Tugas Bahasa Indonesia dania. docx (1)

Tugas Bahasa Indonesia

Nama

: Anthonius

NIM

: 111402089

Kelas

: A

A

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis
sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya yang berjudul “Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia”.
Makalah ini berisikan tentang sejarah yang menjelaskan
perkembangan Bahasa Indonesia dari awal mulanya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca. Amin.

Medan, Desember 2011

Anthonius

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah bahasa persatuan bangsa Indonesia
sebagaimana disiratkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.
Bahasa negara sebagaimana disebutkan dalam UUD RI 1945 pasal

36, yang secara struktural merupakan varian dari bahasa Melayu.
Secara historis, bahasa Indonesia merupakan salah satu dialek
temporal dari bahasa Melayu, yang strukturnya maupun
khazanahnya sebagian besar masih sama atau mirip dengan dialekdialek temporal terdahulu, seperti bahasa Melayu klasik dan bahasa
Melayu kuno. Secara sosiologis, boleh kita katakan bahwa bahasa
Indonesia baru dianggap "lahir" atau diterima eksistensi pada
tanggal 28 Oktober 1928. Secara yuridis pada tanggal 18 Agustus
1945 bahasa kita itu secara resmi diakui adanya.
1.2. Topik
1. Bagaimana sejarah bahasa Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia?
3. Bagaimana hubungan bahasa Melayu dengan bahasa Indonesia?

1.3. Tujuan
Agar kita sebagai mahasiswa dapat lebih mengetahui dan
memahami tentang sejarah bahasa nasional negara kita sendiri
dan bagaimana perkembangan bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia.


BAB II

SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

2.1. Asal Mula Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu
dipakai oleh sebagian besar penduduk di pulau Sumatra, Bangka, Riau,
Samananjung Malaka, dan sebagian pesisir Kalimatan. Bahasa Melayu
telah berabad-abad dipergunakan terbukti dengan ditemukannya
prasasti-prasasti itu antara lain:
1. Prasasti Kedukan Bukti, bertanda tahun 683 M
2. Prasasti Logis, bertanda tahun 692 M ditemukan di Bangka
3. Prasasti Karang Birahi,bertanda tahun 692 M ditemukan di Jambi
Sebelum masa penjajahan Belanda di Indonesia dan sebelum
menjadi bahasa Indonesia, bahasa Melayu sudah menyebar ke seluruh
nusantara sebagai bahasa para pedagang atau bahasa perhubungan
antar suku (lingua franca).
Bahasa Melayu pada masa penjajahan mempunyai mempunyai
peranan penting, baik dalam pendidikan maupun dalam politik.
Pemerintah Belanda selain mendirikan sekolah dengan menggunakan

bahasa pengantar bahasa Melayu. Sejak tahun 1900 mulai
terbit surat kabar berbahasa Melayu, dan perkembangan bahasa Melayu
pun bertambah maju. Pada tahun 1981 pemerintah Belanda mendirikan

taman bacaan rakyat, dengan tujuan mengumpulkan dan menerbitkan
bacaan dalam bahasa Melayu. Pada tahun 1917 taman bacaan ini
diubah namanya menjadi balai pustaka. Dalam bidang politik pun
bahasa Melayu mempunyai peranan penting. Budi Ciltano yang berdiri
pada tahun 1908 menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa
pengantar.
Kongres pemuda Indonesia I tahun 1926 bertujuan menyatukan
berbagai organisasi pemuda yang ada pada waktu itu. Pada kongres itu,
Mohammad Yamin dalam pedatonya menyatakan kenyakinannya bahwa
bahasa Melayu lambat laun akan menjadi bahasa persatuan
bangsa Indonesia. Pada tahun 1926 itu juga, Yong Java, organisasi
pemuda terbesar pada waktu itu, menyatakan menerima bahasa Melayu
sebagai bahasa perhubungan dalam musyawarah-musyawarahnya.
Dalam kongtes pemuda Indonesia II, Yong Sumatera memutuskan
memakai bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Penduduk yang
menggunakan bahasa atau tidak secara serempak, memerlukan alat

perhubungan yang memungkinkan semua warga masyrakat satuan
politik itu bergaul dan bekerja sama. Arus Nasionalisme dan
terbentuknya negara kebangsaan yang baru, menimbulkan aspirasi
pemilikan bahasa nasional sebagai lambang kesatuan bangsa yang
dapat mengukuhkan rasa kesetiaan politis. Pemerintah yang hendak
berjalan dengan baik memerlukan bahasa resmi kenegaraan yang dapat
dipakai oleh pemerintah itu dalam komunikasinya dengan rakyat dan
oleh sesama warga negara yang menjadi anggota jaringan kebahasaan
yang lebh luas. Komunikasi akan lebih lancar jika ada kesamaan bahasa
sampai tingkat tertentu.
Pada bulan Juni tahun 1938 diadakan kongres bahasa Indnesia I
dan menyederhanakan ejaan Ch.A.Van Ophoysen, sebagaimana yang
diungkapkan ki Hajar Dewantara :
"Jang dinamakan 'bahasa Indonesia' jaitoe bahasa melajoe jang
soenggoehpoen pokoknya berasal dari 'melajoe riau' akan tetapi jang
soedah ditambah, dioebah atau dikoerangi menoeroet keperloean
zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai
oleh rakjat diseloeroeh Indonesia, pembaharoean bahasa malajoe
hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem
ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia".

Dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustur 1945,
bahasa Indonesia menjadi bahasa negara, sekaligus menjadi bahasa

persatuan, bahasa resmi dan bahasa pengantar disekolah-sekolah
seperti
tercantum
dalam
UUD'45
Bab
XV
pasal
36.
Dalam surat keputusannya tanggal 19 Maret 1947, No. 264 / Bhg.A,
Menteri Pendidikan Pengajaran dan kebudayaan pada waktu itu, Mr.
Soewandi menetapkan, menyederhanakan ejaan bahasa Indonesia.
Ejaan baru tersebut disebut Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik.
Kongres bahasa Indonesia II Tahun 1954, di Medan bertujuan
menyempurnakan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia. Isi kongres
bahasa Indonesia II tersebut adalah :
"……………bahwa asal Bahasa Indonesia ialah Bahasa Melaju,

dasar bahasa Indonesian adalah Bahasa Melaju jang disesuaikan
dengan pertumbuhannya dalam masyarakat Indonesia". Pada tangga 17
Agustus 1972 ditetapkan berlakunya Ejaan yang disempurnakan dengan
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 20 Mei
1972, No. 031/A.1/72 dan dinyatakan resmi dipergunakan mulai tanggal
17 Agustus 1972 dengan surat Keputusan Presiden No. 52 tahun 1972.
Akhirnya, pada tanggal 28 Oktober 1978 diadakan kongres
bahasa Indonesia III di Jakarta yang bertujuan memantapkan
kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia dalam hubungannya dengan
bahasa daerah dan bahasa Asing. Pada waktu itu semua organisasi
pemuda daerah memutuskan untuk bergabung dalam satu persatuan
umum seluruh Indonesia dengan Ikrar bersama yang terkenal
dengansumpah pemuda, yaitu :
Kini, 53 tahun setelah sumpah pemuda diikrarkan atau 36 tahun
setelah UUD 1945 menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
negara, Pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan menyangkut
berbagai bidang kehidupan.

2.2. Sebelum Masa Kolonial
Pada dasarnya bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada

zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai sebagai bahasa perhubung
antar suku di nusantara dan sebagai bahasa yang digunakan dalam
perdagangan antara pedagang dari dalam nusantara dan dari luar
nusantara.

Bahasa Melayu menyebar ke pelosok nusantara bersamaan dengan
menyebarnya agama Islam di wilayah nusantara, serta makin
berkembang dan bertambah kokoh keberadaannya karena bahasa
Melayu mudah diterima oleh masyarakat nusantara
sebagai bahasa perhubungan antar pulau, antar suku, antar pedagang,
antar bangsa dan antar kerajaan.

Perkembangan bahasa Melayu di wilayah nusantara mempengaruhi dan
mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan rasa persatuan bangsa
Indonesia, oleh karena itu para pemuda Indonesia yang tergabung
dalam perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa
Melayu menjadi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa persatuan
untuk seluruh bangsa Indonesia.

2.3 Pada Masa Kolonial

Ketika orang-orang Barat sampai ke Indonesia abad XVI mereka
menemukan suatu kenyataan bahwa bahasa Melayu merupakan bahasa
yang dipakai dalam kehidupan yang luas bangsa Nusantara. Hal ini
dapat dibuktikan dari beberapa kenyataan, misalnya seorang Portugis
bernama Pigefetta, setelah mengunjungi Tidore, menyusun semacam
daftar kata bahasa Melayu pada tahun 1522. Jan Huvgenvan
Linschoten, menulis bukuyang berjudul “Itinerarium ofte schipvaert Naer
Oost Portugels Indiens.” Dikatakan bahwa bahasa Melayu itu bukan saja
sangat harum namanya, tetapi juga merupakan bahasa negeri Timur
yang dihormati.
Baik bangsa Portugis maupun bangsa Belanda yang datang ke
Nusantara mendirikan sekolah-sekolah. Mereka terbentur dalam soal
bahasa pengantar.
Kegagalan dalam mempergunakan /menyebarkan bahasa-bahasa barat
itu, memuncak dengan keluarnya keputusan pemerintah colonial, KB
1871 No. 104, yang menyatakan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah
bumi putera diberikan dalam bahasa daerah atau bahasa Melayu.

Perlu kita ketahui pula, bahwa pada waktu itu bahasa Melayu terbagi
menjadi tiga golongan, yaitu:

1. Melayu tinggi yaitu bahasa Melayu sebagaimana dipakai dalam kitab
sejarah Melayu.
2. Melayu rendah yaitu bahasa Melayu pasar atau pula bahasa Melayu
campuran.
3. Melayu daerah yaitu bahasa Melayu yang dipengaruhi oleh dialekdialek tertentu.
3. Bahasa Melayu pada Masa Pergerakan Kemerdekaan
Tokoh pergerakan mencari bahasa yang dapat dipahami dan dapat
dipakai oleh segenap lapisan suku bangsa yang ada. Pada mulanya
memang sulit menentukan bahasa mana yang dapat dipakai itu.
Pemikiran terwujudnya bahasa persatuan, sebenarnya tumbuh sejak
kesadaran kebangsaan, lebih memuncak lagi setelah Dewan Rakyat
pada tahun 1918 berpikir tentang bahasa persatuan yang sangat
diperlukan.
Dari hasil pemikiran para tokoh pergerakan dan Dewan Rakyat, akhirnya
dipilih bahasa Melayu dengan pertimbangan bahwa bahasa telah
dipakai hampir sebagian rakyat Indonesia pada waktu itu.
Tokoh pergerakan yang senantiasa memperkenalkan bahasa Melayu
kepada seluruh rakyat dengan pertimbangan bahasa Melayu telah
mempunyai ejaan resmi yang ditulis dalam Kitab Logat Melayu yang
disusun oleh Ch. A. Van Ophuysen.

Sejarah telah mencatat bahwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
adalah titik kulminasi bagi penentuan bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia, karena pada waktu itu pertama kali kita mengikrarkan
sumpah yang berbunyi:
1. Kami putra-putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu yaitu

Tanah Air Indonesia
2. Kami putra-putri Indonesia mengaku berbangsa satu yaitu bangsa
Indonesia
3. Kami putra-putri Indonesia mengaku menjunjung persatuan yaitu
bahasa Indonesia.

BAB III
KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di bab sebelumnya kami dapat
mengambil kesimpulan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu yang sudah diubah, ditambah atau dikurangi menurut
keperluan zaman dan alam baru sehingga bahasa itu mudah dipakai
oleh rakyat Indonesia. Sebagaimana yang telah tersirat dalam
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 dan dalam UUD 1945 Pasal 36.
Perkembangan bahasa melayu menjadi bahasa Indonesia
melalui beberapa tahap/peristiwa sebagai berikut :
1. Kongres Pemuda Indonesia 1 tahun 1926. Pada kongres itu,
Mohammad Yamin dalam pidatonya menyatakan bahwa bahasa
Melayu lambat laun akan menjadi bahasa persatuan
bangsa Indonesia
2. Pada tahun 1926, Yong Java menyatakan menerima bahasa
Melayu sebagai bahasa perhubungan dalam musyawarahmusyawarahnya.
3. Kongrs Pemuda Indonesia II, Yong sumatera memutuskan
memakai bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan.
4. Pada bulan Juni tahun 1938 diadakan kongres bahasa Indonesia I
di Solo, yang bertujuan membicarakan dasar-dasar bahasa
Indonesia dan mnyederhanakan ejaan Ch. A. Van Ophoysen.
5. Pada saat proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
bahasa Indonesia menjadi bahasa negara sekaligus menjadi

bahasa persatuan, bahsa resmi dan bahasa pengantar di sekolah
yang telah tercantum dalam UUD 1945 pasal 36.
6. Tanggal 19 Maret 1947, menteri pendidikan pengajaran dan
kebudayaan, Mr. Soewandi dengan surat keputusannya No.
264/bhg. A, menetapkan, menyederhanakan ejaan
bahasa Indonesia.
7. Tahun 1954 diadakan kongres bahasa Indonesia II di Medan yang
menyempurnakan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia.
8. PadaTanggal 17 Agustus 1972 ditetapkan berlakunya ejaan yang
tanggal 20 Mei 1972, No. 031/A.1/72 dan dinyatakan resmi
dipergunakan mulai tanggal 17 Agustus 1972 dengan surat
keputusan presiden No. 52 tahun 1972.
9. Pada tanggal 28 Oktober 1978 diadakan kongres bahasa
Indonesia III di Jakarta yang bertujuan menetapkan kedudukan
dan kongres bahsa Indonesia dalam hubungan dengan bahasa
daerah dan bahasa asing.

DAFTAR PUSTAKA

Tanjung, 1988. Bunga Rampai Ebtanas Bahsa Indonesia, Jakarta : PT.
Intan Pariwara.
Kridalaksana, Harimurti, 1992. Pembentukan Kata Dalam
Bahasa Indonesia, Jakarta : PT. Gramedida Pusaka Utama.
Moeliono, M. Anton,1985. Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa,
Jakarta : Djambatan.
Effendi, 1995. Panduan Berbahasa Indonesia Dengan Baik dan Benar,
Jakarta : Pustaka Jaya.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111

Pengaruh Kerjasama Pertanahan dan keamanan Amerika Serikat-Indonesia Melalui Indonesia-U.S. Security Dialogue (IUSSD) Terhadap Peningkatan Kapabilitas Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2 68 157

Kolokial Bahasa Inggris Dalam Novel A Diary OF Wimpy Kid Karya Jeff Kinney Dan Terjemehannya Diary Bocah Tengil

4 132 1