BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan - Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rasio Keuangan
Rasio keuangan menurut Horne dalam Kasmir (2008:104) adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode.
Rasio keuangan menurut Brigham dan Houston (2006:94), dirancang untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keuangan.
Rasio keuangan menurut Harahap (2006:297) adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan keuangan dengan membandingkan angka-angka tersebut dalam satu periode atau beberapa periode dalam rangka membantu mengevaluasi suatu laporan keuangan.
2.2 Jenis Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2009:127), jenis rasio keuangan terdiri dari sebagai berikut: a.
Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis dari rasio likuiditas antara lain: 1.
Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
2. Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
4. Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga.
3. Perputaran Modal Kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.
2. Perputaran Persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode.
.
1. Perputaran Piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini akan berputar dalam satu periode
Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktivitas antara lain:
c.
5. Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa ( lease contract).
3. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.
3. Rasio Kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
2. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.
Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.
: 1.
Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain
b.
5. Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
4. Rasio Perputaran Kas merupakan rasio yang mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.
4. Fixed Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode.
5. Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
d.
Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas antara lain: 1.
Profit Margin on Sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan.
2. Return on Investment merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.
3. Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
4. Laba Per Lembar Saham Biasa merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.
2.3 Laba
Menurut Warren et.al (2005:25), laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit) merupakan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi.
Menurut Wild et.al (2005:25) mendefinisikan laba sebagai berikut:
“Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode yang bersangkutan. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.”
Menurut Soemarso (2005:230), laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha.
2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba diantaranya adalah Thaussie Nurvigia (2010), Analisis Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan variabel current ratio, quick ratio, working capital to
total asset, debt to equity ratio, profit margin sebagai variabel independen.
Hasil penelitian tersebut adalah current ratio, quick ratio, working capital
to total asset, debt to equity ratio, profit margin secara simultan memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, secara parsial
current ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, working
capital to total asset berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity
ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, serta profit margin
berpengaruh secara signifikan dan positif. Indah Widya Ningsih (2010), Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan variabel Current Ratio, debt to equity
ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on
sebagai variabel independen. asset, gross profit margin, inventory turnoverHasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji simultan current ratio,
debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on
equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnoverberpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, berdasarkan uji parsial berpengaruh
current ratio, total asset turnover, inventory turnover
signifikan, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on asset, return
on equity, gross profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap
petumbuhan laba. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014),
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011 dengan menggunakan variabel quick ratio, debt to equity ratio, debt to
total asset, total assetturnover, inventory turnover . hasil penelitian tersebut
adalah secara parsial quick ratio, total asset turnover, tidak berpengaruh terhadap perubahan laba, secara simultan quick ratio, debt to equity ratio,
debt to total asset, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh secara serempak terhadap perubahan laba.
Berikut adalah penelitian terdahulu yang terlampir pada
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian TerdahuluNo Peneliti Judul Variabel Hasil penelitian
1 Thaussie Analisis Rasio – Current Ratio, Current Ratio, Nurvigia (2010)
Quick Ratio,
Quick Ratio,
Rasio Keuangan Working Capital
Working
Terhadap Perubahan to Total Asset,
Capital to
Debt to equity Laba pada
Total Asset,
Ratio, Profit
Debt to equity
Perusahaan Margin secara
Ratio, Profit
simultan Otomotif yang memiliki
Margin
Terdaftar Di Bursa pengaruh yang signifikan Efek Indonesia terhadap pertumbuhan laba, Secara Parsial Current Ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, Working Capital to Total Asset berpengaruh signifikan dan positif, Debt to equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, , Profit Margin berpengaruh secara signifikan dan positif
2 Indah Widya Pengaruh Rasio Current Ratio, Berdasarkan Uji Ningsih (2010) Keuangan Terhadap Debt to Equity Simultan Current
Pertumbuhan Laba Ratio, Debt to Ratio, Debt to Perusahaan Asset Ratio, Equity Ratio, Manufaktur Industri Debt to Asset
Total Asset
Makanan dan Turnover, Ratio, Total Asset Minuman yang Return On Turnover, Return Terdaftar Di Bursa Equity, Return On Equity, Efek Indonesia On Asset, Return On Asset,
Gross Profit
Gross Profit Margin, Margin, Inventory Inventory Turnover Turnover
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Berdasarkan Uji Parsial Current ratio, Total Asset Turnover, Inventory Turnover bepengaruh signifikan, Debt to equity ratio, Debt to asset ratio, return on asset, return on equity, Gross Profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap petumbuhan laba
3 Danny Oktanto Pengaruh Rasio Quick Ratio, Secara parsial dan Muhammad Keuangan Terhadap Quick Ratio,
Debt to Equity
Nuryatno (2014) Perubahan Laba Ratio, Debt to Total Asset Pada Perusahaan Total Asset, Turnover, tidak Manufaktur yang Total berpengaruh Terdaftar Di Bursa AssetTurnover, terhadap Efek Indonesia perubahan laba,
Inventory
Tahun 2008-2011 Turnover Secara Simultan Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Total Asset, Total Asset Turnover, Inventory Turnover berpengaruh secara serempak terhadap perubahan laba.
Sumber : Data Diolah
2.5 Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan dan yang menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan laba.
Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang sehingga laba perusahaan akan rendah karena akan digunakan untuk membayar utang tersebut.
Rasio kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Apabila rasio kas rendah, kondisi kurang baik ditinjau dari rasio kas karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya sehingga berdampak pada laba perusahaan yang akan berkurang karena kas digunakan untuk membayar utang jangka pendek tersebut.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan
untuk menilai utang dengan kas dengan membandingkan seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar resiko yang akan ditanggung karena perusahaan lebih banyak dibiayai oleh utang sehingga laba perusahaan akan rendah karena diproyeksikan untuk membayar utang tersebut.
Total Asset Turn Over (TATO) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.
Apabila rasio ini tinggi, penjualan akan semakin besar sehingga laba yang akan diperoleh semakin besar dan begitu juga sebaliknya.
Invetory Turn Over (ITO) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. Apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja tidak efisien dan produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk sehingga penjualan rendah yang berakibat laba perusahaan rendah pula.
Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi pengunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik karena laba bersih yang diperoleh semakin tinggi.
Gross Profit Margin (GPM) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur margin laba atas penjualan. Apabila rasio ini tinggi, maka laba perusahaan akan semakin tinggi karena rasio ini membandingkan antara laba dengan penjualan.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1 Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka KonseptualX
8
7 H
6 H
5 H
4 H
3 H
2 H
1 H
(Y) H
7 Pertumbuhan Laba
X
6 Gross Profit Margin
5 Return On Equity
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan (Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas) terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H Indonesia periode 2009-2013. H
X
4 Inventory Turnover
X
3 Total Asset Turnover
X
2 Debt to Equity Ratio
X
1 Cash Ratio
X
Current Ratio
2.6 Hipotesis Penelitian
: Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
1
2 : Cash Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H
3 : Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013
H : Total Asset Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap
4
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H
5 : Inventory Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H
6 : Return On Equity berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H
7 : Gross Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.
H : Rasio Keuangan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap
8
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.