PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR GURU PENDIDIK
PERBEDAAN KINERJA MENGAJAR GURU PENDIDIKAN ANAK USIA
DINI DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Sri Yanti
E-mail: [email protected]
Universitas Negeri Padang
Abstract: This research is based on teaching performance problem that happened in kindergarten teacher in
PAUD Tanjung Jati not optimal yet. Based on preliminary studies, it is suspected that teachers with an
undergraduate education background have better performance than teachers with other educational
backgrounds. This is the reason that underlies the formulation of the problem, namely 1) How is the image
of teaching performance of kindergarten teachers in PAUD Tanjung Jati year lesson 2018/2019 based on
educational background? 2). Is there a significant difference to the teaching performance of kindergarten
teachers in PAUD Tanjung Jati in the academic year 2017/2018? This research uses comparative method
with ex post facto research design on research subject that is teacher. Data collection techniques in this study
is a questionnaire, then the data analysis used is a different test, one-way ANOVA. The results showed that
1) the teaching performance of kindergarten teachers in PAUD Tanjung Jati in academic year 2018/2019
showed optimal based on educational background in general work habits aspect, planning and
implementation of learning, but on the evaluation of learning result showed that the teaching performance
was not optimal yet. 2) There is no significant difference in teacher teaching performance in terms of
educational background.
Keywords: teacher teaching performance, educational background.
Abstrak :Penelitian ini didasari oleh permasalahan kinerja mengajar yang terjadi pada guru taman kanakkanak di PAUD Tanjung Jati belum optimal. Berdasarkan studi pendahuluan, diduga guru yang memiliki
latar belakang pendidikan sarjana PAUD memiliki kinerja yang lebih baik daripada guru yang memiliki latar
belakang pendidikan lainnya. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu 1)
Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2018/2019
berdasarkan latar belakang pendidikannya? 2). Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja
mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2017/2018 ditinjau dari latar belakang
pendidikannya?Penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan desain penelitian ex post facto pada
subjek penelitian yaitu guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, kemudian
analisis data yang digunakan adalah uji beda, ANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
Kinerja mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2018/2019 menunjukkan optimal
berdasarkan latar belakang pendidikan pada aspek kebiasaan kerja secara umum, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, namun pada penilaian hasil pembelajaran menunjukkan kinerja mengajar yang
belum optimal. 2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru yang ditinjau dari latar
belakang pendidikan.
Kata kunci: kinerja mengajar guru, latar belakang pendidikan.
A. Pendahuluan
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Guru
Taman kanak-kanak (TK) merupakan
profesional akan dapat mengarahkan sasaran
salah satu jenis program di dalam satuan
pendidikan
PAUD yang melibatkan guru sebagai tenaga
menjadi suatu generasi bangsa penuh harapan
profesional.
17)
(Alma, 2009, hlm. 124). Maka berdasarkan
mendefinisikan profesional sebagai kata yang
kedua pendapat di atas, di lembaga taman
menunjuk pada dua hal yaitu orangnya dan
kanak-kanak perlu kiranya sosok guru yang
penampilan atau kinerja orang tersebut dalam
memiliki
Daryanto
(2013,
hlm.
membangun
kualifikasi,
generasi
kompentensi
muda
dan
dedikasi
dalam
melaksanakan
keprofesionalannya
sebagai
tugas
perkembangan anak yang dilakukan setiap
pendidik.
hari atau dengan waktu yang ditentukan dan
Sebagaimana Kunandar (2009, hlm. 42)
kemudian
menegaskan bahwa lahirnya Undang-undang
dokumen penilaian. Berbeda dengan guru
guru dan Dosen itu menuntut sosok guru yang
yang memiliki latar belakang pendidikan
berkualifikasi,
bukan sarjana PAUD dan tidak ditunjang
berkompetensi
dan
bersertifikasi
melalui
dengan diklat ke-PAUDan yang terlihat
Beranjak kepada kinerja guru di TK
yang
didokumentasikan
diantaranya
ditampilkan
melalui
masih
belum
selalu
mempersiapkan
pembelajaran dengan merancang RPPH
rangkaian proses pembelajaran serta uji
Dengan demikian berdasarkan uraian
kompetensi guru (UKG). Dimulai dengan
latar belakang di atas, diasumsikan terdapat
perencanaan, proses serta evaluasi atau
perbedaan antara kinerja guru yang memiliki
penilaian.
Perencanaan
kualifikasi akademik sesuai standar nasional
diantaranya
meliputi
pembelajaran
pembuatan
RPPH
PAUD.
Maka
peneliti
tertarik
untuk
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
melakukan penelitian lebih lanjut. Sehingga
yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
menghasilkan kajian secara empiris tentang
dan menyiapkan bahan ajar. Perencanaan
Gambaran dan Perbedaan Kinerja Mengajar
dibuat sedemikian rupa agar pelaksanaan
Guru TK ditinjau dari Latar Belakang
pembelajaran
Pendidikan pada Guru.
berjalan
sistematis
sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi
atau penilaian pembelajaran sebagai acuan
dalam
perkembangan
didik,
Kinerja merupakan hasil kerja yang
didokumentasikan dengan dokumen atau
telah dicapai oleh seseorang, berdasarkan
buku penilaian peserta didik sesuai dengan
tujuan dan waktu yang telah ditetapkan.
yang digunakan pada jenjang TK
Supardi (2014, hal. 45) mengartikan kinerja
Guru
dengan
peserta
B. Kajian Teori
latar
belakang
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk
pendidikan sarjana PAUD sebagian besar
melaksanakan,
melaksanakan
yang
tanggung jawab sesuai dengan harapan dan
tahunan,
tujuan yang telah diterapkan. Lebih lanjut,
program semester, penetapan tema, membuat
Supardi menambahkan bahwa kinerja dapat
rencana kegiatan mingguan hingga RPPH.
juga
Kemudian pelaksanaan pembelajaran yang
menunjukkan suatu kegiatan atau perbuatan
meliputi
dan
meliputi
tahapan
pembuatan
kemampuan
persiapan
program
komunikasi
guru
diartikan
menyelesaikan
sebagai
melaksanakan
tugas
sebuah
tugas
dan
prestasi,
yang
telah
dengan anak, kemampuan pengelolaan dan
dibebankan, sehingga kinerja lebih sering
pelaksanaan proses pembelajaran . Hingga
disebut dengan prestasi yang merupakan hasil
evaluasi
atau apa yang keluar (outcomes) dari sebuah
yang
meliputi
pencatatan
pekerjaan
daya
Adapun tahapan tugas guru dalam proses
Pengertian
belajar mengajar (Suryosubroto, 2009, hlm.
lainnya diungkapkan oleh Mulyasa (2013,
7) dapat dikelompokkan ke dalam 3 kegiatan,
hlm. 88) bahwa kinerja adalah unjuk kerja
yaitu
seseorang
dalam
menyajikan / melaksanakan pengajaran serta
penampilan, perbuatan dan prestasi kerjanya
melaksanakan evaluasi belajar. Sedangkan
sebagai
Gordon
manusia
dan
kontribusi
terhadap
sumber
organisasi.
yang
ditunjukkan
akumulasi
dari
pengetahuan,
menyusun
&
program
Browne
pengajaran,
(2011,
hlm.
180)
keterampilan, nilai dan sikap yang telah
menambahkan unsur kinerja mengajar guru
dimilikinya.
selain daripada tiga tugas di atas, yaitu
Mengajar
kegiatan
pengajar
yang
merupakan
dilakukan
dimulai
dari
rangkaian
oleh
seorang
perencanaan,
kebiasaan
kerja
secara
umum
yang
ditampilkan melalui kedisiplinan kehadiran
guru,
keterampilan
dalam
pelaksanaan dan penilaian/evaluasi sehingga
berkomunikasi
terjadi transfer pengetahuan kepada peserta
peserta didik, orang tua, sesama guru serta
didik atau dengan kata
bagaimana guru memiliki keterampilan untuk
lain mengajar
bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk
menjawab
tentang
dan
guru
berinteraksi
dengan
mengelola kelas.
lingkungannya
Kinerja mengajar guru merupakan
dengan cara yang efektif. Sejalan dengan
kemampuan
seorang
pendapat Alma (2009, hlm. 10) bahwa
melaksanakan
proses
mengajar merupakan suatu proses yang
sekolah. Kinerja guru dapat diartikan sebagai
kompleks, sehingga karena kompleksnya
suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan
proses mengajar ini, maka kita harus berusaha
seorang guru dalam menjalankan tugasnya di
memperbaiki pada saat sebelum mengajar,
sekolah serta menggambarkan adanya suatu
saat mengajar dan setelah mengajar. Wahab
perbuatan yang ditampilakan guru dalam atau
(2009,
selama melakukan aktivitas pembelajaran.
hlm.
6)
mengemukakan
konsep
dalam
pembelajaran
Kinerja
tradisional dan modern. Konsep mengajar
kemampuan
secara tradisional adalah suatu kegiatan untuk
melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah
mendiseminasikan informasi kepada siswa di
dan bertanggung jawab atas peserta didik di
dalam kelas. Sedangkan, konsep mengajar
bawah bimbingannya dengan meningkatkan
secara
mengajar
prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu,
sebagai suatu hal yang menyebabkan siswa
kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu
belajar dan memeroleh pengetahuan yang
kondisi
diharapkannya, keterampilan dan juga cara-
seorang guru dalam menjalankan tugasnya di
cara yang baik dalam hidup di masyarakat.
sekolah serta menggambarkan adanya suatu
mendefinisikan
yang
seorang
guru
di
mengajar terbagi menjadi dua yaitu secara
modern
mengajar
guru
merupakan
guru
menunjukkan
dalam
kemampuan
perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau
pelaksanaan atau proses pembelajaran serta
selama melakukan aktivitas pembelajaran.
penilaian atau evaluasi pembelajaran.
Selanjutnya, Basrudin dan Usman
Latar
belakang
pendidikan
dapat
menyatakan bahwa guru yang memiliki
dikatakan pula kualifikasi akademik, dimana
kinerja yang baik dan profesional dalam
kualifikasi
implementasi kurikulum memiliki ciri-ciri,
memiliki suatu keahlian atau kecakapan
mendesain
pembelajaran,
khusus. Dalam dunia pendidikan, kualifikasi
melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil
dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan
belajar peserta didik, (Supardi, 2014, hlm.
khusus
59). Artinya, kinerja mengajar guru dalam
sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi
pembelajaran berkaitan dengan kemampuan
pendidikan
guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi
menilai pembelajaran, baik yang berkaitan
derajat lulusannya.
program
dengan proses maupun hasilnya.
Mulyasa
(2013,
mendorong
dalam
bidang
dan
Kualifikasi
untuk
pendidikan,
seterusnya.
akademik
baik
Bahkan,
guru
pada
88)
satuan pendidikan jalur formal mencakup
mengemukakan tentang penilaian kinerja
kualifikasi akademik guru pendidikan Anak
guru sebagai serangkaian program penilaian
Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul
yang
mengidentifikasi
Atfal (PAUD/TK/RA),yang dalam hal ini,
kompetensi guru, terutama berkaitan dengan
Guru pada PAUD/TK/RA dituntut untuk
kompetensi professional dan kompetensi
memiliki kualifikasi akademik pendidikan
pedagogik,
yang
dengan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
perencanaan,
pelaksanaan
penilaian
(S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini
pembelajaran
melalui
pengukuran
atau psikologi yang diperoleh dari program
dirancang
untuk
hlm.
seseorang
berkaitan
dan
penguasaan kompetensi yang ditunjukkan
studi yang terakreditasi.
dalam unjuk kerjanya, baik langsung maupun
Beranjak pada sebuah Negara dimana
tidak langsung. Unjuk kerja langsung tampak
sistem pendidikannya pernah menjadi sistem
dalam praktik pembelajaran, sedangkan unjuk
pendidikan terbaik di Dunia, yaitu Finlandia.
kerja tidak langsung ditunjukkan dalam
Menurut Amullah (2015), guru adalah profesi
dokumentasi,
paling bergengsi dan paling kompetitif di
yang
keduanya
saling
menunjang dan saling melengkapi.
Finlandia. Guru menjadi profesi nomor satu
Maka berdasarkan beberapa pendapat
bagi kalangan orang-orang muda Finlandia.
di atas dapat disimpulkan bahwa ruang
Orang-orang Finlandia memandang guru
lingkup kinerja guru dalam pembelajaran
sebagai profesi prestisius dan mulia, sejajar
yaitu terkait dengan kebiasaan kerja secara
dengan dokter, pengacara dan ekonom. Hal
umum,
tersebut lebih karena sebab-sebab moral dari
perencanaan
pembelajaran,
pada kepentingan dan imbalan materi atau
memiliki kualifikasi S1/D4 perlu ditingkatkan
karir.
kualifikasinya.
Salah
satu
upaya
yang
Indonesia sendiri untuk latar belakang
dilakukan oleh pemerintah untuk menjawab
pendidikan seorang guru, apalagi guru TK
tantangan bagi guru yang belum memiliki
masih memperbolehkan lulusan sekolah dasar
kualifikasi S1 atau D4 adalah dengan
sekalipun. Namun demikian, hal itu terus
memberikan subsidi peningkatan kualifikasi
menjadi
guru.
pertimbangan
perbaikan
mutu
pendidikan di Indonesia. Dengan adanya
peraturan
pemerintah
tentang
kualifikasi
C. Metode Penelitian
akademik, para guru bangkit terdorong untuk
Lokasi penelitian ini adalah Desa
menjadi insan pembelajar dengan mengejar
Tanjung Jati Kecamatan Guguak penelitian
kualifikasi yang di prasyaratkan.
ini digolongkan ke dalam penelitian yang
UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
pasal 7 mengamanatkan, bahwa profesi guru
desain penelitian ex post facto. Desain
merupakan bidang pekerjaan khusus yang
penelitian
dilaksanakan berdasarkan prinsip, antara lain
kemungkinan adanya hubungan kausal antara
memiliki kualifikasi akademik, latar belakang
variabel yang tidak dimanipulasi oleh peneliti
pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya
karena sudah terjadi (Handini, 2012, hlm.
dan memiliki kompetensi yang diperlukan
18).
untuk melaksanakan bidang tugas tersebut.
dimanipulasi, subjek telah terbagi dengan
Pada pasal 9 dinyatakan bahwa kualifikasi
sendirinya
sebagaimana dimaksud diperoleh melalui
Pendidikan.
pendidikan tinggi jenjang S1 atau D4.
ini
digunakan
Kinerja
untuk
Mengajar
berdasarkan
melihat
tidak
Latar
dapat
Belakang
Variabel penelitian bebas (X) dalam
Kualifikasi akademik guru merefleksikan
penelitian
kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru
pendidikan dan variabel terikat (Y) adalah
untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik
kinerja mengajar guru. Definisi operasional
pada jenajng, jenis, dan satuan pendidikan
untuk
atau mata pelajaran yang diambilnya.
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Berlakunya
undang-undang
dan
ini
adalah
kinerja
latar
mengajar
belakang
guru
yaitu
guru dalam proses belajar mengajar dari
peraturan tersebut menimbulkan beberapa
mulai
konsekuensi yang perlu mendapat perhatian,
perencanaan
mengingat kenyataan di lapangan belum
proses
sesuai
undang-undang
pembelajaran. Kinerja Mengajar Guru di
maupun peraturan pemerintah tersebut. Agar
dalam penelitian ini menggunakan tahap
sesuai
oleh
pengukuran sangat rendah, rendah, sedang,
undang-undang, maka guru yang belum
tinggi dan sangat tinggi. Kemudian latar
dengan
dengan
tuntutan
yang
diamanatkan
kebiasaan
kerja
secara
pembelajaran,
pembelajaran
dan
umum,
pelaksanaan
evaluasi
belakang
pendidikan
adalah
jenjang
hipotesis. Perhitungan statistik dalam menguji
pendidikan yang telah ditempuh guru sebagai
hipotesis dilakukan dengan bantuan bantuan
kualifikasi pendidikan yang dimiliki, mulai
Predictive
dari SMP – Sarjana.
Statistics 21) atau IBM SPSS versi 21.0.
Analytics
software
(
PASW
Sebagaimana lokasi yang digunakan,
maka populasi dalam penelitian ini adalah
guru TK di kec. guguak. Pengmbilan sampel
menggunakan
teknik
simple
D. Hasil Dan Pembahasan Penelitian
1. Gambaran Kinerja Mengajar Guru TK
random
teknik
Hasil penelitian gambaran kinerja
sampel yang ditentukan, di dapat jumlah
mengajar guru TK berdasarkan latar belakang
sampel yang akan digunakan adalah 8 orang
pendidikan.
guru
berdasarkan
sampling.
Melalui
penghitungan
Kinerja
latar
mengajar
belakang
guru
pendidikan
Didalam penelitian, data merupakan
memiliki gambaran sebagai berikut. Jumlah
sumber dasar pekerjaan yang menimbulkan
guru dengan kualifikasi sarjana paling banyak
proses pengolahan, proses analisis dan hasil
berada pada kriteria sangat tinggi, kemudian
penelitian yang disajikan. Data diperoleh
jumlah secara berurut berada pada kriteria
melalui teknik dan instrumen pengumpulan
rendah, sedang, tinggi dan tidak ada kinerja
data. Penelitian ini menggunakan angket
guru sarjana yang sangat rendah. Selanjutnya
sebagai teknik dan instrument pengumpulan
jumlah guru dengan kualifikasi diploma
datanya.
paling banyak berada pada kriteria rendah,
Dalam menentukan kriteria gambaran
secara berurutan berada pada kriteria sangat
peneliti
tinggi, tinggi, sedang dan tidak ada guru yang
tabel
menunjukkan kinerja sangat rendah. Guru
distribusi dengan menetapkan banyak kelas
dengan kualifikasi SMP-SMA berada pada
sebanyak
kinerja
mengajar
menggunakan
guru
kriteria
TK,
penentuan
kelas.
Langkah-langkah
kriteria sangat tinggi dan rendah dengan
adalah
1)
Menentukan
jumlah yang sama, kemudian sedang dan
rentang interval yaitu selisih skor maksimal
tinggi, serta tidak ada pula guru SMP-SMA
dan skor minimal, 2) Menentukan panjang
yang menunjukkan kinerja mengajar sangat
interval yaitu rentang. Setelah diperoleh
rendah.
5
perhitungannya
panjang interval, maka diperoleh kriteria
Jika diurai berdasarkan empat aspek
kinerja mengajar, pada aspek kebiasaan kerja
gambaran kinerja mengajar guru
Analisis data yang digunakan untuk
secara umum, guru dengan latar belakang
menjawab pertanyaan mengenai perbedaan
pendidikan sarjana jumlah terbesar berada
kinerja mengajar dimulai dengan melakukan
pada kriteria sangat tinggi, kemudian sedang,
uji statistik dengan tahapan uji normalitas dan
rendah, tinggi dan tidak ada guru sarjana
uji
dengan kriteria sangat rendah. Selanjutnya
homogenitas.
Dilanjutkan
pada
uji
jumlah guru dengan latar belakang diploma
sangat tinggi, kemudian sedang, rendah,
berdasarkan aspek kebiasaan kerja secara
tinggi dan tidak terdapat kinerja guru sarjana
umum berada pada kriteria sangat tinggi,
yang berada pada kriteria sangat rendah.
rendah, sedang, tinggi dan tidak ada guru
Selanjutnya
dengan
belakang
kriteria
sangat
rendah.
Jumlah
jumlah
guru
diploma
dengan
berdasarkan
aspek
terbanyak kinerja mengajar guru dengan
pelaksanaan
kualifikasi SMP-SMA berdasarkan aspek
berada pada dua kriteria yaitu sangat tinggi
kebiasaan kerja secara umum berada pada
dan rendah, kemudian sedang, tinggi dan
kriteria sedang, selanjutnya sangat tinggi,
tidak
rendah, tinggi dan tidak ada guru dengan
menunjukkan
kriteria sangat rendah.
terbanyak kinerja mengajar guru dengan
Kinerja mengajar guru berdasarkan
pembelajaran
latar
ada
kinerja
guru
sangat
secara merata
diploma
rendah.
yang
Jumlah
kualifikasi SMP-SMA berdasarkan aspek
latar belakang pendidikan ditinjau dari aspek
pelaksanaan
perencanaan pembelajaran, guru dengan latar
kriteria sangat tinggi, selanjutnya secara
belakang pendidikan sarjana jumlah terbesar
merata berada pada dua kriteria yaitu sedang
berada pada kriteria sangat tinggi, kemudian
dan rendah, kemudian berada pada kriteria
rendah, sedang, tinggi dan masih terdapat
tinggi dan tidak ada yang guru yang
kinerja guru sarjana yang berada pada kriteria
menunjukkan kinerja sangat rendah.
sangat rendah. Selanjutnya jumlah guru
pembelajaran
Berdasarkan
berada
latar
pada
belakang
dengan latar belakang diploma berdasarkan
pendidikan, kinerja guru yang ditinjau dari
aspek perencanaan pembelajaran berada pada
aspek penilaian hasil pembelajaran, untuk
kriteria sangat tinggi, rendah, dan secara
jumlah
merata berada pada kriteria tinggi, sedang dan
pendidikan sarjana terbesar berada pada
sangat rendah. Jumlah terbanyak kinerja
kriteria tinggi, kemudian rendah, secara
mengajar guru dengan kualifikasi SMP-SMA
merata berada pada dua kriteria yaitu sangat
berdasarkan aspek perencanaan pembelajaran
tinggi dan sangat rendah, dan paling sedikit
berada pada kriteria sangat tinggi, selanjutnya
jumlah guru berada pada kriteria sedang.
secara merata berada pada dua kriteria yaitu
Selanjutnya
sedang dan rendah, kemudian berada pada
belakang
kriteria
penilaian hasil pembelajaran berada pada
tinggi
dan
masih
ada
yang
menunjukkan kinerja sangat rendah.
Selanjutnya, kinerja mengajar guru
berdasarkan
latar
belakang
guru
dengan
jumlah
diploma
latar
guru
belakang
dengan
berdasarkan
latar
aspek
kriteria tinggi, rendah, masih banyak yang
berada pada kriteria sangat rendah, sedikit
pendidikan
guru yang berada pada kriteria sangat tinggi
ditinjau dari aspek pelaksanaan pembelajaran,
dan tidak ada guru yang berada pada kriteria
guru dengan latar belakang pendidikan
sedang. Jumlah terbanyak kinerja mengajar
sarjana jumlah terbesar berada pada kriteria
guru
dengan
kualifikasi
SMP-SMA
berdasarkan
aspek
penilaian
hasil
Kriteria pengujian: Jika nilai probabilitas
pembelajaran berada pada kriteria tinggi,
(Sig.) dari Z lebih besar dari α = 0,05 maka
selanjutnya berada pada kriteria tinggi, sangat
hipotesis nol diterima, dan sebaliknya jika
rendah, sangat tinggi dan sedang.
nilai probabilitas (Sig.) dari Z lebih kecil dari
Seluruh gambaran kinerja mengajar
α = 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hasil uji
guru berdasarkan latar belakang pendidikan
normalitas data kinerja mengajar disajikan
di atas sejalan dengan berbagai teori yang
pada Tabel berikut.
menyatakan bahwa latar belakang pendidikan
Tabel
memengaruhi kinerja mengajar guru, Booren,
Mengajar Data
Uji
Normalitas
Data
Kinerja
L. M., dkk.2012, Conroy, M. A., dkk. 2014.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
KS-Z
Sig.(2-
Ho
1.698
tailed)
0.200
Diterim
latar belakang pendidikan guru memiliki
pengaruh terhadap kinerja mengajar guru
sehingga semakin tinggi kualifikasi akademik
guru dan sesuai pada bidangnya, maka
semakin baik pula kinerja mengajar yang
akan ditampilkan.
2. Perbedaan Kinerja Mengajar Guru TK
Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan
Kinerja
Mengaj
ar
Aspek
a
1.847
0.100
Diterim
1
Aspek
1.965
0.085
a
Diterim
2
Aspek
1.149
0.301
a
Diterim
3
Aspek
1.990
0.091
a
Diterim
4
a
Pada bagian ini akan dilakukan uji
perbedaan kinerja mengajar ditinjau dari latar
H0 : Tidak terdapat perbedaan varians skor
belakang pendidikan. Sebelum dilakukan uji
kinerja mengajar guru ditinjau dari latar
tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
belakang pendidikan.
statistik, yaitu uji normalitas dan homogenitas
H1 :Terdapat perbedaan varians skor kinerja
varians data kinerja mengajar.
mengajar guru ditinjau dari latar belakang
Uji
normalitas
menggunakan
uji
Kolmogorov –Smirnov. Uji ini menggunakan
pendidikan.
Kriteria
pengujian:
jika
nilai
bantuan perhitungan software SPSS versi 21.
probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05,
Hipotesis nol yang diuji:
maka H0 diterima, dan sebaliknya jika nilai
H0
:
Sampel
berasal
dari
populasi
probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05,
berdistribusi normal
maka H0 ditolak. Untuk menguji hipotesis
Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi
tersebut digunakan uji Levene (Levene’s Test
tidak normal
for Equality of Variances). Hasil perhitungan
uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.20
mengajar
berikut.
berdasarkan latar belakang pendidikannya
Data
guru
beserta
indikatornya
Tabel Uji Homogenitas Varians
digunakan statistik ANOVA satu jalur,
Kinerja
dengan rumusan hipotesis statistik yang diuji:
Mengajar
Berdasarkan
Latar Belakang Pendidikan
Levene
df1
df2
Ho : μ1 = μ2 = μ3
Sig.
H1 : μ1 ≠ μ2 atau μ1 ≠ μ3 atau μ2 ≠ μ3
Statisti
dengan
c
Kiner 4.202 2
μ1 = rata-rata kinerja mengajar guru yang
272
.016
ja
Aspe
272
.021
3.897 2
mempunyai latar belakang pendidikan SMPSMA
μ2 = rata-rata kinerja mengajar guru yang
k1
Aspe
3.319 2
272
.038
k2
Aspe
3.867 2
272
.022
k3
Aspe
2.059 2
272
.130
mempunyai
latar
belakang
pendidikan
diploma
μ3 = rata-rata kinerja mengajar guru yang
mempunyai latar belakang pendidikan sarjana
Kriteria
k4
pengujian:
Jika
nilai
probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05,
maka Ho diterima dan sebaliknya jika nilai
Tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai sig.
probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05,
(2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 ada pada
maka Ho ditolak.
aspek 4, sehingga Ho ditolak. Dengan
Hasil pengolahan data dan analisis
demikian, varians data kinerja mengajar pada
penelitian
aspek
perbedaan kinerja mengajar guru TK yang
4
berdasarkan
latar
belakang
secara
keseluruhan
terkait
pendidikan homogen. Namun pada variabel
ditinjau
dari
latar
belakang
pendidikan
kinerja dan aspek 1, aspek 2, dan aspek 3
menunjukkan
tidak
terdapat
perbedaan
nilai sig. (2-tiled) lebih kecil dari 0.05
kinerja mengajar. Hal ini berarti guru dengan
sehingga H0 diterima, dengan demikian,
latar belakang SMP-SMA, diploma maupun
varians data kinerja mengajar dan aspek 1,2,3
sarjana memiliki kinerja mengajar yang sama
berdasarkan latar belakang pendidikan tidak
dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
homogen. Menurut Rogan dan Keselman
Gambaran kinerja mengajar guru TK di
(Mahmudi, 2010), untuk melakukan uji
PAUD Pendidikan Islam Tanjung Jati ini
ANOVA, syarat homogenitas varians data
tidak bisa digeneralisasikan pada gambaran
dapat diabaikan. Jadi, uji ANOVA satu jalur
guru TK secara keseluruhan, karena boleh
dapat dilakukan, walaupun kelompok data
jadi
tersebut memiliki varians tidak homogen.
mengajar guru, dalam hal ini dapat diambil
Oleh karena itu, untuk menguji kinerja
contoh faktor pengalaman mengajar. Guru
faktor
lain
memengaruhi
kinerja
yang memiliki kualifikasi akademik SMP
yang diambil adalah jumlah sampel yaitu 9
atau SMA namun telah memiliki pengalaman
orang guru. Jika penelitian ini dilakukan
mengajar di PAUD 15-20 tahun, miliki
dengan keleluasaan waktu, menggunakan
kinerja lebih baik dibandingkan guru yang
teknik
memiliki kualifikasi akademik S1 namun
wawancara
baru
meminimalisir subjektifitas data.
memiliki
pengalaman
satu
tahun
pengumpul
dan
data
lain
observasi,
contoh
maka
akan
mengajar. Alasannya karena berbagai teori
Berdasarkan uraian di atas, dapat
terkait pendidikan anak usia dini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi berbedaan
dipelajari tetapi pengalaman merupakan suatu
yang signifikan antara kinerja mengajar guru
hal
dipelajari
TK yang berlatar belakang pendidikan SMP-
melainkan harus dilalui. Guru yang memiliki
SMA, diploma maupun sarjana. Diduga
kualifikasi akademik
bahwa
yang
tidak
pengalaman
dibaca
dan
SMP-SMA dengan
mengajar
yang
telah
banyak
kemungkinan
lebih
lama
mengikuti
faktor
lain
seperti
pengalaman
mengajar, motivasi mengajar menjadi factor
penyebab
terjadinya
kesamaan
kinerja
berbagai seminar, workshop dll.
mengajar yang ditampilkan guru TK di
Secara teori latar belakang pendidikan guru
PAUD PendidikanIslam Tanjung Jati
seyogyanya memengaruhi kinerja mengajar
guru,
Mangkunegara
penelitian
ini
(2005).
menunjukkan
hasil
Namun
E. Kesimpulan Dan Saran
yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
bertolak belakang daripada teori, dimana
pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
sebelumnya, gambaran kinerja mengajar guru
kinerja mengajar guru yang ditinjau dari latar
TK Kab Ciamis tahun pelajaran 2015/2016
belakang pendidikan,
ditinjau dari latar belakang pendidikan berada
Hasil penelitian ini sejalan dengan
pada
kriteria
sangat
tinggi.
Hal
itu
penelitian yang dilakukan oleh Herlina &
menunjukkan kinerja mengajar dari aspek
Bachri (2015) dimana karakteristik demografi
kebiasaan kerja secara umum, perencanaan
tidak kualitas kehidupan kerja. Karakteristik
pembelajaran
demografi dalam penelitian Herlina dan
pembelajaran
Bachri terkait dengan usia, jenis kelamin,
penilaian hasil pembelajaran menunjukkan
masa kerja, status perkawinan, status kerja,
kinerja yang belum optimal. Kemudian
jumlah penghasilan, jumlah tanggungan dan
perbedaan kinerja mengajar guru TK di
tingkat pendidikan.
PAUD Pendidikan Islam Tanjung Jati ditinjau
Sebagai
salah
satu
kelemahan
dalam
penelitian ini, hanya berdasarkan pada satu
maupun
optimal.
Sedangkan
aspek
dari latar belakang pendidikan menunjukkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
instrument pengumpul data yaitu angket.
Angket digunakan dengan alasan sampel
pelaksanaan
Daftar Pustaka
Alma,
B.
(2009).
Guru
Profesional
http://www.sekolahguruindonesia.net/artikel/
Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
artikel/323-guru-unggul-sekolah-hebat-ala-
Bandung: Alfabeta
finlandia
Amullah, In. (2015). “Guru Unggul, Sekolah
Hebat” ala Finlandia. [online]. Diaksesdari:
Daryanto.(2013). Standar Kompetensi dan
Kunandar.
Penilaian
(Implmentasi
Kinerja
Guru
Profesional.
(2009).
Guru
Kurikulum
Satuan
Sukses
dalam
pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
Sertifikasi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Rajawali Press
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Mulyasa, E. (2013). Uji Kompetensi dan
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Rosda.
Gazali, A. (2012). Pengaruh Latar Belakang
Mulyasa,
Pendidikan
Profesional
Terhadap
Pengalaman
(2015).
Revisi.
Menjadi
(Menciptakan
Guru
Pembelajaran
Kompetensi Keahlian Teknik Audio-Video Se
Rosda.
Kota
&
Mutakin, T. Z. (2015). Pengaruh Kompetensi,
Elektronika UNY. (Skripsi). Fakultas Teknik
Kompensasi, Dan Latar Belakang Terhadap
UNY, Yogyakarta.
Kinerja Guru. Formatif: Jurnal Ilmiah
Handini, M.C. (2012).Metodologi Penelitian
Pendidikan MIPA, 3(2), 21-37.
untuk Pemula. Jakarta: FIP Press.
Supardi.(2014).
Herlina, T. E., & Bachri, A. A. (2015).
Rajawali Pers
Pengaruh Karakteristik Demografi Dan Iklim
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar
Organisasi Terhadap Quality Of Work Life
Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Dosen
Prodi
Politeknik
Teknik
dan
Jakarta:
Kreatif
Yogyakarta.
Guru
E.
Edisi
SMK
(Qwl)
Profesionalisme
Mengajar
Guru)
dan
Tingkat
Yogyakarta: Gava Media
dan
(KTSP)
Profesional
Menyenangkan).
Kinerja
Guru.
Bandung:
Jakarta:
Kesehatan
Wahab, A. A. (2009).Metode dan
Banjarmasin. Jurnal Wawasan Manajemen,
Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan
3(3), 229-241.
Sosial (IPS). Bandung: Alfabet
DINI DITINJAU DARI LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
Sri Yanti
E-mail: [email protected]
Universitas Negeri Padang
Abstract: This research is based on teaching performance problem that happened in kindergarten teacher in
PAUD Tanjung Jati not optimal yet. Based on preliminary studies, it is suspected that teachers with an
undergraduate education background have better performance than teachers with other educational
backgrounds. This is the reason that underlies the formulation of the problem, namely 1) How is the image
of teaching performance of kindergarten teachers in PAUD Tanjung Jati year lesson 2018/2019 based on
educational background? 2). Is there a significant difference to the teaching performance of kindergarten
teachers in PAUD Tanjung Jati in the academic year 2017/2018? This research uses comparative method
with ex post facto research design on research subject that is teacher. Data collection techniques in this study
is a questionnaire, then the data analysis used is a different test, one-way ANOVA. The results showed that
1) the teaching performance of kindergarten teachers in PAUD Tanjung Jati in academic year 2018/2019
showed optimal based on educational background in general work habits aspect, planning and
implementation of learning, but on the evaluation of learning result showed that the teaching performance
was not optimal yet. 2) There is no significant difference in teacher teaching performance in terms of
educational background.
Keywords: teacher teaching performance, educational background.
Abstrak :Penelitian ini didasari oleh permasalahan kinerja mengajar yang terjadi pada guru taman kanakkanak di PAUD Tanjung Jati belum optimal. Berdasarkan studi pendahuluan, diduga guru yang memiliki
latar belakang pendidikan sarjana PAUD memiliki kinerja yang lebih baik daripada guru yang memiliki latar
belakang pendidikan lainnya. Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu 1)
Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2018/2019
berdasarkan latar belakang pendidikannya? 2). Apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kinerja
mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2017/2018 ditinjau dari latar belakang
pendidikannya?Penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan desain penelitian ex post facto pada
subjek penelitian yaitu guru. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket, kemudian
analisis data yang digunakan adalah uji beda, ANOVA satu jalur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
Kinerja mengajar guru TK di PAUD Tanjung Jati tahun pelajaran 2018/2019 menunjukkan optimal
berdasarkan latar belakang pendidikan pada aspek kebiasaan kerja secara umum, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, namun pada penilaian hasil pembelajaran menunjukkan kinerja mengajar yang
belum optimal. 2) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kinerja mengajar guru yang ditinjau dari latar
belakang pendidikan.
Kata kunci: kinerja mengajar guru, latar belakang pendidikan.
A. Pendahuluan
melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Guru
Taman kanak-kanak (TK) merupakan
profesional akan dapat mengarahkan sasaran
salah satu jenis program di dalam satuan
pendidikan
PAUD yang melibatkan guru sebagai tenaga
menjadi suatu generasi bangsa penuh harapan
profesional.
17)
(Alma, 2009, hlm. 124). Maka berdasarkan
mendefinisikan profesional sebagai kata yang
kedua pendapat di atas, di lembaga taman
menunjuk pada dua hal yaitu orangnya dan
kanak-kanak perlu kiranya sosok guru yang
penampilan atau kinerja orang tersebut dalam
memiliki
Daryanto
(2013,
hlm.
membangun
kualifikasi,
generasi
kompentensi
muda
dan
dedikasi
dalam
melaksanakan
keprofesionalannya
sebagai
tugas
perkembangan anak yang dilakukan setiap
pendidik.
hari atau dengan waktu yang ditentukan dan
Sebagaimana Kunandar (2009, hlm. 42)
kemudian
menegaskan bahwa lahirnya Undang-undang
dokumen penilaian. Berbeda dengan guru
guru dan Dosen itu menuntut sosok guru yang
yang memiliki latar belakang pendidikan
berkualifikasi,
bukan sarjana PAUD dan tidak ditunjang
berkompetensi
dan
bersertifikasi
melalui
dengan diklat ke-PAUDan yang terlihat
Beranjak kepada kinerja guru di TK
yang
didokumentasikan
diantaranya
ditampilkan
melalui
masih
belum
selalu
mempersiapkan
pembelajaran dengan merancang RPPH
rangkaian proses pembelajaran serta uji
Dengan demikian berdasarkan uraian
kompetensi guru (UKG). Dimulai dengan
latar belakang di atas, diasumsikan terdapat
perencanaan, proses serta evaluasi atau
perbedaan antara kinerja guru yang memiliki
penilaian.
Perencanaan
kualifikasi akademik sesuai standar nasional
diantaranya
meliputi
pembelajaran
pembuatan
RPPH
PAUD.
Maka
peneliti
tertarik
untuk
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
melakukan penelitian lebih lanjut. Sehingga
yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
menghasilkan kajian secara empiris tentang
dan menyiapkan bahan ajar. Perencanaan
Gambaran dan Perbedaan Kinerja Mengajar
dibuat sedemikian rupa agar pelaksanaan
Guru TK ditinjau dari Latar Belakang
pembelajaran
Pendidikan pada Guru.
berjalan
sistematis
sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Evaluasi
atau penilaian pembelajaran sebagai acuan
dalam
perkembangan
didik,
Kinerja merupakan hasil kerja yang
didokumentasikan dengan dokumen atau
telah dicapai oleh seseorang, berdasarkan
buku penilaian peserta didik sesuai dengan
tujuan dan waktu yang telah ditetapkan.
yang digunakan pada jenjang TK
Supardi (2014, hal. 45) mengartikan kinerja
Guru
dengan
peserta
B. Kajian Teori
latar
belakang
sebagai suatu kegiatan yang dilakukan untuk
pendidikan sarjana PAUD sebagian besar
melaksanakan,
melaksanakan
yang
tanggung jawab sesuai dengan harapan dan
tahunan,
tujuan yang telah diterapkan. Lebih lanjut,
program semester, penetapan tema, membuat
Supardi menambahkan bahwa kinerja dapat
rencana kegiatan mingguan hingga RPPH.
juga
Kemudian pelaksanaan pembelajaran yang
menunjukkan suatu kegiatan atau perbuatan
meliputi
dan
meliputi
tahapan
pembuatan
kemampuan
persiapan
program
komunikasi
guru
diartikan
menyelesaikan
sebagai
melaksanakan
tugas
sebuah
tugas
dan
prestasi,
yang
telah
dengan anak, kemampuan pengelolaan dan
dibebankan, sehingga kinerja lebih sering
pelaksanaan proses pembelajaran . Hingga
disebut dengan prestasi yang merupakan hasil
evaluasi
atau apa yang keluar (outcomes) dari sebuah
yang
meliputi
pencatatan
pekerjaan
daya
Adapun tahapan tugas guru dalam proses
Pengertian
belajar mengajar (Suryosubroto, 2009, hlm.
lainnya diungkapkan oleh Mulyasa (2013,
7) dapat dikelompokkan ke dalam 3 kegiatan,
hlm. 88) bahwa kinerja adalah unjuk kerja
yaitu
seseorang
dalam
menyajikan / melaksanakan pengajaran serta
penampilan, perbuatan dan prestasi kerjanya
melaksanakan evaluasi belajar. Sedangkan
sebagai
Gordon
manusia
dan
kontribusi
terhadap
sumber
organisasi.
yang
ditunjukkan
akumulasi
dari
pengetahuan,
menyusun
&
program
Browne
pengajaran,
(2011,
hlm.
180)
keterampilan, nilai dan sikap yang telah
menambahkan unsur kinerja mengajar guru
dimilikinya.
selain daripada tiga tugas di atas, yaitu
Mengajar
kegiatan
pengajar
yang
merupakan
dilakukan
dimulai
dari
rangkaian
oleh
seorang
perencanaan,
kebiasaan
kerja
secara
umum
yang
ditampilkan melalui kedisiplinan kehadiran
guru,
keterampilan
dalam
pelaksanaan dan penilaian/evaluasi sehingga
berkomunikasi
terjadi transfer pengetahuan kepada peserta
peserta didik, orang tua, sesama guru serta
didik atau dengan kata
bagaimana guru memiliki keterampilan untuk
lain mengajar
bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk
menjawab
tentang
dan
guru
berinteraksi
dengan
mengelola kelas.
lingkungannya
Kinerja mengajar guru merupakan
dengan cara yang efektif. Sejalan dengan
kemampuan
seorang
pendapat Alma (2009, hlm. 10) bahwa
melaksanakan
proses
mengajar merupakan suatu proses yang
sekolah. Kinerja guru dapat diartikan sebagai
kompleks, sehingga karena kompleksnya
suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan
proses mengajar ini, maka kita harus berusaha
seorang guru dalam menjalankan tugasnya di
memperbaiki pada saat sebelum mengajar,
sekolah serta menggambarkan adanya suatu
saat mengajar dan setelah mengajar. Wahab
perbuatan yang ditampilakan guru dalam atau
(2009,
selama melakukan aktivitas pembelajaran.
hlm.
6)
mengemukakan
konsep
dalam
pembelajaran
Kinerja
tradisional dan modern. Konsep mengajar
kemampuan
secara tradisional adalah suatu kegiatan untuk
melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah
mendiseminasikan informasi kepada siswa di
dan bertanggung jawab atas peserta didik di
dalam kelas. Sedangkan, konsep mengajar
bawah bimbingannya dengan meningkatkan
secara
mengajar
prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu,
sebagai suatu hal yang menyebabkan siswa
kinerja guru itu dapat diartikan sebagai suatu
belajar dan memeroleh pengetahuan yang
kondisi
diharapkannya, keterampilan dan juga cara-
seorang guru dalam menjalankan tugasnya di
cara yang baik dalam hidup di masyarakat.
sekolah serta menggambarkan adanya suatu
mendefinisikan
yang
seorang
guru
di
mengajar terbagi menjadi dua yaitu secara
modern
mengajar
guru
merupakan
guru
menunjukkan
dalam
kemampuan
perbuatan yang ditampilkan guru dalam atau
pelaksanaan atau proses pembelajaran serta
selama melakukan aktivitas pembelajaran.
penilaian atau evaluasi pembelajaran.
Selanjutnya, Basrudin dan Usman
Latar
belakang
pendidikan
dapat
menyatakan bahwa guru yang memiliki
dikatakan pula kualifikasi akademik, dimana
kinerja yang baik dan profesional dalam
kualifikasi
implementasi kurikulum memiliki ciri-ciri,
memiliki suatu keahlian atau kecakapan
mendesain
pembelajaran,
khusus. Dalam dunia pendidikan, kualifikasi
melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil
dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan
belajar peserta didik, (Supardi, 2014, hlm.
khusus
59). Artinya, kinerja mengajar guru dalam
sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi
pembelajaran berkaitan dengan kemampuan
pendidikan
guru dalam merencanakan, melaksanakan dan
kualifikasi terkadang dapat dilihat dari segi
menilai pembelajaran, baik yang berkaitan
derajat lulusannya.
program
dengan proses maupun hasilnya.
Mulyasa
(2013,
mendorong
dalam
bidang
dan
Kualifikasi
untuk
pendidikan,
seterusnya.
akademik
baik
Bahkan,
guru
pada
88)
satuan pendidikan jalur formal mencakup
mengemukakan tentang penilaian kinerja
kualifikasi akademik guru pendidikan Anak
guru sebagai serangkaian program penilaian
Usia Dini/ Taman Kanak-kanak/Raudatul
yang
mengidentifikasi
Atfal (PAUD/TK/RA),yang dalam hal ini,
kompetensi guru, terutama berkaitan dengan
Guru pada PAUD/TK/RA dituntut untuk
kompetensi professional dan kompetensi
memiliki kualifikasi akademik pendidikan
pedagogik,
yang
dengan
minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana
perencanaan,
pelaksanaan
penilaian
(S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini
pembelajaran
melalui
pengukuran
atau psikologi yang diperoleh dari program
dirancang
untuk
hlm.
seseorang
berkaitan
dan
penguasaan kompetensi yang ditunjukkan
studi yang terakreditasi.
dalam unjuk kerjanya, baik langsung maupun
Beranjak pada sebuah Negara dimana
tidak langsung. Unjuk kerja langsung tampak
sistem pendidikannya pernah menjadi sistem
dalam praktik pembelajaran, sedangkan unjuk
pendidikan terbaik di Dunia, yaitu Finlandia.
kerja tidak langsung ditunjukkan dalam
Menurut Amullah (2015), guru adalah profesi
dokumentasi,
paling bergengsi dan paling kompetitif di
yang
keduanya
saling
menunjang dan saling melengkapi.
Finlandia. Guru menjadi profesi nomor satu
Maka berdasarkan beberapa pendapat
bagi kalangan orang-orang muda Finlandia.
di atas dapat disimpulkan bahwa ruang
Orang-orang Finlandia memandang guru
lingkup kinerja guru dalam pembelajaran
sebagai profesi prestisius dan mulia, sejajar
yaitu terkait dengan kebiasaan kerja secara
dengan dokter, pengacara dan ekonom. Hal
umum,
tersebut lebih karena sebab-sebab moral dari
perencanaan
pembelajaran,
pada kepentingan dan imbalan materi atau
memiliki kualifikasi S1/D4 perlu ditingkatkan
karir.
kualifikasinya.
Salah
satu
upaya
yang
Indonesia sendiri untuk latar belakang
dilakukan oleh pemerintah untuk menjawab
pendidikan seorang guru, apalagi guru TK
tantangan bagi guru yang belum memiliki
masih memperbolehkan lulusan sekolah dasar
kualifikasi S1 atau D4 adalah dengan
sekalipun. Namun demikian, hal itu terus
memberikan subsidi peningkatan kualifikasi
menjadi
guru.
pertimbangan
perbaikan
mutu
pendidikan di Indonesia. Dengan adanya
peraturan
pemerintah
tentang
kualifikasi
C. Metode Penelitian
akademik, para guru bangkit terdorong untuk
Lokasi penelitian ini adalah Desa
menjadi insan pembelajar dengan mengejar
Tanjung Jati Kecamatan Guguak penelitian
kualifikasi yang di prasyaratkan.
ini digolongkan ke dalam penelitian yang
UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
pasal 7 mengamanatkan, bahwa profesi guru
desain penelitian ex post facto. Desain
merupakan bidang pekerjaan khusus yang
penelitian
dilaksanakan berdasarkan prinsip, antara lain
kemungkinan adanya hubungan kausal antara
memiliki kualifikasi akademik, latar belakang
variabel yang tidak dimanipulasi oleh peneliti
pendidikan sesuai dengan bidang tugasnya
karena sudah terjadi (Handini, 2012, hlm.
dan memiliki kompetensi yang diperlukan
18).
untuk melaksanakan bidang tugas tersebut.
dimanipulasi, subjek telah terbagi dengan
Pada pasal 9 dinyatakan bahwa kualifikasi
sendirinya
sebagaimana dimaksud diperoleh melalui
Pendidikan.
pendidikan tinggi jenjang S1 atau D4.
ini
digunakan
Kinerja
untuk
Mengajar
berdasarkan
melihat
tidak
Latar
dapat
Belakang
Variabel penelitian bebas (X) dalam
Kualifikasi akademik guru merefleksikan
penelitian
kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru
pendidikan dan variabel terikat (Y) adalah
untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik
kinerja mengajar guru. Definisi operasional
pada jenajng, jenis, dan satuan pendidikan
untuk
atau mata pelajaran yang diambilnya.
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Berlakunya
undang-undang
dan
ini
adalah
kinerja
latar
mengajar
belakang
guru
yaitu
guru dalam proses belajar mengajar dari
peraturan tersebut menimbulkan beberapa
mulai
konsekuensi yang perlu mendapat perhatian,
perencanaan
mengingat kenyataan di lapangan belum
proses
sesuai
undang-undang
pembelajaran. Kinerja Mengajar Guru di
maupun peraturan pemerintah tersebut. Agar
dalam penelitian ini menggunakan tahap
sesuai
oleh
pengukuran sangat rendah, rendah, sedang,
undang-undang, maka guru yang belum
tinggi dan sangat tinggi. Kemudian latar
dengan
dengan
tuntutan
yang
diamanatkan
kebiasaan
kerja
secara
pembelajaran,
pembelajaran
dan
umum,
pelaksanaan
evaluasi
belakang
pendidikan
adalah
jenjang
hipotesis. Perhitungan statistik dalam menguji
pendidikan yang telah ditempuh guru sebagai
hipotesis dilakukan dengan bantuan bantuan
kualifikasi pendidikan yang dimiliki, mulai
Predictive
dari SMP – Sarjana.
Statistics 21) atau IBM SPSS versi 21.0.
Analytics
software
(
PASW
Sebagaimana lokasi yang digunakan,
maka populasi dalam penelitian ini adalah
guru TK di kec. guguak. Pengmbilan sampel
menggunakan
teknik
simple
D. Hasil Dan Pembahasan Penelitian
1. Gambaran Kinerja Mengajar Guru TK
random
teknik
Hasil penelitian gambaran kinerja
sampel yang ditentukan, di dapat jumlah
mengajar guru TK berdasarkan latar belakang
sampel yang akan digunakan adalah 8 orang
pendidikan.
guru
berdasarkan
sampling.
Melalui
penghitungan
Kinerja
latar
mengajar
belakang
guru
pendidikan
Didalam penelitian, data merupakan
memiliki gambaran sebagai berikut. Jumlah
sumber dasar pekerjaan yang menimbulkan
guru dengan kualifikasi sarjana paling banyak
proses pengolahan, proses analisis dan hasil
berada pada kriteria sangat tinggi, kemudian
penelitian yang disajikan. Data diperoleh
jumlah secara berurut berada pada kriteria
melalui teknik dan instrumen pengumpulan
rendah, sedang, tinggi dan tidak ada kinerja
data. Penelitian ini menggunakan angket
guru sarjana yang sangat rendah. Selanjutnya
sebagai teknik dan instrument pengumpulan
jumlah guru dengan kualifikasi diploma
datanya.
paling banyak berada pada kriteria rendah,
Dalam menentukan kriteria gambaran
secara berurutan berada pada kriteria sangat
peneliti
tinggi, tinggi, sedang dan tidak ada guru yang
tabel
menunjukkan kinerja sangat rendah. Guru
distribusi dengan menetapkan banyak kelas
dengan kualifikasi SMP-SMA berada pada
sebanyak
kinerja
mengajar
menggunakan
guru
kriteria
TK,
penentuan
kelas.
Langkah-langkah
kriteria sangat tinggi dan rendah dengan
adalah
1)
Menentukan
jumlah yang sama, kemudian sedang dan
rentang interval yaitu selisih skor maksimal
tinggi, serta tidak ada pula guru SMP-SMA
dan skor minimal, 2) Menentukan panjang
yang menunjukkan kinerja mengajar sangat
interval yaitu rentang. Setelah diperoleh
rendah.
5
perhitungannya
panjang interval, maka diperoleh kriteria
Jika diurai berdasarkan empat aspek
kinerja mengajar, pada aspek kebiasaan kerja
gambaran kinerja mengajar guru
Analisis data yang digunakan untuk
secara umum, guru dengan latar belakang
menjawab pertanyaan mengenai perbedaan
pendidikan sarjana jumlah terbesar berada
kinerja mengajar dimulai dengan melakukan
pada kriteria sangat tinggi, kemudian sedang,
uji statistik dengan tahapan uji normalitas dan
rendah, tinggi dan tidak ada guru sarjana
uji
dengan kriteria sangat rendah. Selanjutnya
homogenitas.
Dilanjutkan
pada
uji
jumlah guru dengan latar belakang diploma
sangat tinggi, kemudian sedang, rendah,
berdasarkan aspek kebiasaan kerja secara
tinggi dan tidak terdapat kinerja guru sarjana
umum berada pada kriteria sangat tinggi,
yang berada pada kriteria sangat rendah.
rendah, sedang, tinggi dan tidak ada guru
Selanjutnya
dengan
belakang
kriteria
sangat
rendah.
Jumlah
jumlah
guru
diploma
dengan
berdasarkan
aspek
terbanyak kinerja mengajar guru dengan
pelaksanaan
kualifikasi SMP-SMA berdasarkan aspek
berada pada dua kriteria yaitu sangat tinggi
kebiasaan kerja secara umum berada pada
dan rendah, kemudian sedang, tinggi dan
kriteria sedang, selanjutnya sangat tinggi,
tidak
rendah, tinggi dan tidak ada guru dengan
menunjukkan
kriteria sangat rendah.
terbanyak kinerja mengajar guru dengan
Kinerja mengajar guru berdasarkan
pembelajaran
latar
ada
kinerja
guru
sangat
secara merata
diploma
rendah.
yang
Jumlah
kualifikasi SMP-SMA berdasarkan aspek
latar belakang pendidikan ditinjau dari aspek
pelaksanaan
perencanaan pembelajaran, guru dengan latar
kriteria sangat tinggi, selanjutnya secara
belakang pendidikan sarjana jumlah terbesar
merata berada pada dua kriteria yaitu sedang
berada pada kriteria sangat tinggi, kemudian
dan rendah, kemudian berada pada kriteria
rendah, sedang, tinggi dan masih terdapat
tinggi dan tidak ada yang guru yang
kinerja guru sarjana yang berada pada kriteria
menunjukkan kinerja sangat rendah.
sangat rendah. Selanjutnya jumlah guru
pembelajaran
Berdasarkan
berada
latar
pada
belakang
dengan latar belakang diploma berdasarkan
pendidikan, kinerja guru yang ditinjau dari
aspek perencanaan pembelajaran berada pada
aspek penilaian hasil pembelajaran, untuk
kriteria sangat tinggi, rendah, dan secara
jumlah
merata berada pada kriteria tinggi, sedang dan
pendidikan sarjana terbesar berada pada
sangat rendah. Jumlah terbanyak kinerja
kriteria tinggi, kemudian rendah, secara
mengajar guru dengan kualifikasi SMP-SMA
merata berada pada dua kriteria yaitu sangat
berdasarkan aspek perencanaan pembelajaran
tinggi dan sangat rendah, dan paling sedikit
berada pada kriteria sangat tinggi, selanjutnya
jumlah guru berada pada kriteria sedang.
secara merata berada pada dua kriteria yaitu
Selanjutnya
sedang dan rendah, kemudian berada pada
belakang
kriteria
penilaian hasil pembelajaran berada pada
tinggi
dan
masih
ada
yang
menunjukkan kinerja sangat rendah.
Selanjutnya, kinerja mengajar guru
berdasarkan
latar
belakang
guru
dengan
jumlah
diploma
latar
guru
belakang
dengan
berdasarkan
latar
aspek
kriteria tinggi, rendah, masih banyak yang
berada pada kriteria sangat rendah, sedikit
pendidikan
guru yang berada pada kriteria sangat tinggi
ditinjau dari aspek pelaksanaan pembelajaran,
dan tidak ada guru yang berada pada kriteria
guru dengan latar belakang pendidikan
sedang. Jumlah terbanyak kinerja mengajar
sarjana jumlah terbesar berada pada kriteria
guru
dengan
kualifikasi
SMP-SMA
berdasarkan
aspek
penilaian
hasil
Kriteria pengujian: Jika nilai probabilitas
pembelajaran berada pada kriteria tinggi,
(Sig.) dari Z lebih besar dari α = 0,05 maka
selanjutnya berada pada kriteria tinggi, sangat
hipotesis nol diterima, dan sebaliknya jika
rendah, sangat tinggi dan sedang.
nilai probabilitas (Sig.) dari Z lebih kecil dari
Seluruh gambaran kinerja mengajar
α = 0,05 maka hipotesis nol ditolak. Hasil uji
guru berdasarkan latar belakang pendidikan
normalitas data kinerja mengajar disajikan
di atas sejalan dengan berbagai teori yang
pada Tabel berikut.
menyatakan bahwa latar belakang pendidikan
Tabel
memengaruhi kinerja mengajar guru, Booren,
Mengajar Data
Uji
Normalitas
Data
Kinerja
L. M., dkk.2012, Conroy, M. A., dkk. 2014.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
KS-Z
Sig.(2-
Ho
1.698
tailed)
0.200
Diterim
latar belakang pendidikan guru memiliki
pengaruh terhadap kinerja mengajar guru
sehingga semakin tinggi kualifikasi akademik
guru dan sesuai pada bidangnya, maka
semakin baik pula kinerja mengajar yang
akan ditampilkan.
2. Perbedaan Kinerja Mengajar Guru TK
Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan
Kinerja
Mengaj
ar
Aspek
a
1.847
0.100
Diterim
1
Aspek
1.965
0.085
a
Diterim
2
Aspek
1.149
0.301
a
Diterim
3
Aspek
1.990
0.091
a
Diterim
4
a
Pada bagian ini akan dilakukan uji
perbedaan kinerja mengajar ditinjau dari latar
H0 : Tidak terdapat perbedaan varians skor
belakang pendidikan. Sebelum dilakukan uji
kinerja mengajar guru ditinjau dari latar
tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi
belakang pendidikan.
statistik, yaitu uji normalitas dan homogenitas
H1 :Terdapat perbedaan varians skor kinerja
varians data kinerja mengajar.
mengajar guru ditinjau dari latar belakang
Uji
normalitas
menggunakan
uji
Kolmogorov –Smirnov. Uji ini menggunakan
pendidikan.
Kriteria
pengujian:
jika
nilai
bantuan perhitungan software SPSS versi 21.
probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05,
Hipotesis nol yang diuji:
maka H0 diterima, dan sebaliknya jika nilai
H0
:
Sampel
berasal
dari
populasi
probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05,
berdistribusi normal
maka H0 ditolak. Untuk menguji hipotesis
Ha: Sampel berasal dari populasi berdistribusi
tersebut digunakan uji Levene (Levene’s Test
tidak normal
for Equality of Variances). Hasil perhitungan
uji homogenitas disajikan pada Tabel 4.20
mengajar
berikut.
berdasarkan latar belakang pendidikannya
Data
guru
beserta
indikatornya
Tabel Uji Homogenitas Varians
digunakan statistik ANOVA satu jalur,
Kinerja
dengan rumusan hipotesis statistik yang diuji:
Mengajar
Berdasarkan
Latar Belakang Pendidikan
Levene
df1
df2
Ho : μ1 = μ2 = μ3
Sig.
H1 : μ1 ≠ μ2 atau μ1 ≠ μ3 atau μ2 ≠ μ3
Statisti
dengan
c
Kiner 4.202 2
μ1 = rata-rata kinerja mengajar guru yang
272
.016
ja
Aspe
272
.021
3.897 2
mempunyai latar belakang pendidikan SMPSMA
μ2 = rata-rata kinerja mengajar guru yang
k1
Aspe
3.319 2
272
.038
k2
Aspe
3.867 2
272
.022
k3
Aspe
2.059 2
272
.130
mempunyai
latar
belakang
pendidikan
diploma
μ3 = rata-rata kinerja mengajar guru yang
mempunyai latar belakang pendidikan sarjana
Kriteria
k4
pengujian:
Jika
nilai
probabilitas (sig.) lebih besar dari α = 0,05,
maka Ho diterima dan sebaliknya jika nilai
Tabel di atas memperlihatkan bahwa nilai sig.
probabilitas (sig.) lebih kecil dari α = 0,05,
(2-tailed) yang lebih besar dari 0,05 ada pada
maka Ho ditolak.
aspek 4, sehingga Ho ditolak. Dengan
Hasil pengolahan data dan analisis
demikian, varians data kinerja mengajar pada
penelitian
aspek
perbedaan kinerja mengajar guru TK yang
4
berdasarkan
latar
belakang
secara
keseluruhan
terkait
pendidikan homogen. Namun pada variabel
ditinjau
dari
latar
belakang
pendidikan
kinerja dan aspek 1, aspek 2, dan aspek 3
menunjukkan
tidak
terdapat
perbedaan
nilai sig. (2-tiled) lebih kecil dari 0.05
kinerja mengajar. Hal ini berarti guru dengan
sehingga H0 diterima, dengan demikian,
latar belakang SMP-SMA, diploma maupun
varians data kinerja mengajar dan aspek 1,2,3
sarjana memiliki kinerja mengajar yang sama
berdasarkan latar belakang pendidikan tidak
dan tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
homogen. Menurut Rogan dan Keselman
Gambaran kinerja mengajar guru TK di
(Mahmudi, 2010), untuk melakukan uji
PAUD Pendidikan Islam Tanjung Jati ini
ANOVA, syarat homogenitas varians data
tidak bisa digeneralisasikan pada gambaran
dapat diabaikan. Jadi, uji ANOVA satu jalur
guru TK secara keseluruhan, karena boleh
dapat dilakukan, walaupun kelompok data
jadi
tersebut memiliki varians tidak homogen.
mengajar guru, dalam hal ini dapat diambil
Oleh karena itu, untuk menguji kinerja
contoh faktor pengalaman mengajar. Guru
faktor
lain
memengaruhi
kinerja
yang memiliki kualifikasi akademik SMP
yang diambil adalah jumlah sampel yaitu 9
atau SMA namun telah memiliki pengalaman
orang guru. Jika penelitian ini dilakukan
mengajar di PAUD 15-20 tahun, miliki
dengan keleluasaan waktu, menggunakan
kinerja lebih baik dibandingkan guru yang
teknik
memiliki kualifikasi akademik S1 namun
wawancara
baru
meminimalisir subjektifitas data.
memiliki
pengalaman
satu
tahun
pengumpul
dan
data
lain
observasi,
contoh
maka
akan
mengajar. Alasannya karena berbagai teori
Berdasarkan uraian di atas, dapat
terkait pendidikan anak usia dini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi berbedaan
dipelajari tetapi pengalaman merupakan suatu
yang signifikan antara kinerja mengajar guru
hal
dipelajari
TK yang berlatar belakang pendidikan SMP-
melainkan harus dilalui. Guru yang memiliki
SMA, diploma maupun sarjana. Diduga
kualifikasi akademik
bahwa
yang
tidak
pengalaman
dibaca
dan
SMP-SMA dengan
mengajar
yang
telah
banyak
kemungkinan
lebih
lama
mengikuti
faktor
lain
seperti
pengalaman
mengajar, motivasi mengajar menjadi factor
penyebab
terjadinya
kesamaan
kinerja
berbagai seminar, workshop dll.
mengajar yang ditampilkan guru TK di
Secara teori latar belakang pendidikan guru
PAUD PendidikanIslam Tanjung Jati
seyogyanya memengaruhi kinerja mengajar
guru,
Mangkunegara
penelitian
ini
(2005).
menunjukkan
hasil
Namun
E. Kesimpulan Dan Saran
yang
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan
bertolak belakang daripada teori, dimana
pembahasan yang telah dipaparkan pada bab
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
sebelumnya, gambaran kinerja mengajar guru
kinerja mengajar guru yang ditinjau dari latar
TK Kab Ciamis tahun pelajaran 2015/2016
belakang pendidikan,
ditinjau dari latar belakang pendidikan berada
Hasil penelitian ini sejalan dengan
pada
kriteria
sangat
tinggi.
Hal
itu
penelitian yang dilakukan oleh Herlina &
menunjukkan kinerja mengajar dari aspek
Bachri (2015) dimana karakteristik demografi
kebiasaan kerja secara umum, perencanaan
tidak kualitas kehidupan kerja. Karakteristik
pembelajaran
demografi dalam penelitian Herlina dan
pembelajaran
Bachri terkait dengan usia, jenis kelamin,
penilaian hasil pembelajaran menunjukkan
masa kerja, status perkawinan, status kerja,
kinerja yang belum optimal. Kemudian
jumlah penghasilan, jumlah tanggungan dan
perbedaan kinerja mengajar guru TK di
tingkat pendidikan.
PAUD Pendidikan Islam Tanjung Jati ditinjau
Sebagai
salah
satu
kelemahan
dalam
penelitian ini, hanya berdasarkan pada satu
maupun
optimal.
Sedangkan
aspek
dari latar belakang pendidikan menunjukkan
tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
instrument pengumpul data yaitu angket.
Angket digunakan dengan alasan sampel
pelaksanaan
Daftar Pustaka
Alma,
B.
(2009).
Guru
Profesional
http://www.sekolahguruindonesia.net/artikel/
Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
artikel/323-guru-unggul-sekolah-hebat-ala-
Bandung: Alfabeta
finlandia
Amullah, In. (2015). “Guru Unggul, Sekolah
Hebat” ala Finlandia. [online]. Diaksesdari:
Daryanto.(2013). Standar Kompetensi dan
Kunandar.
Penilaian
(Implmentasi
Kinerja
Guru
Profesional.
(2009).
Guru
Kurikulum
Satuan
Sukses
dalam
pendidikan
Departemen Pendidikan Nasional. (2006).
Sertifikasi
Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Rajawali Press
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Mulyasa, E. (2013). Uji Kompetensi dan
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Penilaian Kinerja Guru. Bandung: Rosda.
Gazali, A. (2012). Pengaruh Latar Belakang
Mulyasa,
Pendidikan
Profesional
Terhadap
Pengalaman
(2015).
Revisi.
Menjadi
(Menciptakan
Guru
Pembelajaran
Kompetensi Keahlian Teknik Audio-Video Se
Rosda.
Kota
&
Mutakin, T. Z. (2015). Pengaruh Kompetensi,
Elektronika UNY. (Skripsi). Fakultas Teknik
Kompensasi, Dan Latar Belakang Terhadap
UNY, Yogyakarta.
Kinerja Guru. Formatif: Jurnal Ilmiah
Handini, M.C. (2012).Metodologi Penelitian
Pendidikan MIPA, 3(2), 21-37.
untuk Pemula. Jakarta: FIP Press.
Supardi.(2014).
Herlina, T. E., & Bachri, A. A. (2015).
Rajawali Pers
Pengaruh Karakteristik Demografi Dan Iklim
Suryosubroto, B. (2009). Proses Belajar
Organisasi Terhadap Quality Of Work Life
Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Dosen
Prodi
Politeknik
Teknik
dan
Jakarta:
Kreatif
Yogyakarta.
Guru
E.
Edisi
SMK
(Qwl)
Profesionalisme
Mengajar
Guru)
dan
Tingkat
Yogyakarta: Gava Media
dan
(KTSP)
Profesional
Menyenangkan).
Kinerja
Guru.
Bandung:
Jakarta:
Kesehatan
Wahab, A. A. (2009).Metode dan
Banjarmasin. Jurnal Wawasan Manajemen,
Model-model Mengajar Ilmu Pengetahuan
3(3), 229-241.
Sosial (IPS). Bandung: Alfabet