HUBUNGAN PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RUANGMASOKA RS. Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2013 Yeni Elviani, SKM.M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Paritas dan Um

  

HUBUNGAN PARITAS DAN UMUR IBU DENGAN KEJADIAN

PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RUANGMASOKA

RS. Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS

TAHUN 2013

  

Yeni Elviani, SKM.M.Kes

  Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

  ABSTRAK Di Indonesia angka kejadian pre eklampsia sekitar 7-10% dari seluruh kehamilan.

  Kejadian pre eklampsia menempati urutan kedua dari pada kasus- kasus lain yang menimpa ibu hamil seperti abortus, perdarahan antepartum, persalinan dengan penyulit gawat janin dan lainnya (Faturrahman, 2012). Pre eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda khas tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan (Manuaba, 2008).

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara paritas dan umur ibu dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di ruang Masoka rumah sakit dr Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013.

  Jenis penelitian ini yaitu survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan variabel Independen (paritas dan umur) dan variabel Dependen (kejadian pre eklampsia). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang dirawat di ruang Masoka rumah sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013 berjumlah 2905 orang, sampel 97 responden yang diambil secara sistematyc random sampling.

  Hasil yang didapatkan yaitu kejadian pre eklampsia sebanyak 64 responden

  (66,0%), paritas risiko tinggi sebanyak 62 responden (63,9%), umur risiko tinggi sebanyak 26 responden (28,9%). Hasil analisa bivariat yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di ruang Masoka Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013, dengan ρ value = 0,856.

  Hasil analisa bivariat yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di ruang Masoka Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013, dengan ρ value = 0,160.

  Diharapkan kepada petugas kesehatan (dokter dan bidan) di rumah sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas untuk dapat memberikan penyuluhan kepada ibu hamil untuk dapat kontrol lebih sering jika ditemukan faktor-faktor yang dapat menyebabkan kejadian pre eklampsia seperti faktor paritas dan umur yang berisiko.

  Kata Kunci : Paritas, umur, pre eklampsia Daftar Pustaka : 25 (2005– 2012)

  PENDAHULUAN

  Kesehatan reproduksi merupakan komponen penting kesehatan bagi pria dan wanita, tetapi lebih dititikberatkan kepada wanita. Keadaan penyakit pada wanita lebih banyak dihubungkan dengan fungsi dan kemampuan bereproduksi serta tekanan sosial pada wanita karena masalah gender.

  Kesehatan bagi wanita adalah lebih dari kesehatan reproduksi. Wanita memiliki kebutuhan kesehatan khusus yang berhubungan dengan fungsi seksual dan reproduksi. Wanita mempunyai sistem reproduksi yang sensitif terhadap kerusakan yang dapat terjadi karena disfungsi atau penyakit. Kesehatan reproduksi sangat menjadi perhatian Pemerintah terbukti dengan adanya kebijakan nasional tentang kesehatan reproduksi (Kusmiran, 2011).

  Kesehatan reproduksi atau pelayanan obstetri, selain Angka Kematian Maternal (AKM) terdapat Angka Kematian Perinatal (AKP) yang dapat digunakan sebagai parameter keberhasilan pelayanan. Keberhasilan menurunkan Angka Kematian Maternal (AKM) di negara-negara maju saat ini menganggap Angka Kematian Perinatal

  (AKP) merupakan parameter yang lebih baik dan lebih peka untuk menilai kualitas pelayanan Masoka. Hal ini mengingat kesehatan dan keselamatan janin dalam rahim sangat tergantung pada keadaan serta kesempurnaan bekerjanya sistem dalam tubuh ibu, yang mempunyai fungsi untuk menumbuhkan hasil konsepsi. mudigah menjadi janin cukup bulan. Salah satu penyebab kematian perinatal adalah pre eklampsia (Sudhaberata, 2011).

  Angka kematian ibu bersalin dan angka kematian perinatal merupakan indikator yang paling peka untuk menilai keberhasilan program Kesehatan Ibu dan Anak. Angka kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi dibandingkan Negara- negara Association South East Asian lainnya. Penelitian mengenai kematian ibu dan kematian bayi cukup tinggi terutama kematian perinatal, yang disebabkan karena abortus, kematian akibat kurang bulan (prematur), dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, partus buatan pada kasus ketuban pecah dini dan kasus eklampsia. Dampak dari AKI yang masih tinggi yaitu menunjukkan kesehatan di Indonesia (Sualman, 2009).

  Pre eklampsia dan eklampsia sampai saat ini masih merupakan masalah obstetri dan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan janin selain pendarahan dan infeksi. Pre eklampsia merupakan penyakit dengan tanda-tanda hipertensi dan edema serta protein urine yang timbul karena kehamilan yang umumnya terjadi setelah usia 20 minggu atau lebih awal yang hampir selalu terjadi pada primigravida dimana rahim untuk pertama kalinya menerima hasil pembuahan yang dapat menimbulkan reaksi terhadap kehamilan (Rustam, 2008). Pre eklampsia ditandai dengan kreteria minimun yaitu tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu dan disertai dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam (Nugroho, 2012).

  Hipertensi pada kehamilan adalah adanya kenaikan tekanan darah melebihi batas normal yaitu tekanan darah ≥140/90 mmHg (Prawirohardjo, 2008). Menurut Prawirohardjo 2008, gangguan hipertensi pada kehamilan diantaranya adalah hipertensi kronik yaitu hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20 minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan, pre eklampsia yaitu hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria (Sujiyatini dkk, 2009).

  Penyakit hipertensi pada kehamilan berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh kehamilan. Seluruh ibu yang mengalami hipertensi selama masa hamil, setengah sampai dua pertiganya didiagnosa mengalami pre eklampsia.

  Seorang wanita yang menderita pre eklampsia ringan lebih besar peluang untuk menderita preeklampsi yang berat pada kehamilan berikutnya yang dapat menyebabkan tingginya morbilitas dan mortalitas terhadap ibu dan janinnya (Bobak, 2010).

  Kematian ibu memang menjadi perhatian dunia internasional.

  Organisasi kesehatan dunia WHO memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin, artinya setiap menit ada satu perempuan yang meninggal. Menurut Sudhaberata (2011) melaporkan angka kejadian pre eklampsia di dunia sebesar 0-13 persen, di Singapura 0,13 - 6,6 %. Pre eklampsia merupakan salah satupenyebab angka kesakitan dan kematian ibu dan janin yang cukup tinggi di Indonesia.

  Menurut World Health

  Organitation (WHO) di negara

  berkembang, AKI sebesar 585/100.000 kelahiran hidup. Di Asia AKI terjadi 323/100.000 kelahiran hidup setiap tahunnya. Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), AKI di Indonesia pada tahun 2007 adalah 228/100.000 kelahiran hidup. Penyebab AKI diantaranya Pendarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa puerperium (8%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetri (3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI, 2008).

  Di Indonesia menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2009 angka kematian ibu (AKI) masih cukup tinggi yaitu 390 per 100.000 kelahiran. Penyebab kematian ibu terbesar 58,1% karena perdarahan dan eklamsi kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan yang memadai (Kemenkes RI, 2012).

  Pre eklampsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu yang paling sering, baik di negara maju maupun berkembang. Pre eklampsia merupakan kelainan unik yang hanya ditemukan pada kehamilan manusia. Sejak dahulu pre eklampsia didefinisikan sebagai trias yang terdiri dari hipertensi, proteinuria, dan edema pada wanita hamil (Rahayu, 2012).

  Pre eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda khas tekanan darah tinggi (hipertensi), pembengkakan jaringan (edema), dan ditemukannya protein dalam urin (proteinuria) yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat juga terjadi pada trimester kedua kehamilan. Sering tidak diketahui atau diperhatikan oleh wanita hamil, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat pre eklampsia berat bahkan dapat menjadi eklampsia yaitu dengan tambahan gejala kejang-kejang dan atau koma (Manuaba, 2008).

  World Health Organitation

  (WHO) melaporkan kejadian pre eklampsia di dunia masih cukup tinggi.

  Angka kejadian pre eklampsia sebanyak 861 dari 96.494 ibu hamil. Di Amerika Serikat preeklamsi dalam kehamilan menempati urutan kedua yang menyebabkan kematian maternal, sedangkan pendarahan menempati urutan pertama (Faturrahman, 2012).

  Di Indonesia angka kejadian pre eklampsia sekitar 7-10% dari seluruh kehamilan. Kejadian pre eklampsia menempati urutan kedua dari pada kasus-kasus lain yang menimpa ibu hamil seperti abortus, perdarahan antepartum, persalinan dengan penyulit gawat janin dan lainnya (Faturrahman, 2012).

  Di Sumatera Selatan angka kematian ibu di pada tahun 2008 mencapai 62,1% kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 menjadi 54,4% kelahiran hidup, baik faktor resiko maupun resiko tinggi dalam kehamilan hendaknya memilki pemantauan yang ketat dan merupakan prioritas dalam pelayanan antenatal

  care (ANC). Berdasarkan laporan

  Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mengatakan bahwa di

  Palembang insiden pre eklampsia masih cukup tinggi yaitu menduduki peringkat kedua setelah Kota Bandung di RSU Hasan Sadikin Bandung sebesar 6,4 persen, RSU Palembang sebesar 5,1 persen, dan di RSU Dr. Sarjito Yogyakarta sebesar 3,63 persen (Suroso, 2011).

  Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi akibat pre eklampsia adalah dengan menurunkan angka kejadian pre eklampsia. Angka kejadian dapat diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini, dan terapi. Upaya pencegahan kematian perinatal dapat diturunkan bila dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempunyai nilai prediksi. Menurut Manuaba (2008). Penyebab pre eklampsia belum diketahui sampai sekarang secara pasti, bukan hanya satu faktor melainkan beberapa faktor dan besarnya kemungkinan pre eklampsia akan menimbulkan komplikasi yang dapat berakhir dengan kematian. Akan tetapi untuk mendeteksi pre eklampsia sedini mungkin dengan melalui antenatal secara teratur mulai trimester I sampai dengan trimester III dalam upaya berat. Saat ini beberapa faktor resiko telah berhasil diidentifikasi, sehingga diharapkan dapat mencegah timbulnya pre eklampsia. Menurut Nugroho (2012) faktor resiko pre eklampsia meliputi Paritas, riwayat preeklamsi, adanya riwayat preeklamsi pada keluarga, tekanan darah yang tinggi pada awal kehamilan dan badan yang gemuk atau obesitas, kehamilan ganda, diabetes progestasional, dan usia ibu.

  Pre eklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri, sebab terjadinya masih belum jelas. Syndrome pre eklampsia dengan hipertensi, oedema dan proteinuria sering tidak diperhatikan oleh wanita bersangkutan, jika tidak dilakukan tindakan yang tepat untuk mencegah hal tersebut akan muncul pre eklampsia berat bahkan akan menjadi eklampsia (Rukiyah, 2010).

  Resiko persalinan pada ibu dengan Pre eklampsia berat sangatlah tinggi karena dapat mengancam keselamatan ibu dan janin, bahkan dapat menjadi eklampsia, maka perlu dilakukan upaya yang optimal untuk menurunkan angka kejadiannya. Salah satu dengan cara mendeteksi dini karena pre eklampsia tidak dapat dicegah, yang terpenting bagaimana penyakiy ini dapat dideteksi sedini mungkin. Deteksi dini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin pada saat pemeriksaan kehamilan (Rukiyah, 2010). Berdasarkan data di rumah sakit dr Sobirin Kabupaten Musi Rawas jumlah ibu hamil yang dirawat yaitu tahun 2010 berjumlah 2603 orang terjadi peningkatan pada tahun 2012 berjumlah 2776 orang dan kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu 2905 orang, sedangkan kejadian Pre eklampsia dari tahun ketahun terus meningkat yaitu pada tahun 2010 kejadian pre eklampsia yaitu 160 orang, dan tahun 2010 kejadian pre eklampsia yaitu 212 orang, dan pada tahun 2011 kejadian pre eklampsia mengalami penurunan yaitu menjadi 193 orang, dan pada tahun 2012 kejadian pre eklampsia kembali meningkat tajam yaitu sebanyak 242 orang. Dilihat dari 2 tahun terakhir angka kejadian pre eklampsia sangatlah meningkat tajam hal ini faktor (Data RS dr. Sobirin Kabupaten Populasi dalam penelitian ini adalah Musi Rawas, 2013). seluruh ibu hamil yang dirawat di ruang

  Masoka rumah sakit dr. Sobirin Menurut data yang didapatkan

  Kabupaten Musi Rawas tahun 2012 dari rumah sakit dr. Sobirin Kabupaten berjumlah 2905 orang. Musi Rawas, diketahui banyaknya ibu hamil yang mengalami pre eklampsia. Besar Sampel Untuk menentukan Hal ini membuktikan bahwa tingginya jumlah sampel pada penelitian ini, kejadian pre eklampsia merupakan peneliti menggunakan rumus besaran masalah yang memerlukan penanganan sampel menurut Sulistyaningsih (2012). untuk menjadi prioritas utama di rumah

  Jadi sampel yang diambil pada sakit. Sehingga membuat peneliti penelitian ini berjumlah 97 responden. merasa tertarik untuk melakukan

  Cara Pengambilan Sampel

  penelitian tentang ”Hubungan paritas dan umur ibu dengan kejadian pre Pengambilan sampel melalui eklampsia pada ibu hamil di ruang

  sistematyc random sampling yaitu

  Masoka rumah sakit dr Sobirin dengan tehnik undian (lottery technique) Kabupaten Musi Rawas tahun 2013. caranya dengan mengundi keseluruhan dari populasi dengan cara dibuat daftar

  Metodologi Penelitian

  semua unit sampel kemudian Penelitian ini menggunakan metode dikeluarkan satu persatu sampai dengan

  survey analitik sedangkan rancangan

  jumlah sampel yang ditetapkan penelitian dengan menggunakan cross terpenuhi.

  sectional, yaitu untuk mendapatkan

  Kriteria sampel penelitian gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2012).

  1). Sampel yang diambil berdasarkan catatan Penelitian ini untuk mengetahui medik pada responden (ibu hamil). hubungan paritas dan umur ibu dengan

  Tehnik Penelitian Pengumpulan Data

  kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di ruang Mawar rumah sakit dr. Sobirin

  1. Sumber data Kabupaten Musi Rawas tahun 2013. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat P : Jumlah persentase yang dicari F : Frekuensi Jawaban dipercaya. Dalam penelitian ini data N : Jumlah Pertanyaan sekunder yaitu data rekam medik dan

  Setelah diperoleh hasil disajikan dalam laporan atau profil rumah sakit dr. bentuk tabel distribusi frekuensi Sobirin Kabupaten Musi Rawas. (Notoatmodjo, 2012).

  2. Tehnik Pengumpulan Data

  2. Analisa Bivariat

  Pengumpulan data pada penelitian Analisa bivariabel menggunakan tabel ini dilakukan dengan cara melihat silang untuk menyoroti dan menganalisis langsung pada CM di ruang Masoka. pengaruh antara dua variabel. Menguji ada tidaknya hubungan antara variabel Independen dengan variabel Dependen. Digunakan analisis

  chi square, dengan tingkat kemaknaan α = 0,05

  yang diperoleh dari analisis chi square yaitu:

  3. Instrumen Pengumpulan Data Nilai ρ kemudian dibandingkan dengan α =

  Instrumen pengumpulan data yang 0,05 apabila nilai ρ lebih kecil atau sama digunakan yaitu lembar ceklist yang dengan dari α = 0,05 maka ada hubungan telah ditentukan dan disiapkan oleh antara dua variabel tersebut, bila nilai ρ lebih peneliti. besar dari α = 0,05 maka tidak ada hubungan

ANALISA DATA

  antara kedua variabel tersebut (Notoatmodjo, 2012).

1. Analisa Univariat Hasil Penelitian

  Analisa dengan menggunakan tabel distribusi dari tiap variabel. Teknik

  1. Analisis Univariat

  analisa data yang digunakan adalah Analisis univariat dilakukan untuk teknik perhitungan (%), dan disajikan mengetahui distribusi frekuensi dan persentase dalam bentuk tabel distribusi frekuensi

  Paritas Jumlah Persen (%)

  dengan rumus sebagai berikut: Risiko tinggi 62 63,9 Risiko rendah 35 36,1

  F

  Jumlah 97 100

   P = X 100 %

  dari tiap-tiap variabel, baik variabel independen

   N

  (paritas dan umur ibu) maupun variabel Keterangan : dependen (kejadian pre eklampsia) untuk lebih 2) Umur TABEL 3 jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

  DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN UMUR PADA IBU

  Variabel Dependen

  HAMIL DIRUANG MASOKA RUMAH SAKIT Kejadian Pre eklampsia

  Dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TABEL 1 TAHUN 2013 DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN KEJADIAN PRE

  Umur Jumlah Persen (%)

  EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DIRUANG Risiko 28 28,9

  MASOKA RUMAH SAKIT dr. SOBIRIN Risiko 69 71,1 tinggi

  KABUPATEN MUSI RAWAS Jumlah 97 100 rendah

  TAHUN 2013 Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa

  Kejadian Jumlah Persen (%) responden dengan umur risiko tinggi sebanyak Pre eklampsia 26 responden (28,9%), dan responden dengan Ya 64 66,0 Tidak 33 34,0 umur risiko rendah sebanyak 69 responden Jumlah 97 100 (71,1%). Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa responden yang mengalami kejadian pre

  2. Analisis Bivariat

  eklampsia sebanyak 64 responden (66,0%), dan Analisis bivariat dilakukan untuk responden yang tidak mengalami kejadian pre mengetahui hubungan antara variabel eklampsia sebanyak 33 responden (34,0%). independen (Paritas dan Umur) dengan variabel

  

Variabel Independen dependen (Kejadian Pre eklampsia) dengan uji

  1). Paritas statistik Chi Square test, dengan tingkat TABEL 2 kepercayaan ά = 0,05 bila ρ value ≤ 0,05

  DISTRIBUSI FREKUENSI RESPONDEN BERDASARKAN PARITAS PADA IBU artinya ada hubungan antara variabel

  HAMIL DIRUANG MASOKA RUMAH independen dengan variabel dependen. Bila ρ SAKITDr. SOBIRIN KABUPATEN value > 0,05 artinya tidak ada hubungan antara

  MUSI RAWASTAHUN 2013 Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa variabel independen dengan variabel dependen. responden paritas risiko tinggi sebanyak 62

  Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Pre responden (63,9%), dan responden dengan eklampsia. paritas risiko rendah sebanyak 35 responden

  TABEL 4 (36,1%). DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT PARITAS DAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DIRUANG MASOKA RUMAH SAKIT dr. SOBIRIN

  KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2013 Dari tabel 4 dapat diketahui dari 62 responden dengan paritas risiko tinggi dan mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 40 responden (64,5%), dan responden dengan paritas risiko tinggi yang tidak mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 22 responden (35,5%).

  Sedangkan dari 35 responden dengan paritas risiko rendah dan mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 24 responden (68,6%), dan responden dengan paritas risiko rendah yang tidak mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 11 responden (31,4%).

  Hasil uji statistik dengan uji Chi Square melalui continuity correction didapatkan hasil yaitu ρ value = 0,856 > 0,05, maka keputusannya adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di ruang Masoka

  Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013.

  Hubungan Antara Umur dengan Kejadian Pre eklampsia.

  TABEL 5 DISTRIBUSI RESPONDEN MENURUT UMUR DAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DIRUANG MASOKA RUMAH SAKIT dr. SOBIRIN KABUPATEN

  MUSI RAWAS TAHUN 2013 Umur

  Kejadian Pre eklampsia Ya Tidak n % n %

  Risiko tinggi 15 53,6 13 46,4 Risiko rendah 49 71,0 20 29,0

  Total 64 66,0 33 34,0 Dari tabel 5 dapat diketahui dari 28 responden dengan umur risiko tinggi dan mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 15 responden (53,6%), dan responden dengan umur risiko tinggi yang tidak mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 22 responden (46,4%). Sedangkan dari 69 responden dengan umur risiko rendah dan mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 49 responden (71,0%), dan responden dengan umur risiko rendah yang tidak mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 20 responden (29,0%). Paritas

  KejadianPre eklampsia Jumlah

  Ya Tidak n % n % n % Risiko tinggi 40 64,5 22 35,5 62 100

  Risiko rendah 24 68,6 11 31,4 35 100 Total 64 66,0 33 34,0 97 100

  Hasil uji statistik dengan uji chi square dengan continuity correction didapatkan hasil yaitu ρ value = 0,160 > 0,05, maka keputusannya adalah tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di ruang Masoka Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013.

  KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

  Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di ruang Masoka Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dari hasil analisa univariat didapatkan yaitu responden yang mengalami kejadian pre eklampsia sebanyak 64 responden (66,0%).

  1. Dari hasil analisa univariat didapatkan yaitu responden dengan paritas risiko tinggi sebanyak 62 responden (63,9%).

  2. Dari hasil analisa univariat didapatkan yaitu responden dengan umur risiko tinggi sebanyak 26 responden (28,9%).

  3. Hasil analisa bivariat yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di ruang Masoka Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013, dengan ρ value = 0,856.

  4. Hasil analisa bivariat yaitu tidak ada hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian pre eklampsia pada ibu hamil di ruang Masoka Rumah Sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas tahun 2013, dengan ρ value = 0,160.

  SARAN

  Berdasarkan kesimpulan yang ada maka peneliti dapat memberikan saran kepada :

  1. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan kepada institusi pendidikan untuk dapat memperbanyak daftar pustaka khususnya yang berkaitan dengan kejadian pre eklampsia dan hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pustaka di perpustakaan, dan bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan referensi di kemudian hari.

  2. Bagi Mahasiswa Prodi Keperawatan Lubuklinggau

  Diharapkan kepada mahasiswa yang selanjutkan untuk dapat melakukan penelitian yang sama tetapi Mitayani, 2012. Asuhan keperawatan

  maternitas, Salemba Medika. Jakarta

  dengan variabel yang berbeda dan Notoatmodjo, 2012. Metodologi Penelitian sampel yang lebih banyak dengan

  Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta harapan akan memperoleh hasil Nugroho, Taufan, 2012 Patologi kebidanan.

  Nuha Medika. Jogyakarta penelitian yang lebih baik lagi. Rahmi dkk, 2008. Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas. Nuha Medika, Yogyakarta.

  3. Bagi Tempat penelitian Rukiyah yeyeh Ai dkk. 2010. Asuhan

  Kebidanan

  IV Patologi

  Diharapkan kepada petugas

  Kebidanan,EGC. Jakarta

  kesehatan (dokter dan bidan) di rumah Saifuddin AB, 2009. Buku Panduan Praktik sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi Rawas

  Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. YBP-SP.

  untuk dapat memberikan penyuluhan Jakarta kepada ibu hamil untuk dapat kontrol

  Sudhaberata, 2011. Masalah pada masa lebih sering jika ditemukan faktor-

  kehamilan. Nuha Medika. Yogyakarta

  Sujiyatini dkk, 2009 Asuhan Patologi faktor yang dapat menyebabkan

  Kebidanan plus contoh asuhan

  kejadian pre eklampsia seperti faktor

  kebidanan. Nuha Medika. Jogyakarta paritas dan umur yang bersisiko.

  Sulistyaningsih, 2012. Metodologi Penelitian kuantitatif dan kualitatif. Graha Ilmu.

DAFTAR PUSTAKA

  Yogyakarta Winkjosastro Hanifa, 2010 Ilmu Kebidanan

  Angsar, 2008. Penanganan masalah pada ibu

  Edisi ke lima. Yayasan Bina Pustaka- hamil. Buku saku untuk bidan, EGC.

  SP. Jakarta Jakarta

  Faturrahman, 2012. Kesehatan Bobak dkk. 2010. Keperawatan reproduksi pada wanita.

  Maternitas.EGC.Jakarta

  Diakses dari Cunningham, 2006. Obstetri Williyam. Edisi

  Kemenkes RI, 2012. Indonesia sehat. Diakses Pertama. EGC. Jakarta da

  Depkes RI. 2008. Dikjen Bina Kesehatan

   Masyarakat Direktorat Kesehatan indonesia-sehat /. html.

  Keluarga Pedoman Puskesmas.

  Kusmiran, 2011. Profil Kesehatan. Diakses Jakarta. da Profil rumah sakit dr. Sobirin Kabupaten Musi

  ri 2013 Rawas, 2012 Manuaba, IBG, 2008.

  Prima, 2011. Teori tentang umur. Diakses dari

  Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan http//duniapintar.blogspot.com.html. dan Keluarga Berencana untuk

  februari 2013 Pendidikan bidan. Buku Kedokteran. Rahayu, 2012. Teori preeklampsia pada ibu

  Jakarta

  hamil. Diakses dari cemerlang.Blogspot.com/2012/01/febr uari 2013. Ridwan, 2010. Umur. Diakses da februari 2013

  Sualman, 2009 Gambaran AKI di

  Indonesia. Diakses dari

  

  Suroso, 2011. Penyebab pre eklampsia.

  Diakses da Definisi.html. februari 2013. Susanti, 2010. Faktor-faktor yang

  berhubungan dengan kejadian preeklamsia di RSUD Gemolong

Kabupaten Seragen. Skripsi,

Dokumen yang terkait

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2016

0 2 32

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI PUSKESMAS MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 SUSMINI,SKM.,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Pengetahuan dan Pola

0 0 10

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2016

0 0 45

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN PARITAS IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS dr. SOBIRIN KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2014 YENI ELVIANI,SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubungan Ant

0 0 9

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN TB BARU DENGAN KETERATURAN BEROBAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS LUBUK TANJUNG KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2014 Ns. YUNIKE S.Kep., M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN JAWA KANAN SS KECAMATAN LUBUKLINGGAU TIMUR II KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 Bambang Soewito, SKM.M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang

0 0 15

TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TERHADAP TERJADINYA PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEGANG KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 CIKWI, SKM. M.Kes Dosen Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Tingkat Pengetahuan Lansi

0 0 13

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA DAN SIKAP REMAJA PUTRI TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI (HYGIENES) DI SMP NEGERI 3 KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2013 NADI APRILYADI,S.Sos,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Poltekkes kemenkes Palembang ABSTRAK - Pengaruh Pola

0 0 9

HUBUNGAN LINGKUNGAN DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SLTP NEGERI 4 KOTA LUBUKLINGGAU KECAMATAN LUBUKLINGGAU BARAT I TAHUN 2013 SUSMINI,SKM.,M.Kes Dosen Prodi Keperawatan LubukLinggau Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK - Hubun

0 0 15

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG TAHUN 2015

0 2 138