PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR GURU PENDIDIK

PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Sri Yanti
E-mail: [email protected]
Universitas Negeri Padang
Abstract: This research is based on teaching performance problem that happened in kindergarten teacher in
PAUD Tanjung Jati not optimal yet. Based on preliminary studies, it is suspected that teachers with an
undergraduate education background have better performance than teachers with other educational
backgrounds. This is the reason that underlies the formulation of the problem, namely 1) How is the image
of teaching performance of kindergarten teachers in PAUD Tanjung Jati year lesson 2018/2019 based on
educational background? 2). Is there a significant difference to the teaching performance of kindergarten
teachers in PAUD Tanjung Jati in the academic year 2017/2018? This research uses comparative method
with ex post facto research design on research subject that is teacher. Data collection techniques in this study
is a questionnaire, then the data analysis used is a different test, one-way ANOVA. The results showed that
1) the teaching performance of kindergarten teachers in PAUD Tanjung Jati in academic year 2018/2019
showed optimal based on educational background in general work habits aspect, planning and
implementation of learning, but on the evaluation of learning result showed that the teaching performance
was not optimal yet. 2) There is no significant difference in teacher teaching performance in terms of
educational background.
Keywords: teacher teaching performance, educational background.
Abstrak :Penelitian ini didasari oleh permasalahan kinerja mengajar yang terjadi pada guru taman kanakkanak di PAUD Tanjung Jati belum optimal. Berdasarkan studi pendahuluan, diduga guru yang memiliki

latar belakang pendidikan sarjana PAUD memiliki kinerja yang lebih baik daripada guru yang memiliki latar
belakang pendidikan lainnya. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu 1)
Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2018/2019
berdasarkan latar belakang pendidikannya? 2). Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja
mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2017/2018 ditinjau dari latar belakang
pendidikannya?Penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan desain penelitian ex post facto pada
subjek penelitian yaitu guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, kemudian
analisis data yang digunakan adalah uji beda, ANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
Kinerja mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2018/2019 menunjukkan optimal
berdasarkan latar belakang pendidikan pada aspek kebiasaan kerja secara umum, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, namun pada penilaian hasil pembelajaran menunjukkan kinerja mengajar yang
belum optimal. 2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru yang ditinjau dari latar
belakang pendidikan.
Kata kunci: kinerja mengajar guru, latar belakang pendidikan.

A. Pendahuluan

melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Guru

Taman kanak-kanak (TK) merupakan


profesional akan dapat mengarahkan sasaran

salah satu jenis program di dalam satuan

pendidikan

PAUD yang melibatkan guru sebagai tenaga

menjadi suatu generasi bangsa penuh harapan

profesional.

17)

(Alma, 2009, hlm. 124). Maka berdasarkan

mendefinisikan profesional sebagai kata yang

kedua pendapat di atas, di lembaga taman


menunjuk pada dua hal yaitu orangnya dan

kanak-kanak perlu kiranya sosok guru yang

penampilan atau kinerja orang tersebut dalam

memiliki

Daryanto

(2013,

hlm.

membangun

kualifikasi,

generasi


kompentensi

muda

dan

dedikasi

dalam

melaksanakan

keprofesionalannya

sebagai

tugas

perkembangan anak yang dilakukan setiap


pendidik.

hari atau dengan waktu yang ditentukan dan

Sebagaimana Kunandar (2009, hlm. 42)

kemudian

menegaskan bahwa lahirnya Undang-undang

dokumen penilaian. Berbeda dengan guru

guru dan Dosen itu menuntut sosok guru yang

yang memiliki latar belakang pendidikan

berkualifikasi,

bukan sarjana PAUD dan tidak ditunjang


berkompetensi

dan

bersertifikasi

melalui

dengan diklat ke-PAUDan yang terlihat

Beranjak kepada kinerja guru di TK
yang

didokumentasikan

diantaranya

ditampilkan


melalui

masih

belum

selalu

mempersiapkan

pembelajaran dengan merancang RPPH

rangkaian proses pembelajaran serta uji

Dengan demikian berdasarkan uraian

kompetensi guru (UKG). Dimulai dengan

latar belakang di atas, diasumsikan terdapat


perencanaan, proses serta evaluasi atau

perbedaan antara kinerja guru yang memiliki

penilaian.

Perencanaan

kualifikasi akademik sesuai standar nasional

diantaranya

meliputi

pembelajaran

pembuatan

RPPH


PAUD.

Maka

peneliti

tertarik

untuk

(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)

melakukan penelitian lebih lanjut. Sehingga

yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran

menghasilkan kajian secara empiris tentang

dan menyiapkan bahan ajar. Perencanaan


Gambaran dan Perbedaan Kinerja Mengajar

dibuat sedemikian rupa agar pelaksanaan

Guru TK ditinjau dari Latar Belakang

pembelajaran

Pendidikan pada Guru.

berjalan

sistematis

sesuai

dengan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi
atau penilaian pembelajaran sebagai acuan
dalam


perkembangan

didik,

Kinerja merupakan hasil kerja yang

didokumentasikan dengan dokumen atau

telah dicapai oleh seseorang, berdasarkan

buku penilaian peserta didik sesuai dengan

tujuan dan waktu yang telah ditetapkan.

yang digunakan pada jenjang TK

Supardi (2014, hal. 45) mengartikan kinerja

Guru

dengan

peserta

B. Kajian Teori

latar

belakang

sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk

pendidikan sarjana PAUD sebagian besar

melaksanakan,

melaksanakan

yang

tanggung jawab sesuai dengan harapan dan

tahunan,

tujuan yang telah diterapkan. Lebih lanjut,

program semester, penetapan tema, membuat

Supardi menambahkan bahwa kinerja dapat

rencana kegiatan mingguan hingga RPPH.

juga

Kemudian pelaksanaan pembelajaran yang

menunjukkan suatu kegiatan atau perbuatan

meliputi

dan

meliputi

tahapan

pembuatan

kemampuan

persiapan
program

komunikasi

guru

diartikan

menyelesaikan

sebagai

melaksanakan

tugas

sebuah

tugas

dan

prestasi,

yang

telah

dengan anak, kemampuan pengelolaan dan

dibebankan, sehingga kinerja lebih sering

pelaksanaan proses pembelajaran . Hingga

disebut dengan prestasi yang merupakan hasil

evaluasi

atau apa yang keluar (outcomes) dari sebuah

yang

meliputi

pencatatan

pekerjaan

daya

Adapun tahapan tugas guru dalam proses

Pengertian

belajar mengajar (Suryosubroto, 2009, hlm.

lainnya diungkapkan oleh Mulyasa (2013,

7) dapat dikelompokkan ke dalam 3 kegiatan,

hlm. 88) bahwa kinerja adalah unjuk kerja

yaitu

seseorang

dalam

menyajikan / melaksanakan pengajaran serta

penampilan, perbuatan dan prestasi kerjanya

melaksanakan evaluasi belajar. Sedangkan

sebagai

Gordon

manusia

dan

kontribusi

terhadap

sumber

organisasi.

yang

ditunjukkan

akumulasi

dari

pengetahuan,

menyusun

&

program

Browne

pengajaran,

(2011,

hlm.

180)

keterampilan, nilai dan sikap yang telah

menambahkan unsur kinerja mengajar guru

dimilikinya.

selain daripada tiga tugas di atas, yaitu

Mengajar
kegiatan
pengajar

yang

merupakan
dilakukan

dimulai

dari

rangkaian

oleh

seorang

perencanaan,

kebiasaan

kerja

secara

umum

yang

ditampilkan melalui kedisiplinan kehadiran
guru,

keterampilan

dalam

pelaksanaan dan penilaian/evaluasi sehingga

berkomunikasi

terjadi transfer pengetahuan kepada peserta

peserta didik, orang tua, sesama guru serta

didik atau dengan kata

bagaimana guru memiliki keterampilan untuk

lain mengajar

bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk

menjawab

tentang

dan

guru
berinteraksi

dengan

mengelola kelas.

lingkungannya

Kinerja mengajar guru merupakan

dengan cara yang efektif. Sejalan dengan

kemampuan

seorang

pendapat Alma (2009, hlm. 10) bahwa

melaksanakan

proses

mengajar merupakan suatu proses yang

sekolah. Kinerja guru dapat diartikan sebagai

kompleks, sehingga karena kompleksnya

suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan

proses mengajar ini, maka kita harus berusaha

seorang guru dalam menjalankan tugasnya di

memperbaiki pada saat sebelum mengajar,

sekolah serta menggambarkan adanya suatu

saat mengajar dan setelah mengajar. Wahab

perbuatan yang ditampilakan guru dalam atau

(2009,

selama melakukan aktivitas pembelajaran.

hlm.

6)

mengemukakan

konsep

dalam

pembelajaran

Kinerja

tradisional dan modern. Konsep mengajar

kemampuan

secara tradisional adalah suatu kegiatan untuk

melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah

mendiseminasikan informasi kepada siswa di

dan bertanggung jawab atas peserta didik di

dalam kelas. Sedangkan, konsep mengajar

bawah bimbingannya dengan meningkatkan

secara

mengajar

prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu,

sebagai suatu hal yang menyebabkan siswa

kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu

belajar dan memeroleh pengetahuan yang

kondisi

diharapkannya, keterampilan dan juga cara-

seorang guru dalam menjalankan tugasnya di

cara yang baik dalam hidup di masyarakat.

sekolah serta menggambarkan adanya suatu

mendefinisikan

yang

seorang

guru

di

mengajar terbagi menjadi dua yaitu secara

modern

mengajar

guru

merupakan

guru

menunjukkan

dalam

kemampuan

perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau

pelaksanaan atau proses pembelajaran serta

selama melakukan aktivitas pembelajaran.

penilaian atau evaluasi pembelajaran.

Selanjutnya, Basrudin dan Usman

Latar

belakang

pendidikan

dapat

menyatakan bahwa guru yang memiliki

dikatakan pula kualifikasi akademik, dimana

kinerja yang baik dan profesional dalam

kualifikasi

implementasi kurikulum memiliki ciri-ciri,

memiliki suatu keahlian atau kecakapan

mendesain

pembelajaran,

khusus. Dalam dunia pendidikan, kualifikasi

melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil

dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan

belajar peserta didik, (Supardi, 2014, hlm.

khusus

59). Artinya, kinerja mengajar guru dalam

sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi

pembelajaran berkaitan dengan kemampuan

pendidikan

guru dalam merencanakan, melaksanakan dan

kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi

menilai pembelajaran, baik yang berkaitan

derajat lulusannya.

program

dengan proses maupun hasilnya.
Mulyasa

(2013,

mendorong

dalam

bidang

dan

Kualifikasi

untuk

pendidikan,

seterusnya.

akademik

baik

Bahkan,

guru

pada

88)

satuan pendidikan jalur formal mencakup

mengemukakan tentang penilaian kinerja

kualifikasi akademik guru pendidikan Anak

guru sebagai serangkaian program penilaian

Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul

yang

mengidentifikasi

Atfal (PAUD/TK/RA),yang dalam hal ini,

kompetensi guru, terutama berkaitan dengan

Guru pada PAUD/TK/RA dituntut untuk

kompetensi professional dan kompetensi

memiliki kualifikasi akademik pendidikan

pedagogik,

yang

dengan

minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana

perencanaan,

pelaksanaan

penilaian

(S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini

pembelajaran

melalui

pengukuran

atau psikologi yang diperoleh dari program

dirancang

untuk

hlm.

seseorang

berkaitan
dan

penguasaan kompetensi yang ditunjukkan

studi yang terakreditasi.

dalam unjuk kerjanya, baik langsung maupun

Beranjak pada sebuah Negara dimana

tidak langsung. Unjuk kerja langsung tampak

sistem pendidikannya pernah menjadi sistem

dalam praktik pembelajaran, sedangkan unjuk

pendidikan terbaik di Dunia, yaitu Finlandia.

kerja tidak langsung ditunjukkan dalam

Menurut Amullah (2015), guru adalah profesi

dokumentasi,

paling bergengsi dan paling kompetitif di

yang

keduanya

saling

menunjang dan saling melengkapi.

Finlandia. Guru menjadi profesi nomor satu

Maka berdasarkan beberapa pendapat

bagi kalangan orang-orang muda Finlandia.

di atas dapat disimpulkan bahwa ruang

Orang-orang Finlandia memandang guru

lingkup kinerja guru dalam pembelajaran

sebagai profesi prestisius dan mulia, sejajar

yaitu terkait dengan kebiasaan kerja secara

dengan dokter, pengacara dan ekonom. Hal

umum,

tersebut lebih karena sebab-sebab moral dari

perencanaan

pembelajaran,

pada kepentingan dan imbalan materi atau

memiliki kualifikasi S1/D4 perlu ditingkatkan

karir.

kualifikasinya.

Salah

satu

upaya

yang

Indonesia sendiri untuk latar belakang

dilakukan oleh pemerintah untuk menjawab

pendidikan seorang guru, apalagi guru TK

tantangan bagi guru yang belum memiliki

masih memperbolehkan lulusan sekolah dasar

kualifikasi S1 atau D4 adalah dengan

sekalipun. Namun demikian, hal itu terus

memberikan subsidi peningkatan kualifikasi

menjadi

guru.

pertimbangan

perbaikan

mutu

pendidikan di Indonesia. Dengan adanya
peraturan

pemerintah

tentang

kualifikasi

C. Metode Penelitian

akademik, para guru bangkit terdorong untuk

Lokasi penelitian ini adalah Desa

menjadi insan pembelajar dengan mengejar

Tanjung Jati Kecamatan Guguak penelitian

kualifikasi yang di prasyaratkan.

ini digolongkan ke dalam penelitian yang

UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

menggunakan pendekatan kuantitatif dengan

pasal 7 mengamanatkan, bahwa profesi guru

desain penelitian ex post facto. Desain

merupakan bidang pekerjaan khusus yang

penelitian

dilaksanakan berdasarkan prinsip, antara lain

kemungkinan adanya hubungan kausal antara

memiliki kualifikasi akademik, latar belakang

variabel yang tidak dimanipulasi oleh peneliti

pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya

karena sudah terjadi (Handini, 2012, hlm.

dan memiliki kompetensi yang diperlukan

18).

untuk melaksanakan bidang tugas tersebut.

dimanipulasi, subjek telah terbagi dengan

Pada pasal 9 dinyatakan bahwa kualifikasi

sendirinya

sebagaimana dimaksud diperoleh melalui

Pendidikan.

pendidikan tinggi jenjang S1 atau D4.

ini

digunakan

Kinerja

untuk

Mengajar

berdasarkan

melihat

tidak
Latar

dapat

Belakang

Variabel penelitian bebas (X) dalam

Kualifikasi akademik guru merefleksikan

penelitian

kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru

pendidikan dan variabel terikat (Y) adalah

untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik

kinerja mengajar guru. Definisi operasional

pada jenajng, jenis, dan satuan pendidikan

untuk

atau mata pelajaran yang diambilnya.

serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

Berlakunya

undang-undang

dan

ini

adalah

kinerja

latar

mengajar

belakang

guru

yaitu

guru dalam proses belajar mengajar dari

peraturan tersebut menimbulkan beberapa

mulai

konsekuensi yang perlu mendapat perhatian,

perencanaan

mengingat kenyataan di lapangan belum

proses

sesuai

undang-undang

pembelajaran. Kinerja Mengajar Guru di

maupun peraturan pemerintah tersebut. Agar

dalam penelitian ini menggunakan tahap

sesuai

oleh

pengukuran sangat rendah, rendah, sedang,

undang-undang, maka guru yang belum

tinggi dan sangat tinggi. Kemudian latar

dengan
dengan

tuntutan
yang

diamanatkan

kebiasaan

kerja

secara

pembelajaran,

pembelajaran

dan

umum,

pelaksanaan
evaluasi

belakang

pendidikan

adalah

jenjang

hipotesis. Perhitungan statistik dalam menguji

pendidikan yang telah ditempuh guru sebagai

hipotesis dilakukan dengan bantuan bantuan

kualifikasi pendidikan yang dimiliki, mulai

Predictive

dari SMP – Sarjana.

Statistics 21) atau IBM SPSS versi 21.0.

Analytics

software

(

PASW

Sebagaimana lokasi yang digunakan,
maka populasi dalam penelitian ini adalah
guru TK di kec. guguak. Pengmbilan sampel
menggunakan

teknik

simple

D. Hasil Dan Pembahasan Penelitian
1. Gambaran Kinerja Mengajar Guru TK

random
teknik

Hasil penelitian gambaran kinerja

sampel yang ditentukan, di dapat jumlah

mengajar guru TK berdasarkan latar belakang

sampel yang akan digunakan adalah 8 orang

pendidikan.

guru

berdasarkan

sampling.

Melalui

penghitungan

Kinerja
latar

mengajar

belakang

guru

pendidikan

Didalam penelitian, data merupakan

memiliki gambaran sebagai berikut. Jumlah

sumber dasar pekerjaan yang menimbulkan

guru dengan kualifikasi sarjana paling banyak

proses pengolahan, proses analisis dan hasil

berada pada kriteria sangat tinggi, kemudian

penelitian yang disajikan. Data diperoleh

jumlah secara berurut berada pada kriteria

melalui teknik dan instrumen pengumpulan

rendah, sedang, tinggi dan tidak ada kinerja

data. Penelitian ini menggunakan angket

guru sarjana yang sangat rendah. Selanjutnya

sebagai teknik dan instrument pengumpulan

jumlah guru dengan kualifikasi diploma

datanya.

paling banyak berada pada kriteria rendah,

Dalam menentukan kriteria gambaran

secara berurutan berada pada kriteria sangat

peneliti

tinggi, tinggi, sedang dan tidak ada guru yang

tabel

menunjukkan kinerja sangat rendah. Guru

distribusi dengan menetapkan banyak kelas

dengan kualifikasi SMP-SMA berada pada

sebanyak

kinerja

mengajar

menggunakan

guru

kriteria

TK,

penentuan

kelas.

Langkah-langkah

kriteria sangat tinggi dan rendah dengan

adalah

1)

Menentukan

jumlah yang sama, kemudian sedang dan

rentang interval yaitu selisih skor maksimal

tinggi, serta tidak ada pula guru SMP-SMA

dan skor minimal, 2) Menentukan panjang

yang menunjukkan kinerja mengajar sangat

interval yaitu rentang. Setelah diperoleh

rendah.

5

perhitungannya

panjang interval, maka diperoleh kriteria

Jika diurai berdasarkan empat aspek
kinerja mengajar, pada aspek kebiasaan kerja

gambaran kinerja mengajar guru
Analisis data yang digunakan untuk

secara umum, guru dengan latar belakang

menjawab pertanyaan mengenai perbedaan

pendidikan sarjana jumlah terbesar berada

kinerja mengajar dimulai dengan melakukan

pada kriteria sangat tinggi, kemudian sedang,

uji statistik dengan tahapan uji normalitas dan

rendah, tinggi dan tidak ada guru sarjana

uji

dengan kriteria sangat rendah. Selanjutnya

homogenitas.

Dilanjutkan

pada

uji

jumlah guru dengan latar belakang diploma

sangat tinggi, kemudian sedang, rendah,

berdasarkan aspek kebiasaan kerja secara

tinggi dan tidak terdapat kinerja guru sarjana

umum berada pada kriteria sangat tinggi,

yang berada pada kriteria sangat rendah.

rendah, sedang, tinggi dan tidak ada guru

Selanjutnya

dengan

belakang

kriteria

sangat

rendah.

Jumlah

jumlah

guru

diploma

dengan

berdasarkan

aspek

terbanyak kinerja mengajar guru dengan

pelaksanaan

kualifikasi SMP-SMA berdasarkan aspek

berada pada dua kriteria yaitu sangat tinggi

kebiasaan kerja secara umum berada pada

dan rendah, kemudian sedang, tinggi dan

kriteria sedang, selanjutnya sangat tinggi,

tidak

rendah, tinggi dan tidak ada guru dengan

menunjukkan

kriteria sangat rendah.

terbanyak kinerja mengajar guru dengan

Kinerja mengajar guru berdasarkan

pembelajaran

latar

ada

kinerja

guru

sangat

secara merata

diploma

rendah.

yang
Jumlah

kualifikasi SMP-SMA berdasarkan aspek

latar belakang pendidikan ditinjau dari aspek

pelaksanaan

perencanaan pembelajaran, guru dengan latar

kriteria sangat tinggi, selanjutnya secara

belakang pendidikan sarjana jumlah terbesar

merata berada pada dua kriteria yaitu sedang

berada pada kriteria sangat tinggi, kemudian

dan rendah, kemudian berada pada kriteria

rendah, sedang, tinggi dan masih terdapat

tinggi dan tidak ada yang guru yang

kinerja guru sarjana yang berada pada kriteria

menunjukkan kinerja sangat rendah.

sangat rendah. Selanjutnya jumlah guru

pembelajaran

Berdasarkan

berada

latar

pada

belakang

dengan latar belakang diploma berdasarkan

pendidikan, kinerja guru yang ditinjau dari

aspek perencanaan pembelajaran berada pada

aspek penilaian hasil pembelajaran, untuk

kriteria sangat tinggi, rendah, dan secara

jumlah

merata berada pada kriteria tinggi, sedang dan

pendidikan sarjana terbesar berada pada

sangat rendah. Jumlah terbanyak kinerja

kriteria tinggi, kemudian rendah, secara

mengajar guru dengan kualifikasi SMP-SMA

merata berada pada dua kriteria yaitu sangat

berdasarkan aspek perencanaan pembelajaran

tinggi dan sangat rendah, dan paling sedikit

berada pada kriteria sangat tinggi, selanjutnya

jumlah guru berada pada kriteria sedang.

secara merata berada pada dua kriteria yaitu

Selanjutnya

sedang dan rendah, kemudian berada pada

belakang

kriteria

penilaian hasil pembelajaran berada pada

tinggi

dan

masih

ada

yang

menunjukkan kinerja sangat rendah.
Selanjutnya, kinerja mengajar guru
berdasarkan

latar

belakang

guru

dengan

jumlah
diploma

latar

guru

belakang

dengan

berdasarkan

latar
aspek

kriteria tinggi, rendah, masih banyak yang
berada pada kriteria sangat rendah, sedikit

pendidikan

guru yang berada pada kriteria sangat tinggi

ditinjau dari aspek pelaksanaan pembelajaran,

dan tidak ada guru yang berada pada kriteria

guru dengan latar belakang pendidikan

sedang. Jumlah terbanyak kinerja mengajar

sarjana jumlah terbesar berada pada kriteria

guru

dengan

kualifikasi

SMP-SMA

berdasarkan

aspek

penilaian

hasil

Kriteria pengujian: Jika nilai probabilitas

pembelajaran berada pada kriteria tinggi,

(Sig.) dari Z lebih besar dari α = 0,05 maka

selanjutnya berada pada kriteria tinggi, sangat

hipotesis nol diterima, dan sebaliknya jika

rendah, sangat tinggi dan sedang.

nilai probabilitas (Sig.) dari Z lebih kecil dari

Seluruh gambaran kinerja mengajar

α = 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hasil uji

guru berdasarkan latar belakang pendidikan

normalitas data kinerja mengajar disajikan

di atas sejalan dengan berbagai teori yang

pada Tabel berikut.

menyatakan bahwa latar belakang pendidikan

Tabel

memengaruhi kinerja mengajar guru, Booren,

Mengajar Data

Uji

Normalitas

Data

Kinerja

L. M., dkk.2012, Conroy, M. A., dkk. 2014.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa

KS-Z

Sig.(2-

Ho

1.698

tailed)
0.200

Diterim

latar belakang pendidikan guru memiliki
pengaruh terhadap kinerja mengajar guru
sehingga semakin tinggi kualifikasi akademik
guru dan sesuai pada bidangnya, maka
semakin baik pula kinerja mengajar yang
akan ditampilkan.
2. Perbedaan Kinerja Mengajar Guru TK
Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan

Kinerja
Mengaj
ar
Aspek

a
1.847

0.100

Diterim

1
Aspek

1.965

0.085

a
Diterim

2
Aspek

1.149

0.301

a
Diterim

3
Aspek

1.990

0.091

a
Diterim

4

a

Pada bagian ini akan dilakukan uji
perbedaan kinerja mengajar ditinjau dari latar

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians skor

belakang pendidikan. Sebelum dilakukan uji

kinerja mengajar guru ditinjau dari latar

tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi

belakang pendidikan.

statistik, yaitu uji normalitas dan homogenitas

H1 :Terdapat perbedaan varians skor kinerja

varians data kinerja mengajar.

mengajar guru ditinjau dari latar belakang

Uji

normalitas

menggunakan

uji

Kolmogorov –Smirnov. Uji ini menggunakan

pendidikan.
Kriteria

pengujian:

jika

nilai

bantuan perhitungan software SPSS versi 21.

probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05,

Hipotesis nol yang diuji:

maka H0 diterima, dan sebaliknya jika nilai

H0

:

Sampel

berasal

dari

populasi

probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05,

berdistribusi normal

maka H0 ditolak. Untuk menguji hipotesis

Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi

tersebut digunakan uji Levene (Levene’s Test

tidak normal

for Equality of Variances). Hasil perhitungan

uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.20

mengajar

berikut.

berdasarkan latar belakang pendidikannya

Data

guru

beserta

indikatornya

Tabel Uji Homogenitas Varians

digunakan statistik ANOVA satu jalur,

Kinerja

dengan rumusan hipotesis statistik yang diuji:

Mengajar

Berdasarkan

Latar Belakang Pendidikan
Levene

df1

df2

Ho : μ1 = μ2 = μ3
Sig.

H1 : μ1 ≠ μ2 atau μ1 ≠ μ3 atau μ2 ≠ μ3

Statisti

dengan

c
Kiner 4.202 2

μ1 = rata-rata kinerja mengajar guru yang
272

.016

ja
Aspe

272

.021

3.897 2

mempunyai latar belakang pendidikan SMPSMA
μ2 = rata-rata kinerja mengajar guru yang

k1
Aspe

3.319 2

272

.038

k2
Aspe

3.867 2

272

.022

k3
Aspe

2.059 2

272

.130

mempunyai

latar

belakang

pendidikan

diploma
μ3 = rata-rata kinerja mengajar guru yang
mempunyai latar belakang pendidikan sarjana
Kriteria

k4

pengujian:

Jika

nilai

probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05,
maka Ho diterima dan sebaliknya jika nilai
Tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai sig.

probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05,

(2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 ada pada

maka Ho ditolak.

aspek 4, sehingga Ho ditolak. Dengan

Hasil pengolahan data dan analisis

demikian, varians data kinerja mengajar pada

penelitian

aspek

perbedaan kinerja mengajar guru TK yang

4

berdasarkan

latar

belakang

secara

keseluruhan

terkait

pendidikan homogen. Namun pada variabel

ditinjau

dari

latar

belakang

pendidikan

kinerja dan aspek 1, aspek 2, dan aspek 3

menunjukkan

tidak

terdapat

perbedaan

nilai sig. (2-tiled) lebih kecil dari 0.05

kinerja mengajar. Hal ini berarti guru dengan

sehingga H0 diterima, dengan demikian,

latar belakang SMP-SMA, diploma maupun

varians data kinerja mengajar dan aspek 1,2,3

sarjana memiliki kinerja mengajar yang sama

berdasarkan latar belakang pendidikan tidak

dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

homogen. Menurut Rogan dan Keselman

Gambaran kinerja mengajar guru TK di

(Mahmudi, 2010), untuk melakukan uji

PAUD Pendidikan Islam Tanjung Jati ini

ANOVA, syarat homogenitas varians data

tidak bisa digeneralisasikan pada gambaran

dapat diabaikan. Jadi, uji ANOVA satu jalur

guru TK secara keseluruhan, karena boleh

dapat dilakukan, walaupun kelompok data

jadi

tersebut memiliki varians tidak homogen.

mengajar guru, dalam hal ini dapat diambil

Oleh karena itu, untuk menguji kinerja

contoh faktor pengalaman mengajar. Guru

faktor

lain

memengaruhi

kinerja

yang memiliki kualifikasi akademik SMP

yang diambil adalah jumlah sampel yaitu 9

atau SMA namun telah memiliki pengalaman

orang guru. Jika penelitian ini dilakukan

mengajar di PAUD 15-20 tahun, miliki

dengan keleluasaan waktu, menggunakan

kinerja lebih baik dibandingkan guru yang

teknik

memiliki kualifikasi akademik S1 namun

wawancara

baru

meminimalisir subjektifitas data.

memiliki

pengalaman

satu

tahun

pengumpul
dan

data

lain

observasi,

contoh

maka

akan

mengajar. Alasannya karena berbagai teori

Berdasarkan uraian di atas, dapat

terkait pendidikan anak usia dini dapat

disimpulkan bahwa tidak terjadi berbedaan

dipelajari tetapi pengalaman merupakan suatu

yang signifikan antara kinerja mengajar guru

hal

dipelajari

TK yang berlatar belakang pendidikan SMP-

melainkan harus dilalui. Guru yang memiliki

SMA, diploma maupun sarjana. Diduga

kualifikasi akademik

bahwa

yang

tidak

pengalaman

dibaca

dan

SMP-SMA dengan

mengajar

yang

telah

banyak

kemungkinan

lebih

lama

mengikuti

faktor

lain

seperti

pengalaman

mengajar, motivasi mengajar menjadi factor
penyebab

terjadinya

kesamaan

kinerja

berbagai seminar, workshop dll.

mengajar yang ditampilkan guru TK di

Secara teori latar belakang pendidikan guru

PAUD PendidikanIslam Tanjung Jati

seyogyanya memengaruhi kinerja mengajar
guru,

Mangkunegara

penelitian

ini

(2005).

menunjukkan

hasil

Namun

E. Kesimpulan Dan Saran

yang

Berdasarkan

hasil

penelitian

dan

bertolak belakang daripada teori, dimana

pembahasan yang telah dipaparkan pada bab

tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada

sebelumnya, gambaran kinerja mengajar guru

kinerja mengajar guru yang ditinjau dari latar

TK Kab Ciamis tahun pelajaran 2015/2016

belakang pendidikan,

ditinjau dari latar belakang pendidikan berada

Hasil penelitian ini sejalan dengan

pada

kriteria

sangat

tinggi.

Hal

itu

penelitian yang dilakukan oleh Herlina &

menunjukkan kinerja mengajar dari aspek

Bachri (2015) dimana karakteristik demografi

kebiasaan kerja secara umum, perencanaan

tidak kualitas kehidupan kerja. Karakteristik

pembelajaran

demografi dalam penelitian Herlina dan

pembelajaran

Bachri terkait dengan usia, jenis kelamin,

penilaian hasil pembelajaran menunjukkan

masa kerja, status perkawinan, status kerja,

kinerja yang belum optimal. Kemudian

jumlah penghasilan, jumlah tanggungan dan

perbedaan kinerja mengajar guru TK di

tingkat pendidikan.

PAUD Pendidikan Islam Tanjung Jati ditinjau

Sebagai

salah

satu

kelemahan

dalam

penelitian ini, hanya berdasarkan pada satu

maupun
optimal.

Sedangkan

aspek

dari latar belakang pendidikan menunjukkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

instrument pengumpul data yaitu angket.
Angket digunakan dengan alasan sampel

pelaksanaan

Daftar Pustaka

Alma,

B.

(2009).

Guru

Profesional

http://www.sekolahguruindonesia.net/artikel/

Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.

artikel/323-guru-unggul-sekolah-hebat-ala-

Bandung: Alfabeta

finlandia

Amullah, In. (2015). “Guru Unggul, Sekolah
Hebat” ala Finlandia. [online]. Diaksesdari:
Daryanto.(2013). Standar Kompetensi dan

Kunandar.

Penilaian

(Implmentasi

Kinerja

Guru

Profesional.

(2009).

Guru

Kurikulum

Satuan

Sukses

dalam

pendidikan

Departemen Pendidikan Nasional. (2006).

Sertifikasi

Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Rajawali Press

14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Mulyasa, E. (2013). Uji Kompetensi dan

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Rosda.

Gazali, A. (2012). Pengaruh Latar Belakang

Mulyasa,

Pendidikan

Profesional

Terhadap

Pengalaman

(2015).

Revisi.

Menjadi

(Menciptakan

Guru

Pembelajaran

Kompetensi Keahlian Teknik Audio-Video Se

Rosda.

Kota

&

Mutakin, T. Z. (2015). Pengaruh Kompetensi,

Elektronika UNY. (Skripsi). Fakultas Teknik

Kompensasi, Dan Latar Belakang Terhadap

UNY, Yogyakarta.

Kinerja Guru. Formatif: Jurnal Ilmiah

Handini, M.C. (2012).Metodologi Penelitian

Pendidikan MIPA, 3(2), 21-37.

untuk Pemula. Jakarta: FIP Press.

Supardi.(2014).

Herlina, T. E., & Bachri, A. A. (2015).

Rajawali Pers

Pengaruh Karakteristik Demografi Dan Iklim

Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar

Organisasi Terhadap Quality Of Work Life

Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Dosen

Prodi

Politeknik

Teknik

dan

Jakarta:

Kreatif

Yogyakarta.

Guru

E.

Edisi

SMK

(Qwl)

Profesionalisme

Mengajar

Guru)

dan

Tingkat

Yogyakarta: Gava Media

dan

(KTSP)

Profesional

Menyenangkan).

Kinerja

Guru.

Bandung:

Jakarta:

Kesehatan

Wahab, A. A. (2009).Metode dan

Banjarmasin. Jurnal Wawasan Manajemen,

Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan

3(3), 229-241.

Sosial (IPS). Bandung: Alfabet