MATERI 1 KEBIJAKAN PENGENDALIAN HARGA

PROGRAM PELATIHAN
“DATABASE PERSEDIAAN (STOK) DAN HARGA BARANG”
DIREKTORAT NASIONAL REGULASI KOMERSIAL
DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN
KEMENTERIAN PERDAGANGAN, INDUSTRI DAN
LINGKUNGAN
REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR-LESTE

MATERI 1: KEBIJAKAN PENGENDALIAN HARGA

1.

Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi

Dalam upaya peningkatan kehidupan ekonomi, individu, dan anggota
masyarakat tidak hanya tergantung pada peranan pasar melalui sektor
swasta. Peran pemerintah dan mekanisme pasar (interaksi permintaan dan
penawaran pasar) merupakan hal yang bersifat komplementer (bukan
substitusi) dengan pelaku ekonomi lainnya.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi (rumah tangga pemerintah),
memiliki fungsi penting dalam perekonomian yaitu berfungsi sebagai

stabilisasi, alokasi, dan distribusi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
 Fungsi Stabilisasi, yakni fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan
ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan, dan keamanan.
 Fungsi Alokasi, yakni fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan
jasa publik seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan
fasilitas penerangan, dan telepon.
 Fungsi Distribusi, yakni fungsi pemerintah dalam pemerataan atau
distribusi pendapatan masyarakat.

1
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

 Fungsi

Regulasi

yakni


menciptakan

peraturan,

memungut

pajak,

mengadakan barang publik, memperlancar kegiatan usaha, mencegah
monopoli dan pada akhirnya menciptakan efesiensi ekonomi.

Perlunya peran dan fungsi pemerintah dalam perekonomian, yaitu sebagai
berikut:
 Pembangunan

ekonomi

dibanyak


negara

umumnya

terjadi

akibat

intervensi pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.
Intervensi pemerintah diperlukan dalam perekonomian untuk mengurangi
dari kegagalan pasar (market failure) seperti kekakuan harga monopoli
dan dampak negatif kegiatan usaha swasta contohnya pencemaran
lingkungan.
 Mekanisme pasar tidak dapat berfungsi tanpa keberadaan aturan yang
dibuat pemerintah. Aturan ini memberikan landasan bagi penerapan
aturan main, termasuk pemberian sanksi bagi pelaku ekonomi yang
melanggarnya.

Peranan


pemerintah

menjadi

lebih

penting

karena

mekanisme pasar saja tidak dapat menyelesaikan semua persoalan
ekonomi. Untuk menjamin efsiensi, pemerataan dan stabilitas ekonomi,
peran dan fungsi pemerintah mutlak diperlukan dalam perekonomian
sebagai pengendali mekanisme pasar.
Kegagalan pasar (market failure) adalah suatu istilah untuk menyebut
kegagalan pasar dalam mencapai alokasi atau pembagian sumber daya
yang optimum. Hal ini khususnya dapat terjadi jika pasar didominasi oleh
para pemasok monopoli produksi atau konsumsi dan sebuah produk
mengakibatkan dampak sampingan (eksternalitas), seperti rusaknya
ekosistem lingkungan.


2
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, negara atau pemerintah memiliki
fungsi yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama yang berkaitan
dengan penyediaan barang dan jasa. Barang dan jasa tersebut sangat
diperlukan masyarakat dan disebut sebagai kebutuhan publik. Kebutuhan
publik meliputi dua macam barang, yaitu barang dan jasa publik dan barang
dan jasa privat. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
 Barang dan jasa publik adalah barang dan jasa yang pemanfaatannya
dapat dinikmati bersama. Contoh barang dan jasa publik yaitu jalan raya,
fasilitas kesehatan, pendidikan, transportasi, air minum, dan penerangan.
Dengan pertimbangan skala usaha dan efsiensi, negara melakukan
kegiatan ekonomi secara langsung sehingga masyarakat dapat lebih
cepat dan lebih murah dalam memanfaatkan barang dan jasa tersebut.
 Barang dan jasa privat adalah barang dan jasa yang diproduksi dan

penggunaannya dapat dipisahkan dari penggunaan oleh orang lain.
Contoh: pembelian pakaian akan menyebabkan hak kepemilikan dan
penggunaan barang berpindah kepada orang yang membelinya. Barang
ini umumnya diupayakan sendiri oleh masing-masing orang.

Selain itu, peran penting pemerintah baik secara langsung dan tidak
langsung didalam di dalam kehidupan ekonomi adalah untuk menghindari
timbulnya eksternalitas, khususnya dampak sampingan bagi lingkungan
alam dan sosial. Pada umumnya sektor pasar (sektor swasta) tidak mampu
mengatasi dampak eksternalitas yang merugikan seperti pencemaran
lingkungan

yang

timbul

karena

persaingan


antar

lembaga

ekonomi.

Misalnya, sebuah pabrik tekstil yang berada dalam pasar persaingan
sempurna. Menurut standar industri yang sehat, pabrik tersebut seharusnya
membangun

fasilitas

pembuangan

limbah.

Akan

tetapi,


mereka
3

Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

membuangnya ke sungai. Jika pemerintah tidak mengambil tindakan tegas,
dengan memaksa pabrik tersebut membangun fasilitas pembuangan limbah
pabrik akan semakin banyak penduduk yang merasa dirugikan atas limbah
atau polusi yang diakibatkan adanya kegiatan dalam pabrik tersebut. Selain
memberi peringatan kepada tersebut, pemerintah juga mengenakan pajak
polusi untuk mendanai kerugian-kerugian yang lain.
Pada intinya, pemerintah ikut serta dalam kegiatan perekonomian untuk
menanggulangi kegagalan pasar sehingga tidak adanya eksternalitas yang
merugikan banyak pihak. Adapun bentuk dari peran pemerintah yakni
dengan melakukan intervensi baik secara langsung maupun tidak langsung
(Akan dibahas pada Materi 2).
Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan di bidang ekonomi tidak

hanya berperan sebagai salah satu pelaku ekonomi, akan tetapi pemerintah
juga berperan dalam merencanakan, membimbing, dan mengarahkan
terhadap

jalannya

roda

perekonomian

demi

tercapainya

tujuan

pembangunan nasional. Dalam rangka melaksanakan peranannya tersebut
pemerintah menempuh kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.
1. Kebijaksanaan dalam dunia usaha.
Usaha untuk mendorong dan memajukan dunia usaha, pemerintah

melakukan kebijaksanaan-kebijaksanaan berikut ini.
a) Pemerintah

mengeluarkan

UU

No.

25

Tahun

1992

tentang

Perkoperasian.
b) Pemerintah mengeluarkan UU No. 7 Tahun 1992 mengatur tentang
Usaha Perbankan.

c) Pemerintah mengubah beberapa bentuk perusahaan negara agar tidak
menderita kerugian, seperti Perum Pos dan Giro diubah menjadi PT Pos
Indonesia, Perjan Pegadaian diubah menjadi Perum Pegadaian.
4
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

2. Kebijaksanaan di bidang perdagangan
Di bidang perdagangan, pemerintah mengeluarkan kebijaksanaan berupa
kebijaksanaan ekspor dan kebijaksanaan impor. Pemerintah menetapkan
kebijakan ekspor dengan tujuan untuk memperluas pasar di luar negeri
dan meningkatkan daya saing terhadap barang-barang luar negeri.
Adapun kebijakan impor dimaksudkan untuk menyediakan barang-barang
yang tidak bisa diproduksi dalam negeri, pengendalian impor, dan
meningkatkan daya saing.

3. Kebijaksanaan dalam mendorong kegiatan masyarakat Kebijaksanaan
pemerintah dalam mendorong kegiatan masyarakat mencakup hal-hal
berikut ini.
a) Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana umum.
b) Kebijaksanaan menyalurkan kredit kepada pengusaha kecil dan petani.
c) Kebijaksanaan untuk memperlancar distribusi hasil produksi.

Untuk mengatasi masalah dibidang ekonomi pemerintah menggunakan
kebijakn-kebijakan tertentu. Terdapat tiga kebijakan pemerintah di bidang
ekonomi makro, yaitu:
1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fskal adalah kebijakan ekonomi yang digunakan pemerintah
untuk mengendalikan atau mengarahkan perekonomian pada kondisi
yang lebih baik. Kebijakan fskal berhubungan erat dengan kegiatan
pemerintah

sebagai

pelaku

sektor

publik.Dalam

hal

penerimaan

pemerintah dianggap sebagai suatu cara untuk mengatur mobilitas dana
domestik,dengan instrumen utamanya pajak dan pengeluaran Negara.
Kebijakan fskal pemerintah yang bersifat ekspansif dilakukan pada saat
5
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

perekonomian sedang menghadapi masalah pengangguran yang tinggi.
Dilakukan

dengan

memperbesar

pengeluaran

pemerintah

(misal

menambah subsidi kepada rakyat kecil) dan mengurangi tingkat pajak.
Sedangkan yang bersifat kontraktif dilakukan pada saat perekonomian
mencapai kesempatan kerja atau menghadapi infasi.

2. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi yang digunakan Bank
Indonesia sebagai otoritas moneter, untuk mengendalikan/mengarahkan
perekonomian pada kondisi yang lebih baik/diinginkan dengan mengatur
jumlah uang beredar dan tingkat suku bunga. Dalam kebijakan moneter
Bank Sentral (Bank Indonesia) mengendalikan jumlah uang yang beredar.
Melalui kebijakan moneter dapat mempertahankan, menambah atau
mengurangi jumlah uang beredar untuk memacu pertumbuhan ekonomi
sekaligus mempertahankan kestabilan harga. Kebijakan ini memiliki 3
instrumen penting yaitu operasi pasar terbuka (open market operation),
kebijakan tingkat suku bunga (discount rate policy), dan rasio cadangan
wajib (reserve requirementratio).

3. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri
Kebijakan perdagangan luar negeri adalah peraturan yang dibuat oleh
pemerintah yang memengaruhi struktur/komposisi dan arah transaksi
perdagangan serta pembayaran internasional. Oleh karena itu kebijakan
ini tidak dapat berdiri sendiri tetapi kebijakan ini saling mempengaruhi
terhadap komponen lain dan kebijakan ekonomi makro, seperti kebijakan
fskal dan moneter.
Berikut ini tujuan kebijakan perdagangan luar negeri, yaitu:
6
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

a. Melindungi kepentingan nasional dari pengaruh negatif yang berasal
dari luar negeri,
b. Melindungi industri nasional dari persaingan barang-barang impor,
c. Menjaga keseimbangan neraca pembayaran,
d. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil,
e. Meningkatkan kesempatan kerja.

2.

Definisi Pengendaiian Harga

Suatu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatur harga yang berlaku
di pasar, baik dalam rangka melindungi konsumen maupun produsen. Jika
harga dibiarkan berkembang mengikuti mekanisme pasar, dalam situasi
tertentu konsumen ataupun produsen dapat dirugikan. Misalnya, dalam
masa perang atau masa darurat, produksi barang-barang konsumsi sangat
rendah, sehingga harga barang pada umumnya menjadi sangat tinggi dan
terjadilah hiperinfasi. Dalam hal ini konsumen sangat dirugikan. Sebaliknya,
hasil-hasil pertanian, yang produksinya sangat tergantung pada musim atau
cuaca, pada suatu ketika dapat melimpah, sehingga harga di pasar menjadi
sangat rendah. Dalam hal ini produsenlah yang dirugikan. Karena itu,
biasanya

pemerintah

melakukan

berbagai

upaya

untuk

menekan,

menaikkan, atau menstabilkan harga.

3.

Jenis-jenis Kebijakan Pengendaiian Harga

3.1. Pengendaiian Harga (Price Control)
Suatu ketentuan pemerintah mengenai penetapan harga tertinggi suatu
barang atau jasa untuk mencegah kenaikan harga barang atau jasa tersebut.
Jika harga dibiarkan berkembang mengikuti mekanisme pasar, dalam situasi
tertentu konsumen ataupun produsen dapat dirugikan.

7
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

3.1.1.

Batas harga tertinggi (Price Ceiling)

Harga tertinggi berdasarkan hukum untuk menjual suatu barang, merupakan
batas tertinggi harga penjualan yang harus dipatuhi oleh produsen.
Kebijakan penetapan harga maksimum ini bertujuan untuk melindungi
konsumen, agar konsumen dapat menikmati harga yang tidak terlalu tinggi.
Jika harga suatu barang dianggap terlalu tinggi sehingga tidak dapat
dijangkau lagi oleh masyarakat, maka pemerintah dapat menetapkan harga
maksimum atau biasa disebut Harga Eceran Tertinggi (HET) atau ceiling
price. Maksud HET adalah bahwa suatu barang tidak boleh dijual dengan
harga lebih tinggi daripada yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Jika HET ditetapkan sama dengan atau lebih tinggi daripada harga
keseimbangan sebagaimana ditentukan oleh supply dan demand di pasaran,
maka penetapan harga ini tidak banyak pengaruhnya, dan hanya sekadar
untuk mencegah para penjual menaikkan harga lebih daripada batas yang
ditetapkan

itu.

Tetapi

bila

HET

itu

lebih

rendah

daripada

harga

keseimbangan, akan timbul berbagai persoalan.
Di dalam masa perang atau ketidakstabilan politik, bahkan kadang- kadang
juga dalam masa damai, adakalanya penawaran barang sangat terbatas,
padahal permintaannya jauh lebih besar. Jika keadaan ini dibiarkan,
mekanisme pasar akan mendorong harga ekuilibrium mencapai tingkat yang
jauh lebih tinggi dari harga yang wajar. Keadaan ini menimbulkan implikasi
yang buruk pada kegiatan ekonomi, misalnya mendorong terjadinya infasi
dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Untuk ini, pemerintah dapat
menjalankan kebijaksanaan harga maksimum.

8
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Perhatikan gambar di atas. Harga keseimbangan antara supply dan demand
adalah Rp 3000. Harga ini dipandang terlalu tinggi. Maka pemerintah
menetapkan HET sebanyak Rp 2.000, agar barang dapat dibeli oleh
masyarakat. Tetapi pada harga Rp 2.000 ini Qd >Qs. Jumlah yang mau dibeli
30, sedangkan jumlah yang mau dijual pada harga itu hanya 15. jadi ada
kekurangan. Kekurangan ini dapat menimbulkan pasar gelap sebab untuk
memperoleh jumlah sebanyak 15 tersebut para pembeli bersedia membayar
sampai Rp 3.500.
Seandainya jumlah 15 ini dijual di pasar bebas, maka akan bisa mencapai
harga Rp 3.500. Tetapi HET yang ditetapkan oleh pemerintah hanya Rp
2.000. Inilah yang menimbulkan pasar gelap, barang dijual secara gelap
dengan harga di atas HET yang ditetapkan oleh pemerintah. Cara ini hanya
menguntungkan pedagang, sedang masyarakat yang membutuhkan barang
tidak kebagian.
Persoalan yang timbul bila HET ditetapkan lebih rendah daripada harga
keseimbangan pasar adalah bahwa pada harga HET itu jumlah yang mau
9
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

dibeli lebih besar daripada jumlah yang mau dijual (Qd > Qs) sehingga
timbul kekurangan suplai.
Contoh 1: Pasar untuk Apartemen

Bagaimana price ceiling berdampak pada market outcomes
Price ceiling diatas harga equilibrium (not binding) – hal ini tidak memiliki
dampak pada market outcome.

10
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Harga keseimbangan ($800) diatas price ceiling maka harga tersebut tidak
sah.
Price ceiling binding constraint pada harga, dan menyebabkan shortage.

Dalam jangka panjang, supply dan demand lebih elastis sehingga shortage
menjadi lebih besar.
Shortages and rationing:
 Terjadi shortage, penjual harus melakukan rationing barang diantara
pembeli.
 Beberapa mekanisme rationing:
(1) long lines
(2) discrimination according to sellers’ biases

 Mekanisme ini sering sekali tidak adil dan tidak efsien (inefficient): the
goods don’t necessarily go to the buyers who value them most highly.

 Sisi yang berlawanan, ketika harga tidak dikontrol, mekanisme rationing
efsien (the goods go to the buyers that value them most highly) and
impersonal (and thus fair).

11
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Contoh 2: Pasar untuk Bensin dengan Batas Harga Tertinggi

Pasar bensin saat batas harga tertinggi tidak mengikat karena harga
keseimbanagn P1 berada dibawah batas tertinggi.

Pasar setelah terjadi kenaikan harga minyak mentah menggeser kurva
penawaran kekiri, harga akan naik, pada batas harga tertinggi konsumen
bersedia membeli QD, tetapi produsen menjual Qs, adanya defsit bensin.

3.1.2.

Harga Dasar (Price Fioor)

Harga terendah berdasarkan hukum untuk menjual suatu barang. Harga
dasar merupakan tingkat harga minimum yang diberlakukan pemerintah.
Penetapan harga dasar ini bertujuan untuk melindungi produsen, karena
12
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

dirasakan harga pasar produk yang dihasilkan dianggap terlalu rendah
sehingga pendapatan para produsen terancam. Untuk melindungi para
produsen maka pemerintah dapat campur tangan dengan menetapkan
harga minimum atau Harga Eceran Terendah. Harga minimum ini lebih tinggi
daripada harga keseimbangan yang berlaku di pasar dan disebut Harga
Dasar (Floor Price).
Penetapan

harga

minimum

atau

harga

dasar

yang

dilakukan

oleh

pemerintah bertujuan untuk melindungi produsen, contohnya untuk produk
dasar pertanian. Misalnya harga gabah kering terhadap harga pasar yang
terlalu rendah. Hal ini dilakukan supaya tidak ada tengkulak (orang/pihak
yang membeli dengan harga murah dan dijual kembali dengan harga yang
mahal) yang membeli produk tersebut diluar harga yang telah ditetapkan
pemerintah. Jika pada harga tersebut tidak ada yang membeli, pemerintah
akan

membelinya

melalui

BULOG

(Badan

Usaha

Logistik)

kemudian

didistribusikan ke pasar. Namun, mekanisme penetapan harga seperti ini
sering

mendorong

munculnya

praktik

pasar

gela,

yaitu

pasar

yang

pembentukan harganya di luar harga minimum.
Di dalam jangka pendek, harga barang hasil pertanian cenderung untuk
mengalami fuktuasi yang relatif besar. Sifat ini menyebabkan perubahan
yang sangat besar atas tingkat harga. Jika harga yang berlaku di pasar
cenderung turun karena produksi yang terlalu besar atau permintaan yang
berkurang, maka pemerintah dapat menjalankan kebijaksanaan harga
minimum, yaitu usaha menstabilkan harga yang lebih tinggi daripada harga
ekuilibrium di pasar.

13
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Perhatikan gambar di atas. Harga keseimbangan hanya mencapai Rp 2.000.
Harga ini dianggap terlalu rendah. Maka pemerintah menetapkan harga
terendah Rp 3.000. Dengan demikian, pendapatan para produsen tidak
terlalu minim. Tetapi, pada harga Rp 3.000 ini ternyata timbul suatu surplus,
karena Qs > Qd. Terhadap adanya surplus, mungkin pemerintah akan
membelinya untuk disimpan sebagai stock atau untuk dijual ke luar negeri.
Hanya dengan jalan demikian penawaran tidak berkurang.

Contoh: Pasar untuk Pekerja tidak Terampil

14
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Bagaimana Price Floors Berdampak pada Market Outcomes

Price foor dibawah titik keseimbangan (not binding) – tidak memiliki
dampak.

labor
surplus

Keseimbangan upah ($4) dibawah price foor dan harga tersebut tidak sah.
foor binding constraint pada upah dan menyebabkan surplus pada
pengangguran.

15
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

16
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Bagaimana Harga Dasar Mempengaruhi Hasil-hasil Pasar
 Pemerintah menerapkan harga dasar sebesar $2 karena harga tersebut
berada dibawah harga keseimbangan $3, harga dasar tersebut tidak
memberikan pengaruh. Harga pasar menyesuaikan diri sedemikian
hingga tercapai keseimbangan penawaran dan permintaan.
 Pada keseimbangan jumlah yang ditawarkan dan jumlah yang diminta
adalah 100.
 Pemerintah menetapkan harga $4 diatas harga keseimbangan $3,
sehingga harga pasar menjadi $4 karena 120 corong ditawarkan pada
harga ini dan hanya 80 yang diminta, maka terdapat surplus sebanyak 40
corong.

Contoh: Upah Minimum

17
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Upah minimum tidak berdampak besar pada pekerja terampil.
Hasil studi: kenaikan 10% upah minimum meningkatkan unemployment 13%.

18
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Bagaimana Upah Minimum Mempengaruhi Pasar Tenaga Kerja
 A. Menunjukkan suatu pasar tenaga kerja dimana upah sesuai dengan
keseimbangan penawaran dan permintaan kerja.
 B. Menunjukkan dampak dari upah minimum yang mengikat. Karena upah
minimum ini merupakan harga dasar maka upah tersebut menyebabkan
surplus. Jumlah tenaga kerja yang ditawarkan melebuhi jumlah yang
diminta. Hasilnya adalah pengangguran.

19
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

20
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

21
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

3.2. Mengevaiuasi Price Controis
 Recall satu dari Ten Principles:
Pasar adalah cara terbaik untuk mengatur kegiatan ekonomi.
 Harga menjadi signals alokasi sumber daya masyarakat. Alokasi ini akan
berubah ketika pembuat kebijakan membatasi harga.
 Price control sering dimaksudkan untuk membantu orang miskin, akan
tetapi sering lebih merugikan daripada membantu orang miskin:
Rent control dapat mengurangi kuantitas dan kualitas dari perumahan
yang terjangkau.
Min. upah dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan.

4.

Peiaku Perekonomian di Indonesia

Terdapat dua pelaku utama yang menjadi kekuatan sistem perekonomian di
Indonesia, yaitu perusahaan negara (pemerintah) dan perusahaan swasta.
Kedua pelaku ekonomi

tersebut akan menjalankan kegiatan-kegiatan

ekonomi dalam sistem ekonomi kerakyatan. Sebuah sistem ekonomi akan
berjalan dengan baik jika pelaku-pelakunya dapat saling bekerja sama
dengan baik pula dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian sikap saling
mendukung di antara pelaku ekonomi sangat dibutuhkan dalam rangka
mewujudkan ekonomi kerakyatan.

4.1. Pemerintah (BUMN)
Selain sebagai pelaku ekonomi negara juga berperan sebagai pengatur
kegiatan ekonomi.
1. Pemerintah sebagai Pelaku Kegiatan Ekonomi

22
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Peran pemerintah sebagai pelaku kegiatan ekonomi berarti pemerintah
melakukan kegiatan konsumsi, produksi, dan distribusi.

a. Kegiatan produksi
Pemerintah dalam menjalankan perannya sebagai pelaku ekonomi,
mendirikan perusahaan negara atau sering dikenal dengan sebutan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sesuai dengan UU No. 19 Tahun
2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung
berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN dapat berbentuk
Perjan (Perusahaan Jawatan), Perum (Perusahaan Umum), dan Persero
(Perusahaan Perseroan). BUMN memberikan kontribusi yang positif
untuk perekonomian Indonesia. Pada sistem ekonomi, BUMN ikut
berperan dalam menghasilkan barang atau jasa yang diperlukan dalam
rangka

mewujudkan

sebesar-besarnya

kemakmuran

rakyat.

Pelaksanaan peran BUMN tersebut diwujudkan dalam kegiatan usaha
hampir di seluruh sektor perekonomian, seperti sektor pertanian,
perkebunan, kehutanan, manufaktur, pertambangan, keuangan, pos
dan telekomunikasi, transportasi, listrik, industri, dan perdagangan
serta konstruksi. BUMN didirikan pemerintah untuk mengelola cabangcabang produksi dan sumber kekayaan alam yang strategis dan
menyangkut hajat hidup orang banyak. Misalnya PT Dirgantara
Indonesia, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Kereta Api Indonesia (PT
KAI), PT Pos Indonesia, dan lain sebagainya. Perusahaan-perusahaan
tersebut

didirikan

untuk

meningkatkan

kesejahteraan

dan

kemakmuran rakyat, serta untuk mengendalikan sektor-sektor yang
strategis dan yang kurang menguntungkan.

23
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Secara umum, peran BUMN dapat dilihat pada hal-hal berikut ini.
 Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup
orang banyak.
 Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya secara efektif dan efsien.
 Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di
bidang ekonomi.
 Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat
menyerap tenaga kerja.
b. Kegiatan konsumsi
Pemerintah juga berperan sebagai pelaku konsumsi. Pemerintah juga
membutuhkan barang dan jasa untuk menjalankan tugasnya. Seperti
halnya

ketika

masyarakat,

menjalankan

yaitu

tugasnya

mengadakan

dalam

rangka

pembangunan

melayani

gedung-gedung

sekolah, rumah sakit, atau jalan raya. Tentunya pemerintah akan
membutuhkan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, aspal, dan
sebagainya.

Semua

barang-barang

tersebut

harus

dikonsumsi

pemerintah untuk menjalankan tugasnya. Contoh-contoh mengenai
kegiatan konsumsi yang dilakukan pemerintah masih banyak, seperti
membeli barang-barang untuk administrasi pemerintahan, menggaji
pegawai-pegawai pemerintah, dan sebagainya.

c. Kegiatan distribusi
Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan
kegiatan distribusi. Kegiatan distribusi yang dilakukan pemerintah
dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah diproduksi oleh
perusahaan-perusahaan

negara

kepada

masyarakat.

Misalnya
24

Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

pemerintah menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakatmasyarakat miskin melalui BULOG. Penyaluran sembako kepada
masyarakat

dimaksudkan

untuk

membantu

masyarakat

miskin

memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan distribusi yang dilakukan
oleh pemerintah harus lancar. Apabila kegiatan distribusi tidak lancar
akan memengaruhi banyak faktor seperti terjadinya kelangkaan
barang, harga barang-barang tinggi, dan pemerataan pembangunan
kurang berhasil. Oleh karena itu, peran kegiatan distribusi sangat
penting.

4.2. Swasta (BUMS)
BUMS adalah salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia. BUMS merupakan
badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh pihak swasta. Tujuan BUMS
adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. BUMS didirikan dalam
rangka ikut mengelola sumber daya alam Indonesia, namun dalam
pelaksanaannya tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah dan
UUD 1945. BUMS dalam melakukan perannya mengandalkan kekuatan
pemilikan modal. Perkembangan usaha BUMS terus didorong pemerintah
dengan

berbagai

kebijaksanaan.

Kebijaksanaan

pemerintah

ditempuh

dengan beberapa pertimbangan berikut ini.
a. Menumbuhkan daya kreasi dan partisipasi masyarakat dalam usaha
mencapai kemakmuran sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia.
b. Terbatasnya modal yang dimiliki pemerintah untuk menggali dan
mengolah sumber daya alam Indonesia sehingga memerlukan kegairahan
usaha swasta.
c. Memberi

kesempatan

agar

perusahaan-perusahaan

swasta

dapat

memperluas kesempatan kerja.

25
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

d. Mencukupi kebutuhan akan tenaga ahli dalam menggali dan mengolah
sumber daya alam.

Perusahaan-perusahaan swasta sekarang ini telah memasuki berbagai sektor
kehidupan antara lain di bidang perkebunan, pertambangan, industri, tekstil,
perakitan kendaraan, dan lain-lain. Perusahaan swasta terdiri atas dua
bentuk yaitu perusahaan swasta nasional dan perusahaan asing. Contoh
perusahaan swasta nasional antara lain PT Astra Internasional (mengelola
industri mobil dan motor), PT Ghobel Dharma Nusantara (mengelola industri
alat-alat

elektronika),

PT

Indomobil

(mengelola

industri

mobil),

dan

sebagainya. Adapun contoh perusahaan asing antara lain PT Freeport
Indonesia

Company

pertambangan

(perusahaan

tembaga

di

Papua,

Amerika
Irian

Serikat

Jaya),

PT

yang
Exxon

mengelola
Company

(perusahaan Amerika Serikat yang mengelola pengeboran minyak bumi), PT
Caltex Indonesia (perusahaan Belanda yang mengelola pertambangan
minyak bumi di beberapa tempat di Indonesia), dan sebagainya.
Perusahaan-perusahaan swasta tersebut sangat memberikan peran penting
bagi perekonomian di Indonesia. Peran yang diberikan BUMS dalam
perekonomian Indonesia seperti berikut ini.
a. Membantu meningkatkan produksi nasional.
b. Menciptakan kesempatan dan lapangan kerja baru.
c. Membantu pemerintah dalam usaha pemerataan pendapatan.
d. Membantu pemerintah mengurangi pengangguran.
e. Menambah sumber devisa bagi pemerintah.
f. Meningkatkan sumber pendapatan negara melalui pajak.
g. Membantu pemerintah memakmurkan bangsa.

26
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

5.

Contoh Nyata Pengendaiian Harga oieh Pemerintah Indonesia

5.1. Pengendaiian Harga Daging Sapi
Tingginya harga daging sapi saat ini menjadi permasalahan tersendiri bagi
pemerintah. Selain karena meningkatnya permintaan menjelang perayaan
hari raya, permasalahan lain juga memberikan kontribusi yang signifkan
terhadap pergerakan harga daging sapi yang melambung tinggi. Untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut, pemerintah melakukan kebijakan
stabilisasi harga daging sapi dengan menghapus kuota impor sapi potong
dan

penunjukan

Perum

Bulog

sebagai

stabilisator

harga,

dengan

memberikan izin impor daging sapi sebanyak 3.000 ton. Kebijakan ini
diharapkan dapat menekan harga daging sapi di kisaran Rp75.000,- per
kilogram, sebagai harga acuan normal.
Selama menjelang hari raya pada umumnya harga bahan-bahan kebutuhan
pokok mengalami kenaikan. Hal ini karena kebutuhan masyarakat selama
menjelang hari raya yang bertambah sehingga permintaan masyarakat akan
barang-barang kebutuhan pokok juga meningkat. Sesuai dengan teori
permintaan dalam teori ekonomi, semakin tinggi tingkat permintaan
masyarakat terhadap suatu barang, akan meningkatkan harga barang
tersebut. Salah satu kebutuhan pokok yang mengalami peningkatan harga
sangat signifkan adalah harga daging sapi. Kenaikan harga daging sapi
bahkan mencapai lebih dari Rp120.000,-/kg, padahal harga normal berkisar
antara Rp65.000,- s.d. Rp75.000,-/kg. Peningkatan harga yang sangat tajam
ini

disebabkan

dua

faktor,

yaitu

meningkatnya

permintaan

pembeli

menjelang hari raya serta kurangnya pasokan daging. Bagi masyarakat,
tingginya harga daging ini semakin menambah beban setelah sebelumnya
mendapat tekanan kenaikan harga-harga kebutuhan pokok akibat adanya
kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).

27
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Untuk menstabilkan harga daging sapi, pemerintah telah mengambil
kebijakan melalui pelaksanaan impor. Pemerintah memutuskan menambah
kuota impor daging sapi guna mengatasi tingginya harga menjelang hari
raya. Impor tersebut ditargetkan untuk menekan harga daging sapi di
kisaran Rp75.000,-/kg. Sementara, jumlah kuota daging sapi yang akan
diimpor belum ditetapkan besarannya, hanya saja kuota impor akan
disesuaikan dengan pasar, artinya selama harga naik, pemerintah akan
tetap melakukan impor. Sebelumnya, pemerintah juga telah menunjuk
Perum Bulog untuk melakukan impor daging sapi beku dari Australia sebesar
3.000 ton yang akan dikirim melalui udara sebanyak 800 ton dan melalui
laut sebesar 2.200 ton.

5.1.1.

Permasaiahan Harga Daging Sapi

Selama menjelang hari raya harga daging sapi di pasaran terus meningkat.
Di beberapa pasar tradisional di Jakarta harga daging sapi diperdagangkan
pada kisaran Rp95.000,- s.d. Rp110.000,-/kg. Harga daging di Surabaya
mencapai Rp90.000,-/kg, bahkan di beberapa daerah mencapai lebih dari
Rp125.000,-/kg. Kenyataannya harga rata-rata daging sapi di Indonesia saat
ini jauh di atas harga rata-rata daging sapi di negara tetangga. Menurut data
Bank Dunia, harga daging sapi rata-rata di Indonesia pada bulan Desember
2012 mencapai US$9,76, sementara di Malaysia hanya US$4,3, dan di
Thailand US$4,2.
Tingginya harga daging disebabkan banyaknya permasalahan di Indonesia.
Permasalahan pertama, kebijakan Kementerian Pertanian yang memangkas
kuota impor dalam rangka menuju swasembada daging pada tahun 2014.
Pada 2010, dari 120.000 ton dipangkas menjadi 50.000 ton. Selanjutnya
pada semester pertama 2011, kuota impor dipangkas lagi menjadi 25.000
ton. Di lain pihak, pasokan daging dari dalam negeri tak mencukupi
28
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

kebutuhan nasional, khususnya di kalangan industri olahan maupun sektor
hotel, restoran, dan catering. Sejak itu, harga terus membumbung hingga
melewati angka Rp80.000,- s.d. Rp90.000,-/kg dari harga normal Rp65.000,-/
kg.
Kekurangan sarana dan prasarana transportasi khusus untuk distribusi juga
menjadi persoalan. Contoh, daerah surplus hewan tidak memiliki sarana
angkut yang memadai sehingga biaya distribusi mahal, pada akhirnya
berimbas pada kenaikan harga daging sapi. Praktik para oknum pengusaha
besar yang menahan pasokan daging sapi juga turut berkontribusi pada
meningkatnya harga daging sapi di pasaran.
Permasalahan

lain

adalah

ketidaksinkronan

data

antara

Kementerian

Perdagangan dengan Kementerian Pertanian terkait kebutuhan daging sapi
nasional. Data Kementerian Perdagangan merupakan data dari sisi demand
atau data kebutuhan daging sapi bagi masyarakat, sementara data
Kementerian Pertanian adalah data dari sisi supply atau data jumlah sapi
yang tersedia di dalam negeri. Meskipun persediaan sapi dalam negeri saat
ini mencapai 14 juta ekor yang dikelola oleh peternak, namun persediaan
tersebut tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk mencukupi permintaan
masyarakat. Contoh, peternak yang memiliki sapi dengan motif sebagai
tabungan, maka jika ada permintaan daging sapi oleh masyarakat, peternak
tersebut belum tentu menjualnya. Perbedaan data yang ditampilkan oleh
kedua Kementerian tersebut menunjukkan kurang adanya koordinasi yang
baik antara Kementerian terkait sehingga kebijakan stabilisasi harga kurang
begitu efektif.

29
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

5.1.2.

Kebijakan Penghapusan Kuota Impor

Berbagai permasalah yang terjadi menyebabkan harga daging sapi di dalam
negeri meningkat. Peningkatan harga daging sapi secara terus-menerus ini
sudah barang tentu akan berdampak negatif bagi masyarakat namun juga
tidak berdampak positif bagi peternak sapi. Atas pertimbangan itu, maka
pemerintah melalui Menteri Perdagangan menghapus sistem kuota impor
yang dibatasi dan digantikan dengan mekanisme harga acuan (parity index).
Impor akan secara otomatis dilakukan jika harga dalam negeri melampaui 15
persen dari

harga

patokan.

Secara

resmi

Kementerian Perdagangan

membuka keran impor sapi hidup siap potong dalam rangka program
penurunan harga daging sapi dengan durasi waktu hingga akhir tahun
melalui Kepmendag No. 699/M-DAG KEP/7/2013 tentang Stabilisasi Harga
Daging Sapi.
Di lain pihak, kebijakan ini dikhawatirkan akan merugikan peternak lokal
karena harga daging akan terus berpotensi turun sementara peternak
berinvestasi dengan harga sapi yang masih mahal. Namun demikian
pemerintah tetap menjamin acuan batasan impor tetap diperlukan karena
merupakan bagian dari amanat UU Peternakan. Ketentuan ini tetap harus
ada rekomendasi jumlah impor teknis dari Kementerian Pertanian. Program
intensifkasi untuk memperbanyak jumlah populasi sapi induk melalui
program kredit pembibitan sapi tetap juga harus dilakukan. Program yang
telah disiapkan oleh beberapa daerah perlu ditingkatkan. Program tersebut
meliputi program pembibitan dan pengembangan Sapi Berlian (Beranak
Lima Juta dalam Lima Tahun) yang disiapkan oleh Dinas Peternakan Provinsi
Jawa Timur, program pengembangan ternak satu juta ekor sapi yang
dicanangkan

Pemerintah

Provinsi

Nusa

Tenggara

Barat,

program

pencanangan salah satu prioritas Nusa Tenggara Timur sebagai gudang
ternak. Peningkatan kontribusi lima persen dari kebutuhan daging sapi
30
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

nasional yaitu dengan target 720.000 ekor per tahun di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Selain itu memanfaatkan lahan-lahan yang masih potensial
untuk peternakan dan meningkatkan jumlah kelahiran anak sapi menjadi
100.000 ekor pertahun.

5.1.3.

Penunjukan Buiog sebagai Stabiiisator Harga

Dalam rangka menstabilkan harga daging menjelang hari raya, Perum Bulog
mendapatkan tugas baru sebagai stabilisator harga daging sapi melalui
Permendag No. 22/M-DAG/PER/5/2013 tentang Ketentuan Impor dan Ekspor
Hewan dan Produk Hewan. Untuk itu Perum Bulog mendapat kuota impor
daging sapi sebesar 3.000 ton. Selanjutnya Perum Bulog juga ditugaskan
melakukan operasi pasar di pasar tradisional khususnya wilayah Jabodetabek
dan Banten karena kebutuhan daging sapi di kedua daerah ini sebelumnya
dipasok oleh daerah-daerah lain sehingga pasokan di daerah lain menjadi
terbatas. Dengan demikian akan memberikan dampak secara nasional.
Sejatinya tugas pokok Perum Bulog berdasarkan PP No. 7 Tahun 2003
tentang Pendirian Perum Bulog berfokus untuk pengamanan harga pokok
pangan, pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan distribusi pangan
pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan pokok
beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh pemerintah dalam
rangka ketahanan pangan. Kegiatan yang dijalankan Perum Bulog selama ini
adalah menjaga Harga Dasar Pembelian untuk gabah, stabilisasi harga
khususnya harga pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin (Raskin) dan
pengelolaan stok pangan. Meskipun fokus Perum Bulog sebelumnya hanya
pada satu komoditas, yaitu beras, namun Perum Bulog sebenarnya juga
memiliki pengalaman dalam hal stabilisasi dan pengelolaan persediaan multi
komoditas pada era tahun 1980-an sampai 1990-an awal, sebelum akhirnya
kewenangan Perum Bulog dibatasi.
31
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

Penunjukan Perum Bulog sebagai stabilisator harga daging adalah dengan
memberikan izin bagi Perum Bulog untuk melakukan impor daging beku dari
Australia sebesar 3.000 ton sepanjang tahun 2013 dengan mekanisme
pengiriman 800 ton melalui udara dan 2.200 ton pengiriman melalui laut.
Selanjutnya Perum Bulog akan melakukan operasi pasar untuk menstabilkan
harga daging sapi dengan menggandeng pengecer daging yang tergabung
dalam asosiasi serta menjual secara langsung ke pedagang lapak di pasar.
Selanjutnya Perum Bulog juga berencana menjual daging impor langsung ke
konsumen.

Skema

penjualan dapat bekerja

sama

dengan kelurahan

setempat atau LSM setempat. Adapun harga yang akan di kenakan oleh
Perum Bulog berkisar antara Rp70.000,- s.d. Rp80.000,-/kg.
Dalam praktik di lapangan, ada berbagai permasalahan yang dihadapi Perum
Bulog. Dalam hal izin impor, meskipun Perum Bulog telah mendapat mandat
pada tanggal 13 Mei 2013, namun izin baru keluar tanggal 26 Juni 2013.
Permasalahan lain yang muncul adalah adanya sejumlah penolakan dari
pedagang di beberapa pasar di Jakarta terhadap daging impor dari Bulog
karena dinilai kualitasnya tidak sebaik daging potong segar. Pedagang pasar
juga belum memiliki cold storage untuk menampung daging beku dari Perum
Bulog. Selanjutnya impor daging sapi oleh Perum Bulog juga mendapat kritik
dari beberapa kalangan. Salah satu kritik datang dari Indo/Primo Smallgoods,
perusahaan eksportir daging sapi joint Indonesia-Australia yang berlokasi di
Scone, New South Wales, bahwa Bulog membeli daging impor dengan harga
mahal. Hal ini dikarenakan Bulog tidak membeli daging sapi langsung
kepada industri pengolahan daging namun melalui trader.
Meskipun banyak permasalahan yang dihadapi oleh Perum Bulog, namun
upaya yang dilakukan oleh pemerintah dengan menunjuk Perum Bulog

32
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

sebagai

stabilisator

harga

komoditas

daging

sapi

merupakan

suatu

terobosan yang cukup baik untuk mengimbangi dan menghindari terjadinya
kartel yang dilakukan oknum pengusaha impor daging sapi. Perum Bulog
sebagai wakil pemerintah dalam mengendalikan harga dapat menempatkan
posisinya untuk berpihak kepada masyarakat. Operasi Pasar yang dilakukan
Perum Bulog yang bekerja sama dengan pengecer daging juga diharapkan
mampu terserap langsung oleh konsumen sehingga efektivitas stabilisasi
harga menjadi lebih baik.

5.1.4.

Penutup

Peningkatan harga daging sapi yang sangat tinggi menjadi beban bagi
masyarakat, khususnya masyarakat yang akan merayakan hari raya. Adalah
tugas pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi yang melonjak pada
tingkat yang normal. Lonjakan harga daging sapi dikarenakan pasokan
daging dalam negeri belum dapat memenuhi kebutuhan nasional, lemahnya.
Koodinasi antar kementerian dalam pengumpulan data dan informasi
mengenai persediaan dan permintaan kebutuhan daging sapi, minimnya
infrastruktur untuk mendukung distribusi hewan dari daerah surplus ke
daerah minus, dan adanya oknum pengusaha yang menahan pasokan
daging ke pasaran. Oleh karena itu, pemerintah harus segera menangani
masalah-masalah ini sehingga lonjakan harga daging sapi dapat diredam.
Untuk meredam lonjakan harga daging sapi, pemerintah telah mengambil
kebijakan untuk melakukan pengendalian harga di pasaran. Instrumen
kebijakan

yang

digunakan

pemerintah

adalah

dengan

menghapus

pembatasan kuota impor sapi potong dan melakukan penunjukan Perum
Bulog sebagai stabilisator harga dengan memberikan izin kepada Perum
Bulog untuk melakukan impor daging sapi. Kedua instrumen ini diharapkan

33
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste

dapat mengembalikan posisi harga daging sapi ke posisi normal, yaitu
sebesar Rp75.000,-/kg.
Permasalahan harga daging sapi memerlukan perhatian yang serius dari
semua pihak untuk mengatasinya. Untuk itu, DPRRI perlu melakukan
pengawasan terhadap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal
stabilisasi harga daging sapi, demi kemaslahatan rakyat Indonesia.

34
Program Pelatihan “Database Persediaan (Stok) dan Harga Barang”
Direktorat Nasional Regulasi Komersial - Direktorat Jenderal Perdagangan
Kementerian Perdagangan, Industri dan Lingkungan
Republik Demokratik Timor-Leste