Psikologi pendidikan dalam pembelajaran sastra (2)

Bayi adalah fase perkembangan anak sejak dilahirkan hingga dia berusia 2 tahun.
Pada masa ini, keberlangsungan kehidupan bayi masih bergantung sepenuhnya pada orang
lain. Dia memerlukan perlakukan khusus, sehubungan dengan proses adaptasi terhadap
lingkungan barunya, yaitu dari kandungan ke dunia.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi, banyak dinilai orang sebagai suatu keajaiban
dalam kehidupan. Sangat sulit untuk menjelaskan, bagaimana seorang bayi harus sanggup
bernapas dengan paru-parunya secara seketika begitu dia dilahirkan. Padahal sebelumnya
selama 9 bulan dia berada dalam kandungan ibunya, dan tidak berinteraksi secara langsung
dengan udara luar.
Bagaimanakah pertumbuhan dan perkembangan ajaib itu berlangsung?
Pada masa awal kelahiran, kepala menyusun bagian yang luar biasa besar dari seluruh
tubuh, yaitu 1 : 4, Pada masa selanjutnya proporsi tubuh berubah, dan mengikuti dua pola,
yakni pola cephalocaudal dan pola proximodistal.
Pola cephalocaudal merupakan rangkaian dimana pertumbuhan tercepat selalu
terjadi di kepala. Pertumbuhan fisik dalam ukuran, berat badan dan perbedaan ciri fisik
secara bertahap bekerja dari atas ke bawah.
Perkembangan sensoris dan motorik juga biasanya berproses menurut prinsip
cephalocaudal. Sebagai contoh, bayi lebih dahulu dapat melihat obyek sebelum dapat
mengendalikan tubuh mereka. Bayi juga terlebih dahulu dapat menggunakan tangannya,
sebelum dapat merangkak atau berjalan.
Sekalipun demikian sebuah studi juga menunjukkan bukti bahwa ternyata bayi

berusaha menyentuh mainan untuk pertama kali dengan kakinya, bukan dengan tangannya.
Namun, secara khusus temuan ini tidak lantas dapat menggugurkan berlakunya pola
cephalocaudal. Banyak ahli perkembangan anak tetap menggunakan pola cephalocaudal ini
sebagai metode pendekatan untuk mempelajari perkembangan anak.
Pola proximodistal merupakan rangkaian pertumbuhan yang mulai dari pusat tubuh
dan bergerak kearah tangan dan kaki. Contohnya kendali otot tubuh dan lengan lebih dulu
matang sebelum kendali tangan dan jari. Lebih jauh lagi, bayi menggunakan seluruh
tangannya sebagai kesatuan sebelum mereka dapat mengontrol beberapa jari mereka.
Rata-rata bayi Indonesia dilahirkan dengan tinggi badan antara 47 cm hingga 55 cm, dan
berat badan antara 2,7 kilogram hingga 4 kilogram. Namun demikian tinggi badan dan berat
badan bayi baru lahir, diluar standar rata-rata itu juga ada. Terdapat banyak faktor yang
mempengaruhinya, baik berupa asupan gizi ibu hamil maupun kondisi fisik dan psikisnya.
Namun secara umum, adanya perbedaan itu, tidak memberi pengaruh nyata dalam
perkembangan bayi normal.
Sekalipun untuk anak baru lahir dari usia 0 hingga 2 tahun biasa disebut dengan bayi, namun
sebenarnya ada penamaan khusus untuk bayi baru lahir dari usia 0 hingga 2 minggu, yaitu

neonatal. Untuk mengurai bagaimana perkembangan bayi, marilah kita awali dengan
perkembangan bayi pada masa neonatal. Dimana pada masa neonatal ini seorang manusia
harus hidup sebagai makhluk individu untuk pertama kalinya, dan bukan lagi sebagai parasit

yang berada dalam perut ibunya.

MASA NEONATAL (0 – 2 MINGGU)
Masa bayi neonatal merupakan periode yang paling berbahaya, baik secara fisik maupun
psikis. Secara fisik periode ini berbahaya karena sulitnya melakukan penyesuaian diri secara
radikal dan penting pada lingkungan yang baru dan berbeda. Di Negara-negara dunia ketiga,
banyak bayi neonatal yang mati karena persoalan ini.
1. Perkembangan fisik
• Biasanya terjadi penurunan berat badan, sebagai akibat dari keharusan bayi untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Terdapat empat hal pokok yang harus
dilalui bayi dalam proses penyesuaian ini, yaitu bernapas, menelan atau
menghisap, sistem pembuangan kotoran dan perubahan suhu..
• Seringkali terdapat rambut-rambut halus di kepala dan punggung, namun rambut
halus yang di punggung lambat laun akan hilang dengan sendirinya.
• Memiliki proporsi kepala dengan panjang tubuh sebesar 1 : 4, sementara pada
orang dewasa proporsi ini biasanya 1 : 7.
2. Perkembagan motorik
Gerakan bayi baru lahir selalu bersifat acak dan tidak berhubungan dengan kejadiankejadian tertentu dalam lingkungannya. Secara umum gerakan ini terbagi dalam dua
kategori;
• Gerakan Menyeluruh

Gerakan menyeluruh terjadi di seluruh tubuh bila salah satu bagian tubuh mendapat
stimulasi, namun demikian gerakan yang paling menonjol berada pada bagian tubuh
yang mendapat stimulasi secara langsung. Biasanya gerakan menyeluruh semakin
meningkat dan semakin sering terjadi dari hari ke hari. Gerakan terbesar biasanya
terjadi pagi hari ketika bayi baru bangun dari tidur yang lama, sedangkan gerakan
yang paling sedikit biasanya terjadi pada siang hari.
• Gerakan Khusus
Gerakan khusus meliputi bagian tubuh-tubuh tertentu, misalnya menghisap ketika
bibirnya disentuh, atau ketika dia lapar. Gerakan ini termasuk gerak refleks, yang
merupakan tanggapan terhadap rangsangan indera khusus dan yang tidak berubah
dengan pengulangan rangsang yang sama.
3. Perkembangan Sensorik

• Bayi neonatal tidak buta, tetapi bidang penglihatannya hanya kira-kira setengah
dari bidang penglihatan orang dewasa. Batang mata belum berkembang kecuali di
sekitar fovea. Penglihatan warna sama sekali tidak ada atau sangat minimal karena
sel kerucut mata belum berkembang.
• Pendengaran adalah indera yang paling sedikit berkembang setelah kelahiran.
Sebagian disebabkan karena telinga tengah tersumbat oleh cairan amniotic
setelah kelahirannya. Keberadaan cairan dalam telinga ini tidak memungkinkan

gelombang suara untuk dapat masuk ke dalam telinga dalam, dimana terletak selsel pendengaran. Namun setelah 3 atau 4 hari, bayi neonatal akan mulai dapat
mendengarkan suara-suara dari luar.
• Kemampuan penciuman bayi termasuk bagian yang cepat berkembang, begitu juga
kemampuan pengecapannya. Sebagai contoh, bayi neonatal yang tidak
mendapatkan ASI dari ibunya hanya mau mengkonsumsi susu formula yang
memiliki rasa dan aroma yang sama seperti yang pertama kali dia rasakan. Banyak
bayi enggan meminum susu, ketika orang tuanya berusaha mengganti merk susu
yang biasanya dia minum.
• Bayi memiliki kepekaan organik sehubungan dengan rasa lapar dan haus yang dia
alami. Untuk menunjukkan perasaan ini, biasanya bayi akan menangis.
• Kulit bayi juga sudah cukup peka terhadap perbedaan suhu, rabaan dan tekanan.
Kepekaan terhadap rasa dingin lebih berkembang dari pada kepekaan terhadap
panas. Sementara kulit bibir bayi adalah tempat yang paling peka, dibanding
bagian kulit lainnya, respon cepat akan segera dilakukan bayi apabila dia
mendapat sentuhan pada bagian ini. Selain itu bayi juga sudah memiliki kepekaan
terhadap rasa sakit atau nyaman sehubungan dengan dilakukannya tekanantekanan pada bagian tubuhnya.
4. Perkembangan Bahasa
Bahasa pada masa ini lebih tepat dikatakan sebagai vokalisasi, yang dapat dibagi
menjadi dua kategori yaitu suara tangis dan suara eksplosif.
• Menangis

Selama masa neonatal dan bulan-bulan pertama masa bayi, tangis merupakan
bentuk suara yang paling menonjol. Menangis pada waktu lahir merupakan gerak
refleks yang terjadi ketika udara masuk ke dalam tali suara yang menyebabkan tali
suara bergetar. Proses ini berguna untuk memompa paru-paru sehingga
memungkinkan pernapasan dan memberikan oksigen yang cukup untuk darah. Selain
itu, tangisan bayi juga memiliki nilai social. Tangis bayi merupakan prilaku pertama
yang menandakan ketergantungan total sang bayi kepada satu makhluk yaitu ibu
yang melahirkannya. Ketergantungan ini berkait erat dengan kemungkinan
berkomunikasi dengan sekelompok manusia dalam suatu lingkungan.
• Suara Eksplosif

Kadang-kadang bayi yang baru lahir mengeluarkan suara eksplosif seperti napas yang
berat. Suara itu merupakan ucapan tanda arti atau tujuan dan terjadi secara
kebetulan kalau otot-otot suara mengkerut. Biasanya bunyi-bunyi ini disebut dengan
“dekutan”, “degukan” atau “dengkuran”. Lambat laun bunyi-bunyian tersebut
semakin kuat dan berkembang menjadi ocehan untuk selanjutnya berubah jadi
bicara.
5. Perkembangan Kesadaran dan Emosi
Kesadaran bayi baru lahir masih kabur, artinya bayi baru lahir tidak menyadari
sepenuhnya tentang apa yang terjadi disekitarnya. Reaksi emosionalpun belum

berkembang secara khusus. Reaksi emosional hanya berkaitan dengan sesuatu hal
yang menyenangkan (ditandai oleh tubuh yang tenang) atau sesuatu hal yang tidak
menyenangkan (ditandai oleh tubuh yang tegang).

Struktur mendahului fungsi arinya bahwa anggota tubuh individu akan dapat berfungsi
setelah matang strukturnya
Wujud
dari
Diferensiasi
Sosial
di
Masyarakat.
Kehidupan manusia berbeda-beda sesuai dengan jalan hidup masing-masing dan setiap
manusia bebas memilih jalan hidupnya sendiri. Perbedaan-perbedaan yang dimiliki
setiap anggota masyarakat merupakan diferensiasi sosial. Dengan kata lain, diferensiasi
sosial adalah pengelompokan masyarakat ke dalam atribut secara horizontal, seperti ras,
etnis atau suku bangsa, klan, agama, profesi, dan jenis kelamin.
Diferensiasi sosial dapat juga berlandaskan status sosial, dalam arti setiap unsur sosial
tersebut statusnya sama atau sederajat. Contohnya, suku bangsa. Setiap suku bangsa di
dunia ini mempunyai derajat yang sama. Berdasarkan jenisnya, diferensiasi sosial dapat

dibedakan sebagai berikut.
a) Diferensiasi tingkatan (rank differentiation), terjadi akibat adanya ketidakseimbangan
penyaluran barang dan jasa yang dibutuhkan ke suatu daerah. Penyalurannya melalui
berbagai tangan sehingga sampai ke tujuan memiliki harga yang berbeda.
b) Diferensiasi fungsional (functional differentiation), terjadi karena adanya pembagian
kerja yang berbeda-beda di suatu lembaga sosial. Setiap orang yang bekerja harus
melaksanakan kewajiban sesuai dengan fungsinya.
c) Diferensiasi adat (custom differentiation), aturan dan norma yang mengikat
masyarakat muncul di suatu daerah sebagai kebutuhan. Munculnya norma atau aturan
untuk mengatur ketenteraman dan ketertiban masyarakat sengaja diadakan pada saat
dan situasi tertentu karena keberadaannya memang dibutuhkan. Adanya aturan atau

norma yang muncul, sejalan dengan nilai yang ada pada masyarakat bersangkutan, agar
perilaku setiap warganya terkendali.
Dari bentuknya, diferensiasi sosial dibedakan sebagai berikut.
1. Perbedaan Ras
Konsep ras memiliki banyak pengertian, bergantung pada tujuan dan kondisi yang
diperlukan. Dalam pemahaman masyarakat secara umum, ras dapat berarti golongan
tertentu umat manusia berdasarkan ciri-ciri biologis. Umat manusia yang menempati
permukaan bumi telah digolongkan menurut ciri lahiriahnya (ras) ke dalam dua

golongan, yaitu sebagai berikut.
a. Ciri-ciri kualitatif, meliputi warna kulit, warna dan bentuk rambut, bentuk bibir,
bentuk hidung, dan lain-lain.
b. Ciri-ciri kuantitatif, meliputi berat badan, tinggi badan, ukuran badan, bentuk dan
ukuran kepala. Untuk mengetahui ukuran kepala (index chephalis), dilakukan dengan
cara membagi lebar kepala dengan panjangnya, kemudian dikalikan seratus. Kepala
manusia terdiri atas tujuh bentuk, yaitu ultradolichocephalis, hyperdolichocephalis,
dolichocephalis, mesocephalis, brachycephalis, hyperbracycephalis, dan ultra
bracycephalis.
2. Perbedaan Agama
Agama merupakan institusi penting yang mengatur kehidupan manusia. Istilah agama
yang dikenal masyarakat merupakan terjemahan dari kata religion yang berarti
mengikat. Menurut Emanuel Kant, agama adalah perasaan berkewajiban melaksanakan
perintah-perintah Tuhan. Agama tidak terbatas perasaan, tetapi juga ibadah atau
amaliah. Menurut Emile Burnaof, agama merupakan amaliah akal manusia yang
mengakui adanya kekuatan Yang Maha tinggi dan amaliah hati manusia yang memohon
rahmat dari kekuatan tersebut. Ada pula yang mengartikan bahwa agama adalah suatu
sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan halhal suci. Kepercayaan tersebut mempersatukan semua orang yang beriman ke dalam
suatu komunitas moral yang dinamakan umat.


3. Perbedaan Suku Bangsa
Menurut Heckmann, suku bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki
kolektivitas serta identitas kultural tertentu dan hidup dalam sebuah negara, bersamasama kelompok etnis lainnya. Adapun Koentjaraningrat mengartikan suku bangsa
sebagai suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan
kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas tersebut sering dikuatkan
oleh kesatuan bahasa. Suku bangsa lahir atau diawali dari suatu kelompok kekerabatan.
Kelompok kekerabatan adalah suatu kesatuan individu yang terikat oleh ciri-ciri sebagai
berikut.
a. Memiliki perangkat norma yang mengatur perilaku anggota kelompok.
b. Memiliki suatu rasa kepribadian kelompok yang disadari oleh semua anggotanya.
c. Memiliki suatu aktivitas berkumpul anggotanya yang dilakukan secara berulang-ulang.
d. Memiliki suatu sistem hak dan kewajiban yang mengatur interaksi antar anggota
kelompok.
e. Memiliki pemimpin atau pengurus yang mengorganisasi aktivitas-aktivitas kelompok.
f. Memiliki suatu sistem hak dan kewajiban bagi anggotanya terhadap sejumlah harta
produktif, harta konsumtif, atau harta pusaka tertentu.
4. Perbedaan Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga merupakan salah satu unsur pembeda dalam diferensiasi sosial. Secara
hakiki, perbedaan laki-laki dengan perempuan bersifat horizontal atau tidak menunjuk kan
perbedaan derajat yang tinggi atau rendah sebab perbedaan tersebut hanya menyangkut

bentuk dan sifat dasar. Di berbagai bidang kehidupan, perbedaan jenis kelamin bukanlah
halangan untuk melakukan suatu pekerjaan. Saat ini, banyak wanita yang menggeluti bidang
pekerjaan yang dahulu hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, meskipun ada beberapa
pekerjaan yang tidak mungkin dilakukan oleh wanita. Contohnya, seperti bekerja menjadi
tukang becak atau bekerja di pengeboran minyak lepas pantai.
5. Perbedaan Profesi
Kehidupan manusia, terutama yang telah memiliki pekerjaan dan menjalankan tugasnya
sehari-hari, tidak lepas dari profesi atau kedudukan. Kedudukan yang dimiliki seseorang
dilatarbelakangi peran yang berfungsi melaksanakan hak dan kewajiban dalam kegiatan
sehari-hari. Profesi akan berdampingan dengan kedudukan. Walaupun setiap orang dapat
saja memiliki kedudukan yang sama dengan orang lain, profesi dapat berbeda.
Kewajiban yang dijalankan oleh orang yang memiliki profesi dapat berbeda-beda, begitu

pula cara dan sumber imbalan sebagai hak yang diterima. Perbedaan antara suatu profesi
dan profesi lain bersifat horizontal sebab tidak ada sesuatu jenis pekerjaan yang lebih baik
daripada pekerjaan lain. Dalam hubungannya dengan diferensiasi sosial, setiap profesi
jangan dinilai atau diukur secara ekonomis dan normatif sebab jika dinilai secara ekonomi
hanya akan menggambarkan tinggi-rendah atau baik-buruknya.
6. Perbedaan Klan
Klan berhubungan dengan latar belakang keturunan yang tergabung dalam keluarga luas,

baik berdasarkan garis keturunan wanita (matrilineal) maupun laki-laki (patrileneal) atau
keduanya. Klan merupakan suatu organisasi sosial yang khusus menghimpun anggotanya
berasal dari satu keturunan yang sama sehingga klan akan memiliki struktur sosial tersendiri
yang secara khusus untuk memperkokoh ikatan kekerabatan di antara mereka.
Orang-orang yang terhimpun dalam suatu klan dapat diketahui dari nama belakang (nama
keluarga) yang mereka pakai seperti yang dimiliki oleh masyarakat Batak, tetapi terdapat
juga anggota sebuah klan yang dapat dikenali dari lambang-lambang yang dipasang di rumah
atau perilaku khusus yang hanya berlaku bagi suatu klan. Klan di Indonesia merupakan
warisan budaya yang diturunkan oleh pendahulu mereka.
Proses Terjadinya Integrasi Sosial
Dalam setiap masyarakat, terdapat komponen-komponen yang saling bersaing sampai
terbentuk suatu konflik. Di sisi lain, juga terdapat komponen masyarakat dalam skala kecil
maupun besar membangun suatu kerja sama yang saling mendukung dan menguntungkan.
Ini merupakan proses awal dari terjadinya integrasi sosial dalam masyarakat. Dalam suatu
proses integrasi sosial berlangsung tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Proses Interaksi
Proses interaksi merupakan proses paling awal untuk membangun suatu kerja sama dengan
ditandai adanya kecenderungan-kecenderungan positif yang dapat melahirkan aktivitas
bersama. Proses interaksi dilandasi adanya saling pengertian dengan saling menjaga hak dan
kewajiban antar pihak.
2. Proses Identifikasi
Proses interaksi dapat berlanjut menjadi proses identifikasi manakala masing-masing pihak
dapat menerima dan memahami keberadaan pihak lain seutuhnya. Pada dasarnya, proses
identifikasi adalah proses untuk memahami sifat dan keberadaan orang lain. Jika proses ini
dapat berlangsung dengan lancar maka akan menghasilkan hubungan kerja berlangsung

dengan lancar maka akan menghasilkan hubungan kerja sama yang lebih erat. Sebab,
masing-masing pihak mengetahui karakternya dan saling menjaga keutuhan hubungan
tersebut.
3. Kerjasama (Cooperation)
Menurut Charles H Cooley mengatakan bahwa kerja sama timbul apa bila orang menyadari
bahwa mereka mepunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengerahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk
memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui kerja sama,kesadaran akan adanya
kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang
penting dalam kerja sama yang berguna.
4. Proses Akomodasi
Akomodasi sebenarnya merupakan suatu cara untuk menyelesakan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan,sehingga lawan tersebut kehilangan kepribadiannya.Tujuan dari
akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya,yaitu:
a) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok
manusia sebagai akibat perbedaan faham. Akomodasi disini bertujuan untuk menghasilkan
suatu sintesa antara kedua pendapat tersebut, agar menghasilkan suatu pola yang baru.
b) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan,untuk sementara waktu atau secara
temporer.
c) Akomodasi kadang-kadang diusahakan untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara
kelompok-kelompok sosial yang sebegai akibat faktor-faktor sosial, psikologis dan
kebudayaan, hidup terpisah seperti, misalnya yang dijumpai pada masyarakat-masyarakat
yang mengenal sistem berkasta.
d) Mengusahakan pelebutan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya
perkawinan campuran atau asimilasi dalam arti yang luas.
5. Proses Asmilasi
Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan yang ditandai dengan
adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orangperorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk

mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.Secara singkat,maka proses asimilasi
ditandai dengan pengembangan sikap-sikap yang sama.
6. Proses Integrasi
Proses integrasi merupakan proses penyesuaian antar unsur masyarakat yang berbeda
hingga membentuk suatu keserasian fungsi dalam kehidupan. Apabila dua pihak atau lebih
yang terintegrasi telah mampu menjalankan peranannya masing-masing maka akan dapat
membentuk hubungan dalam masyarakat dan dinamakan integrasi sosial.
Dalam integrasi sosial, terdapat kesamaan pola pikir, gerak langkah, tujuan dan orientasi
serta keserasian fungsi dalam kehidupan. Adanya hal ini dapat mewujudkan keteraturan
sosial dalam masyarakat.
Penyebab Terjadinya Konflik di Masyarakat
Pada hakekatnya konflik merupakan suatu pertarungan menang-kalah antar kelompok atau
perorangan yang berbeda kepentingannya satu sama lain dalam organisasi. Atau dengan
kata lain, konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antogonistik antara dua
atau lebih pihak. Pertentangan kepentingan ini berbeda dalam intensitasnya tergantung
pada sarana yang dipakai. Masing-masing ingin membela nilai-nilai yang telah menganggap
mereka benar, dan memaksa pihak lain untuk mengakui nilai-nilai tersebut baik secara halus
maupun keras.
Konflik dapat terjadi tanpa diduga-duga sebelumnya, konflik dapat disebabkan oleh berbagai
macam hal yang terjadi di masyarakat. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab
terjadinya konflik yang terjadi di masyarakat.
a. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian
dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan
perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor
penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak
selalu sejalan dengan kelompoknya. Misalnya, ketika berlangsung pentas musik di
lingkungan pemukiman, tentu perasaan setiap warganya akan berbeda-beda. Ada
yang merasa terganggu karena berisik, tetapi ada pula yang merasa terhibur.
b. Perbedaan latar belakang kebudayaan
Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan
pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya
akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.

c. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang
berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang
atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang
dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. Sebagai
contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan hutan. Para
tokoh masyarakat menanggap hutan sebagai kekayaan budaya yang menjadi
bagian dari kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh ditebang.
Para petani menbang pohon-pohon karena dianggap sebagai penghalang bagi
mereka untuk membuat kebun atau ladang. Bagi para pengusaha kayu, pohonpohon ditebang dan kemudian kayunya diekspor guna mendapatkan uang dan
membuka pekerjaan. Sedangkan bagi pecinta lingkungan, hutan adalah bagian
dari lingkungan sehingga harus dilestarikan. Di sini jelas terlihat ada perbedaan
kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya sehingga akan
mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan
ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu
pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu,
misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena
perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang
memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk
dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.
d. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu
berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu
terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada masyarakat pedesaan yang mengalami
proses industrialisasi yang mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilainilai lama pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara
cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri. Nilai-nilai yang berubah itu
seperti nilai kegotongroyongan berganti menjadi nilai kontrak kerja dengan upah
yang disesuaikan menurut jenis pekerjaannya. Hubungan kekerabatan bergeser
menjadi hubungan struktural yang disusun dalam organisasi formal perusahaan.
Nilai-nilai kebersamaan berubah menjadi individualis dan nilai-nilai tentang
pemanfaatan waktu yang cenderung tidak ketat berubah menjadi pembagian
waktu yang tegas seperti jadwal kerja dan istirahat dalam dunia industri.
Perubahan-perubahan ini, jika terjadi seara cepat atau mendadak, akan membuat
kegoncangan proses-proses sosial di masyarakat, bahkan akan terjadi upaya
penolakan terhadap semua bentuk perubahan karena dianggap mengacaukan
tatanan kehiodupan masyarakat yang telah ada.

Kata Konkret dan Abstrak
Kata yang acuannya semakin mudah diserap oleh panca indra disebut kata konkrit.
Contoh: lemari, kursi, mobil, tampan.
Jika acuannya sebuah kata tidak mudah diserap pancaindra, kata itu disebut kata abstrak.
Contoh: kebijakan, usulan, khayalan, impian.
Kata abstrak digunakan untuk menggungkapkan gagasan rumit. Kata abstrak mampu
membedakan secara halus gagasan yang bersifat teknis dan khusus. Akan tetapi, jika kata
abstrak terlalu diobral atau dihambur-hamburkan dalam suatu karangan, karangan itu dapat
menjadi samar dan tidak cermat.
Kata abstrak mempunyai referensi berupa konsep, sedangkan kata konkrit
mempunyai referensi objek yang dapat diamati. Pemakaian dalam penulisan bergantung
pada jenis dan tujuan penulisan. Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan kata-kata
konkrit, seperti: hama tanaman penggerak, penyakit radang paru-paru, Virus HIV. Tetapi
karangan berupa klasifikasi atau generalisasi sebuah konsep menggunakan kata abstrak,
seperti: pendidikan usia dini, bahasa pemograman, High Text Markup Language (HTML).
Uraian sebuah konsep biasanya diawali dengan detil yang menggunakan kata abstrak
dilanjutkan dengan detil yang menggunakan kata konkrit.
Contoh:
1. Pegawai Negri RI mendapatkan kenaikan sepuluh persen (kata konkrit)
2. Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang lain bersifat abstrak. (tidak berwujud atau
tidak berbentuk)
3. kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak
Perkembangan berlangsung dari egosentrisme ke perspektivisme.
Artinya bahwa pada mulanya seorang anak hanya melihat atau memperhatikan dirinya
sebagai pusat, dia melihat bahwa lingkungan harus memenuhi kebutuhan dirinya. Melalui
pangalamannya dalam bergaul, lambat laun sikap egosentris akan berubah menjadi
perspektivis, yang ditunjukksn dengan sikap simpati dan perhatian terhadap orang lain.
Perkembangan itu berlangsung dari “outer control to inner control”, maksudnya pada
awalnya anak sangat bergantung pada orang lain sehingga hidupnya didominasi oleh

pengontrolan dari luar seiring bertambahnya pengalaman dari lingkungan ia mampu
mengontrol dirinya sendiri.