LATAR BELAKANG DAN KONDISI PSIKOLOGIS SUAMI MENGIJINKAN ISTRI MENJADI PSK
LATAR BELAKANG DAN KONDISI PSIKOLOGIS
SUAMI MENGIJINKAN ISTRI MENJADI PSK
SKRIPSI
Oleh :
ANTON PRANOWO
06810241
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
LATAR BELAKANG DAN KONDISI PSIKOLOGIS SUAMI
MENGIJINKAN ISTRI MENJADI PSK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
ANTON PRANOWO
06810241
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
1. Judul Skripsi
: Latar Belakang dan Kondisi Psikologis Suami
Mengijinkan Istri Menjadi PSK
2. Nama Peneliti
: Anton Pranowo
3. No.Induk Mahasiswa
: 06810241
4. Fakultas
: Psikologi
5. Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
6. Waktu Penelitian
: 16 Mei 2011 – 20 Oktober 2011
7. Tanggal Ujian
: 11 November 2011
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si
Diana Savitri, M.Psi
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji
Tanggal, 2011
Dewan Penguji
Ketua Penguji
: 1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si
Anggota Penguji : 2. Ni’matuzahroh, S.psi, M.si
3. Ari Firmanto, S.psi
Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
Drs. H. Tulus Winarsunu, M.Si
iv
………
………
………
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Anton Pranowo
NIM
: 06810241
Fakultas / Jurusan
: PSIKOLOGI / Psikologi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Menyatakan bahwa Skripsi/Karya Ilmiah
Judul :
Latar Belakang dan Kondisi Psikologis Suami Mengijinkan Istri Menjadi PSK
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan
kecuali penulisan dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah
ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi
sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
Mengetahui,
Malang, Juni 2011
Ketua Program Studi
Yang menyatakan
M.Salis Yuniardi, S.Psi, M.Si
Anton Pranowo
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala
keagungan, karunia, hidayah dan izin-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini yang berjudul “latar belakang dan Kondisi Psikologi
Suami Mengijinkan Istri Menjadi PSK”, sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan
studi
guna
memperoleh
gelar
sarjana
di
Universitas
Muhammadyah Malang.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang menjadi pemimpin besar umat islam beserta keluarga dan
sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, bantuan, dan dukungan yang bermanfaat dari semua pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si dan Diana Savitri, M.psi selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, pembelajaran yang bermanfaat dari awal hingga akhir
penelitian.
3. Tri Muji Ingarianti, S.Psi, M.psi selaku dosen wali yang telah banyak
memberikan arahan dan pembelajaran dari awal perkuliahan hingga
selesainya pengerjaan skripsi ini.
4. Almarhumah Ibunda tercinta yang semasa hidupnya memberikan
dukungan dan pembelajaran yang terbaik sehingga penulis selalu
termotivasi jika mengingatnya, Semoga beliau di tempatkan yang layak
disisi Allah SWT, amin.
5. Bapak yang tiada hentinya memberikan perhatian, do’a, dan dukungan
baik moril maupun materil sehingga penulis memiliki motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
vi
6. Kedua subjek yang telah meluangkan waktunya untuk menceritakan
tentang keluh kesah yang dihadapi dalam hidupnya dan membantu
memberikan informasi-informasi yang berkenaan dengan penelitian ini,
kepada keduanya penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
7. Keluarga dan saudara-saudaraku, Ibu Yuli, Dra. Hamdiani, Nurul Qori’ah,
Ainun Rosana, Ita Soraya, Prawita Sari, Yogi Anggraini (aiini), terima
kasih atas do’a dan dukungannya.
8. Mufti Lukita Sari yang telah memberikan perhatian dan dukungan dalam
pengerjaan skripsi ini sehingga menjadi tetap bersemangat mengerjakan
penulisan ini.
9. Sahabat-sahabatku seperti Tri (bang haji), Ari, Iwan , Ade (Precet), Didin
(dchoi), Aris (djpunk), Anggoro (AnggorA), Siska (cuinn), Geby (Geboy),
widiana feehily (wina), terima kasih atas persahabatan yang sudah terjalin
sampai saat ini, semoga ukhuwah kita sampai akhir hayat.
10. Teman-teman di Fakultas Psikologi UMM angkatan 2006 khususnya kelas
E yang cantik-cantik dan cakep-cakep, dan angkatan 2005 yang banyak
memberikan pelajaran yang indah bersama semoga kita bisa kumpul lagi.
11. Teman-teman alumni kost rock n roll Fatony, Alek, Hakim, Agam, Faiz,
Tri, Gendol, Samid, Filman, Diding, banyak pengalaman tak terlupakan
bersama kalian
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan bekal dan kemampuan terbatas, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Akhirnya, tiada kata selain harapan semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan
maksud dan tujuannya. Amiin Ya Robbal Alamiin.
Malang, 11 November 2011
Penulis
Anton Pranowo
vii
INTISARI
Pranowo, Anton. (2011). Latar Belakang dan Kondisi Psikologis Suami
Mengijinkan Istri Menjadi Pekerja Seks Komersial. Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) cahyaning
Suryaningrum (2) Diana Savitri Hidayat
Kata kunci: Latar Belakang, Kondisi Psikologis, Pekerja Seks Komersial.
Di kabupaten Malang dan kabupaten Blitar terdapat beberapa pekerja seks
komersial (PSK) yang berstatus bersuami dan masih melakukan pekerjaannya
sebagai pekerja seks komersial. Beberapa dari suami mereka tersebut ialah
seorang kuli bangunan yang tergolong mampu, ia mengetahui istrinya menjadi
PSK sebelum ia menikah, namun setelah menikah dan sampai sekarang pun ia
masih tetap mengizinkan istrinya untuk tetap bekerja menjadi seorang PSK.
Suami yang rata-rata kesibukannya bekerja di kebun dan ladang terkadang harus
menjaga anak-anaknya yang masih kecil berada di rumah karena sang istri sedang
menjalankan aktifitasnya sebagai PSK. Beberapa PSK ini juga bekerja atas
persetujuan keluarga atau suami. Bahkan lebih jauh, profesi ini menjadi sumber
ekonomi utama keluarga. Suami yang mengijinkan istrinya berprofesi sebagai
PSK dapat dikatakan tidak umum di masyarakat, namun secara realita ada di
masyarakat kita. Ketidak umuman ini menarik untuk ditelusuri dan diteliti latar
belakang suami mengijinkan istrinya berprofesi sebagai pekerja seks komersial.
Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana latarbelakang
suami mengijinkan istri menjadi PSK dan bagaimana kondisi psikologis suami
mengijinkan istri menjadi PSK.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif karena menerapkan
metode penelitian kualitatif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata.
Subjek penelitian terdiri dari dua subjek suami yang istrinya menjadi PSK.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik wawancara tidak terstruktur.
Analisa data dimulai dengan menelaah atau mempelajari seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, kemudian melakukan reduksi data, dan yang
terakhir adalah pemeriksaan keabsahan data. Uji keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi pada sumber.
Hasil penelitian menunjukkan latar belakang suami mengijinkan istri
menjadi PSK adalah adanya faktor himpitan ekonomi yang menyebabkan mereka
memilih mengijinkan istrinya menjadi PSK. Sedangkan faktor lainnya adalah
Pemahaman terhadap agama sangat kurang, dengan kurangnya pemahaman
terhadap agama, kedua subjek mudah melanggar norma-norma agama. Kondisi
psikologis yang terjadi pada kedua subjek adalah subjek merasa tertekan, mudah
marah, emosi dan mengumpat, merasa malu dan bersalah terhadap istri, mudah
putus asa dan tidak berdaya mengatasi keadaan yang dialaminya. Akan tetapi
dengan berjalannya waktu kedua subjek dapat menerima itu dengan keadaan biasa
dan baik-baik saja.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................
iv
SURAT PERNYATAAN .....................................................................
v
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vi
INTISARI .............................................................................................
viii
DAFTAR ISI .........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pekerja Seks Komersial (PSK)....................................................
6
1. Pengertian Pekerja Seks Komersial .......................................
6
2. Faktor Penyebab Timbulnya Pekerja Seks Komersial ............
6
3. Motif-motif yang melatarbelakangi pekerja seks komersial ...
7
B. Kondisi Psikologis ......................................................................
8
1. Pengertian Kondisi Psikologis ...............................................
8
2. Komponen Psikologis ...........................................................
9
C. Peran Suami ............................................................................... 11
D. Dewasa Awal ............................................................................. 11
1. Pengertian Dewsa Awal ........................................................ 11
2.
Tugas Dewasa Perkembangan Dewasa Awal........................ 12
ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 13
B. Batasan Istilah ........................................................................... 13
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 14
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 14
E. Teknik Analisa Data .................................................................. 15
F. Keabsahan Data ........................................................................ 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subjek Penelitian ..........................................................
18
B. Deskripsi Data ............................................................................ 18
1.
Subyek SWN ....................................................................... 18
2.
Subyek DN .......................................................................... 23
C. Analisa Data ............................................................................... 26
1.
Subyek SWN ....................................................................... 26
2.
Subyek DN .......................................................................... 29
D. Rangkuman Hasil Penelitian Kedua Subyek ............................... 31
E. Pembahasan ................................................................................ 32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 38
B. Saran .......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 40
LAMPIRAN .................................................................................................. 41
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Identitas Subjek Penelitian.......................................................
18
Tabel 4.2 Faktor Yang Melatarbelakangi Suami Yang Mengijinkan Istri
Menjadi PSK .....................................................................................
26
Tabel 4.3 Faktor Yang Melatarbelakangi Suami Yang Mengijinkan Istri
Menjadi PSK .....................................................................................
29
Tabel 4.4 Faktor dan Kondisi Psikologis Suami Yang Mengijinkan Istri
Menjadi PSK .....................................................................................
xi
32
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Baihaqi, MIF., Sunardi., Riksma, N.R.A., Euis, H. (2005). Psikiatri: konsep dasar
dan gangguan-gangguan. Bandung: PT Refika Aditama
Chaplin, J. P. (2002). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Departemen Agama Republik Indonesia, 1995, Al-Quran dan Terjemahnya,
Semarang: PT.. Karya Toha Putra, hal. 543.
G. Kartasapoetra L. J. B. Kreimers, 1987, Sosiologi Umum, Jakarta: Bina Aksara.
Kartono, K. (1984). Patologi sosial. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Kartono, K. (1990). Psikologi umum. Bandung: Penerbit Mandar Maju.
Kartono, K. (1990). Psikologi Anak (psikologi perkembangan). Bandung Mandar
Maju.
Koentjaranigrat, 1990, Pengetahuan Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta
Koentjaraningrat dan A.A. Loendin, 1995, Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Pembangunan
Kesehatan, Jakarta: Gramedia, hal.61
Koentjoro. (2004). On the spot tutur dari sarang pelacur. Yogyakarta: Penerbit
Qalam
Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Santrock, J. (2002). Life-Span Development. PT. Penerbit Erlangga
Walgito, B. (1994). Bimbingan dan konseling perkawinan. Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prostitusi merupakan profesi yang usianya sama tuanya dengan peradaban manusia
itu sendiri. Banyak kalangan berpendapat bahwa prostitusi atau pelacuran ada semenjak
manusia itu sendiri ada dan terus berkembang sampai saat ini. Bahkan tidak sedikit yang
berpendapat bahwa pelacuran ada dan berkembang karena laki-laki berani membayar.
Dengan kata lain prostitusi berkembang karena tercipta mekanisme pasar yang
menjadikan pelacuran sebagai suatu bisnis seks yang sangat menguntungkan. Prostitusi
umumnya dilakukan oleh para wanita, tetapi kini di kota-kota besar terdapat tempattempat tertentu yang menyediakan pria-pria muda untuk melayani istri-istri yang tengah
mengalami kesepian, yang tentunya istri-istri ini adalah termasuk keluarga yang kaya,
mereka datang ke tempat-tempat tersebut dengan memilih calon kencannya melalui
potret-potret yang tersedia, mereka membayar pria kencannya itu (Kartasapoetra, 1987).
Prostitusi tidak mudah untuk diberantas karena masalah prostitusi memiliki
keterkaitan secara ekonomi, sosial bahkan kultural dengan permasalahan manusia secara
hakiki, yakni pemenuhan kebutuhan biologis sebagai manusia terlepas dari
permasalahan etika dan norma yang membatasi cara pemenuhan kebutuhan seks
manusia tersebut (Hadi dkk, 2001).
Kemunculan lokasi-lokasi prostitusi industri seks dikelompokkan menjadi dua,
pertama industri seks yang terorganisir, seperti lokasi panti pijat, rumah bordir, klub
malam, diskotik dan sebagainya yang disediakan bagi pelanggan-pelanggannya. Kedua,
industri seks yang tidak terorganisir yang dapat ditemukan pada beberapa kelompok
wanita panggilan (penampungan) maupun wanita yang menjajakan diri di jalanan dari
pasaran kelas menengah sampai kelas bawah (Hull, dkk 1993).
1
2
Koentjaraningrat, dkk (1995) menyatakan istilah lokalisasi dan resosialisasi secara
sepintas sebenarnya memiliki kesamaan makna, namun secara politis memiliki makna
yang berbeda. Lokalisasi memiliki arti konotatif yang bermakna sekedar membatasi
perkembangan dan membatasi praktik prostitusi agar tidak lebih berkembang di
masyarakat. Apabila istilah lokalisasi digunakan oleh pemerintah dapat diartikan bahwa
pemerintah mengakui adanya praktik pelacuran dan perdagangan wanita untuk tujuan
komersialisasi pelayanan seks.
Norma adat pada umumnya melarang pelacuran, akan tetapi setiap daerah tidak
sama peraturannya dan kebanyakan norma adat tidak tertulis. Tetapi ada budaya
pelacuran yang mengijinkan adanya hubungan seks di luar nikah. Menurut (Kartono,
1992) budaya ini terlihat pada kelompok suku di pulau Kei, Mentawai, Flores di mana
sistem perkawinannya mengijinkan anak-anak gadisnya mengadakan hubungan kelamin
dengan laki-laki sebelum nikah.
Semua pelacuran dengan segala bentuk, sifat dan frekuensinya adalah zina.
menurut Qs. An-Nur: 2 dinyatakan bahwa perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, dan
pada hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (Departemen Agama Republik Indonesia,
1995)
Kemudian perlu diketengahkan pengertian pelacuran. Menurut kamus Bahasa
Indonesia karya Poerdaminto (1983) disebutkan bahwa pelacuran adalah perihal menjual
diri sedangkan pelacur berarti wanita tuna susila. Jadi pelacuran menunjukkan para
pembuatnya sedangkan pelacur menunjukkan pada orang yang melakukannya. KUHP
tidak memberikan definisi mengenai pelacuran. Oleh karena itu, untuk dapat
memberikan definisi mengenai pelacuran ada beberapa pendapat ahli.
3
Akibat tekanan ekonomi yang semakin meningkat, dilaporkan banyak suami di
Sumatera Utara yang mempekerjakan istrinya menjadi pekerja seks komersial (PSK)
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pernyataan itu disampaikan Sabar Turnip,
Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial, Dinas Sosial Sumatera Utara di Medan, Selasa.
Dia mengatakan, PSK yang beroperasi di Kota Medan juga kian marak dan tampil
secara terang-terangan tidak hanya di tempat-tempat hiburan malam, panti pijat, tetapi
"menjajakan diri" di pinggir-pinggir jalan. "Lemahnya keimanan suami turut mendorong
terjerumusnya wanita ke lembah hitam, terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan
Dinas Sosial Sumut, terdapat wanita yang menjadi PSK itu keinginan dari suaminya,".
Dinas Sosial Sumut sudah berulang kali menjaring para PSK dari berbagai lokasi, tetapi
pada akhirnya mereka keluar dan berpraktik kembali di jalanan. Sebab, sebagian wanita
yang diamankan ternyata dapat memperlihatkan surat nikah serta mendatangkan
suaminya ke tempat penampungan sehingga tidak ada alasan bagi Dinas Sosial untuk
menahan wanita tersebut guna pembinaan. (www.antarasumut.com).
Perilaku suami yang mempekerjakan istrinya menjadi pekerja seks komersial
dengan alasan ekonomi juga terjadi di Sulawesi Barat. Perbuatan politisi asal Polewali
Mandar, Sulawesi Barat, Khaerul Asril (31), memang benar-benar bejat. Ia tega menjual
istrinya, ND (27), kepada broker rumah bordil dengan bayaran Rp 500.000 sekali
kencan. Uang hasil "keringat" sang istri itu digunakan Khaerul yang mempunyai banyak
utang setelah gagal menjadi anggota DPRD Polewali Mandar (Polman) pada Pemilu
2009. Aksi politisi ini terungkap dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri
(PN) Polman, Selasa (3/8/2010). Atas perbuatannya, jaksa penuntut umum (JPU) M
Syukur menuntut Khaerul selama lima tahun penjara karena terbukti menjual istrinya
untuk membayar utangnya yang bertumpuk. Ia dijerat Pasal 8 Undang-Undang
Penghapusan
Kekerasan
Dalam
Rumah
Tangga.
(data
diperoleh
dari
asaborneo.blogspot.com).
Namun terdapat juga pekerja seks komersial yang sengaja melacurkan diri secara
suka rela, bahkan didukung oleh pihak keluarga atau suami. Lebih jauh lagi, profesi ini
4
menjadi sumber ekonomi utama keluarga. Hal ini terlihat dari belasan wanita Pekerja
Seks Komersial (PSK) yang kerap beroperasi siang hari di warung-warung di pinggir
jalan di Mojokerto, Jawa Timur Selasa (11/11/08) terjaring razia PSK yang dilakukan
petugas kepolisian dan dinas sosial setempat. Sejumlah PSK mengaku suami mereka
merestui pekerjaan yang mereka lakoni. Bahkan sengaja menjual mereka kepada para
lelaki hidung belang. Seorang PSK yang tengah bertransaksi dengan tamu langsung
ditangkap petugas meski sempat melawan dan menolak dibawa petugas. Dalam
perjalanan mobil yang membawa PSK ini dicegat seorang lelaki berambut cepak yang
mengaku sebagai suami PSK yang terjaring. Karena lelaki tersebut menunjukkan surat
nikah, akhirnya si wanita tersebut dilepas (www.indosiar.com).
Santrock (2002) mengemukakan, dari kira-kira usia 28 hingga 33 tahun, individu
mengalami periode transisi dimana dia harus menghadapi persoalan penentuan tujuan
yang lebih serius. Selama usia 0an, individu biasanya berfokus kepada keluarga dan
perkembangan karir. Di kabupaten Malang dan kabupaten Blitar terdapat beberapa PSK
yang berstatus bersuami dan masih melakukan pekerjaannya sebagai pekerja seks
komersial. Beberapa dari suami mereka tersebut ialah seorang pedagang kayu yang
tergolong dari mampu, ia mengetahui istrinya menjadi PSK sebelum ia menikah, namun
setelah menikah dan sampai sekarang pun ia masih tetap mengizinkan istrinya untuk
tetap bekerja menjadi seorang PSK. Suami yang rata-rata kesibukannya bekerja di kebun
dan ladang terkadang harus menjaga anak-anaknya yang masih kecil berada di rumah
karena sang istri sedang menjalankan aktifitasnya sebagai PSK.
Beberapa PSK ini juga bekerja atas persetujuan keluarga atau suami. Bahkan
lebih jauh, profesi ini menjadi sumber ekonomi utama keluarga. Suami yang
mengijinkan istrinya berprofesi sebagai PSK dapat dikatakan tidak umum di masyarakat,
namun secara realita ada di masyarakat kita. Ketidak umuman ini menarik untuk
ditelusuri dan diteliti latar belakang suami mengijinkan istrinya berprofesi sebagai
pekerja seks komersial
5
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah di atas dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Apa yang melatarbelakangi suami mengijinkan istri menjadi PSK?
2. Bagaimana kondisi psikologis suami yang istrinya menjadi PSK?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui latar belakang suamai mengijinkan istrinya menjadi PSK.
2. Untuk mengetahui kondisi psikologis suami mengijinkan istri menjadi PSK.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini, besar harapan akan berguna untuk menambah wawasan tentang
latar belakang dan kondisi psikologis suami mengijinkan istri menjadi PSK.
Diharapkan mampu memberikan dan menambah pemahaman mengenai latar
belakang dan kondisi psikologis suami mengijinkan istri menjadi PSK.
SUAMI MENGIJINKAN ISTRI MENJADI PSK
SKRIPSI
Oleh :
ANTON PRANOWO
06810241
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
LATAR BELAKANG DAN KONDISI PSIKOLOGIS SUAMI
MENGIJINKAN ISTRI MENJADI PSK
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
ANTON PRANOWO
06810241
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2011
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
1. Judul Skripsi
: Latar Belakang dan Kondisi Psikologis Suami
Mengijinkan Istri Menjadi PSK
2. Nama Peneliti
: Anton Pranowo
3. No.Induk Mahasiswa
: 06810241
4. Fakultas
: Psikologi
5. Perguruan Tinggi
: Universitas Muhammadiyah Malang
6. Waktu Penelitian
: 16 Mei 2011 – 20 Oktober 2011
7. Tanggal Ujian
: 11 November 2011
Disetujui,
Pembimbing I
Pembimbing II
Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si
Diana Savitri, M.Psi
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh Dewan Penguji
Tanggal, 2011
Dewan Penguji
Ketua Penguji
: 1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si
Anggota Penguji : 2. Ni’matuzahroh, S.psi, M.si
3. Ari Firmanto, S.psi
Mengesahkan
Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang
Drs. H. Tulus Winarsunu, M.Si
iv
………
………
………
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
: Anton Pranowo
NIM
: 06810241
Fakultas / Jurusan
: PSIKOLOGI / Psikologi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Menyatakan bahwa Skripsi/Karya Ilmiah
Judul :
Latar Belakang dan Kondisi Psikologis Suami Mengijinkan Istri Menjadi PSK
1. Adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan
kecuali penulisan dalam bentuk kutipan yang digunakan dalam naskah
ini dan telah disebutkan sumbernya.
2. Hasil tulisan karya ilmiah/skripsi dari penelitian yang saya lakukan
merupakan hak bebas royalti non eksklusif, apabila digunakan sebagai
sumber pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan
apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapatkan sanksi
sesuai dengan Undang-undang yang berlaku.
Mengetahui,
Malang, Juni 2011
Ketua Program Studi
Yang menyatakan
M.Salis Yuniardi, S.Psi, M.Si
Anton Pranowo
v
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam dengan segala
keagungan, karunia, hidayah dan izin-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini yang berjudul “latar belakang dan Kondisi Psikologi
Suami Mengijinkan Istri Menjadi PSK”, sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan
studi
guna
memperoleh
gelar
sarjana
di
Universitas
Muhammadyah Malang.
Shalawat serta salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW yang menjadi pemimpin besar umat islam beserta keluarga dan
sahabat dan pengikut jejak langkahnya sampai hari akhir nanti.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan, bantuan, dan dukungan yang bermanfaat dari semua pihak. Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. Tulus Winarsunu, M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang.
2. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.Si dan Diana Savitri, M.psi selaku
pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan, arahan, pembelajaran yang bermanfaat dari awal hingga akhir
penelitian.
3. Tri Muji Ingarianti, S.Psi, M.psi selaku dosen wali yang telah banyak
memberikan arahan dan pembelajaran dari awal perkuliahan hingga
selesainya pengerjaan skripsi ini.
4. Almarhumah Ibunda tercinta yang semasa hidupnya memberikan
dukungan dan pembelajaran yang terbaik sehingga penulis selalu
termotivasi jika mengingatnya, Semoga beliau di tempatkan yang layak
disisi Allah SWT, amin.
5. Bapak yang tiada hentinya memberikan perhatian, do’a, dan dukungan
baik moril maupun materil sehingga penulis memiliki motivasi untuk
menyelesaikan skripsi ini.
vi
6. Kedua subjek yang telah meluangkan waktunya untuk menceritakan
tentang keluh kesah yang dihadapi dalam hidupnya dan membantu
memberikan informasi-informasi yang berkenaan dengan penelitian ini,
kepada keduanya penulis ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.
7. Keluarga dan saudara-saudaraku, Ibu Yuli, Dra. Hamdiani, Nurul Qori’ah,
Ainun Rosana, Ita Soraya, Prawita Sari, Yogi Anggraini (aiini), terima
kasih atas do’a dan dukungannya.
8. Mufti Lukita Sari yang telah memberikan perhatian dan dukungan dalam
pengerjaan skripsi ini sehingga menjadi tetap bersemangat mengerjakan
penulisan ini.
9. Sahabat-sahabatku seperti Tri (bang haji), Ari, Iwan , Ade (Precet), Didin
(dchoi), Aris (djpunk), Anggoro (AnggorA), Siska (cuinn), Geby (Geboy),
widiana feehily (wina), terima kasih atas persahabatan yang sudah terjalin
sampai saat ini, semoga ukhuwah kita sampai akhir hayat.
10. Teman-teman di Fakultas Psikologi UMM angkatan 2006 khususnya kelas
E yang cantik-cantik dan cakep-cakep, dan angkatan 2005 yang banyak
memberikan pelajaran yang indah bersama semoga kita bisa kumpul lagi.
11. Teman-teman alumni kost rock n roll Fatony, Alek, Hakim, Agam, Faiz,
Tri, Gendol, Samid, Filman, Diding, banyak pengalaman tak terlupakan
bersama kalian
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah banyak
memberikan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dengan bekal dan kemampuan terbatas, penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan.
Akhirnya, tiada kata selain harapan semoga skripsi ini bermanfaat sesuai dengan
maksud dan tujuannya. Amiin Ya Robbal Alamiin.
Malang, 11 November 2011
Penulis
Anton Pranowo
vii
INTISARI
Pranowo, Anton. (2011). Latar Belakang dan Kondisi Psikologis Suami
Mengijinkan Istri Menjadi Pekerja Seks Komersial. Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) cahyaning
Suryaningrum (2) Diana Savitri Hidayat
Kata kunci: Latar Belakang, Kondisi Psikologis, Pekerja Seks Komersial.
Di kabupaten Malang dan kabupaten Blitar terdapat beberapa pekerja seks
komersial (PSK) yang berstatus bersuami dan masih melakukan pekerjaannya
sebagai pekerja seks komersial. Beberapa dari suami mereka tersebut ialah
seorang kuli bangunan yang tergolong mampu, ia mengetahui istrinya menjadi
PSK sebelum ia menikah, namun setelah menikah dan sampai sekarang pun ia
masih tetap mengizinkan istrinya untuk tetap bekerja menjadi seorang PSK.
Suami yang rata-rata kesibukannya bekerja di kebun dan ladang terkadang harus
menjaga anak-anaknya yang masih kecil berada di rumah karena sang istri sedang
menjalankan aktifitasnya sebagai PSK. Beberapa PSK ini juga bekerja atas
persetujuan keluarga atau suami. Bahkan lebih jauh, profesi ini menjadi sumber
ekonomi utama keluarga. Suami yang mengijinkan istrinya berprofesi sebagai
PSK dapat dikatakan tidak umum di masyarakat, namun secara realita ada di
masyarakat kita. Ketidak umuman ini menarik untuk ditelusuri dan diteliti latar
belakang suami mengijinkan istrinya berprofesi sebagai pekerja seks komersial.
Oleh karena itu dalam penelitian ini ingin mengetahui bagaimana latarbelakang
suami mengijinkan istri menjadi PSK dan bagaimana kondisi psikologis suami
mengijinkan istri menjadi PSK.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif karena menerapkan
metode penelitian kualitatif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata.
Subjek penelitian terdiri dari dua subjek suami yang istrinya menjadi PSK.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik wawancara tidak terstruktur.
Analisa data dimulai dengan menelaah atau mempelajari seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, kemudian melakukan reduksi data, dan yang
terakhir adalah pemeriksaan keabsahan data. Uji keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi pada sumber.
Hasil penelitian menunjukkan latar belakang suami mengijinkan istri
menjadi PSK adalah adanya faktor himpitan ekonomi yang menyebabkan mereka
memilih mengijinkan istrinya menjadi PSK. Sedangkan faktor lainnya adalah
Pemahaman terhadap agama sangat kurang, dengan kurangnya pemahaman
terhadap agama, kedua subjek mudah melanggar norma-norma agama. Kondisi
psikologis yang terjadi pada kedua subjek adalah subjek merasa tertekan, mudah
marah, emosi dan mengumpat, merasa malu dan bersalah terhadap istri, mudah
putus asa dan tidak berdaya mengatasi keadaan yang dialaminya. Akan tetapi
dengan berjalannya waktu kedua subjek dapat menerima itu dengan keadaan biasa
dan baik-baik saja.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................
iv
SURAT PERNYATAAN .....................................................................
v
KATA PENGANTAR ..........................................................................
vi
INTISARI .............................................................................................
viii
DAFTAR ISI .........................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...........................................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
5
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pekerja Seks Komersial (PSK)....................................................
6
1. Pengertian Pekerja Seks Komersial .......................................
6
2. Faktor Penyebab Timbulnya Pekerja Seks Komersial ............
6
3. Motif-motif yang melatarbelakangi pekerja seks komersial ...
7
B. Kondisi Psikologis ......................................................................
8
1. Pengertian Kondisi Psikologis ...............................................
8
2. Komponen Psikologis ...........................................................
9
C. Peran Suami ............................................................................... 11
D. Dewasa Awal ............................................................................. 11
1. Pengertian Dewsa Awal ........................................................ 11
2.
Tugas Dewasa Perkembangan Dewasa Awal........................ 12
ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.......................................................................... 13
B. Batasan Istilah ........................................................................... 13
C. Subjek Penelitian ...................................................................... 14
D. Metode Pengumpulan Data ....................................................... 14
E. Teknik Analisa Data .................................................................. 15
F. Keabsahan Data ........................................................................ 16
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Identitas Subjek Penelitian ..........................................................
18
B. Deskripsi Data ............................................................................ 18
1.
Subyek SWN ....................................................................... 18
2.
Subyek DN .......................................................................... 23
C. Analisa Data ............................................................................... 26
1.
Subyek SWN ....................................................................... 26
2.
Subyek DN .......................................................................... 29
D. Rangkuman Hasil Penelitian Kedua Subyek ............................... 31
E. Pembahasan ................................................................................ 32
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 38
B. Saran .......................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 40
LAMPIRAN .................................................................................................. 41
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Identitas Subjek Penelitian.......................................................
18
Tabel 4.2 Faktor Yang Melatarbelakangi Suami Yang Mengijinkan Istri
Menjadi PSK .....................................................................................
26
Tabel 4.3 Faktor Yang Melatarbelakangi Suami Yang Mengijinkan Istri
Menjadi PSK .....................................................................................
29
Tabel 4.4 Faktor dan Kondisi Psikologis Suami Yang Mengijinkan Istri
Menjadi PSK .....................................................................................
xi
32
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Baihaqi, MIF., Sunardi., Riksma, N.R.A., Euis, H. (2005). Psikiatri: konsep dasar
dan gangguan-gangguan. Bandung: PT Refika Aditama
Chaplin, J. P. (2002). Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Departemen Agama Republik Indonesia, 1995, Al-Quran dan Terjemahnya,
Semarang: PT.. Karya Toha Putra, hal. 543.
G. Kartasapoetra L. J. B. Kreimers, 1987, Sosiologi Umum, Jakarta: Bina Aksara.
Kartono, K. (1984). Patologi sosial. Jakarta: Penerbit CV. Rajawali.
Kartono, K. (1990). Psikologi umum. Bandung: Penerbit Mandar Maju.
Kartono, K. (1990). Psikologi Anak (psikologi perkembangan). Bandung Mandar
Maju.
Koentjaranigrat, 1990, Pengetahuan Ilmu Antropologi, Jakarta, Rineka Cipta
Koentjaraningrat dan A.A. Loendin, 1995, Ilmu-Ilmu Sosial Dalam Pembangunan
Kesehatan, Jakarta: Gramedia, hal.61
Koentjoro. (2004). On the spot tutur dari sarang pelacur. Yogyakarta: Penerbit
Qalam
Moleong, L. J. (2007). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Santrock, J. (2002). Life-Span Development. PT. Penerbit Erlangga
Walgito, B. (1994). Bimbingan dan konseling perkawinan. Yogyakarta: Penerbit
Andi Offset.
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Prostitusi merupakan profesi yang usianya sama tuanya dengan peradaban manusia
itu sendiri. Banyak kalangan berpendapat bahwa prostitusi atau pelacuran ada semenjak
manusia itu sendiri ada dan terus berkembang sampai saat ini. Bahkan tidak sedikit yang
berpendapat bahwa pelacuran ada dan berkembang karena laki-laki berani membayar.
Dengan kata lain prostitusi berkembang karena tercipta mekanisme pasar yang
menjadikan pelacuran sebagai suatu bisnis seks yang sangat menguntungkan. Prostitusi
umumnya dilakukan oleh para wanita, tetapi kini di kota-kota besar terdapat tempattempat tertentu yang menyediakan pria-pria muda untuk melayani istri-istri yang tengah
mengalami kesepian, yang tentunya istri-istri ini adalah termasuk keluarga yang kaya,
mereka datang ke tempat-tempat tersebut dengan memilih calon kencannya melalui
potret-potret yang tersedia, mereka membayar pria kencannya itu (Kartasapoetra, 1987).
Prostitusi tidak mudah untuk diberantas karena masalah prostitusi memiliki
keterkaitan secara ekonomi, sosial bahkan kultural dengan permasalahan manusia secara
hakiki, yakni pemenuhan kebutuhan biologis sebagai manusia terlepas dari
permasalahan etika dan norma yang membatasi cara pemenuhan kebutuhan seks
manusia tersebut (Hadi dkk, 2001).
Kemunculan lokasi-lokasi prostitusi industri seks dikelompokkan menjadi dua,
pertama industri seks yang terorganisir, seperti lokasi panti pijat, rumah bordir, klub
malam, diskotik dan sebagainya yang disediakan bagi pelanggan-pelanggannya. Kedua,
industri seks yang tidak terorganisir yang dapat ditemukan pada beberapa kelompok
wanita panggilan (penampungan) maupun wanita yang menjajakan diri di jalanan dari
pasaran kelas menengah sampai kelas bawah (Hull, dkk 1993).
1
2
Koentjaraningrat, dkk (1995) menyatakan istilah lokalisasi dan resosialisasi secara
sepintas sebenarnya memiliki kesamaan makna, namun secara politis memiliki makna
yang berbeda. Lokalisasi memiliki arti konotatif yang bermakna sekedar membatasi
perkembangan dan membatasi praktik prostitusi agar tidak lebih berkembang di
masyarakat. Apabila istilah lokalisasi digunakan oleh pemerintah dapat diartikan bahwa
pemerintah mengakui adanya praktik pelacuran dan perdagangan wanita untuk tujuan
komersialisasi pelayanan seks.
Norma adat pada umumnya melarang pelacuran, akan tetapi setiap daerah tidak
sama peraturannya dan kebanyakan norma adat tidak tertulis. Tetapi ada budaya
pelacuran yang mengijinkan adanya hubungan seks di luar nikah. Menurut (Kartono,
1992) budaya ini terlihat pada kelompok suku di pulau Kei, Mentawai, Flores di mana
sistem perkawinannya mengijinkan anak-anak gadisnya mengadakan hubungan kelamin
dengan laki-laki sebelum nikah.
Semua pelacuran dengan segala bentuk, sifat dan frekuensinya adalah zina.
menurut Qs. An-Nur: 2 dinyatakan bahwa perempuan yang berzina dan laki-laki yang
berzina maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, dan
pada hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh
sekumpulan dari orang-orang yang beriman. (Departemen Agama Republik Indonesia,
1995)
Kemudian perlu diketengahkan pengertian pelacuran. Menurut kamus Bahasa
Indonesia karya Poerdaminto (1983) disebutkan bahwa pelacuran adalah perihal menjual
diri sedangkan pelacur berarti wanita tuna susila. Jadi pelacuran menunjukkan para
pembuatnya sedangkan pelacur menunjukkan pada orang yang melakukannya. KUHP
tidak memberikan definisi mengenai pelacuran. Oleh karena itu, untuk dapat
memberikan definisi mengenai pelacuran ada beberapa pendapat ahli.
3
Akibat tekanan ekonomi yang semakin meningkat, dilaporkan banyak suami di
Sumatera Utara yang mempekerjakan istrinya menjadi pekerja seks komersial (PSK)
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pernyataan itu disampaikan Sabar Turnip,
Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial, Dinas Sosial Sumatera Utara di Medan, Selasa.
Dia mengatakan, PSK yang beroperasi di Kota Medan juga kian marak dan tampil
secara terang-terangan tidak hanya di tempat-tempat hiburan malam, panti pijat, tetapi
"menjajakan diri" di pinggir-pinggir jalan. "Lemahnya keimanan suami turut mendorong
terjerumusnya wanita ke lembah hitam, terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan
Dinas Sosial Sumut, terdapat wanita yang menjadi PSK itu keinginan dari suaminya,".
Dinas Sosial Sumut sudah berulang kali menjaring para PSK dari berbagai lokasi, tetapi
pada akhirnya mereka keluar dan berpraktik kembali di jalanan. Sebab, sebagian wanita
yang diamankan ternyata dapat memperlihatkan surat nikah serta mendatangkan
suaminya ke tempat penampungan sehingga tidak ada alasan bagi Dinas Sosial untuk
menahan wanita tersebut guna pembinaan. (www.antarasumut.com).
Perilaku suami yang mempekerjakan istrinya menjadi pekerja seks komersial
dengan alasan ekonomi juga terjadi di Sulawesi Barat. Perbuatan politisi asal Polewali
Mandar, Sulawesi Barat, Khaerul Asril (31), memang benar-benar bejat. Ia tega menjual
istrinya, ND (27), kepada broker rumah bordil dengan bayaran Rp 500.000 sekali
kencan. Uang hasil "keringat" sang istri itu digunakan Khaerul yang mempunyai banyak
utang setelah gagal menjadi anggota DPRD Polewali Mandar (Polman) pada Pemilu
2009. Aksi politisi ini terungkap dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri
(PN) Polman, Selasa (3/8/2010). Atas perbuatannya, jaksa penuntut umum (JPU) M
Syukur menuntut Khaerul selama lima tahun penjara karena terbukti menjual istrinya
untuk membayar utangnya yang bertumpuk. Ia dijerat Pasal 8 Undang-Undang
Penghapusan
Kekerasan
Dalam
Rumah
Tangga.
(data
diperoleh
dari
asaborneo.blogspot.com).
Namun terdapat juga pekerja seks komersial yang sengaja melacurkan diri secara
suka rela, bahkan didukung oleh pihak keluarga atau suami. Lebih jauh lagi, profesi ini
4
menjadi sumber ekonomi utama keluarga. Hal ini terlihat dari belasan wanita Pekerja
Seks Komersial (PSK) yang kerap beroperasi siang hari di warung-warung di pinggir
jalan di Mojokerto, Jawa Timur Selasa (11/11/08) terjaring razia PSK yang dilakukan
petugas kepolisian dan dinas sosial setempat. Sejumlah PSK mengaku suami mereka
merestui pekerjaan yang mereka lakoni. Bahkan sengaja menjual mereka kepada para
lelaki hidung belang. Seorang PSK yang tengah bertransaksi dengan tamu langsung
ditangkap petugas meski sempat melawan dan menolak dibawa petugas. Dalam
perjalanan mobil yang membawa PSK ini dicegat seorang lelaki berambut cepak yang
mengaku sebagai suami PSK yang terjaring. Karena lelaki tersebut menunjukkan surat
nikah, akhirnya si wanita tersebut dilepas (www.indosiar.com).
Santrock (2002) mengemukakan, dari kira-kira usia 28 hingga 33 tahun, individu
mengalami periode transisi dimana dia harus menghadapi persoalan penentuan tujuan
yang lebih serius. Selama usia 0an, individu biasanya berfokus kepada keluarga dan
perkembangan karir. Di kabupaten Malang dan kabupaten Blitar terdapat beberapa PSK
yang berstatus bersuami dan masih melakukan pekerjaannya sebagai pekerja seks
komersial. Beberapa dari suami mereka tersebut ialah seorang pedagang kayu yang
tergolong dari mampu, ia mengetahui istrinya menjadi PSK sebelum ia menikah, namun
setelah menikah dan sampai sekarang pun ia masih tetap mengizinkan istrinya untuk
tetap bekerja menjadi seorang PSK. Suami yang rata-rata kesibukannya bekerja di kebun
dan ladang terkadang harus menjaga anak-anaknya yang masih kecil berada di rumah
karena sang istri sedang menjalankan aktifitasnya sebagai PSK.
Beberapa PSK ini juga bekerja atas persetujuan keluarga atau suami. Bahkan
lebih jauh, profesi ini menjadi sumber ekonomi utama keluarga. Suami yang
mengijinkan istrinya berprofesi sebagai PSK dapat dikatakan tidak umum di masyarakat,
namun secara realita ada di masyarakat kita. Ketidak umuman ini menarik untuk
ditelusuri dan diteliti latar belakang suami mengijinkan istrinya berprofesi sebagai
pekerja seks komersial
5
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas, maka rumusan masalah di atas dapat dirinci
sebagai berikut:
1. Apa yang melatarbelakangi suami mengijinkan istri menjadi PSK?
2. Bagaimana kondisi psikologis suami yang istrinya menjadi PSK?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui latar belakang suamai mengijinkan istrinya menjadi PSK.
2. Untuk mengetahui kondisi psikologis suami mengijinkan istri menjadi PSK.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini, besar harapan akan berguna untuk menambah wawasan tentang
latar belakang dan kondisi psikologis suami mengijinkan istri menjadi PSK.
Diharapkan mampu memberikan dan menambah pemahaman mengenai latar
belakang dan kondisi psikologis suami mengijinkan istri menjadi PSK.