
berpengaruh

Jawa Timur Tahun data sekunder dari signifikan terhadap tingkat
2007-2011/Tengku

BPS, Dinas Tenaga pengangguran terbuka, Inflasi

Sarimuda RB dan Kerja
Sukarnoto/2014

dan

Penanaman

Badan mempunyai hubungan positif
Modal dan

tidak

berpengaruh

Propinsi Jawa Timur signifikan terhadap tingkat
tahun

2007-2011. pengangguran

Tenik analisis yang Investasi
digunakan

terbuka,
mempunyai

adalah hubungan negative dan tidak

regresi data panel.

berpengaruh

signifikan

terhadap

tingkat

pengangguran terbuka.
Persamaan antara penelitian ini dengan jurnal-jurnal diatas adalah data
yang digunakan berupa data sekunder, yaitu data dari BPS dan lembaga yang
terkait. Selain itu teknik analisis yang digunakan sama-sama menggunakan
analisis regresi linier berganda seperti pada jurnal milik Abu Bakar Hamzah
Ramhadin.
Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan jurnal-jurnal diatas adalah
variabel yang digunakan tidak hanya tingkat inflasi, tingkat PDRB dan jumlah
pengangguran, tetapi ada variabel UMK, investasi, jumlah penduduk dan
pertumbuhan ekonomi. Selain itu, periode data yang diteliti juga tidak sama.
Teknik analisis yang digunakan juga berbeda, seperti jurnal milik Mukti Hadi
Prasaja yang menggunakan analisis regresi sederhana.
G. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, paradigma atau kerangka berpikir yang digunakan
adalah paradigm ganda dengan dua variabel indepnden seperti bagan berikut.12

Inflasi
(X1)
Pengangguran
(Y)
PDRB (X2)

12 Rokhmat Subagiyo, Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep dan Penerapan,
(Jakarta: Alim`s Publishing, 2017), hlm. 39

H. Hipotesis Penelitian
H1 : Tingkat inflasi yang fluktuatif berdampak terhadap jumlah pengangguran di
Kabupaten Blitar.
H2 : Tingkat PDRB yang fluktuatif berdampak terhadap jumlah pengangguran di
Kabupaten Blitar.
H3 : Tingkat Inflasi dan PDRB yang fluktuatif secara bersama-sama berdampak
terhadap jumlah pengangguran di Kabupaten Blitar.
I. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sedangkan dilihat
dari tingkat eksplanasinya merupakan penelitian asosiatif, karena penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih.
2. Populasi, Sampling dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti yang
kemudian ditarik kesimpulan.13 Populasi dalam penelitian ini adalah data
inflasi, PDRB dan jumlah pengangguran yang didapat dari BPS Kabupaten
Blitar selama periode penelitian. Semua populasi dalam penelitian dijadikan
sebagai sampel penelitian.
3. Sumber Data, Variabel dan Skala Pengukurannya
Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari BPS
Kabupaten Blitar. Terdapat tiga variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel
bebas meliputi tingkat inflasi dan PDRB dan variabel terikat yaitu jumlah
pengangguran.
4. Teknik Pengumpulan data dan Instrumen Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara
dokumentasi. Kajian dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu yang bisa membantu peneliti dalam mengumpulkan data atau
informasi dengan cara membaca surat-surat, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis

13 Ibid., hlm. 11

kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Data yang dikumpulkan
diperoleh dari jurnal, buku dan website Badan Pusat Statistik.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan ialah analisis regresi linear berganda, yaitu
untuk melihat pengaruh antara variabel terhadap variabel lainnya. Rumusnya
menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) seperti berikut:
Y = α0 + α1X1 + αX2 + e
Dalam analisis data ini, ada beberapa bentuk uji yang digunakan meliputi
uji asumsi klasik dan uji hipoteis. Uji asumsi klasik antara lain uji normalitas,
uji linieritas, uji multikoliniersitas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
Sedangkan uji hipotesis meliputi uji-t (parsial), uji-F (simultan), dan uji
koefisien determinasi (R2).

DAFTAR PUSTAKA
Alghofari, Farid. Analisis Tingkat Pengangguran di Indonesia Tahun 1980-2007,
Jurnal Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Fahmi, Irham. 2013. Ekonomi Politik Teori dan Realita. Bandung: Alfabeta.
Hidayati, Amalia Nuril. 2016. Diktat Ekonomi Makro Islam. Tulungagung:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung.
Janiarti, Siti Delvi. Analisis Pengaruh Inflasi, Investasi dan Pertumbuhan
Ekonomi Terhadap Pengangguran di Indonesia Periode 2012-2015,
Jurnal Mahasiswa Ilmu Ekonomi Universitas Medan.
Septiantin, Aziz dkk. Pengaruh Inflasi dan Tingkat Pengangguran terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia, Jurnal I-Economic, Vol. 2. No.1
Tahun 2016
Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep dan
Penerapan. Jakarta: Alim`s Publishing.
Sukirno, Sadono. 2011. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.
Yanti, Nur Fitri dan Haerul Anam & Hanida Wahyuni Adda. Analisis Pengaruh
Inflasi, Investasi dan PDRB terhadap Tingkat Pengangguran di Sulawesi
Periode 2010-2014, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Tahun 2017.