Makalah SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa
memberikan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dengan segenap kemampuan dan
kesanggupan dapat menyelesaikan makalah ini. Berbagai hambatan dan tantangan yang ditemui
dalam penyelesaian makalah ini, namun dengan kesabaran, semangat, dan kerja keras penulis
akhirnya kendala-kendala tersebut dapat diatasi oleh penulis.
Makalah yang berjudul ”Tujuan Sistem Akuntansi Sektor Publik” ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Akuntansi Sektor Publik Disamping itu, penulis juga
mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam meningkatkan
pengetahuan kita terhadap Sistem Akuntansi Sektor Publik
Sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari kesalahan, penulis menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada semua pihak yang
turut membantu dalam penyelesaian makalah ini, dengan harapan semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.....

Palangkaraya,

Penulis


SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 1

September 2014

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................4
1.4 Metode Penulisan.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................5
2.1 Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik...........................................5
2.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik................................7
2.3 Gambaran Umum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik.........................8
2.4 Prinsip dan variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik.............................................9
DAFATAR PUSTAKA...................................................................................................16


SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Saat ini pemerintah Indonesia dan seluruh lapisan masyarakat mengusahakan untuk
dapat terus memperjuangkan suatu reformasi agar reformasi tersebut tentunya akan membawa
perubahan dalam kehidupan politik nasional maupun di daerah. Salah saru bentuk reformasi
yang telah dilakukan yaitu mengesahkan sejumlah kebijakan dan peraturan yang berkaitan
pengelolaan keuangan pemerintah daerah dengan tujuan untuk memperbaiki sistem yang sudah
ada dan akuntabilitas yang lebih besar atas sumber daya masyarakat yang dikelola oleh
pemerintah daerah. Pengeloalaan keuangan daerah terkait dengan pelaksanaan APBD, dalam
pelaksanaan APBD Pemerintah daerah diharapkan bisa meningkatkan kemandirian dalam
pengelolaan pembangunan daerah. Hal ini merupakan suatu proses terhadap keterlibatan dari
segenap unsur dan lapisan masyarakat, untuk dapat memberikan wewenang pemerintah daerah
untuk mengatur dan mengurus sendiri pemerintahannya berdasarkan aspirasi masyarakat.
Sehingga aspirasi dari masyarakat dapat tercapai setempat bagi pemerintah daerah dalam
melakukan pengelolaan keuangan.

Akuntansi dalam sektor publik memberikan kemudahan serta ketransparansinya anggaran
kepada masyarakat kita, dengan transparansinya anggaran bermanfaat untuk mencegah
terjadinya kasus korupsi, sehingga hal ini sebagai bagian mencegah korupsi, dan dengan sistem
akuntansi sektor publik memberikan keefektifan dalam kinerja sektor publik.

1.2 Rumusan Maslah
1.

Apa tujuan penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik?

2.

Apa dasar hukum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik?

3.

Bagaimana gambaran umum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik?

4.


Apa saja prinsip dan variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik?

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 3

1.3 Tujuan Penulisan
1.

Untuk mengetahui apa tujuan dari penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik;

2.

Untuk mengetahui dasar hukum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik;

3.

Untuk mengetahui gambaran umum pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik;

4.

Untuk mengetahui apa saja prinsip dan variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik.

1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan kami menggunakan metode kepustakaan dan mencari sumber-sumber

dari internet demi menunjang penulisan makalah ini.

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 4

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik adalah sistem akuntansi yang dipakai oleh lembaga-lembaga
publik sebagai salah satu alat pertanggung jawaban kepada publik. Sekarang terdapat perhatian
yang makin besar terhadap praktek akuntansi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, baik
akuntansi sektor pemerintahan maupun lembaga publik nonpemerintah. Lembaga publik
mendapat tuntutan dari masyarakat untuk dikelola secara transparan dan bertanggung jawab.
Organisasi sektor publik menghadapi tekanan untuk lebih efisien, memperhitungkan
biaya ekonomi dan biaya sosial dan memanfaatkannya bagi publik, serta dampak negatif atas
aktivitas yang dilakukan. Berbagai tuntutan tersebut menyebabkan akuntansi dapat diterima
sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola urusan-urusan publik. Akuntansi sektor publik
sedang mengalami proses untuk menjadi disiplin ilmu yang lebih dibutuhkan.

Sektor publik adalah manajemen keuangan yang berasal dari publik sehingga
menimbulkan konsekuensi untuk dipertanggung jawabkan kepada publik. Dengan demikian,
pengelolaannya memerlukan keterbukaan dan akuntabilitas terhadap publik. Ruang lingkup
akuntansi sektor publik meliputi badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat, pemerintah
daerah, dan unit-unit kerja pemerintah), organisasi sukarelawan, rumah sakit, perguruan tinggi
dan universitas, yayasan, lembaga swadaya masyarakat, organisasi keagamaan, organisasi
politik, dan sebagainya.Sistem akuntansi untuk badan-badan pemerintahan harus mengikuti
standar akuntansi pemerintah (SAP) seperti dimaksud dalam undang-undang nomor 17 tahun
2003 pasal 32, undang-undang nomor 1 tahun 2004 pasal 51 ayat 3, dan peraturan pemerintah
nomor 24 tahun 2005. Di sisi lain, unit-unit pemerintah yang bergerak di bidang bisnis (BUMN
dan BUMD) harus mengikuti standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh IAI (ikatan
akuntansi Indonesia). Sementara itu, organisasi publik non pemerintahan mengikuti standar
akuntansi keuangan.
Akuntansi sektor publik diarahkan untuk mencapai hasil tertentu yang harus memiliki
manfaat bagi publik. Dalam beberapa hal akuntansi sektor publik berbeda dengan sektor swasta
karena adanya perbedaan linkungan yang mempengaruhi. Sifat dan karakteristik organisasi
sektor publik terutama adalah tujuan, sifat, dan sumbe dananya. Sifat organisasi sektor publik
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 5

adalah organisasi nonlaba. Tujuannya hanyalah memberikan pelayanan kepada masyarakat dan

meningkatkan kesejahteraannya.
Organisasi sektor publik bergerak dalam lingkungan yang sangat kompleks. Komponen
lingkungan yang mempengaruhi sektor publik meliputi faktor ekonomi, politik, kultur, dan
demografi.
Tujuan sektor publik adalah memberi pelayanan kepada masyarakat dan mensejahterakan
masyarakat. Misalnya pelayanan dalam bidang pendidikan, keamanan, kesehatan masyarakat,
penegakan hukum, transportasi publik, penyediaan barang kebutuhan masyarakat dan
sebagainya. Sementara itu, sektor komersial bertujuan mencari laba untuk meningkatkan
kesejahteraan pemegang saham.
Sektor publik memperoleh biaya dari pajak, retribusi, laba BUMN dan BUMD, pinjaman
luar negeri, obligasi, sumbangan, dana abadi, hibah, dan lainnya. Sedangkan sektor komersial
memperoleh biaya dari modal pemilik dan laba yang ditahan, utang bank, obligasi, dan
penerbitan saham baru.
Sektor publik dan sektor komersial memiliki persamaan, dimana keduanya adalah bagian
yang saling berhubungan dari sistem ekonomi negara, dan sumber daya yang sama untuk
mencapai tujuan organisasi. Keduanya juga mengahadapi masalah yang sama yaitu kelangkaan
sumber daya sehingga harus menggunakannya secara efektif dan efisien. Selain itu, keduanya
memiliki manajemen yang sama, produk yang sama, dan sama-sama terikat pada aturan yang
berlaku.
Tujuan Akuntansi Sektor Publik :

1.

Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara tepat, efisien dan ekonomis
atas alokasi suatu sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait
dengan pengendalian manajemen.

2.

Memberikan informasi yang memungkinkan bagi manajer untuk melaporkan pelaksanaan
tanggungjawab secara tepat dan efektif program dan penggunaan sumberdaya yang menjadi
wewenangnya dan memungkinkan bagi pegawai pemerintah untuk melaporkan kepada
publik atas hasil operasi pemerintah dan penggunaan dana publik. Tujuan ini terkait dengan
akuntabilitas.

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 6

Di Indonesia perkembangan akuntansi pemerintahan secara pesat dipengaruhi oleh era
reformasi yang pada akhirnya menghasilkan tiga paket undang-undang di bidang keuangan
negara :
1.


UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara

2.

UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan

3.

UU No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara
Ketiga UU tersebut akan mendorong pemerintah untuk mengelola keuangan negara

dengan lebih baik dan membuat pertanggung jawabannya berupa laporan keuangan yang disusun
berdasarkan suatu standar akuntansi pemerintahan.

2.2 Dasar Hukum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Sistem akuntansi pemerintahan adalah serangkaian prosedur manual maupun yang
terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan posisi
keuangan dan operasi keuangan pemerintah.
(Peraturan


Pemerintahan

tentang

Standar

Akuntansi

Pemerintahan,

pasal

1).

Bergulirnya era reformasi memberikan sinyal yang kuat akan adanya transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Salah satunya adalah PP 105/2000 yang secara
eksplisit menyebutkan perlunya standar akuntansi pemerintahan dalam pertanggungjawaban
keuangan daerah. Pada tahun 2002 Menteri Keuangan membentuk Komite Standar Akuntansi
Pemerintah Pusat dan Daerah yang bertugas menyusun konsep standar akuntansi pemerintah

pusat dan daerah yang tertuang dalam KMK 308/KMK.012/2002. UU Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara mengamanatkan bahwa laporan pertanggungjawaban APBN/APBD
harus disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi Pemerintahan, dan standar tersebut
disusun oleh suatu komite standar yang indenden dan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharan Negara kembali
mengamanatkan penyusunan laporan pertanggungjawaban pemerintah pusat dan daerah sesuai
dengan standar akuntansi pemerintahan, bahkan mengamanatkan pembentukan komite yang
bertugas menyusun standar akuntansi pemerintahan dengan keputusan presiden. Dalam
penyusunan standar harus melalui langkah-langkah tertentu termasuk dengar pendapat (hearing),
dan meminta pertimbangan mengenai substansi kepada BPK sebelum ditetapkan dalam peraturan
pemerintah.
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 7

Regulasi Ak.Pemerintahan di Indonesia
Produk hukum yang mendasari pengelolaan keuangan negara/daerah.
1.

UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara.

2.

UU No. 1/2004 tentang Perbendaharan Negara.

3.

UU No. 15/2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

4.

UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah.

5.

UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah.

6.

PP No. 23/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.

7.

PP No. 58/2005 tentang Pengelolan Keuangan Daerah.

8.

PP No. 8/2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
PP No. 71/2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

2.3 Gambaran Umum Pelaksanaan Sistem Akuntansi Sektor Publik
Sistem akuntansi atau penatausahaan Keuangan Daerah yang berlaku pada masa lalu dan
saat ini tercermin dalam perhitungan APBD menggunakan sistem pembukuan tunggal yang
berbasis kas. Prinsip basis kas adalah mengakui pendapatan pada saat diterimanya kas dan
mengakui belanja atau biaya pada saat dikeluarannya kas. Hal tersebut tentu saja sangat terbatas,
karena informasi yang dihasilkan hanya berupa kas yang terdiri atas informasi kas masuk, kas
keluar dan saldo kas.
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat,
peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu
entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggung jawaban kepada banyak pihak yang
memerlukan.
Di Indonesia, akuntansi pemerintahan secara historis belum banyak berkembang sejak
kemerdekaan 17 Agustus 1945. Menurut catatan sejarah, produk akuntansi pemerintahan
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 8

Indonesia pertama adalah Neraca Kekayaan Negara yang dikeluarkan pada tahun 1948. Bentuk
akuntabilitas keuangan ini masih dalam bahasa dan mata uang Belanda.
Sejak tahun 2003 akhir, akuntansi pemerintahan mendapatkan perhatian dan dasar hukum
yang menggantikan produk Belanda tersebut. UU No.17 th 2003 tentang Keuangan Negara
menjadi pijakan penting perkembangan akuntansi pemerintahan di Indonesia. UU Keuangan
Negara tersebut diikuti pula dengan UU No.1 th 2004 tentang Perbendaharan Negara dan UU
No.15 th 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
Dengan ketiga undang-undang tersebut, tuntutan akan akuntansi pemerintahan semakin nyata.

2.4 Prinsip Dan Variasi Sistem Akuntansi Sektor Publik
1.

Prinsip Sistem Akuntansi Sektor Publik

Persyaratan Akuntansi sektor Publik telah ditentukan dalam A manual for Government
Accounting dan United Nations Organization (PBB), sebagai berikut :
a. Sistem akuntansi dirancang untuk memenuhi persyaratan Undang-undang Dasar,
Undang-undang, dan peraturan lainnya.
b. Sistem akuntansi harus selaras dengan klasifikasi anggaran sehingga fungsi
penganggaran dan akuntansi saling melengkapi dan teritegrasi.
c. Rekening dikaitkan dengan jelas pada objek, tujuan penerimaan, tujuan pengeluaran, dan
pejabat penanggung jawaban jika terjadi penyimpangan.
d. Sistem akuntansi seharusnya selaras dengan pengawasan administratif terhadap dana,
kegiatan, manajemen program, pemeriksaan internal, dan penilaian kinerja.
e. Sistem akuntansi seharusnya selaras dengan pengawasan administratif terhadap dana,
kegiatan, manajemen program, pemeriksaan internal, dan penilaian kinerja.

2.

Variasi akuntansi sektor publik yaitu :
a.

Akuntansi Dana
Sumber daya keuangan berupa dana yang disediakan untuk digunakan oleh organisasi

nirlaba atau institusi pemerintah biasanya mempunyai keterbatasan penggunaan dalam arti,dana-

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 9

dana tersebut dibatasi penggunaanya untuk tujuan atau aktivitas tertentu yang kadang merupakan
syarat dati pihak eksternal yang merupakan penyedia dana.
Tidak seperti perusahaan swasta yang mencari laba, organisasi sektor public mempunyai tujuantujuan yang spesifik. Organisasi sektor public dimana sumber daya yang ada harus digunakan
dengan tujuan tertentu. Secara umum, sangat lazim jika dari keseluruhan dana yang dipunyai
organisasi sector public, masing-masing mempunyai tujuan tersendiri dalam penggunaanya, baik
karena eksternal, faktor internal maupun karena peraturan.
Untuk mengakomodasi keadaan itu, organisasi sector public membuat dana-dana dalam sistem
akuntansinya. Pemasukan yang dimiliki organisasi sector public kemudian diklasifikasikan ke
dalam dana-dana tersebut sesuai dengan tujuan dan maksud tertentu.
Adanya keterbatasan penggunaan dana memberikan implikasi akan suatu kewajiban untuk
memberikan pertanggungjawaban kepada pihak penyedia dana. Oleh sebab itu, organisasiorganisasi nirlaba dan institusi pemerintah menggunakan akuntansi dana untuk mengontrol dana
yang terikat atau keterbatasan dalam penggunaan .
Dana kesatuan dana-dana yang dimiliki organisasi sector public, dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu :
 Dana yang Bisa Dibelanjakan (Expendable Fund)
Dana yang disediakan untuk membiayai aktivitas-aktivitas yang bersifat non-business yang
menjadi bagian dari tujuan organisasi sector publik.
 Dana yang Tidak Bisa Dibelanjakan (Nonexpendable Fund)
Dana yang dipisahkan untuk aktivitas-aktivitas yang bersifat bisnis. Digunakan sebagai
pendukung dari expendable fund.
Persamaan akuntansi Dana
Dalam Akuntansi Dana dikenal persamaan akuntansi sebagai berikut:
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS DANA
Persamaan tersebut tentu saja berbeda dengan persamaan akuntansi yang kita kenal pada
akuntansi keuangan yang digunakan dalam perusahaan komersial yang berupa :
AKTIVA = KEWAJIBAN + EKUITAS
Disini terdapat perbedaan yang mendasar antara ekuitas dana dan ekuitas. Diperusahaan
selisih antara aktiva dan utang adalah ekuitas yang menunjukkan adanya kepemilikan pada
perusahaan tersebut oleh pemegang sahamnya. Sementara itu, di organisasi sector public, ekuitas
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 10

dana tidak menunjukkan adanya kepemilikan siapa pun karena memang tidak ada kepemilikan
individu dalam suatu organisasi sector public.
Basis Akuntansi dan Fokus Pengukuran
Dalam Akuntansi Dana, dikenal istilah basis akuntansi dan focus pengukuran (measurement
focus). Basis akuntansi menentukan kapan transaksi dan peristiwa yang terjadi diakui. Contoh,
bila organisasi mengadopsi basis akrual penuh, transaksi diakui ketika transaksi tersebut
memiliki dampak ekonomi yang substantive. Kalau yang diadopsi adalah basis kas, transaksi
diakui hanya kalau kas yang berhubungan dengan transaksi tersebut diterima atau dibayarakan.
Fokus Pengukuran dari suatu entitas akuntansi menentukan apa yang akan dilaporkan, dengan
kata lain jenis aktiva dan kewajiban apa saja yang diakui secara akuntansi dan dilaporkan dalam
neraca. Konsep basis akuntansi dan focus pengukuran ini berhubungan erat dan pemilihan salah
satu akan mengimplikasikan pemilihan yang lain.
b.

Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran mengacu pada praktik yang dilakukan oleh banyak organisasi sector

public, khususnya pemerintah dalam upaya menyajikan akun-akun operasinya dengan format
yang sama dengan anggaranya. Tujuan praktik ini adalah untuk menekankan peranan anggran
dalam siklus perencanaan-pengendalian-pertanggungjawaban.
Ide dibalik akuntansi anggaran ini adalah untuk kemudahan. Kesulitan biasanya muncul
karena organisasi yang berbeda biasanya mengadopsi format pelaporan yang berbeda pula. Hal
ini disebabkan oleh suatu fakta bahwa perbedaan instrinsik antara jasa yang diberikan dalam
organisasi yang berbeda tercermin dalam anggaran mereka. Akuntansi Anggaran lebih berfokus
pada bentuk akunya daripada isinya
c.

Akuntansi Komitmen
Akuntansi Komitmen mengakui transaksi ketika organisasi telah memiliki komitmen

untuk melaksanakan transaksi tersebut. Ini berarti bahwa transaksi tidak diakui ketika ada
penerimaan atau pengeluaran kas, juga bukan pada saat faktur diterima atau dikirimkan, namun
pada saat yang lebih awal, yaitu pada saat pesanan dibuat atau diterima.

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 11

d.

Laporan Keuangan Pokok
Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan

suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta catatan
atas laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan
transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan
adalah menyajikan informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas, dan kinerja
keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber daya.
Neraca menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu,
dimana informasi yang tersedia berupa informasi harta, kewajiban serta modal. Perhitungan laba
rugi menunjukkan pendapatan yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan serta hasil usaha yang
diperoleh dalam suatu periode yang terakhir pada tanggal yang tertera di neraca. Laporan
perubahan posisi keuangan menyajikan kegiatan pembiayaan dan investasi perusahaan.
e.

Komponen Laporan Keuangan Pemerintah
Menurut IPSAS (International Public Sector Accounting Standards) laporan keuangan

akrual secara umum setidaknya terdiri dari:
1) Statement of Financial Position (Neraca),
2) Statement of Financial Performance (Laporan Kinerja Keuangan),
3) Statement of Changes In Net Assets/Equity (Laporan Perubahan dalam Aset
Bersih/Ekuitas),
4) Cash Flow Statement (Laporan Arus Kas), dan
5) Accounting Policies and Notes to The Financial Statements (Catatan atas Kebijakan
Akuntansi dan Catatan atas Laporan Keuangan)
f.

Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan Keuangan Konsolidasian merupakan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat yang

dihasilkan dari proses konsolidasi antar laporan-laporan yang dihasilkan oleh Kementerian
Negara/Lembaga. Sampai dengan level Kementerian Negara/Lembaga, laporan keuangan yang
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 12

dihasilkan masih berupa laporan keuangan gabungan/kompilasi, dalam arti hanya menjumlahkan
nilai setiap akun yang sama tanpa ada proses eliminasi.
g.

Catatan Atas Laporan Keuangan Pemerintah
Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas harus mempunyai referensi silang dengan
informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas Laporan Keuangan
meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas
Laporan Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar
Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk
penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmenkomitmen lainnya. Dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk mengubah susunan
penyajian atas pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Misalnya informasi
tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat digabungkan dengan informasi jatuh tempo
surat-surat berharga.
Selain mensyarat penyusunan laporan keuangan di atas, PP SAP juga memuat prosedur
yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyaksikan laporan keuangan
baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Dengan adanya SAP maka laporan keuangan
pemerintah pusat/daerah akan lebih berkualitas (dapat dipahami, relevan ,handal dan dapat
diperbandingkan).
Laporan tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini dalam
rangka meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para Stakeholder antara
lain : pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif) ,investor, kreditor dan mesyarakat pada
umumnya dalam rangka transpansi dan akuntanbilitas Keuangan Negara.
h.

Kebutuhan Akuntansi Pemerintahan
Dalam era globalisasi, reformasi, dan tuntutan transparansi yang semakin meningkat,

peran akuntansi semakin dibutuhkan. Tidak saja untuk kebutuhan pihak manajemen suatu
entitas, tetapi juga untuk kebutuhan pertanggungjawaban ( accountability ) kepada banyak pihak
yang memerlukan. Hal ini ditunjang oleh semakin berkembangnya teknologi informasi yang
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 13

memungkinkan masyarakat untuk menilai dan membandingkan suatu entitas lain. Untuk itu
tuntutan penyediaan informasi keuangan dan akuntansi semakin dibutuhkan.
Anggaran Pendapatan Belanja Negara ( APBN ) yang semakin besar merupakan salah
satu faktor pentingnya akuntansi pemerintahan. Perkembangan berikutnya semakin besar dana
yang dikelola menyebabkan adanya tuntutan transparasi sebagai hasil reformasi maka
Pemerintah harus mampu menyediakan pertanggungjawaban keuangan negara yang semakin
memadai. Pemberian opini tidak bisa memberikan pendapat ( Disclaimer ) atas Perhitungan
Anggaran Negara seharusnya tidak terjadi.
Untuk menggambarkan secara singkat komposisi penyusunan sistem akuntansi
komprehensif, diberikan garis besarnya sebagai berikut:
Langkah 1: Penyelidikan pendahuluan terhadap organisasi, terlepas dari pengalaman yang telah
dimiliki oleh seseorang akuntan atau ahli sistem, dia tetap harus menyelidiki masalah-masalah
khusus dari organisasi yang akan disusun sistem akuntansinya. Dalam penyelidikan ini, ahli
sistem harus mengadakan wawancara dan investigasi yang dapat memberikan petunjuk untuk
melaksanakan pekerjaannya.
Langkah 2: Analisis transaksi-transaksi organisasi. Analisis ini meliputi suatu studi mengenai
formulir-formulir, buku-buku, dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam tiap transaksi.
Langkah 3: Studi tentang pencatatan-pencatatan atau pembukuan-pembukuan pertama yang
dilakukan untuk bermacam-macam transaksi. Pencatatan ini dilakukan dalam buku-buku jurnal
atau buku-buku harian atau penggantinya, seperti misalnya voucher-voucher.
Langkah 4: Suatu studi tentang ikhtisar pencatatan akhir yang diambil dari buku besar umum dan
buku-buku besar pembantu.
Langkah 5: Suatu analisis dari laporan-laporan yang harus disusun dari catatan-catatan akuntansi
untuk pengendalian manajemen. Ini menyangkut pencatatan laporan-laporan yang diperlukan,
tujuannya dan biaya penyusunannya.

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 14

Langkah 6: Penyusunan sistem akuntansi di bawah pengawasan, dengan pengujian efektivitas
operasi dan revisi yang diperlukan.
Langkah 7: Pembuatan laporan penyusunan sistem akuntansi, yang mengikhtisarkan hasil-hasil
akhir dari pekerjaan yang telah dilakukan.
Langkah 8: Penyusunan petunjuk atau pedoman dari prosedur akuntansi, di mana petunjuk itu
dianggap perlu.

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 15

DAFTAR PUSTAKA
Sistem Akuntansi Sektor Publik/Indra Bastian, Ph.D.,M.B.A.,Akt.-cetakan 2-Jakarta:
Salemba Empat,2007

SISTEM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIKPage 16