Contoh Proposal Penelitian Partisipasi P

Contoh Proposal Penelitian Partisipasi Politik
1. LAPORAN PENELITIAN KUANTITATIF METODE PENELITIAN
SOSIALPARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT KOTA PADANG DI PAUH PADA
KECAMATAN PILKADA TAHUN 2005 OLEH : DADI DAPUTRA RAMA 06193086
NOVI HENDRA 06193058 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2008

1. 1. LATAR BELAKANG
1.

Partisipasi politik merupakan hal yang menarik untuk diperhatikan, terbukti
denganbanyaknya ilmuan yang meneliti tentang hal ini. Dalam analisis politik
modern,partisipasi termasuk kedalam hal penting yang belakangan ini banyak mendapat
perhatiandi negara-negara berkembang. Namun, walaupun ilmuan dan pengamat politik
sudahrelatif lama menekuninya, ternyata sampai saat ini belum ada keseragaman
pemahamantentang hal tersebut. Sehingga banyak penuli-penulis baru yang ingin
menelitipermasalahan ini. Partisipasi politik adalah hal yang mempengaruhi sistem politik
sebuah negara yangdemokratis, karena sistem politik yang demikratis tidak akan ada artinya
tanpa

adanyapartisipasi


politik.

Partisipasi

poltik

mempunyai

hubungan

dengan

kepentinganmasyarakat. Sehingga apa yang dilakukan rakyat dalam partisipasinya
menunjukkanderajat kepentingan mereka. Sebenarnya apa yang dilakukan masyarakat dalam
kegiatan politiknya, tidak lebihdari sebuah ungkapan tanggung jawab mereka terhadap
keberlangsungan gerak daripemerintah. Banyak masyarakat merefleksikannya dalam bentuk
partisipasi politik aktif.Gejala ini sesuai dengan konsep partisipasi politik itu sendiri, dimana
kegiatan danaktifitas individu sebagai warga negara yang berusaha mempengaruhi
pembuatankeputusan pemerintah. Pengaruh terhadap pemerintah dapat mewujudkan

perubahandalam sistem politik Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan kekuatan politik.
Salahsatu kekuatan politik yang ada adalah masyarakat dan partisipasinya. Masyarakat
merupakan

kelas-kelas

yang

beragam.

Mulai

dilihat

dari

status

sosial,kasta,


pendidikan ,sampai pada status ekonominya. Setiap gejala sosial dalammasyarakat kan ikut
mempengaruhi semua komponen penting pemerintah termasukbidang politik. Sehingga
keberagaman yang ada dalam masyarakat menjadi suatufenomena ada atau tidaknya

partisipasi dalam politik. Peran masyarakat dalam panggung politik bukanlah hal yang baru.
Peranmasyarakat sebenarnya sudah lama mengakar dalam kehidupan politik bangsa
sejakIndonesia

merdeka.

Namun

bentuk

partisipasi

masyarakat

masa


itu

masih

dalambelenggu, demokrasi hanya masih untuk para penguasa. Namun setelah lepasnya masa
orde baru dan dimulai dengan pemerintahan yang baru barulah mulai terlihat partisipasi
2.

masyarakat. Hal yang paling menonjol menunjukkan adanya demokrasi besar-basaran
adalah diadakanya sebuah Pemilu yaitu Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun 2005lalu.
Partisipasi politik masyarakat lebih terbuka, hal ini dikarenakan pada Pilkada tahun2005
masyarakat dapat memilih kepala daerahnya masing-masing sesuai dengan pilihan.Dilain hal,
masyarakat juga dapat lebih mengenal dan mengetahui calon pilihannya.Keaadan yang
demikian juga terjadi di Kota Padang. Berdasarkan survei awal yangdilakukan bahwa seiring
dengan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur kebanyakanmasyarakat Kota Padang
memberikan partisipasi politiknya, terutama dalammenggunakan hak suara. Bentuk aktifitas
partisipasi politik lainnya adalah kampanye,menjadi tim sukses, dan menjadi saksi atau
pengawas pada saat pemilihan berlangsung. Yang menjadi menarik dari fenomena politik ini

3. adalah tidak semua masyarakatmelakukan partisipasi politiknya secara aktif, banyak faktor

yang mempengaruhi sertatidak sedikit pula masyarakat yang tidak mau ambil peduli dalam
kegiatan partisipasipolitik. Sebagian mereka banyak yang menghabiskan waktu dirumah atau
dilokasi tempatbekerja. Fenomena yang terjadi menjadi sebuah pertanyaan tentang apakah
yangmenyebabkan

terjadinya

perbedaan

tingkat

partisipasi

politik

dan

bentuk-

bentukpartisipasi politik tersebut. Sebenarnya belum ada jawaban yang pasti terhadap

pertanyaan tersebut, namunberdasarkan hasil survei awal yang telah dilakukan tampak
kecenderungan bahwapartisipasi politik masyarakat dipengaruhi oleh faktor utama yaitu
tingkat pendidikan,status sosial dan tingkat perekonomian. Kebanyakan partisipasi
masyarakat yangterwujud terjadi pada masyarakat yang golongan masyarakat menengah
keatas.Dikarenakan pada golongan ini masyarakat rata-rata memiliki pendidikan politik
danperekonomian yang memadai.1.2. FOKUS PENELITIAN Dalam penelitian ini yang
menjadi focus penelitian adalah tingkat partisipasimasyarakat kota Padang pada umumnya
dan masyarakat Kecamatan Pauh padakhususnya. Dari focus penelitian ini akan menjadi
gambaran atau garis besar penelitianini.. 3

4. 4. 1.3. PARADIMA PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan

menggunakanparadigma tradisionalais. Yang ditujukan untuk mencari data secara empiris
khususnyamasyarakat kecamatan pauh.I. 4. PERUMUSAN MASALAH Berangkat dari latar
belakang diatas yaitu adanya peran partisipasi masyarakat KotaPadang dalam pelaksanaan
pemilihan kepala daerah (Pilkada) daerah provinsi SumateraBarat dengan tingakt dan jeni
yang berbeda maka muncullah pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimana hubungan antara
tingkat status ekonomi masyarakat dengan tingkat partisipasi politiknya dalam Pilkada tahun
2005 Sumatera Barat? 2. bagaimana hubungan anatara tingkat pendidikan masyarakat dengan
tingkat partisipasi politiknya dalam Pilkada tahun 2005 Sumatera Barat?I.5. TUJUAN DAN

SIGNIFIKANSI PENELITIANTujuan penelitian ini adalah: 1. untuk mengetahui hubungan
antara tingkat status ekonomi dengan tingkat partisipasi politik masyarakat dalam pemilihan
Gubenur dan Wakil Gubenur propinsi Sumatera Barat. 2. untuk mengetahui hubungan antara
tingkat kosumsi media massa masyarakat dengan tingkat partisipasi politik masyarakat dalam
pemilihan Gubenur dan Wakil gubenur provinsi Sumatera Barat. 3. untuk mengetahui
hubungan antara tingkat identifiaksi kepartian masyarakat dengan tingkat partisipasi politik
masyarakat

dalam

pemilihan

Gubenur

dan

Wakil

Gubenur


provinsi

Sumatera

Barat.Signifikan penelitianHasil penelitian ini nantinya dapat memberi manfaat diantaranya
sebagai berikut :
5.

secara teoritis dapat memperkaya atau menambah referensi tentang partisipasi politik
masyarakat yang masih minim di Sumatra Barat umumnya dan Unand khususnya. 2. secara
akademis, dapat memberikan masukan bagi peneliti lainnya, khususnya yang tertarik dengan
permasalahan partisipasi politik masyarakat. 3. secara praktis, dapat memberikan pemahaman
dan pengambilan kebijakan dalam usaha peningkatan paritsipasi politik masyarakat, melalui
proses perbaikan sosialisasi politik dan pendidikan politik pada masyarakat.1.6. TINJAUAN
PUSTAKA DAN PENGUKURAN Menurut pendapat para ahli, pilkada 2005 merupakan
puncak apatisme publicterhadap partai politik. Apatisme public ini pulalah yang secara
dominan mendorangsejumlah komponen masyarakat, mengkampanyekan golput. Meskipun
deemikian ,apakah golput menjadi alternatif terbaik ? masih dibutuhkan pencermatan yang
lebihakurat. Menurut ilmuan politik dari Universitas Goerge Mason, Amerika Serikat,
RobertP Clark, partisipasi politik selain melalui aktifitas electroral (pemilu) bisa juga

melaluilobi, aktifitas organisasional (non parpol), kontak individu dengan pejabat politik,

bahkankekerasan dalam artian upaya mempengaruhi keputusan pemerintah dengan cara
melukaifisik seseorang atau merusak property milik pemerintah. Menurut Samuel P.
Huntington dan Joan M. partisipasi politik adalah aktivitaswarga Negara secara pribadi yang
dimaksudkan untuk mempengaruhi pembuatankeputusan pemerintah. Partisipasi politik dapat
bersifat individu ataupun kolektif,terorganisasi ataupun spontan, mapan, atau sporadis, damai
atau kekerasan, legal ataupunillegal, efektif atau tidak. Partisipasi politik juga bisa berarti
kegiatan mempengaruhipemerintah, terlepas dari kegiatan secara langsung atau tidak.
Langsung berarti ia sendiritanpa perantara dan taidak langsung melalui orang-orang yang
dapat menyalurkanpemerintah. Biasanya partisipasi politik dipengaruhi oleh pertama, budaya
politik masyarakatsetempat. Ini terkait dengan beberapa nilai yang diyakini oleh masyarakat
seperti nilaiadat dan nilai tradisi, agama, dll. Kedua, partisipasi dipengaruhi juga oleh status
social.Status social meliputi pendidikan, okonomi, dan kelas social masyarakat. Biasanya

6.

masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan berpendapatan
yangmemadai


lebih

berpartisipasi

dibandingkan

orang

yang

berpendidikan

dan

berpenghasilanrendah. Ketiga, partisipasi dipengaruhi juga oleh keterbukaan yang dilakukan
pemerintah.Ini berkaitan dengan political will pemerintah untuk membuka ruang public yang
seluas-luasnya. Model-model partisipasi politik ada lima yaitu : 1. kegiatan pemilihan,
berkaitan dengan setiap tindakan yang bertujuan mempengaruhi hasil pemelihan. 2. lobbying,
yaitu upaya yang dilakukan untuk menghubungi pejabat–pejabat dan pemimpin politik
dengan tujuan mempengaruhi keputusan mengenai persoalan yang menyangkut sejumlah

orang. 3. kegiatan organisasi, tujuan utamanya adalah mempengaruhi pengambilan keputusan
pemerintah. 4. mencari koneksi, biasanya hanya bermanfaat pada sedikit orang. 5. tindakan
kekerasan, hal ini dilakukan sebagai upaya terakhir.1. Partipassi Politik Masyarakat dalam
Pemilihan Gubenur dan Wakil GubenurSumbar 2005 Seiring dengan dilaksanakannya
pemilihan kepala daerah langsung ( Pilkada)pada bulan Juni 2005 yang merupakan
implementasi salah satu bagian dari UU No. 32tahun 2004 tentang pemerintah daerah dalam
PP No. 6 tahun 2005 khususnya pemilihanGubenur dan Wakil Gubenur, maka kegiatan
partisipasi politik ini semakin terlihat dalamkehidupan masyarakat. Karena pilakda
merupakan sakah satu produk demokrasi danmerupakan salah satu saran pendidikan pilitik,

dimana semua masyarakat dapatmemberikan partisipasi politiknya. Sebagaimana dicatat oleh
propesor MiriamBudihardjo dalam bukunya “demokrasi di Indonesia “ Selain itu dengan
dilaksanakannya pemilihan Gubenur dan Wakil Gubenur inimaka masyarakat dapat
memberikan partisipasi politiknya secara individual. Sebenarnyatidak hanya berkaitan
dengan pemberian suara yang dapat dilakukan masyarakat dalamPilgub. Masyarakat
melakukan partisipasi politiknya antara lain dengan menjadi tim 6
7. 7. sukses calon Gubenur dan Wakil Gubenur, saksi dalam pelaksanaan pemilihan, ikutdalam

aktifitas kampanye pasangan calon.2. Hubungan Tingkat Status Ekonomi dengan Tingkat
Partisipasi PolitikMasyarakat Status adalah posisi dalam suatu hirarki, suatu wadah bagi hak
dan kewajiban,aspek status dari peranan prestise yang berkaitan dengan suatau posisi peranan
ideal.Sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau suatu
kelompoklainnya dalam kelompok yang lebih besar. Oleh karena status yang dimiliki
seseoangmenentukannya dalam stratifikasi tersebut. Menurut Nimkof, status ekonomi
menentukan kelas seseorang, maka statusseseorang dalam masyarakat menjadi penting, dari
yang diungakapkan diatas bahwastatus ekonomi memisahkan orang dalam golongan yang
berbeda-beda. Status ekonomimasyarakat yang tinggi mencerminkan kondisi keuangan
masyarakat yang baik pula.Dengan memadainya keuangan masyarakat maka masyarakat
tersebut dapat memikirkankemungkinan-kemungkinan lain selain mencari uang. Biasanya
status ekonomi ataukeuangan yang memadai menyebabkan partisipasi politik yang tinggi
pula.1.7. MODEL ANALISIS Model analisis dalam penelitian sangat berguna untuk
memfokuskan kajian yandilakukan atau dengan pengertian lain, objek yang diteliti
ditentukan criteria agar dapatmenjawab masalah penelitian yang ada. Model analisis dalam
penelitian ini adalah semua masyarakat yang berdomisili diKecamatan Pauh dan mendaptkan
hak dalam pemilu Gubenur dan Wakil GubenurSumbar. Penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh informasi tentang pendapat,persepsi, dan orientasi individu terhadap partisipasi
politiknya.1.8 HIPOTESIS Penelitian ini berangkat dari suatu hipotesis kerja yang akan
dibuktikan dalampenelitian lapangan dengan menggunakan analisis statistic. Hipotesis
merupakanpernyatan yang menunjukan bagaiman peneliti berfikir tenetang hubungan antara
7
8. 8. fenomena yang diamatinya. Hipotesis bertujuan untuk menuntun peneliti dalam

mencaridata-data responden yang termuat dalam item-item pertanyaan. Dalam penelitian

inihipotesis yang digunakan adalah hipotesis korelatif yaitu adanya hubungan antaravariabelvariabel yan diteliti. Hipotesis yang akan diuji tersebut antara lain: 1. semakin baik status
ekonomi masyarakat maka semakin tinggi partisipasi politik masyarakat. 2. semakin tinggi
tingkat kosumsi media massa maka masyarakat semakin tinggi tingkat partisipasi pilitik
masyarakat. 3. semakin tinggi identifikasi kepartaian masyarakat maka semakin tinggi
tingkat pertisipasi politik masyarakat. Kerangka hubungan variabelHipotesis geometrik 8
9. 9. Hipotesis indenpenden hipotesis dependen Status social ekonomi Partisipasi politik

Kosumsi media massa masyarakat pauh dalam pilkada 2005 Identifikasi kepartaian1.9
METODE PENELITIAN1.9.1. Pendekatan dan Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kuantitatif. Sementara jenidpenelitian yang digunakan adalah
eksplanatori atau penelitian penjelasan. Penelitianini tidak hanya memberikan sekedar
gambaran mengenai gejala social tertentunamun, juga menjelaskan hubungan klausa antara
variabel-variabel penelitian danpengajuan hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya.
Penelitian ini dilaksanakan 9
10. 10. dengan melakkukan survey yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data. 1.9.2. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini
didukung dengan data yan bersifat kuantitatif. Teknik yan dipakai dalam penelitain ini adalah
teknik wawancara tersrtuktur dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner dalam penelitian
ini disebarkan dengan tujuan untuk memperoleh data dan informasi dari lapangan. 1.9.3.
Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Pauh-Padang Sumatera Barat.
Karena penelitian ini melihat tingkat partisipasi politik masyarakat Pauh. Selain itu
Kecamatan Pauh adalah kecamatan yang memiliki Universitas yaitu Universitas Andalas,
dimana partisipasi politik masyarakat dipengaruhi oleh keberadaan kampus unand. 1.9.4.
Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini diambil sebagai populasi adalah masyarakat
Kecamatan Pauh yang memiliki hak suara. Penetapan ini didasari oleh aturan atau UU yang
mengatur hak pilih yaitu warga negara Indonesia yang memiliki umur diatas 17 tahun. Dalam
artian kata setiap masyarakat yang memenuhi syarat untuk memilih dan terdaftar sebagai
pemilih. Karena banyaknya populasi maka dalam penelitian ini ditarik sampel. Sampel
adalah sebagian wakil yang akan diteliti. Sampel dalam penelitian ini ditarik dengan
menggunakan teknik stratified proportional random samplingIdentitas RespondenUmur

Responden No Umur Frekuensi Persentase 1 < 25 4 40 2 26-35 2 20 3 36-45 3 30 4 > 46 1 10
Total 10 100 10
11. 11. Dari 10 orang responden yang diteliti tidak ada yang memberikan jawaban tidaktentang

umur. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa umur responden pada umumnyaberkisar antara
22-46 tahun. Terbukti dengan 4 responden berumur dibawah 25 tahundengan persentase
40%, 2 orang responden berumur antara 26-35 tahun atau 20%, umur36-45 tahun berjumlah
3 orang atau 30% dan hanya 1 orang responden yang berumurantar 49-55 tahun atau
10%.Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1 < 25 8 80 2 26-35 2
20 Total 10 100 Ternyata setelah dilakukan penelitian diketahui bahwa dari 10 orang
respondenjumlah responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan yaitu
sebanyak 8orang atau 80%. Sedangkan jumlah responden perempuan adalah 2 orang atau
20%.Pemungutan SuaraPenggunaan Hak Pilih No Penggunaan Hak Pilih Frekuensi
Persentase 1 Ya 8 80 2 Tidak 2 20 Total 10 100 Setelah dilakukan penelitian dapat diketahui
bahwa dari 10 orang responden yangditeliti tidak semua responden yang menggunakan hak
pilihnya dalam Pilkada 2005tersebut. Namun jumlah responden yang menggunkan hak
pilihya lebih banyak dibandingresponden yang tidak memilih yaitu sebanyak 8 orang atau
80%, sedangkan respondenyang tidak memilih adalah 2 orang atau 20%Calon Yang Dipilih
No Nama Calon Frekuensi Persentase 11
12. 12. 1 Gamawan-Marlis 3 37.5 2 Jefri-Dasman - - 3 Kapitra-Dalimi - - 4 Irwan-Ikasuma 4 50

5 Rahasia 1 12.5 Total 8 100 Dari data di atas dapat di lihat bahwa dari 8 orang responden
yang ikut memilih,pasangan Gamawan-Marlis dipilih oleh 3 orang responden atau 37.5%.
Pasangan Irwan-Ikasuma sebanyak 4 orang responden atau 50%. Pasangan Jefri-Dasman dan
Kapitra-Dalimi tidak mendapat suara dari 8 orang pemilih tersebut. Sedangkan 1 orang
respondenatau 12.5% merahasiakan pasangan pilihannya.Alasan Memilih No Alasan
Memilih Frekuensi Persentase 1 Kesadaran sendiri 2 25 2 Fanatik terhadap calon 3 37.5 3
Suka terhadap calon 2 25 4 Diminta untuk memilih - - 5 Ikut pilihan orang lain 1 12.5 Total 8
100 Dari 8 orang responden yang memilih diketahui bahwa alasan responden memilihadalah
karena kesadaran sendiri sebanyak 2 orang atau 25%, alasan memilih karenafanatik terhadap
calon yang dipilih sebanyak 3 orang responden atau 37.5%. Respondenyan memilih karena
suka terhadap calon sebanyak 2 orang atau 25%. Sedangkanresponden yang ikut pilihan
orang lain hanya 1 orang dengan persentase 12.5%. Dan daridata diatas tidak ditemukan

responden yang memilih karena diminta untuk memilihpasangan calon.Sikap Terhadap
Calon No Sikap Terhadap Calon Frekuensi Persentase 12
13. 13. 1 Simpati 6 75 2 Sangat simpati - - 3 Tidak simpati - - 4 Biasa saja 2 25 Total 8 100

Selain memilih karena adanya alasan, responden juga memiliki sikap terhadap calonyang
dipilihnya. Dapat dilihat dari 8 orang pemilih terdapat sabagian besar respondenmemilih
calonnya karena simpati terhadap calon tersebut yaitu sebanyak 6 orang atau75%. Sedangkan
responden yang bersikap biasa saja terhadap calonnya sebanyak 2 orangatau 25%.Latar
Belakang yang Cocok Untuk Seorang Gubernur No Latar Belakang Frekuensi Persentase 1
Birokrat 2 25 2 Militer 1 12.5 3 Politisi 1 12.5 4 Pengusaha 2 25 5 Praktisi - - 6 Lainnya 2 25
Total 8 100 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa responden menginginkan calon yang
berlatarbelakang birokrat dan pengusaha @2 orang atau @25%. Responden yang memilih
calonberlatar belakang militer dan politisi @1 orang atau @12.5%. sedangkan untuk
berlatarbelakang seorang praktisi, tidak satupun calon yang memilihnya dan pilihan
tersebutdialihkan ke pilihan lainnya yaitu sebanyak 2 orang atau 25% dari jumlah
responden.Alasan Jika Tidak Ikut Memilih No Alasan Frekuensi Persentase 1 Tidak percaya
janji calon 5 50 2 Tidak ada calon yang sesuai 2 20 3 Bingung karena banyaknya calon - - 4
Ajakan teman - - 5 Kesibukan yang tidak bisa dilewatkan 3 30 Total 10 100 13
14. 14. Berdasarkan data di atas kebanyakan dari 10 orang responden yang diajukanpertanyaan

jika tidak ikut memilih rata-rata beralasan tidak percaya pada janji calon yaitudengan 5 orang
atau 50%. Untuk alasan tidak ada calon yang sesuai adalah sebanyak 2orang responden atau
20%. Sedangkan responden yang memberikan alasan karenakesibukan yang tidak bisa
dilewatkan adalah 3 orang atau 30%. Dan dari tabel tersebutjuga terlihat tidak ada responden
yang memberikan alasan bingung karena banyak calondan alasan ajakan teman.Partisipasi
Dalam Kampanye No Latar Belakang Frekuensi Persentase 1 Ya 2 20 2 Tidak 8 80 Total 10
100 Ternyata partisipasi politik masyarakat dalam kampanye berbanding terbalikdengan
partisipasi dalam menggunakan hak suara yaitu dari 10 orang responden dapatdilihat bahwa
sebanyak 8 orang responden atau 80% tidak ikut dalam kampanye Pilkada2005. Sedangkan
responden yang ikut dalam kampanye hanya sebanyak 2 orang atau20%.Mengikuti semua
Kampanye No Mengikuti Semua Kampanye Frekuensi Persentase 1 Ya - - 2 Tidak semua 3
30 3 Tidak sama sekali 7 70 Total 10 100 Dari data di atas ternyata tidak ada satupun
responden yang mengikuti semuakampanye Pilkada calon pilihannya. Responden yang tidak

mengikuti semua kampanyesebanyak 3 orang atau 30%. Persentase yang besar adalah 70%
atau 7 dari 10 orangresponden tidak mengikuti sama sekali selama kampanye Pelikada 2005
berlangsung. 14
15. 15. Status Sosial EkonomiPernghasilan perbulan No Jumlah penghasilan perbulan Frekuensi

Persentase 1 < Rp. 1.000.000,00 3 30 2 Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00 4 40 3 Rp.
2.000.000,00 – Rp. 3.000.000,00 3 30 4 Rp. 4.000.000,00 – Rp. 5.000.000,00 - - 5 > Rp. 5.
000.000,00 - - Total 10 100 Berdasarkan data diatas, status sosial yang dilihat dari jumlah
penghasilan perbulanberkisar antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 2.000.000,00. dari 10 orang
responden tersebut,responden yang berpenghasilan < Rp. 1.000.000,00 adalah sebanyak 3
orang atau 30%.Responden yang berpenghasilan antara Rp. 1.000.000,00 – Rp. 1.500.000,00
adalahsebanyak

4

orang

responden.

Responden

yang

Rp. 2.000.000,00

– Rp.

3.000.000,00sebanyak 3 orang atau 30%. Sedangkan tidak ada satupun responden yang
berpenghasilanlebih dari Rp. 4.000.000,00.Daerah Tempat Tinggal No Daerah Tempat
Tinggal Frekuensi Persentase 1 Apartemen - - 2 Perumahan/Komplek 4 40 3 Asrama - - 4
Perkampungan 6 60 Total 10 100 Data dari tabel di atas membuktikan bahwa responden
sebagian besar tinggal diderah perkampungan sebanyak 6 orang atau 60% dan di daerah
perumahan/kompleksebanyak 4 orang atau 40%. Namun, dari 10 orang responden tersebut
tidak ada yangtinggal di apartemen ataupun asrama.Media MassaMengenal Calon 15
16. 16. No Media Frekuensi Persentase 1 Koran 2 20 2 Spanduk/Baliho 2 20 3 Radio 1 10 4

Teman 4 40 5 Dll 1 10 Total 10 100 Dari 10 orang responden yang diteliti dapat dilihat dari
tabel di atas bahwaresponden mengenal pasangan calonnya dari koran dan spanduk/baliho
masing-masingsebanyak 2 orang dengan persentase masing-masingnya 20%. responden yang
mengenalcalonnya dari radio hanya 1 orang atau 10%. Sedangkan dari teman memiliki
jumlahpaling banyak yaitu 4 orang atau 40%, dan 1 orang responden atau 10% mengenal
darimedia lain.Membaca Berita No Membaca berita Frekuensi Persentase 1 Setiap hari 1 10
2 4 kali seminggu 1 10 3 2 kali seminggu 3 30 4 1 kali seminggu 1 10 5 Tidak pernah 4 40
Total 10 100 Setelah dilakukan penelitian mengenai berapa kali responden membaca berita,
dari10 orang responden tersebut responden yang membaca berita setiap hari hanya 1
orangatau 10%. Responden yang membaca berita 4 kali dalam seminggu hanya 1 orang
atau10%, 2 kali seminggu sebanyak 3 orang atau 30% dan 1 kali seminggu 1 orang
respondenatau 10%. Sedangkan responden yang tidak pernah membaca berita sebanyak 4

orangatau dengan persentase terbesar yaitu 40%.Pernah Membaca Koran Lokal No Pernah
Membaca Koran Lokal Frekuensi Persentase 1 Ya 10 100 2 Tidak - - Total 10 100 16
17. 17. Dilihat dari aktifitas membaca koran, data di atas menunjukkan bahwa dari 10orang

responden, ternyata semua atau 100% responden pernah membaca koran lokal.Membaca
Koran Lokal No Membaca Koran Lokal Frekuensi Persentase 1 Setiap hari 1 1 2 4 kali
seminggu 3 20 3 2 kali seminggu 2 20 4 1 kali seminggu 3 30 5 Tidak pernah 1 10 Total 10
100 Setelah dilakukan penelitian mengenai berapa kali responden membaca koran lokaldari
10 orang responden tersebut, hanya 1 orang responden yang membaca koran lokalsetiap hari.
Responden yang membaca koran lokal 4 kali dalam seminggu sebanyak 3orang atau 30%, 2
kali seminggu sebanyak 2 orang atau 20% dan 1 kali seminggu dengan4 orang responden
yaitu 40%. Sedangkan responden yang tidak pernah membaca koranlokal hanya 1 orang atau
10%.Pernah Membaca Koran Nasional No Pernah Membaca Koran Nasional Frekuensi
Persentase 1 Ya 8 80 2 Tidak 2 20 Total 10 100 Berdasarkan data di atas menunjukkan
bahwa dari 10 orang reseponden, ternyatarata-rata responden pernah membaca koran
nasional yaitu sebanyak 8 orang atau 80%.Sedangkan responden yang tidak pernah membaca
koran nasional sebanyak 2 orang ataupersentasinya 20%.Membaca Koran Nasional 17
18. 18. No Membaca Koran Nasional Frekuensi Persentase 1 Setiap hari - - 2 4 kali seminggu 2

20 3 2 kali seminggu 2 20 4 1 kali seminggu 4 40 5 Tidak pernah 2 20 Total 10 100 Setelah
dilakukan penelitian mengenai berapa kali responden membaca korannasional dari 10 orang
responden tersebut, tidak satupun responden yang membaca korannasional setiap hari.
Responden yang membaca koran nasional 4 kali dalam seminggusebanyak 2 orang atau 20%,
2 kali seminggu sebanyak 2 orang atau 20% dan 1 kaliseminggu memiliki persentase terbesar
dengan 4 orang responden yaitu 40%. Sedangkanresponden yang tidak pernah membaca
koran nasional sebanyak 2 orang atau 20%.Membaca Berita Politik Saat Membaca Koran No
Membaca Koran Lokal Frekuensi Persentase 1 selalu 3 30 2 Jarang 2 20 3 Sekali-kali 3 30 4
Tidak pernah 2 20 Total 10 100 Dilihat dari ketertarikan responden terhadap berita politik
saat membaca koran,dapat dilihat dari data di atas bahwa responden yang selalu membaca
berita politik saatmembaca koran adalah sebanyak 3 orang atau 30m%, responden yang
jarang membacaberita politik sebanyak 2 orang atau 20%. Sedangkankan responden yang
sekali-kalimembaca berita politik sebanyak 3 orang atau 30% dan responden yang tidak
pernahsebanyak 20% atau 2 orang responden 18

19. 19. I.10. Analisis Uji Hipotesis Berdasarkan data dari penelitian maka untuk menguji

hipotesis penelitilihat berdasarkan tidak adanya partisipasi masyarakat di Kecamatan Pauh
sebagai berikut:no partisipasi masyarakat di Kecamatan Pauh1 Berpartisipasi2 Tidak
Berpartisipasi3 Tidak Berpartisipasi4 Berpartisipasi5 Berpartisipasi6 Berpartisipasi7
Berpartisipasi8 Berpartisipasi9 Berpartisipasi10 BerpartisipasiBerdasarkan data di atas
peneliti akan menganalisa berdasarkan hipotesis yaitu : Ho= tidak ada partisipasi masyarakat
di Kecamatan Pauh pada pilkadaSumbar 2005 Ha =adanya partisipasi masyarakat di
Kecamatan Pauh pada pilkadaSumbar 2005No Kategori Fo Fh ( Fo-Fh)2 ( Fo-Fh)2 Fh1
Berpartisipasi 8 5 9 1,82 Tidak berpartisipasi 2 5 9 1,8 Jumlah 10 10 18 3,6Jadi x hitung = 10
dan x table = 5%= 3.48Uji hipotesisJika x table > x hitung maka hipotesis Ha ditolakJika x
hitung ≥ dengan x table maka Ha diterimaMakaHa = 10 ≥ Ho = 3,48Berarti dalam penelitian
ini maka Ha nya diterima dan Ho nya ditolak 19
20. 20. 1.11. KESIMPULAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara

tingkat statusekonomi, kosumsi media massa, dan identifikasi kepartaian dengan tingkat
partisipasipolitik.Hasil pengujian hipotesis tersebut adalah: 1. hipotesis pertama ditolak,
karena terdapat hubungan terbalik antara status ekonomi dengan tingkat partisipasi politik.
Hal ini dibuktikan dengan taraf kepercayaan 5 %. Berarti temuan pada survey awal yang
menyatakan bahwa tingkat status ekonomi seseorang sangat menentukan tingkat partisipasi
politik masyarakat salah. 2. hipotesis kedua diterima, karena t hitung lebih besar daripada t
table hubungan antara tingkat kosumsi media massa dengan tingkat partisipasi politik. Ini
juga dibuktikan dengan tingkat kepercayaan 5%. Berarti semakin tinggi tingkat kosumsi
media massa tidak mempengaruhi tingkat partisipasi politik. 20
21. 21. KUISIONER LEMBARAN KUESIONER PARTISIPASI POLITIK MASYARAKAT

PAUH PADA PILKADA TAHUN 2005 A. Identitas RespondenNama :Umur :Jenis
kelamin :Jorong : Apakah pendidikan terakhir anda? a. tidak tamat SD b. tamatan SD c.
tamatan SMP/ Sederajat d. tamatan SMA/Sederajat e. tamatan diploma f. tamatan sarjana
Apakah propesi anda? a. PNS b. TNI/Polri c. Pensiunan/purna d. Pegawai swasta e.
………………… 21
22. 22. B. Pemungutan Suara1. Apakah anda ikut memilih pada pilkada 2005?a. yab. tidak2.

Siapa calon gubenur yang anda pilih dalam pilkada tersebut?a. Gamawan fauzi-marlis
rahmanb. Jefri geofani-dasmanc. Kapitra-dalimid. Irwan prayitno-ikasumae. Rahasia3. Jika

anda memilih dari alasan berikut, manakah yang membuat anda ikut memilih pada pilkada
2005?a. kesadaran sendirib. fanatic trhadap salah satu calonc. suka terhadap salah satu
calond. diminta untuk memilih salah satu calone. ikut pilihan orang lain4. Bagaimana sikap
anda terhadap calon yang anda pilih?a. simpatib. sangat simpatic. tidak simpatid. biasa saja5.
Apa latarbelakang yang paling cocok menurut anda untuk seorang gubenur sumbar?a.
birokratb. militerc. politisid. pengusahae. akademisif. kalangan praktisig. lainnya6. Jika anda
tidak ikut memilih dari alasan berikut, manakah yang membuat anda tidak ikut memilih pada
pilkada 2005?a. tidak percaya pada janji calonb. tidak ada yang sesuai dengan andac.
bingung karena banyaknya calond. ajakan dari temane. kesibukan yang tidak bisa
dilewatkan7. Apakah anda ikut kampanye pilkada tahun 2005?a. yab. tidak8. Apakah anda
ikut semua kampanye calon pada pilkada tahun 2005?a. yab. tidak semuac. tidak sama sekali
22
23. 23. C. Status Sosial dan Ekonomi9. Berapa penghasilan yang anda peroleh tiap bulannya?a.

Rp 5.000.000,0010. Apakah penghasilan tersebut
mencukupi kebutuhan anda?a. sangat mencukupib. mencukupic. kurang mencukupid. tidak
mecukupie. sangat tidak mencukupi11. Apakah pendidikan formal yang pernah anda
terima?----------------------------------------------------------------12. Apakah pendidkan informal
yang

pernah

anda

terima?--------------------------------------------------------------------13.

Dimanakah pemukiman tempat anda tinggal?a. apartemenb. perumahan/kompekc. asramad.
perkampungane. ------------------ D. Media Massa14. Darimanakah anda kenal pasangan
calon yang anda pilih?a. Koranb. Spanduk/balihoc. Radiod. Temane. Dll15. Berapa kali anda
membaca berita di media massa?a. setiap harib. 4 kali semingguc. 2 kali seminggud. 1 kali
seminggue. tidak pernah16. Apakah anda pernah membaca Koran local?a. yab. tidak17.
Berapa kali anda membaca Koran local?a. setiap hari 23
24. 24. b. 4 kali semingguc. 2 kali seminggud. 1 kali seminggue. tidak pernah18. Apakah anda

pernah membaca Koran nasioanl?a. yab. tidak19. Berapa kali anda membaca Koran
nasional?a. setiap harib. 4 kali semingguc. 2 kali seminggud. 1 kali seminggue. tidak
pernah20. Apakah setiap membaca Koran anda, membaca berita politik?a. selalub. jarangc.
sekali-kalid. tidak pernah21. Apakah anda selalu memperhatikan berita kampenye yang ada
di media massa?a. yab. tidak 24

Recommended