Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

SKRIPSI

ANALISIS HUBUNGAN PERTUMBUHAN RASIO

KEUANGAN DENGAN PERTUMBUHAN LABA PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2008-2009

OLEH:

NAMA : RIZA HIDAYAT LUBIS

NIM : 050503089

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

MEDAN 2010


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi program S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar, dan apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 24 Mei 2010

Yang Membuat Pernyataan,

Riza Hidayat Lubis NIM : 050503089


(3)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah melimpahkan kepada penulis sejak mencari ide, mengajukan, menyusun hingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada nabi terakhir yang membawa umat manusia dari alam kekufuran kepada jalan shirathal mustaqim, yaitu Nabi Muhammad S.A.W. yang memberikan syafa’at kepada ummat-Nya di hari kiamat kelak.

Terima kasih yang tulus saya ucapkan kepada kedua orang tua saya mama (Aminah Nasution) dan papa (Indra Gunawan Lubis) yang selalu memberikan doa, dukungan, perhatian, dan pengorbanan yang begitu besar. Terima kasih atas segalanya, semoga mama dan papa selalu dalam lindungan Allah SWT.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan, bimbingan, bantuan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak.

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan Ibu


(4)

Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing, saya ucapkan terima kasih atas bimbingan dan arahan Ibu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, MM, Ak selaku Dosen Penguji I, dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Dosen Penguji II, terima kasih atas segala masukan dan saran yang telah diberikan.

5. Seluruh keluarga kakak (Henny Indriany Lubis, Milda Rosa Lubis dan Medina Khairina Lubis), dan Keponakan (Fathyannisa Zahra Rangkuti) yang selalu memberikan dukungan moral maupun materi, perhatian, kasih sayang, dan doanya kepada penulis.

Penulis menyadari banyak terdapat kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat bermamfaat bagi banyak pihak.

Medan, 24 Mei 2010 Penulis,

Riza Hidayat Lubis NIM: 050503089


(5)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pertumbuhan rasio keuangan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel Net Profit Margin (NPM) dan Market Book Value (MBV) digunakan sebagai variabel independen, sedangkan pertumbuhan laba digunakan sebagai variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan teknik analisis multiple regression dalam menguji rasio keuangan untuk diketahui hubungan liniernya dengan pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam teknik pemilihan sampel. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t) dan adjusted R square.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu rasio keuangan terbukti signifikan untuk digunakan sebagai prediktor pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Secara simultan pertumbuhan rasio keuangan berhubungan dengan pertumbuhan laba, dan secara parsial variabel Net Profit Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba dan variabel Market Book Value tidak berhubungan. Kata Kunci : Net Profit Margin (NPM), Market Book Value (MBV),


(6)

ABSTRACT

The main objective of this research was to analyze the correlation between financial ratio growth and income growth at manufacture company who listed in Indonesia Stock Exchange. Net Profit Margin and Market Book Value was the variable that used as independent variable and growth income was the variable that used as dependent variable.

This test was done used 30 sample of the manufacture company who listed in Indonesia Stock Exchange. Analysis multiple regression technic that being used for financial ratio test to analyze the linier correlation with income growth for one next year. This research was an assosiative causal research where the objective to analyze correlation between one variable and another variable. This research was used purposive sampling technic which technic sampling method. Classic assumption tests that being used were normality test, multicolinearity test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were simultan test (F- test), partial test (t – test) and adjusted R square.

The result of this research showed one financial ratio significant proof for used to predictor income growth for one next year. Financial ratio growth have a correlation with income growth simultanly, and for the partially, Net Profit Margin variable have a correlation with income growth and Market Book Value variable haven’t a correlation with income growth.

Key Words : Net Profit Margin (NPM), Market Book Value (MBV), Income Growth.


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Penelitian... 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis ... 8

1. Pengertian Rasio Keuangan ... 8

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 10


(8)

b. Penilaian Pasar (Market Based Ratio) ... 12

3. Analisis Rasio Keuangan ... 13

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan ... 13

b. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan ... 14

c. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan ... 14

4. Laba ... 16

a. Pengertian Laba ... 16

b. Pengertian Pertumbuhan Laba ... 17

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 17

C. Kerangka Konseptual ... 21

D. Hipotesis Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24

C. Jenis dan Sumber Data ... 26

D. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 27

E. Metode Analisis Data ... 29

a. Statistik Deskriptif ... 29

b. Pengujian Asumsi Klasik ... 29

c. Pengujian Hipotesis ... 32


(9)

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian ... 35

B. Statistik Deskriptif ... 37

C. Pengujian Asumsi Klasik ... 39

1. Uji Normalitas ... 39

2. Uji Multikolinearitas ... 42

3. Uji Heteroskedastisitas ... 43

4. Uji Autokorelasi... 45

D. Hasil Pengujian Hipotesis ... 47

1. Persamaan Regresi ... 47

2. Hasil Pengukuran Adjusted R2 ... 49

3. Uji Signifikasi Simultan ... 50

4. Uji Signifikansi Parsial ... 52

E. Implikasi Hasil Penelitian ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57

B. Keterbatasan Penelitian ... 58

C. Saran ... 59


(10)

DAFTAR TABEL

Nama Halaman

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria ... 25

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 28

Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson ... 31

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 34

Tabel 4.1 Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur ... 35

Tabel 4.2 Data Variabel Penelitian ... 36

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif ... 38

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas ... 39

Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Logaritma Natural ... 41

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 44

Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser………46

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi ... 47

Tabel 4.9 Analisis Hasil Regresi ... 48

Tabel 4.10 Variables Entered/Removed ... 49

Tabel 4.11 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 51

Tabel 4.12 Tabel Hubungan Antar Variabel ... 51

Tabel 4.13 Hasil Uji F ... 52


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nama Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 22

Gambar 4.1 Grafik Histogram ... 42

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 43


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nama Halaman

Lampiran i Daftar Perusahaan Manufaktur Yang Memenuhi Kriteria ... 63

Lampiran ii Perhitungan Pertumbuhan Net Profit Margin ... 64

Lampiran iii Perhitungan Pertumbuhan Market Book Value ... 65

Lampiran iv Perhitungan Pertumbuhan Laba ... 66

Lampiran v Data Variabel Penelitian (Sebelum Transformasi) ... 67

Lampiran vi Data Variabel Penelitian (Sesudah Transformasi) ... 68

Lampiran vii Statistik Deskriptif ... 69

Lampiran viii Hasil Uji Normalitas ... 70

Lampiran ix Hasil Uji Multikolinearitas... 72

Lampiran x Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 73

Lampiran xi Hasil Uji Autokorelasi ... 74

Lampiran xii Analisis Hasil Regresi ... 75

Lampiran xii Hasil Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi .... 75

Lampiran xii Variables Entered/Removed... 75

Lampiran xiii Hasil Uji R Square ... 76

Lampiran xiii Hasil Hasil Uji F ... 76


(13)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pertumbuhan rasio keuangan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel Net Profit Margin (NPM) dan Market Book Value (MBV) digunakan sebagai variabel independen, sedangkan pertumbuhan laba digunakan sebagai variabel dependen.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 30 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan menggunakan teknik analisis multiple regression dalam menguji rasio keuangan untuk diketahui hubungan liniernya dengan pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif kausal yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dalam teknik pemilihan sampel. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji signifikan simultan (uji – F), uji signifikan parsial (uji – t) dan adjusted R square.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa satu rasio keuangan terbukti signifikan untuk digunakan sebagai prediktor pertumbuhan laba satu tahun yang akan datang. Secara simultan pertumbuhan rasio keuangan berhubungan dengan pertumbuhan laba, dan secara parsial variabel Net Profit Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba dan variabel Market Book Value tidak berhubungan. Kata Kunci : Net Profit Margin (NPM), Market Book Value (MBV),


(14)

ABSTRACT

The main objective of this research was to analyze the correlation between financial ratio growth and income growth at manufacture company who listed in Indonesia Stock Exchange. Net Profit Margin and Market Book Value was the variable that used as independent variable and growth income was the variable that used as dependent variable.

This test was done used 30 sample of the manufacture company who listed in Indonesia Stock Exchange. Analysis multiple regression technic that being used for financial ratio test to analyze the linier correlation with income growth for one next year. This research was an assosiative causal research where the objective to analyze correlation between one variable and another variable. This research was used purposive sampling technic which technic sampling method. Classic assumption tests that being used were normality test, multicolinearity test, and heterocedastisity test. Hypothesis test that being used were simultan test (F- test), partial test (t – test) and adjusted R square.

The result of this research showed one financial ratio significant proof for used to predictor income growth for one next year. Financial ratio growth have a correlation with income growth simultanly, and for the partially, Net Profit Margin variable have a correlation with income growth and Market Book Value variable haven’t a correlation with income growth.

Key Words : Net Profit Margin (NPM), Market Book Value (MBV), Income Growth.


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) di dalam suatu perusahaan mengenai kegiatan ekonomi yang dijalankan oleh perusahaan serta kondisi perusahaan tersebut. Akuntansi sendiri terdapat berbagai proses, antara lain: pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pengkomunikasian informasi ekonomi yang dapat dipakai untuk penilaian dan pengambilan keputusan oleh pemakai informasi tersebut. Akuntansi dapat dipahami sebagai penghubung antara kegiatan ekonomi suatu perusahaan dengan pengambilan keputusan dengan jalan dibuatnya sistem pemrosesan dan komunikasi yang meringkaskan informasi perusahaan yang sangat banyak ke dalam bentuk yang lebih mudah dipahami. Informasi akuntansi dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan oleh para pemakai.

Pemakai data akuntansi secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu pemakai internal dan pemakai eksternal. Pemakai eksternal adalah investor atau calon investor yang meliputi pembeli saham atau obligasi, kreditor atau peminjam dana bank, supplier, dan pemakai–pemakai lain, seperti karyawan, analis keuangan, pialang saham, pemerintah (berkait dengan pajak), BAPEPAM (berkait dengan perusahaan go public).


(16)

Pemakai internal mempunyai akses ke informasi akuntansi yang lebih besar. Faktor pembatas disini adalah kemampuan sistem akuntansi untuk memberikan informasi yang diperlukan. Semakin baik informasi yang disusun, berarti semakin banyak informasi yang relevan yang dapat dihasilkan.

Untuk memperoleh informasi keuangan yang relevan dari suatu perusahaan yang diperlukan oleh stakeholders, maka dibutuhkan informasi keuangan yang sudah terlebih dahulu dianalisis sehingga akan dapat diambil keputusan bisnis yang tepat. Analisis yang biasanya dilakukan adalah analisis keuangan. Analisis keuangan mencoba menghubungkan perkiraan-perkiraan yang terdapat dalam laporan untuk mengetahui bagaimana kinerja perusahaan.

Dalam melakukan analisis keuangan diperlukan alat analisis keuangan. Alat analisis keuangan yang paling sering digunakan adalah rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan perbandingan angka-angka dari perkiraan-perkiraan yang terdapat di neraca dan laporan laba rugi. Perbandingan antara satu perkiraan dengan perkiraan yang lain harus saling berhubungan sehingga hasilnya dapat diinterpretasikan untuk mengatahui kondisi keuangan atau kinerja perusahaan. Untuk mengetahui apakah kondisi keuangan dan kinerja perusahaan baik, maka hasil perhitungan rasio keuangan harus dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya atau dengan rata-rata industri.

Prediksi mengenai kinerja perusahaan di masa depan sangat penting. Indikator terbaik atas kinerja adalah laba, maka perubahan laba yang diperoleh akan mengindikasikan adanya peningkatan atau penurunan kinerja perusahaan. Pertumbuhan laba merupakan peningkatan laba yang diperoleh suatu perusahaan


(17)

dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan laba seperti adanya perubahan harga jual, perubahan unit yang terjual, perubahan beban operasi, dan perubahan komponen-komponen lainnya dalam laporan laba rugi. Penting bagi pemakai laporan keuangan untuk mengetahui pertumbuhan laba karena peningkatan laba yang diperoleh perusahaan akan menentukan besarnya tingkat pengembalian kepada pemegang saham atau bagi calon investor untuk mengambil keputusan. Bagi manajemen perusahaan, dengan tumbuhnya laba disuatu perusahaan, evaluasi rasio keuangan dapat menjadi alat kontrol perusahaan terhadap tahun-tahun berikutnya. Sedangkan bagi investor, dengan meningkatnya laba dapat menjadi bahan masukan dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi di perusahaan tersebut.

Hasil perhitungan rasio keuangan akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk memprediksi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan di masa depan. Sebagai alat analisis keuangan, rasio keuangan dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba yang diperoleh perusahaan sehingga rasio keuangan yang lebih baik dibandingkan rata-rata industri atau tahun sebelumnya diharapkan dapat menunjukkan adanya peningkatan laba. Penelitian mengenai kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba yang dilakukan oleh Purnawati (2005) menunjukkan bahwa rasio keuangan mampu memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang. Analisis rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang dilakukan oleh Widiasih (2006) menyatakan bahwa perubahan laba mempunyai hubungan dengan kelompok rasio ukuran kinerja, kelompok rasio ukuran efisiensi operasi,


(18)

dan kelompok rasio ukuran kebijakan keuangan (leverage). Simamora (2000 : 522) menyatakan “banyak rasio yang sudah terstandardisasi; rasio tersebut sudah diakui sebagai indikator yang bermanfaat mengenai kinerja keuangan dan dihitung secara rutin serta dipublikasikan berdasarkan keuangan atau industri oleh perusahaan-perusahaan analisis keuangan”.

Pada kenyataannya tidak semua rasio mampu memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Pengaruh perubahan rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan makanan dan minuman terkait yang dilakukan oleh Sari (2008) menunjukkan bahwa secara simultan, menunjukkan adanya pengaruh antara current ratio, debt ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross profit margin terhadap perubahan laba. Akan tetapi secara parsial, hanya variabel debt ratio yang memiliki pengaruh terhadap perubahan laba. Variabel lainnya yaitu current ratio, total assets turnover, return on equity, dan gross profit margin tidak berpengaruh terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumen.

Hasil penelitian Sari (2008) juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Situmeang (2004) mengenai pengaruh perubahan rasio keuangan dan tingkat inflasi terhadap perubahan laba karena dalam penelitian tersebut sales to total assets atau total assets turnover berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap perubahan laba. Hal ini menunjukkan adanya ketidakkonsistenan penelitian-penelitian terdahulu mengenai pengaruh beberapa rasio keuangan tertentu terhadap perubahan laba.


(19)

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai kekonsistenan hubungan rasio keuangan dengan pertumbuhan laba dengan menggunakan variabel yang berbeda dari peneliti sebelumnya. Peneliti menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul “Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Keuangan Dengan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009”.

B. Batasan Penelitian

Adapun batasan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Rasio yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah rasio penilaian pasar (Market Book Value) dan rasio rentabilitas (Net Profit Margin). 2. Data yang digunakan adalah laporan keuangan pada tahun 2008 dan 2009

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan pertumbuhan Market Book Value dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009?

2. Apakah ada hubungan pertumbuhan Net Profit Margin dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009?


(20)

3. Apakah ada hubungan pertumbuhan Market Book Value dan Net Profit Margin dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan Market Book Value berhubungan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.

2. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan Net Profit Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.

3. Untuk mengetahui apakah pertumbuhan Market Book Value dan Net Profit Margin berhubungan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi peneliti, tetapi juga bagi perusahaan, investor, dan peneliti selanjutnya.

1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan masukan apabila peneliti dimintai pendapat mengenai pengaruh pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba.


(21)

2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam mengambil keputusan bisnis yang berkaitan dengan pertumbuhan rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba di masa yang akan datang.

3. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya pada bidang analisis laporan keuangan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut Harahap (1999 : 297) “rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan atau berarti”.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan investigasi lebih lanjut”. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingkan harus mengarah pada hubungan ekonomis yang penting. Contoh


(23)

perbandingan yang tidak dapat diinterpretasikan adalah perbandingan antara beban perlengkapan dengan harga saham karena beban perlengkapan tidak ada kaitannya dengan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut.

Untuk dapat menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan, maka diperlukan adanya pembanding. Ada dua metode pembandingan rasio keuangan perusahaan menurut Syamsuddin (2000 : 39) yaitu:

Cross-sectional approach

Cross-sectional approach adalah suatu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.

Time series analysis

Time series analysis dilakukan dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.

Rasio keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis keuangan dan memiliki beberapa kegunaan. Menurut Keomn, Scott, Martin, dan Petty (2005 : 108)

Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan: bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup.

Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan ketika melakukan perhitungan rasio keuangan agar diperoleh hasil perhitungan rasio lebih tepat. Sebagaimana dikemukakan oleh Simamora (2000 : 523)


(24)

Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-ketentuan baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio, angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan laba rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu, maka dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-angka neraca.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin (2000 : 40) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan sebagai alat analisis.

− Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.

− Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.

− Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.

− Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

2. Jenis-jenis Rasio Keuangan

Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuangan, banyak rasio yang dapat digunakan.


(25)

Menurut Harahap (1999 : 301), rasio keuangan yang sering digunakan adalah:

1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas

3. Rasio Profitabilitas / Rentabilitas 4. Rasio Leverage

5. Rasio Aktivitas 6. Rasio Pertumbuhan

7. Market Based (Penilaian Pasar) 8. Rasio Produktivitas.

Dari berbagai macam rasio keuangan diatas, yang menjadi objek penelitian bagi peneliti adalah dengan menggunakan rasio profitabilitas dan rasio penilaian pasar.

a. Rasio Profitabilitas / Rentabilitas

Rasio profitabilitas atau sering disebut rentabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan perusahaan dan sumber daya yang ada. Seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang yang dimiliki perusahaan ataupun anak perusahaan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating ratio.

Rasio profitabilitas (profitability ratio) menurut Van Horne dan Wachowicz (2005 : 222) adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan


(26)

harus berada dalam keadaan yang menguntungkan (profitable). Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar.

Fokus dari rasio profitabilitas dalam menganalisis kinerja keuangan dengan pertumbuhan laba yang dilakukan peneliti adalah dengan menggunakan margin laba bersih atau disebut juga Net Profit Margin.

Net Profit Margin =

Angka ini menunjukan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Besarnya rasio yang didapat menunjukan bahwa kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan laba cukup tinggi. b. Penilaian Pasar (Market Based Ratio)

Rasio ini adalah rasio yang sering dipergunakan di pasar modal. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut.

Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukan aktiva bersih (net assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham (book value per share) tidak menunjukan ukuran kinerja saham yang penting, tetapi nilai buku perlembar saham dapat mencerminkan berapa


(27)

besar jaminan yang akan diperoleh oleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham (emiten) dilikuidasi.

Sedangkan nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

Adapun rumus yang dipergunakan dalam menghitung rasio ini adalah:

Market Book Value =

Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau set kesempatan investasi dimasa yang akan datang. Dengan semakin besarnya rasio yang diperoleh, artinya pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan bersangkutan lebih besar dari nilai bukunya. Dan pilihan keputusan investor untuk berinvestasi akan semakin besar.

3. Analisis Rasio Keuangan

a. Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 36) “analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren


(28)

yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio”.

b. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai berikut:

1) Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan kemudian meningkatkan operasi perusahaan,

2) Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya, dan

3) Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

c. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa


(29)

keunggulan sebagai alat analisis sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2006 : 298).

− Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

− Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.

− Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.

− Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan dan model prediksi (z-score).

Rasio menstandarisir size perusahaan.

− Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.

− Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau kelemahan analisis rasio keuangan.

− Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.

− Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

− Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi oleh cara penafsiran yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.

− Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit membandingkan hasil perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 495)


(30)

Kritik terbesar atas analisis rasio adalah sulitnya mencapai komparabilitas (comparability) yang tinggi di antara perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu. Untuk mencapai komparabilitas di antara perusahaan-perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar yang terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan saldo untuk mencapai komparabilitas.

4. Laba

a. Pengertian Laba

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Wild, Subramanyam, dan Halsey (2005 : 25) mendefenisikan laba sebagai berikut: Laba (earnings) atau laba bersih (net income) mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Laba mencerminkan pengembalian kepada pemegang ekuitas untuk periode bersangkutan, sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat. Laba merupakan perkiraan atas kenaikan (atau penurunan) ekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi dari pemegang ekuitas.

Laba terdiri dari empat elemen utama yaitu pendapatan (revenue), beban (expense), keuntungan (gain), dan kerugian (loss). Defenisi dari elemen-elemen laba tersebut telah dikemukakan oleh Financial Accounting Standard Board dalam Stice, Stice, dan Skousen (2004 : 230).

1) Pendapatan (revenue) adalah arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajibannya (atau kombinasi dari keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

2) Beban (expense) adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari penyerahan atau produksi suatu barang, pemberian jasa, atau pelaksanaan aktivitas lain yang merupakan usaha terbesar atau usaha utama yang sedang dilakukan entitas tersebut.

3) Keuntungan (gain) adalah peningkatan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang


(31)

mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

4) Kerugian (loss) adalah penurunan dalam ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi sesekali dari suatu entitas dan dari semua transaksi, kejadian, dan kondisi lainnya yang mempengaruhi entitas tersebut, kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi pemilik.

Informasi tentang komponen-komponen laba merupakan hal yang penting karena kita dapat mengetahui dari mana perusahaan memperoleh labanya. Informasi tentang komponen-komponen laba akan membantu pemakai laporan keuangan untuk memprediksi laba dan arus kas di masa depan.

b. Pengertian Pertumbuhan Laba

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Perusahaan pasti menginginkan adanya peningkatan laba yang diperoleh dalam setiap tahunnya. Pertumbuhan laba adalah peningkatan laba suatu perusahaan pada satu tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Adapun pertumbuhan laba yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih.

Pertumbuhan Laba = 100%

Tahun Bersih Laba Tahun Bersih Laba -Tahun Bersih Laba 1 -t 1 -t t x

B. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sari (2008) melakukan penelitian dengan judul pengaruh rasio keuangan terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sektor industri barang konsumen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan meliputi : Current Ratio (CR), Debt Ratio


(32)

(DR), Total Assets Turnover (TATO), Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE), dan Gross Profit Margin (GPM). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba. Penelitian dilakukan terhadap 33 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor Industri Barang Konsumen dengan menggunakan model analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian secara simultan variabel current ratio, debt ratio, total asset turn over, return on asset, return on equity dan gross profit margin berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya variabel debt ratio yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan current ratio, total assset turn over, return on asset, return on equity dan gross profit margin tidak berpengaruh.

Widiasih (2006) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio keuangan meliputi: (1) rasio ukuran kinerja terdiri dari: laba per saham (EPS), dan price earnings ratio (PER); (2) rasio ukuran efisiensi operasi terdiri dari HPP terhadap penjualan, penjualan terhadap aktiva tetap, dan margin laba kotor; (3) ukuran kebijakan keuangan terdiri dari rasio leverage. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba relatif dan laba yang digunakan adalah laba sebelum pajak. Penelitian dilakukan terhadap 76 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan model analisis regeresi linear berganda. Hasil penelitian secara simultan, perubahan laba mempunyai hubungan dengan kelompok rasio ukuran kinerja (EPS dan PER),


(33)

kelompok rasio ukuran efisiensi operasi (HPP/Persediaan, Penjualan/AT, dan

GPM), dan kelompok rasio ukuran kebijakan keuangan (leverage), sedangkan secara parsial, hanya dua variabel independen yang berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu variabel GPM dan leverage. Variabel independen lainnya yaitu EPS, PER, perputaran persediaan, dan perputaran aktiva tetap tidak berpengaruh secara parsial terhadap perubahan laba.

Purnawati (2005) melakukan penelitian untuk menguji kemampuan rasio keuangan dalam memprediksi perubahan laba. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio (CR), gross profit margin (GPM), operating profit margin (OPM), net income to sales (NIS), return on equity (ROE), inventory turnover (ITO), total assets turnover (TATO), dan sales to current liabilities (SCL). Variabel dependen penelitian ini adalah perubahan laba relatif dan laba yang digunakan adalah laba bersih setelah pajak, tidak termasuk extraordinary dan discontinued operation. Penelitian dilakukan terhadap 53 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian secara simultan, rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian mampu memprediksi laba satu tahun yang akan datang, sedangkan secara parsial, rasio ITO, TATO, NIS, dan SCL dapat digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang.

Situmeang (2004) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh rasio keuangan dan tingkat inflasi terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan model regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan 5 rasio keuangan terbukti berpengaruh


(34)

signifikan terhadap perubahan laba yaitu: sales to total assets, quick assets to inventory, net profit margin, return on assets, dan return on equity, sedangkan perubahan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba. Secara simultan, perubahan rasio keuangan dan tingkat inflasi berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel yang

Digunakan

Metode

Analisis Hasil Penelitian Sari (2008) Pengaruh

Perubahan Rasio Keuangan Terhadap Perubahan Laba

Current Ratio (CR), Debt Ratio (DR), Total Assets Turnover (TATO), Return On Assets (ROA) Return On Equity (ROE), dan Gross Profit Margin (GPM) Analisis Regresi Linear Berganda Secara simultan CR, DR, TATO, ROA, ROE dan GPM berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya DR (Debt Ratio) yang berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba Widiasih (2006) Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

Laba per saham (EPS), Price Earnings Ratio (PER), HPP/ Penjualan, Penjualan/Aktiva Tetap, Margin Laba Kotor (GPM), rasio leverage Analisis Regresi Linear Berganda Secara simultan rasio keuangan berpengaruh terhadap perubahan laba, sedangkan secara parsial hanya GPM dan rasio leverage yang berpengaruh terhadap perubahan laba Purnawati (2005) Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba

Current Ratio (CR), Gross Profit

Margin (GPM), Operating Profit Margin (OPM), Net Income to Sales (NIS), Return On Equity (ROE), Regresi Linear Berganda Secara simultan, rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian mampu memprediksi laba satu tahun yang akan datang,


(35)

Nama Judul Variabel yang Digunakan

Metode

Analisis Hasil Penelitian Inventory Turnover

(ITO), Total Assets Turnover (TATO), dan Sales to Current Liabilities (SCL)

sedangkan secara parsial, rasio ITO, TATO), NIS, dan SCL dapat

digunakan untuk memprediksi perubahan laba satu tahun yang akan datang Situmeang (2004) Pengaruh Perubahan Rasio Keuangan dan Tingkat Inflasi Terhadap Perubahan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Jakarta

Sales to Total Assets, Quick Assets to Inventory, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity

Analisis Regresi Linear Berganda

Sales to Total Assets, Quick Assets to Inventory, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba, sedangkan tingkat inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan laba Sumber: Data diolah penulis, 2010

C. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah rasio keuangan yang terdiri dari Net Profit Margin (NPM) dan Market Book Value (MBV). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Semakin tinggi NPM, maka menunjukan bahwa perusahaan semakin likuid dan akan semakin mudah memperoleh pendanaan dari kreditor maupun investor untuk memperlancar kegiatan operasionalnya sehingga laba dapat meningkat. Dan semakin tinggi rasio Market Book Value yang diperoleh, berpengaruh pada semakin tingginya minat investor untuk berinvestasi pada suatu emiten. Dan


(36)

dengan meningkatnya minat investor pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut dapat berekspansi mengembangkan usahanya yang berujung pada pertumbuhan laba yang diperoleh.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis, dan tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual, maka maka hipotesis dari penelitian ini adalah:

1. Pertumbuhan Market Book Value memiliki hubungan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.

2. Pertumbuhan Net Profit Margin memiliki hubungan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.

Raasio Keuangan (X)

Net Profit Margin (NPM)

Pertumbuhan Laba (Y)

Market Book Value (MBV)


(37)

3. Pertumbuhan Market Book Value dan Net Profit Margin memiliki hubungan dengan pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2009.


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003 : 30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2006 : 55) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia sampai dengan tahun 2009 yang berjumlah 113 perusahaan.

Menurut Erlina dan Mulyani (2007 : 74) “sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik penentuan sampel secara purposive sampling. Menurut Jogiyanto (2004 : 79) “pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu”. Beberapa kriteria sampel digunakan adalah sebagai berikut:


(39)

1. perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 dan 2009,

2. perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut tidak didelisting pada tahun 2008 dan 2009, dan

3. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut memiliki pertumbuhan rasio keuangan (Net Profit Margin dan Market Book Value) dari tahun 2008 sampai 2009.

Perusahaan-perusahaan yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut dapat dilihat dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria

No Perusahaan

Kriteria

1 2 3

1. PT Polychem Indonesia Tbk √ √ √

2. PT Arwana Citra Mulia Tbk √ √ √

3. PT Astra International Tbk √ √ √

4. PT Astra Otoparts Tbk √ √ √

5. PT Clipan Finance Indonesia Tbk X X X

6. PT Budi Acid Jaya Tbk √ √ √

7. PT Ever Shine Textile Inds Tbk √ √ √

8. PT Goodyear Indonesia Tbk √ √ √

9. PT Multistrada Arah Sarana Tbk √ √ X

10. PT Gudang Garam Tbk √ √ √

11. PT Gajah Tunggal Tbk √ √ √

12. PT Panasia Indosyntec Tbk √ √ √

13. PT Kageo Igar Jaya Tbk √ √ √

14. PT Intanwijaya Internasional Tbk √ √ √

15. PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √

16. PT Unggul Indah Cahaya Tbk √ √ X

17. PT Elnusa Tbk √ √ √

18. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk √ √ √ 19. PT Kedawung Setia Industrial Tbk √ √ √ 20. PT Resource Alam Indonesia Tbk √ √ √


(40)

22. PT Multi Prima Sejahtera Tbk √ √ √

23. PT Nipress Tbk √ √ √

24. PT Indo Tambang Raya Megah Tbk √ √ √

25. PT Holcim Indonesia Tbk √ √ √

26. PT Semen Gresik Tbk √ √ √

27. PT Sorini Agro Asia Corporindo Tbk √ √ √

28. PT Kimia Farma Tbk √ √ X

29. PT Suparma Tbk √ √ √

30. PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk √ √ √

31. PT Indorama Syntetics Tbk √ √ X

32. PT International Nickel Indnesia Tbk √ √ √

33. PT Trias Sentosa Tbk √ √ √

34. PT Tempo Scan Pacific Tbk √ √ √

35. PT Unilever Indonesia Tbk √ √ √

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Perusahaan-perusahaan manufaktur yang memenuhi ketiga kriteria tersebut ada sebanyak 30 perusahaan. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 perusahaan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik (Kuncoro, 2003 : 124). Data yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008 dan 2009. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan (Bungin, 2005 : 122). Data tersebut diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 dan laporan keuangan tahunan (annual report) tahun 2009 di Bursa Efek Indonesia.


(41)

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).

1. Variabel independen (bebas)

Variabel independen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat)”. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio keuangan yang terdiri dari net profit margin dan market book value.

a. Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (X1) adalah kemampuan sales / penjualan perusahaan

untuk memperoleh laba (Brigham and Gapenski, 1996:42).

NPM = Laba bersih setelah pajak × 100% Penjualan bersih

Dalam penelitian ini, rumus untuk mengukur pertumbuhan Net Profit Margin yaitu dengan:

% 100 1

tahun t NPM

1 -Tahun t NPM

-Tahun t NPM

x

b. Market Book Value (MBV)

Market Book Vakue (X2) adalah perbandingan harga saham dipasar dengan

nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca.


(42)

Dalam penelitian ini, rumus untuk mengukur pertumbuhan Market Book Value yaitu dengan:

% 100 1 -Tahun t MBV 1 -Tahun t MBV -Tahun t MBV x 2. Variabel dependen (terikat)

Variabel dependen menurut Sugiyono (2006 : 3) adalah “variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba bersih dari setiap perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Pertumbuhan laba perusahaan menyatakan berapa besar peningkatan laba perusahaan. Rumus untuk menghitung pertumbuhan laba dinyatakan sebagai berikut:

Pertumbuhan Laba = 100%

Tahun Bersih Laba Tahun Bersih Laba -Tahun Bersih Laba 1 -t 1 -t t x

Definisi operasional dan pengukuran variabel penelitian disajikan dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Indikator Sub Variabel Skala

X1 Pertumbu

han NPM

Net Profit Margin, yaitu kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan yang diperoleh dari setiap penjualan. Penjualan Bersih Laba = NPM % 100 1 tahun t NPM 1 -Tahun t NPM -Tahun t NPM x Rasio

X2 Pertumbu

han MBV

Market Book Value, indikator yang umumnya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu..

Buku Nilai Saham Pasar Nilai = MBV % 100 1 -Tahun t MBV 1 -Tahun t MBV -Tahun t MBV x Rasio


(43)

Variabel Indikator Sub Variabel Skala Y Pertumbu

han Laba

Perubahan laba, yaitu

peningkatan laba bersih. LabaBersih Tahun t-1 100% 1 -Tahun t Bersih Laba -Tahun t Bersih Laba

x Rasio

Sumber: Data diolah penulis, 2010 E. Metode Analisis Data

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data (Jogiyanto, 2004 : 163). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi). Dalam penelitian ini penulis menjabarkan statistik deskriptif berupa mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi. 2. Pengujian Asumsi Klasik

Metode analisis data yang digunakan adalah model analisis regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 16 for Windows. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110) “ uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah dengan


(44)

melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas < 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal.

Selain itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut:

1) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan

2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005 : 91). Multikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <0.10 atau sama dengan nilai VIF >10 (Ghozali, 2005 : 92).

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005 : 105) “uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah tidak


(45)

terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen. Menurut Ghozali (2005 : 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu:

1) jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,

2) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji Heteroskedastisitas dilakukuan dengan 2 pendekatan, yaitu:

a) Pendekatan Grafik b) Pendekatan Statistik d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005 : 95) “uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji Durbin Watson. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dalam tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi

positif

No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 − dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 − du ≤ d ≤ 4 − dl


(46)

Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada korelasi, positif

atau negatif

Tidak ditolak Du < d < 4 − du

Sumber: Ghozali, 2005 : 96 3. Pengujian Hipotesis

Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Model regresi untuk menguji hipotesis tersebut dinyatakan dalam bentuk fungsi perubahan laba.

Y = β0+ β1X1 + β2X2 + e

Y = pertumbuhan laba

β0 = konstanta

X1 = net profit margin

X2 = market to book value

β1, β2 = koefisien regresi e = variabel pengganggu a. Adjusted R2

Pengujian Adjusted R2 digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen. Adjusted R2 berkisar antara nol sampai dengan 1 (0≤ Adjusted R2≤1). Hal ini berarti bila adjusted R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Bila adjusted R2 semakin besar mendekati 1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dan bila adjusted


(47)

R2 semakin kecil mendekati 0, maka dapat dikatakan semakin kecilnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

b. Uji signifikansi simultan

Secara simultan, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji F-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen / terikat”. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan ketentuan:

− jika Fhitung < Ftabel pada α 0.05, maka H1 ditolak dan

− jika Fhitung > Ftabel pada α 0.05, maka H1 diterima.

c. Uji signifikansi parsial

Secara parsial, pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t-test. Menurut Ghozali (2005 : 84) “uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen”.

Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:

− jika thitung < ttabel pada α 0.05, maka Hi ditolak dan


(48)

F. Jadwal Penelitian

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Tahapan

Penelitian

Bulan

Jan Feb Mar Apr Mei

Pencarian Data Awal

Penyelesaian Proposal

Bimbingan dan Perbaikan Proposal

Seminar Proposal

Pengumpulan dan Pengolahan Data

Analisis Data

Bimbingan Skripsi

Penyelesaian Skripsi


(49)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) resmi berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI). Setelah dilakukan pemilihan sampel dengan teknik purposive sampling diperoleh 30 perusahaan. Daftar perusahaan berdasarkan tanggal listing di Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Daftar Sampel Perusahaan Manufaktur

No Stocks Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing

1 ADMG Polychem Indonesia 25 April 1986 20 Oktober 1993 2 ARNA Arwana Citra Mulia 22 Februari 1993 17 Juli 2001 3 ASII Astra International 20 Februari 1957 04 April 1990

4 AUTO Astra Otoparts 20 september 1991 15 Juni 1998

5 BUDI Budi Acid Jaya 15 Januari 1979 08 Mei 1995

6 ESTI Ever Shine Textile Inds 11 Desember 1973 13 Oktober 1992 7 GDYR Goodyear Indonesia 26 Januari 1917 22 Desember 1980

8 GGRM Gudang Garam 26 Juni 1958 27 Agustus 1990

9 GJTL Gajah Tunggal 24 Agustus 1951 08 Mei 1990

10 HDTX Panasia Indosyntec 06 April 1973 06 Juni 1990

11 IGAR Kageo Igar Jaya 30 Oktober 1975 31 Desember 2008 12 INCI Intanwijaya Internasional 23 April 1982 24 Juli 1990 13 INDF Indofood Sukses Makmur 14 Agustus 1990 14 Juli 1994

14 ELSA Elnusa 25 Januari 1969 06 Februari 2008

15 INTP Indocement Tunggal Prakasa 16 Januari 1985 05 desember 1989 16 KDSI Kedawung Setia Industrial 09 Januari 1973 29 Juli 1996 17 KKGI Resource Alam Indonesia 8 Juli 1981 1 Juli 1991

18 KLBF Kalbe Farma 10 September 1966 30 Juli 1991

19 LPIN Multi Prima Sejahtera 07 Januari 1982 05 Februari 1990

20 NIPS Nipress 24 April 1975 24 Juli 1991


(50)

No Stocks Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing

22 SMCB Holcim Indonesia 15 Juni 1971 10 Agustus 1977

23 SMGR Semen Gresik 25 Maret 1953 08 Juli 1991

24 SOBI Sorini Agro Asia Corporindo 07 Februari 1983 03 Agustus 1992

25 SPMA Suparma 25 Agustus 1976 16 November 1994

26 SULI Sumalindo Lestari Jaya 14 April 1980 21 Maret 1994 27 INCO International Nickel Indnesia 25 Juli 1968 16 Mei 1990

28 TRST Trias Sentosa 23 November 1979 02 Juli 1990

29 TSPC Tempo Scan Pacific 20 Mei 1970 17 Juni 1994

30 UNVR Unilever Indonesia 05 Desember 1933 11 Januari 1982

Sumber : Data diolah penulis, 2010

Periode penelitian dilakukan pada tahun 2009 dengan menggunakan laporan keuangan emiten pada tahun 2008 dan 2009 dalam menilai pertumbuhan rasio keuangan dan pertumbuhan laba. Pertumbuhan rasio keuangan dan pertumbuhan laba dinyatakan dalam persen. Data penelitan secara keseluruhan berjumlah 30 sampel. Berikut ini akan dijelaskan mengenai data variabel penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini.

Tabel 4.2

Data Variabel Penelitian No Stocks Pertumbuhan

Net Profit Margin

Pertumbuhan Market Book

Value

Pertumbuhan Laba

1 ADMG 128.57 66.67 120.43

2 ARNA 12.5 28.45 -15.02

3 ASII 11.11 162.02 9.23

4 AUTO 100 21.24 35.73

5 BUDI 300 64.56 343.94

6 ESTI 133.33 12.5 134.91

7 GDYR 1484.62 40.58 14811.06

8 GGRM 50 215.09 -23.80

9 GJTL 237.5 45.24 244.90

10 HDTX 105.56 1.79 102.27

11 IGAR 150 17.86 236.68

12 INCI 50 170 -58.57

13 INDF 100 141.67 100.68

14 ELSA 160 196.23 248.53


(51)

16 KDSI 300 85.19 83.87

17 KKGI 178.57 975 190.62

18 KLBF 25 204.46 31.43

19 LPIN 125 12.5 114.36

20 NIPS 900 16.67 223.73

21 ITMG 82.35 103.37 42.83

22 SMCB 200 107.37 217.39

23 SMGR 9.52 38.11 31.82

24 SOBI 14.58 10.74 -41.39

25 SPMA 400 125 288.31

26 SULI 30.43 258.57 -60.45

27 INCO 22.73 111.40 0.53

28 TRST 200 17.78 147.96

29 TSPC 1.23 58.02 12.26

30 UNVR 6.67 19.11 26,45

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa pertumbuhan Net Profit Margin tertinggi adalah PT Goodyear Indonesia Tbk dengan nilai 1484.62 persen dan terendah adalah PT Tempo Scan Pacific Indonesia dengan nilai pertumbuhan 1.23 persen. Pada variabel Market Book Value nilai pertumbuhan tertinggi adalah PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dengan nilai 258.57 persen dan terendah adalah PT Panasia Indosyntec Tbk dengan nilai 1.79 persen. Dan pada variabel Pertumbuhan Laba nilai tertinggi adalah PT Goodyear Indonesia dengan nilai 14,811.06 persen dan terendah adalah PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dengan nilai -60.45 persen, artinya bahwa pada tahun 2009 PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk mengalami penurunan laba sebesar 60.45 persen.

B. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen.


(52)

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

NPM 30 1.23 1484.62 1.8546E2 301.50136

MBV 30 1.79 975.00 1.1385E2 177.70726

Pertumbuhan_laba 30 -60.45 14811.06 5.8859E2 2688.42670

Valid N (listwise) 30

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Tabel 4.3 menunjukan bahwa hanya variabel Pertumbuhan Laba yang memiliki nilai minus, artinya bahwa suatu perusahaan mengalami penurunan laba sebesar 60.45 persen pada suatu periode tertentu. Berikut ini perincian data deskriptiv yang telah diolah:

1. Variabel Net Profit Margin memiliki nilai minimum sebesar 1.23, nilai maksimum sebesar 1484.62, rata-rata sebesar 1.8546, dan standar deviasi sebesar 301.50136 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30 sampel.

2. Variabel Market Book Value memiliki nilai minimum sebesar 1.79, maksimum sebesar 975.00, rata-rata sebesar 1.1385, dan standar deviasi sebesar 177.70726 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30 sampel.

3. Variabel pertumbuhan laba memiliki nilai minimum sebesar -60.45, maksimum sebesar 14811.06, rata-rata sebesar 5.8859 dan standar deviasi sebesar 2688.42670 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30 sampel.


(53)

C. Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model regresi yang baik, analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Apabila terjadi penyimpangan dalam pengujian asumsi klasik perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual berdistribusi normal. Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji apakah residual berdistribusi normal adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis.

H0 : Data residua l berdistribusi normal HA : Data residual tidak berdistribusi normal

Apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak atau HA diterima.

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.50590617E3

Most Extreme Differences Absolute .268

Positive .268

Negative -.193

Kolmogorov-Smirnov Z 1.468

Asymp. Sig. (2-tailed) .027


(54)

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.4 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.468 dan signifikan pada 0.027. Nilai siginifikansi lebih kecil dari 0.05, maka H0 ditolak yang berarti data residual berdistribusi tidak normal. Data yang tidak berdistribusi normal dapat disebabkan oleh adanya data yang outlier yaitu data yang memiliki nilai yang sangat menyimpang dari nilai data lainnya. Beberapa cara mengatasi data outlier menurut Erlina (106 : 2007) yaitu:

− lakukan transformasi data ke bentuk lainnya, − lakukan trimming, yaitu membuang data outlier

lakukan winsorizing, yaitu mengubah nilai data yang outlier ke suatu nilai tertentu.

Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, penulis melakukan transformasi data ke model logaritma natural (Ln) dari Perubahan Laba= f(NPM, MBV) menjadi Ln_Perubahan Laba= f(Ln_NPM, Ln_MBV). Transformasi data ke dalam bentuk logaritma natural menyebabkan data yang bernilai negatif tidak dapat ditransformasi sehingga menghasilkan missing values. Setiap data yang terdapat missing values akan dihilangkan dan diperoleh jumlah sampel yang valid menjadi 25 pengamatan. Kemudian data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas, berikut ini hasil pengujian dengan Kolmogorov-Smirnov.


(55)

Tabel 4.5

Hasil Uji Normalitas Pada Data Setelah Transformasi Logaritma Natural One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Ln_NPM Ln_MBV

Ln_Pertumbuha n_laba

N 30 30 25

Normal Parametersa Mean 4.3016 4.0296 4.4951

Std. Deviation 1.53757 1.27526 1.77699

Most Extreme Differences Absolute .145 .094 .184

Positive .081 .082 .184

Negative -.145 -.094 -.126

Kolmogorov-Smirnov Z .794 .517 .922

Asymp. Sig. (2-tailed) .554 .952 .363

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Dari hasil pengolahan data pada tabel 4.5 diperoleh besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.922 dan signifikan pada 0.363. Nilai signifikansi lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. Setelah data berdistribusi normal dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Untuk lebih jelas berikut ini dilampirkan grafik histogram dan grafik p-plot data yang telah berdistribusi normal.


(56)

Gambar 4.1 Histogram Sumber : Data diolah penulis, 2010

Grafik histogram pada gambar 4.1 menunjukkan pola distribusi normal karena grafik tidak menceng kiri maupun menceng kanan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. Demikian pula hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik normal p-plot.


(57)

Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot Sumber: Data diolah penulis, 2010

Pada grafik normal p-plot terlihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi multikolinearitas, maka koefisien regresi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error menjadi tidak terhingga. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF. Pada suatu model regresi dinyatakan terjadi multikolinearitas apabila nilai tolerance < 0.10 dan VIF > 10 (Ghozali, 2005 : 92).


(58)

Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Ln_NPM .994 1.006

Ln_MBV .994 1.006

Sumber: Data diolah penulis 2010

Dari data pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance < 0.10 dan nilai VIF > 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain dalam model regresi. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas.

Uji Heteroskedastisitas dilakukuan dengan 2 pendekatan, yaitu: - Pendekatan Grafik

- Pendekatan Statistik a. Pendekatan Grafik

Dalam pendekatan grafik, model regresi dinyatakan telah terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. Dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas apabila titik-titik


(59)

yang ada tidak membentuk pola tertentu yang teratur dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y.

Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi heteroskedastisitas dengan mengamati penyebaran titik-titik pada gambar.

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas (Scatterplot) Sumber: Data diolah penulis, 2010

Dari garfik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI berdasarkan masukan variabel independen Net Profit Margin dan Market Book Value.


(60)

b. Pendekatan Statistik

Pendekatan Statistik dalam uji heteroskedastisitas ini dapat dilakukan dengan uji Glejser. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat kita ketahui dengan melihat nilai probabilitas signifikansi diatas tingkat kepercayaan 5%.

Tabel 4.7 Hasil Uji Glejser

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .926 .857 1.080 .292

Ln_NPM -.068 .120 -.119 -.563 .579

Ln_MBV .023 .151 .032 .150 .882

a. Dependent Variable: absut

Sumber: Data diolah penulis, 2010

Hasil tampilan output SPSS dengan jelas menunjukan tidak satupun variabel independen yang signifikansinya secara statistik mempengaruhi variabel dependen absolut (absut). Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%, jadi disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya dalam model regresi. Autokorelasi menunjukkan adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada data yang tersusun, baik berupa data cross sectional dan / atau time series. Jika terjadi autokorelasi dalam model


(61)

regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat, sehingga model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.

Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan pengujian Durbin Watson (DW). Dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi apabila nilai du < dw < 4 – du.

Tabel 4.12 menyajikan hasil uji Durbin Watson dengan menggunakan program SPSS versi 16.

Tabel 4.8

Hasil Uji Autokorelasi

Hasil uji autokorelasi di atas menunjukkan nilai statistik Durbin Watson (dw) sebesar 1.799, nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan signifikansi 5%, jumlah pengamatan 25 (n), dan jumlah variabel independen 2 (k=2), maka berdasarkan tabel Durbin Watson didapat nilai batas atas (du) sebesar 1. 550 dan nilai batas bawah (dl) sebesar 1.206. Oleh karena itu, nilai (dw) lebih besar dari 1.550 dan lebih kecil dari 4 – 1.550 atau dapat dinyatakan bahwa 1.550 < 1.799 < 4 - 1.550 (du < dw < 4 – du). Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi baik positif maupun negatif.

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .759a .576 .537 1.20874 1.799


(62)

D. Hasil Pengujian Hipotesis

Dari hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) dan layak dilakukan analisis regresi.

1. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui hubungan Ln_NPM (X1), Ln_MBV (X2), dengan

Ln_Pertumbuhan Laba (Y). Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9

Analisis Hasil Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.038 1.109 .936 .359

Ln_NPM .841 .156 .752 5.402 .000

Ln_MBV -.083 .195 -.059 -.426 .674

a. Dependent Variable: Ln_Pertumbuhan_laba

Berdasarkan penjelasan dari pengujian asumsi klasik sebelumnya, model regresi dalam penelitian ini telah diubah menjadi model logaritma natural, sehingga beta dan koefisien dari penelitian ini juga dalam bentuk logaritma natural. Model regresi berdasarkan hasil analisis regresi dinyatakan dalam bentuk fungsi Ln_Perubahan Laba.


(63)

Kemudian model regresi tersebut akan diinterpretasikan.  β0 = 1.038

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel Ln_NPM dan Ln_MBV (X1=X2=0), maka Ln_ pertumbuhan laba adalah

sebesar 1.038.  β1 = 0.841

Koefisien regresi β1 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Ln_NPM

meningkat sebesar satu satuan, maka Ln_pertmubahan laba akan bertambah sebesar 0.841 atau 84,1% dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

 β2 = -0.083

Koefisien regresi β2 ini menunjukkan bahwa setiap variabel Ln_MBV

meningkat sebesar satu satuan, maka Ln_pertumbuhan laba akan berkurang sebesar 0.083 atau 8,3% dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap tetap atau sama dengan nol.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.10

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Ln_MBV,

Ln_NPMa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Ln_Pertumbuhan_laba


(64)

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, maka dapat diketahui bahwa :

a. variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen yaitu ln MBV dan Ln NPM tidak ada variabel independen yang dikeluarkan,

b. metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. 2. Hasil Pengukuran Adjusted R2

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat jika nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1.

Koefisien determinasi (R square) menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai Rsquare memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, digunakan nilai adjusted Rsquare untuk mengevaluasi mana model regresi terbaik.


(1)

Lampiran viii

Hasil Uji Normalitas (Sebelum Transformasi)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 1.50590617E3 Most Extreme Differences Absolute .268

Positive .268

Negative -.193

Kolmogorov-Smirnov Z 1.468

Asymp. Sig. (2-tailed) .027

Hasil Uji Normalitas (Sesudah Transformasi)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Ln_NPM Ln_MBV

Ln_Pertumbuha n_laba

N 30 30 25

Normal Parametersa Mean 4.3016 4.0296 4.4951

Std. Deviation 1.53757 1.27526 1.77699 Most Extreme Differences Absolute .145 .094 .184

Positive .081 .082 .184

Negative -.145 -.094 -.126

Kolmogorov-Smirnov Z .794 .517 .922


(2)

(3)

Lampiran ix

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.038 1.109 .936 .359

Ln_NPM .841 .156 .752 5.402 .000 .994 1.006

Ln_MBV -.083 .195 -.059 -.426 .674 .994 1.006


(4)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Glejser

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .926 .857 1.080 .292

Ln_NPM -.068 .120 -.119 -.563 .579

Ln_MBV .023 .151 .032 .150 .882


(5)

Lampiran xi

Hasil Uji Autokorelasi

Lampiran xii

Analisis Hasil Regresi

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.038 1.109 .936 .359

Ln_NPM .841 .156 .752 5.402 .000

Ln_MBV -.083 .195 -.059 -.426 .674

Hasil Analisis Koefisiesn Korelasi dan Koefisien Determinasi Model

Summary

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .759a .576 .537 1.20874

a. Predictors: (Constant), Ln_MBV, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_Pertumbuhan_laba

Variables Entered/Removed

b

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Ln_MBV,

Ln_NPMa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Ln_Pertumbuhan_laba Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .759a .576 .537 1.20874 1.799


(6)

Hasil Uji R Square

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .759a .576 .537 1.20874

a. Predictors: (Constant), Ln_MBV, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_Pertumbuhan_laba

Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 43.642 2 21.821 14.935 .000a

Residual 32.143 22 1.461

Total 75.785 24

a. Predictors: (Constant), Ln_MBV, Ln_NPM b. Dependent Variable: Ln_Pertumbuhan_laba

Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.038 1.109 .936 .359

Ln_NPM .841 .156 .752 5.402 .000

Ln_MBV -.083 .195 -.059 -.426 .674


Dokumen yang terkait

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 58 100

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

1 36 101

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

2 85 108

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR PADA BURSA EFEK INDONESIA

0 8 38

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksi Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014.

0 3 13

Pengaruh Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa efek Indonesia.

0 0 25

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 4 15

Analisis Rasio Keuangan Untuk Memprediksikan Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 13

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 1 22

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

0 2 11