PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG (2)

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Etika kepribadian merupakan salah satu faktor dominan yang menentukan sikap
dan perilaku manusia. Kepribadian yang baik dan etis perlu dimiliki oleh seseorang
agar dapat mengatur bagaimana berhubungan dengan orang lain. Hal ini sangat
berpengaruh pada mahasiswa, karena mahasiswa sangat berpengaruh kepada
negara, mahasiswa adalah generasi-generasi penerus bangsa dan membangun
bangsa dan tanah air ke arah yang lebih baik karena itu mahasiswa dituntut untuk
memiliki etika yang baik. Tetapi, dizaman globalisasi ini, perlahan etika pada
mahasiswa berkurang, yang realitanya lebih banyak mahasiswa yang tidak sadar
dan tidak mengetahui makna etika dan peranan etika itu sendiri, sehingga
bermunculanlah mahasiswa-mahasiswi yang tidak memiliki akhlaqul karimah, seperti
mahasiswa yang tidak memiliki sopan dan santun kepada para dosen, mahasiswa
yang lebih menyukai hidup dengan bebas, mengonsumsi obat-obatan terlarang,
pergaulan bebas antara mahasiswa dengan mahasiswi, berdemonstrasi dengan
tidak mengikuti peraturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat
ujian dianggap hal biasa padahal menyontek merupakan salah satu hal yang tidak
mengindahkan makna dari etika
1.2 TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH
Tujuan di buatnya makalah ini, saya berharap mahasiswa lebih bisa menerapkan
ilmu etika di kehidupan sehari-hari, selain mempelajari ilmu etika bagi mahasiswa

diharapkan dapat mewujudkan dan menumbuhkan etika dan tingkah laku yang
positif.
Selain itu, tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika
Kepribadian sebagai syarat untuk mengikuti UAS (ujian akhir semester)

PEMBAHASAN
2.1. TEORI
1.
2.
3.
4.

Pengertian Etika
Pengertian Etika kepribadian
Pengertian mahasiswa
Etika kepribadian mahasiswa

2.2. ISI
1. Etika
Etika “Ethos” berasal dari bahasa Yunani yang memiliki arti Ethos, watak,

norma, adat istiadat dan kebiasaan.
Menurut kamus besar bahasa indonesia, Etika adalah ilmu tentang apa yang
baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlaq); kumpulan
asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlaq; nilai mengenai nilai benar dan salah,
yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Lalu menurut Suseno Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana
kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai
ajaran moral.
Maka secara devinisi Etika adalah tuntunan mengenai perilaku, sikap, dan
tindakan yang di akui berhubungan dengan kegiatan manusia. Etika merupakan
dasar-dasar moral, termasuk ilmu pengetahuan, kebaikan, dan sifat-sifat tentang
hak.

2. Etika kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan
berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian kata sifat yang hakikiyang tercermin
pada sikap perorangan atau sesuatu bangsa yang mebedakan dirinya dari orang
atau suatu bangsa.
Maka devinisi dari etika kepribadian adalah tuntunan perilaku setiap kegiatan

manusia yang sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, yang
bertujuan untuk menggugah manusia untuk bertindak secara otonom yang bebas
dan bertanggung jawab sehingga dapat membedakan dirinya sendiri dari orang lain
atau bangsa.

3. Mahasiswa
Mahasiswa sebagai pelaku utama dan agent of exchange dalam gerakangerakan pembaharuan memiliki makna yaitu sekumpulan manusia intelektual,
memandang segala sesuatu dengan pikiran jernih, positif, kritis yang bertanggung
jawab, dan dewasa. Secara moril mahasiswa akan dituntut tangung jawab
akademisnya dalam menghsilkan “buah karya” yang berguna bagi kehidupan
lingkungan.
Edward Shill mengkategorikan mahasiswa sebagai lapisan intelektual yang memiliki
tanggung jawab sosial yang khas. Shill menyebutkan ada lima fungsi kaum
intelektul, yakni mencipta dan menyebar kebudayaan tinggi menyediakan bagan-

bagan nasional dan antar bangsa, membina keberdayan
mempengaruhi perubahan sosial dan memainkan peran politik.

dan


bersama

4. Etika kepribadian Mahasiswa
Seorang mahasiswa terlebih dahulu harus melaksanakan kewajibannya dan
kemudian mendapatkan haknya sebagai seorang mahasiswa. Mahasiswa sebagai
kelompok terpenting dalam sebuah masyarakat memiliki kewajiban yaitu menuntut
ilmu, menguasai ilmu dengan sungguh-sungguh agar menjadi seorang yang
berguna yang mengaplikasikan atau mengembangkan disiplin ilmunya bagi
lingkungan tempat dimana ia tinggal, mematuhi peraturan yang berlaku, sebuah
peraturan yang tidak menyimpang dari ketetapan hukum-hukum Allah dan nilai-nilai,
norma-norma yang ada, selain itu mahasiswa juga harus memainkan peranan
penting sebagai pencetus perubahan dan revolusi.
Etika sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain,
dengan memahami peranan etika mahasiswa dapat bertindak sewajarnya dalam
melakukan aktivitasnya sebagai mahasiswa misalnya di saat mahasiswa
berdemonstrasi menuntut keadilan etika menjadi sebuah alat kontrol yang dapat
menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis. Dengan etika mahasiswa dapat
berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Islam telah
mengajarkan kepada bahwa kita harus berperilaku sopan terhadap orang yang lebih
tua dari kita dan etika juga sudah di jelaskan di dalam Islam, etika di dalam Islam

sama dengan akhlaq, dan mahasiswa sebagai mahluk Allah SWT. yang telah
diberikan karunia berupa akal, akhlaq yang baik ditujukan bukan hanya kepada
manusia saja melainkan kepada semua mahluk baik mahluk hidup ataupun benda
mati.
Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa harus memahami
betul arti dari kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang
apabila sedang berdemonstrasi memaknai kebebasan dengan kebebasan yang
tidak bertangung jawab.

PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Dan penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan kata dan
kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan dimasukan ke dalam
hati.
Sekian penutup dari kami semoga berkenan di hati dan kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.


3.1 Kesimpulan
Sebagai Seorang Mahasiswa, wajib hukumnya untuk menerapkan etika
kepribadian dalam kehidupan sehari-hari, karena mahasiswa adalah generasi
penerus bangsa dan sebagai contoh bagi masyarakat. karena mahasiswa adalah
sekumpulan manusia intelektual yang dapat mempengaruhi perubahan sosial dan
memainkan peran politik. Maka etika bisa dijadikan sebagai alat kontrol agar
perilakunya tidak menyimpang. Dengan etika mahasiswa dapat bertindak
sewajarnya dan dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan
apapun itu.

Kesadaran diri
Pengertian kesadaran diri adalah proses mengenali motivasi, pilihan dan
kepribadian kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan
dan interaksi kita dengan orang lain. Dalam Canbridge International Dictionary of
English (1995) ada sejumlah definisi tentang kesadaran. Kesadaran diartikan sebagai
kondisi terjaga atau mampu mengerti apa yang sedang terjadi (the condition of being
awake or able to understand what is happening)
Kalimat “kesadaran” berasal dari kata-kata “sadar”. Kata ini kamus besar Bahasa
Indonesia memiliki pengertian insaf, tahu dan mengerti, ingat kembali. Lebih lanjut kata

dasar sadar tersebut dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti menyadari,
menyadarkan dan penyadaran. Semua ungkapan tersebut memiliki konotasi yang berbeda
sesuai dengan perubahan kalimat dasar yang digunakan.
Kalimat “menyadari” dapat diartikan sebagai upaya dan usaha dalam menginsafi,
mengetahui atau menyadari kembali. Menyadarkan berarti menjadikan (menyebabkan)
seseorang sadar, menginsafkan, dan mengingatkan atau ingatan kembali(siuman).
Penyadaran proses, cara, perbuatan yang menyadarkan. Kesadaran merupakan keadaan
kensifan,

mengerti

atau

hal

yang

dirasakan

atau


dialami

oleh

seseorang.

Dari makna sadar, kesadaran, menyadari dan penyadaran maka sadar adalah suatu tujuan
yaitu lahirnya keinsafan, tahu dan mengerti dan ingatan kembali. Kesadaran merupakan
situasi atau hasil dari kegiatan menyadari sedangkan penyadaran merupakan proses untuk
menciptakan

suasana

sadar.

Sadar diri dimaknai dengan tahu diri. Tahu diri merupakan kondisi dimana seseorang
mengenal hal ihwal diri serta mampu menempatkan diri sesuai dengan fungsi dan posisi
yang tepat. Oleh karena itu orang yang tahu diri adalah orang yang mampu dan sanggup
membawakan diri ditengah-tengaah kehidupan dan tidak mengalami kesulitan pada

penerimaan orang lain akan berbagai kondisi dirinya.
Proses pengembangan kesadaran diri di peroleh melalui 3 cara, yaitu:


Cermin diri (reflective self) terjadi saat kita menjadi subyek dan objek di waktu yang
bersamaan, sebagai contoh orang yang memiliki kepercayaan diri yang tiggi biasanya
lebih mandiri



Pribadi sosial (social self) adalah saat kita menggunakan orang lain sebagai kriteria
untuk menilai konsep diri kita, hal ini terjadi saat kita berinteraksi.



Perwujudan diri (becoming self) dalam perwujutan diri perubahan konsep diri tidak
terjadi secara mendadak atau drastis, melainkan terjadi tahap demi tahap melalui aktivitas
sehari-hari kita.

2. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang berharga bermutu menunjukkan kualitas dan berguna
bagi manusia, sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau bernilai bagi kehidupan
manusia. Adanya 2 macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai
ideologi terbuka.
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah :


Suatu itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia, nilai yang bersifat
abstrak tidak dapat diindra



Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan dan cita-cita sehingga
memiliki sifat ideal



Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator, dan manusia adalah pendukung nilai
Macam-macam nilai dibedakan menjadi 3 :




Nilai logika adalah nilai benar salah



Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah



Nilai etika/moral adalah nilai baik buruk

3. Norma
Sebuah aturan patokan ukuran yaitu sesuatu yang bersifat pasti dan tidak berubah.
Dengan adanya norma kita dapat memperbandingkan sesuatu hal lain yang hakikatnya,
ukurannya, serta kualitasnya kita ragukan. Norma berguna untuk menilai baik buruknya
tindakan masyarakat sehari-hari.
Sebuah norma bisa bersifat objektif dan bisa pula subjektif. Bila norma objektif
adalah norma yang dapat di terapkan secara langsung apa adanya, maka norma subjektif
adalah norma yang bersifat moral dan tidak dapat memberikan ukuran atau patokan yang
memadai. Beberapa contoh nilai norma adalah :


Norma sopan santun
Norma sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok
itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma
kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu.
Contoh-contoh norma sopan santun ialah:



Menghormati orang yang lebih tua.



Menerima sesuatu selalu dengan tangan kanan.



Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan takabur.



Tidak meludah di sembarang tempat.



Tidak menyela pembicaraan.
Norma sopan santun sangat penting untuk diterapkan, terutama dalam
bermasyarakat, karena norma ini sangat erat kaitannya terhadap masyarakat. Sekali saja
ada pelanggaran terhadap norma kesopanan, pelanggar akan mendapat sanksi dari
masyarakat, semisal cemoohan.
Dengan semakin tidak pedulinya orang-orang untuk bersopan santun dalam
kehidupan, menunjukkan hilangnya hati nurani baik dalam kehidupan. Dan hal ini, pasti
akan menjadi sesuatu yang buruk dalam penguatan kehidupan sosial yang lebih tertib dan
harmonis. Tanpa sopan santun, orang0orang akan kehilangan akal baiknya dalam
melayani kehidupan.
Ketika seseorang telah kehilangan sopan santun dalam kehidupan, maka dia
sedang meracuni kehidupan dengan sikap dan perilaku buruk. Sopan santun
memperlihatkan kualitas kepribadian seseorang.



Norma hukum
Norma ini ada 2 macam :

1. Tertulis, misalnya : hukum pidana, hukum perdata dll
2. Tidak tertulis, misalnya : hukum adat
Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya
pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat
berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap
norma ini berupa sanksi denda sampai hukuman fisik.
Contoh norma ini diantara adalah:


Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa/nyawa orang lain, dihukum karena
membunuh dengan hukuman setinggi-tingginya 15 tahun



Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah di adakan, diwajibkan mengganti
kerugian, misalnya jual beli



Dilarang mengganggu ketertiban umum

4. Moral
Moral adalah standart yang menjadi tolok ukur suatu nilai moral dari masyarakat ketika
terjadi benturan yang dibuat oleh seseorang dalam masyarakat sehingga mempunyai
dampak sanksi sosial meskipun tidak tertulis. Sedangkan ada yang berpendapat lain,

Moral adalah nilai yang berlaku sehinggamenimbulkan baik dan buruk suatu tindakan
dengan tidak merugikan orang lain berdasarkan hati nurani.
Contohnya adalah:
Seseorang tidak diperbolehkan untuk merokok ketika umurnya belum dewasa

MORAL
Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab.
Moral juga berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi,
berarti uraian (pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi,
berarti kerusakan moral.
Menurut asal katanya “moral” dari kata mores dari bahasa Latin, kemudian
diterjemahkan menjadi “aturan kesusilaan”. Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan
kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak
cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang meliputi semua norma kelakuan, perbuatan
tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa Sansekerta, su artinya “lebih
baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-peraturan hidup. Jadi susila berarti
peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek
kehidupan sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas batas-batasnya.Kelaziman adalah
kebiasaan yang baik tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun, tata krama, dsb.
Jadi, kelaziman itu merupakan norma-norma yang diikuti tanpa berpikir panjang dianggap baik,
yang berdasarkan kebiasaan atau tradisi.
Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.
Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu
pengejawantahan dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
2.
Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama,
adat, yang menguasai pemutaran manusia.
FAKTOR PENENTU MORALITAS
Sumaryono (1995) mengemukakan tiga factor penentu moralitas perbuatan manusia, yaitu:
1.
Motivasi
2.
Tujuan akhir
3.
Lingkungan perbuatan
Perbuatan manusia dikatakan baik apabila motivasi, tujuan akhir dan lingkungannya juga
baik. Apabila salah satu factor penentu itu tidak baik, maka keseluruhan perbuatan manusia
menjadi tidak baik.
Motivasi adalah hal yang diinginkan para pelaku perbuatan dengan maksud untuk
mencapai sasaran yang hendak dituju. Jadi, motivasi itu dikehendaki secara sadar, sehingga
menentukan kadar moralitas perbuatan.

-

Sebagai contoh ialah kasus pembunuhan dalam keluarga:
yang diinginkan pembunuh adalah matinya pemilik harta yang berstatus sebagai pewaris
Sasaran yang hendak dicapai adalah penguasa harta warisan
Moralitas perbuatan adalah salah dan jahat

Tujuan akhir (sasaran) adalah diwujudkannya perbuatan yang dikehendakinya secara
bebas. Moralitas perbuatan ada dalam kehendak. Perbuatan itu menjadi objek perhatian
kehendak, artinya memang dikehendaki oleh pelakunya. Sebagai contoh, ialah kasus dalam
pembunuhan keluarga yang dikemukakan diatas:
perbuatan yang dikehendaki dengan bebas (tanpa paksaan) adalah membunuh.
diwujudkannya perbuatan tersebut terlihat pada akibatnya yang diinginkan pelaku, yaitu
matinya pemilik harta (pewaris)
moralitas perbuatan adalah kehendak bebas melakukan perbuatan jahat dan salah.
Lingkungan perbuatan adalah segala sesuatu yang secara aksidentalmengelilingi atau
mewarnai perbuatan. Termasuk dalam pengertian lingkungan perbuatan adalah:
manusia yang terlihat
kualiitas dan kuantitas perbuatan
cara, waktu, tempat dilakukannya perbuatan
frekuensi perbuatan
Hal-hal ini dapat diperhitungkan sebelumnya atau dapat dikehendaki ada pada
perbuatan yang dilakukan secara sadar. Lingkungan ini menentukan kadar moralitas perbuatan
yaitu baik atau jahat, benar atau salah.
MORALITAS SEBAGAI NORMA
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, moralitas adalah kualitas perbuatan
manusiawi, sehingga perbuatan dikatakan baik atau buruk, benar atau salah. Penentuan baik
atau buruk, benar atau salah tentunya berdasarkan norma sebagai ukuran. Sumaryono (1995)
mengklasifikasikan moralitas menjadi dua golongan, yaitu:
1.

Moralitas objektif
Moralitas objektif adalah moralitas yang terlihat pada perbuatan sebagaimana adanya,
terlepas dari bentuk modifikasi kehendak bebas pelakunya. Moralitas ini dinyatakan dari semua
kondisi subjektif khusus pelakunya. Misalnya, kondisi emosional yang mungkinmenyebabkan
pelakunya lepas control. Apakah perbuatan itu memang dikehendaki atau tidak. Moralitas
objektif sebagai norama berhubungan dengan semua perbuatan yang hakekatnya baik atau
jahat, benar atau salah. Misalnya:
menolong sesama manusia adalah perbuatan baik
mencuri, memperkosa, membunuh adalah perbuatan jahat
Tetapi pada situasi khusus, mencuri atau membunuh adalah perbuatan yang dapat dibenarkan
jika untuk mempertahankan hidup atau membela diri. Jadi moralitasnya terletak pada upaya
untuk mempertahankan hidup atau membela diri (hak utnuk hidup adalah hak asasi).
2.
Moralitas subjektif
Moralitas subjektif adalah moralitas yang melihat perbuatan dipengaruhi oleh pengetahuah dan
perhatian pelakunya, latar belakang, stabilitas emosional, dan perlakuan personal lainnya.
Moralitas ini mempertanyakan apakah perbuatan itu sesuai atau tidak denga suara hati nurani
pelakunya. Moralitas subjektif sebagai norma berhebungan dengan semua perbuatan yang
diwarnai nait pelakunya, niat baik atau niat buruk. Dalam musibah kebakaran misalnya, banyak
orang membantu menyelamatkan harta benda korban, ini adalah niat baik. Tetapi jika tujuan
akhirnya adalah mencuri harta benda karena tak ada yang melihat, maka perbuatan tersebut
adalah jahat. Jadi, moralitasnya terletak pada niat pelaku.
Moralitas dapat juga instrinsik atau ekstrinsik. Moralitas instrinsik menentukn perbuatan itu benar
atau salah berdasarkan hakekatnya, terlepas dari pengaruh hokum positif. Artinya, penentuan
benar atau salah perbuatan tidak tergantung pada perintah atau larangan hokum positif.

Misalnya:
gotong royong membersihkan lingkungan tempat tinggal
jangan menyusahkan orang lain
berikanlah yang terbaik
Walupun Undang-undang tidak mengatur perbuatan-perbuatan tersebut secara instrinsik
menurut hakekatnya adalah baik dan benar.
Moralitas ekstrinsik menentukan perbuatan itu benar atau salah sesuai dengan sifatnya sebagai
perintah atau larangan dalam bentuk hokum positif. Misalnya:
larangan menggugurkan kandungan
wajib melaporkan mufakat jahat
Perbuatan-perbuatan itu diatur oleh Undang-undang (KUHP). Jika ada yang menggugurkan
kandungan atau ada mufakat jahat berarti itu perbuatan salah.
Pada zaman modern muali muncul perbuatan yang berkenaan dengan moralitas, yang tadinya
dilarang sekarang malah dibenarkan. Contohnya:
Euthanasia untuk menghindarkan penderitaan berkepanjangan.
Aborsi untuk menyelamatkan ibu yang hamil.
Menyewa rahim wanita lain untuk membesarkan janin bayi tabung.

ETIKA
Kata etika, seringkali disebut pula dengan kata etik, atau ethics (bahasa Inggris),
mengandung banyak pengertian.
Dari segi etimologi (asal kata), istilah etika berasal dari kata Latin “Ethicos”yang berarti
kebiasaan. Dengan demikian menurut pengertian yang asli, yang dikatakan baik itu apabila
sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Kemudian lambat laun pengertian ini berubah,
bahwa etika adalah suatu ilmu yang mebicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia,
mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai tidak baik.
Etika juga disebut ilmu normative, maka dengan sendirinya berisi ketentuan-ketentuan
(norma-norma) dan nilai-nilai yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etika merupakan cabang filsafat yang mempelajari pandangan-pandangan dan
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan masalah kesusilaan, dan kadang-kadang orang
memakai filsafat etika, filsafat moral atau filsafat susila. Dengan demikian dapat
dikatakan, etika ialah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban-kewajiban manusia dan hal-hal
yang baik dan buruk. Etika adalah penyelidikan filsafat bidang moral. Etika tidak membahas
keadaan manusia, melainkan membahas bagaimana seharusnya manusia itu berlaku
benar. Etika juga merupakan filsafat praxis manusia. etika adalah cabang dari aksiologi, yaitu
ilmu tentang nilai, yang menitikberatkan pada pencarian salah dan benar dalampengertian lain
tentang moral.
Etika dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1. etika sebagai ilmu, yang merupakan kumpulan tentang kebajikan, tentang penilaian
perbuatan seseorang.
2. etika dalam arti perbuatan, yaitu perbuatan kebajikan. Misalnya, seseorang
dikatakan etis apabila orang tersebut telah berbuat kebajikan.

3. etika sebagai filsafat, yang mempelajari pandangan-pandangan, persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan masalah kesusilaan.
Kita juga sering mendengar istilah descriptive ethics, normative ethics, danphilosophy ethics.
a.
Descriptive ethics, ialah gambaran atau lukisan tentang etika.
b.
Normative ethics, ialah norma-norma tertentu tentang etika agar seorang dapat dikatakan
bermoral.
c.
Philosophy ethics, ialah etika sebagai filsafat, yang menyelidiki kebenaran.
Etika sebagai filsafat, berarti mencari keterangan yang benar, mencari ukuran-ukuran
yang baik dan yang buruk bagi tingkah laku manusia. Serta mencari norma-norma, ukuranukuran mana susial itu, tindakan manakah yang paling dianggap baik. Dalam filsafat, masalah
baik dan buruk (good and evil) dibicarakan dalam etika. Tugas etika tidak lain berusaha untuk
hal yang baik dan yang dikatakan buruk. Sedangkan tujuan etika, agar setiap manusia
mengetahui dan menjalankan perilaku, sebab perilaku yang baik bukan saja bagi dirinya saja,
tetapi juga penting bagi orang lain, masyarakat, bangsa dan Negara, dan yang terpenting bagi
Tuhan yang Maha Esa.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1988), etika dirumuskan dalam tiga arti, yaitu;
1.
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak).
2.
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
3.
Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Bertens mengemukakan bahwa urutan tiga arti tersebut kurang kena, sebaiknya arti
ketiga ditempatkan didepan karena lebih mendasar daripada yang pertama, dan rumusannya
juga bisa dipertajam lagi.
Dengan demikian, menurut Bertens tiga arti etika dapat dirumuskan sebagai berikut:
1.
Etika dipakai dalam arti: nilai-nilai atau norma-norma yang menjadi pegangan seseorang
atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Arti ini disebut juga sebagai “system
nilai” dalam hidup manusia perseorangan atau hidup bermasyarakat. Misalnya etika orang jawa,
etika agama Buddha.
2.
Etika dipakai dalam arti: kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode
etik. Misalnya, Kode Etik Advokat Indonesia.
3.
Etika dipakai dalam arti: ilmu tentang yang baik dan yang buruk. Arti etika disini sama
dengan filsafat moral.
Dihubungkan dengan Etika Profesi Sekretaris, etika dalam arti pertama dan kedua
adalah relevan karena kedua arti tersebut berkenaan dengan perilaku seseorang atau
sekelompok profesi sekretaris. Misalnya sekretaris tidak bermoral, artinya perbuatan sekretaris
itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral yang berlaku dalam kelompok sekretaris
tersebut. Dihubungkan dengan arti kedua, Etika Profesi Sekretaris berarti Kode Etik Profesi
Sekretaris.
Pengertian etika juga dikemukakan oleh Sumaryono (1995), menurut beliauetika berasal
dati istilah Yunani ethos yang mempunyai arti adapt-istiadat atau kebiasaan yang baik. Bertolak
dari pengertian tersebut, etika berkembang menjadi study tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda, yang menggambarkan

perangai manusia dalam kehidupan manusia pada umumnya. Selain itu, etika juga berkembang
menjadi studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat manusia yang
diwujudkan melalui kehendak manusia. Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat
dibedakan antara etika perangai dan etika moral.
1.
Etika Perangai
Etika perangai adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambaran perangai manusia
dalam kehidupan bermasyarakat di aderah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika
perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian
perilaku.
Conto etika perangai:
berbusana adat
pergaulan muda-mudi
perkawinan semenda
upacara adat
2.
Etika Moral
Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat
manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan
tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral.
Contoh etika moral:
berkata dan berbuat jujur
menghargai hak orang lain
menghormati orangtua dan guru
membela kebenaran dan keadilan
menyantuni anak yatim/piatu.
Etika moral ini terwujud dalam bentuk kehendak manusia berdasarkan kesadaran, dan
kesadaran adalah suara hati nurani. Dalam kehidupan, manusia selalu dikehendaki dengan baik
dan tidak baik, antara benar dan tidak benar. Dengan demikian ia mempertanggung jawabkan
pilihan yang telah dipilihnya itu. Kebebasan kehendak mengarahkan manusia untuk berbuat baik
dan benar. Apabila manusia melakukan pelanggaran etika moral, berarti dia berkehendak
melakukan kejahatan, dengan sendirinya berkehandak untuk di hukum. Dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, nilai moral dijadikan dasar hukum positif yang dibuat oleh
penguasa.
Etika Pribadi dan Etika Social
Dalam kehidupan masyarakat kita mengenal etika pribadi dan etika social. Untuk
mengetahui etika pribadi dan etika social diberikan contoh sebagai berikut:
1)
Etika Pribadi. Misalnya seorang yang berhasil dibidang usaha (wiraswasta) dan menjadi
seseorang yang kaya raya (jutawan). Ia disibukkan dengan usahanya sehinnga ia lupa akan diri
pribadinya sebagai hamba Tuhan. Ia mempergunakan untuk keperluan-keperluan hal-hal yang
tidak terpuji dimata masyarakat (mabuk-mabukan, suka mengganggu ketentraman keluarga
orang lain). Dari segi usaha ia memang berhasil mengembangkan usahanya sehinnga ia
menjadi jutawan, tetapi ia tidak berhasil dalam emngembangkan etika pribadinya.
2)
Etika Social. Misalnya seorang pejabat pemerintah (Negara) dipercaya untuk mengelola
uang negara. Uang milik Negara berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Pejabat tersebut ternyata
melakukan penggelapan uang Negara utnuk kepentingan pribadinya, dan tidak dapat
mempertanggungjawabkan uang yang dipakainya itu kepada pemerintah. Perbuatan pejabat
tersebut adalah perbuatan yang merusak etika social.
MANFAAT ETIKA
1.

Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.

2.
Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh
dirubah, sehingga dalam melayani tamu kita tetap dapat yang layak diterima dan ditolak
mengambil sikap yang bisa dipertanggungjawabkan.
3.
Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
4.
Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai yang dibawa tamu dan yang telah
dianut oleh petugas.
Setelah kita mengetahui tentang etika dan moral, bagaimanakah hubungan antara etika dan
moral tersebut?
Moral adalah kepahaman atau pengertian mengenai hal yang baik dan hal yang tidak
baik. Sedangkan etika adalah tingkah laku manusia, baik mental maupun fisik mengenai hal-hal
yang sesuai dengan moral itu.
Etika adalah penyelidikan filosofis mengenai kewajiban manusia serta hal yang baik dan
yang tidak baik. Bidang inilah yang selanjutnya disebut bidang moral.
Objek etika adalah pernyataan-pernyataan moral. Oleh karena itu, etika bisa juga
dikatakan sebagai filsafat tentang bidang moral. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia,
melainkan bagaimana manusia harus bertindak.

Etika Profesi & Pengembangan Diri
Pengertian etika
1. Etika berasal dari kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai,
kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik,
2. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban
moral.
3. Sekumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
4. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut masyarakat.
5. Etika merupakan karakter individu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang
beretika adalah orang yang baik.
6. Etika merupakan hukum sosial.
Hub. Etika, filsafat, ilmu peng.
1. Etika merupakan bagian dari filsafat.
2. Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang
hidup manusia, yang bertugas meneliti dan menentukan semua fakta konkret
hingga yang paling mendasar.
3. Ciri khas filsafat adalah upaya dalam menjelaskan pertanyaan yang selalu
menimbulkan pertanyaan baru.
Tahap perkembangan moral


Orientasi pada hukuman, kekuatan fisik, dan material.



Orientasi hubungan antar manusia.



Orientasi konformitas.



Orientasi pada otoritas.



Orientasi kontrak sosial



Orientasi moralitas.
Prilaku tidak etis
1. Kebutuhan individu

2. Tidak ada pedoman
1. Perilaku dan kebiasaan individu
2. Lingkungan tidak etis
Etika dalam masyarakat
Etika deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis



danrasional sikap / prilaku manusia. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai
dasar untuk mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
Etika normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan



pola prilaku ideal. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma
sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
Etika secara umum dapat dibagi menjadi :
a. ETIKA UMUM, kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia bertindak, keputusan
etis.


Etika umum dapat di analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas
mengenai pengertian umum dan teori-teori.
b. ETIKA KHUSUS, merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.



Bagaimana saya mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang saya lakukan, yang didasari oleh cara, teori
dan prinsip-prinsip moral dasar.
Moral, etika, hukum
Moral :

tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar atau salah

Etika : satu set kepercayaan, standart atau pemikiran yang mengisi suatu individu,
kelompok dan masyarakat.
Hukum : peraturan perilaku yang dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti
pemerintah pada rakyat atau warga negaranya.
Profesi

PROFESI, adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk
menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian
Prinsip – prinsip etika profesi
1. Tanggung jawab
– Terhadap pelaksanaan pekerjaan
– Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat
pada umumnya.
2. Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
3. Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan di beri


kebebasan dalam menjalankan profesinya.
BAB II ( etika komputer )
Etika komputer era 1940-1950an



Etika komputer dimulai sebagai sebuah bidang studi dari pekerjaanProf.
Norbert Wiener selama Perang Dunia II dimana beliau mengembangkan meriam anti
pesawat.



menciptakan konsep cybernetics (the science of information feedback
systems).



Wiener mengungkapkan bahwa mesin komputasi modern merupakan sistem
jaringan syaraf sekaligus peranti kendali otomatis. Dalam pemanfaatannya manusia
dihadapkan pada arti teknologi yang mampu memberikan “kebaikan” sekaligus
“malapetaka”.
Beberapa pandangan etika
Walter Maner menggambarkan etika sebagai bidang ilmu yang menguji
permasalahan etis yang diciptakan oleh teknologi informasi.
Deborah Johnson menggambarkan bidang ini sebagai satu studi tentang cara yang
ditempuh oleh komputer supaya memiliki standar moral baru, yang memaksa
penggunanya menerapkan norma-norma baru dalam dunia yang “belum dipetakan”.

James Moor mendefinisikan etika komputer sebagai bidang ilmu yang tidak terikat
secara khusus dengan teori ahli, menggambarkan etika komputer sebagai bidang
yang terkait dengan “policy vacuums” dan “conceptual muddles” mengenai aspek
sosial dan penggunaan teknologi informasi secara etis.
Isu pokok etika komputer


Kejahatan Komputer



Cyber Ethics



E-Commerce



Pelanggaran atas Hak Kekayaan Intelektual



Tanggung Jawab Profesi
BAB III ( Profesionalisme )
Mengapa manusia harus bekerja?
n Menurut Abdul Kadir Muhammad (2001), kebutuhan manusia diklasifikasikan
menjadi empat hal berikut:



Kebutuhan Ekonomi



Kebutuhan Psikis



Kebutuhan Biologis



Kebutuhan Pekerjaan
n Menurut Thomas Aquinas, setiap wujud kerja memiliki empat macam tujuan,
yaitu:



Memenuhi kebutuhan hidup



Mengurangi tingkat pengangguran



Melayani sesama



Mengatur gaya hidup
Pengertian



Selain itu, terdapat kategori profesi khusus yang dibedakan dengan profesi
lain, yaitu profesi yang melibatkan hajat hidup orang banyak dan profesi luhur dan
menekankan kepada pengabdian.
n Menilik pada pengertian profesi, seorang pelaku profesi harus memiliki sifat-sifat
seperti berikut:
1. Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya.
2. Mampu mengkonversikan ilmu menjadi ketrampilan.
3. Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
Syarat menjadi seorang yang profesi



Komitmen tinggi.



Tanggung jawab.



Berpikir sistematis.



Penguasaan materi.



Menjadi bagian masyarakat profesional.
BAB 4( profesi dalam bidang TI )



Secara umum, pekerjaan di bidang teknologi informasi setidaknya terbagi
dalam empat kelompok sesuai bidangnya, yaitu:
1. Mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software).
2. Mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (hardware).
3. Mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem operasi.
4. Mereka yang berkecimpung di pengembangan bisnis teknologi informasi.
Kelompok Software:
Pekerjaan dalam bidang ini adalah :
1. System Analyst
2. Programmer
3. Web Designer

4. Web Programmer
Kelompok hardware
1. Technical Engineer
2. Networking Engineer
Kelompok SO:
1. EDP Operator
2. System Administrator
3. MIS Director
Kelompok pengembangan bisnis :
Pada bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja pada
berbagai sektor industri teknologi informasi.
Pekerjaan di bidang teknologi informasi yang dapat digolongkan sebagai profesi
adalah Software Engineer


Julius Hermawan (2003), mencatat dua karakteristik yang dimiliki software
engineer sehingga pekerjaan tersebut layak disebut sebuah profesi, yaitu:
1. Kompetensi, dan
2. Adanya tanggung jawab pribadi
BAB 5 ( Meningkatkan keprofesionalisme dalam Bidang TI)
Hambatan dalam sertification
Biaya yang mahal.
Biaya sekali mengikuti ujian sertifikasi bertaraf internasional + $150, itu pun belum
tentu lulus. Apabila tidak diharuskan mengulang pada periode berikutnya, bila dua
kali tidak lulus ujian maka ujian selanjutnya hanya dapat diikuti setahun kemudian.
Kemampuan yang kurang memadai terhadap penguasaan materi sertifikasi.
Selain biaya, dibutuhkan kemampuan di atas rata-rata pada bidang teknologi
informasi untuk dapat dinyatakan layak menyandang sertifikat internasional

tersebut.
BAB 6 (Organisasi dan Kode Etik Profesi)
Pembentukan organisasi profesi :
1. Kredibilitas
Bahwa masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi yang dimiliki sebuah profesi.
1. Profesionalisme
Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa
sebuah profesi sebagai profesional di bidangnya.
1. Kualitas Jasa
Adanya keyakinan bahwa semua pelayanan yang diberikan pelaku sebuah profesi
memenuhi standar kinerja yang tinggi.
1. Kepercayaan
Pemakai jasa sebuah profesi harus merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika
profesional yang melandasi pemberian jasa tersebut sehingga menimbulkan
kepercayaan yang tinggi pada profesi yang bersangkutan.
Fungsi pokok organisasi profesi :


Mengatur keanggotaan organisasi



Membantu anggota untuk dapat terus memperbaharui pengetahuannya
sesuai perkembangan organisasi



Menentukan standardisasi pelaksanaan sertifikasi profesi bagi anggotanya



Membuat kebijakan etika profesi yang harus diikuti oleh semua anggota



Memberi sanksi bagi anggota yang melanggar etika profesi
Tanggung jawab moral :



Bertanggung jawab untuk setiap kerugian jika itu adalah konsekuensi dari
sesuatu yang kita lakukan



Bertanggung jawab jika kerugian terjadi karena kelalaian.



Bertanggung jawab untuk kerugian yang timbul jika kita mengetahui bahwa
ada orang yang akan melakukan sesuatu yang menimbulkan kerugian dan kita
membiarkan itu terjadi.