Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA PERIODE 2009 - 2013

OLEH

ABDUL HADI RIZKI PRADANA 110522140

PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2014  


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi saya ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Oktober 2014 Yang membuat pernyataan

Abdul Hadi Rizki Pradana NIM. 110522140


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya serta shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada Nabi Muhammad SAW atas segala akhlaknya yang mulia.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013”. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Dengan segala keikhlasan dan kerendahan hati izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M, Ak, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.


(4)

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, selaku Dosen Penguji dan Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak selaku dosen pembanding.

6. Kedua orangtua penulis ayahanda Alm. Muhammad Syafi’i dan ibunda Tuty Irawaty yang senantiasa melimpahkan cinta dan kasih sayang kepada penulis serta selalu mendoakan dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini dan kepada seluruh teman-teman penulis yang telah membantu selama masa perkuliahan sampai selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini masih terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan. Akhir kata penulis berharap agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Medan, Oktober 2014

Abdul Hadi Rizki Pradana


(5)

ABSTRAK

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Hipotesis dalam penelitian ini adalah rasio keuangan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kuantitatif. Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 perusahaan dari populasi sebanyak 140 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan lengkap yang telah diaudit mulai dari tahun 2009 – 2013. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunggah laporan keuangan yang diperoleh dari internet melalui situs www.idnfinancials.com. Metode analisis data yang digunakan adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba (Y). Secara parsial, hanya variabel Current Ratio (CR) yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan variabel Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE) dan Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil uji Koefisien Determinasi (R-Square) dapat dilihat bahwa kemampuan Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba sebesar 6,1% dan sisanya 93,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

Kata Kunci: Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Return On Equity, Gross Profit Margin, Pertumbuhan Laba


(6)

ABSTRACT

Influence of Financial Ratios toward Growth of Profit in Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2009 - 2013

The purpose is determining influence of financial ratios toward growth of profit in manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange period 2009 – 2013. The hypothesis is influence of financial ratios toward growth of profit in manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange period 2009 – 2013 simultaneously and partially.

Processing of the data is using quantitative techniques. The samples are 45 companies from a population of 140 companies listed in Indonesia Stock Exchange and has completed financial statements which have been audited from 2009 – 2013. The collection of data is by uploading the financial statements obtained from www.idnfinancials.com. The method of analysis are the classical assumption testing] and hypothesis testing.

The results showed that variable current ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) significantly affect toward growth of profit (Y) simultaneously. Partially, only the variable Current Ratio (CR) which significantly affect toward growth of profit, while the variable Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE) and Gross profit Margin (GPM) aren’t significantly affect toward growth of profit. The Coefficient of Determination (R-Square) which can be seen that the ability of the Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Gross profit Margin (GPM) toward growth of profit only 6.1% and the remaining 93.9% is influenced by other variables outside the model of this research.

Keywords: Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Return on Equity, Gross Profit Margin, Growth of Profit


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan ... 9

2.2 Jenis Rasio Keuangan ... 9

2.3 Laba ... 11

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 11

2.5 Kerangka Konseptual ... 15

2.6 Hipotesis Penelitian ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 20

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 20

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 25

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 26

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Hasil ... 26

3.6 Metode Analisis Data ... 31

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 37

4.2 Analisis Hasil Penelitian ... 38

4.2.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 40

4.2.1.1 Uji Normalitas ... 40

4.2.1.2 Uji Multikolinearitas ... 44

4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas ... 45

4.2.1.4 Uji Autokorelasi ... 47

4.2.2 Pengujian Hipotesis ... 50

4.2.2.1 Analisis Model Regresi ... 50

4.2.2.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 52

4.2.2.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 53


(8)

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61

... 5.2 Keterbatasan Penelitian... 62

5.2 Saran ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 13

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... ... 21

3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

3.3 Koefisien Korelasi dan Taksiran ... 36

4.1 Sampel Penelitian ... 37

4.2 Statistik Deskriptif ... 39

4.3 Uji Kolmogorov - Smirnov ... 42

4.4 Uji Kolmogorov – Smirnov Setelah Transformasi ... 42

4.5 Tolerance and VIF (Variance Inflation Factor)... 44

4.6 Uji Statistik Glejser ... 46

4.7 Uji Durbin - Watson ... 47

4.8 Uji Runs Test ... 48

4.9 Uji Box-Ljung ... 49

4.10 Regresi Linear Berganda ... 50

4.11 Hasil Uji F ... 53

4.12 Hasil Uji t ... 54


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 18

4.1 Grafik Normal Probability Plot ... 43

4.2 Grafik Scatterplot ... 45


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran i Daftar Sampel Perusahaan ... 66

Lampiran ii Perhitungan Variabel ... 68

Lampiran iii Hasil Output Statistik Deskriptif ... 88

Lampiran iv Hasil Output Uji Normalitas ... 88

Lampiran v Hasil Output Uji Multikolinearitas ... 90

Lampiran vi Hasil Output Uji Heteroskedastisitas ... 90

Lampiran vii Hasil Output Uji Autokorelasi ... 91


(12)

ABSTRAK

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Hipotesis dalam penelitian ini adalah rasio keuangan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kuantitatif. Sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 perusahaan dari populasi sebanyak 140 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memiliki laporan keuangan lengkap yang telah diaudit mulai dari tahun 2009 – 2013. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan mengunggah laporan keuangan yang diperoleh dari internet melalui situs www.idnfinancials.com. Metode analisis data yang digunakan adalah pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel pertumbuhan laba (Y). Secara parsial, hanya variabel Current Ratio (CR) yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba sedangkan variabel Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE) dan Gross Profit Margin (GPM) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil uji Koefisien Determinasi (R-Square) dapat dilihat bahwa kemampuan Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) terhadap pertumbuhan laba sebesar 6,1% dan sisanya 93,9% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model penelitian ini.

Kata Kunci: Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Return On Equity, Gross Profit Margin, Pertumbuhan Laba


(13)

ABSTRACT

Influence of Financial Ratios toward Growth of Profit in Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period 2009 - 2013

The purpose is determining influence of financial ratios toward growth of profit in manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange period 2009 – 2013. The hypothesis is influence of financial ratios toward growth of profit in manufacturing companies listed in Indonesia stock exchange period 2009 – 2013 simultaneously and partially.

Processing of the data is using quantitative techniques. The samples are 45 companies from a population of 140 companies listed in Indonesia Stock Exchange and has completed financial statements which have been audited from 2009 – 2013. The collection of data is by uploading the financial statements obtained from www.idnfinancials.com. The method of analysis are the classical assumption testing] and hypothesis testing.

The results showed that variable current ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) significantly affect toward growth of profit (Y) simultaneously. Partially, only the variable Current Ratio (CR) which significantly affect toward growth of profit, while the variable Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE) and Gross profit Margin (GPM) aren’t significantly affect toward growth of profit. The Coefficient of Determination (R-Square) which can be seen that the ability of the Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return on Equity (ROE), Gross profit Margin (GPM) toward growth of profit only 6.1% and the remaining 93.9% is influenced by other variables outside the model of this research.

Keywords: Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Return on Equity, Gross Profit Margin, Growth of Profit


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal merupakan salah satu alternatif sumber pendanaan bagi perusahaan sekaligus sarana investasi bagi para investor. Pasar modal secara umum dapat diidentikkan dengan sebuah tempat dimana modal diperdagangkan antara investor dengan orang yang membutuhkan modal issuer untuk mengembangkan investasi. Dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995, pasar modal didefinisikan sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Keberadaan pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting dalam ikut membangun perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. 

Membaiknya kinerja pasar modal merupakan barometer bagi sehatnya perekonomian yang akan menimbulkan kegairahan investor untuk kembali berinvestasi. Timbulnya anggapan bahwa fluktuasi yang besar pada nilai tukar sebagai faktor utama yang mampu menjelaskan fluktuasi yang besar pada pasar modal menunjukkan bahwa fluktuasi yang terlalu besar di pasar modal


(15)

Indonesia pada saat krisis ekonomi bukan disebabkan oleh faktor fundamental semata. 

Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapi. Dengan tingginya tingkat return yang diperoleh pemegang saham maka para pemegang saham akan meningkat. Disamping itu juga bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya (Rakhmawati, 2008).

Financial Accounting Standards Board – FASB (1978), Statement Of Financial Accounting Concepts No.1, menyatakan bahwa fokus utama laporan keuangan adalah laba, jadi informasi laporan keuangan seharusnya mempunyai kemampuan untuk memprediksi laba dimasa depan. Laba (penghasilan bersih) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva. Berdasarkan konsep akuntansi, laba adalah selisih lebih antara pendapatan yang berasal dari transaksi perusahaan pada periode tertentu dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Laba seringkali digunakan sebagai dasar perpajakan, pengambilan keputusan investasi, prediksi untuk peramalan laba yang akan datang dan sebagai penilaian kinerja perusahaan.

Para pelaku bisnis dan pemerintah dalam pengambilan keputusan ekonomi membutuhkan informasi tentang kondisi dan kinerja keuangan


(16)

perusahaan. Dari laporan keuangan, perusahaan dapat memperoleh informasi tentang performance (kinerja) perusahaan, aliran kas perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan sangat diperlukan untuk memahami informasi laporan keuangan. Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta prospek pertumbuhan labanya, ada beberapa teknik analisis yang dapat digunakan. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba, termasuk kondisi keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan adalah salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian informasi akuntansi yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan angka yang lain dari suatu laporan keuangan (Suhardito dkk, 2000).

Laba merefleksikan telah terjadinya proses peningkatan atau penurunan ekuitas dari berbagai sumber transaksi. Untuk mengukur dan memprediksi laba perusahaan dapat menggunakan rasio keuangan. Hal ini menjadikan rasio keuangan dapat menjadi faktor dalam mengevaluasi keadaan keuangan perusahaan masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan laba yang akan datang (Juliana dan Sulardi, 2003). Selain itu, rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan awal terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan.


(17)

kelemahan yang dihadapi perusahaan di bidang keuangan yang pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan, melainkan juga bagi pihak eksternal. Selain itu, rasio keuangan dapat dipakai sebagai sistem peringatan awal (early warning system) terhadap kemunduran kondisi keuangan dari suatu perusahaan. Dengan rasio keuangan, investor dapat dibimbing untuk membuat keputusan atau perimbangan tentang apa yang akan dicapai oleh perusahaan dan bagaimana prospek yang akan dihadapi di masa yang akan datang. Seperangkat laporan keuangan utama belum dapat memberi manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut lebih lanjut dalam bentuk analisis laporan keuangan yang didalamnya termasuk analisis terhadap rasio-rasio keuangan. Analisis laporan keuangan mencurahkan perhatian kepada penghitungan rasio agar dapat mengevaluasi keadaan financial masa lalu, sekarang, dan memproyeksikan hasil atau laba yang akan datang. Analisis ini dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur tersebut dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya (Thaussie Nurvigia, 2010 : 3).

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba diantaranya adalah Thaussie Nurvigia (2010), Analisis Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, secara parsial current ratio tidak


(18)

berpengaruh secara signifikan dan negatif, working capital to total asset berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, serta profit margin berpengaruh secara signifikan dan positif. Indah Widya Ningsih (2010), Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji simultan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, berdasarkan uji parsial current ratio, total asset turnover, inventory turnover bepengaruh signifikan, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on asset, return on equity, gross profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap petumbuhan laba. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014), Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011. Hasil penelitian tersebut adalah secara parsial quick ratio, total asset turnover, tidak berpengaruh terhadap perubahan laba, Secara simultan quick ratio, debt to equity ratio, debt to total asset, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh secara serempak terhadap perubahan laba.

Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian yaitu “Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 – 2013”.


(19)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

1. Apakah current ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

2. Apakah cash ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

3. Apakah debt to equity ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

4. Apakah total asset turnover berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

5. Apakah inventory turnover berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

6. Apakah return on equity berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

7. Apakah gross profit margin berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa


(20)

Efek Indonesia periode 2009-2013?

8. Apakah rasio keuangan berpengaruh secara simultan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh current ratio terhadap pertumbuhan laba

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

2. Untuk mengetahui pengaruh cash ratio terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh debt to equity ratio terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

4. Untuk mengetahui pengaruh total asset turnover terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

5. Untuk mengetahui pengaruh inventory turnover terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

6. Untuk mengetahui pengaruh return on equity terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia


(21)

periode 2009-2013.

7. Untuk mengetahui pengaruh gross profit margin terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

8. Untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi peneliti yaitu, untuk memenuhi persyaratan akademis dan tambahan wawasan sebagai pengetahuan peneliti tentang masalah yang di teliti.

2. Bagi peneliti selanjutnya yaitu, untuk bahan pertimbangan dan informasi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan peneliti pada bidang yang sama di masa yang akan datang dan sebagai bahan referensi untuk melakukan pengembangan penelitian selanjutnya.

3. Bagi investor yaitu, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan

Rasio keuangan menurut Horne dalam Kasmir (2008:104) adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka yang lainnya dalam satu periode maupun beberapa periode.

Rasio keuangan menurut Brigham dan Houston (2006:94), dirancang untuk membantu dalam mengevaluasi suatu laporan keuangan.

Rasio keuangan menurut Harahap (2006:297) adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).

Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan adalah indeks yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan antara dua angka dalam pos-pos laporan keuangan dengan membandingkan angka-angka tersebut dalam satu periode atau beberapa periode dalam rangka membantu mengevaluasi suatu laporan keuangan. 2.2 Jenis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2009:127), jenis rasio keuangan terdiri dari sebagai berikut:

a. Rasio Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Jenis dari rasio likuiditas antara lain:

1. Rasio Lancar (Current Ratio) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.


(23)

2. Rasio Cepat (Quick Ratio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

3. Rasio Kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

4. Rasio Perputaran Kas merupakan rasio yang mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan.

5. Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan. b. Rasio Solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Jenis-jenis rasio solvabilitas antara lain:

1. Debt to Asset Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva.

2. Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas.

3. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.

4. Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga.

5. Fixed Charge Coverage merupakan rasio yang dilakukan apabila perusahaan memperoleh utang jangka panjang atau menyewa aktiva berdasarkan kontrak sewa ( lease contract). c. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang, dan lainnya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari. Jenis-jenis rasio aktivitas antara lain:

1. Perputaran Piutang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini akan berputar dalam satu periode.

2. Perputaran Persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode.

3. Perputaran Modal Kerja merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode tertentu.

4. Fixed Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam


(24)

aktiva tetap berputar dalam satu periode.

5. Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva.

d. Rasio Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas antara lain:

1. Profit Margin on Sales merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. 2. Return on Investment merupakan rasio yang menunjukkan

hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.

3. Return on Equity merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

4. Laba Per Lembar Saham Biasa merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham.

2.3 Laba

Menurut Warren et.al (2005:25), laba bersih atau keuntungan bersih (net income atau net profit) merupakan kelebihan pendapatan terhadap beban-beban yang terjadi.

Menurut Wild et.al (2005:25) mendefinisikan laba sebagai berikut: “Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode yang bersangkutan. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunan ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.” Menurut Soemarso (2005:230), laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha.

2.4 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian yang mengkaitkan pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba diantaranya adalah Thaussie Nurvigia (2010), Analisis Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Perubahan


(25)

Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia yang menggunakan variabel current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin sebagai variabel independen. Hasil penelitian tersebut adalah current ratio, quick ratio, working capital to total asset, debt to equity ratio, profit margin secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, secara parsial current ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, working capital to total asset berpengaruh signifikan dan positif, debt to equity ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, serta profit margin berpengaruh secara signifikan dan positif. Indah Widya Ningsih (2010), Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan variabel Current Ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover sebagai variabel independen. Hasil penelitian tersebut adalah berdasarkan uji simultan current ratio, debt to equity ratio, debt to asset ratio, total asset turnover, return on equity, return on asset, gross profit margin, inventory turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, berdasarkan uji parsial current ratio, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh signifikan, debt to equity ratio, debt to asset ratio, return on asset, return on equity, gross profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap petumbuhan laba. Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014),


(26)

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011 dengan menggunakan variabel quick ratio, debt to equity ratio, debt to total asset, total assetturnover, inventory turnover. hasil penelitian tersebut adalah secara parsial quick ratio, total asset turnover, tidak berpengaruh terhadap perubahan laba, secara simultan quick ratio, debt to equity ratio, debt to total asset, total asset turnover, inventory turnover berpengaruh secara serempak terhadap perubahan laba.

Berikut adalah penelitian terdahulu yang terlampir pada Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu No 1 Peneliti Thaussie Nurvigia (2010) Judul

Analisis Rasio – Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba pada

Perusahaan Otomotif yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Variabel Current Ratio, Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Debt to equity Ratio, Profit Margin Hasil penelitian Current Ratio, Quick Ratio, Working Capital to Total Asset, Debt to equity Ratio, Profit Margin secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, Secara Parsial Current Ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan negatif, Working Capital to Total Asset berpengaruh signifikan dan


(27)

positif, Debt to equity Ratio tidak berpengaruh secara signifikan dan positif, , Profit Margin berpengaruh secara signifikan dan positif 2 Indah Widya

Ningsih (2010) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Return On Equity, Return On Asset, Gross Profit Margin, Inventory Turnover Berdasarkan Uji Simultan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Asset Ratio, Total Asset Turnover, Return On Equity, Return On Asset, Gross Profit Margin, Inventory Turnover berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba, Berdasarkan Uji Parsial Current ratio, Total Asset Turnover, Inventory Turnover bepengaruh signifikan, Debt to equity ratio, Debt to asset ratio, return on asset, return on equity, Gross Profit margin tidak bepengaruh signifikan terhadap petumbuhan laba


(28)

3 Danny Oktanto dan Muhammad Nuryatno (2014) Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2011

Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Total Asset, Total AssetTurnover, Inventory Turnover Secara parsial Quick Ratio, Total Asset Turnover, tidak berpengaruh terhadap perubahan laba, Secara Simultan Quick Ratio, Debt to Equity Ratio, Debt to Total Asset, Total Asset Turnover, Inventory Turnover berpengaruh secara serempak terhadap perubahan laba. Sumber : Data Diolah

2.5 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan dan yang menjadi variabel dependen adalah pertumbuhan laba.

Current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang sehingga laba perusahaan akan rendah karena akan digunakan untuk membayar utang tersebut.

Rasio kas (Cash Ratio) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Apabila rasio kas rendah, kondisi kurang baik ditinjau dari rasio kas


(29)

karena untuk membayar kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar lainnya sehingga berdampak pada laba perusahaan yang akan berkurang karena kas digunakan untuk membayar utang jangka pendek tersebut.

Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan kas dengan membandingkan seluruh utang termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena semakin besar resiko yang akan ditanggung karena perusahaan lebih banyak dibiayai oleh utang sehingga laba perusahaan akan rendah karena diproyeksikan untuk membayar utang tersebut.

Total Asset Turn Over (TATO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Apabila rasio ini tinggi, penjualan akan semakin besar sehingga laba yang akan diperoleh semakin besar dan begitu juga sebaliknya.

Invetory Turn Over (ITO) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. Apabila perputaran persediaan rendah berarti perusahaan bekerja tidak efisien dan produktif dan banyak barang persediaan yang menumpuk sehingga penjualan rendah yang berakibat laba perusahaan rendah pula.


(30)

Return on Equity (ROE) merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi pengunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik karena laba bersih yang diperoleh semakin tinggi.

Gross Profit Margin (GPM) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Apabila rasio ini tinggi, maka laba perusahaan akan semakin tinggi karena rasio ini membandingkan antara laba dengan penjualan.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1


(31)

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan (Rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas) terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1: Current Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan

laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Current Ratio

X1

Cash Ratio X2

Debt to Equity Ratio X3

Total Asset Turnover X4

Inventory Turnover X5

Return On Equity X6

Gross Profit Margin X7

Pertumbuhan Laba (Y)

H1

H2

H3

H4

H5

H6

H7


(32)

Indonesia periode 2009-2013.

H2: Cash Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan

laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

H4: Total Asset Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H5: Inventory Turnover berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H6: Return On Equity berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H7: Gross Profit Margin berpengaruh secara signifikan terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

H8: Rasio Keuangan berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap

pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.


(33)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:90) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 140 perusahaan (http://www.idnfinancials.com/).

Menurut Sugiyono (2006 : 96) sampel adalah bagian dari populasi yang dipergunakan sebagai sumber data yang sebenarnya. Dengan kata lain, sampel merupakan bagian dari populasi.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiono (2006 : 78) teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Berikut ini merupakan kriteria pengambilan sampel yang ditetapkan yaitu :


(34)

2. perusahaan manufaktur menerbitkan laporan keuangan secara berturut-turut dan dinyatakan dalam rupiah (Rp).

3. Perusahaan yang menghasilkan laba selama masa penelitian.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel diatas, maka pemilihan sampel dengan teknik tersebut diatas diperoleh 45 perusahaan yang akan digunakan sebagai sampel penelitian.

Tabel 3.1.

Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel I II III

1 Akasha Wira International Tbk    Sampel 1 2 Alakasha Industrindo Tbk   - - 3 Alam Karya Unggul Tbk   - - 4 Alkindo Naratama Tbk   - - 5 Aluminindo Light Metal Industry Tbk    Sampel 2 6 Apac Citra Centertex Tbk.    - 7 Argha Karya Prima Industries Tbk    Sampel 3

8 Argo Pantes Tbk.   - -

9 Arwana Citramulia Tbk    Sampel 4 10 Asahimas Flat Glass Tbk    Sampel 5 11 Asia Pacific Fibers Tbk   - - 12 Asiaplast Industries Tbk    Sampel 6 13 Astra International Tbk    Sampel 7 14 Astra Otoparts Tbk    Sampel 8

15 Barito Pacific Tbk   - -

16 Bentoel International Investama Tbk   - -

17 Berlina Tbk   - -

18 Betonjaya Manunggal Tbk    Sampel 9 19 Budi Strarch & Sweetern Tbk   - -

20 Cahaya Kalbar Tbk   - -

21 Centex (Preferred Stock) Tbk   - - 22 Champion Pasifik Indonesia Tbk    Sampel 10 23 Chandra Asri Petrochemical Tbk   - -


(35)

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel I II III

24 Charoen Pokphand Indonesia Tbk    Sampel 11

25 Citra Tubindo Tbk   - -

26 Darya Varia Laboratoria Tbk    Sampel 12

27 Davomas Abadi Tbk   - -

28 Delta Djakarta Tbk    Sampel 13 29 Duta Pertiwi Nusantara Tbk   - - 30 Ekadharma International Tbk    Sampel 14

31 Eratex Djaja Tbk.   - -

32 Eterindo Wahanatama Tbk   - -

33 Ever Shine Tex Tbk   - -

34 Fajar Surya Wisesa Tbk   - - 35 Gajah Tunggal Tbk    Sampel 15 36 Goodyear Indonesia Tbk  -  - 37 Gudang Garam Tbk    Sampel 16 38 Gunawan Dianjaya Steel Tbk   - - 39 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk    Sampel 17 40 Holcim Indonesia Tbk    Sampel 18 41 ICTSI Jasa Prima Tbk   - - 42 Indah Kiat Pulp & Paper Tbk   - - 43 Indal Aluminium Industry Tbk   - - 44 Indo Acidatama Tbk    Sampel 19

45 Indo Kordsa Tbk   - -

46 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk    Sampel 20

47 Indofarma Tbk.   - -

48 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. -   - 49 Indofood Sukses Makmur Tbk    Sampel 21 50 Indopoly Swaharsa Industri Tbk  -  - 51 Indorama Syntetics Tbk   - - 52 Indospring Tbk    Sampel 22 53 Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk   - - 54 Intanwijaya Internasional Tbk   - - 55 Intikeramik Alamasri Industri Tbk   - - 56 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk   - - 57 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk    Sampel 23 58 Jaya Pari Steel Tbk   - - 59 Jembo Cable Company Tbk   - -


(36)

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel I II III

60 Kabelindo Murni Tbk   - - 61 Kalbe Farma Tbk    Sampel 24 62 Kedaung Indah Can Tbk   - - 63 Kedawung Setia Industrial Tbk    Sampel 25 64 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk   - - 65 Kertas Basuki Rahmat Tbk   - - 66 Kimia Farma (Persero) Tbk    Sampel 26 67 KMI wires & Cable Tbk   - - 68 Krakatau Steel (Persero) Tbk   - - 69 Langgeng Makmur Industri Tbk   - - 70 Lion Mesh Prima Tbk   - - 71 Lion Metal Works Tbk   - - 72 Malindo Feedmill Tbk   - - 73 Mandom Indonesia Tbk    Sampel 27

74 Martuna Berto Tbk   - -

75 Mayora Indah Tbk    Sampel 28

76 Merck Tbk    Sampel 29

77 Merk Sharp Dohme Pharma Indonesia Tbk   - - 78 Mulia Industrindo Tbk.   - - 79 Multi Bintang Indonesia Tbk.    Sampel 30 80 Multi Prima Sejahtera Tbk    Sampel 31 81 Multistrada Arah Sarana   - -

82 Mustika Ratu Tbk   -

-83 Nippon Indosari Corporindo Tbk.    Sampel 32

84 Nipress Tbk    Sampel 33

85 Nusantara Inti Corpora Tbk   - - 86 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk   - -

87 Pan brothers Tbk   - -

88 Pan Brothers Tex Tbk   - - 89 Panasia Filament Inti Tbk   - - 90 Panasia Indosyntexi Tbk   - - 91 Pelangi Indah Canindo Tbk    Sampel 34 92 Pelat Timah Nusantara Tbk   - - 93 Polychem Indonesia Tbk   - - 94 Prasidha Aneka Niaga Tbk   - -


(37)

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel I II III

95 Prima Alloy Steel Tbk   - - 96 Primarindo Asia Infrastructur Tbk   - - 97 Pyridam Farma Tbk    Sampel 35 98 Ricky Putra Globalindo Tbk   - -

99 Roda Vivatex Tbk   - -

100 Saranacentral Bajatama Tbk   - - 101 Sat Nusa Persada Tbk   - -

102 Sekar Bumi Tbk   - -

103 Sekar Laut Tbk   - -

104 Sekawan Intipratama Tbk.   - - 105 Selamat Sempurna Tbk    Sampel 36 106 Semen Batu Raja Tbk   - - 107 Semen Indonesia (Persero) Tbk.   - - 108 Senturi Tekstil Industri Tbk   - - 109 Sepatu Bata Tbk    Sampel 37 110 Siantar TOP Tbk    Sampel 38 111 Sierad Produce Tbk   - -

112 Siwani Makmur Tbk   - -

113 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk.   - - 114 Sri Rezeki Isman Tbk   - - 115 Star Petrochem Tbk   - - 116 Stell Pipe Industri Indonesia   - - 117 Sumalindo Lestari Jaya Tbk   - - 118 Sunson Textile Manufacture Tbk   - -

119 Suparma Tbk   - -

120 Supreme Cable Manufacturing &

Commerce Tbk    Sampel 39

121 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk   - - 122 Surya Intrindo Makmur Tbk   - - 123 Surya Toto Indonesia Tbk    Sampel 40 124 Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk   - - 125 Tembaga Mulia Semanan Tbk   - - 126 Tempo Scan Pacific Tbk    Sampel 41 127 Tifico Fiber Indonesia Tbk   - - 128 Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk   - - 129 Tirta Mahakam Resources Tbk   - -


(38)

No. Nama Perusahaan Kriteria Sampel I II III

130 Toba Pulp Lestari Tbk   - - 131 Tri Banyan Tirta Tbk   - - 132 Trias Sentosa Tbk    Sampel 42 133 Trisula International Tbk   - - 134 Ultra Jaya Milk Tbk    Sampel 43 135 Unggul Indah Cahaya Tbk.   - - 136 Unilever Indonesia Tbk    Sampel 44 137 Voksel Electric Tbk    Sampel 45 138 Wilmar Cahaya Indonesia Tbk   - - 139 Wismilak Inti Makmur Tbk   - - 140 Yanaprima Hastapersada Tbk   - - Sumber : www.idnfinancials.com

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi dan tidak memerlukan pengolahan lebih lanjut, seperti laporan keuangan konsolidasi beserta laporan auditor independen.

Menurut Umar (2003:60), “Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut, misalnya dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar, dan sebagainya sehingga lebih informatif jika digunakan oleh pihak lain”.

Sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui situs www.idnfinancials.com, www.idx.co.id dan website perusahaan yang diteliti berupa laporan keuangan sampel perusahaan yang dipublikasikan serta harga saham perusahaan tersebut.


(39)

Data yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dan data cross section yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik atau angka.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data sekunder adalah studi dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data sekunder berupa catatan-catatan laporan keuangan, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Data penelitian ini diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh laporan keuangan perusahaan manufaktur dari Bursa Efek Indonesia.

Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.

Dalam pengolahan data, peneliti menggunakan bantuan SPSS versi 21.0 untuk menganalisis data baik pengujian asumsi klasik maupun pengujian hipotesis.

3.5 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Hasil

Defenisi operasional menjelaskan karakteristik dari objek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalisasikan dalam riset. Ada dua variabel yang


(40)

digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel independen.

1. Variabel Independen

Variabel independen menurut Uma Sekaran (2006 : 117) adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik secara positif atau negatif, yaitu jika terdapat variabel independen, variabel dependen juga hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel independen, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, dan Rasio Profitabilitas.

a. Rasio Likuiditas

- Rasio Lancar (Current Ratio) menurut Kasmir (2008:134) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rumus untuk menghitungnya adalah:

Current Ratio =

- Rasio Kas (Cash Ratio) menurut Kasmir (2008:138) adalah alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.


(41)

Cash Ratio Cash Equivalents or CashCurrent Liabilities

b. Rasio Solvabilitas

- Debt to Equity Ratio menurut Kasmir (2008:158) adalah rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rumus untuk menghitungnya adalah:

c. Rasio Aktivitas

- Total Assets Turnover menurut Kasmir (2008:185) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rumus untuk menghitungnya adalah:

- Perputaran Persediaan (Inventory Turnover) menurut Kasmir, (2008:180) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam suatu periode. Rumus untuk menghitungnya adalah:


(42)

d. Rasio Profitabilitas

- Return on Equity menurut Kasmir (2008:204) adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rumus untuk menghitungnya adalah:

- Gross Profit Margin menurut Kasmir (2008:199) adalah salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Rumus untuk menghitungnya adalah:

2. Variabel Dependen

Variabel dependen menurut Uma Sekaran (2006 : 116) merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Variabel dependen merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari setiap perusahaan yang dipilih menjadi sampel. Pertumbuhan laba perusahan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan. Pertumbuhan laba dapat diterjemahkan dengan skala rasio sebagai berikut:

Keterangan :

∆ = Pertumbuhan Laba = Laba tahun yang diamati


(43)

= Laba tahun sebelumnya

Penelitian ini menggunakan skala pengukuran hasil sebagai berikut : Tabel 3.2

Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

1 Current Ratio

kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh

tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan

Current Asset Current Liabilities

Rasio

2 Cash Ratio

Besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang

Cash Equivalents + Cash

Current Liabilities Rasio  3 Debt to Equity Ratio menilai utang

dengan ekuitas

Total Liabilities

Total Equity Rasio 

4 Total Assets Turnover

perputaran semua aktiva yang dimiliki

perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari

tiap rupiah aktiva

Net Sales

Total Asset Rasio 

5 Inventory Turnover

berapa kali dana yang ditanam dalam

persediaan ini berputar dalam suatu

periode

Cost Of Good Sold

Total Inventory Rasio 

6 Return on Equity

laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri

Net Income

Total Equity Rasio  7 Gross Profit

Margin

margin laba atas penjualan

Sales- Cost Of Good Sold


(44)

3.6 Metode Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis regresi linear berganda dengan bantuan software SPSS 21.0. Sebelum melakukan pengujian hipotesis memerlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi :

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110) “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal. Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan,


(45)

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menurut Ghozali (2005 : 91) bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF >10.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menurut Ghozali (2005 : 105) bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Beberapa cara untuk mendeteksi problem heteroskedastisitas pada model regresi menurut Hengky & Selva (2013 : 66) antara lain yaitu: 1) Dengan melihat grafik scatterplot, yaitu ploting titik-titik menyebar

secara acak dan tidak berkumpul pada satu tempat, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi problem heteroskedastisitas.


(46)

2) Dengan melakukan uji statistik glejser yaitu dengan mentransformasi nilai resudial menjadi obsolut resudial dan meregresnya dengan variabel independen dalam model (Gujarati dan Poter 2010). Jika diperoleh nilai signifikansi untuk variabel independen > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat problem heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi menurut Ghozali (2005 : 95) bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”.

Menurut Sunyoto (2009:91) pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

2. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi.

3. Angka D-W (pada output Model Summary) di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

Beberapa cara lain yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya problem autokorelasi pada model regresi menurut Hengky & Selva (2013 : 73) yaitu :

Uji Runs Test dan uji Box-Ljung. Pada uji statistik Runs Test jika diperoleh nilai signifikansi > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa


(47)

data kita memenuhi asumsi klasik autokorelasi. Dan pada uji Box-Ljung jika dari 16 lag yang dihasilkan terdapat dua lag atau lebih yang nilainya signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa data kita tidak terjadi problem autokorelasi.

2. Uji Hipotesis

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda (Multiple Regression Analysis). Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba. Model dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4+ b5X5 + b6X6 + b7X7 + e

Keterangan :

Y : Pertumbuhan Laba a : Kontansta b : Koefisien X1 : Current Ratio

X2 : Cash Ratio

X3 : Debt to Equity Ratio

X4 : Total Asset Turnover

X5 : Inventory Turnover

X6 : Return On Equity

X7 : Gross Profit Margin


(48)

a. Uji signifikansi simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “ uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/ terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi F hitung dengan ketentuan:

jika F hitung < F tabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan

jika F hitung > F tabel pada α 0.05, maka H1 diterima.

b. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan:

jika t hitung < t tabel pada α 0.05, maka H1ditolak dan

jika t hitung > t tabel pada α 0.05, maka H1 diterima.

c. Uji Koefisien Determinasi

Setelah koefisien korelasi diketahui, maka selanjutnya adalah menghitung koefisien determinasi yaitu untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.


(49)

Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi atau seberapa besar pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan pedoman yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:214) sebagai berikut:

Tabel 3.3

Koefisien Korelasi dan Taksirannya Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Kuat 0,80-1,000 Sangat Kuat


(50)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Indonesia tahun 2009-2013 dengan jumlah populasi berjumlah 140 perusahaan. Jumlah sampel data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 perusahaan.

Berikut ini adalah 45 perusahaan manufaktur sebagai sampel yang digunakan penelitian ini:

Tabel 4.1. Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Sampel

1 Arwana Citramulia Tbk Sampel 1 2 Aluminindo Light Metal Industry Tbk Sampel 2 3 Argha Karya Prima Industries Tbk Sampel 3 4 Asahimas Flat Glass Tbk Sampel 4 5 Asiaplast Industries Tbk Sampel 5 6 Astra International Tbk Sampel 6 7 Astra Otoparts Tbk Sampel 7 8 Betonjaya Manunggal Tbk Sampel 8 9 Champion Pasifik Indonesia Tbk Sampel 9 10 Charoen Pokphand Indonesia Tbk Sampel 10 11 Darya Varia Laboratoria Tbk Sampel 11 12 Delta Djakarta Tbk Sampel 12 13 Ekadharma International Tbk Sampel 13 14 Gajah Tunggal Tbk Sampel 14 15 Gudang Garam Tbk Sampel 15 16 Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk Sampel 16 17 Holcim Indonesia Tbk Sampel 17


(51)

No. Nama Perusahaan Sampel 18 Indo Acidatama Tbk Sampel 18

19 Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Sampel 19 20 Indofood Sukses Makmur Tbk Sampel 20 21 Indospring Tbk Sampel 21 22 JAPFA Comfeed Indonesia Tbk Sampel 22 24 Kedawung Setia Industrial Tbk Sampel 24 25 Mandom Indonesia Tbk Sampel 25 26 Kimia Farma (Persero) Tbk Sampel 26 27 Mayora Indah Tbk Sampel 27

28 Merck Tbk Sampel 28

29 Multi Bintang Indonesia Tbk Sampel 29 30 Multi Prima Sejahtera Tbk Sampel 30 31 Mustika Ratu Tbk Sampel 31 32 Nippon Indosari Corporindo Tbk. Sampel 32

33 Nipress Tbk Sampel 33

34 Pelangi Indah Canindo Tbk Sampel 34 35 Pyridam Farma Tbk Sampel 35 36 Selamat Sempurna Tbk Sampel 36 37 Sepatu Bata Tbk Sampel 37 38 Siantar TOP Tbk Sampel 38 39 Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk Sampel 39 40 Surya TOTO Indonesia Tbk Sampel 40 41 Tempo Scan Pacific Tbk Sampel 41 42 Trias Sentosa Tbk Sampel 42 43 Ultra Jaya Milk Tbk Sampel 43 44 Unilever Indonesia Tbk Sampel 44 45 Voksel Electric Tbk Sampel 45

Sumber : Bursa Efek Indonesia 4.2. Analisis Hasil Penelitian

Dengan jumlah sampel 45 perusahaan maka total pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 x 5 tahun = 225 observasi. Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan:


(52)

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 225 .21 11.74 2.4738 1.79598 CAR 225 .36 537.55 66.5642 92.35758 DER 225 7.98 843.08 88.3325 81.21319 TATO 225 39.33 1226.09 133.2241 87.01986 ITO 225 1.08 265.53 7.5920 20.73284 ROE 225 .71 4306.76 42.4671 287.08060 GPM 225 -.86 92.35 29.9300 16.68778 LABA 225 -725.22 151649.69 827.9827 10168.37809 Valid N (listwise) 225

Sumber : Data diolah

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa variabel Current Ratio memiliki nilai minimum 0.21, nilai maksimum 11.74, nilai mean (nilai rata-rata) 2.4738 dan standar deviasi adalah 1.79598. Variabel Cash Ratio memiliki nilai minimum 0.36, nilai maksimum 537.55, nilai mean (nilai rata-rata) 66.5642 dan standar deviasi 92.35758. Variabel Debt to Equity Ratio memiliki nilai minimum 7.98, nilai maksimum 843.08, nilai mean (nilai rata-rata) 88.3325 dan standar deviasi 81.21319. Variabel Total Asset Turnover memiliki nilai minimum 39.33, nilai maksimum 1226.09, nilai mean (nilai rata-rata) 133.2241 dan standar deviasi 87.01986. Variabel Inventory Turnover memiliki nilai minimum 1.08, nilai maksimum 265.53, nilai mean (nilai rata-rata) 7.5920 dan nilai standar deviasi 20.73284. Variabel Return On Equity memiliki nilai maksimum 0.71, nilai maksimum 151649.69, nilai mean (nilai rata-rata) 42.4671 dan standar deviasi 287.08060. Variabel Gross Profit Margin memiliki nilai minimum 0.86,


(53)

nilai maksimum 92.35, nilai mean (nilai rata-rata) 29.9300 dan standar deviasi 16.68778. Variabel Laba memiliki nilai minimum 725.22, nilai maksimum 151649.69, nilai mean (nilai rata-rata) 827.9827 dan standar deviasi 10168.37809.

4.2.1. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

4.2.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual data dari model regresi linear memiliki distribusi normal atau tidak. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual data berdistribusi normal adalah uji statistik non parametric Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis.

H0 : Data residual berdistribusi normal

HA : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0

diterima atau HA ditolak dan sebaliknya jika nilai signifikansi


(54)

Tabel 4.3

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 225

Normal Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation

9932.79465409

Most Extreme Differences

Absolute .413

Positive .413

Negative -.302 Kolmogorov-Smirnov Z 6.190 Asymp. Sig. (2-tailed) .000 a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data. Sumber : Data Diolah

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.3 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 6.190 dan signifikan pada 0.000. Nilai siginifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0

ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier menurut Erlina (2007:106) yaitu:

- lakukan transformasi data ke bentuk lainnya

- lakukan trimming, yaitu membuang data outlier, dan

- lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.


(55)

dilakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari Pertumbuhan Laba = f(CR, CAR, DER, TATO, ITO, ROE, GPM) menjadi Ln_Pertumbuhan Laba = f(Ln_CR, Ln_CAR, Ln_DER, Ln_TATO, Ln_ITO, Ln_ROE, Ln_GPM). Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga menghasilkan missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan dan diperoleh jumlah sampel yang valid menjadi 156 pengamatan. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 4.2.

Uji Kolmogorov-Smirnov

Sumber : Data diolah

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 156

Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std.

Deviation

1.55830821

Most Extreme Differences

Absolute .090 Positive .090 Negative -.070 Kolmogorov-Smirnov Z 1.120 Asymp. Sig. (2-tailed) .163 a. Test distribution is Normal.


(56)

Dari hasil uji Kolmogorov-Smirnov di atas diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.120 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.163. Karena Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal. Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan uji asumsi klasik lainnya yaitu dengan melihat grafik probability plot.

Gambar 4.1.

Grafik Normal Probability Plot Sumber : Data Diolah

Dari grafik normal probability plot di atas dapat dilihat bahwa titik-titik plot menyebar di sekitar garis diagonal. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan terdistribusi normal atau model regresi memenuhi asumsi klasik normalitas.


(57)

4.2.1.2. Uji Multikolinearitas

Pengujian terhadap asumsi klasik multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya korelasi antara variabel independen dalam model regresi. Cara umum yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya problem multikolinearitas adalah dengan melihat nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Berikut ini hasil uji multikolinearitas.

Tabel 4.3.

Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor)

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 3.296 2.517

X1 -.957 .363 -.367 .314 3.187

X2 .255 .134 .234 .397 2.520

X4 .038 .317 .018 .265 3.771

X5 .233 .360 .058 .756 1.323

X6 -.010 .184 -.005 .815 1.228 X7 -.021 .232 -.009 .572 1.749 X8 -.362 .307 -.121 .576 1.736 a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Diolah

Dari hasil uji multikolinearitas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas


(58)

4.2.1.3.Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya berbeda atau tetap. Ada beberapa cara untuk mendeteksi problem heteroskedastisitas yaitu dengan grafik scatterplot dan uji statistik glejser. Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas.

Gambar 4.3. Grafik Scatterplot

Dari grafik scatterplot di atas dapat terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang


(59)

jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini mengindikasikan bahwa pada data tidak terjadi problem heteroskedastisitas sehingga memenuhi asumsi klasik heteroskedastisitas. Namun analisis menggunakan grafik scatterpolt memiliki kelemahan karena tergantung pada jumlah sampel. Oleh karena itu dibutuhkan teknik lain yang lebih akurat untuk mendeteksi ada atau tidak problem heteroskedastisitas yaitu dengan melakukan uji statistik glejser.

Tabel 4.4. Uji Statistik Glejser

Sumber : Data Diolah

Dari hasil uji glejser di atas diperoleh nilai signifikansi untuk semua variabel > 0.05. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa data memenuhi asumsi klasik heteroskedastisitas.

Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.303 1.747 1.318 .189

X1 .085 .252 .049 .338 .736

X2 .018 .093 .024 .188 .851

X4 .152 .220 .109 .693 .490

X5 -.416 .250 -.155 -1.664 .098 X6 -.094 .127 -.066 -.739 .461

X7 .069 .161 .046 .430 .668

X8 .003 .213 .001 .013 .990


(60)

4.2.1.4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya. Ada beberapa cara yang dapat digunakan yaitu dengan melakukan uji statistik Durbin-Watson dan uji Runs Test. Berikut ini hasil uji autokorelasi.

Tabel 4.5. Uji Durbin-Watson Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .322a .103 .061 1.59473 1.557

a. Predictors: (Constant), X7, X4, X5, X1, X6, X2, X3 b. Dependent Variable: Y

Dari hasil analisis di atas diperoleh nilai DW statistik sebesar 1.557. Jumlah variabel yang digunakan ada sembilan (k = 8) dengan sampel n = 156, maka diperoleh nilai DW tabel sebesar 1.852. Karena nilai DW statistik lebih kecil dari nilai DW tabel yaitu 1.557 < 1.852, maka dapat disimpulkan bahwa data memiliki problem autokorelasi. Selanjutnya dilakukan uji Runs Test untuk memastikan apakah data terdapat problem autokorelasi atau tidak.


(61)

Tabel 4.6. Uji Runs Test

Runs Test

Unstandardized Residual Test Valuea -.19239 Cases < Test Value 78 Cases >= Test Value 78 Total Cases 156 Number of Runs 75

Z -.643

Asymp. Sig. (2-tailed)

.520 a. Median

Sumber : Data Diolah

Dari hasil uji statistik Runs Test di atas diperoleh nilai signifikansi 0.520. Artinya nilai signifikansi 0.520 > 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa data tidak terdapat problem autokorelasi, dan selanjutnya untuk meyakinkan apakah data tidak terdapat problem autokorelasi dilakukan Uji Box-Ljung.

Tabel 4.7. Uji Box-Ljung

Autocorrelations Series: Unstandardized Residual

Lag Autocorrelati on

Std. Errora

Box-Ljung Statistic Value df Sig.b

1 .116 .066 3.136 1 .077

2 .028 .064 3.324 2 .190

3 .218 .067 13.991 3 .003 4 .214 .066 24.413 4 .000 5 -.002 .066 24.414 5 .000 6 .086 .067 26.074 6 .000 7 .210 .064 36.972 7 .000


(62)

8 .068 .066 38.039 8 .000 9 .055 .065 38.744 9 .000 10 .175 .065 45.984 10 .000 11 .058 .065 46.795 11 .000 12 -.016 .066 46.853 12 .000 13 .085 .066 48.514 13 .000 14 .148 .065 53.639 14 .000 15 .003 .063 53.642 15 .000 16 .023 .064 53.774 16 .000 a. The underlying process assumed is independence (white noise). b. Based on the asymptotic chi-square approximation.

Dari hasil Uji Box-Ljung di atas terdapat lebih dari dua lag yang mempunyai nilai signifikansi kurang dari 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data tidak terdapat problem autokorelasi. Hasil uji Box-Ljung ini konsisten dengan uji run test.

Gambar 4.4. Grafik Box-Ljung Sumber : Data Diolah


(63)

4.2.2. Pengujian Hipotesis

4.2.2.1. Model Analisis Regresi

Analisis regresi linear berganda merupakan teknik analisis regresi yang dapat digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen. Berikut ini hasil regresi linear berganda.

Tabel 4.10

Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.296 2.517 1.309 .192 X1 -.957 .363 -.367 -2.639 .009 X2 .255 .134 .234 1.896 .060 X3 .038 .317 .018 .119 .906 X4 .233 .360 .058 .647 .519 X5 -.010 .184 -.005 -.057 .955 X6 -.021 .232 -.009 -.089 .930 X7 -.362 .307 -.121 -1.176 .241

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan penjelasan dari pengujian asumsi klasik sebelumnya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi model logaritma natural, sehingga beta dan koefisien dari penelitian ini juga dalam bentuk logaritma natural. Model


(64)

regresi berdasarkan hasil analisis regresi dinyatakan dalam bentuk fungsi Ln_PL.

Dari hasil penelitian diatas maka persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

Y = 3,296 – 0,957 X1+ 0,255 X2 + 0,038 X3 + 0,233 X4 – 0,010 X5 - 0,021 – 0,362 X7

Dari persamaaan regresi dijelaskan sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 3.296 artinya jika CR, CAR, DER, TATO, ITO, ROE, GPM dianggap konstan atau nol maka pertumbuhan laba meningkat sebesar 3.296 %.

2. Nilai koefisien current ratio sebesar -0.957 artinya setiap kenaikan sebesar 1% current ratio maka pertumbuhan laba akan turun sebesar 0,957%.

3. Nilai koefisien cash ratio sebesar 0.255 artinya setiap kenaikan sebesar 1% cash ratio maka pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,255%.

4. Nilai koefisien debt to equity ratio sebesar 0.038 artinya setiap kenaikan sebesar 1% debt to equity ratio maka pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,038%.

5. Nilai koefisien total asset turnover sebesar 0.233 artinya setiap kenaikan sebesar 1% total asset turnover maka pertumbuhan laba akan meningkat sebesar 0,233%.


(65)

6. Nilai koefisien inventory turnover sebesar -0.010 artinya setiap kenaikan sebesar 1% inventory turnover maka pertumbuhan laba akan turun sebesar 0,010%.

7. Nilai koefisien return on equity sebesar -0.021 artinya setiap kenaikan sebesar 1% return on equity maka pertumbuhan laba akan turun sebesar 0,021%.

8. Nilai koefisien gross profit margin sebesar -0.362 artinya setiap kenaikan sebesar 1% return on equity maka pertumbuhan laba akan turun sebesar 0,362%.

4.2.2.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen atau tidak. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan uji F p < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut ini hasil uji F.


(66)

Tabel 4.8 Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 43.392 7 6.199 2.437 .022b Residual 376.390 148 2.543

Total 419.782 155 a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X7, X4, X5, X1, X6, X2, X3

Berdasarkan nilai statistik pada hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar 2,437 dengan nilai signifikansi 0.022. Dengan menentukan level of significant = 5% (0,05) dan degree of freedom untuk df1 = 7 dan df2 = 156 maka diperoleh nilai (F tabel = 2,07).

Oleh karena 2,437 > 2,07 atau F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan nilai signifikansi lebih

kecil yaitu 0.001 < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Current Ratio (CR), Cash Ratio (CAR), Debt to Equity Ratio (DER), Total Assets Turnover (TATO), Inventory Turnover (ITO), Return On Equity (ROE), Gross Profit Margin (GPM) secara simultan berpengaruh terhadap variabel pertumbuhan laba (Y).

4.2.2.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui secara individual pengaruh satu variabel independen terhadap variabel


(67)

dependen. Jika nilai signifikansi yang dihasilkan uji t p < 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Berikut ini hasil uji t.

Tabel 4.9 Hasil Uji t Coefficientsa Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.296 2.517 1.309 .192 X1 -.957 .363 -.367 -2.639 .009 X2 .255 .134 .234 1.896 .060 X3 .038 .317 .018 .119 .906 X4 .233 .360 .058 .647 .519 X5 -.010 .184 -.005 -.057 .955 X6 -.021 .232 -.009 -.089 .930 X7 -.362 .307 -.121 -1.176 .241

a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan nilai statistik pada hasil analisis di atas, dapat dilihat bahwa nilai signifikansi untuk variabel Current Ratio (X1)

diperoleh nilai signifikansi lebih kecil yaitu 0,009 > 0,05 dan nilai t hitung > t tabel (-2,639 > 1,976), maka H0 ditolak dan Ha diterima maka

dapat disimpulkan bahwa variabel Current Ratio (X1) berpengaruh

secara signifikan dan negatif terhadap pertumbuhan laba (Y).

Variabel Cash Ratio (X2) diperoleh nilai signifikansi lebih

besar yaitu 0,060 > 0,05 dan nilai t hitung < t tabel (1.896 < 1,976) maka


(1)

Lampiran v Hasil Output Uji Multikolinearitas

Tabel Tolerance dan VIF Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 3.296 2.517

X1 -.957 .363 -.367 .314 3.187

X2 .255 .134 .234 .397 2.520

X4 .038 .317 .018 .265 3.771

X5 .233 .360 .058 .756 1.323

X6 -.010 .184 -.005 .815 1.228

X7 -.021 .232 -.009 .572 1.749

X8 -.362 .307 -.121 .576 1.736

a. Dependent Variable: Y

Lampiran vi Hasil Output Uji Heteroskedastisitas


(2)

Tabel Uji Statistik Glejser

Lampiran vii Hasil Output Uji Autokorelasi

Tabel Uji Durbin-Watson Model Summaryb Model R R

Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .322a .103 .061 1.59473 1.557

a. Predictors: (Constant), X7, X4, X5, X1, X6, X2, X3 b. Dependent Variable: Y

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 2.303 1.747 1.318 .189

X1 .085 .252 .049 .338 .736

X2 .018 .093 .024 .188 .851

X4 .152 .220 .109 .693 .490

X5 -.416 .250 -.155 -1.664 .098

X6 -.094 .127 -.066 -.739 .461

X7 .069 .161 .046 .430 .668

X8 .003 .213 .001 .013 .990


(3)

Tabel Uji Runs Test Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.19239

Cases < Test Value 78 Cases >= Test Value 78

Total Cases 156

Number of Runs 75

Z -.643

Asymp. Sig. (2-tailed) .520 a. Median

Tabel Uji Box-Ljung Autocorrelations Series: Unstandardized Residual

Lag Autocorrelation Std. Errora

Box-Ljung Statistic Value df Sig.b

1 .116 .066 3.136 1 .077

2 .028 .064 3.324 2 .190

3 .218 .067 13.991 3 .003

4 .214 .066 24.413 4 .000

5 -.002 .066 24.414 5 .000

6 .086 .067 26.074 6 .000

7 .210 .064 36.972 7 .000

8 .068 .066 38.039 8 .000

9 .055 .065 38.744 9 .000

10 .175 .065 45.984 10 .000

11 .058 .065 46.795 11 .000

12 -.016 .066 46.853 12 .000

13 .085 .066 48.514 13 .000

14 .148 .065 53.639 14 .000

15 .003 .063 53.642 15 .000

16 .023 .064 53.774 16 .000

a. The underlying process assumed is independence (white noise).


(4)

(5)

Lampiran viii Hasil Output Uji Hipotesis

Tabel Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 43.392 7 6.199 2.437 .022b Residual 376.390 148 2.543

Total 419.782 155

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X7, X4, X5, X1, X6, X2, X3

Tabel Hasil Uji t Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.296 2.517 1.309 .192

X1 -.957 .363 -.367 -2.639 .009

X2 .255 .134 .234 1.896 .060

X3 .038 .317 .018 .119 .906

X4 .233 .360 .058 .647 .519

X5 -.010 .184 -.005 -.057 .955

X6 -.021 .232 -.009 -.089 .930

X7 -.362 .307 -.121 -1.176 .241


(6)

Tabel Regresi Linear Berganda Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 3.296 2.517 1.309 .192

X1 -.957 .363 -.367 -2.639 .009

X2 .255 .134 .234 1.896 .060

X3 .038 .317 .018 .119 .906

X4 .233 .360 .058 .647 .519

X5 -.010 .184 -.005 -.057 .955

X6 -.021 .232 -.009 -.089 .930

X7 -.362 .307 -.121 -1.176 .241

a. Dependent Variable: Y

Tabel Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb

Mode l

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .322a .103 .061 1.59473 1.557

a. Predictors: (Constant), X7, X4, X5, X1, X6, X2, X3 b. Dependent Variable: Y


Dokumen yang terkait

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 75 115

Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009

0 34 90

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Ukuran Aset Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013

1 24 107

Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.

1 9 19

Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia.

0 0 25

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 1 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan - Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 0 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 0 8

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 2 11