Perkembangan Islam dan Tamadun Melayu di

Tugas Kelompok

Dosen Pembimbing

SIAT dan Tamadun Melayu

Bambang Supradi, M.Pd.I

Perkembangan Islam dan Tamadun Melayu
Di Brunei Darussalam

Disusun oleh :
Kelompok 6

Azhar Siddiq
Jihad Benastey

Fakultas Sains dan Teknologi
Jurusan Teknik Informatika
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Pekanbaru

2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, Inayah, taufik dan hinayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami perkembangan Islam dan
tamadun Melayu di Brunei Darussalam.
Penulis mengakui masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu diharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, September 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1.

Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2.

Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

1.3.

Tujuan ................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
2.1.

Sejarah Brunei Darussalam ................................................................................. 2


2.2.

Islam Sebelum Periode Kolonial......................................................................... 3

2.2.1. Islam periode Inggris ........................................................................................... 4
2.2.2. Islam di Brunei dan Dewasa Ini. .......................................................................... 6
2.3.

Awal Proses Masuknya Islam Dan Perkembangannya ....................................... 8

2.4.

Pendidikan......................................................................................................... 12

2.5.

Tamadun Melayu .............................................................................................. 12

BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 14

3.1.

Simpulan ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

ii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil yang sangat makmur di bagian
utara Pulau Borneo/Kalimantan dan berbatasan dengan Malaysia. Brunei terdiri
dari dua bagian yang yang dipisahkan di daratan oleh Malaysia. Nama Borneo
berdasarkan nama negara ini, sebab pada zaman dahulu kala, negeri ini sangat
berkuasa di pulau ini.
Islam menjadi agama resmi Negara Brunei Darussalam, Karena itu mendapat
perlindungan dari negara. Pemerintah juga sangat mendukung perkembangan dan
kemajuan Islam, di mana Sultan Brunei menjadi kepala agama di tingkat negara.
Sebagian besar Muslim di negara ini adalah Sunni yang menganut mazhab Syafi’i.

1.2. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana sejarah Brunei Darussalam sebelum penjajahan sampai merdeka?

2.

Bagaimana perkembangan Islam di Brunei Darussalam?

3.

Bagaimana perkembangan pendidikan di Brunei Darussalam?

4.

Bagaimana perkembangan tamadun Melayu di Brunei Darussalam?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui sejarah Brunei Darussalam sebelum penjajahan sampai merdeka.
2. Mengetahui perkembangan Islam di Brunei Darussalam.

3. Mengetahui perkembangan pendidikan di Brunei Darussalam.
4. Mengetahui perkembangan tamadun Melayu di Brunei Darussalam.

1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Brunei Darussalam
Brunei Darussalam adalah sebuah negara kecil yang makmur di bagian utara
Pulau Borneo/Kalimantan dan berbatasan dengan negara Malaysia. Brunei
memiliki ukuran wilayah yang tidak begitu luas, diperkirakan hanya seluas 5.765
km persegi. Penduduknya juga relatif sedikit, diperkirakan berjumlah 360.000.
Mayoritas penduduknya adalah Melayu, sebagian lainnya adalah pendatang seperti
Cina. Pemerintah tidak menerbitkan data lengkap tentang penganut agama, namun
satu sumber menyebutkan bahwa 67,2 % penduduknya Muslim; 13% Budha, 10%
Kristen; dan 10% lainnya menganut keyakinan lainnya. Sekitar 20% penduduk
adalah etnis Cina, di mana diperkirakan sebagian di antaranya menganut Kristen
(Anglikan, Katolik dan Methodists) dan sebagian lainnya menganut agama Budha.
Juga terdapat sejumlah tenaga kerja yang berasal dari Australia, Inggris, Filipina,
Indonesia, dan Malaysia yang menganut Islam, Kristen dan Hindu. 297 Sebagai

tempat ibadah, di Brunei terdapat 101 mesjid, 7 buah gereja, sejumlah kelenteng
Cina dan 2 buah candi.1
Keberadaan Brunei sudah ada sejak abad ke-6 dan menjadi kerajaan tertua di
antara kerajaan-kerajaan tanah Melayu. Pada masa itu daerah Brunei menjadi salah
satu pelabuhan persinggahan dan pusat perdagangan dari Cina, Arab dan India.
Berdasarkan bukti monumen dan fakta sejarah yang ada di Brunei adalah lebih
meyakinkan dan mewujudkan bahwa islam telah ujud di Brunei sejak abad ke 13
M. Karena sebuah batu nisan seorang Cina kenamaan beragama islam pada tahun
1264 M yang terdapat di Brunei.2
Situasi politik di negara Brunei Darussalam tampaknya sangat tenang, hal ini
mungkin karena ukuran negara ini yang kecil. Hampir seluruh penduduk Brunei
adalah Melayu, meskipun ada sejumlah kecil kaum Iina pendatang. Sebagai agama
resmi, islam mendapat lindungan dari negara, islam sangat berkembang di Brunei,

1
2

Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2013). h.170
Suhaimi. Cahaya Islam di ufuk Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2006). h.253


2

karena didukung oleh pemerintah dan tidak adanya demokrasi politik
memungkinkan pemerintah memberlakukan kebijaksanaan di bidang agama dan
kebijakan umum lainnya tanpa banyak kesulitan. Dan juga karena Brunei sangat
berhati-hati terhadap pengaruh dari luar, tampaknya masyarakat feodal tradisional
ini akan tetap bertahan.
Brunei mengubah bentuk kerajaan menjadi kesultanan bersamaan dengan
masuknya islam ke sana pada abad ke 15. Tahun-tahun berikutnya menjadi masa
kejayaan kesultanan tersebut. Daerah kekuasaannya meluas hingga Filipina selatan.
Sepanjang sejarahnya, Brunei tercatat hanya mengalami 2 kali pertikaian politik.
Pertama, tak lama setelah kedatangan orang Eropa pertama di Brunei. Pada tahun
1521, pelaut Spanyol Magellan mendaratnya dua kapalnya di sana. Pemberontakan
rakyat dipicu ketidaksuaan mereka atas campur tangan orang asing dalam
pemerintahan.
Paman sultan, raja muda hasil yang menjabat perdana menteri gagal
memadamkan pemberontakan itu. Akhirnya bantuan asing yang dipimpin olah
petualang Inggris, James Brooke menumpas pemberontakan, diangkat sebagai raja
atas wilayah kuching, Baudab Lundo. Akhirnya sejak tahun 1888 brunei menjadi
daerah protektorat Inggris.

Pada tahun 1962, terjadi pemberontakan rakyat yang kedua dipimpin oleh
Azhari. Ia menuntut kemerdekaan Kalimantan Utara meliputi wilayah Shahab,
Serawak dan Brunei, namun pemberontakan tersebut berhasil dipatahkan.
Pada tahun 1971, Inggris memberikan kebebasan untuk menjalankan
pemerintahan Brunei. Meski cukup lama berada di bawah pengaruh kolonialisme
Inggris, namun secara kultural islam sangat mewarnai kehidupan rakyat dan
pemerintah Brunei.3
2.2. Islam Sebelum Periode Kolonial
Di Brunei Darussalam, Islam telah diterima secara resmi sebagai agama raja
dalam rakyat dan telah memiliki corak pemerintahannya secara bersultan dengan

3

Suhaimi. Cahaya Islam di ufuk Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2006). h.255

3

pengislaman Awak Alak Betatar(1363-1402) dengan nama sultan Muhammad syah
dan terakhir adalah sultan haji Hassanal Bolkiah(1957-sekarang).
Sultan-sultan negara Brunei telah mengembangkan islam di dalam negaranya

dan juga daerah sekitarnya. Mereka juga telah melaksanakan undang-undang islam
secara peringkat-peringkat sehingga menjadi undang-undang dasar negara Brunei
Darussalam.
Sebagai bukti jelas pelaksanaan UU islam di Brunei yaitu bahwa Brunei ialah
mewujudkan UU islam tertulis dan disahkan. Ada dua naskah UU islam Brunei,
naskah Brunei terkenal bernama Hukum Kanun Brunei mengandung 96 muka surat
dan boleh didapati di dewa bahasa dan pustaka Brunei. Naskah kedua terkenal
dengan nama UU dan Adat Brunei Lama, Terdiri dari 68 muka surat, di simpan di
Museum Serawak.
Kandungan hukum Kanun Brunei ini jelas mencakup bidang yang luas dalam
pelaksanaan hukum syara’, termasuk hukum hudud dan qishas. Hukum Kanun
Brunei mengandung kira-kira 47 pasal yang mana kandungan hukum ini sesuai
dengan hukum syara’.
Sebelum kedatangan Inggris, Brunei telah diperintah berdasarkan Hukum
Kanun Brunei yang berasaskan syara’. Dengan ini tidak ada keraguan mengenai
sumber dan asas undang-undang Brunei yaitu undang-undang islam yang
pemakaian dan pelaksanaannya meluas dan menyeluruh sebelum kedatangan dan
campur tangan Inggris.
2.2.1. Islam periode Inggris
Pada tahun 1847 merupakan tahun bersejarah bagi Inggris, karena pada tahun

tersebut bermulanya hubungan antara Brunei dengan kerajaan Inggris. Pada tahun
1906 Brunei dengan resminya menerima kehadiran residen British akibat dari
beberapa perjanjian tahun 1886 dan 1888, kandungan perjanjian-perjanjian tersebut
ialah membuat peruntukan memberi kuasa pentadbiran undang-undang kepada
pihak Inggris.
Sebagai contoh bahwa Inggris mulai menunjukkan minat untuk campur tangan
dalam bidang UU dan pentadbirannya seperti dalam perjanjian tahun 1856, Inggris
diberi kuasa untuk mengendalikan kasus-kasus yang timbul dari pertikaian di

4

kalangan rakyat Inggris atau antara rakyat Inggris dengan rakyat asing negara
Brunei. Walaupun hakim Inggris diberi kuasa bidang ini, namun beliau tidaklah
mempunyai kuasa penuh dalam menjalankan tugas-tugas kehakiman. Hakim
kerajaan Inggris apabila menjalankan tugas disertai oleh hukum kerajaan Brunei.
Hukuman-hukuman yang dijatuhkan hendaklah berdasarkan pada hukuman yang
terdapat dan diperuntukkan dalam UU tempatan dengan syarat, hukuman yang
dijatuhkan pada rakyat Inggris hendaklah tidak boleh lebih berat dari hukum yang
biasa diberikan dalam UU Inggris bagi kesalahan yang sama.
Dengan demikian Inggris telah mulai mempunyai aturan untuk campur tangan
dalam pentadbiran dan kehakiman Negara Brunei. Namun, kelihatannya Inggris
belum puas selagi belum berkuasa penuh di bidang perundangan dan
pentadbirannya. Kuasa penuh bagi mentadbir urusan perundangan dan kehakiman
rakyat Inggris di

Brunei diberikan pada Inggris hanya setelah tercantumnya

perjanjian 1888 artikel VII perjanjian tersebut terbuat.
a. Bidang kuasa sipil dan jenayah kepada jawatan kuasa kehakiman Inggris
untuk mengendalikan kasus rakyat asing dari negara jajahan Inggris dan kasus
rakyat negara lain jika mendapat persetujuan negara mereka.
b. Bidang kuasa untuk menghakimkan kasus yang melibatkan rakyat Brunei
jika rakyat Brunei dalam kasus tersebut merupakan seorang penuntut atau
pendakwa. Tapi jika di dalam sesuatu kasus itu, rakyat Brunei adalah orang yang
dituntut

atau didakwa, maka kasus tersebut akan diadili oleh Mahkamah

Tempatan.4
Ternyata walaupun Brunei Darussalam merupakan sebuah negara merdeka dan
berdaulat yang mana undang-undangnya sepatutnya dipatuhi dan dihormati, namun
hal ini tidak berlaku karena Inggris telah membuat berbagai tindakan untuk campur
tangan dalam perundangan dan pentadbiran keadilan Negara Brunei Darussalam.
Nampaknya mereka belum puas sebelum mempunyai kuasa mutlak di bidang
perundangan dan kehakiman ini.

4

Suhaimi. Cahaya Islam di ufuk Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2006). h.258

5

Inggris berhasil mendapat kuasa untuk campur tangan dalam urusan
pentadbiran dan pemerintahan termasuk urusan perundangan kecuali perkaraperkara mengenai agama Islam. Mungkin karena undang- undang adat tidak begitu
jelas dan kedudukan hukum Sya'ra pula dirasakan tergugat. Maka pihak kerajaan
Brunei telah menghantar satu utusan pada pesuruhnya British ke Borneo pada 2 Juli
1906 menuntut agar :
a. Setiap kasus yang berkaitan dengan agama Islam diadili oleh hakim-hakim
tempatan.
b. Meminta agar adat-adat dan undang-undang tidak dirombak , dipindah dan
dilanggar selama-lamanya.
Hasil dari utusan tersebut pihak Inggris setuju untuk mendirikan mahkamah
Syari’ah yang akan mengendalikan urusan undang-undang yang berkaitan dengan
agama Islam. Bagaimanapun Inggris telah menolak permintaan kedua dengan
alasan bahwa tujuan asal dari perjanjian 1906 adalah untuk memperbaiki adat dan
undang-undang tempatan sebagai langkah untuk menyelamatkan Brunei.
2.2.2. Islam di Brunei dan Dewasa Ini.
Brunei benar-benar merdeka dari kolonial Inggris pada 1 Januari 1984,
beberapa tahun setelah kota-kota di sekitar itu dimenangkan kemerdekaannya.
Berdasarkan teori semenjak tahun 1984. Islam merupakan agama pokok di Brunei
dan benar-benar melekat di negara tersebut. Jadi Islam di Brunei adalah peraturan
negara dan terlebih lagi adalah merupakan suatu birokratis. Seperti Malaysia
politik-politik Islam yang ternama tidak dibenarkan. Ini tentu bukan berarti bahwa
Islam sama sekali tidak pada suatu aturan yang dinamis. Sebaliknya Islam sangat
hidup di Brunei khususnya dalam segi budaya dan spiritual. Ada berbagai bukti
pertumbuhan islam di Brunei di berbagai sektor. Tetapi peranan Islam terus
menerus untuk dapat benar-benar ditentukan oleh kerajaan dan sangat tidak
mungkin susunan tersebut akan berubah di masa-masa yang akan datang.
Seperti negeri-negeri Melayu lainnya, kesultanan Brunei tidak melepaskan
kedaulatannya kepada Inggris. Tahun 1888 dibuatlah perjanjian antara Inggris
dengan kesultanan Brunei yang menjadi Brunei wilayah protektorat Inggris.

6

Segala pengaturan menyangkut urusan dalam negeri di tanda tangani oleh
sultan, namun Brunei dibujuk untuk menerima penasihat Inggris yang akan
memberi nasihat kepada Sultan tentang segala persoalan selain persoalan
keagamaan. Sistem hukum Inggris juga diadopsi secara selektif. Birokrasi dan
modern dengan pemerintah modem mulai diterapkan. Peran sultan sebagai
penguasa absolut ditinjau kembali. Dalam kenyataan residen Inggris, yang tugasnya
hanyalah sebagai penasihat mengambil sebagian besar kewajiban yang di
dahulunya merupakan tugas-tugas Sultan. Lembaga-lembaga baru seperti
konstitusi, kepolisian, birokrasi yang dijalankan oleh pegawai-pegawai distrik dan
lain-lain diciptakan untuk membantu modernisasi politik tradisional.
Sebagian besar masyarakat pribumi berusaha menjauhi hal-hal yang menurut
ajaran agama merupakan perbuatan rendah. Hal ini membantu mereka tetap
memiliki kebanggaan dan rasa percaya diri sebagai muslim dan memperlebar
kepercayaan mereka bahwa meskipun mereka tidak lagi merdeka di bidang
ekonomi dan politik, namun di bidang spiritualitas mereka masih merdeka, namun
demikian ada juga efek negatifnya. Isi ajaran agama yang mereka terima cenderung
statis dan menekankan aspek ritual. Pemisahan agama dari politik yang
mengakibatkan berkurangnya kegiatan-kegiatan politik mungkin menyebabkan
keadaan ini. Landasan spiritual yang dibentuk lewat pengajaran agama, pada
umumnya kuat, namun penekanan yang terlalu berlebihan terhadap teknologi
menciptakan situasi di mana pendidikan ortodoks yang tertutup tidak muncul
sebagai suatu yang cukup untuk mengantisipasi kompleksitas perubahan dunia yang
begitu cepat.
Tidak mengherankan jika pemimpin nasional di kawasan ini yang diilhami cita
cita kemerdekaan politik muncul terutama dari orang-orang yang terdidik dalam
sistem pendidikan kolonial. Namun bagi kaum muslimin Islam merupakan unsur
pemersatu yang penting dalam perjuangan nasional meskipun jalan menuju
kemerdekaan berbeda-beda antara satu negeri dengan negeri yang lainnya.
Brunei memperoleh kemerdekaan penuh pada 1 Januari 1984. Sistem politik
tradisional diberlakukan kembali dalam bentuk modern dengan keluarga raja

7

sebagai pemegang kepemimpinan kerajaan yang bernama negara Brunei
Darussalam.
2.3. Awal Proses Masuknya Islam Dan Perkembangannya
Berdasarkan bukti sejarah yang ada di Brunei Darussalam Islam masuk ke
Brunei sekitar abad ke -13 M. Semenjak itu kerajaan Brunei berubah menjadi
kesultanan Islam.
a) Batu Nisan
Batu nisan tersebut didapati di perkuburan Islam Rangas di jalan Tutong
Bandan Sari, bertuliskan Cina kepunyaan orang Cina bernama P’u-kung Chin-mu
yang meninggal pada tahun 1264 M zaman dinasti Sung Selatan.
Untuk menguatkan alasan bahwa tuan p'u adalah seorang yang memeluk Islam,
yaitu apabila mayat orang islam di pemakaman orang non muslim maka akan
timbul kegaduhan, karena perbuatan itu berlawanan dengan hukum fiqih dari segi
mengubur mayat tetapi batu nisan itu kekal sampai sekarang dan ini membuktikan
bahwa tuan p'u adalah orang Cina yang beragama Islam. 5
b) Kerajaan Islam
Islam masuk ke Brunai di bawa oleh saudagar-saudagar Islam. Yang intinya
orang-orang Arab diikuti oleh orang Persia, Gujarab dan penyebaran agama itu
tidak dijalani dengan kekerasan dan tidak ada penaklukan negeri. Raja Brunai,
Awak Alak Batatar mula-mula belum menganut agama Islam tapi ketika itu, Brunai
telah menjalin hubungan dengan Malaka. Yang pada waktu itu agama Islam telah
berkembang di malaka.
Menurut silsilah raja-raja Brunai bahwa Awak Alak Batatar sendiri berangkat
ke Malaka dan menikah dengan putri Malaka, kemudian Awak Alak Batatar tertarik
masuk Islam dan mengganti namanya dengan sultan Muhammad Syah. Dalam masa
pemerintahan Sultan Muhammad itulah seorang bangsa Arab dari Mekkah (thaif)
yang bernama Syarif Ali datang ke Brunei dan mengembangkan Islam di Brunai,
kemudian menikahkan Syarifah dengan anak kemenakannya baginda putri Pateh
Berbai.6
5
6

Suhaimi. Cahaya Islam di ufuk Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2006). h.262
Ibid

8

Perkembangan dan kemajuan Islam di Brunai semakin nyata setelah rajanya
Awak Alak Batatar memeluk agama Islam pada tahun 1368 M, dengan gelar Sultan
Muhammad Syah yang menjadikan agama islam dilakukan sebagai agama resmi
negara. Usaha-usaha mengembangkan agama islam dilakukan secara menyeluruh
baik dalam maupun luar negeri. Kemasyhuran di Brunai mendorong imigrasi ulama
Islam ke negeri itu. Perkembangan dan majunya Islam di Brunai lebih pesat.
Setelah pusat penyebaran dan kebangkitan Islam di Malaka jatuh ke tangan
Portugal .pada tahun 1511 M, sehingga banyak ahli agama Islam pindah ke Brunai.
Kesultanan Brunai juga mengislamkan wilayah yang ada dalam kekuasaannya
Pendidikan agama menjadi penting dalam menyadarkan identitas Islam orang
Melayu Brunai. Bahasa Melayu tetap menjadi media keagamaan dan komunikasi
antara kaum muslimin Brunai.
Brunai menjadi pusat pengembangan agama Islam pada masa pemerintahan
sultan Bolkiah (sultan Brunai yang ke-5), di antara cara Sultan Bolkiah
mengembangkan ajaran Islam yaitu melalui perkawinan. Baginda Menaklukan
Suluk (sulu) kemudian menikahi putri Raja Suluk yaitu Laila Mancapai.
Adapun faktor - faktor yang mempengaruhi perkembangan Islam di Brunai
adalah :
1.

Faktor Perdagangan
Perdagangan Portugis dan Arab merupakan golongan yang memainkan

peranan penting dalam penyebaran Islam di sekitar pulau- pulau Melayu. Brunai
juga merupakan salah satu kawasan yang dianggap menerima Islam melalui
golongan itu
Pada abad ke-19 M, perdagangan-perdagangan Arab-Persia menguasai
perdagangan laut di antara dunia Arab hingga ke Cina. Malah mereka menjadi
penghubung di antara kepulauan Melayu dengan China. Sejarah China
menggelarkan Brunai sebagai polisi mencatatkan bahwa ia mempunyai pelabuhan
yang maju dan disinggahi oleh pedagang-pedagang Asia seperti ; Arab, Persia,
India, Dan Cina.

9

Pedagang-pedagang Islam ini boleh jadi menyebarkan Islam itu sendiri.
Membawa ulama-ulama Islam atau kapal-kapal mereka atau mengadakan
perkawinan dengan penduduk setempat.
2.

Kedudukan Yang Strategis
Kedudukan Brunai yang strategis turut membantu penyebaran Islam ke negeri

itu, Brunai terletak di pantai barat borneo yang menghadap ke laut cina selatan yang
menjadi laut perdagangan, laut yang utama pada masa itu.
Para pedagang asing di Asia tenggara pada masa itu sangat mengenali Brunei
dan kedudukannya sehingga mereka dapat mengetahui kedudukan jarak di antara
Brunei dengan pelabuhan lain.
3.

Peranan Pendakwah
Ajaran Islam di kembangkan oleh mubaligh luar negeri juga dikembangkan

oleh orang-orang Brunai yang telah mendapatkan pengetahuan agama Islam dari
negeri jiran (Makkah). Pelajaran yang diterima oleh orang-orang Brunai itu menjadi
amal mereka dengan teguhnya. Semangat keislaman orang Brunai begitu kokoh
karena menyerahkan diri mereka semata-mata karena Allah. Di antara pendakwah
Islam yang memainkan peranannya seperti syekh Alwi Al Fakeh Al-Muqqaddam.7
4.

Melalui Perkawinan
Amalan perkawinan merupakan salah satu faktor universal yang membantu

penyebaran Islam di tempat, dan di dunia ini. Dalam konteks penyebaran Islam di
Asia tengara Brunai juga tidak terkecuali.
Perkawinan di antara tokoh pendakwah Syarif ali dengan putri raja Brunai
dianggap telah banyak memberikan sambungan kepada kita pada perkembangan
Islam di Brunai, dan di tambah pula beliau menjadi Sultan Brunai yang ke-5, ini
semakin memudahkan dalam usaha penyebaran Islam di negara itu.
5.

Masalah Partai Politik
Jika di lihat dari perkembangan islam di Brunai, bahwa mayoritas

penduduknya orang Melayu Brunai yang beridentitas Islam. dengan berkomunikasi

7

Suhaimi. Cahaya Islam di ufuk Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2006). h.265

10

menggunakan bahasa International (bahasa Inggris) dan antara sesamanya
berkomunikasi tetap bahasa Melayu yang merupakan ciri khas bahasa mereka.
Dalam sistem pemerintahan Brunai atau sistem kesultanan di Negara Jiran ini,
di bentuk suatu organisasi-organisasi Islam yaitu Majelis Agama Islam Brunei
(MAIB) di bidang keagamaan atas dasar undang-undang Agama dan mahkamah
Qadi pada tahun 1955 M. Majelis ini bertugas menasehati sultan dalam hal Agama
Islam, dan untuk melaksanakan kegiatan Agama di Brunai di urus oleh Menteri
sebagai mana yang terdapat di Indonesia adanya Menteri Agama. Dalam menjalani
dakwah Islamiah Brunai sering mendatangkan mubaligh dari Indonesia, selain
mubaligh di Brunai juga banyak tenaga pengajar dari Indonesia dalam berbagai
disiplin dan ilmu keagamaan dan bahasa Arab.
Brunai juga mengirim mahasiswanya untuk mempelajari ilmu agama di
Indonesia, seperti di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Brunai pernah bekerja sama
dengan Indonesia di bidang pendidikan Agama Islam, hal ini terbukti dengan
adanya kunjungan beberapa tokoh muslim Brunai ke lembaga tinggi dalam
pendidikan yang mendalami ilmu-ilmu Al-Quran di Jakarta dan masalah politik
negara Brunai ini, salah satunya masuknya negara Brunai Darussalam ke dalam
himpunan bangsa-bangsa Asia tenggara (ASEAN) pada tahun 1984.8
6.

Respons pemerintah Brunai terhadap islam
Islam di Brunai, berkembang dan maju lebih pesat dalam bentuk

pemerintahannya maupun rakyat Melayu Brunai dalam mensyariatkan dan
menjalankan agama. itu terlihat sekali, Islam masuk ke Brunai dengan jalan damai
tanpa adanya paksaan. karena Agama resmi Brunai yaitu islam. namun agama lain
pun tidak di larang, ini terbukti di antaranya penduduknya hidup saling
berdampingan dan saling berinteraksi antar sesamanya.
Dilihat dari ekonomi Masyarakat Melayu Brunai kehidupan dalam mencukupi
kebutuhan mereka lebih stabil dan sejahtera, karena pemerintahan sangat
memperhatikan kebutuhan yang di hadapi oleh rakyatnya. Hal ini terlihat dari
kekayaan dan hasil bumi negara Brunai tersebut.

8

Suhaimi. Cahaya Islam di ufuk Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2006). h.266

11

2.4. Pendidikan
Sistem Persekolahan agama dapat dilaksanakan dengan teratur sekitar tahun
60-an dan sudah banyak mengalami perubahan berdasarkan pada kehendak negara
Brunei sendiri. Kurikulum pelajar bagi mata pelajaran agama di sekolah-sekolah
Melayu dan Inggris menggunakan kurikulum pelajaran Malaysia. Pada tahun 1950
kerajaan mulai mengirim 3 pelajar keluar negeri untuk mempelajari pengetahuan
agama Islam dengan bahasa Arab di sekolah Arab Al-Juned Singapura. Lulusan
dari sekolah Arab-Al Juned melanjutkan pelajaran ke Kolej Islam Kelang Malaysia,
dan seterusnya ke Universitas Al-Azhar Mesir. Hal ini bertujuan untuk mendalami
ilmu pengetahuan agama melalui bahasa Al-Qur’an. Pada Tahun 1985 didirikan
Universitas Brunei Darussalam dengan penerimaan mahasiswa dimulai tanggal 10
Oktober 1985.9
Dalam kehidupan individu, masyarakat di Brunei sangat memegang teguh
ajaran Islam seperti anak yang sudah berumur lima tahun diserahkan kepada guru
untuk belajar mengaji, shalat berjamaah dll.
2.5. Tamadun Melayu
Hampir seluruh penduduk Brunei adalah Melayu walaupun ada sejumlah kecil
kaum Cina pendatang. Sebagai agama resmi, Islam mendapat perlindungan dari
negara. Bangsa Melayu pada konteks kuno adalah bangsa yang percaya pada
praktek magis, di antaranya perilaku magis yang berkembang adalah :
1. Percaya pada keramat seperti karang-karang yang berbentuk aneh, biasanya
pohon-pohon besar yang bentuknya sudah tidak utuh, kuburan di tengah hutan.
2. Praktek tradisional, para nelayan secara umum masyarakat Melayu tanah dan
laut didiami makhluk supranatural. Dengan begitu diadakan upacara tertentu
untuk menjamin keselamatan pelaut dan untuk mendapatkan hasil tangkapan
yang banyak.
Kegiatan-kegiatan ini telah ditinggalkan sekitar dua dekade yang lalu,
pemimpin, tokoh masyarakat dan guru telah berhasil dalam mendidik masyarakat
dengan islam yang murni dan bebas dari kepercayaan kepercayaan dinamisme. 10
9

Suhaimi. Cahaya Islam di ufuk Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2006). h.270
Ibid h.276

10

12

Proses pemurnian Islam di kalangan masyarakat Melayu telah dilakukan oleh
kelompok-kelompok dakwah yang beragam dan tanggung jawab itu telah diambil
alih oleh negara.
Kerajaan Brunei menganut ideologi kerajaan Islam Melayu atau Melayu Islam
Beraja (MIB). Sebuah surat kabar resmi pemerintah menjelaskan tentang MIB
sebagai berikut:
“Kerajaan Islam Melayu menyerukan kepada masyarakat untuk setia kepada
rajanya, melaksanakan Islam dan menjadikannya sebagai jalan hidup serta
menjalani kehidupan dengan mematuhi segala karakteristik dan sifat sejati bangsa
Melayu Brunei Darussalam, termasuk menjadikan bahasa Melayu sebagai bahasa
utama”11

11

Helmiati. Sejarah Islam Asia Tenggara. (Pekanbaru. Suska Press 2013). h.175

13

BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan
Brunei Darussalam adalah negeri Melayu yang suasana dan tradisi
keislamannya sangat kuat, bahkan telah mendarah daging. Islam masuk ke Brunei
melalui beberapa teori. Islam di Brunei Darussalam mengalami perkembangan
yang cukup pesat dari masalah pra-kolonialisme, kolonialisme, dan masa
kemerdekaan serta pembentukan Kerajaan Brunei Darussalam. Hal ini didukung
dengan diadopsinya hukum Islam sebagai hukum ketatanegaraan dan hukum
publik, dan diperkuat oleh penerapan hukum Syariah oleh Sultan Brunei. Walaupun
Brunei Darussalam memiliki penduduk yang heterogen, namun Brunei Darussalam
dianggap sebagai negara yang berhasil menerapkan Hukum Islam tanpa
pertentangan dan pertumpahan darah dari kaum minoritas.

DAFTAR PUSTAKA

14

Helmiati. 2013. Sejarah Islam Asia Tenggara. Pekanbaru: Suska Press.

Suhaimi. 2007. Cahaya Islam di Ufuk Asia Tenggara. Pekanbaru: Suska Press.

15

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24