BUKU INDONESIA SISWA Konstruksi Bangunan

Bab 1 Kayu

A. Pendahuluan

B. Karakteristik Kayu

1. Sifatdan Karakteristik Kayu

2. Pemeriksaan Kayu

3. Keawetan kayu

4. Sifat Mekanik Kayu

C. Kayu Hasil Olahan

1. Pemeriksaan Kayu Olahan

Bab 2 Beton

A. Pendahuluan

B. Campuran Beton

1. Batu Beton

3. Semen (PC)

C. Adukan Beton

1. Pekerjaan Pengecoran Beton

2. Pekerjaan Beksiting Beton

Bab 3 Lantai

A. Pendahuluan

B. Material Lantai Bangunan

1. Lantai Plesteran

2. Lantai Keramik

3. Lantai Marmer

4. Lantai Granit

5. Lantai Mozaik

6. Lantai Kayu

7. Lantai Kayu Olahan

8. Lantai Batu Alam

9. Lantai Karpet

Bab 4 Atap

A. Pendahuluan

B. Jenis Penutup Atap

1. Atap Dari Bahan Tumbuhan

1.1 Atap Ilalang

1.2 Atap Rumbia

1.3 Atap Ijuk

1.4 Atap Sirap

2. Atap Bahan Logam

2.1 Atap Seng

2.2 Atap Spandek

3. Atap Genteng

3.1 Genteng Tanah Tradisonal

3.2 Genteng Keramik

3.3 Genteng Beton

3.4 Genteng Aspal (Bitumen)

3.5 Genteng Metal 101

4. Atap beton 104

5. Atap kaca 106

6. Atap Polycarbonate 107

7. Atap Asbes 109

C. Model (Bentuk) Penutup Atap 116

Bab 5 Konstruksi Rangka Atap 123

A. Pendahuluan 124

B. Konstruksi Rangka Atap 125

1. Struktur Rangka Atap 134

2. Bentuk Kuda-kuda 139

C. Model Pembebanan Pada Konstruksi Kuda-kuda 142

D. Bahan Rangka Atap 148

1. Konstruksi Rangka Atap Kayu 148

2. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan 155

Bab 6 Baja 160

A. Baja Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan 162

1. Keunggulan Baja Sebagai Bahan Konstruksi 162

2. Sifat Mekanis Baja 164

3. Ketentuan Baja Bahan Konstruksi 165

B. Baja Profil 166

C. Sambungan Baja 172

1. Sambungan Menggunakan Baut 173

2. Sambungan Menggunakan Paku Keling 175

3. Sambungan Menggunakan Las 179

Bab 7 Almunium 182

A. Almunium Sebagai Bahan Konstruksi 183

B. Kusen Almunium 187

1. Sambungan Konstruksi Almunium 198

C. Almunium Foil 199

Bab 8 Cat 205

A. Cat SebagaiBahanBangunan 206

B. Cat Air (water based) 208 1.TeknikPengecatanMenggunakan Cat Tembok

C. Cat Minyak(solvent based) 214

1. TeknikPengecatanMenggunakan Cat Minyak 217

Bab 9 Adukan 222

A. Pendahuluan 223

B. Bahan Adukan 224

1. Air Untuk Adukan 225

2. Pasir 227

3. Semen 230

3.1 Bahan Utama Semen 232

4. Kapur 233

C. Adukan Beton 235

1. Teknik Campuran Adukan Beton 237

2. Mutu Beton 242

3. Uji Kuat Beton 245

D. Adukan Plesteran dan Pasangan 246

1. Adukan Pasangan Bata dan Batu Kali 249

Bab 10 Pekerjaan Bangunan Sipil (28 Jp) 252

A. Pendahuluan 253

B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil

1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan 258

1.1 Teknik Sipil 259

1.2 Arsitektur 260

1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP) 261

1.4 Fisika Bangunan 261

1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek 261

C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering 262

1. Bangunan Rumah tinggal 265

D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah 270

1. Bangunan Pondasi 272

1.1 Pondasi Dangkal 273

1.2 Pondasi Dalam 276

2. Bangunan Jalan dan Jembatan 277

2.1 Bangunan Jalan 278

2.2 Bangunan Jembatan 281

3. Bangunan Hidrolis 284

3.1 Perencanaan Bendung 285

Judul Buku dan Katalog ii Kata Pengantar

iii Daftar Isi

iv

Bab 11 Pekerjaan Batu dan Beton (28 JP)

A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan

1. Pengukuran Membuat Garis Siku

2. Pengukurna Membuat Bidang Datar

B. Pekerjaan Memasang Papan Duga

C. Pekerjaan Dinding Bangunan

1. Dinding Batu Bata

2. Dinding Hebel

3. Dinding Batako

4. Dinding Batu Alam

5. Dinding Penahan Tanah

6. Dinding Beton

7. Dinding Partisi

7.1 Papan Gypsum

7.2 Papan Kalsium

7.2 Papan Triplek/ Multiplek

Bab 12 Pekerjaan konstruksi Baja (28 JP)

A. Pendahuluan

B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan

1. Gambar dan Notasi Baja

2. Sambungan Baja

2.1 Tipe Sambungan Baja

2.2 Gambar Sambungan Baja Profil

2.2.1 Sambungan Las

3. Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil

4. Konstruksi Baja Ringan

Bab 13 Pekerjaan Konstruksi kayu (28 JP)

A. Sambungan Kayu

1. Alat-Alat Penyambung Kayu

1.1 Sambungan dengan paku

1.2 Sambungan dengan baut 101

1.3 Sambungan Dengan Perekat 105

2. Sambungan Kayu Memanjang 112

3. Sambungan Kayu Melebar 117

4. Sambungan Kayu Menyudut 126

B. Pekerjaan Kusen Kayu 136

1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu 141

2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela 141

C. Konstruksi Kuda-kuda Kayu 145

D. Konstruksi Loteng Kayu 155

E. Konstruksi Plafon Kayu 161

Bab 14 Pondasi (10 JP) 162

A. Pendahuluan 163

B. Jenis-jenis Pondasi 166

1. Pondasi Langsung 166

2. Pondasi Tidak Langsung 181

a. Pondasi tiang Pancang 182

b. Pondasi Bored Pile 185

C. Perencanaan Pondasi 189

Bab 15 Utilitas Bangunan (10 JP) 195

A. Pendahuluan 196

B. Sistem Plambing Air Bersih 197

1. Peralata Plambing 200

2. Sistem Pemipaan Plambing 203

3. Sistem Plambing Air Bersih 205

4. Sistem Penyediaan Air Bersih 208

5. Air Panas 214

C. Sistem Plambing Air Kotor 218

1. Pipa Plambing Air Kotor 218

2. Sistem Pembuangan Air Kotor 221

3. Sistem Pembuangan Air Hujan 222

D. Utilitas Bangunan Modern 224

Bab 16 K3LH (10 JP) 234

A. Pendahuluan 235

B. Pelaksanaan K3LH Konstruksi 238

1. Pengertian K3 241

2. Peran dan Fungsi K3 242

3. Budaya K3 Kontruksi 245

4. Manajemen K3 249

5. Alat Pengaman Diri 251

C. Alat Pemadam api Ringan 257

D. Lingkungan Hidup 262

1. Pengelolaan Lingkungan Hidup 263

2. Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah 265

2. 1 Konsep Green School 266

DAFTAR GAMBAR

Gambar 11-1 : Pengukuran Jarak Lapangan Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku Gambar 11-3 :Kontrol Garis Siku-siku Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik Gambar 11-5 :Pemasanagan Bouwplank Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank Gambar 11-8:Sambungan Papan Bouwplank Gambar 11-9: Bangunan Menggunakan Dinding Fabrikasi Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca Gambar 11-11: Memasang Dinding Batu Bata Gambar 11-12 :Mempersiapkan Pemasangan Dinding Batu Bata Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata Gambar11-14 :Siar-siar Vertikal Batu Bata Tidak Satu garis Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata Gambar 11-16: Berbagai Hubungan Setengah Bata Gambar 11-17:Bahan Dinding Hebel Gambar 11-18:Pemasangan Dan Aplikasi Dinding Hebel Gambar 11-19:Bentuk Batako (solid block dan hollow block) Gambar 11-20:Ukuran Batako Press(Diambil dari sampel produksi) Gambar 11-21:MesinPress Tangan Gambar 11-22:Pemasangan Batako Sebagai Dinding Pagar Gambar 11-23 :KonstruksiBatakoHubungan Sudut Gambar 11-24:Konstruksi Batako Sudut Dengan Penguat Kolom Gambar 11-25:KonstruksiBatakoHubungan Persilangan Gambar 11-26:Konstruksi Batako Dengan Penguat Besi Beton Gambar 11-27:Konstruksi Dinding Penahan Tanah Gambar 11-28: Desain Konstruksi Dinding Penahan Tanah Gambar 11-29 : Dinding Beton pada Bangunan Gambar 11-30 : Dinding Beton Bertulang Sebagai Penahan Tanah Gambar 11-31 : Dinding Partisi Dari Berbagai Bahan

Gambar 12-1: Notasi Gambar Pada baja Profil Gambar 12-2 : Sambungan Antar Balok Baja Profil Gambar 12-3 : Sambungan Baja Vertical (Antar Kolom) Gambar 12-4: Sambungan Baja Sudut (Antar Kolom dengan Balok) Gambar 12-5: Sambungan Baja Pada Titik Buhul Gambar 12-6 : Pelat Buhul Pada Sambungan Gambar 12-7: Sambungan Baut Baja Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto) Gambar 12-9: Pemasangan Paku Keling Gambar 12-10 : Pemindahan Logam Cair Gambar 12-11:Jenis dasar sambungan sebidang Gambar 12-12 : Las Tumpul Sambungan Memanjang atau Melebar Gambar 12-13: Bentuk Las Sudut Gambar 12-14 : Notasi Gambar Las Gambar 12-15: Konfigurasi Fillet Weld dengan berbagai kondisi Gambar 12-16 : Hubungan Sambungan Baja Menggunakan Las Gambar 12-17: Rencana Kuda-kuda Baja Gambar 12-18 : Hubungan Titik Buhul (Paku, Baut dan Las) Gambar 12-19 : Konstruksi Batang Tekan dan Tarik Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja Gambar 12-21 : Perletakan Gording dengan Kaki Kuda-kuda Gambar 12-22 : Rencana Gording Baja Profil Gambar 12-23 : Perencanaan Gording baja Gambar 12- 24 : Profil Baja Ringan “C” dan “Box” Gambar 12-25 : Profil Omega dan Canal Gambar 12-26 : Rangka Kuda-kuda Baja Ringan Gambar 12-27 : Hubungan Sudut Baja Ringan

Gambar 13-2: Model Sambungan Paku Gambar 13-3 : Alat Sambung Baut Gambar 13-4 : Sambungan Kayu Dengan Perekat Gambar 13-5: Macam-macam Bentuk Sambungan Kayu Melebar Gambar 13-6 : Sambungan Kayu Voor Loef Gambar 13-7 : Model Pintu dan Jendela

Gambar 13-8: Bagian-bagian Kusen Pintu kayu Gambar 13-9: Model Pintu di Jual di Pasaran Gambar 13-10: Pemasangan Kusen Kayu Gambar 13-11: Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding Gambar 13-12: Pemasangan Daun Pintu Gambar 13-13 : Rencana Kuda-kuda Kayu Gambar 13-14: Kuda-kuda Kayu dengan Bagian-bagian Gambar 13-15: Batang Kuda-kuda Kayu Menggunakan Baut Gambar 13-16: SkemaKonstruksi Kuda-kuda Kayu Gambar 13-17: Skema gaya-gaya Kaki Kuda-kuda Gambar 13-18 : Detail A Gambar 13-19 ;Model Detail B Gambar 13-20 : Model Alternatif Detail B Gambar 13-21 ; Detail C Gambar 13-22 : Detail D Gambar 13-23: Sambungan Kayu Gigi Rangkap Gambar 13-24 : Balok Gapit Pada Balok Penggantung Gambar 13-25: Balok dan Lantai Loteng Gambar 13-26 : Balok dan Lantai Loteng Gambar 13-27: Rencana Rumah Sehat Konstruksi Kayu Panggung Gambar 13-28 : Isometri Rencana Balok Induk Konstruksi Loteng Kayu Gambar 13-29:Isometri Konstruksi Lantai Panggung Kayu Gambar 13-30: Isometri Hubungan Kolom, Balok Induk dan Balok Anak Gambar 13-31 : Isometri Hubungan Kolom, Balok-balok dan Papan Lantai Gambar 13-32: Bentuk konstruklsi Plafon Kayu Sisi Atas dan Bawah

Gambar 14-1: Ragam Batu Kali Gambar 14-2: Pasangan Pondasi Batu Kali (Perspektif) Gambar 14-3: Pasangan Pondasi Batu Kali (Foto) Gambar 14-4: Pasangan Pondasi Batu Kali (Potongan) Gambar 14-5: Pondasi Tapak (Telapak) Gambar 14-6: Pondasi Tapak (Telapak) Gambar 14-7: Dimensi Sloof Gambar 14-8: Gambar Denah Pondasi dan Potongan

Gambar 14-9: Tiang Pancang Beton Gambar 14-10: Profil Tiang Pancang Beton Gambar 14-11 : Tiang Pancang Kayu Gambar 14-12: Tiang Pancang Besi Gambar 14-13: Pekerjaan Pondasi Board Pile Gambar 14-14: Pekerjaan Lubang Bored Pile Manual Gambar 14-15: Proses Pekerjaan Pondasi Bored Pile Gambar 14-16: Rencana Pondasi Batu Kali

Gambar 15-1 : Pendistribusian Air Bersih di Desa Gambar 15-2: Pendistribusian Air Bersih Model PDAM Gambar 15-3: Peralatan Km/Sanitair Gambar 15-4 : Distribusi Air Melalui Shower Gambar 15-5: Peralatan Sanitair Dalam Bangunan Gambar 15-6: Sistem Sambungan Langsung Gambar 15-7: Sistem Tangki Atap dan Tekan Gambar 15-8 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Gas Gambar 15-9 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Surya Gambar 15-10 : Instalasi Pemanas air dengan daya listrik Gambar 15-11: Model Sistem pembuangan Air Hujan Gambar 15-12 : Alat Pemadam Kebakaran Gambar 15-13 : Alat Pendingin Ruangan Gambar 15-14 : CCTV Sebagai Utilitas Keamanan Bangunan Gambar 15-15: Bagian-bagian Elevator Gambar 15-16: Gondola Bangunan

Gambar 16-1 : Diagram Organisasi K3 di Indonesia Gambar 16-2: Peralatan P3K Gambar 16-3 : Siklus Penerapan K3 di Sekolah Gambar 16-4 : Penggunaan APD Wajib Sebelum Bekerja Gambar 16-5 : Kelengkapan Alat Perlindungan Diri (APD) Gambar 16-6 : Penggunaan APD Gambar 16-7: APAR Jenis Gas

GLOSSARY

Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan bahan tambah lainnya (additive)

Bouwplank, adalah patok kayu dan benang, sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik bangunan yang dibentuk dengan garis bantu benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan dikerjakan, biasanya dibuat ketika akan memulai pekerjaan

pemasangan batu, pondasi dan kolom.

Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari campuran semen, pasir (silica), dan kapur, dikenal juga dengan sebutan

ACC (Autoclaved Aerated Concrete).

Leveling, adalah Pekerjaan pengukuran lapangan (Uitzet), merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah

disediakan

Mortar, adalah bahan atau adonan yang digunakan untuk konstruksi bangunan yang terdiri dari campuran antara semen dan agregat halus

Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding elemen penyebar beban harus kaku.

RKS, adalah singkatan dari Rencan Kerja dan Syarat-syarat

Structural; yaitu dapat memikul beban beban merata, bahan harus kaku dan kokoh

A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan (Leveling)

Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan ukuran presisinya suatu bangunan, baik dari sisi letak dan posisi tanah, maupun dari segi artsitektur bangunan. Siku tidaknya ukuran dan bentuk bangunan sangat tergantung dari pekerjaan leveling, sehingga pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali. Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa garis-garis lurus yang menunjukkan sumbu dindingtembok bangunan yang diperoleh dengan menghubungakan titik-titik hasilpengukuran.

Gambar 11-1 : Pengukuran Jarak Lapangan

Pengukuran jarak antara dua titik didefinisikan sebagai hubungan terpendek antara dua titik tersebut. Apabila keadaan lapangan datar, maka hubungan terpendek ini terpenuhi dan kedua titik telah terhubung secara lurus. Jarak antara dua titik di lapangan dikatakan lurus apabila jarak yang diukur

panjangnya tidak melebihi 3,5 km. Karena bila melebihi 3,5 km sangat dipengaruhi adanya faktor kelengkungan bumi. Tetapi bila dalam pengukuran tidak dituntut adanya taktor keakuratan, maka pengaruh kelengkungan bumi tersebut dapat diabaikan.

Satuan panjang menggunakan sistem internasional (SI) yaitu meter, desimeter, centimeter dan milimeter dan kilometer. Pengertian ukuran jarak

1 km = 1000 m = 100000 cm = 1000000 mm

1 foot = 12 inches

1 yard = 3 feel

1 meter = 39, 37 inches = 3,280 feet.

1. Pengukuran Membuat Garis Siku-siku

Pengukuran membuat sudut siku dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yang tujuan intinya adalah bagaimana agar bangunan yang akan dikerjakan nantinya bisa benar-benar bersudut siku-siku (90 derajat).

Pertanyaan mengapa bangunan harus dibuat siku?, apa pemahaman kamu tentang pertanyaan tersebut ?, guna memahami jawaban atas pertanyaan tersebut, berikut adalah jawaban pemandu guna mengeksplorasi pemahamanmu.

1. Ruangan yang siku lebih mudah dan bagus dalam menempatkan lemari dan meja yang umumnya bersudut siku-siku

2. Pemasangan keramik lebih rapi, seragam dan tidak miring, karena umunya keramik berbentuk persegi dan sudutnya siku.

Selanjutnya untuk pertanyaan di atas, berikan pendapatmu, mengapa bangunan harus dibuat siku?, beri tiga jawaban, dan kemudian diskusikan dengan temanmu.

Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan dengan memanfaatkan dalil matematika yaitu “Pythagoras”.Selanjutnya untuk aplikasi dalil matematika tersebut, perhatikan gambar segitiga siku-siku berikut ini, dan perhatikan titik

tumpu serta simbolnya.

Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku

Dengan melakukan pengukuran perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan angka perbandingan AC : AB : BC = 3 :

4 : 5.Selanjutnya Untuk mengontrol hasil pekerjaan pengukuran lapangan membuat siku-siku, dapat dilakukan dengan membuat bangun persegi, dengan dalil matematika diagonal, perhatikan gambar beriktu di bawah ini.

Gambar 11-3 :Kontrol Garis Siku-siku

Kemudian langkah-langkah control garis sku-siku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tarik garis dari titik B sejajar dengan AC (BD),

b. Tarik garis dari titik C sejajar dengan AB (CD),

c. Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D, membentuk bidang segi empat,

d. Jarak diagonal BC harus sama panjang dengan AD,

e. Bila jarak diagonal antara BC dengan AD belum sama panjang, maka e. Bila jarak diagonal antara BC dengan AD belum sama panjang, maka

2. Pengukuran Membuat Bidang Datar

Pengukuran membuat Bidang Datar dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yang tujuan intinya untuk mendapatkan titik datar tinggi (waterpass), sehingga diperoleh beda tinggi atau titik tinggi yang sama di lapangan. Untuk membaut bidang datar (waterpas) pada pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat waterpassen, sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air hingga dua permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.

Pengukuran bidang datar atau pengukuran beda tinggi denga slang plastik yang perlu diperhatikan adalah; 1) menggunakan diameter selang yang kecil;

2) Selang plastic tidak bocor bila di isi air; 3) ketika melakukan pengukuran selang tidak terlipat dan jangan samapi air dalam selang terjadi gelembung

udara. Daerah pengukuran memanjang tidak terlalu jauh, bial jauh disarankan menggunakan alat ukur tanah.

Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik

Selanjutnya untuk melakukan pengukuran di lapangan, dapat dilakukan langkah kerja sebagi berikut;

1) Persiapkan alat yang digunakan untuk pengukuran dan periksa bila ada kemungkinan kerusakan pada alattersebut;

2) Isi slang plastik dengan air bersih, hingga tidak ada gelembung udara(usahakan slang plastik berwarna putih dan berdiameter 1 cm);

3) Tentukan jarak antara dua titik antara belakang misal A dan mukamisal

B, dimana jarak disesuaikan dengan panjang slang plastik,dirikan jelas pada A dan B.

4) Rentangkan slang plastik antara titik A dan B, tunggu hingga kedua permukaan air slang tidak bergerak dan tenang

5) Ukur ketinggian dari dari muka tanah sampai dari muka air padaslang titik A (catat sebagai bacaan belakang B. demikian pulaketinggian dari muka tanah sampai muka air pada slang dititik B (catatsebagai bacaan muka B). disamping itu juga diukur jarak mendasardari A ke B.

6) Tentukan letak titik muka berikutnya dengan jarak B ke C disesuaikanpanjang selang plastic dan prinsip yang sama lakukan pengukuran selesai pada titik yang terakhir.

Untuk melakukan analisa hasil pengukuran, lakukan pengukuran beda tinggi dan ketinggian titik yang diukur, untuk itu diperlukan pengelompokkan datadengan perhitungannya dengan pedoman sebagai berikut, lakukan penghitungan bedat tingg atau selisih tinggi antara dua titik kemudian hitung tinggi titik-titik yang diukur.

Perhitunganbeda tinggi antara dua titik, gunakan symbol perhitungan sebagai berikut ini;

∆t =b=m ∆t = beda tinggi

b = Pembacaan belakang m = pembacaan muka

a) Perhitungan beda tinggi contoh (1): Bacaan belakang (b) = 0,372 m, bacaan muka (m) = 0,020 m maka: ∆t = 0,372 – 0,020m = +0,35 m à naik (+)

b) Perhitungan beda tinggi contoh (2): Bacaan belakang (b) = 0,240 m, dan Bacaan muka (m) = 0,645 m maka: ∆t = 0,240 m – 0,645 m= - 0,405 m à turun (-)

c) Perhitungan beda tinggi contoh (3): Tinggi A = 110 m, Beda tinggi A dan B = + 0,550 m, makaTinggi B = 110 m + 0,550 m, = 110,550 m

d) Perhitungan beda tinggi contoh (4): Tinggi B = 110,550 m, Beda tinggi B dan C = 0,210 m, Tinggi C = 110,550 m – 0,210 m10= 110,340 m

B. Memasang Papan Duga (Bouwplank)

Papan duga atau patok kayu atau bouwplank, merupakan sebutan umum di konstruksi bangunan ketika memulai pekerjaan pemasangan batu, baik batu belah untuk pondasi atau batu bata untuk dinding, bahkan untuk pemasangan tiang tiang kolam pada bangunan sederhana sering dilakukan. Bowplank adalah Patok Kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik pertengahan (as = poros tengah) bangunan yang dibentuk dengan garis bantu benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan dikerjakan pemasangan konstruksi. Biasanya pada bowplank ini nanti kita akan meletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang lurus dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derjat dengan tepat. Benang ini Papan duga atau patok kayu atau bouwplank, merupakan sebutan umum di konstruksi bangunan ketika memulai pekerjaan pemasangan batu, baik batu belah untuk pondasi atau batu bata untuk dinding, bahkan untuk pemasangan tiang tiang kolam pada bangunan sederhana sering dilakukan. Bowplank adalah Patok Kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik pertengahan (as = poros tengah) bangunan yang dibentuk dengan garis bantu benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan dikerjakan pemasangan konstruksi. Biasanya pada bowplank ini nanti kita akan meletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang lurus dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derjat dengan tepat. Benang ini

Gambar 11-5 :Pemasanagan Bouwplank

Pelaksanaan pekerjaan membuat papan duga, patok, atau bouwplank adalah dengan cara pedoman pembuatan atau pengukuran bidang datar yang telah dijelaskan di atas, yaitu menggunakan pedoman dalil matematika phytagoras, dengan langkah berikut ini;

1) Tanamkan secara dipancang deretan patok-patok menurut kedudukan, dan tandai titik A-B, kemudian tarik benang (garis BA) sebagai dasar pengukuran bangunan.

2) Pancangkan deretan patok-patok menurut kedudukan garis CD yang dibuat tegak lurus terhadap garis BA dengan menggunakan perbandingan dalil phytagoras (3:4:5).

3) Dengan cara yang sama, pancangkan deretan patok-pa-tok menurut garis EF dan GH.

4) Pada tiap-tiap patok beri tanda letaknya titik duga ± 0,00 dengan membuat bidang datar pada setiap patok, pasang bouwplank dengan berpedoman pada titik duga tersebut.

5) Tentukan letaknya titik-titik sumbu dinding tembok pada papan bouwplank, lalu tancapkan paku dan beri tanda dengan cat atau meni

Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda

Beberapa pedoman dan persyaratan memasang bouwplank yang baik adalah: 1)

Bahan Bouwplank dibuat dari kayu yang mudah dikerjakan dan kuat

2) Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas, gunakan paku dan atau cat sebagi tanda batas garis dan penarikan benang, diusahakan bowplank tidak goyang pada saat pelaksanaan pekerjaan pemasangan bangunan, seperti galian, pemasanagan batu, dan lain lain.

3) Letak kedudukan bowplank harus seragam, dan sisi atas bowplank harus terletak satu bidang rata (horizontal) dengan papan bowplank lainnya.

4) Garis benang bowplank merupakan bagian batas atau garis pedoman pelaksanaan pekerjaan.

5) Berjarak cukup dari rencana galian

Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank

Seperti dijelaskan di atas, bahwa titik-titik pada papan bangunan yang menunjukkan dinding tembok dapat dijelaskan dengan tanda dari paku yang juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu tembok.Untuk menghindarkan kesalahan yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan paku diberi tanda panah dengan cat/meni. Bidang atas bouwplank harus diketam rata agar bidang atas papan dapat membentuk bidang datar (bidang waterpas). Bidang atas papan bangunan biasanya dipasang pada kedudukan ± 0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar- benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding Untuk bangunan besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan mengelilingi seluruh area calon bangunan didirikan, sedang untuk bangunan kecil, pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau pertemuan bangunan

Sambungan papan bouwplak diusahakan terletak pada sumbu patok, sehingga jarak patok harus memperhitungkan terhadap panjang papan yang Sambungan papan bouwplak diusahakan terletak pada sumbu patok, sehingga jarak patok harus memperhitungkan terhadap panjang papan yang

Gambar 11-8:Sambungan Papan Bouwplank

C. Pekerjaan Dinding Bangunan

Dinding merupakan salah satu elemen tegak (vertical) pada bangunan, berupa bidang, dan berfungsi sebagai penutup atau pembatas ruangan. Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan. Dinding dirancang kuat danamanmenahan kekuatan horisontal dan vertikal yang menjadi beban pada dinding, seperti apa yang menjadi beban konstrusi bangunan dinding, yang dapat dihitung dengan dalil mekanika teknik. Pada konstruksi bangunan atau mekanika, beban-beban yang timbul pada konstruksi dinding, antara lain yaitu seperti kekuatanangin, berat sendiri, mungkin bobotdinding dan lantaidari atas, dan kontraksiyang dihasilkan olehvariasisuhu dan kelembabansertabebrapa dampaktertentu.

Pada zaman modern sekarang ini, dengan berkembangnya teknologi, dinding dapat dirancang untuk menopang konstruksi dan berfungsi sebagai struktur yaitu dapat memikul beban beban merata, dari konstruksi bangunan yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan dinding.Sehingga fungsi dinding

sekaligus struktur atausebagaikombinasi keduanyadalam konstruksi bangunan secara

dapat

menjadi

fungsi

arsitektur arsitektur

Dari penjelasan di atas, jenis dinding bangunan dapat dibedakan dari segi;

1) Structural; yaitu dapat memikul beban beban merata, bahan harus kaku dan kokoh dan bisanya jenis ini dibuat dari bahan; a) Batu alam min. tebal 30 cm, b) Batu buatan, dan c) Beton/Beton bertulang.

2) Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding elemen penyebar beban harus kaku, dinding penyekat tersebut harus pula cukup kokoh dan kaku. Jnie sdidnding ini biasanya terbuat dari;

a) Batu alam

b) Batu buatan; Batako, batu bata, bata celcon atau hebel

c) Kayu (triplek, plywood, Partisi)

d) Metal (baja, seng, alumunium)

e) Plastic

f) Kaca

g) Dan lain sebagainya

Sekilas dapat dijelaskan di sini, tentang bahan dari didnding bangunan dimaksud, namun lebih jelasnya dapat kita pelajari lebih detail lagi dalam penjelasan lanjutan. Dinding bata merah terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silica, harganya lebih mahal dari pada bata merah. Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan Sekilas dapat dijelaskan di sini, tentang bahan dari didnding bangunan dimaksud, namun lebih jelasnya dapat kita pelajari lebih detail lagi dalam penjelasan lanjutan. Dinding bata merah terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silica, harganya lebih mahal dari pada bata merah. Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan

campuran bahan mentah: semen + pasir denganperbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang. Bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.

Proporsi ukuran bata merah standar SNI 15-2094-1991:

 panjang 240 mm, lebar 115 mm dan tebal 52 mm  Panjang 230 mm, lebar 110 mm dan tebal 50 mm

Sebagai acuan umum, dapat dipakai bata merah dengan rentang dimensi:  panjang = 19 cm - 24 cm  lebar = 9 cm - 12 cm  tebal = 5 cm - 6 cm

Ukuran bata merah yang terlalu kecil akan menyebabkan borosnya pemakaian spesi untuk perekat pasangan bata. Ukuran bata merah yang terlalu besar akan membuat pasangan dinding bata lebih lemah dalam kekuatannya. Bata merah yang baik tidak menyerap air lebih dari 10% berat keringnya :

timbang bata merah kering

rendam dalam air selama 24 jam

timbang kembali dan hitung penambahan beratnya

Setelah direndam air 24 jam, tidak boleh menjadi rapuh dan mudah hancur Bata merah tidak boleh mengandung terlalu banyak garam :

rendam bata dalam posisi tegak (berdiri), sedalam sekitar

diamkan selama 24 jam lihat apakah muncul bercak putih di permukaan, tidak boleh lebih dari 50% permukaan tidak terendam muncul bercak putih (akibat garam yang tertarik dari proses penyerapan air)

Persyaratan kekuatan bata merah

Tabel : Kalasifikasi Kekuatan Bata (SNI 15-2094-1991)

Saat ini dinding bangunan, yang berfungsi sebagai non structural yaitu yang berfungsi sebagai variasi atau berfungsi seni sebagai pembatas, telah banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik yang bergerak di bidnag bangunan.

Gambar 11-9: Bangunan Menggunakan Dinding Fabrikasi

Dinding prefabrikasi biasanya digunakan untuk konstruksi dinding tirai dan sering dikenal sebagai dinding cetakan. Dinding pabrikan umumnya banyak dipakai untuk bangunan bangunan perkantoran, hotel dan bangunan bertingkat yang menjulang tinggi.Dinding pabrikan biasanya terbuat dari baja bergelombang atau lembaran aluminium, kaca, meskipun kadang-kadang terbuat dari serat diperkuat lembaran plastik. Dinding pabrikan sering dibuat dalam lembaran datar atau bergelombang, yang pekerjaan konstruksinya Dinding prefabrikasi biasanya digunakan untuk konstruksi dinding tirai dan sering dikenal sebagai dinding cetakan. Dinding pabrikan umumnya banyak dipakai untuk bangunan bangunan perkantoran, hotel dan bangunan bertingkat yang menjulang tinggi.Dinding pabrikan biasanya terbuat dari baja bergelombang atau lembaran aluminium, kaca, meskipun kadang-kadang terbuat dari serat diperkuat lembaran plastik. Dinding pabrikan sering dibuat dalam lembaran datar atau bergelombang, yang pekerjaan konstruksinya

Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca

1. Dinding Batu Bata

Pekerjaan pemasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem konstruksi bangunan gedung. Penggunanaan dinding batu bata paling banyak digunakan di Indonesia, sepertuuntuk rumah sederhana, rumah mewah, gedung olah raga, gedung besar (hall), bahkan untuk gedung-gedung pencakar langit masih banyak yang menggunakan dinding batu bata. Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata ini sebenarnya Pekerjaan pemasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem konstruksi bangunan gedung. Penggunanaan dinding batu bata paling banyak digunakan di Indonesia, sepertuuntuk rumah sederhana, rumah mewah, gedung olah raga, gedung besar (hall), bahkan untuk gedung-gedung pencakar langit masih banyak yang menggunakan dinding batu bata. Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata ini sebenarnya

Beberapa syarat dan ketentuan dalam pekerjaan pemasangan dinding batu bata, dapat dipedomani ketentuan berikut ini;

1) Bahan; Bahan yang perlu disiapkan dalam pasangan batu meliputi bata yang sesuai dengan stnadar, dan bahan diperlukan dalam pasangan batu perlu dipersiapkan dekat dengan tempat dimana pekerjaan akan dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan. Ada beberpa peralatan dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam pemasangan dinding batu bata, antara lain yaitu; Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan papan, meteran); Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu); Bahan adukan (pasir dan semen), dan tempat membuat adukan atau spesi

2) Persiapan Lokasi; Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan pasangan batu adalah; a). Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaan. Pekerjaan ini tidak terlalu memerlukan tenaga yang besar kecuali pekerjaannya memang besar yang akan dibahas secara tersendiri karena menyangkut penggunaan alat berat seperti buldozer, back hoe dan lain-lain; b). Memindahkan benda yang akan menghambat proses

sering dilakukan menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kalau kondisi lapangan pekerjaan lahan baru, biasanya ada pohon yang perlu ditebang. Kondisi lapangan bangunan lama juga perlu pembongkaran dan pengamanan alat dan bahan yang masih terpakai, barang tersebut diinventaris dan diletakkan pada ruangan yang aman; c). Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air.

pekerjaan.Pekerjaan

memindahkan

Salah satu komponen bangunan yang biasa dibuat dari pasangan batu bata adalah dinding. Dinding pasangan batu bata adalah susunan batu bata yang Salah satu komponen bangunan yang biasa dibuat dari pasangan batu bata adalah dinding. Dinding pasangan batu bata adalah susunan batu bata yang

Gambar 11-11: Memasang Dinding Batu Bata

Pemeriksaaan visual bata yang baik dapat dilihat dari bentuk, dan warnanya.Bata yang ideal mempunyai ukuran 6 x 12 x 24 cm, tetapi bata yang sekarang diproduksi mempunyai ukuran yang berbeda beda, tergantung pabrik yang mengeluarkannya, bahkan banyak bata diproduksi ukurnanya yang lebih kecil dari ukuran standar seperti yang dipesyaratkan oleh SNIatau standar bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10. Umumnya ukuran bata di Indonesia ukuran standar seperti berikut :

1) Panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau

2) Panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm

Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah: untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah untuk panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm.

Untuk pemeriksaan dan mengetahui kekuatanbata dapat dilakukan pengujian secara sederhana, yaitu dengan cara seperti berikut: Sebuah bata diletakkan di atas dua bata yang lain, setiap batapenumpu menahan ± ¼ panjang bata yang diuji, sehingga ± ½ panjang bata yang diuji menjadi bebas atau tidak tertumpu, kemudian dipijak dengan satutelapak kaki orang dewasa. Apabila bata pecah, maka kualitasnya tidak baik. Selain itu, ada beberapa pedoman yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan bata, seperti;

1) Mempunyai bentuk yang persegi, lurus, dan seragam,

2) Tidak retak dan tidak cacat seperti sompel

3) Permukaannya kasar

4) Jika dipukul bunyinya nyaring

5) Tidak mudah hancur atau patah.

6) Tahan bila direndam

7) Dibakar pada suhu yang tepat, sehingga secara visual terlihat berwarna merah tua.

Memasang dinding dari batu bata, guna memperoleh hasil yang optimal, ada beberapa pedoman yang dapat dilakukan antara lain, yaitu;

1) Mempersiapkan alat, seperti;

a) Waterpass

b) Benang

c) Unting-unting

d) Siku rangka

e) Meteran

f) Profil

g) Sendok spesi

h) Pensil

i) Pemotong bata i) Pemotong bata

2) Mempersiapkan Bahan, seperti;

a) Batu bata memenuhi syarat seperti dijelaskan sebelumnya.

b) Angkur terbuat dari baja tulangan diameter 10 mm sampai 12 mm kondisi baik, tidak berkarat, tidak berminyak, bukan besi bekas.

c) Semen (PC kemasan 50 kg atau PPC kemasan 40 kg, tidak mengeras, kering, warna seragam).

d) Pasir berasal dari sungai/darat, tidak mengandung lumpur dan bahan organik.

e) Air layak minum, tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau.

Gambar 11-12 :Mempersiapkan Pemasangan Dinding Batu Bata

3) Pedoman kerja:

a) Pelajari RKS (Rencan kerja dan Syarat-syarat) beserta gambar kerja yang tersedia, atau lakukan wawancara dan buat catatan hasil wawancara dan diskusi;

b) Sebelum melakukan pekerjaan gunakan perlengkapan kerja standar;

c) Buat adukan sesuai dengan dengan komposisi adukan konstruksi yang akan dibangun;

d) Persiapkan alat dan batu bata yang diperlukan, sebaiknya bata direndam terlebih dahulu, agar tidak terlalu kering dan tidakmenyerap air spesi sehingga diperoleh kekuatan lekat yang baik; d) Persiapkan alat dan batu bata yang diperlukan, sebaiknya bata direndam terlebih dahulu, agar tidak terlalu kering dan tidakmenyerap air spesi sehingga diperoleh kekuatan lekat yang baik;

Pelaksanaan pemasangan batu bata agar diperoleh hasil pasangan bata yang baik, dalam memasang satu buah batu bata diusahakan cukup hanya sekali mengambil dan meletakkan adukan/spesi. Cara meletakkan batu bata didorong mendatar seperti pesawat terbang mendarat, sehingga ujung batu bata akan mendorong adukan dan akhirnya mengisi siar tegak. Cara ini memerlukan sendok yang cukup panjang, dan sebaiknya digunakan sendok spesi segitiga. Pedoman dan langkah kerja pemasangan batu bata, sebagai pasangan dinding untuk bangunan, rumah dan toko, dapat dikerjakan seperti langkah berikut ini;

1) Persiapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.

2) Tentukan target ukuran pekerjaan dan memasang profil terbuat dari kaso kayu di luar kedua ujung pasangan sejauh 50 cm, dan tegakkan profil dengan menggunakan unting-unting

3) Mengukur ketinggian lapis pertama pasangan dinding dengan pedoman elevasi sloof dan lantai di bawahnya dengan selang plastik berisi air atau water pass.

4) Menentukan

lapispasangan bata denganmemperhitungkan tebal bata dan siar.

ketebalan

setiap

5) Memberikan tanda untuk setiap ketinggian lapisan pasangan bata, dari lapis ke-1 sampai ke-20, pada kedua profil yang telah dipasang.

6) Merentangkan benang dan mengikat pada tanda elevasi di kedua profil

7) Memasang lapisan batu bata dengan mengontrol kelurusan ke arah horisontal dan ketegakan ke arah vertikal pada setiap lapisannya.

8) Memindahkan benang ke tanda elevasi lapis kedua, setelah lapis pertama selesai, dan melakukan pemasangan selanjutnya.

9) Memasang angkur dengan panjang penyaluran/tertanam minimal 40 cm, setiap 6 lapis batu bata pada bidang dinding.

10) Membersihkan ruang kerja dari adukan yang tercecer, cucilah alat dan kembalikan ke tempat semula.

11) Mengulangi langkah-langkah pemasangan di atas sampai pekerjaan selesai.

Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata

Pelaksanaan pemasangan batu batu merah, dengan menghubungkan batu merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang juga dapat menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak merupakan satu garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar11-14 :Siar-siar Vertikal Batu Bata Tidak Satu garis

Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata

Lapisan pertama dengan lapisan yang kedua dibuat pada siar vertical yang berbeda kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertical Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk batu merah berikutnya.Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan. Perawatan pasangan batu bata, untuk mecapai hasil yang optimal, selama proses pengerasan bahan adukandiperlukan kelembaban yang memadai. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perawatan dengan menyiram dinding secara berkala selama minimal 7-14 hari sejak mulai dipasang.

Bentuk dan teknis ikatan pemasangan batu bata, dapat dilihat dari gambar.Ikatan Setengah Bata Memanjang

1) Ikatan satu batu memanjang

2) Ikatan setengah batu sudut

3) Ikatan setengah batu persilangan tiga jalur

4) Ikatan setengah batu persilanganempat jalur

Gambar 11-16: Berbagai Hubungan Setengah Bata

Teknologi Pasangan Bata dan Plesteran

Semen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan aduk dan beton secara langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomis dari bangunan sehubungan dengan kualitas. Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat, bahan pengisi dan air. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah Semen sebagai bahan pengikat dalam pembuatan aduk dan beton secara langsung dapat mempengaruhi nilai teknis dan ekonomis dari bangunan sehubungan dengan kualitas. Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat, bahan pengisi dan air. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah

Pada pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding, jenis-jenis semen yang digunakan harus mempunyai karakteristik tertentu dan memenuhi spesifikasi sesuai dengan fungsinya antara lain mudah dikerjakan, panas hidrasi rendah dan tidak terjadi retak. Fungsi adukan dalam pasangan bata antara lain sebagai pengikat antara bata yang satu dengan yang lain, disamping dapat menghilangkan deviasi dari permukaan batanya untuk menyalurkan beban. Sedangkan fungsi adukan dalam plesteran untuk meratakan permukaan dinding dan melindunginya dari berbagaai pengaruh seperti cuaca.

Beberapa hal buruk yang umumnya terjadi pada hasil pekerjaan pasangan bata dan plesteran dinding disebabkan kurang memahami teori mencampur adukan dan rencana kerja, antara lain :

a) Terjadinya retak-retak pada plesteran.

b) Pemasangan bata miring.

c) Banyak adukan tersisa pada waktu selesai kerja.

Menyadari hal tersebut di atas, maka untuk mendapatkan pasangan bata dan plesteran dinding yang baik perlu didukung oleh peralatan, teknik pemasangan, penyesuaian kecepatan pengisapan air permukaan dari bata dan pemeliharaan pasangan bata.

Berikut ini beberapa ketentuan-ketentuan, pasangan dinding;

a) Pasangan harus tetap datar dan tegak lurus;

b) Bagian ujung pasangan harus berbentuk gerigi;

c) Kelebihan adukan yang menempel pada dinding pasangan harus segera dibersihkan sebelum mengeras; c) Kelebihan adukan yang menempel pada dinding pasangan harus segera dibersihkan sebelum mengeras;

e) Bata penutup dari suatu baris pasangan, adukan diletakkan pada bagian ujung bata terlebih dahulu untuk mengisi sambungan tegak (vertikal);

f) Batu bata harus dalam kondisi lembab pada saat dipasang;

Pasangan Plesteran Permukaan dinding dasar sebelum diplester harus memenuhi ketentuan berikut :

a) Bersih, bebas dari debu dan organik serta gumpalan adukan yang melekat tidak sempurna;

b) Lurus/rata dengan toleransi maksimum 2,0 mm/m‟;

c) Dapat menyerap air;

d) Lajur kepala untuk plesteran dibuat dengan jarak 1 meter dan maksimum 1,5 meter;

e) Khusus untuk permukaan dinding yang licin : Diberi anyaman kawat atau dikasarkan dengan pahat, atau diberi lapisan kamprot dan dibasahi selama 24 jam, atau; Diberi bahan pelekat/pengikat sesuai ketentuan yang berlaku.

Pekerjaan Plesteran untuk Dasar Permukaan Padat Pekerjaan plesteran pada dasar permukaan padat harus memenuhi ketentuan berikut :

a) Permukaan dengan penyerapan rendah harus dibasahi sebelum diplester, sedangkan untuk permukaan dengan penyerapan tinggi harus dibasahi sampai jenuh;

b) Pengamprotan (untuk lapisan kamprot) dilakukan dengan tekanan atau lemparan kemudian digaruk dengan arah horizontal, sehingga ketebalan 3 – 4 mm;

c) Lapisan kedua (badan plester) dilekatkan dan diratakan sampai padat dan rata, sehingga ketebalan 3 – 4 mm;

d) Lapisan ketiga (acian) dilekatkan dengan tekanan yang cukup sampai ketebalan maksimum 2,0 mm.

Pekerjaan Plesteran pada Dasar Permukaan Logam Pekerjaan plesteran pada dasar permukaan logam harus mengikuti ketentuan berikut : Pekerjaan Plesteran pada Dasar Permukaan Logam Pekerjaan plesteran pada dasar permukaan logam harus mengikuti ketentuan berikut :

Waktu Efektif Adukan; Adukan harus segera diplesterkan sebelum mencapai waktu paling lama 2,5 jam sejak mulai dicampur dan harus dilakukan pengadukan ulang selama masa pelaksanaan untuk menjaga homogenitas dan kemudahan pengerjaannya. Tenggang Waktu antar Lapisan, Tenggang waktu antar lapisan harus diberikan sampai lapisan terdahulu cukup keras dan stabil, terutama untuk lapisan badan (lapis kedua) sebelum diberi lapisan akhir (acian) sudah tidak terjadi penyusutan dan retak-retak lebih lanjut. Untuk hal tersebut, perlu diberikan tenggang waktu minimal 7 (tujuh)hari. Pemeliharaan Selama masa pelaksanaan, dinding harus dijaga dari pengaruh sinar matahari langsung dan dijaga agar tetap dalam kondisi lembab terutama pada lapisan akhir selama minimal 3 x 24 jam.

2. Dinding Bata Hebel

Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari campuran semen, pasir (silica), dan kapur, lalu dicampur air dan bahan pengembang setelah itu diproses dengan diberi uap air tekanan tinggi dimana dalam pembentukannya gas-gas dibuang, kemudian kantong- kantong udara dimanfaatkan untuk mengisi campuran beton (Semen, pasir dan kapur), sehingga lebih padat tetapi ringan. Hebel dinamakan juga oleh

tukang-tukang di lapangan sebutan “bata ringan”, atau sebutan lain disebut juga dengan Hebel ACC (Autoclaved Aerated Concrete) dan ada juga menyebut beton ringan aerasi.

Di Indonesia sekarang ini hebel/bata ringan sudah banyak diproduksi pabrik skala besar, dan pabrik rumahan (home industries),

mereka tidak menyebutnya dengan merek hebel dan masing-masin mebuat merek sendiri, karena batu ringan ini awalnya merek

tetapi tetapi

besar, umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x

59 cm atau ukuran 60 cm x

20 cm dengan ketebalan 8 –

10 cm.

Spesifikasi umum hebel /bata ringan adalah;

1) Berat jenis kering : 520 kg/m3

2) Berat jenis normal : 650 kg/m3

3) Kuat tekan : > 4,0 N/mm2

4) Ketahanan terhadap api : 4 jam

5) Per meter luas, dibutuhkan 8-9 buah, atau untuk 1 m3 bata jenis ini bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2. kebutuhan spesi kira-kira 3 cm, dan dapat tidak diplester, karena permukaanya dan

dimensi solid dan presisi.

Beberapa keuntungan menggunakan Hebel sebagai dinidng, antara lain yaitu;

1. Pemasangan Cepat; Masa pekerjaan konstruksidinding hebel lebih cepat, dibanding bata merah, sehingga dari anggaran pekerjaan, yaitu penggunaan tenag kerja akan lebih hemat. Penggunaan hebel akan menyisahkan sedikit sampah atau barang reject, yang membuat lokasi proyek lebih bersih, tidak berantakan dank an mempercepat penyelesaian konstruksi.

2. Solid; Hebel lebih solid bila disbanding dengan batu olahan tradisional, lebih ringan sehingga transportasi akan lebih mudah, dan hasil penelitian menunjukkan kekuatan hebel lebih kuat dibanduing batu tradional.

3. Tahan Api; Hebel sangattahan api, ini akan membuat lebih aman dan untuk ketenangan pikiranterhadapa bangunan, dan menambahkan keamanan.

4. Presisi; Hebel merupakan produksi pabrikan, tentu dimensi dan ukuran lebih presisi.

5. Ramah Lingkungan; Hebel dibuat dengan konstruksi yang uniktahan panasdenganmassa termal, membuatbangunan lebih efisiensi, karena mengurangiketergantungan padapemanasan dan pendinginan, dan akan berampak pada efisiensi penggunaan AC di ruangan.

6. Bagus untuk akustik; Hebeldenganpanel dindingringandan lebih solid, akanmemberikantingkatkinerja akustik lebih berkualitas, karena lebih kedap suara.

Dari keuntungan pemakaian batu hebel, jelas akan lebih bermanfaat dibanding menggunakan batu bata, atau batu tradisonal lain.

Gambar 11-17:Bahan Dinding Hebel

Ada beberapa kekurangan dinding bata hebel atau celcon ini, yaitu;

1) Harga relative lebih mahal disbanding bata/batako, dan bahabn tradisonal lain.