Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah, Pencipta dan Pengatur tunggal alam semesta, hanya kepadaNya- lah kami memohon pertolongan atas suksesnya segala urusan, baik urusan duniawi maupun ukhrawi. Begitu juga rasa syukur atas rahmat, hidayah dan taufiq-Nya, serta komitmen sebagai Insan yang haus akan ilmu pengetahuan. Sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan buku Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis yang dilengkapi dengan teori dan kasus. Salawat, salam dan berkah Allah semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya.

Alhamdulillah atas ridho Allah SWT dan bantuan dari semua pihak, akhirnya buku ini dapat terselesaikan. Penyusunan buku ini berawal dari sebuah ide ketika kami belajar Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis di kelas Metodologi Penelitian Program Studi Manajemen Keuangan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, referensi yang kami gunakan memiliki berbagai macam teori dan corak penyajian yang bervariatif. Menurut hemat kami alangkah lebih baiknya kalau beberapa referensi yang ada dikolaborasikan saling melengkapi menjadi sebuah modul mata ajar Metodologi Penelitian. Harapan kedepan adalah modul ini menjadi referensi mata ajar Metodologi Penelitian untuk dipakai oleh mahasiswa Program Studi Manajemen Keuangan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Meskipun buku ini tujuan utamanya adalah untuk referensi tambahan belajar dan mengajar mata ajar Metodologi Penelitian, namun Tim Penyusun berharap masyarakat umum yang ingin belajar tentang penyusunan riset juga dapat membaca dan mengambil manfaatnya dari setiap materi yang disajikan. Dalam buku ini, pembaca akan menjumpai langkah-langkah yang diperlukan dalam penyusunan Laporan Penelitian. Setelah mengkaji buku ini pembaca akan mengetahui tentang gambaran umum Laporan Penelitian, serta dapat membuat sebuah laporan penelitian.

Akhirnya, Tim penyusun hanya dapat mendoakan semoga Allah membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku ini dengan balasan yang lebih mulia. Kritik, saran dan masukan yang membangun begitu kami harapkan Harapannya buku ini berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Yogyakarta, 20 Oktober 2017

Tim Penyusun

BAB 1 : TINJAUAN UMUM PENELITIAN TOPIK PEMBAHASAN TINJAUAN UMUM

 RISET  MOTIVASI DAN TUJUAN

PENELITIAN

PENELITIAN TUJUAN PEMBAHASAN

 KARAKTERISTIK PENELITIAN

 Menjelaskan motivasi yang

 METODE ILMIAH

mendorong kegiatan penelitian  Karakteristik Ilmu

 Membahas definisi dan tujuan

 PARADIGMA PENELITIAN

penelitian

 Paradigma Kuantitatif  Menjelaskan struktur berpikir  Paradigma Kualitatif

penelitian sebagai

 KRITERIA PENELITIAN

operasionalisasi dari metode

ILMIAH

ilmiah  Menjelaskan garis besar tahap-

tahap dalam proses penelitian  Membahas paradigma penelitian  Menjelaskan kriteria penelitian

ilmiah

PENGERTIAN RISET Pada dasarnya, manusia selalu ingin tahu dan ini mendorong manusia untuk bertanya

dan mencari jawaban atas pertanyaan itu. Salah satu cara untuk mencari jawaban adalah dengan mengadakan penelitian. Cara lain yang lebih mudah, tentunya, adalah dengan bertanya pada seseorang atau “bertanya” pada buku, tapi tidak selalu dapat mendapat jawaban, atau mungkin

mendapatkan jawaban tapi tidak meyakinkan. Penelitian sering dicampuradukkan dengan pengumpulan data atau informasi, studi

pustaka, kajian dokumentasi, penulisan makalah, perubahan kecil pada suatu produk, dan sebagainya. Kata penelitian atau riset sering dikonotasikan dengan bekerja secara eksklusif menyendiri di laboratorium, di perpustakaan, dan lepas dari kehidupan sehari-hari.

Penelitian secara ringkas dapat digambarkan sebagai suatu kegiatan yang dimulai dengan pengamatan terhadap fakta yang menarik perhatian dan menimbulkan pertanyaan- pertanyaan. Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutnya akan mendorong usaha untuk mencari jawaban pertanyaan atau pemecahan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki manusia. Pengamatan terhadap fakta, identifikasi masalah dengan menggunakan pengetahuan, merupakan esensi dari kegiatan penelitian.

Beberapa pengertian riset (penelitian) adalah sebagai berikut:

1. Riset adalah suatu proses untuk mencapai (secara sistematis dan didukung oleh data) jawaban terhadap suatu pertanyaan, penyelesaian terhadap permasalahan, atau pemahaman yang dalam terhadap suatu fenomena (Leedy, 1997).

2. Riset adalah suatu usaha yang sistematik dan terorganisasi untuk meneliti suatu masalah spesifik yang memerlukan jawaban (Sekaran, 2013).

3. Riset adalah investigasi terhadap fenomena empirik secara sistematik, terkendali dan kritis berdasarkan teori dan hipotesis yang menyatakan dugaan mengenai hubungan antar variabel (Kerlinger, 1986).

Berdasarkan pengetian di atas, ada tiga hal penting untuk memahami pengertian riset, yaitu:

a. Obyek riset adalah fenomena empiris

b. Proses riset adalah dilakukan secara sistematik, terorganisasi, terkendali, dan kritis.

c. Tujuan riset adalah menyajikan informasi untuk menjawab suatu masalah yang spesifik

MOTIVASI DAN TUJUAN PENELITIAN Motivasi dan tujuan penelitian secara umum pada dasarnya sama, yaitu bahwa

penelitian merupakan refleksi dari keinginan manusia yang selalu berusaha untuk mengetahui sesuatu. Keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan kebutuhan dasar manusia yang umumnya menjadi motivasi untuk melakukan penelitian.

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan dalam rumusan definisi penelitin di muka, motivasi untuk melakukan penelitian pada dasarnya dapat ditimbulkan oleh dua sisi yang saling terkait. Di satu sisi peneltian merupakan refleksi dari keinginan proaktif manusia untuk meningkatkan pengetahuannya mengenai sesuatu. Pada sisi lain kegiatan tersebut di dorong oleh keinginan reaktif manusia untuk menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 2-3).

KARAKTERISTIK PENELITIAN Tujuan penelitian merupakan salah satu dari tiga karakteristik penelitian yang

dikemukakan oleh Murdick (Murdick, 1966, hal. 15-16). Dua karakateristik yang lain adalah metode-metode penelitian dan hubungan antara penelitian dengan ilmu.

Tujuan Penelitian , seperti yang telah dikemukakan di muka, dapat dilihat dari dua sisi: (1) untuk mengembangkan pengetahuan, (2) untuk memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Tujuan pertama dalam penelitian-penelitian bisnis dan akuntansi yang bersifat jangka panjang karena umumnya tidak terkait secara langsung dengan pemecahan masalah-masalah praktis. Hasil penelitian yang lebih menekankan pada usaha pemecahan masalah-masalah praktis diperlukan untuk pertimbangan dalam membuat keputusan bisnis.

Metode-metode Penelitian . Definisi di muka menyatakan, bahwa peneltian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan terorganisasi. Kata sistematis dan terorganisasi menunjukkan bahwa untuk mencapai tujuannya, peneltian menggunakan cara- cara atau prosedur-prosedur tertentu yang diatur dengan baik (metode-metode). Metodologi penelitian berisi pengetahuan yang mengkaji ketentuan mengenai metode-metode yang digunakan dalam penelitian (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 3).

Metodologi Penelitian mempunyai beberapa karakteristik antara lain:

a. Penelitian dimulai dengan suatu pertanyaan atau permasalahan.

b. Penelitian memerlukan pernyataan yang jelas tentang tujuan.

c. Penelitian mengikuti rancangan prosedur yang spesifik.

d. Penelitian biasanya membagi permasalahan utama menjadi sub-sub masalah yang lebih dapat dikelola.

e. Penelitian diarahkan oleh permasalahan, pertanyaan, atau hipotesis penelitian yang spesifik.

f. Penelitian menerima asumsi kritis tertentu.

g. Penelitian memerlukan pengumpulan dan interpretasi data dalam upaya untuk menjawab permasalahan penelitian (Leedy, 1997).

Penelitian dan Ilmu . Penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan. Ilmu merupakan bagian dari pegetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Penelitian, dengan demikian mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu. Peneltian pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode yang digunkan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yang dikenal dengan metode ilmiah (scientific method) (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 4).

METODE ILMIAH Metode ilmiah merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk

memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu (pengetahuan ilmiah). Tidak semua pengetahuan berupa ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Cara untuk memperoleh pengetahuan dalam kajian filsafat dikenal dengan istilah epistemologi (filsafat pengetahuan). Metode ilmiah dengan demikian merupakan epitemologi ilmu yang mengkaji sumber-sumber untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Uraian mengenai metode ilmiah disini, tentu saja tidak selengkap pembahasan dalam kajian filsafat ilmu pengetahuan. Fokus pembahasan metode ilmiah disini diarahkan untuk memahami hakekat peneltian sebagai operasionalisasi dari prosedur-prosedur tertentu untuk memperoleh pengetahuan ilmiah (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 4-5).

Karakteristik Ilmu Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasa

dan berpikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan bertindak. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai fakta atau fenomena alam (fakta yang benar atau yang umumnya dinilai benar). Pengetahuan yang menjelaskan fenomena dan berpikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap dan bertindak. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai fakta atau fenomena alam (fakta yang benar atau yang umumnya dinilai benar). Pengetahuan yang menjelaskan fenomena

Ilmu sebagai sumber kebenaran adalah pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Suatu pengetahuan dapat dikategorikan sebagi ilmu, jika memenuhi setidaknya dua kriteria yaitu sebagai pengetahuan yang rasional dan teruji.

Pengetahuan yang rasional mempunyai pegertian sebagai pengetahuan yang disusun dengan menggunakan pikiran dan timbangan yang logis atau masuk akal. Pengetahuan yang rasional disusun berdasarkan pola pikir tertentu yang masuk akal. Pengetahuan yang disusun dengan logika tertentu sering dikatakan sebagai pegetahuan yang menggunakan penalaran. Karakteristik pengetahuan yang rasional adalah yang menggunakan logika tertentu atau penalaran dalam membuat suatu kesimpulan.

Ilmu menjadi sumber kebenaran untuk mengatasi segala persoalan dalam kehidupan manusia. Kebenaran dalam ilmu, meskipun demikian harus dipahami sebagai kebenaran yang tidak mutla. Kebenaran ilmu bersifat relatif, karena kebenaran ilmu tergantung padapola pikir yang digunakan ilmu dalam menyusun pengetahuannya. Suatu pengetahuan yang benar menurut penalaranatau logika tertentu, kemungkinan belum tentu benar menurut penalaran atau logika yang lain.

Pengetahuan yang teruji adalah pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta atau fenomena. Fakta dapat berupa kejadian-kejadian atau segala sesuatu yang dialami dalam kehidupan nyata atau tertangkap oleh pengalaman hidup manusia. Salah satu kriteria ilmu adalah pengetahuan yang diperoleh secara empiris atau berdasarkan pada pengalaman hidup manusia. Kriteria pengetahuan yang tersusun berdasarkan segala sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman manusia.

Kedua kriteria tersebut pengetahuan sebagai ilmu tersebut merupakan tolokukur untuk menguji kesahihan (validitas) dan keandalan ilmu sebagai kebenaran. Berdasarkan kriteria yang harus dipenuhi ilmu merupakan pengetahuan yang disusun berdasarkan penalaran rasional yang didukung oleh fakta empiris. Suatu pengetahuan yang rasional tetapi tidak sesuai dengan fakta empiris yang dijelaskannya akan menjadi sumber kebenaran yang kurang valid dan kurang andal. Pengetahuan yang demikian kurang memadai untuk menjelaskan dan memprediksi fakta, karena fungsi utama ilmu adalah memberikan penjelasan mengenai fakta Kedua kriteria tersebut pengetahuan sebagai ilmu tersebut merupakan tolokukur untuk menguji kesahihan (validitas) dan keandalan ilmu sebagai kebenaran. Berdasarkan kriteria yang harus dipenuhi ilmu merupakan pengetahuan yang disusun berdasarkan penalaran rasional yang didukung oleh fakta empiris. Suatu pengetahuan yang rasional tetapi tidak sesuai dengan fakta empiris yang dijelaskannya akan menjadi sumber kebenaran yang kurang valid dan kurang andal. Pengetahuan yang demikian kurang memadai untuk menjelaskan dan memprediksi fakta, karena fungsi utama ilmu adalah memberikan penjelasan mengenai fakta

PARADIGMA PENELITIAN Pendekatan penelitian atau paradigm penelitian terutama dalam ilmu-ilmu social,

merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan bagaiman cara pandang penelitian terhadap kehidupan social dan perlakuan peneliti terhadap ilmu dan teori. Secara umum terdapat dua pendekatan dalam penelitian ilmiah yaitu (1) paradigma kuantitatif dan (2) paradigma kualitatif.

Paradigma Kuantitatif Pardigma kuantitatif disebut juga paradigma tradisional, positivism, atau empiris.

Pendekatan kuantitatif menekankan pada kombinasi antara logika deduktif dan penggunaan alat-alat kuantitatif atau analisis data dengan prosedur statistik dalam menginterpretasikan suatu fenomena secara objektif. Dalam pendekatan deduktif, penelitian dilakukan untuk menguji hipotesis melalui pengujian data atau fenomena untuk membuktikan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti. Akuntansi dapat dikatakan sebagai metode terorganisasi yang mengkombinasikan logika deduktif dengan pengamatan empiris dari suatu fenomena informasi finansial dalam bisnis. Dengan demikian penelitian akuntansi dalam pendekatan ini difokuskan pada pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi akuntansi normatif. Misalnya dengan menggunakan kuesioner dan teknik survey lainnya, sikap terhadap kemanfaatan teknik yang berbeda dapat diuji atau dengan mensurvei pendapat-pendapat analis keuangan, manajer atau akuntan terhadap tugas atau kasus tertentu yang dibuat peneliti (misalnya prediksi kembangkrutan, keputusan membeli atau menjual saham dan lain-lain) (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 12).

Paradigma Kualitatif Pendekatan kualitatif disebut juga pendekatan alternative, konstruktifis, naturalistis

atau interpretative atau perpektif postmodern. Paradigma kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman kualitatif yang mendalam tentang fenomena yang diteliti dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang atau interpretative atau perpektif postmodern. Paradigma kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman kualitatif yang mendalam tentang fenomena yang diteliti dalam kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang

KRITERIA PENELITIAN ILMIAH Berikut ini penjelasan singkat mengenai criteria suatu penelitian ilmiah yang baik:

1. Purposiveness, tujuan penelitian pada dasarnya adalah menjawab suatu masalah atau pertanyaan. Peneliti perlu merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian dengan jelas agar dapat menyatakan tujuan penelitian dengan jelas.

2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan desain metodologi yang baik. Penelitian ilmiah menggunakan teori-teori yang ketat dan baik sebagai landasan untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian. Disamping itu, dibutuhkan juga metode pengujian data yang relevan untuk menjawab masalah yang diteliti.

3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas. Penelitian ilmiah mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis atau berdasarkan pengungkapan data.

4. Replicability, pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis.

5. Objectivity, berdasarkan fakta dari data aktual : tidak subjektif dan emosional. Objektivitas merupakan asumsi yang berlaku pada paradigm kuantitatif.

6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya akan semakin meningkatkan kontribusi dari temuan tersebut terhadap pengembangan teori atau praktek.

7. Precision, Mendekati realitas dan confidence peluang kejadian dari estimasi dapat dilihat.

8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya. Penjelasan yang berlebihan umumnya akan mengaburkan focus maslah dan argumentasi ilmiah yang digunakan untuk menjawab pertanyaan (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 14-15).

BAB 2 : LINGKUP DAN KLASIFIKASI PENELITIAN BISNIS TOPIK PEMBAHASAN LINGKUP DAN  PENELITIAN BISNIS

KLASIFIKASI

 Lingkup Penelitian

Manajemen  Lingkup Penelitian

PENELITIAN

Akuntansi

 KLASIFIKASI PENELITIAN

BISNIS

BISNIS

 Berdasarkan Tujuan

TUJUAN PEMBAHASAN

Penelitian

 Menjelaskan pengertian dan

 Penelitian Dasar

 Penelitian Terapan

lingkup penelitian bisnis

 Berdasarkan Karakteristik  Memberikan contoh topik-topik Masalah

penelitian manajemen dan

 Penelitian Historis

akuntansi

 Penelitian Deskriptif 

 Membahas klasifikasi penelitian

Studi Kasus dan

Lapangan

bisnis berdasarkan tujuan

 Penelitian Korelasional

penelitian

 Penelitian Kausal-

 Membahas klasifikasi penelitian

Komparatif

bisnis berdasarkan karakteristik

 Penelitian Eksperimen

 masalah Berdasarkan Jenis Data

 Membahas klasifikasi penelitian

 Penelitian Opini

 Penelitian Empiris

bisnisberdasarkan jenis data

 Menjelaskan tipe-tipe penelitian  Tipe-Tipe Penelitian Kualitatif

 Penelitian Arsip

kualitatif

PENELITIAN BISNIS

Penelitian bisnis adalah proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis dan objektif untuk membantu pembuatan keputusan bisnis. Perbedaan antara penelitian bisnis dengan penelitian lain terletak pada jenis dan sifat fakta yang diuji. Fakta dalam penelitian bisnis berkaitan dengan manusia dan usahanya untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.

Penelitian bisnis mengalami perkembangan pesat sejalan dengan perkembangan lingkungan bisnis. Kemajuan teknologi komputer, komunikasi, transportasi dan permanufakturan merupakan faktor utama yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan mengarah pada kompetisi bisnis yang ketat dalam skala global. Para manajer, atau secara kolektif disebut manajemen, memerlukan informasi yang valid dan andal untuk mendukung pembuatan keputusan. Penguasaan informasi diperlukan untuk mengurangi ketidakpastian dan memperoleh keunggulan bersaing. Fungsi utama manajemen sebagai pembuat keputusan, dan fungsi penyediaan informasi (keuangan) oleh akuntansi, merupakan fungsi-fungsi yang memegang peran penting dalam organisasi bisnis untuk bersaing. Kebutuhan informasi yang valid dan andal sebagai dasar untuk pembuatan keputusan manajemen, mendorong perkembangan dan kebutuhan penelitian bisnis, termasuk diantaranya penelitian manajemen dan akuntansi (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 20).

Lingkup Penelitian Manajemen Lingkup penelitian manajemen dapat di kelompokkan antara lain ke dalam bidang-

bidang: bisnis umum, pemasaran dan penjualan, keuangan (finance), manajemen dan perilaku organisasional, sistem informasi manajemen, manajemen operasi, dan manajemen sumber daya manusia. Berikut beberapa contoh topik utama dalam lingkup penelitian manajemen:

 Bisnis Umum : Peramalan jangka pendek dan jangka panjang, trend bisnis, inflasi dan penentuan harga, akuisisi, ekspor dan perdagangan internasional, dsb.  Pemasaran dan Penjualan : Potensi pasar, bagian dan segmentasi pasar, karakteristik pasar, konsep produk baru, penjualan, saluran distribusi, promosi penjualan, perilaku konsumen, dsb.

 Keuangan : Anggaran, sumber-sumber pembiayaan, modal kerja, investasi, tingkat bunga dan resiko kredit, biaya modal, penilaian saham dan obligasi, portofolio, hasil resiko, rasio-rasio keuangan, analisis biaya, lembaga keuangan, merger dan akuisisi, dsb.

 Manajemen dan Perilaku Organisasional : Manajemen mutu terpadu, motivasi dan kepuasan kerja, gaya kepemimpinan, produktivitas tenaga kerja, efektivitas organisasional, budaya dan komunikasi organisasi, studi gerak dan waktu, serikat kerja, dsb.

 Sistem Informasi Manajemen, antara lain meliputi studi mengenai: sistem informasi eksekutif, sistem komunikasi bisnis, sistem pendukung keputusan, aliansi fungsi sistem informasi, personel sistem informasi, pengembangan sistem informasi, dsb (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 20-21).

Lingkup Penelitian Akuntansi Lingkup penelitian akuntansi antara lain dalam bidang: akuntansi keuangan, investasi

dan pasar modal, akuntansi manajemen, auditing, sistem informasi akuntansi, dan perpajakan. Berikut adalah contoh topik penelitian dalam penelitian akuntansi:

 Akuntansi Keuangan : Teori-teori akuntansi, standar akuntansi keuangan,

kebijakan dan metode akuntansi, pengukuran dan pengakuan akuntanasi, sistem pelaporan, rasio-rasio keuangan, dsb.

 Investasi dan Pasar Modal : Efisiensi pasar, saham dan obligasi, penawaran efek

perdana, pemecahan saham, pengumuman deviden, resiko dan hasil, institusi bursa efek, reksa dana, pengaruh pajak, insider trading, dsb.

 Akuntansi Manajemen : Anggaran, insentif, pengukuran kinerja, alokasi biaya, penentuan harga pokok, activity based cost, manajemen mutu, just in time, dsb.

 Auditing : Teori audit, opini akuntan, sample audit, resiko audit, EDP audit, dsb.  Sistem Informasi Akuntansi : Desain dan seleksi sistem, penerapan dan evaluasi

sistem, pengujian pengendalian internal, sistem database, expert system, electronic data interchange, berbagai aplikasi perangkat lunak tertentu pada bidang manajemen keuangan, audit, proses pengajaran dan konferensi, dsb.

 Pajak : Perencanaan pajak, sistem dan tata cara perpajakan, akuntansi

pajak, pemeriksaan pajak, perilaku wajib pajak, dsb (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 21-22).

KLASIFIKASI PENELITIAN BISNIS

Suatu kegiatan penelitian dalam praktiknya kemungkinan merupakan penelitian yang mencakup multi disiplin ilmu dan merupakan kombinasi penerapan dari beberapa metode penelitian. Adanya berbagai sudut pandang dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pengklasifikasian penelitian kemungkinan dapat menyebabkan rancu dan tumpang tindih dalam mengidentifikasi tipe penelitian. Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai sudut pandang, diantaranya berdasarkan (1) tujuan peneliatian, (2) karakteristik masalah, (3) jenis data. Pengetahuan mengenai klasifikasi diperlukan untuk mengetahui karakteristik dari masing-masing metode penelitian. Dalam praktik penelitian dapat dilakukan secara multi disiplin dan merupakan kombinasi dari beberapa metode penelitian.

Berdasarkan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian seperti yang telah dibahas dimuka, meliputi : pengembangan teori dan pemecahan masalah. Berdasarkan kedua tujuan tersebut, penelitian dapat diklasifikasikan sebagai (Zikmund, 1994, hal. 6-13) :

1. Penelitian dasar : yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan teori. Penelitian ini lebih lanjut diklasifikasikan menjadi : (1) penelitian deduktif yang mempunyai tujuan untuk menguji konstruk teori, dan (2) penelitian induktif yang mempunyai tujuan untuk menyusun konstruksi teori.

2. Penelitian terapan : yaitu penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah. Penelitian ini selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi (Buckley, Buckley, & Chiang, 1976, hal. 23): (1) penelitian evaluasi, untuk menilai efektivitas suatu tindakan, kegiatan atau program, (2) penelitian dan pengembangan, untuk mengembangkan produk baru atau proses menghasilkan produk, (3) penelitian aksi, untuk mengembangkan keterampilan dan pendekatan baru serta memecahkan suatu masalah.

Penelitian Dasar Merupakan tipe penelitian yang berkaitan juga dengan pemecahan persoalan, tetapi

dalam pengertian yang berbeda, yaitu berupa persoalan yang bersifat teoritis dan tidak mempunyai pengaruh secara langsung dengan penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja dalam pengertian yang berbeda, yaitu berupa persoalan yang bersifat teoritis dan tidak mempunyai pengaruh secara langsung dengan penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja

Penelitian Deduktif , merupakan tipe penelitian yang bertujuan untuk menguji (testing) hipotesis melalui validasi teori atau pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu. Tipe penelitian ini menggunakan hipotesis apriori (Sekaran, 2013, hal. 5-6) (berdasarkan teori, bukan fakta) sebagai pedoman atau arah untuk memilih, mengumpulkan atau menganalisis data.

Penelitian Induktif , merupakan tipe penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotesis melalui pengungkapan fakta (fact finding). Tipe penelitian ini menekankan pada kebenaran dan realitas fakta untuk menghindari adanya teori-teori atau opini-opini yang membingungkan.

Penelitian Terapan Merupakan tipe penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah-masalah

praktis. Penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan spesifik dalam rangka penentuan kebijakan, tindakan atau kinerja tertentu.

Penelitian Evaluasi . Tipe peneltian yang digunakan untuk mendukung pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan dalam pembuatan keputusan bisnis. Penelitian ini melakukan penilaian terhadap efektivitas suatu tindakan kegiatan, atau program.

Penelitian dan Pengembangan . Penelitian yang dimaksud untuk mengembangkan produk baru atau pengembangan proses untuk menghasilkan produk.

Penelitian Aksi . Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan ketrampilan atau pendekatan baru dan memecahkan masalah tertentu. Masalah yang diteliti umumnya merupakan masalah praktis dan relevan dengan kondisi aktual lingkungan kerja. Penelitian aksi (tindakan) dapat meneruskan salah satu tujuan di atas dengan penetapan persyaratan untuk menemukan solusi dengan bertindak sesuatu. Penelitian ini umumnya dilakukan dengan eksperimen tidakan dan mengamati hasilnya; berdasar hasil tersebut disusun persyaratan solusi. Dalam eksperimen penelitian tindakan dibuat berbagai alat bantu mengingatkan orang bahwa udara luar sudah lebih dingin dari udara dalam. Ternyata dari beberapa alat bantu, ada satu yang paling dapat diterima. Dari temuan itu disusun persyaratan solusi terhadap fenomena di atas (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 23-25).

Berdasarkan Karakteristik Masalah Berdasarkan karakteristik masalah yang di teliti, penelitian dapat diklasifikasikan ke

dalam: (1) penelitian historis, (2) penelitian deskriptif, (3) penelitian studi kasus atau lapangan, (4) peneltian korelasional, (5) penelitian kausal komparatif, (6) penelitian eksperimen.

Penelitian Historis Penelitian Historis ( Historic Research), merupakan penelitian terhadap masalah-

masalah yang berkaitan dengan fenomena masa lalu (historis). Tujuan penelitian historis adalah melakukan rekonstruksi fenomena masa lalu secara sistematis, obyektif dan akurat untuk menjelaskan fenomena masa sekarang atau mengantisipasi fenomena masa yang akan datang. Sumber daya penelitian historis terdiri atas sumber primer, yaitu sumber yang berasal dari pengamatan langsung penelitian terhadap kejadian yang tercatat dalam sumber sekunder berupa sumber yang berasal dari pengamatan orang lain.

Penelitian Deskriptif Penelitian Deskriptif (Descritive Research), merupakan penelitian terhadap masalah-

masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subyek yang diteliti.

Studi Kasus dan Lapangan Studi Kasus dan Lapangan (Case and Field Study), merupakan penelitian dengan

karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subyek yang diteliti dapat berupa individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu.

Penelitian Korelasional Penelitian Korelasional (Correlatinal Research), merupakan tipe penelitian dengan

karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian adalah untuk menentukan atau tidaknya korelasi antar variabel atau membuat prediksi berdasarkan korelasi antar variabel.

Penelitian Kausal Komparatif Penelitian Kausal Komparatif (Causal-Comparative Research), merupakan tipe

penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antar dua variabel atau lebih.

Penelitian Eksperimen Penelitian Eksperimen (Experimental Research), merupakan tipe penelitian dengan

karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal komparatif, yaitu mengenai sebab- akibat antara dua variabel atau lebih (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 25-28).

Berdasarkan Jenis Data

Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam: (1) penelitian opini, (2) penelitian empiris, (3) penelitian arsip.

Penelitian Opini Penelitian Opini (Opinion Research) , merupakan penelitian terhadap fakta berupa

opini atau pendapat orang (responden). Data yang diteliti dapat berupa pendapat responden secara individual atau secara kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki pandangan, persepsi, atau penelitian responden terhadap masalah tertentu yang berupa tanggapan responden terhadap diri responden atau kondisi lingkungan dan perubahannya. Bila peneliti mencari pandangan atau persepsi orang-orang terhadap suatu permasalahan, maka ia melakukan penelitian opini. Orang-orang tersebut dapat merupakan kelompok atau perorangan (jadi domain-nya dapat berupa kelompok atau individual). Terdapat banyak ragam metode/teknik yang dapat dipakai untuk penelitian opini perorangan, salah satunya yang populer dan formal adalah: metode penelitian survei (survey research). Selain itu, penjaringan persepsi perorangan yang informal dapat dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk mengumpulkan opini kelompok, secara formal, dapat dipakai metode Delphi. Metode ini dilakukan terhadap kelompok pakar, untuk mengembangkan konsensus —atau tidak adanya konsensus —dengan menghindari pengaruh opini antar pakar. Teknik informal untuk menggali opini kelompok dapat dilakukan antara lain dengan curah gagas (brainstorming). Cara ini dilakukan dengan (a) menfokuskan pada satu masalah yang jelas, (b) terima semua ide, tanpa opini atau pendapat orang (responden). Data yang diteliti dapat berupa pendapat responden secara individual atau secara kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki pandangan, persepsi, atau penelitian responden terhadap masalah tertentu yang berupa tanggapan responden terhadap diri responden atau kondisi lingkungan dan perubahannya. Bila peneliti mencari pandangan atau persepsi orang-orang terhadap suatu permasalahan, maka ia melakukan penelitian opini. Orang-orang tersebut dapat merupakan kelompok atau perorangan (jadi domain-nya dapat berupa kelompok atau individual). Terdapat banyak ragam metode/teknik yang dapat dipakai untuk penelitian opini perorangan, salah satunya yang populer dan formal adalah: metode penelitian survei (survey research). Selain itu, penjaringan persepsi perorangan yang informal dapat dilakukan dengan teknik wawancara. Untuk mengumpulkan opini kelompok, secara formal, dapat dipakai metode Delphi. Metode ini dilakukan terhadap kelompok pakar, untuk mengembangkan konsensus —atau tidak adanya konsensus —dengan menghindari pengaruh opini antar pakar. Teknik informal untuk menggali opini kelompok dapat dilakukan antara lain dengan curah gagas (brainstorming). Cara ini dilakukan dengan (a) menfokuskan pada satu masalah yang jelas, (b) terima semua ide, tanpa

Penelitian Empiris Penelitian Empiris (Empirical Research), merupakan penelitian terhadap fakta

empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian ini memerlukan kehadiran peneliti untuk melakukan observasi terhadap fakta atau segala sesuatu yang dialami tanpa perantara orang lain. Empiris terkait dengan observasi atau kejadian yang dialami sendiri oleh peneliti (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 20).

Penelitian Arsip Penelitian Arsip (Archival Research), merupakan penelitian terhadap fakta yang

tertulis (dokumen) atau berupa arsip data. Dokumen atau arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat berasal dari data internal, yaitu : dokumen, arsip dan catatan orsinil yang diperoleh dari suatu organisasi atau berasal dari data internal. (Indriantoro & Supomo, 2002, hal. 30) “Arsip”, dalam hal ini, diartikan sebagai rekaman fakta yang disimpan. Kita bedakan tiga tipe arsip, yaitu: (1) primer, (2) sekunder, dan (3) fisik. Dua tipe yang pertama berkaitan dengan arsip tertulis, tape, dan bentuk -bentuk lain dokumentasi. Arsip primer adalah rekaman fakta langsung oleh perekamnya (misal: data perkantoran), sedangkan arsip sekunder merupakan hasil rekaman orang/pihak lain. Tipe ketiga, yaitu arsip fisik, dapat berupa batu candi, jejak kaki, dan sebagainya. Teknik informal dalam penelitian ini berupa antara lain: scanning dan observasi.

Teknik formal untuk arsip tertulis primer dapat dilakukan dengan metode analisis isi (content analysis). Terhadap arsip sekunder dapat dilakukan teknik sampling, sedangkan terhadap arsip fisik dapat dilakukan antara lain dengan pengukuran erosi dan akresi (untuk penelitian arkeologi) (Crates, 2012).

Tipe-Tipe Penelitian Kualitatif

Metode yang digunakan dalam seleksi, koleksi dan analisis data yang tercakup dalam proses pengujian data dipengaruhi oleh paradigma penelitian. Berdasarkan paradigma penelitian kualitatif ada beberapa tipe penelitian yang diklasifikasikan berdasarkan metode Metode yang digunakan dalam seleksi, koleksi dan analisis data yang tercakup dalam proses pengujian data dipengaruhi oleh paradigma penelitian. Berdasarkan paradigma penelitian kualitatif ada beberapa tipe penelitian yang diklasifikasikan berdasarkan metode

BAB 3 : MASALAH PENELITIAN TOPIK PEMBAHASAN MASALAH

 MAKNA MASALAH PENELITIAN

PENELITIAN

 MASALAH DAN VARIABEL TUJUAN PEMBAHASAN PENELITIAN

 Variabel Terikat  Menjelaskan makna masalah (Dependent Variable)

penelitian

 Variabel Bebas  Membedakan masalah dan (Independent Variable)

variabel penelitian

 Variabel Moderator  Menjelaskan variabel bebas, (Moderating Variable)

terikat, moderator, dan

 Variabel Intervening

intervening

(Intervening Variable)

MAKNA MASALAH PENELITIAN Penelitian dilakukan ketika ada masalah yang dihadapi dan perlu untuk dipecahkan atau

dicarikan jawabannya. Masalah bermakna kesenjangan atau perbedaan antara kenyataan yang terjadi dengan harapan atau apa yang seharusnya terjadi. Hasil dari proses meneliti tersebut tidak hanya sekedar jawaban atas permasalahan yang ada, tetapi jauh lebih luas adalah sebagai referensi untuk pimpinan dalam memecahkan masalah di organisasinya. Ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah dari penelitian adalah sesuatu yang memang bermanfaat.

Definisi masalah penelitian adalah hasil dari suatu proses penalaran yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka untuk menerjemahkan fenomena untuk diuji melalui penelitian (Jonker & Pennink, 2010). Biasanya masalah penelitian adalah sebuah masalah tetapi juga dapat berarti peluang. Masalah diartikan sebagai situasi dimana suatu fakta yang terjadi sudah menyimpang dari batas toleransi yang diharapkan (Umar, 2002). Tetapi masalah sebuah masalah tidak selalu berarti bahwa ada sesuatu yang secara serius salah, namun suatu masalah bisa saja merupakan minat, ketertarikan, rasa penasaran terhadap sesuatu (Sekaran, 2006).

Apabila masalah penelitian hanya dimaknai sebagai sesuatu yang negative atau menyimpang dari yang seharusnya saja, maka penelitian tidak akan menghasilkan produk- produk yang inovatif. Sehingga, peneliti hanya akan meneliti masalah-masalah yang sudah pernah diteliti oleh orang lain. Perlu dicermati, temuan-temuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusi selama ini banyak dihasilkan dari adanya inovasi masalah. Ketiadaan membuat orang melakukan penelitian. Kelangkaan membuat lahirnya produk-produk alternative. Keingintahuan mendalam membuat munculnya informasi-informasi terbaru yang belum ada sebelumnya.

Kesimpulannya, masalah bisa bermakna beragam, yaitu sesuatu hal negatif padahal seharusnya positif. Masalah adalah ketiadaan, keinginan kita seharusnya ada. Masalah adalah kelangkaan, seharusnya tersedia selalu atau tidak langka. Masalah adalah kemunduran, seharusnya sesuatu terus mengalami kemajuan. Masalah adalah keraguan, seharusnya sesuatu itu meyakinkan, tidak menimbulkan tanda tanya iya atau tidak, benar atau salah, tinggi atau rendah.

MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN Sesuatu yang menjadi masalah penelitian akan dinyatakan dalam bentuk variabel

penelitian. Variabel adalah suatu sifat-sifat yang dipelajari, suatu simbol atau lambing yang padanya melekat bilangan atau nilai, dapat dibedakan, memiliki variasi nilai atau perbedaan nilai (Bernard, 2000; Kerlinger, 2000). Dengan demikian segala sesuatu yang dapat dibedakan, atau sesuatu yang di dalamnya ada nilai-nilai tertentu yang dapat dibedakan baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dijadikan sebagai variabel penelitian.

Dalam praktiknya seorang peneliti dalam penelitiannya mungkin menggunakan hanya satu variabel, namun mungkin juga lebih dari satu variabel. Variabel-variabel yang dikaji secara mandiri tergolong dalam masalah penelitian deskriptif. Ketika peneliti bermaksud mengkaji keterkaitan antar variabel maka penelitiannya adalah masalah penelitian asositif, dan ketika bermaksud membandingkan objek yang ada mengenai suatu variabel, maka penelitiannya adalah tergolong masalah penelitian komparatif.

Variabel dapat dibedakan dalam berbagai bentuk diantaranya:  Variabel terikat (dependent variable)

 Variabel bebas (independent variable)  Variabel moderator (moderating variable)  Variabel intervening (intervening variable)

Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi, terikat, tergantung oleh variabel lain yakni variabel bebas. Variabel terikat ini umumnya menjadi perhatian utama oleh peneliti.

Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah kebalikan dari variabel terikat, variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Dengan kata lain variabel bebas adalah sesuatu yang menjadi sebab terjadinya perubahan nilai pada variabel terikat.

Variabel Moderator (Moderating Variable)

Variabel moderator (moderating variable) merupakan variabel lain yang begitu kuat (moderat) dalam mempengaruhi hubungan variabel bebas dan variabel terikat (Baron & Kenny, 1986;

Bennet, 2000). Dengan kata lain variabel moderator adalah variabel yang dapat memperkuat tetapi juga mungkin dapat memperlemah hubungan variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel Intervening (Intervening Variable)

Variabel intervening (intervening variable) adalah tipe variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan hubungan terikat menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening meruapakan variabel yang terletak diantara variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat.

BAB 4 : KERANGKA TEORITIS

TOPIK PEMBAHASAN KERANGKA  MAKNA TEORI TEORITIS FUNGSI TEORI DAN STUDI LITERATUR TUJUAN PEMBAHASAN  SUMBER TEORI

  Membedakan Makna Teori,

TEKNIK MENGKAJI LITERATUR

Preposisi, Konsep Dan Construct

 HIPOTESIS

 Menjelaskan Fungsi Teori  Menjelaskan Sumber Teori  Menjelaskan Teknik Mengkaji

Literatur  Membahas Hipotesis

MAKNA TEORI Apa sebenarnya makna teori? Teori adalah seperangkat konsep, konstruk dan preposisi

tentang suatu objek penelitian. Konsep dan konstruk memiliki makna yang berdekatan. Pertama, konsep. Konsep adalah abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasi hal-hal khusus. Konsep dalam pengertian tersebut bermakna suatu ide atau pengertian yang diabstraksikan dari sesuatu yang nyata. Kedua, konstruk adalah konsep yang dapat diukur yang didefinisikan dan dispesifikasikan dengan cara tertentu yang memungkinkan untuk diamati dan dilakukan pengukuran terhadapnya. Terakhir, preposisi. Preposisi adalah pernyataan yang berkaitan dengan hubungan antara suatu konsep dengan konsep lain.

Dalam berbagai laporan penelitian, teori ini dikaji dalam suatu bab tersendiri. Sebagian menyajikan dalam bab “landasan teori”, sebagian menyajikannya dengan nama bab “tinjauan pustaka”, sebagian lainnya menyatakan sebagai “studi literatur”. Istilah-istilah tersebut

memang berbeda, tetapi pada hakikatnya di dalam bagian tersebut peneliti bermaksud mengurai teori-teori yang dijadikan sebagai landasan variabel penelitiannya dan lebih lanjut teori ini berfungsi untuk menjadi landasan dalam menyusun hipotesis penelitian.

Demikian juga dalam penelitian, teori yang disajikan oleh peneliti dalam laporan penelitiannya dapat memuat seluruh teori yang ada tentang variabel yang diteliti, baik sejak teori awal terbentuk hingga perkembangan teori terakhir. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dan orang lain yang membaca laporan penelitian, akan dapat lebih memahami apa dan bagaimana teori tersebut ada.

FUNGSI TEORI DAN STUDI LITERATUR Teori dalam penelitian memiliki kedudukan penting. Teori merupakan hasil kajian ilmiah dari

para ahli akademis yang berkonsentrasi terhadap suatu bidang tertentu. Teori berfungsi untuk menjelaskan hubungan antara suatu gejala dan pengamatan yang telah dilakukan, meramalkan fungsi dari gejala-gejala yang diamati berdasarkan pengetahuan. Secara ringkas agar mudah dipahami, teori dapat berfungsi sebagai berikut:

 Mengidentifikasi permasalahan penelitian. Proses awal dalam penelitian adalah menetapkan permasalahan. Peneliti mengamati bahwa ada permasalahan tertentu di

bidang ilmunya. Untuk memahami permasalahan tersebut tidak cukup hanya dengan bidang ilmunya. Untuk memahami permasalahan tersebut tidak cukup hanya dengan

 Menjelaskan hakikat variabel penelitian. Variabel penelitian yang telah dipilih oleh peneliti dalam penelitiannya akan dapat lebih dipercaya secara ilmiah apabila variabel

tersebut didukung oleh suatu konsep, sehingga isi teori bukan sekedar pendapat atau pemikiran peneliti. Konsep teori yang diperlukan untuk menjelaskan hakikat variabel sebaiknya berisi mengenai apa, mengapa dan bagaimana:

1. Apa definisi suatu variabel (definisi, pengertian)

2. Apa saja faktor-faktor yang membentuk suatu variabel.

3. Mengapa variabel tersebut penting atau bermanfaat.

4. Bagaimana cara mengukur variabel.

5. Bagaimana hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.  Landasan untuk menyusun hipotesis penelitian. Teori dapat berfungsi sebagai landasan

untuk menyusun suatu hipotesis penelitian. Hipotesis adalah dugaan yang bersifat sementara, dengan demikian dugaan tersebut tidak boleh diduga hanya dengan pemikiran peneliti semata, tetapi harus didukung oleh teori.

 Dasar untuk menyusun instrument penelitian. Instrument penelitian (alat pengumpulan data penelitian) yang akan digunakan untuk mengukur suatu variabel berasal dari teori- teori yang ada.

 Acuan untuk membahas hasil penelitian. Teori juga berfungsi sebagai landasan bagi peneliti ketika melakukan pembahasan atau analisis yang akan dilakukan. Apabila

peneliti memperoleh suatu temuan dari penelitiannya maka peneliti dapat membandingkannya dengan teori yang telah disusunnya, apakah temuan penelitiannya tersebut sama atau mungkin berbeda dengan teori yang ada.

SUMBER TEORI Teori dan penelitian harus bersama-sama berfungsi dalam menambah pengetahuan

ilmiah, dan seorang peneliti tidak boleh menilai teori terlepas dari penelitian empiris, melainkan harus menghubungkan satu dengan lainnya, jika kita melakukan penelitian adalah ilmiah, dan seorang peneliti tidak boleh menilai teori terlepas dari penelitian empiris, melainkan harus menghubungkan satu dengan lainnya, jika kita melakukan penelitian adalah

Tinjauan pustaka atau studi literatur merupakan langkah penting di dalam penelitian. Langkah ini meliputi identifikasi, lokasi, dan analisis dari dokumen yang berisi informasi yang berhubungan dengan permasalahan penelitian secara sistematis. Dokumen ini meliputi jurnal, abstrak, tinjauan buku, data statistik, dan laporan penelitian yang relevan. Melalui langkah ini penyusunan hipotesis juga lebih baik karena pemahaman permasalahan yang diteliti akan lebih mendalam. Dengan mengetahui berbagai penelitian yang sudah ada, peneliti akan menjadi lebih tajam dalam melakukan interpretasi hasil penelitian (Kuncoro, 2003, 28).

Dengan demikian, dapat dilihat dari penjelasan sebelumnya bahwa sumber referensi untuk landasan teori, studi literature atau studi kepustakaan dapat bersumber dari dua hal,yaitu :

 Cetak (printed) : segala sumber referensi yang berbentuk cetakan.  Elektronis (nonprinted) : segala sumber referensi yang berbentuk non cetakan

atau elektronis. Dalam banyak kasus, peneliti banyak mengutip referensi dari buku teks untuk

melandasi teori penelitiannya. Namun demikian, sumber referensi dapat diperkaya oleh peneliti dari hasil-hasil penelitian di dalam jurnal ilmiah. Tujuannya adalah untuk mengamati perkembangan mengenai teori yang sedang difokuskan dalam kajian penelitian oleh peneliti, sehingga teori yang dirujuk tetap up to date. Sebagai kesimpulan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merujuk teori dari berbagai sumber, teori yang digunakan hendaknya:

1. Memiliki nilai ilmiah tinggi, bukan merupakan konsep-konsep umum yang tidak memiliki makna pengetahuan spesifik.

2. Teori yang telah teruji kehandalannya, dan banyak digunakan oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

3. Teori-teori yang digunakan sebaiknya teori-teori yang telah disempurnakan melalui penelitian-penelitian terbaru, yang tentunya hanya dapat diperoleh dari sumber referensi terkini.

4. Menyebutkan sumber referensi dengan jelas, dan jujur dalam mengemukakan sumber penulis referensi.

5. Teori-teori yang dikutip sedapat mungkin mengandung bangunan teori, yakni pengertian atau definisi-definisi dari masing-masing variabel, faktor-faktor yang mempengaruhi variabel, ukuran-ukuran atau indikator dari setiap variabel, pentingnya variabel, hubungan antar variabel yang diteliti yang akan diturunkan untuk mengemukakan kerangka konseptual dan hipotesis.

TEKNIK MENGKAJI LITERATUR Mengkaji literatur atau tinjauan pustaka dalam penelitian bukan sekedar mengutip

pendapat satu orang atau sekedar mengumpulkan kutipan-kutipan dari berbagai sumber. Mengkaji literatur idealnya adalah memahami secara mendalam tentang suatu permasalahan yang sedang diteliti. Literatur pustaka dapat berfokus pada hasil penelitian sebelumnya, metode penelitian, teori, aplikasi, atau semua hal tersebut. Tinjauan literatur bisa berusaha untuk mengintegrasikan apa yang telah dikatakan dan dilakukan orang lain, mengkritik karya ilmiah sebelumnya, membangun jembatan atau penghubung antar topik yang terkait, mengidentifikasi isu-isu sentral di lapangan, atau mengenai kesemua hal tersebut.

Semakin tinggi jenjang pendidikan peneliti maka akan semakin dalam kegiatan dalam mengkaji literatur. Untuk jenjang sarjana, pada dasarnya hanya mendeskripsikan literatur, fokus kepada topic, sebagian besar mengindikasikan permasalahan utama, tertuju langsung kepada topik. Analisis topik dilakukan untuk mendapatkan pembenaran. Pada jenjang master, peneliti melakukan analisis meliputi isu metodologis, teknik penelitian dan topik, menunjukkan pengetahuan tentang kelebihan dan kekurangan sesuatu hal, dan juga tentang isu-isu teoritis yang relevan dengan topik atau masalah penelitian. Untuk jenjang doktor, melakukan sintesis analitis, mencakup semua yang dikenal literatur tentang masalah penelitian, termasuk dalam berbagai bahasa.