LAPORAN PRAKTIKUM DIAGNOSA KLINIK ANAMNE

LAPORAN PRAKTIKUM DIAGNOSA KLINIK

(ANAMNESA dan PEMERIKSAAN UMUM PADA KUCING)
Di Susun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Diagnosa Klinik

OLEH

KUNTUM KHOIRANI
O11111114
KELOMPOK V

PRODI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KENDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDIN
2013/2014

1. Judul : Anamnesa dan Pemeriksaan Umum Pada Kucing
2. Tujuan Praktikum :
Adapun tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui Persiapan untuk pemeriksaan umum pada kucing
b) Untuk mengetahui teknik restrain kucing untuk pemeriksaan


umum
c) Untuk mengetahui cara melakukan anamnesa yang benar
d) Untuk mengetahui prinsip dan metode pemeriksaan umum pada kucing

3. Tinjauan Pustaka
A.Persiapan Untuk Pemeriksaan Umum
Agar interaksi pasien berlangsung efisien dan lancar, penting bagi pemeriksa
untuk bersiap-siap sebelum perjumpaan dengan pasien. Langkah-langkan penting
pada persiapan ini meliputi hal-hal berikut: mengumpulkan peralatan, menyiapkan
tempat, dan menjamin keselamatan pasien.
Menyiapkan alat
Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan umum menyeluruh adalah:
• Pena cahaya atau senter digunakan untuk cek kulit dan respon pupil terhadap
cahaya
• Sarung tangan dan masker atau kaca mata pelindung/goggles sesuai aturan
Centers for Disease Control (CDC) untuk situasi tertentu.
• Otoskop dan oftalmoskop untuk memeriksa telinga dan mata (jika otoskop tidak
dilengkapi dengan spekulum pendek, maka diperlukan spekulum nasal).
• Depresor lidah untuk menggerakkan atau menahan lidah pada saat memeriksa
orofaring.

• Stetoskop (dengan bel dan diafragma) untuk auskultasi paru-paru, jantung dan
saluran cerna.

Peralatan tambahan yang diperlukan untuk menilai tanda-tanda vital (vital signs)
antara lain:
Thermometer



untuk

mengetahui temperature.
Jam dengan jarum penunjuk



detik atau jam digital/stopwatch untuk menghitung kecepatan detak jantung
(nadi) dan pernafasan.
Hampir semua alat sudah tercantum pada daftar di atas. Karena anda harus siap
melakukan pemeriksaan terfokus tanpa interupsi, anda harus menyiapkan

peralatan dasar (misalnya sfigmomanometer dan stetoskop) tersedia dan mudah
dijangkau di ruang praktek.Pengaturan yang hati-hati dan konsisten sebelum
memulai pemeriksaa akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemeriksaan dan
menjamin pemeriksaan selalu dilakukan dengan urutan yang sesuai.
B.Teknik Restrain Pada Kucing
Sebagaimana dengan hewan lain,kucing mempunyai temperamen yang bedbedabeda,dan orang yang akan menanganinya harus benar-benar memperhatikan
perbedaan-perbedaan ini.Tingkah laku sebagian besar kucing mengikuti suatu
pola yang harus dimengerti oleh mereka yang hendak mengobatinya.Kucing
merupakan hewan pemalu dan penakut dan karena itu mudah tertekan jika dibawa
ke

lingkungan

yang

baru

dan

menurut


perkiraan

kucing

tersebut

memusuhinya.Untuk menghindari kesulitan dalam mengekang hewan,seorang
dokter hewan harus mengamati tingkah laku kucing dan menentukan sifat hewan
tersebu.Jika hewan itu tenang,tidak gampang gelisah atau tertekn dan jika
pekerjaan yang akan dilakukan itu tidak menyebabkan kesakitan,dokter hewn dpat
memegang serta membelainya atau kalau tidak,menyenangkannya pada saat ia
melakukan pekerjaannya.
Jika kita sedng memeriksa kucing sebaiknya hewan itu ditempatkan di atas meja
dari kaca atau logam yang sangat licin.Karena hewan itu akan mendapatkan
kesulitan untuk mempertahankan keseimbangannya,maka hewan itu tidak akan

mampu mengulrkan cakarnya untuk mencakar sehingga pemeriksaan akan
berjalan mulus.
Keberanian kucing dan penerimaan kebaruan dan interaksi bervariasi dengan

predis genetik.Posisi dan lingkungan. sosialisasi dan pembiasaan penanganan
manusia, mulai antara 2-7 minggu usia, meningkatkan relationships.Meskipun
demikian, agitasi manusia, penanganan yang kasar, tiba-tiba atau gerakan tidak
menentu, atau suara-suara keras dapat menyebabkan tiba-tiba takut atau agresif
sebagai reaksi pada kucing.
C.Anamnesa
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu
dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh
butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).Yang dimaksud dengan empat pokok
pikiran, adalah melakukan anamnesis dengan cara mencari data :
1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi
Sebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan
adalah identitas pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras,sex,spesies,berat badan.
Dalam anamnesis alur pikir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan sistematis, sehingga perlu diingat : Fundamental Four & Sacred
Seven.
2. Mulai berfikir organ mana yang terkena dan jangan berpikir penyakit apa,

sehingga pengetahuan anatomi dan fisiologi harus dikuasai dengan baik.
3. Anamnesis menggunakan keterampilan interpersonal.
Keterampilan yang harus dikuasai dalam melakukan anamnesis
Memberi kesempatan pada pemilk untuk menceritakan permasalahan yang
dihadapinya (dengan kata – kata pemilik sendiri).Gunakan pertanyaan terbuka dan
tertutup secara tepat. Mulailah dengan pertanyaan terbuka terlebih dahulu, baru

diikuti dengan pertanyaan tertutup.Dengarkan dengan penuh perhatian. Berilah
kesempatan

pada

pemilk

untuk

menyelesaikan

ceritanya,


dan

jangan

menginterupsi.Berilah kesempatan pada pemilk untuk memberikan respons baik
secara verbal maupun nonverbal. Tehnik yang digunakan bisa pemberian
dukungan/

dorongan,

adanya

pengulangan,

paraphrasing,

interpretasi,

dll.Mengenali isyarat verbal dan non verbal yang ditunjukkan oleh pemilik.
Mengklarifikasi pernyataan pemilik yang kurang jelas, atau yang membutuhkan

suatu keterangan tambahan.Secara berkala buatlah ringkasan dari pernyataan yang
dibuat pemilik untuk memverifikasi pengertian anda. Mintalah pemilik untuk
mengkoreksi pernyataan anda, atau mintalah pada pemilik untuk memberikan
keterangan tambahan bila diperlukan.Gunakan pertanyaan yang ringkas dan
mudah dipahami. Hindari menggunakan istilah – istilah medis yang tidak
dipahami pemilik.Buatlah urutan waktu suatu kejadian.
D.Prinsip dan Metode Pemeriksaan Umum Pada Kucing
Tujuan umum pemeriksaan umum adalah untuk memperoleh informasi mengenai
status kesehatan pasien. Tujuan definitif pemeriksaan umum adalah, pertama,
untuk mengidentifikasi status “normal” dan kemudian mengetahui adanya variasi
dari keadaan normal tersebut dengan cara memvalidasi tanda-tanda pasien,
penapisan/skrining

keadaan wellbeing pasien, dan pemantauan masalah

kesehatan/penyakit pasien saat ini. Terdapat empat teknik pengkajian yang secara
universal diterima untuk digunakan selama pemeriksaan fsik: inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi. Teknik-teknik ini digunakan sebagai bingkai kerja yang
menfokuskan pada indera penglihatan, pendengaran, sentuhan dan penciuman.
Data dikumpulkan berdasarkan semua indera tersebut secara simultan untuk

membentuk informasi yang koheren. Teknik-teknik tersebut secara keseluruhan
disebutsebagai observasi/pengamatan, dan harus dilakukan sesuai dengan urutan
di atas, dan setiap teknik akan menambah data yang telah diperoleh sebelumnya.
Dua perkecualian untuk aturan ini, yaitu jika usia pasien atau tingkat keparahan
gejala memerlukan pemeriksaan ekstra dan ketika abdomen yang diperiksa.

INSPEKSI
Langkah pertama pada pemeriksaan pasien adalah inspeksi, yaitu melihat dan
mengevaluasi pasien secara visual dan merupakan metode tertua yang digunakan
untuk mengkaji/menilai pasien. Secara formal, pemeriksa menggunakan indera
penglihatan berkonsentrasi untuk melihat pasien secara seksama, persisten dan
tanpa terburu-buru, sejak detik pertama bertemu, dengan cara memperoleh riwayat
pasien dan, terutama, sepanjang pemeriksaan fisik dilakukan. Inspeksi juga
menggunakan indera pendengaran dan penciuman untuk mengetahui lebih lanjut,
lebih jelas dan memvalidasi apa yang dilihat oleh mata dan dikaitkan dengan
suara atau bau yang berasal dari pasien. Pemeriksa kemudian akan mengumpulkan
dan menggolongkan informasi yang diterima oleh semua indera tersebut, baik
disadari maupun tidak disadari, dan membentuk opini, subyektif dan obyektif,
mengenai pasien, yang akan membantu dalam membuat keputusan diagnosis dan
terapi.

PALPASI
Palpasi, yaitu menyentuh atau merasakan dengan tangan, adalah langkah kedua
pada pemeriksaan pasien dan digunakan untuk menambah data yang telah
diperoleh melalui inspeksi sebelumnya. Palpasi struktur individu,baik pada
permukaan maupun dalam rongga tubuh, terutama pada abdomen, akan
memberikan informasi mengenai posisi, ukuran, bentuk, konsistensi dan
mobilitas/gerakan komponen-komponen anatomi yang normal, dan apakah
terdapat abnormalitas misalnya pembesaran organ atau adanya massa yang dapat
teraba. Palpasi juga efektif untuk menilai menganai keadaan cairan pada ruang
tubuh.
PERKUSI
Perkusi, langkah ketiga pemeriksaan pasien adalah menepuk permukaan tubuh
secara ringan dan tajam, untuk menentukan posisi, ukuran dan densitas struktur
atau cairan atau udara di bawahnya. Menepuk permukaan akan menghasilkan

gelombang suara yang berjalan sepanjang 5-7 cm (2-3 inci) di bawahnya.
Pantulan suara akan berbeda-beda karakteristiknya tergantung sifat struktur yang
dilewati oleh suara itu.
Prinsip dasarnya adalah jika suatu struktur berisi lebih banyak udara (misalnya
paru-paru) makan menghasilkan suara yang lebih keras, rendah dan panjang

daripada struktur yang lebih padat (misalnya otot paha), yang menghasilkan suara
yang lebih lembut, tinggi dan pendek.Densitas jaringan atau massa yang tebal
akan menyerap suara, seperti proteksi akustik menyerap suara pada ruang “kedap
suara”.
Ada dua metode perkusi, langsung (segera) dan tak langsung (diperantarai).
Perkusi diperantarai (tak langsung) adalah metode yang menggunakan alat
pleksimeter untuk menimbulkan perkusi. Dari sejarahnya, pleksimeter adalah palu
karet kecil, dan digunakan untuk mengetuk plessimeter, suatu obyek padat kecil
(biasanya terbuat dari gading), yang dipegang erat di depan permukaan tubuh. Ini
merupakan metode yang disukai selama hampir 100 tahun, tetapi pemeriksa
merasa repot untuk membawa peralatan ekstra ini. Sehingga, perkusi tak
langsung, menggunakan jari telunjuk dan jari tengah atau hanya jari tengah satu
tangan bertindak sebagai pleksimeter, yang mengetuk jari tengah tangan yang lain
sebagai plessimeter, berkembang menjadi metode pilihan sekarang
AUSKULTASI
Auskultasi adalah ketrampilan untuk mendengar suara tubuh pada paru-paru,
jantung,pembuluh darah dan bagian dalam/viscera abdomen. Umumnya,
auskultasi adalah teknik terakhir yang digunakan pada suatu pemeriksaan. Suarasuara penting yang terdengar saat auskultasi adalah suara gerakan udara dalam
paru-paru, terbentuk oleh thorax dan viscera abdomen, dan oleh aliran darah yang
melalui sistem kardiovaskular. Suara terauskultasi dijelaskan frekuensi (pitch),
intensitas (keraslemahnya), durasi, kualitas (timbre) dan waktunya.
Pemeriksa akan mengauskultasi suara jantung, suara tekanan darah (suara
Korotkoff), suara aliran udara melalui paru-paru, suara usus, dan suara organ

tubuh.Auskultasi

dilakukan

dengan

stetoskop

.Stetoskop

regular

tidak

mengamplifikasi suara. Stetoskop regular meneruskan suara melalui ujung alat
(endpiece),tabung pipa (tubing), dan bagian ujung yang ke telinga (earpiece),
menghilangkan suara gangguan eksternal dan demikian memisahkan dan
meneruskan satu suara saja. Stetoskop khusus yang mengamplifikasi suara juga
tersedia dengan akuitas suara yang lebih rendah. Yang penting diperhatikan
adalah kesesuaian dan kualitas stetoskop. Ujung yang ke telinga harus diletakkan
pas ke dalam telinga, dan tabung/pipa tidak boleh lebih panjang dari 12-18 inci.
Auskultasi adalah keterampilan yang mudah dipelajari tapi sulit interpretasinya.
Pertama,suara normal yang bermacam-macam harus dipelajari sebelum dapat
membedakan mana suara yang abnormal dan ektra. Ketika menggunakan
stetoskop, kurangi suara-suara eksternal yang mengganggu dan suara artefak.
Tutup mulut anda dan, jika endpiece telah diletakkan pada permukaan tubuh,
tutup mata anda dan berkonsentrasilah. Dengan cara demikian, anda akan
mengeliminasi suara yang ditransmisikan melalui mulut yang terbuka, yang dapat
berfungsi seperti megaphone, dan gangguan akibat stimulasi visual terus menerus.

4.

Materi dan Metode

A.Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dalam praktikum yaitu :
Hari/Tanggal : Jum’at,8 November 20 13
Waktu

: Pukul 10.00 WITA s.d selesai

Tempat

: Laboratorium Kampus Baraya Unhas

Alat & Bahan
 Alat


Spatel



Stetoskop



Termometer



Senter (Spotlight/Penlight)



Hummer



Vagioskop



Otoskop



Stopwach



Handskun



Masker

 Bahan
 Kucing Domestik

Cara Kerja
a) Pengenalan alat-alat Pemeriksaan Umum Pada Kucing
1. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan Umum
2. Menyusun alat-alat yang digunakan untuk pemeriksaan umum pada kucing
seperti Stetoskop,hummer,stopwatch,otoskopvagioskop,spatel,thermometer.
b) Restrain kucing

1. Menyiapkan meja untuk melakukan pengekangan.
2.

Kucing dikeluarkan dari kandangnya dengan cara : kita memasukkan
tangan ke dalam dan menempatkan tangan kiri di atas pundak kucing serta
memegangnya sedemikian rupa sehingga kucing tidak lepas.

3. Setelah kucing dikeluarkan dari kandang, ulurkan tangan kanan lewat di
atas punggung ke bawah badan kucing dengan tangan terbuka sehingga jari
tengah berda di antara kedua kaki depan. Dengan tangan kiri memegang
erat kulit punggung leher kucing itu kemudian diangkat.
4. Kemudian kucing siap untuk dilakukan tindakan pemeriksaan.
c) Cara Melakukan Anamnesa yang Benar
1. Melakukan sinyalemen

2. Melakukan anamnesa dengan membuat pertanyaan yang singkat,tetapi dapat
menghasilkan jawaban yang jelas mengenai :
-

Gambaran keadaan hewan mulai sakit sampai sekarang

-

Kejadian-kejadian pada waktu lampau yang ada hubungannya
dengan penyakit yang sekarang diderita

-

Keadaanlingkungan,hewanyangserumah/sekandang,tetangga,dsb.

d) Cara Melakukan Pemeriksaan Umum Pada Kucing
Melakukan pemeriksaan umum pada kucing ,meliputi :
Lakukan inspeksi dengan cara melihat,membaui,dan mendengarkan tanpa alat
bantu
 Pulsus dan Nafas
1. 1.

Rabalah hewan kucing di arteri femoralis dan lakukan perhitungan

selama
satu menit.Bila mengalami kesulitan dapat dilakukan selama 15 detik
kemudian dikalikan empat.
2. 1.

Frekuensi pulsus normal pada kucing adalah 95- 150x/menit

3. 1.

Hitunglah frekuensi nafas dari gerakan daerah toracoabdominal dalam
keadaan hewan istrahat an tenang memperhatikan udara yang keluar
masuk melalui lubang hidung

 Suhu Tubuh
1. 1.

Ukurlah suhu tubuh kucing dengan thermometer

2. 1.

Masukkan ujung thermometer ke lubang anus/rectum,tunggu beberapa
menit sampai dan hitung skalanya.Bila ada hal yang meragukan(misalnya
radang

anus

mulut(rongga

local

atau

pipi),hati-hati

anus

kendor),lakukanlah

jangan

sampai

tergigit.Pada cara ini,hasilnya ditambah 0,5

ujung
0

pada

rongga

thermometer

C karena adanya

evaporasi(penguapan).
 Selaput Lendir
 Konjunctiva ; Geser ke atas kelopak mata atas dengan ibu jari gantikan ibu jari
dengan telunjuk dan sedikit ditekan,maka akan tampak conjunctiva palpebrum
dan membrane nictitans.Pada waktu pemeriksaan konjungtiva,perhatikan apakah
ada perubahan warna,apakah lebih basah atau lebih kering ,apakah ada
lesi,kotoran,kotoran,dl.

 Mata ; Perhatikan conjunctiva bulbi apakah ada vasa injeksi atau ada lesilesi.Pemeriksaan bola mata dari sebelah muka dan sampingdengan cara ini dapat
diketahui dimana letak lesi.
 Selaput lendir hidung dan mulut ; Periksa warna selaput lender pada hidung dan
mulut.Lakukan pemeriksaan CRT(Capillary Refil Time) dengan cara membuka
bibir kucing kemudian menekan gusi dan melepaskan kemabali.Hitunglah waktu
kembalinya warna gusi dari putih menjadi merah.
 Alat Pencernaan
 Mulut ; Perhatikan bau mulut.Amati selaput lender mulut,lidah,gusi,perhatikan
kemungkinan adanya lesi,perubahan warna,dll.
 Abdomen ; Lakukan inspeksi dengan cerat,bila perut membesar perlu diperiksa
lebih lanjut,apakah ada pembesaran?.Lakukan palpasi pada rongga perut.Tekan
ujung jari tangan kiri dan kanan dari dua sisi perut sampai kedua ujung jari
bersentuhan atau hanya dibatasi oleh benda atau organ di dalam perut.Lakukan
auskultasi untuk mengetahui peristaltic.


Alat Pernafasan
Perhatikan adanya aksi-aksi atau pengeluaran-pengeluaran abnormal seperti
batuk,bersin,hick up.Perhatikan frekuensi da tipe napas,dan perbandingan
frekuensi nafas dengan pulsus.

 Pemeriksaan Hidung ; perhatikan leleran yang keluar dari hidung,adanya

lesi-lesi di dalam rongga hidung.Raba suhu local dengan menempelkan
punggung jari tangan pada dinding luar hidung.Lakukan perkusi pada
daerah sinus frontalis untuk mengetahui adanya cairan di dalammnya.
 Rongga Dada ; Menemukan daerah perkusi/auskultasi paru-paru kucing

dengan menarik garis bayangan lewat titik-titik orientasi sebagai berikut :
Batas depan tarik garis lurus dari angulus scapula caudalis ke olecranon
ulnae.Batas atas tarik garis ke horizontal dari annulus scapula caudalis
sampai intercostae ke-2 dihitung dari belakang.Batas Belakang tarik
bawah tarik garis lengkung dari ujung belakang garis batas atas ke
olecranon ulnae melalui titik orientasi.Lakukan perkusi pada daerah yang
disebut di atas dengan plexor dan pleximeter.Perhatikan suara perkusi
yang normal,perhatikan bahwa dalam keadaan normal suaranya tak
sama.Lakukan auskultasi pada daerah yang sama dan perhatikan

suaranya.Perhatikan pula kemungkinan terjadinya perluasan daerah
perkusi/auskultasi.
 Sistem peredaran darah (sistema sirkulasi)
Memerhatikan adanya kelainan alat peredaran darah seperti; anemia,
cyanosis, edema/ascites, pulsus venosus, kelainan pada denyut nadi, dan
sikap atau langkah hewan (kucing)
 Nadi
Melakukan pemeriksaan pulsus (denyut nadi) dengan melakukan
pemeriksaan umum, menghitung frekuensinya, memperhatikan ritme dan
kualitasnya kemudian bandingkan dengan frekuensi detak jantung sinkron
atau lebih lambat.
 Jantung
Pada kucing daerah sebelah kiri;
Inspekdi dan palpasi.
-

Melakukan inspeksi dan palpasi pada dinding sebelah kiri.

-

Mengamati detak jantung/ debar jantung

-

Memperhatikan apakah ada peningkatan kekuatan debar jantung.

-

Serta memperhatikan apakah detak jantung dapat di dengar tanpa
stetoskop.

-

Memeriksa dinding dada sebelah kanan, apakah tampak/teraba detak/debar
jantung pada dinding dada kanan

-

Memperhatikan pula kemukinan detak/debar yang mengalami percepatan
Perkusi

-

Melakukan perkusi pada derah pekak jantung (kiri dan kanan),

-

Memperhatikan apakah ada pelebaran daerah pekak jantung
Auskultasi

-

Mendengarkan suara detak jantung dan menghitung frekuensinya. Serta
melakukan pula bersama-sama dengan pemeriksan pulsus,

-

Memperhatikan apakah detak jantung sinkron dengan pulsus serta
memperhatikan ritmenya

-

Memperhatiakan perbedaan suara I (systole) dengan suara II (diastole)

-

Memperhatikan ritmenya, adanya perubahan kekuatan detak jantung,
systole-diastole tak dapat dibedakan, duplikasi sistole.

-

Memperhatikan pula kemungkinan adanya suara tambahan (bising,
murmur)

 Vena jugularis
-

Memperhatikan pulsasi dari vena, dengan memeriksa di 1/3 bawah leher.

-

Memperhatikan

kemungkinan

adanya

pulsasi

pebesaran

vena,

aliran/desakan darah kembali ke sebelah atas yang biasanya melampaui
daerah 1/3 bawah, dan pulsasi di bagian 1/3 tengah leher
 Pembuluh darah perifer
- Melihat pemeriksaan selaput lendir/mukosa (pemeriksaan umum),
memperhatikan konjungtiva, selaput lendir vulva/preputium dan juga CRT
 Sistem getah bening (sistem limpatik)
Pada

limpoglandula

dilakukan

palpasi

pada

kucing

yaitu

Lgl.

Submaxillaris, Lgl. Parotidea ,Lgl. Retropharingealis, Lgl. Cervicalis
anterior,

Lgl.

Cervicalis

medius,

Lgl.

Cervicalis

caudalis,

Lgl.

Prescapularis, Lgl. Axillaris (dapat teraba jika kaki diabduksikan), lgl.
Inguinalis superficialis (pada betina disebut lgl. Mammaria), lgl. Poplitea,
lgl. Mesenterialis.
 Sistem lokomotor
-

Memperhatikan cara jalan hewan, sukar berdiri, sukar jongkok/berbaring,
pincang, kekakuan, extremitas sukar atau tidak dapat digerakkan.

 Muskuli
-

Inspeksi, membandingkan extremitas kanan dan kiri, apakah ada
perbedaan besar otot, perbedaan kontur.

-

melakukan palpasi untuk hal yang sama seperti inspeksi, memperhatikan
pula suhu, kontur, adanya rasa nyeri dan pengerasan

 Tulang
-

melakukan pemeriksaan yang sama seperti pada pemeriksaan muskuli

-

memperhatikan kaki bengkok, ada pembesaran pada epifise tulang-tulang
panjang, jendolan pada sambungan (artikulatio) kostol-kondral (pada
rakitis), adanya pembengkakan pada persendian dan pembengkakan pada
tulang maxilla dan mandibula (osteodystrophia fibrosa pada kuda).

-

Mencoba menggerak-gerakkan apakah ada rasa nyeri atau mungkin ada
krepitasi (pada fraktur)

 Persendian
-

Memperhatikan

dengan

inspeksi

apakah

hewan

pincang,

ada

pembengkakan pada persendian, melakukan palpasi apakah ada penebalan,
cairan (pada kantong sinovial ataukah pada vagina tendinae)
-

Menggerak-gerakkan persendian, dengan memperhatikan adanya rasa
nyeri, atau kekakuan persendian.

5.

Hasil

Sinyalemen/Registrasi
Data pasien dan pemilik yang perlu dicatat adalah :
Data pasien dan pemilik yang perlu dicatat adalah:
1. Pasien
Nama/nomor

: Keyla

Spesies

: Kucing

Ras/Breed

: Domestik

Kelamin/Sex

: Betina

Umur/Age

: ± 2 bulan

Bulu dan Warna

: Putih,hitam,dan abu-abu

/specific Pattern
Berat Badan
Tanda-tanda lain

: 500 gram
: - Ada garis menyerupai kaca mata di samping
mata
- Ada tanda hitam pada kaki depan sinistra

Yang penting

2. klien
Nama

: Agustiadi

Alamat

: Jln.Tinumbu

Nomor telepon

: 085 242 901010

Setelah dilakukan pemeriksaan umum,didapat informasi/data sebagai berikut :
Inspeksi :
Sering

menjilat/menggaruk

alopesia,ada

luka

pada

badan,bsc
kaki

:

kurus,banyak

depan,dan

kotoran

kutu,telinga
di

kiri

telinga,mukosa

hidung(kering),mukosa mulut(pucat) akibat dehidrasi,refleksi pupil normal,kurang
aktif bergerak(lesu),CRT(pusat)
Palpasi :
Tidak ada pembesaran limfonodus,abdomen normal,vagina dan anus normal.
Perkusi :
Sinus normal,rongga dada normal,perut(abdomen)normal,patella dan tendon
calcaneus normal.
Auskultasi/Mendengar :
Gerak peristaltic,respirasi normal,dan denyut jantung normal.
Mengukur/Menghitung :
Suhu 38 0 C dan pulsus 29x4=116
Gambar ;

6.

Pembahasan

Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Persiapan ntuk Pemeriksaan Umum pada Kucing
Agar interaksi pasien berlangsung efisien dan lancar, penting bagi
pemeriksa untuk bersiap-siap sebelum perjumpaan dengan pasien.
Langkah-langkan penting pada persiapan ini meliputi hal-hal berikut:
mengumpulkan peralatan, menyiapkan tempat, dan menjamin keselamatan
pasien.
b. Restrain Pada Kucing
Orang yang melakukan restrain pada kucing harus memperhatikan
perbedaan-perbedaan tempramen pada hewan ini. Tingkah laku sebagian
besar kucing mengikuti suatu pola yan harus dimengerti oleh mereka yang
hendak mengobatinya. Kucing merupakan hewan pemalu dan penakut
dank karena itu mudah tertekan jika di bawah ke lingkungan yang baru
dan menurut perkiraan kucing tersebut memusuhinya.
Dalam keadaan tertekan demikian, hewan ini dapat sangat menurut.
Karena kucing merupakan hewan yang atletis dan mempunyai berbagai
senjata untuk menyerang maka hewan tersebut dapat menjadi sangat tidak
aman untuk ditangani.untuk menahannya pada waktu ewan itu marah,
yang menangani biasanya cenderung untuk menggunakan tenaga yang
terlalu besar sehingga dapat mencederainya secara serius, karena pada
hakikatnya kucing itu merupakan hewan yang kecil. Untuk menghindarim
kesulitan semacam ini, seorang dokter hewan harus mengamati tingkah
laku kucing dan menentukan sifat hewan tersebut. Jika hewan itu tenang,
tidak gampang gelisah atau tertekan dan jika pekerjaan yang akan
dilakukan itu tidak akan menyebabkannya kesakitan, kita dapat
memegang, membelai.
Berbeda dengan anjing, untuk handling dan restrain kucing sebaiknya
ditempatkan di atas meja dari kaca atau logam yang sangat licin sehingga

kucing kehilangan keseimbangan untuk mencakar dan melompat. Selain
itu, pada saat handling dan restrain harus memegang erat kulit punggung
leher dan menjauhkan kakinya daru tubuh. Pada saat praktikum, kucing
yang dilakukan handling dan restrain sangat galak sehingga ada praktikan
yang terluka atau cedera. Hal ini disebabkan karena yang melakukan
handling hanya satu orang padahal pada kucing yang galak harusnya
dilakukan lebih dari satu orang.
c. Melakukan Anamnesa yang benar
Anamnesis adalah suatu tehnik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu
percakapan antara seorang dokter dengan peternak/pemilik secara
langsung atau dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pemilik
hewan yang sakit,untuk mendapatkan data pemilik beserta permasahalan
medisnya.Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau
informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dilihat oleh
pemilik sebelumya.Apabila anamnesis dilakukan dengan cermat maka
informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakkan
diagnosis.Anamnesis yang baik hanya dapat dilakukan apabila dokter yang
melakukan anamnesis tersebut mengusai dengan baik teori atau
pengetahuan kedokteran.Tidak mungkin seorang dokter akan dapat
mengarahkan

pertanyaan-pertanyaannya

dan

akhirnya

mengambil

kesimpulan dari anamnesis yang dilakukan bila dia tidak menguasai
dengan baik ilmu kedkteran mupun animal behavior.
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau
sistematika yang baku sehingga mudah diikuti.tujuannya adalah agar
selama melakukan anamnesis seorang dokter tidak kehilangan arah,agar
tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat.Dari hasil anamnesis
yang dilakukan didapat data sebagai berikut yakni nama pasien adalah
Keyla,spesies

Kucing(Felix

Domestika),dengan

breed

Kucing

domestic,kelamin betina,umur ± 2 bulan,bulu berwarna putih,hitam,abuabu dan dengan tanda khusus ujung ekor melengkung.Berat badan ± 500

gram dan tanda-tanda lain adalah warna hitam di kaki kanan.Makan
setengah perhari,sering menyisakkan makanan,tiap hari dikandangkan dan
lingkungan kotor.
Pada akhir anamnesis seorang dokter harus membuat kesimpulan dari
anamnesis

yang

dilakukan.Kesimpulan

tersebut

berupa

perkiraan

diagnosis yang dapat berupa diagnosis tunggal atau diagnosis banding dari
beberapa penyakit.Kesimpulan yang dibuat haruslah logis dan sesuai
dengan keluhan utama pemilik.Bila menjumpai kasus yang sulit dengan
banyak keluhan yang tidak dapat dibuat kesimpulannya,maka cobalah
dengan membuat daftar masalah atau keluhaiann pemilik.Daftar tersebut
kemudian dapat digunakan untuk memandu pemeriksaan fisik atau
pemeriksaan penunjang yang akan dilaksanakan,sehingga akhirnya dapat
dibuat suatu diagnosis kerja yang lebih terarah.
d. Pemeriksaan umum Pada Kucing
Setelah dilakukan sinyalemen dan anamnesa maka selanjutnya dilakukan
pemeriksaan

umum

yang

meliputi

inspeksi

dengan

cara

melihat,membau,dan mendengarkan tanpa alat bantu.
Inspeksi :
Sering menjilat/menggaruk badan,bsc : kurus yang kemungkinan
diakibatkan

kutu

yang

menghisap

kutu,telinga

kiri

alopesia

darah

kemungkinan

kucing

akibat

tersebut,banyak

tungau

Sarcoptes

scabies,ada luka pada kaki depan yang tidak diketahui penyebabnya,dan
kotoran di telinga,mukosa hidung(kering),mukosa mulut(pucat) akibat
dehidrasi,refleksi pupil normal,kurang aktif bergerak(lesu),CRT(pusat)
Palpasi :
Tidak ada pembesaran limfonodus,abdomen normal,vagina dan anus
normal.

Perkusi :
Sinus normal,rongga dada normal,perut(abdomen)normal,patella dan
tendon calcaneus normal.
Auskultasi/Mendengar :
Gerak peristaltic,respirasi normal,dan denyut jantung normal.
Mengukur/Menghitung :
Suhu 38 0 C dan pulsus 29x4=116 yang artinya normal karena suhu normal
pada kucing adalah sekitar 37,60 C – 39,40 C.Sedangakan frekuensi pulsus
normal pada kucing adalah 92-150x/menit.

7. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :


Agar interaksi pasien berlangsung efisien dan lancar, penting bagi
pemeriksa untuk bersiap-siap sebelum perjumpaan dengan pasien.
Langkah-langkan penting pada persiapan ini meliputi hal-hal
berikut: mengumpulkan peralatan, menyiapkan tempat, dan
menjamin keselamatan pasien.



Untuk menghindari kesulitan dalam mengekang hewan,seorang
dokter hewan harus mengamati tingkah laku kucing dan
menentukan sifat hewan tersebu.Jika hewan itu tenang,tidak
gampang gelisah atau tertekn dan jika pekerjaan yang akan
dilakukan itu tidak menyebabkan kesakitan,dokter hewn dpat
memegang serta membelainya atau kalau tidak,menyenangkannya
pada saat ia melakukan pekerjaannya.



Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang
sistematis, yaitu dengan berpedoman pada empat pokok pikiran

(The Fundamental Four) dan tujuh butir mutiara anamnesis (The
Sacred Seven).


Tujuan umum pemeriksaan umum adalah untuk memperoleh
informasi mengenai status kesehatan pasien. Tujuan definitif
pemeriksaan umum adalah, pertama, untuk mengidentifikasi status
“normal” dan kemudian mengetahui adanya variasi dari keadaan
normal tersebut dengan cara memvalidasi tanda-tanda pasien,
penapisan/skrining keadaan wellbeing pasien, dan pemantauan
masalah kesehatan/penyakit pasien saat ini.

Daftar Pustaka
Redhono Dhani,dkk. HISTORY TAKING – ANAMNESIS.Jurnal diakses 11
November 2013.
R. Leahy, John, Pat Barrow. 2007. Cara-cara Mengekang Hewan. Bogor : IPB
Press.
Raylene M Rospond, 2009; terj. D Lyrawati, 2009.

Prinsip dan Metode

Pemeriksaan Fisik Dasar.Jurnal diakses 11 November 2013.