Resume Sejarah Akuntan Publik Indonesia

A. PROFESI AKUNTAN PUBLIK : SUATU PERSPEKTIF SEJARAH
Profesi akuntan publik baru memperoleh pengakuan pada abad kedua puluh. Pada tahun
1900 terdapat kurang dari 250 CPA di Amerika Serikat serta tidak lebih dari 1.000 orang
yang bekerja pada seluruh kantor akuntan di AS.
Akar Auditing
Menurut catatan seorang ahli sejarah akuntansi, dikatakan bahwa :
“Asal usul auditng dimulai jauh lebih awal dibandingkan dengan asal usuk akuntansi...
Ketika kemajuan peradaban membawa pada kebutuhan akan adanya orang yang dalam
batas tertentu dipercaya untuk mengelola harta milik orang lain, maka dipandang patut
untuk melakukan pengecekan atas kesetiaan orang tersebut, sehingga semuanya akan
menjadi jelas.”
Awal audit terhadap perusahaan dapat dikaitkan dengan perundang-undangan Inggris
selama revolusi industri pada pertengahan tahun 1800-an. Kemajuan teknologi
transportasi dan industry telah menimbulkan skala ekonomi dan perusahaan yang lebih
besar. Pada awalnya, audit terhadap perusahaan harus dilakukan oleh satu atau lebih
pemegang saham yang bukan merupakan pejabat perusahaan, serta mereka yang ditunjuk
oleh pemegang saham lainnya sebagai perwalian pemegang saham. Untuk memenuhi
kebutuhan pasar serta perundangan yang segera direvisi, profesi akuntansi bergerak cepat
sehingga memungkinkan orang yang bukan pemegang saham dapat melakukan audit. Hal
ini mendorong munculnya berbagai formasi kantor-kantor audit. Fokus awal audit ini
mula-mula adalah untuk menemukan penyimpangan dalam akun neraca serta menangkal

pertumbuhan kecurangan yang berkaitan dengan meningkatnya fenomena manajer
profesional serta pemilik saham yanng pasif.
Bangkitnya Profesi Auditor di AS
Selama awal tahun 1900-an, permintaan audit meningkat demikian besar sebagai akibat
pertumbuhan kepemilikan publik yang sangat cepat atas sekuritas perusahaan. Pada tahun
1917, para pejabat Federal Reserve Board dengan dibantu oleh beberapa anggota profesi
akuntansi, mengembangkan sebuah proposal untuk menyeragamkan akuntansi. Namun
satu dekade berikutnya mengikuti runtuhnya pasar saham pada tahun 1929, ditemukan
1

adanya kekurangan yang signifikasi dalam pelaporan keuangan sehingga profesi
ditantang lebih lanjut untuk memberikan kepimimpinan yang lebih kuat dalam
pengembangan akuntansi dan auditing. Kemudian, laporan laba-rugi memperoleh
pengakuan status, dimana perhatian harus lebih diberikan pada pengukuran kinerja
operasi dan konsep penghasilan, sama halnya dengan perhatian pada kondisi keuangan.
Pada tahun 1940-an secara perlahan telah terjadi tiga perubahan penting atas praktik
audit, yaitu :
1. Suatu pergeseran dari verifikasi rinci atas akun-akun menjadi penarikan sampel atau
pengujian sebagai dasar untuk memberikan pendapat atas kewajiban laporan
keuangan,

2. Pengembangan praktik mengaitkan pengujian yang akan dilakukan pada evaluasi
auditor atas pengendalian intern perusahaan,
3. Mengurangi penekanan atas deteksi kecurangan (fraud) sebagai tujuan audit.
Selama tahun 1980-an profesi akuntan juga mengembangkan standar atestasi baru,
misalnya para CPA diminta untuk memberikan pendapat professional independennya
tentang asersi selain asersi laporan keuangan. Sesuai kemajuan teknologi, dimana banyak
perusahaan menyerahkan pekerjaan akuntansinya kepada pihak ketiga, CPA juga diminta
untuk melakukan atestasi atas pengendalian intern penyedia jasa luar tersebut. Secara
rutin para CPA menerapkan keahlian yang dikembangkan dalam audit laporan keuangan
yang ditetapkan pada lingkup yang lebih luas.
Selama tahun 1980-an dan 1990-an banyak perusahaan mendesain ulang struktur
pengendalian intern mereka dan informasi yang tersedia untuk pengambilan keputusan.
Teknologi telah menyediakan lebih banyak informasi bagi para pembuat keputusan.
Sebagai tanggapan atas peluang baru tersebut, Komite Jenkins AICPA menerbitkan
sebuah laporan keuangan yang berisikan kritik atas laporan keuangan modern karena
tidak memenuhi kebutuhan para pengambil keputusan.
Memandang ke depan
Pada tahun-tahun terakhir ini, AICPA telah melaksanakan dua proyek yang memberikan
pandangan masa depan bagi profesi di abad kedua puluh satu.
2


1. AICPA menjadi sponsor pada proyek Visi CPA. Oleh karena perusahaan, pemerintah
dan perorangan dipaksa untuk mempercepat perubahannya sendiri, maka memerlukan
CPA sebagai tempat bergantung untuk bertahan atau keluar dari keadaan itu.
2. AICPA membentuk Special Committee on Assurance Service untuk memberikan
rekomendasi yang lebih luas pada jasa berbasis pasar dalam mengisi kesenjangan
pasar guna memperbaiki pengambilan keputusan jasa yang dibangun diatas reputasi
yang didapat oleh para auditor berupa pengetahuan bisnis, integritas, dan objektivitas.
Pernyataan Visi dan Tujuan
Pernyataan Visi
Proses akuntansi adalah suatu proses yang mengubah peristiwa-peristiwa bisnis
menjadi data. Selama audit berlangsung, auditor mengevaluasi pengendalian intern
yang biasanya telah diotomatisasi dan dirancang untuk mengendalikan proses ini.
CPA adalah profesi terpercaya yang memungkinkan manusia dan organisasi
membentuk masa depan. Dengan menggabungkan wawasan pengetahuan dan
integritas, CPA dapat memberikan nilai dengan cara :
 Mengkomunikasikan gambaran menyeluruh dengan jelas dan objektif,
 Mengubah informasi kompleks menjadi pengetahuan penting,
 Mengantisipasi dan menciptakan peluang,
 Merancang jalur yang dapat mengubah visi menjadi kenyataan.


Tujuan Inti
Tujuan inti CPA adalah menjadikan perubahan dunia yang kompleks menjadi masuk
akal. Elemen-elemen visi :
Nilai Inti


Pendidikan

Kompetensi Inti


Keterampilan
3

Jasa Inti


Integritas keyakinan


berkelanjutan

dan

berkomunikasi

pembelajaran

seumur

kepemimpinan

hidup



Kompetensi

dan


dan informasi


Jasa teknologi



Konsultan

Keterampilan

berpikir strategis dan kritis

manajemen


Integritas




Menyesuaikan diri

dengan

Isu-isu



bisnis 

Objektivitas

pada

pelanggan, klien dan pasar
Menginterpretasi

kumpulan informasi

yang luas



Berfokus



dan

manajemen kinerja


Perencanaan

keuangan


Jasa internasional

Berwawasan


teknologi

B. JASA YANG DILAKSANAKAN KANTOR CPA
Assurance Servise
Assurance service adalah jasa profesional independen yang mampu meningkatkan mutu
informasi atau konteksnya para pengambil keputusan. Auditing adalah salah satu jasa
kunci yang termasuk dalam lingkup luas assurance service.
Konsep jasa profesional meliputi aplikasi pertimbangan professional, yang merupakan
cirri unik yang dibawa CPA dalam perikatan. Komite khusus tersebut memberikan
definisi keandalan dan relevansi sebagai berikut :
 Keandalan meliputi penyajian yang jujur, netralitas dan konsistensi antarperiode
 Relevansi meliputi dapat dipahami, dapat diperbandingkan dengan enitas lain, dapat
digunakan dan kelengkapan.
Beberapa contoh assurance services adalah sebagai berikut :
 Jasa penilaian risiko

4

 Jasa penilaian kinerja
 Assurance perawatan lansia


Jasa Akuntansi dan Kompilasi
Kantor CPA mungkin mendapat tugas dari klien untuk melaksanakan jasa akuntansi
yang beragam. Ketika CPA melakukann kompilasi atas seberkas laporan keuangan,
CPA tidak memberikan keyakinan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan
secara wajar sesuai GAAP.
Jasa Atestasi
Jasa atestasi (attest service) merupakan salah satu jasa dimana kantor CPA mengeluarkan
komunikasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keadaan asersi tertulis
yang menjadi tanggung jawab pihak lain. Jasa atestasi ini dapat dibagi menjadi 4 jenis,
yaitu :
1. Audit
Contoh utama dari jasa audit (audit services) adalah audit laporan keuangan. Jenis
audit ini meliputi upaya memperoleh dan mengevaluasi bukti yang mendasari laporan
keuangan histori yang memuat asersi yang dibuat oleh manajemen entitas.
2. Pemeriksaan
Contoh pemeriksaan meliputi pemeriksaan Laporan Keuangan prospektif (bukan
historis), Asersi manajemen tentang efektivitas struktur pengendalian intern entitas
dan Kepatuhan entitas terhadap perundangan dan peraturan tertentu.
3. Review

Jasa review (review services) terutama terdiri dari permintaan keterangan dari
manajemen entitas serta analisis kompratif atas informasi keuangan.
4. Prosedur

5

Standar profesional yang meliputi kinerja seluruh jasa atestasi yang baru diuraikan di
ats diterbitkan oleh AICPA dalam bentuk statements on Standards for Attestation
Engagements ( SSAE). Standar-standar ini dikembangkan oleh tiga komite teknis
senior dari AICPA, yaitu Auditing standars Board, Accounting and Review Services
Committee dan Management Consulting Services Executives Committee.

Jasa–jasa Lain
Jenis utama jasa-jasa lain yang diberikan oleh kantor CPA adalah jasa teknologi,
konsultasi manajemen, perencanaan keuangan, serta jasa internasional. Ciri umum dari
jasa-jasa ini adalah bahwa jasa ini tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negative,
ringkasan temuan, atau bentuk lain dari keyakinan.
Jasa Teknologi
CPA memberikan jasa teknologi (technology services) dalam bentuk analisis system,
manajemen informasi, serta penagamanan sistem.
Konsultasi Manajemen
Dalam melaksanakan jasa konsultasi manajemen (management consulting services),
para praktisi mendayagunakan keahlian teknis, pendidikan dan pengalamanmereka
untuk memberikan nasihat dan bantuan teknis kepada klien. Jasa ini dapat membantu
klien untukmeningkatkan penggunaan kemampuan dan sumber daya mereka dalam
mencapai tujuan.
Perencanaan Keuangan
Jasa perencanaan keuangan (financial planning services) meliputi segala sesuatu yang
berkaitan dengan perencanaan pajak dan analisis laporan keuangan untuk menyusun
struktur portofolio investasi serta transaksi keuangan yang kompleks untuk bisnis.
International

6

Dewasa ini, hampir semua usaha melakukan kegiatan membeli produk atau jasa dari
perusahaan asing, menjual produk atau jasa kepada perusahaan asing, atau memiliki
pesaing penting dari perusahaan asing.

C. KERANGKA KERJA PENGATURAN UNTUK MENYAKINKAN MUTU JASA
Untuk membantu menyakinkan mutu kinerja audit serta jasa-jasa profesional lainnya,
profesi telah mengembangkan kerangka kerja pengaturan berjenjang. Untuk memperjelas
uraian tentang kerangka kerja berjenjang tersebut, maka kegiatan-kegiatantersebut akan
dikelompokkan dalam empat komponen sebagai berikut :
 Penetapan Standar (standard setting). Sektor swasta menetapkan standar
akuntansi, jasa-jasa profesional, etika dan pengendalian mutu untuk mengatur
perilaku para CPA serta kantor CPA.
 Pengaturan oleh kantor CPA (firm regulation). Setiap kantor CPA membuat
kebijakan dan prosedur untuk menyakinkan bahwa praktik akuntan sesuai dengan
standar professional.
 Pengaturan sendiri atau sejawat (self-or per regulation). AICPA telah menerapkan
suatu program komprehensif tentang pengaturan sendiri termasuk kewajiban
untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan.
 Pengaturan oleh pemerintah (government regulation). Hanya profesional yang
layak dan mampu saja yang akan diberi izin untuk berpraktik.
Penetapan Standar
Peran sektor swasta dalam FASB dan GASB dalam menetapkan standar akuntansi,
serta peran AICPA dalam menetapkan standar auditing yang berlaku umum (GAAS)
serta standar lainnya untuk berbagai jenis jasa atestasi dan akuntansi. Untuk
membantu kantor-kantor CPA mencapai sasaran, maka pada tahun 1979 AICPA
menetapkan standar pengendalian mutu (quality control standards) bagi kantor-kantor
CPA.

7



Standar Pengendalian Mutu
Elemen
Independen,

Integritas,

Tujuan
dan Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan

Objektivitas

prosedur untuk menyakinkan bahwa personel :
 Adalah independen terhadap klien ketika
melaksankan jasa atestasi.
 Melaksanakan

semua

tanggung

jawab

profesional dengan integritas dan objektivitas.
Manajemen personalia harus dilengkapi dengan
Manajemen Personalia

keyakinan yang memadai bahwa :
 Personel yang ditugaskan harus memiliki
karakteristik

yang

diperlukan

untuk

melaksanakan tugas secara kompeten.
 Perikatan diserahkan kepada personel yang
memiliki pelatihan teknis dan kemampuan
yang dipersyaratkan dalam perikatan.
Penerimaan dan Pemeliharaan
Hubungan dengan klien dan
Perikatan

 Memperoleh keyakinan yang memadai bahwa
perusahaan hanya akan menerima perikatan
yang dapat diselesaikan dengan kompetensi
profesional yang cermat.
 Memperoleh pemahaman yang sama dengan
klien tentang sifat, lingkup dan keterbatasan
jasa yang akan dilaksanakan.

Kinerja Perikatan

 Merencanakan,

melaksanakan,

memberikan

supervise, me review dan mengkomunikasikan
hasil setiap perikatan.
 Memastikan

bahwa

personel

akan

berkonsultasi dengan profesional lain dan
8

mencari
memiliki

bantuan

dari

keahlian,

orang-orang

yang

pertimbangan

dan

wewenang yang tepat, serta tepat waktu.
 Memberikan pertimbangan dan evaluasi terus
Pemantauan

menerus tentang relevansi serta kecukupan
kebijakan dan prosedur, ketetapan materi
pedoman dan setiap bantuan praktik.



Komponen Kerangja Kerja Pengaturan
Komponen
Penetapan Standar

Organisasi Pengatur
FASB dan GASB

Kegiatan Utama
 Menyebarluaskan
akuntansi

prinsip-prinsip

yang

berlaku

umum

(GAAP)
 Menetapkan standar untuk pemberian
Divisi dan Komite
Teknis

Senior

AICPA
Pengaturan

jasa professional.
 Menetapkan

dan

menegakkan

peraturan perilaku professional.

oleh

 Menetapkan standar pengendalian

Kantor

mutu dan review mutu.
 Menetapkan dan menjaga sistem
pengendali mutu.
Kantor CPA
 Melakukan supervise dan review atas
setiap kegiatan audit.

Pengaturan Sendiri

 Menyiapkan

dan

mendorong

pendidikan lanjutan untuk setiap
CPA.
 Mengelola program review sejawat.
9

 Menetapkan program review mutu
Pengaturan
Pemerintah

oleh
Divisi Kantor CPA

 Bekerja sama dalam program review

(pada AICPA)
Divisi Review Mutu
(pada AICPA)
Masyarakat

serta melaksanakan review mutu.

mutu

serta

mendorong

menetapkan
peraturan

dan

perilaku

profesional.
CPA

Negara Bagian

 Menetapkan kualifikasi untuk ujian
CPA

serta

menerbitkan,

menangguhkan, dan mencabut lisensi
praktik akuntan publik.
 Menetapkan dan menegakkan kode
Dewan

Akuntansi

etik.

Negara Bagian

 Menetapkan kualifikasi akuntan yang
melakukan praktik di lingkungan
SEC,

dan

menghukum

para

pelanggar Securities Act. Memantau
upaya penegakan pengaturan sendiri
oleh profesi.
Otoritas

Pasar

Modal di AS (SEC)

 Menjernihkan

masalah

litigasi

terhadap CPA berkenaan dengan
pekerjaan yang dianggap dibawah
standar serta membebankan kerugian
keuanga akibat pelanggaran hukum
tersebut.

10

Pengadilan

Negara

Bagian dan Federal

11

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157