LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PEMBUATAN ES KRI

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM PEMBUATAN ES KRIM
Disusun untuk Memenuhi Tugas KIMIA

Disusun oleh :
Nama :
1. Falasifah
2. Gita Hindrawati
3. Meilisa Wahyu W.
4. Tri Hidayati Ningrum
5. Tyas Noor
6. Yunita Ayuningtyas
Kelas : XII IPA 2
Guru : Bu Giyanti

(
(
(
(
(
(


SMA NEGERI 12 SEMARANG
2014
JALAN RAYA GUNUNGPATI SEMARANG

)
)
)
)
)
)

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pembuatan Es Krim ini. Laporan ini
disusun dengan tujuan untuk memenuhi Tugas Mata Pelajaran KIMIA.
Terima kasih atas bantuan dari semua pihak, semoga bantuan yang diberikan itu
mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan YME serta mendapatkan kebahagian dunia
dan akhirat kelak.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari
sempurna, maka dengan senang hati kami mengharap saran dan kritik yang bersifat

membangun.
Akhir kata penulis harapkan semoga karya ilmiah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 18 Agustus 2014

Penulis

ii

Tugas Mata Pelajaran KIMIA “Sifat Koligatif Larutan”

DAFTAR ISI
COVER ..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
A. JUDUL PECOBAAN..............................................................................................1
B. TUJUAN PERCOBAAN .......................................................................................1
C. PELAKSANAAN PERCOBAAN..........................................................................1
D. LANDASAN TEORI..............................................................................................1
E. ALAT DAN BAHAN..............................................................................................5

F. CARA KERJA.........................................................................................................5
G. DATA HASIL PERCOBAAN................................................................................6
H. KESIMPULAN.......................................................................................................6
I. DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7

SMA Negeri 12 Semarang

iii

Tugas Mata Pelajaran KIMIA “Sifat Koligatif Larutan”

A.

JUDUL PERCOBAAN
“PEMBUATAN ES KRIM”

B.

TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui Titik Beku dan Penurunan Titik Beku Larutan dengan

mengaplikasikannya dalam pembuatan Es Krim

C.

D.

PELAKSANAAN PERCOBAAN
Hari, tanggal

: Senin, 18 Agustus 2014

Waktu

: 17.00 WIB – selesai

Tempat

: Ds.

LANDASAN TEORI


1. Sifat Koligatif Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi
antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari
komponen-komponen penyusun larutan tersebut. Salah satu sifat yang diakibatkan oleh
adanya interaksi antara zat terlarut dengan pelarut adalah sifat koligatif larutan. Sifat
koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat
terlarut di dalam larutan, dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut.
Hukum Ralout merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat
koligatif (dari bahasa lain colligare, yang berarti “megumpul bersama”) sebab sifat-sifat itu
tergantung pada efek kolektif jumlah partikel terlarut, bukannya pada sifat partikel yang
terlibat. Keempat sifat itu ialah:
1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.
2. Peningkatan titik didih.
3. Penurunan titik beku.
4. Gejala tekanan osmotik.

1
SMA Negeri 12 Semarang


Tugas Mata Pelajaran KIMIA “Sifat Koligatif Larutan”

2.

Penurunan Titik Beku Larutan
Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antar

partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik
antarmolekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan
mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut terhalang, akibatnya untuk
dapat lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Jadi titik
beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya. Perbedaan titik beku
akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (∆T f). Penurunan
titik beku larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan
titik beku pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan:
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)
Dimana:
∆Tf = penurunan titik beku
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
n


= jumlah mol zat pelarut

p

= massa zat pelarut

Titik beku larutan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik
bekunya atau Tf = Tf o- ∆Tf.
3. Penyebab dan Definisi Penurunan Titik Beku Larutan
Apakah yang dimaksud dengan penurunan titik beku? Air murni membeku pada
suhu 0o C, dengan adanya zat terlarut misalnya saja ditambahkan gula kedalam air tersebut
maka titik beku larutan ini tidak akan sama dengan 0o C, melainkan akan turun dibawah
0o C, inilah yang dimaksud sebagai “penurunan titik beku”.
Jadi larutan akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan
pelarut murninya. Sebagai contoh larutan garam dalam air akan memiliki titik beku yang
lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya yaitu air, atau larutan fenol dalam
alkohol akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya
yaitu alkohol.
Mengapa hal ini terjadi? Apakah zat terlarut menahan pelarut agar tidak membeku?

Penjelasan mengapa hal ini terjadi lebih mudah apabila dijelaskan dari sudut pandang
termodinamik sebagai berikut.
2
SMA Negeri 12 Semarang

Tugas Mata Pelajaran KIMIA “Sifat Koligatif Larutan”

Contoh, air murni pada suhu 0o C. pada suhu ini air berada pada kesetimbangan
antara fasa cair dan fasa padat. Artinya kecepatan air berubah wujud dari cair ke padat atau
sebaliknya adalah sama, sehingga bisa dikatakan fasa air dan fasa padat. Pada kondisi ini
memiliki potensial kimia yang sama, atau dengan kata lain tingkat energi kedua fasa adalah
sama.
Besarnya potensial kimia dipengaruhi oleh temperatur, jadi pada suhu tertentu
potensial kimia fasa padat atau fasa cair akan lebih rendah daripada yang lain, fasa yang
memiliki potensial kimia yang lebih rendah secara energi lebih disukai, misalnya pada
suhu 2o C fasa cair memiliki potensial kimi yang lebih rendah dibanding fasa padat
sehingga pada suhu ini maka air cenderung berada pada fasa cair, sebaliknya pada suhu 1o C fasa padat memiliki potensial kimia yang lebih rendah sehigga pada suhu ini air
cenderung berada pada fasa padat.
Apabila ke dalam air murni kita larutkan garam dan kemudian suhunya kita
turunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu pendinginan maka

perlahan-lahan sebagian larutan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu
tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut
lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa padat, akibatnya pada proses
pendinginan berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair,
sebab secara energi larutan lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan dengan fasa
padat. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah
(turun) sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Maka akan
lebih banyak energi yang diperlukan untuk mengubah larutan menjadi fasa padat karena
titik bekunya menjadi lebih rendah dibandingkan dengan pelarut murninya. Inilah sebab
mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya. Rumus untuk mencari
penurunan titik beku larutan adalah sebagai berikut:
∆Tf = Kf . m . i
Keterangan:
∆Tf = penuruna titik beku
∆ m = molalilatis larutan
Kf = tetapan konstanta titik beku larutan
Jangan lupa untuk menambahkan faktor Van Hoff pada rumus di atas apabila
larutan yang ditanyakan adalah larutan elektrolit.

3

SMA Negeri 12 Semarang

Tugas Mata Pelajaran KIMIA “Sifat Koligatif Larutan”

4.

Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan Dalam Pembuatan Es Krim
Bagaimana es krim dibuat?
Adonan es krim ditempatkan dalan bejana yang terendam es batu dan air yang telah

diberi garam dapur sambil diputar-putar untuk memperoleh suhu yang lebih rendah dari
0o C. Proses tersebut mengakibatkan adonan es krim membeku dengan titik beku es
beberapa derajat dibawah titik beku air murni. Hal ini terjadi karena proses perpindahan
kalor dari adonan es krim ke dalam campuran es batu, air dan garam dapur.
Temperatur normal campuran es dan air adalah 0o C. akan tetapi itu tidak cukup
dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk membekukan es
krim adalah -3o C atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambahkan
garam dalam proses pembekuan es krim. Sebenarnya banyak bahan kimia lain yang dapat
digunakan tetapi garam relatif murah. Garam berfungsi menurunkan titik beku larutan.
Ketika es diampur dengan garam, es mencair dan terlarut membentuk air garam serta

menurunkan temperaturnya. Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu
mendapatkan panas dari adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat dan lezat
seperti yang diinginkan.
Es krim merupakan makanan dengan gizi tinggi. Hidangan yang sudah tersaji sejak
zaman Romawi atau 400 SM itu ternyata mampu menyembuhkan influenza, serta
mengandung zat anti tumor. Pada tahun 1851 es krim dapar dikatakan sebagai jenis
hidangan paling populer di dunia. Pada tahun 2003, produksi es krim dunia mencapai lebih
dari satu miliar liter dan dikonsumsi oleh miliaran konsumen per tahun. Es krim adalah
anggota kelompok hidangan beku yang memiliki tekstur semi padat. Banyak fakta
menyebutkan bahwa es krim merupakan salah satu makanan bernilai gizi tinggi. Nilai gizi
es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan bakunya. Bahan-bahan yang digunakan
dalam pembuatan es krim adalah lemak susu, padatan susu tanpa lemak (skim), gula pasir,
bahan penstabil, pengemulsi, dan pencita rasa. Proses pembuatan es krim terdiri dari
pencampuran bahan, tes teurisasi, homogenasi, aging didalam refrigerator, pembekuan
sekaligus pengadukan didalam votator, dan terakhir adalah pengerasan (hardening)
didalam freezer. Dibalik kelembutan dan rasa manisnya, es krim terbukti memiliki
beberapa fakta gizi yang tak terduga. Keunggulan es krim didukung oleh bahan baku
utamanya, yaitu susu tanpa lemak dan lemak susu. Susu disebut sebagai makanan yang
hampir sempurna karena kandungan zat gizi yang lengkap. Para penelliti menemukan lebih
dari 100.000 jenis molekul yang terkandung di dalam susu, selain air dan lemak, molekul4
SMA Negeri 12 Semarang

Tugas Mata Pelajaran KIMIA “Sifat Koligatif Larutan”

molekul tersebut mencakup protein, karbohidrat, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin
A, C dan D. terdapat beberpa peneliti yang menyatakan bahwa susu termasuk dalam
golongan pangan fungsional. Sebagian besar komponen dalam susu telah diketahui
fungsinya secara biologis bagi tubuh. Komponen yang telah diketahui fungsinya adalah
protein terutama bagian whey, termasuk didalamnya alfalaktalbumin, betakloglobulin,
imunoglobulin, laktoferin,dan glikomakropeptida. Alfalaktalbumin berperan serta dalam
metabolisme karbohidrat. Enzim ini memiliki kemampuan berinteraksi dengan
enzim galaktotransferase. Fungsi enzim tersebut mentransportasikan galaktosa ke pool
glukosa. Beberapa penelitian membuktikan alfalaktalbumin sebagai zat anti tumor.
E.

ALAT DAN BAHAN
1. Mixer
2. Wadah Plastik
3. Sendok Adonan
4. Sendok makan
5. Es Krim Instan “Pondan” rasa Coklat dan Vanilla
6. Oreo
7. Choco Chips
8. Susu cair
9. Air
10. Panci
11. Es Batu dan Garam Dapur kasar

F.

CARA KERJA
1. Menyiapkan Alat dan Bahan yang diperlukan
2. Memasukkan bubuk es krim ke dalam wadah plastik
3. Memasukkan susu cair yang telah dilarutkan dalam air sebanyak 300 cc ke
dalam adonan bubuk es krim
4. Mengocok adonan menggunakan mixer selama 5-10 menit / hingga tekstur
adonan menjadi kental dan mengembang
5. Meuang adonan es krim ke dalam wadah siap saji.
6. Memasukkan adonan kedalam sebuah panci.
7. Menyiapkan es batu yang telah di hancurkan kasar ditambahkan dengan
garam dapur pada sebuah baskom. Kemudian meletakkan panci berisi adonan
5

SMA Negeri 12 Semarang

Tugas Mata Pelajaran KIMIA “Sifat Koligatif Larutan”

pada baskom tersebut. Kemudian memutar panci hingga adonan bertekstur
setengah padat dan mendingin.
8. Setelah proses pemutaran tersebut, adonan difrezeer selama 5 – 10 menit.
9. Untuk menambah kelembutan es krim, maka setelah difreezer, dikeluarkan
kembali dan dimixer ulang hingga tekstur menjadi lebih lembut.
10. Memasukkan pada wadah siap saji dan difreezer kembali.
11. Pada es krim rasa coklat ditambahkan dengan topping chocochips coklat dan
pada es krim rasa vanilla ditambahkan remukan kasar oreo.
G.

DATA HASIL PERCOBAAN
1. Adonan es krim setelah dikeluarkan dari freezer terbentuk menjadi es krim
yang sudah siap dimakan. Dengan tekstur lembut, tidak padat tetapi tidak juga
cair.
2. Dengan proses pemutaran es pada es batu dan garam dapur pembekuan es krim
terjadi lebih cepat.
3. Setelah adonan difreezer kemudian di mixer dan freezer kembali, adonan es
krim memiliki tekstur semakin lembut.

H.

KESIMPULAN
1. Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya bergantung pada jumlah
partikel zat terlarut dalam larutan, dan tidak bergantung pada jenis zat terlarut.
Sifat Koligatif larutan mencakup penurunan tekanan uap jeuh, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis.
2. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel zar terlarut disebut
penurunan titik beku (∆Tf) .penuruna titik beku larutan sebanding dengan hasil
kali molalitas larutan dengan tetapan penutrunan titik beku pelarut (Kf),
dinyatakan dengan persamaan:
∆Tf = Kf m atau ∆Tf = Kf (n x 1000/p)
3. Temperatur normal campuran es dan air adalah 0oC akan tetapi tidak cukup
dingin untuk membekukan es krim. Temperatur yang diperlukan untuk
membekuka es krim adalah -3 oC atau lebih rendah. Untuk mencapai suhu
tersebut perlu ditambahkan garam dalam proses pembuatan es krim. Garam
berfungsi menurunkan titik beku larutan. Ketika es dicampur dengan garam, es
6

SMA Negeri 12 Semarang

Tugas Mata Pelajaran KIMIA “Sifat Koligatif Larutan”

mencair dan terlarut membentuk air garam serta menurunkan temperaturnya.
Proses ini memerlukan panas dari luar. Campuran itu mendapatkan panas dari
adonan es krim maka hasilnya adalah es krim padat sesuai keinginan.
I.

DAFTAR PUSTAKA

Parning,dkk.2007. KIMIA 3 SMA/MA Kelas XII.Tanpa Tempat.KDT (Katalog Dalam
Terbitan).
Anonim.2013.Penerapan sifat koligatif pada pembuatan es krim. Diunduh di
http://izzahfahma.blogspot.com/2013/10/penerapan-sifat-koligatif-pada.html [18 Agustus
2014]
Anonim.2014.Pembuatan Es Krim. Diunduh di
http://indrajid21.blogspot.com/2014/02/laporan-pembuatan-eskrim.html [ 18 Agustus
2014]
Haryanto, Untung Tri.2013. LKS KIMIA Kelas XII Semester Gasal.Klaten:Viva Pakarindo.
Anonim.Tanpa Tahun.Es Krim. Diunduh di http://id.wikipedia.org/wiki/Es_krim [18
Agustus 2014]

7
SMA Negeri 12 Semarang