LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2 glb n g
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2
GERAK LURUS
Dosen pengampu : Drs. Hadi Pramono, M.Pd.
Nama
: VIVI ALVIA DEWI
NIM
: 1413163121
Kelas/Semester
: Biologi/B/2
Kelompok
: 5 (Lima)
Asisten Praktikum :
1. Sutisna
2. Vivi Sofhie El-Fada
PUSAT LABORATORIUM IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN IPA BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2014
GERAK LURUS
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep satuan waktu dalam gerak.
2. Untuk mengetahui cara mentrasformasikan data dalam bentuk besaran jarak,
kecepatan, percepatan dan waktu.
3. Untuk mengetahui hubungan antara jarak dan waktu, jarak dan kuadrat waktu,
menurunkan rumus eksperimennya, serta membandingkannya dengan rumus
matematis (teori).
4. Untuk mengetahui hubungan antara kelajuan dan waktu, menurunkan dengan rumus
matematis (teori) dalam bentuk grafik.
5. Untuk mengetahui hubungan antara percepatan dan waktu, menurunkan rumus
eksperimennya, serta membandingkannya dengan rumus matematis (teori).
Berdasarkan grafik.
B. Dasar Teori
Sebuah benda dikatakan bergerak jika posisi benda tersebut mengalami perubahan
terhadap benda lain di sekelilingnya. Jadi gerak adalah perubahan kedudukan atau posisi
sebuah benda terhadap suatu titik acuan tertentu. Berdasarkan bentuk lintasannya gerak
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Gerak lurus, yaitu gerak yang lintasannya berupa garis lurus.
2. Gerak lengkung, yaitu gerak yang lintasannya berupa garis lengkung/tidak lurus.
Dalam praktikum ini lebih ditekankan pada gerak lurus. Jika ditinjau dari besar
kecepatan gerak setiap saat, gerak lurus dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Gerak Lurus Leraturan (GLB).
Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak lurus yang kecepatannya selalu
cepat.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus yang kecepatannya
berkurang secara teratur pada setiap saat.
Sedangkan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dipercepat, yaitu Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) yang kecepatannya bertambah secara teratur pada setiap saat.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) diperlambat, yaitu Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) yang kecepatannya berkurang secara teratur pada setiap saat
(pramono, H :2014: 72-73).
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah.
(Soedojo, P. 2004)
Kecepatan sebuah benda merupakan besaran vektor yang menyatakan dua hal yaitu
berapa cepat gerakannya serta arah gerakannya. Jika sebuah benda bergerak menurut garis
lurus, kecepatan adalah laju perpindahan lintasan pada tiap satuan detik/jarak.
sedangkan kelajuannya adalah jarak yang ditempuh dalam selang waktu
tertentu. Perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda beserta dengan arah
geraknya, sedangkan
V=s/t
Dimana : v = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
Sebuah benda yang mempunyai kecepatan berubah-ubah dikatan dipercepat. Sebuah
benda dipercepat bila kecepatannya bertambah, berkurang atau arahnya berubah.
Percepatan sebuah benda adalah laju perubahan kecepatan. Bila kecepatan awal benda
V0 dan setelah interval waktu tertentu t kecepatannya v maka percepatannya adalah :
a =Vt-V0/ t
Dimana : a = percepatan (m/s²)
Vt = kecepatan akhir (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
t = waktu (s) (dewi, 2011).
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis
lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke-waktu
kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda
dari waktu ke waktu mengalami percepatan/perlambatan (Ruwanto, B.2006).
C. ALAT dan BAHAN
1. Alat
a. Precesion metal rail
b. Trolly
c. Katrol
d. Ticker Timer
e. Pita Kertas
f. Benang Ringan
g. Penggaris Panjang
h. Power supply
i. Beban
j. Kabel penghubung
D. PROSEDUR KERJA
1. Alat percobaan disusun sesuai rangkaian yang telah dicontohkan oleh asisten
praktikum
2. Kedudukan torlley dan kertas pita diatur sehingga gesekan kertas pita terhadap tracker
trimer sekecil mungkin.
3. Getaran tricker trimer diatur agar penggetar dapat menumbuk kertas karbon yang
terletak dibawahnya dengan baik.
4. Power supply dinyalakan, kemudian trolley dilepaskan sehingga pada pita kertas
terdapat jejak titik-titik.
5. Diukur secara berturut-turut jarak antara titik ke-titik :
a. 0-5; 0-10; 0-15; 0-20; 0-25
b. 0-5; 5-10; 10-15; 15-20; 20-25; dan seterusnya.
6. Dihitung selisih hasil pengukuran berturut-turut pada percobaan nomor 4.
7. Dibuat data dari hasil pengamatan dan hubungan grafiknya
E. Hasil Pengamatan
T
V(m/s
∆v
a (m/s2)
Jarak / m
Waktu / s
kecepatan
(Vt – Vo)
∆v
t
0,012 m
0,2 s
0,06 m/s
0,014 m
0,2 s
0,07 m/s
0,015 m
0,2 s
0,075 m/s
0,016 m
0,2 s
0,08 m/s
0,018 m
0,2 s
0,09 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,022 m
0,2 s
0,1 m/s
0,045 m
0,2 s
0,025 m/s
0,2 s
0,25 m/s
0,068 m
0,2 s
0,34 m/s
0,019 m
0,2 s
0,095 m/s
0,023 m
0,2 s
0,115 m/s
0,06 m
0,2 s
0,3 m/s
0,08 m
0,2 s
0,4 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,023 m
0,2 s
0,115 m/s
0,06 m
0,2 s
0,3 m/s
0,081 m
0,2 s
0,405 m/s
100 gr 0,013 m
0,2 s
0,065 m/s
0,015 m
0,2 s
0,075 m/s
Tegang Beban S
100 gr
3 Volt
150 gr 0,05 m
200 gr
250 gr
6 volt
keteranga
n
-
-
GLB
0,315 m/s
1,575 m/s
GLBB
0,305 m/s
1,52 m/s
GLBB
0,305 m/s
1,52 m/s
GLBB
0,03
0,15
GLBB
0,023 m
0,2 s
0,115 m/s
0,019
0,2 s
0,095 m/s
0,019 m
0,2 s
0,095 m/s
150 gr 0,016 m
0,2 s
0,08 m/s
0,012 m
0,2 s
0,06 m/s
0,045 m
0,2 s
0,022m/s
0,032 m
0,2 s
0,16 m/s
0,017 m
0,2 s
0,085 m/s
0,09 m
0,2 s
0,45 m/s
0,015 m
0,2 s
0,75 m/s
0,021 m
0,2 s
0,105 m/s
0,028 m
0,2 s
0,14 m/s
0,014 m
0,2 s
0,07 m/s
200 gr
250 gr
-0,035 m/
s
-0,175 m/
s
GLBB
0,225 m/s
1,125 m/s
GLBB
-0,05 m/s
-0,25 m/s
GLBB
Perhitungan
1. Tegangan 3 volt, dan berat benda 100 gr
S1 = 0,012 m
S6 = 0,02 m
S2 = 0,014 m
S7 = 0,02 m
S3 = 0,015 m
S8 = 0,02 m
S4 = 0,016 m
S9 = 0,02 m
S5 = 0,018 m
S10 = 0,022 m
t = 10 x 0,02
= 0,2 s
s
V1 = t
0,012
= 0,2
= 0,06 m/s (percobaan pertama dihasilkan gerak lurus beraturan)
2. Tegangan 3 volt, dan beban 150 gr
S1 = 0,045 m
S2 = 0,05 m
S3 = 0,068 m
t = 10 x 0,02
= 0,2 s
s
V1 = t
0,045
= 0,2
= 0,025 m/s
s
Vt = t
0,068
= 0,2
= 0,34 m/s
∆ V = Vt-V0
= 0,025 - 0,34
= 3,15 m/s
α=
¿
∆v
t
3,15
0,2
= 15,57 m/s2
3. Tegangan 3 volt, dan beban 200 gram serta 250 gram
S1 = 0,019 m
S3 = 0,06 m
S2 = 0,023 m
S4 = 0,08 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,019
= 0,2
= 0,095 m/s
s
Vt = t
0,08
= 0,2
= 0,4 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,095 - 0,4
= 0,305 m/s
α=
¿
∆v
t
0,305
0,2
= 1,52 m/s2
4. Tegangan 6 volt dan beban 100 gr
S1 = 0,013 m
S3 = 0,023 m
S2 = 0,015 m
S4 = 0,019 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,013
= 0,2
= 0,065 m/s
s
Vt = t
0,019
= 0,2
= 0,095 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,095 - 0,065
= 0,03 m/s
α=
¿
∆v
t
0,03
0,2
= 0,15 m/s2
5. Tegangan 6 volt dan beban 150 gr
S1 = 0,019 m
S2 = 0,016 m
S3 = 0,012 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,019
= 0,2
= 0,095 m/s
s
Vt = t
0,012
= 0,2
= 0,06 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,06 - 0,095
= -0,035 m/s
α=
¿
∆v
t
−0,03
0,2
= -0,175 m/s2
6. Tegangan 6 volt dan beban 200 gr
S1 = 0,045 m
S3 = 0,017 m
S2 = 0,032 m
S4 = 0,09 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,045
= 0,2
= 0,225 m/s
s
Vt = t
0,09
= 0,2
= 0,45 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,45 - 0,225
= 0,225 m/s
α=
¿
∆v
t
0,225
0,2
= 1,125 m/s2
7. Tegangan 6 volt dan beban 250 gr
S1 = 0,015 m
S3 = 0,028 m
S2 = 0,021 m
S4 = 0,014 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,015
= 0,2
= 0,75 m/s
s
Vt = t
0,014
= 0,2
= 0,07 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,07 - 0,75
= -0,05 m/s
α=
¿
∆v
t
−0,05
0,2
= -0,25 m/s2
8. Diagram batang hasil pengamatan
Grafik 100 rr
oltm
Grafik 150 rr
oltm
Grafik 200 rr
Grafik 250 rr
oltm
Grafik 250 rr
oltm
200 rr
oltm
oltm
Grafik 150 rr
oltm
Grafik 100 rr
oltm
F. Pembahasan
Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak yang terjadi di lintasan yang lurus,
memiliki laju dan arah yang tetap. Pada praktikum yang bertujuan menentukan kecepatan
trolly pada gerak lurus beraturan dan dapat menjelaskan karakteristik gerak lurus
beraturan didasarkan kepada besaran-besaran kinematisnya, dilakukan percobaan dengan
menggunakan trolly biasa.
Trolly dapat bergerak jika diberikan gaya yang besarnya sama atau melebihi gaya
gesekan. Seperti yang dilakukan pada praktikum, dimana menggunakan sebuah meja
untuk bagian bawah. Hal ini dimaksudkan untuk memiringkan landasan tempat bergerak.
Gaya gesekan atau gaya dorong yang diberikan pada trolly bisa juga mempengaruhi cepat
lambatnya laju kereta.
Gaya gesek atau gaya dorong pada percobaan pertama yang diberikan pada trolly
sangat pelan. Hal ini menyebabkan hasil ketikan yang terdapat pada pita ketik sangat
rapat/berdempetan satu dengan yang lain. Bahkan cenderung menghasilkan garis lurus
yang susah untuk dihitung panjangnya tiap lima puluh ketikan.
Di awal pita ketik, terjadi titik ketikan yang saling tindih dan jarak antara titik
ketikan yang berdekatan sangat kecil, hal ini disebabakan karena trolly melaju, akibatnya
kecepatannya naik dan dipercepat dari kecepatan pada saat titik nol untuk mencapai
kecepatan maksimum/konstan. Jika dilihat grafik laju waktu pada hasil pengamatan,
terlihat bahwa trolly melakukan gerak dengan kecepatan relatif atau cenderung konstan
sehingga dapat disimpulkan bahwa trolly pada percobaan pertama melakukan gerak lurus
beraturan.
Dengan data hasil pengamatan sebagai berikut, jarak yang ditempuh 0,012 dengan
memerlukan waktu 0,2 sekon, maka kecepatannya 0,06 m/s, sedangkan jarak yang
ditempuh 0,014 dengan memerlukan waktu 0,2 sekon, maka kecepatannya 0,07 m/s, jarak
yang ditempuh 0,015 dengan memerlukan waktu 0,2 sekon, maka kecepatannya 0,075 m/
s, jarak yang ditempuh 0,016 dengan memerlukan waktu 0,2 sekon, maka kecepatannya
0,08 m/s, jarak yang ditempuh 0,018 dengan memerlukan waktu 0,2 sekon, maka
kecepatannya 0,09 m/s, dan jarak yang ditempuh 0,02 dengan memerlukan waktu 0,2
sekon, maka kecepatannya 0,1 m/s.
Dari hasil praktikum, didapatkan bahwa selang waktu yang dibutuhkan tiap sepuluh
ketikan yaitu 0,2 sekon dengan kecepatan yang berbeda-beda tiap sepuluh ketikan. Hal ini
dipengaruhi oleh panjang pita yang juga berbeda-beda.
Sebagaimana yang telah dijelaskan didasar teori, benda dikatakan mengalami gerak
lurus beraturan jika memiliki kecepatan konstan, apabila kecepatannya sekarang berubah
secara teratur, dengan kata lain mengalami perubahan kecepatan (atau percepatan
konstan) maka gerak semacam ini disebut gerak lurus berubah beraturan.
Berdasarkan data hasil pengamatan bahwa data percobaan dua yaitu dengan
menggunakan tegangan sebesar 3 volt dan berat benda 150 gr dihasilkan jarak pada
sepuluh titik pertama 0,045 m dengan waktu 0,2 sekon, maka didapatkan kecepatan awal
sebesar 0,025 m/s, setelah itu dicari selisih antar kecepatan pada jarak tertentu dengan
menggunakan rumus V = V2 – V1 yang mana hasilnya 3,15 m/s, lalu dapat diketahui
percepatannya dengan menggunakan rumus a = V/t maka hasilnya 15,57 m/s2, dapat
disimpulkan bahwa pada percobaan ini gerak yang ditimbulkan adalah gerak lurus
berubah beraturan.
Selain data diatas didapatkan data yang berbeda pula pada percobaan berikutnya
ketika menggunakan tegangan 6 volt dan berat beban 250 gr sebagai berikut, yaitu
dihasilkan pada jarak sepuluh titik pertama 0,015 m, waktu yang dibutuhkan 0,2 sekon,
kecepatan yang didapatkan 0,75 m/s, setelah itu barulah diketahui selisih kecepatannya
adalah -0,305 m/s dan didapatkan pula percepatan trolly tersebut yaitu -0,25. Gerak yang
ditimbulkan oleh trolly termasuk ke dalam gerak lurus berubah beraturan.
Dalam gerak dipercepat mempunyai tiga besaran yaitu perpindaha, kecepatan, dan
percepatan yang dapat bernilai positif atau negatif. Perpindahan negatif berarti bahwa
benda mengakhiri gerakannya dibelakang titik awal gerakan. Kecepatan negatif
menunjukkan bahwa gerak benda berlawanan dengan arah acuan, yang disebut gerak
mundur. Percepatan negatif berarti bahwa benda memperlambat gerakannya.
Kesalahan yang terjadi dalam praktikum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari alat-alat ataupun bahan-bahan
yang sudah disediakan. Walaupun alat-alat yang digunakan pada saat praktikum sudah
memenuhi standar, tetapi ada beberapa alat yang sudah rusak ataupun tidak lengkap
komponen-komponenya, seperti halnya ticker timer yang tidapat bergerak ketika trolly
digerakan. Hal ini berakibat pada hasil percobaan dan kurangnya waktu untuk
menyelesaikan praktikum. Adapun faktor eksternal berasal dari praktikan. Kesalahankesalahan yang dilakukan praktikan selama percobaan berlangsung antara lain disebabkan
oleh kurang telitinya pengamat dalam menghitung jumlah titik ketikan atau dalam
mengukur panjang potongan pita ketik, kesalahan pada saat menggerakkan trolly (pada
saat mendorong trolly), dan seringnya praktikan bermain-main pada saat praktikum
sedang berlangsung.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai geruk lurus maka dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Gerak gerak lurus beraturan memiliki lintasan berupa garis lurus dan memiliki
kecepatan yang konstan, artinya besar dan arahnya sama.
2. Kecepatan pada GLB bernilai konstan atau tetap dan percepatannya bernilai nol
(a=0).
3. Secara matematis kecepatan dapat dirumuskan dengan v = s/t .
4. Gerak lurus berubah beraturan yaitu memiliki kecepatan konstan, apabila
kecepatannya diubah secara teratur, maka akan mengalami perubahan kecepatan
(atau percepatan konstan).
DAFTAR PUSTAKA
Pramono, H. 2014. Panduan Praktikum. Cirebon : Syariah Nurjati Press.
Ruwanto, B.2006. Fisika Kelompok Teknologi. Jakarta : Yudistira.
Soedojo, P. 2004. Fisika Dasar. Yogyakarta : ANDI.
PEER ASSESSMENT
GERAK LURUS
Aspek
Anis L
Selly M
Utari
Zulfanur
Muhtarudi
Nurahma
n
n
Kerjasama
1
2
3
4
5
6
Kedisiplinan
6
5
4
3
2
1
Keaktifan
1
2
3
4
5
6
Keterampilan
6
5
4
3
2
1
14
14
14
14
14
14
Jumlah
Cirebon, 6 mei 2014
VIVI ALVIA DEWI
(1413163121)
GERAK LURUS
Dosen pengampu : Drs. Hadi Pramono, M.Pd.
Nama
: VIVI ALVIA DEWI
NIM
: 1413163121
Kelas/Semester
: Biologi/B/2
Kelompok
: 5 (Lima)
Asisten Praktikum :
1. Sutisna
2. Vivi Sofhie El-Fada
PUSAT LABORATORIUM IPA BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN IPA BIOLOGI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2014
GERAK LURUS
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep satuan waktu dalam gerak.
2. Untuk mengetahui cara mentrasformasikan data dalam bentuk besaran jarak,
kecepatan, percepatan dan waktu.
3. Untuk mengetahui hubungan antara jarak dan waktu, jarak dan kuadrat waktu,
menurunkan rumus eksperimennya, serta membandingkannya dengan rumus
matematis (teori).
4. Untuk mengetahui hubungan antara kelajuan dan waktu, menurunkan dengan rumus
matematis (teori) dalam bentuk grafik.
5. Untuk mengetahui hubungan antara percepatan dan waktu, menurunkan rumus
eksperimennya, serta membandingkannya dengan rumus matematis (teori).
Berdasarkan grafik.
B. Dasar Teori
Sebuah benda dikatakan bergerak jika posisi benda tersebut mengalami perubahan
terhadap benda lain di sekelilingnya. Jadi gerak adalah perubahan kedudukan atau posisi
sebuah benda terhadap suatu titik acuan tertentu. Berdasarkan bentuk lintasannya gerak
dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Gerak lurus, yaitu gerak yang lintasannya berupa garis lurus.
2. Gerak lengkung, yaitu gerak yang lintasannya berupa garis lengkung/tidak lurus.
Dalam praktikum ini lebih ditekankan pada gerak lurus. Jika ditinjau dari besar
kecepatan gerak setiap saat, gerak lurus dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Gerak Lurus Leraturan (GLB).
Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak lurus yang kecepatannya selalu
cepat.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB).
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah gerak lurus yang kecepatannya
berkurang secara teratur pada setiap saat.
Sedangkan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) dipercepat, yaitu Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) yang kecepatannya bertambah secara teratur pada setiap saat.
2. Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) diperlambat, yaitu Gerak Lurus Berubah
Beraturan (GLBB) yang kecepatannya berkurang secara teratur pada setiap saat
(pramono, H :2014: 72-73).
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan arah.
(Soedojo, P. 2004)
Kecepatan sebuah benda merupakan besaran vektor yang menyatakan dua hal yaitu
berapa cepat gerakannya serta arah gerakannya. Jika sebuah benda bergerak menurut garis
lurus, kecepatan adalah laju perpindahan lintasan pada tiap satuan detik/jarak.
sedangkan kelajuannya adalah jarak yang ditempuh dalam selang waktu
tertentu. Perpindahan adalah panjang lintasan yang ditempuh benda beserta dengan arah
geraknya, sedangkan
V=s/t
Dimana : v = kecepatan (m/s)
s = jarak tempuh (m)
t = waktu tempuh (s)
Sebuah benda yang mempunyai kecepatan berubah-ubah dikatan dipercepat. Sebuah
benda dipercepat bila kecepatannya bertambah, berkurang atau arahnya berubah.
Percepatan sebuah benda adalah laju perubahan kecepatan. Bila kecepatan awal benda
V0 dan setelah interval waktu tertentu t kecepatannya v maka percepatannya adalah :
a =Vt-V0/ t
Dimana : a = percepatan (m/s²)
Vt = kecepatan akhir (m/s)
V0 = kecepatan awal (m/s)
t = waktu (s) (dewi, 2011).
Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak benda dalam lintasan garis
lurus dengan percepatan tetap. Jadi, ciri utama GLBB adalah bahwa dari waktu ke-waktu
kecepatan benda berubah, semakin lama semakin cepat/lambat. Sehingga gerakan benda
dari waktu ke waktu mengalami percepatan/perlambatan (Ruwanto, B.2006).
C. ALAT dan BAHAN
1. Alat
a. Precesion metal rail
b. Trolly
c. Katrol
d. Ticker Timer
e. Pita Kertas
f. Benang Ringan
g. Penggaris Panjang
h. Power supply
i. Beban
j. Kabel penghubung
D. PROSEDUR KERJA
1. Alat percobaan disusun sesuai rangkaian yang telah dicontohkan oleh asisten
praktikum
2. Kedudukan torlley dan kertas pita diatur sehingga gesekan kertas pita terhadap tracker
trimer sekecil mungkin.
3. Getaran tricker trimer diatur agar penggetar dapat menumbuk kertas karbon yang
terletak dibawahnya dengan baik.
4. Power supply dinyalakan, kemudian trolley dilepaskan sehingga pada pita kertas
terdapat jejak titik-titik.
5. Diukur secara berturut-turut jarak antara titik ke-titik :
a. 0-5; 0-10; 0-15; 0-20; 0-25
b. 0-5; 5-10; 10-15; 15-20; 20-25; dan seterusnya.
6. Dihitung selisih hasil pengukuran berturut-turut pada percobaan nomor 4.
7. Dibuat data dari hasil pengamatan dan hubungan grafiknya
E. Hasil Pengamatan
T
V(m/s
∆v
a (m/s2)
Jarak / m
Waktu / s
kecepatan
(Vt – Vo)
∆v
t
0,012 m
0,2 s
0,06 m/s
0,014 m
0,2 s
0,07 m/s
0,015 m
0,2 s
0,075 m/s
0,016 m
0,2 s
0,08 m/s
0,018 m
0,2 s
0,09 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,022 m
0,2 s
0,1 m/s
0,045 m
0,2 s
0,025 m/s
0,2 s
0,25 m/s
0,068 m
0,2 s
0,34 m/s
0,019 m
0,2 s
0,095 m/s
0,023 m
0,2 s
0,115 m/s
0,06 m
0,2 s
0,3 m/s
0,08 m
0,2 s
0,4 m/s
0,02 m
0,2 s
0,1 m/s
0,023 m
0,2 s
0,115 m/s
0,06 m
0,2 s
0,3 m/s
0,081 m
0,2 s
0,405 m/s
100 gr 0,013 m
0,2 s
0,065 m/s
0,015 m
0,2 s
0,075 m/s
Tegang Beban S
100 gr
3 Volt
150 gr 0,05 m
200 gr
250 gr
6 volt
keteranga
n
-
-
GLB
0,315 m/s
1,575 m/s
GLBB
0,305 m/s
1,52 m/s
GLBB
0,305 m/s
1,52 m/s
GLBB
0,03
0,15
GLBB
0,023 m
0,2 s
0,115 m/s
0,019
0,2 s
0,095 m/s
0,019 m
0,2 s
0,095 m/s
150 gr 0,016 m
0,2 s
0,08 m/s
0,012 m
0,2 s
0,06 m/s
0,045 m
0,2 s
0,022m/s
0,032 m
0,2 s
0,16 m/s
0,017 m
0,2 s
0,085 m/s
0,09 m
0,2 s
0,45 m/s
0,015 m
0,2 s
0,75 m/s
0,021 m
0,2 s
0,105 m/s
0,028 m
0,2 s
0,14 m/s
0,014 m
0,2 s
0,07 m/s
200 gr
250 gr
-0,035 m/
s
-0,175 m/
s
GLBB
0,225 m/s
1,125 m/s
GLBB
-0,05 m/s
-0,25 m/s
GLBB
Perhitungan
1. Tegangan 3 volt, dan berat benda 100 gr
S1 = 0,012 m
S6 = 0,02 m
S2 = 0,014 m
S7 = 0,02 m
S3 = 0,015 m
S8 = 0,02 m
S4 = 0,016 m
S9 = 0,02 m
S5 = 0,018 m
S10 = 0,022 m
t = 10 x 0,02
= 0,2 s
s
V1 = t
0,012
= 0,2
= 0,06 m/s (percobaan pertama dihasilkan gerak lurus beraturan)
2. Tegangan 3 volt, dan beban 150 gr
S1 = 0,045 m
S2 = 0,05 m
S3 = 0,068 m
t = 10 x 0,02
= 0,2 s
s
V1 = t
0,045
= 0,2
= 0,025 m/s
s
Vt = t
0,068
= 0,2
= 0,34 m/s
∆ V = Vt-V0
= 0,025 - 0,34
= 3,15 m/s
α=
¿
∆v
t
3,15
0,2
= 15,57 m/s2
3. Tegangan 3 volt, dan beban 200 gram serta 250 gram
S1 = 0,019 m
S3 = 0,06 m
S2 = 0,023 m
S4 = 0,08 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,019
= 0,2
= 0,095 m/s
s
Vt = t
0,08
= 0,2
= 0,4 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,095 - 0,4
= 0,305 m/s
α=
¿
∆v
t
0,305
0,2
= 1,52 m/s2
4. Tegangan 6 volt dan beban 100 gr
S1 = 0,013 m
S3 = 0,023 m
S2 = 0,015 m
S4 = 0,019 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,013
= 0,2
= 0,065 m/s
s
Vt = t
0,019
= 0,2
= 0,095 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,095 - 0,065
= 0,03 m/s
α=
¿
∆v
t
0,03
0,2
= 0,15 m/s2
5. Tegangan 6 volt dan beban 150 gr
S1 = 0,019 m
S2 = 0,016 m
S3 = 0,012 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,019
= 0,2
= 0,095 m/s
s
Vt = t
0,012
= 0,2
= 0,06 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,06 - 0,095
= -0,035 m/s
α=
¿
∆v
t
−0,03
0,2
= -0,175 m/s2
6. Tegangan 6 volt dan beban 200 gr
S1 = 0,045 m
S3 = 0,017 m
S2 = 0,032 m
S4 = 0,09 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,045
= 0,2
= 0,225 m/s
s
Vt = t
0,09
= 0,2
= 0,45 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,45 - 0,225
= 0,225 m/s
α=
¿
∆v
t
0,225
0,2
= 1,125 m/s2
7. Tegangan 6 volt dan beban 250 gr
S1 = 0,015 m
S3 = 0,028 m
S2 = 0,021 m
S4 = 0,014 m
t = 0,2 s
s
V1 = t
0,015
= 0,2
= 0,75 m/s
s
Vt = t
0,014
= 0,2
= 0,07 m/s
∆ V = Vt - Vo
= 0,07 - 0,75
= -0,05 m/s
α=
¿
∆v
t
−0,05
0,2
= -0,25 m/s2
8. Diagram batang hasil pengamatan
Grafik 100 rr
oltm
Grafik 150 rr
oltm
Grafik 200 rr
Grafik 250 rr
oltm
Grafik 250 rr
oltm
200 rr
oltm
oltm
Grafik 150 rr
oltm
Grafik 100 rr
oltm
F. Pembahasan
Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak yang terjadi di lintasan yang lurus,
memiliki laju dan arah yang tetap. Pada praktikum yang bertujuan menentukan kecepatan
trolly pada gerak lurus beraturan dan dapat menjelaskan karakteristik gerak lurus
beraturan didasarkan kepada besaran-besaran kinematisnya, dilakukan percobaan dengan
menggunakan trolly biasa.
Trolly dapat bergerak jika diberikan gaya yang besarnya sama atau melebihi gaya
gesekan. Seperti yang dilakukan pada praktikum, dimana menggunakan sebuah meja
untuk bagian bawah. Hal ini dimaksudkan untuk memiringkan landasan tempat bergerak.
Gaya gesekan atau gaya dorong yang diberikan pada trolly bisa juga mempengaruhi cepat
lambatnya laju kereta.
Gaya gesek atau gaya dorong pada percobaan pertama yang diberikan pada trolly
sangat pelan. Hal ini menyebabkan hasil ketikan yang terdapat pada pita ketik sangat
rapat/berdempetan satu dengan yang lain. Bahkan cenderung menghasilkan garis lurus
yang susah untuk dihitung panjangnya tiap lima puluh ketikan.
Di awal pita ketik, terjadi titik ketikan yang saling tindih dan jarak antara titik
ketikan yang berdekatan sangat kecil, hal ini disebabakan karena trolly melaju, akibatnya
kecepatannya naik dan dipercepat dari kecepatan pada saat titik nol untuk mencapai
kecepatan maksimum/konstan. Jika dilihat grafik laju waktu pada hasil pengamatan,
terlihat bahwa trolly melakukan gerak dengan kecepatan relatif atau cenderung konstan
sehingga dapat disimpulkan bahwa trolly pada percobaan pertama melakukan gerak lurus
beraturan.
Dengan data hasil pengamatan sebagai berikut, jarak yang ditempuh 0,012 dengan
memerlukan waktu 0,2 sekon, maka kecepatannya 0,06 m/s, sedangkan jarak yang
ditempuh 0,014 dengan memerlukan waktu 0,2 sekon, maka kecepatannya 0,07 m/s, jarak
yang ditempuh 0,015 dengan memerlukan waktu 0,2 sekon, maka kecepatannya 0,075 m/
s, jarak yang ditempuh 0,016 dengan memerlukan waktu 0,2 sekon, maka kecepatannya
0,08 m/s, jarak yang ditempuh 0,018 dengan memerlukan waktu 0,2 sekon, maka
kecepatannya 0,09 m/s, dan jarak yang ditempuh 0,02 dengan memerlukan waktu 0,2
sekon, maka kecepatannya 0,1 m/s.
Dari hasil praktikum, didapatkan bahwa selang waktu yang dibutuhkan tiap sepuluh
ketikan yaitu 0,2 sekon dengan kecepatan yang berbeda-beda tiap sepuluh ketikan. Hal ini
dipengaruhi oleh panjang pita yang juga berbeda-beda.
Sebagaimana yang telah dijelaskan didasar teori, benda dikatakan mengalami gerak
lurus beraturan jika memiliki kecepatan konstan, apabila kecepatannya sekarang berubah
secara teratur, dengan kata lain mengalami perubahan kecepatan (atau percepatan
konstan) maka gerak semacam ini disebut gerak lurus berubah beraturan.
Berdasarkan data hasil pengamatan bahwa data percobaan dua yaitu dengan
menggunakan tegangan sebesar 3 volt dan berat benda 150 gr dihasilkan jarak pada
sepuluh titik pertama 0,045 m dengan waktu 0,2 sekon, maka didapatkan kecepatan awal
sebesar 0,025 m/s, setelah itu dicari selisih antar kecepatan pada jarak tertentu dengan
menggunakan rumus V = V2 – V1 yang mana hasilnya 3,15 m/s, lalu dapat diketahui
percepatannya dengan menggunakan rumus a = V/t maka hasilnya 15,57 m/s2, dapat
disimpulkan bahwa pada percobaan ini gerak yang ditimbulkan adalah gerak lurus
berubah beraturan.
Selain data diatas didapatkan data yang berbeda pula pada percobaan berikutnya
ketika menggunakan tegangan 6 volt dan berat beban 250 gr sebagai berikut, yaitu
dihasilkan pada jarak sepuluh titik pertama 0,015 m, waktu yang dibutuhkan 0,2 sekon,
kecepatan yang didapatkan 0,75 m/s, setelah itu barulah diketahui selisih kecepatannya
adalah -0,305 m/s dan didapatkan pula percepatan trolly tersebut yaitu -0,25. Gerak yang
ditimbulkan oleh trolly termasuk ke dalam gerak lurus berubah beraturan.
Dalam gerak dipercepat mempunyai tiga besaran yaitu perpindaha, kecepatan, dan
percepatan yang dapat bernilai positif atau negatif. Perpindahan negatif berarti bahwa
benda mengakhiri gerakannya dibelakang titik awal gerakan. Kecepatan negatif
menunjukkan bahwa gerak benda berlawanan dengan arah acuan, yang disebut gerak
mundur. Percepatan negatif berarti bahwa benda memperlambat gerakannya.
Kesalahan yang terjadi dalam praktikum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari alat-alat ataupun bahan-bahan
yang sudah disediakan. Walaupun alat-alat yang digunakan pada saat praktikum sudah
memenuhi standar, tetapi ada beberapa alat yang sudah rusak ataupun tidak lengkap
komponen-komponenya, seperti halnya ticker timer yang tidapat bergerak ketika trolly
digerakan. Hal ini berakibat pada hasil percobaan dan kurangnya waktu untuk
menyelesaikan praktikum. Adapun faktor eksternal berasal dari praktikan. Kesalahankesalahan yang dilakukan praktikan selama percobaan berlangsung antara lain disebabkan
oleh kurang telitinya pengamat dalam menghitung jumlah titik ketikan atau dalam
mengukur panjang potongan pita ketik, kesalahan pada saat menggerakkan trolly (pada
saat mendorong trolly), dan seringnya praktikan bermain-main pada saat praktikum
sedang berlangsung.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai geruk lurus maka dapat
diambil kesimpulan bahwa:
1. Gerak gerak lurus beraturan memiliki lintasan berupa garis lurus dan memiliki
kecepatan yang konstan, artinya besar dan arahnya sama.
2. Kecepatan pada GLB bernilai konstan atau tetap dan percepatannya bernilai nol
(a=0).
3. Secara matematis kecepatan dapat dirumuskan dengan v = s/t .
4. Gerak lurus berubah beraturan yaitu memiliki kecepatan konstan, apabila
kecepatannya diubah secara teratur, maka akan mengalami perubahan kecepatan
(atau percepatan konstan).
DAFTAR PUSTAKA
Pramono, H. 2014. Panduan Praktikum. Cirebon : Syariah Nurjati Press.
Ruwanto, B.2006. Fisika Kelompok Teknologi. Jakarta : Yudistira.
Soedojo, P. 2004. Fisika Dasar. Yogyakarta : ANDI.
PEER ASSESSMENT
GERAK LURUS
Aspek
Anis L
Selly M
Utari
Zulfanur
Muhtarudi
Nurahma
n
n
Kerjasama
1
2
3
4
5
6
Kedisiplinan
6
5
4
3
2
1
Keaktifan
1
2
3
4
5
6
Keterampilan
6
5
4
3
2
1
14
14
14
14
14
14
Jumlah
Cirebon, 6 mei 2014
VIVI ALVIA DEWI
(1413163121)