Contoh Laporan Praktikum Beton Indonesia
laporan praktikum beton
BAB I
PENDAHULUAN
Beton adalah suatu campuran yang bahan dasarnya terdiri dari agregat ( pasir dan
kerikil ),semen dan air.Beton juga dapat didefenisikan sebagai bahan yang dibentuk dari
gabungan beberapa material pilihan yang tidak sejenis.
Dilihat dari kegunaannya Beton mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap
air,terbukti pada bangunan beton untuk konstruksi bangunan air seperti pelimpah pada
bendungan,saluran,talang dan pilar pada jembatan.Beton segar (fresh concrete)
merupakan bahan plastis yang dapat mengalir dalam cetakan dan setelah beberapa jam
atau hari beton segar tersebut telah berubah menjadi bahan yang padat dan keras.
Berdasarkan berat satuan dan kuat tekan beton pada umur 28 hari,beton dapat
diklasifikasikan kedalam tiga kategori.Pertama,beton ringan,yaitu beton yang dibuat dari
agregat alam dengan berat kurang dari 1800 kg/
dan kuat tekan kurang dari 20 N/
.Kedua,beton normal,yaitu beton dengan berat sekitar 2400 kg/
40 N/
dengan kuat tekan 20 –
,banyak digunakan untuk keperluan konstruksi.Dan yang terakhir,beton dengan
berat lebih besar dari 3200 kg/
denan kuat tekan lebih besar dari 40 N/
.
Untuk konstruksi beton normal dengan kuat tekan beton 20 – 30 N/
pada umur
28 hari dengan factor air semen (FAS) 0.5 – 0.7 telah digunakan dengan sangat
memuaskan.Namun demikian,struktur mengalami perlemahan ketika beton tersebut
digunakan pada lingkungan yang agresif ( mengandung larutan sulfat dan
chlorida).Perlemahan ini terjadi karena porositas dari beton normal yang memungkinkan
larutan sulfat dan chlorida dapat menembus bagian dalam beton yang pada akhirnya
menyebabkan ekspansi,retak dan karat pada tulangan beton.
Faktor-faktor tersebut telah meningkatkan intensitas penelitian dan pengembangan
untuk mempertinggi sifat-sifat beton yang dikenal dengan beton mutu tinggi/High Strength
Concrete ( HSC) dan kinerja tinggi / High Performance Concrete ( HPC ).Peningkatan
kekuatan dan kinerja dapat dicapai dengan penggunaan material yang baik.
Seiring perkembangan untuk meningkatkan mutu beton,metode pemadatan beton
tanpa menggunakan alat pemadat ( Vibrator ) juga terus dikembangkan.Hal ini
dimungkinkan dengan tersedianya bahan tambahan kimia untuk meningkatkan Workabilitas
beton seperti Superplasticizer atau Hyperplasticizer.Bahan kimia tersebut dapat
menghasilkan Workabilitas 250 mm slump ( flow concrete ) tanpa terjadi segregasi dan
bleeding.Beton dengan workabilitas tinggi dikenal dengan nama Self-Compacting
Concrete (SCC) merupakan beton yang mempunyai kemampuan untuk memadat sendiri
tanpa menggunakan alat penggetar (Vibrator).
Beton sangatlah bagus untuk menahan gaya tekan tetapi tidak mampu menahan gaya tarik.
Oleh karena itu dipasang tulangan untuk menahan gaya tarik beberapa jenis beton yang
didasarkan pada :
1. Berat Volome
Beton berat : berat volume beton ini > 2,4 ton / m³ dan dipakai untuk konstruksi yang
memiliki massa yang berat, beton ini tahan terhadap sinar gamma agregat yang dipakai
adalah butir besi, baritu, magnetic dan lain sebagainya.
Beton normal : berat volume beton ini antara 1,8 – 2,4 ton/m 3 dan dipakai untuk konstruksi
tempat tinggal. Agregat yang dipakai yaitu pasir, kerkil, koral, batu pecah dan lain
sebagainya.
Beton ringan : berat volume beton ini antara 0,6 – 1,8 ton/m 3 dan dipakai untuk pembuatan
lapis penyekat suara. Agregat yang dipakai adalah expended clay, batu apung, vermi culete
dan lain sebagainya
2. Teknik Pembuatan
Beton biasa : beton ini dibuat dalam keadaan plastis. Misalnya beton siap pakai (ready mix
concrete) dan beton yang dibuat dilapangan
Beton free cast : beton ini dibuat dalam bentuk elemen-elemen yang merupakan rangka dari
konstruksi yang akan dibuat
Beton presstres : beton yang telah diberi tegangan dalam beton sebelum beton mendapat
tegangan dari luar
Beton segar : beton yang masih atau belum memiliki bentuk masih fleksibel
Beton tumbuk : beton tanpa tulangan
Beton bertulang : beton yang bahannya sama tetapi diberi tulangan
Beton deking : beton untuk memberi jarak selimut beton
Beton siklop : beton yang digunakan untuk pengisi pondasi
1.2 JENIS-JENIS BETON
Beton terdiri dari beberapa jenis, untuk membedakan jenisnya dapat dilihat
berdasarkan :
1. Berdasarkan Berat (Volume)
a) Beton berat
Beton yang memiliki volume yang lebih besar dari 2,8 ton/m3. Beton ini biasanya
digunakan pada bangunan rektor nuklir, karena beton ini mampu manahan sinar
magma.
Agregatnya yang dipakai: butir besi, barito, magnetik dll
b) Beton normal
Beton yang memiliki volume antara 1,8 – 2,8 ton/m3. Beton ini digunakan
padakonstruksi bangunan tempat tinggal atau konstruksi yang umum dipakai.
Jenis agregatnya antara lain : pasir, kerikil, batu pecah dll
c) Beton ringan
Beton yang memiliki volume antara 0,6 – 1,8 ton/m3. Beton ringan ini digunakan
untuk lapisan penyekat suara atau bangunan yang memikul beban ringan.Jenis agregat
yang dipakai antara lain : expended clay, batu apung vermikulite dll.
2. Berdasakan Teknik Pembuatan
a) Beton Biasa
Beton ini langsung dibuat dalam plastis yang terdiri atas beton siap pakai dan beton
yang dibuat di lapangan.
Cara pembuatan beton ini berdasarkan atas : Beton siap pakai (ready mix
concrete),dan Beton in situ (beton dibuat di lapangan).
b) Beton Precast
Beton ini dibuat dalam bentuk elemen – elemen yang merupakan rangka dari
konstruksi yang akan dibuat. Beton ini dipakai keadaan mengeras.
c) Beton Prestress
Beton yang dibuat dengan memberi tegangan dalam beton, sebelum beton
tersebut mendapat beban luar kecuali beban sendiri.
1.3 KLASIFIKASI MUTU BETON
Mutu dan Kelas Beton
Kelas
mutu
K0
K 125
K 175
K 225
K 225
Kelas
II
Kelas
III
125
175
225
225
200
250
300
300
Tujuan
non –
struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Pengawasan terhadap
Mutu
Agregat
Kuat Tekan
sedang
ketat
ketat
ketat
ketat
Kontinu
Kontinu
Kontinu
Kontinu
Keterangan :
1) Konstruksi non struktural adalah konstruksi yang hanya memikul beban sendiri dan beban
luar yang ringan ( tanpa memikul beban bangunan).
2)
Konstruksi struktural, adalah konstruksi yang memikul beban sendiri dan beban luar
( secara langsung memikul beban bangunan).
Pengawasan Pembuatan Beton :
Beton Kelas I
Beton untuk pekerjaan non-struktural. Pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian
yang khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada mutu bahan, sedangkan pada
kekuatan tidak diisyaratkan pemeriksaan. Mutu beton I dinyatakan dengan Bo.
Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Memerlukan keahlian yang cukup
dan harus dilakukan pengawasan dibawah pimpinan tenaga ahli. Terbagai dalam mutu
standar B1, K25, K175, dan K225.
Beton Kelas III
Beton untuk pekerjaan struktural yang memakai mutu beton dengan kekuatan tekan
karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm. Untuk pelaksanaannya dibutuhkan
keahlian khusus dibawah pengawasan para ahli. Diisyaratkan paenggunaan
laboratorium beton dengan tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton
secara kontinue.
BAB II
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
2.1 ALAT
Untuk menghasilkan produk yang tinggi dalam bekerja maka harus memerlukan alat
yang lengkap, sebab disamping rendahnya produktivitas kerja juga dapat mengurangi
mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Penggunaan fungsi ganda yang bukan
kegunaannya dapat menyebabkan alat jadi cepat rusak. Dengan memperhatikan
kegunaannya masing-masing diharapkan mampu menggunakan peralatan dengan
benar.
Peralatan penakar bahan
1. Ember
Terbuat dari plastik ataupun plat dengan berbagai ukuran yang berbeda. Ember ini
digunakan untuk mengetahui perbadingan campuran dan sekaligus untuk mengangkut
campuran ketempat pengecoran.
2. Gerobak
Berfungsi sebagai alat transportasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Gerobak ini ada
dua macam yaitu yang beroda satu dan yang beroda dua.
Peralatan pengaduk beton
1. Sekop
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan daun sekopnya agak dilengkungkan
agar mudah dalam bentuk mengangkut pasir atau bahan lainnya.
2. Mesin Pengaduk atau Molen
Alat ini terbuat dari besi yang fungsinya untuk mengaduk campuran agregat halus dan
kasar menjadi satu kesatuan.
Peralatan Pekerjaan Tulangan
1. Besi Penekuk (Bending)
Besi terbuat dari baja tempa digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dari mulai
baja yang berdiameter 1 mm sampai 14 mm
Kakatua
Alat ini dibuat dari baja, gunanya untuk menguatkan ikat pada tulangan dan memotong
kawat lemas.
2. Landasan Bending
Alat ini digunakan pada saat kita membengkokkan tulangan ,landasan ini dibuat sendiri
dengan menggunakan pemakuan tulangan pada sebuah kotak.
Peralatan lainnya ;
1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari baja tipis dengan tangkai dari kayu daun sendok berbentuk segitiga
tetapi ada juga yang berbentuk daun. Alat ini dipergunakan untuk meratakan permukaan
beton yang telah selesai dikerjakan.
2. Meteran
Digunakan untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi suatu benda kerja.
3. Ruskam
Terbuat dari kayu/besi tipis yang diberi tangkai pada belakangnya. Gunanya adalah
untuk meratakan permukaan beton yang telah dicor.
4. Ayakan pasir.
Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat
persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir, semen, kapur, dan lain – lain.
5.
Pensil
Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk menggambar. Pensil ini
berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih besar. Gunanya adalah untuk
menggambarkan lokasi pemasangan, dan juga untuk menandai suatu tempat yang
diperlukan dalam pengukuran.
6. Palu
Palu berfungsi sebagai pemukul paku.
7.
Linggis
Linggis berfungsi sebagai alat pembongkaran pada bekisting.
8. Siku-siku
BAB III
BETON DECKING
3.1 DASAR TEORI
Beton tahu atau beton decking berfungsi untuk membuat sela atau jarak antara
permukaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada waktu pengecoran nanti bisa
terbentuk selimut beton.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Alat ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sekop
Cangkul
Jidar
Kakatua
Ruskam
Palu
gergaji
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
bahan ;
semen
pasir
air
papan
paku
kawat
plastik
3.3 KESELAMATAN KERJA
1
2
3
4
5
Gunakan pakaian pelindung dengan lengkap ( safety )
Pakai alat sesuai fungsinya
Pelajari rangkaian kerja
Konsentrasi dan jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
Jika ada yang tidak difahami tanyakan pada instruktur
3.4 PERHITUNGAN
Volume cetakan = 78 cm x 60cm x 6 cm x 1,8 (factor gembur ) / 1000
= 50544 cm
Kadar semen
=
x V. cetakan
= x 50544 cm
= 16848 /1000 = 16,8 kg
Kadar pasir
=
x V. cetakan
= x 50544 cm
= 33696 /1000 = 33,6 kg
Kadar air
= Hasil kadar air x factor air semen ( fas = 0.7 )
= 16848 x 0,7
= 11793 /1000 = 11,7 liter
3.5 LANGKAH-LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
2. Membuat bekisting beton deking dengan ukuran 50 x 50 cm dan tebal 1 cm dan
pasang skor untuk mengokohkan cetakan.
3. Tandai bekisting sesuai dengan ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm.
4. Letakkan bekisting diatas plastik.
5. Menyiapkan kawat pengikat tulangan , bentuk kawat tersebut dengan memuntir kedua
ujung kawat.
6. Aduk bahan hingga merata campurannya.
7. Tuangkan adukan ke dalam bekisting dan padatkan, meratakan permukaanbeton.
8. Biarkan selama 1 menit hingga genangan ait di permukaan adukan sedikit
Setelah air di atas permukaan beton mulai mengering bagi beton tersebut dengan
ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm
9. Memasukkan kawat ke dalam adukan beton dalam bekisting sedalam ¾ dari tebal
beton deking.
10.
biarkan adukan mengeras ( 1 hari ) setelah itu, buka bekisting dan pisahkan
beton deking tersebut.
BAB IV
PLAT KEBON
4.1 ALAT DAN BAHAN
Alat ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Palu
Sekop
Ember
Kakatua
Pemotong besi
Pembengkok besi
Rol meter
Sendok spesi
Ruskam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bahan ;
semen
pasir
kerikil
besi polos ø 8
air
kawat ikat
beton decking
mall
4.2 keselamatan kerja
1
2
3
4
5
Gunakan pakaian pelindung dengan lengkap ( safety )
Pakai alat sesuai fungsinya
Pelajari rangkaian kerja
Konsentrasi dan jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
Jika ada yang tidak difahami tanyakan pada instruktur
4.3 Perhitungan
Volume cetakan = 78 cm x 60cm x 6 cm x 1,8 (factor gembur )
= 50544 cm
Kadar semen
=
x V. cetakan / 1000
= x 50544 cm
= 16848 / 1000 = 16,8 kg
Kadar pasir
=
=
x V. cetakan / 1000
x 50544 cm
= 33696 / 1000 = 33,6 kg
Kadar kerikil
=
=
x V. cetakan / 1000
x 50544 cm
= 25272 / 1000 = 33,6 kg
Kadar air
= Hasil kadar air x factor air semen ( fas = 0.7 ) / 1000
= 16848 x 0,7
= 11793 / 1000 = 11,7 liter
4.4 Langkah-langkah kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Membuat bekisting ukuran 60 x 78 x 6cm. Pasang
mengokohkan cetakan.
skor
pada
cetakan
untuk
3. Letakkan bekisting diatas kertas semen/palstik.
4. Memotong tulangan yang diperlukan sesuai dengan ukuran, kemudian bentuk tulangan
tersebut.
5. Merangkai tulangan dengan jarak yang telah ditentukan. Kencangkan dengan kawat.
6.
7.
8.
9.
Mengaduk beton hingga rata dengan perbandingan campuran 1 : 2 : 3
Memasukkan tulangan ke dalam cetakan. Sebelumnya tulangan sudah di beri beton
deking.
Memasukkan beton ke dalam cetakan lalu dipadatkan.
Meratakan permukaan beton dengan menggunakan jidar, kemudian baru diratakan
dengan ruskam.
Menyapu permukaan beton menggunakan sapu lidi dengan membanting- banting sapu
diatas permukaan beton.
BAB I
PENDAHULUAN
Beton adalah suatu campuran yang bahan dasarnya terdiri dari agregat ( pasir dan
kerikil ),semen dan air.Beton juga dapat didefenisikan sebagai bahan yang dibentuk dari
gabungan beberapa material pilihan yang tidak sejenis.
Dilihat dari kegunaannya Beton mempunyai daya tahan yang sangat baik terhadap
air,terbukti pada bangunan beton untuk konstruksi bangunan air seperti pelimpah pada
bendungan,saluran,talang dan pilar pada jembatan.Beton segar (fresh concrete)
merupakan bahan plastis yang dapat mengalir dalam cetakan dan setelah beberapa jam
atau hari beton segar tersebut telah berubah menjadi bahan yang padat dan keras.
Berdasarkan berat satuan dan kuat tekan beton pada umur 28 hari,beton dapat
diklasifikasikan kedalam tiga kategori.Pertama,beton ringan,yaitu beton yang dibuat dari
agregat alam dengan berat kurang dari 1800 kg/
dan kuat tekan kurang dari 20 N/
.Kedua,beton normal,yaitu beton dengan berat sekitar 2400 kg/
40 N/
dengan kuat tekan 20 –
,banyak digunakan untuk keperluan konstruksi.Dan yang terakhir,beton dengan
berat lebih besar dari 3200 kg/
denan kuat tekan lebih besar dari 40 N/
.
Untuk konstruksi beton normal dengan kuat tekan beton 20 – 30 N/
pada umur
28 hari dengan factor air semen (FAS) 0.5 – 0.7 telah digunakan dengan sangat
memuaskan.Namun demikian,struktur mengalami perlemahan ketika beton tersebut
digunakan pada lingkungan yang agresif ( mengandung larutan sulfat dan
chlorida).Perlemahan ini terjadi karena porositas dari beton normal yang memungkinkan
larutan sulfat dan chlorida dapat menembus bagian dalam beton yang pada akhirnya
menyebabkan ekspansi,retak dan karat pada tulangan beton.
Faktor-faktor tersebut telah meningkatkan intensitas penelitian dan pengembangan
untuk mempertinggi sifat-sifat beton yang dikenal dengan beton mutu tinggi/High Strength
Concrete ( HSC) dan kinerja tinggi / High Performance Concrete ( HPC ).Peningkatan
kekuatan dan kinerja dapat dicapai dengan penggunaan material yang baik.
Seiring perkembangan untuk meningkatkan mutu beton,metode pemadatan beton
tanpa menggunakan alat pemadat ( Vibrator ) juga terus dikembangkan.Hal ini
dimungkinkan dengan tersedianya bahan tambahan kimia untuk meningkatkan Workabilitas
beton seperti Superplasticizer atau Hyperplasticizer.Bahan kimia tersebut dapat
menghasilkan Workabilitas 250 mm slump ( flow concrete ) tanpa terjadi segregasi dan
bleeding.Beton dengan workabilitas tinggi dikenal dengan nama Self-Compacting
Concrete (SCC) merupakan beton yang mempunyai kemampuan untuk memadat sendiri
tanpa menggunakan alat penggetar (Vibrator).
Beton sangatlah bagus untuk menahan gaya tekan tetapi tidak mampu menahan gaya tarik.
Oleh karena itu dipasang tulangan untuk menahan gaya tarik beberapa jenis beton yang
didasarkan pada :
1. Berat Volome
Beton berat : berat volume beton ini > 2,4 ton / m³ dan dipakai untuk konstruksi yang
memiliki massa yang berat, beton ini tahan terhadap sinar gamma agregat yang dipakai
adalah butir besi, baritu, magnetic dan lain sebagainya.
Beton normal : berat volume beton ini antara 1,8 – 2,4 ton/m 3 dan dipakai untuk konstruksi
tempat tinggal. Agregat yang dipakai yaitu pasir, kerkil, koral, batu pecah dan lain
sebagainya.
Beton ringan : berat volume beton ini antara 0,6 – 1,8 ton/m 3 dan dipakai untuk pembuatan
lapis penyekat suara. Agregat yang dipakai adalah expended clay, batu apung, vermi culete
dan lain sebagainya
2. Teknik Pembuatan
Beton biasa : beton ini dibuat dalam keadaan plastis. Misalnya beton siap pakai (ready mix
concrete) dan beton yang dibuat dilapangan
Beton free cast : beton ini dibuat dalam bentuk elemen-elemen yang merupakan rangka dari
konstruksi yang akan dibuat
Beton presstres : beton yang telah diberi tegangan dalam beton sebelum beton mendapat
tegangan dari luar
Beton segar : beton yang masih atau belum memiliki bentuk masih fleksibel
Beton tumbuk : beton tanpa tulangan
Beton bertulang : beton yang bahannya sama tetapi diberi tulangan
Beton deking : beton untuk memberi jarak selimut beton
Beton siklop : beton yang digunakan untuk pengisi pondasi
1.2 JENIS-JENIS BETON
Beton terdiri dari beberapa jenis, untuk membedakan jenisnya dapat dilihat
berdasarkan :
1. Berdasarkan Berat (Volume)
a) Beton berat
Beton yang memiliki volume yang lebih besar dari 2,8 ton/m3. Beton ini biasanya
digunakan pada bangunan rektor nuklir, karena beton ini mampu manahan sinar
magma.
Agregatnya yang dipakai: butir besi, barito, magnetik dll
b) Beton normal
Beton yang memiliki volume antara 1,8 – 2,8 ton/m3. Beton ini digunakan
padakonstruksi bangunan tempat tinggal atau konstruksi yang umum dipakai.
Jenis agregatnya antara lain : pasir, kerikil, batu pecah dll
c) Beton ringan
Beton yang memiliki volume antara 0,6 – 1,8 ton/m3. Beton ringan ini digunakan
untuk lapisan penyekat suara atau bangunan yang memikul beban ringan.Jenis agregat
yang dipakai antara lain : expended clay, batu apung vermikulite dll.
2. Berdasakan Teknik Pembuatan
a) Beton Biasa
Beton ini langsung dibuat dalam plastis yang terdiri atas beton siap pakai dan beton
yang dibuat di lapangan.
Cara pembuatan beton ini berdasarkan atas : Beton siap pakai (ready mix
concrete),dan Beton in situ (beton dibuat di lapangan).
b) Beton Precast
Beton ini dibuat dalam bentuk elemen – elemen yang merupakan rangka dari
konstruksi yang akan dibuat. Beton ini dipakai keadaan mengeras.
c) Beton Prestress
Beton yang dibuat dengan memberi tegangan dalam beton, sebelum beton
tersebut mendapat beban luar kecuali beban sendiri.
1.3 KLASIFIKASI MUTU BETON
Mutu dan Kelas Beton
Kelas
mutu
K0
K 125
K 175
K 225
K 225
Kelas
II
Kelas
III
125
175
225
225
200
250
300
300
Tujuan
non –
struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Struktural
Pengawasan terhadap
Mutu
Agregat
Kuat Tekan
sedang
ketat
ketat
ketat
ketat
Kontinu
Kontinu
Kontinu
Kontinu
Keterangan :
1) Konstruksi non struktural adalah konstruksi yang hanya memikul beban sendiri dan beban
luar yang ringan ( tanpa memikul beban bangunan).
2)
Konstruksi struktural, adalah konstruksi yang memikul beban sendiri dan beban luar
( secara langsung memikul beban bangunan).
Pengawasan Pembuatan Beton :
Beton Kelas I
Beton untuk pekerjaan non-struktural. Pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian
yang khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada mutu bahan, sedangkan pada
kekuatan tidak diisyaratkan pemeriksaan. Mutu beton I dinyatakan dengan Bo.
Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan struktural secara umum. Memerlukan keahlian yang cukup
dan harus dilakukan pengawasan dibawah pimpinan tenaga ahli. Terbagai dalam mutu
standar B1, K25, K175, dan K225.
Beton Kelas III
Beton untuk pekerjaan struktural yang memakai mutu beton dengan kekuatan tekan
karakteristik yang lebih tinggi dari 225 kg/cm. Untuk pelaksanaannya dibutuhkan
keahlian khusus dibawah pengawasan para ahli. Diisyaratkan paenggunaan
laboratorium beton dengan tenaga ahli yang dapat melakukan pengawasan mutu beton
secara kontinue.
BAB II
PENGENALAN ALAT DAN BAHAN
2.1 ALAT
Untuk menghasilkan produk yang tinggi dalam bekerja maka harus memerlukan alat
yang lengkap, sebab disamping rendahnya produktivitas kerja juga dapat mengurangi
mutu hasil pekerjaan yang dilaksanakan. Penggunaan fungsi ganda yang bukan
kegunaannya dapat menyebabkan alat jadi cepat rusak. Dengan memperhatikan
kegunaannya masing-masing diharapkan mampu menggunakan peralatan dengan
benar.
Peralatan penakar bahan
1. Ember
Terbuat dari plastik ataupun plat dengan berbagai ukuran yang berbeda. Ember ini
digunakan untuk mengetahui perbadingan campuran dan sekaligus untuk mengangkut
campuran ketempat pengecoran.
2. Gerobak
Berfungsi sebagai alat transportasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Gerobak ini ada
dua macam yaitu yang beroda satu dan yang beroda dua.
Peralatan pengaduk beton
1. Sekop
Terbuat dari plat baja yang diberi tangkai kayu dan daun sekopnya agak dilengkungkan
agar mudah dalam bentuk mengangkut pasir atau bahan lainnya.
2. Mesin Pengaduk atau Molen
Alat ini terbuat dari besi yang fungsinya untuk mengaduk campuran agregat halus dan
kasar menjadi satu kesatuan.
Peralatan Pekerjaan Tulangan
1. Besi Penekuk (Bending)
Besi terbuat dari baja tempa digunakan untuk membengkokkan baja tulangan dari mulai
baja yang berdiameter 1 mm sampai 14 mm
Kakatua
Alat ini dibuat dari baja, gunanya untuk menguatkan ikat pada tulangan dan memotong
kawat lemas.
2. Landasan Bending
Alat ini digunakan pada saat kita membengkokkan tulangan ,landasan ini dibuat sendiri
dengan menggunakan pemakuan tulangan pada sebuah kotak.
Peralatan lainnya ;
1. Sendok Spesi
Alat ini terbuat dari baja tipis dengan tangkai dari kayu daun sendok berbentuk segitiga
tetapi ada juga yang berbentuk daun. Alat ini dipergunakan untuk meratakan permukaan
beton yang telah selesai dikerjakan.
2. Meteran
Digunakan untuk mengukur ketebalan, lebar, panjang, dan tinggi suatu benda kerja.
3. Ruskam
Terbuat dari kayu/besi tipis yang diberi tangkai pada belakangnya. Gunanya adalah
untuk meratakan permukaan beton yang telah dicor.
4. Ayakan pasir.
Ayakan pasir ini terbuat dari kayu mesh yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat
persegi panjang. Gunanya untuk menyaring pasir, semen, kapur, dan lain – lain.
5.
Pensil
Pensil tukang batu berbeda dari pensil yang digunakan untuk menggambar. Pensil ini
berbentuk bulat lonjong dengan isi yang lebih besar. Gunanya adalah untuk
menggambarkan lokasi pemasangan, dan juga untuk menandai suatu tempat yang
diperlukan dalam pengukuran.
6. Palu
Palu berfungsi sebagai pemukul paku.
7.
Linggis
Linggis berfungsi sebagai alat pembongkaran pada bekisting.
8. Siku-siku
BAB III
BETON DECKING
3.1 DASAR TEORI
Beton tahu atau beton decking berfungsi untuk membuat sela atau jarak antara
permukaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada waktu pengecoran nanti bisa
terbentuk selimut beton.
3.2 ALAT DAN BAHAN
Alat ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sekop
Cangkul
Jidar
Kakatua
Ruskam
Palu
gergaji
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
bahan ;
semen
pasir
air
papan
paku
kawat
plastik
3.3 KESELAMATAN KERJA
1
2
3
4
5
Gunakan pakaian pelindung dengan lengkap ( safety )
Pakai alat sesuai fungsinya
Pelajari rangkaian kerja
Konsentrasi dan jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
Jika ada yang tidak difahami tanyakan pada instruktur
3.4 PERHITUNGAN
Volume cetakan = 78 cm x 60cm x 6 cm x 1,8 (factor gembur ) / 1000
= 50544 cm
Kadar semen
=
x V. cetakan
= x 50544 cm
= 16848 /1000 = 16,8 kg
Kadar pasir
=
x V. cetakan
= x 50544 cm
= 33696 /1000 = 33,6 kg
Kadar air
= Hasil kadar air x factor air semen ( fas = 0.7 )
= 16848 x 0,7
= 11793 /1000 = 11,7 liter
3.5 LANGKAH-LANGKAH KERJA
1. Mempersiapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan.
2. Membuat bekisting beton deking dengan ukuran 50 x 50 cm dan tebal 1 cm dan
pasang skor untuk mengokohkan cetakan.
3. Tandai bekisting sesuai dengan ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm.
4. Letakkan bekisting diatas plastik.
5. Menyiapkan kawat pengikat tulangan , bentuk kawat tersebut dengan memuntir kedua
ujung kawat.
6. Aduk bahan hingga merata campurannya.
7. Tuangkan adukan ke dalam bekisting dan padatkan, meratakan permukaanbeton.
8. Biarkan selama 1 menit hingga genangan ait di permukaan adukan sedikit
Setelah air di atas permukaan beton mulai mengering bagi beton tersebut dengan
ukuran beton deking yaitu 5 x 5 cm
9. Memasukkan kawat ke dalam adukan beton dalam bekisting sedalam ¾ dari tebal
beton deking.
10.
biarkan adukan mengeras ( 1 hari ) setelah itu, buka bekisting dan pisahkan
beton deking tersebut.
BAB IV
PLAT KEBON
4.1 ALAT DAN BAHAN
Alat ;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Palu
Sekop
Ember
Kakatua
Pemotong besi
Pembengkok besi
Rol meter
Sendok spesi
Ruskam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bahan ;
semen
pasir
kerikil
besi polos ø 8
air
kawat ikat
beton decking
mall
4.2 keselamatan kerja
1
2
3
4
5
Gunakan pakaian pelindung dengan lengkap ( safety )
Pakai alat sesuai fungsinya
Pelajari rangkaian kerja
Konsentrasi dan jangan bersenda gurau saat sedang bekerja
Jika ada yang tidak difahami tanyakan pada instruktur
4.3 Perhitungan
Volume cetakan = 78 cm x 60cm x 6 cm x 1,8 (factor gembur )
= 50544 cm
Kadar semen
=
x V. cetakan / 1000
= x 50544 cm
= 16848 / 1000 = 16,8 kg
Kadar pasir
=
=
x V. cetakan / 1000
x 50544 cm
= 33696 / 1000 = 33,6 kg
Kadar kerikil
=
=
x V. cetakan / 1000
x 50544 cm
= 25272 / 1000 = 33,6 kg
Kadar air
= Hasil kadar air x factor air semen ( fas = 0.7 ) / 1000
= 16848 x 0,7
= 11793 / 1000 = 11,7 liter
4.4 Langkah-langkah kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan.
2. Membuat bekisting ukuran 60 x 78 x 6cm. Pasang
mengokohkan cetakan.
skor
pada
cetakan
untuk
3. Letakkan bekisting diatas kertas semen/palstik.
4. Memotong tulangan yang diperlukan sesuai dengan ukuran, kemudian bentuk tulangan
tersebut.
5. Merangkai tulangan dengan jarak yang telah ditentukan. Kencangkan dengan kawat.
6.
7.
8.
9.
Mengaduk beton hingga rata dengan perbandingan campuran 1 : 2 : 3
Memasukkan tulangan ke dalam cetakan. Sebelumnya tulangan sudah di beri beton
deking.
Memasukkan beton ke dalam cetakan lalu dipadatkan.
Meratakan permukaan beton dengan menggunakan jidar, kemudian baru diratakan
dengan ruskam.
Menyapu permukaan beton menggunakan sapu lidi dengan membanting- banting sapu
diatas permukaan beton.