Status Kenegaraan (Statehood) Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah (Low-Lying Island Nations) Yang Seluruh Wilayahnya Terendam Air Laut

  STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS

  ) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT SKRIPSI

  Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

  Universitas Sumatera Utara

  Oleh: PAULINA TANDIONO NIM: 090200069 DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

  STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA

KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND

  NATIONS ) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT

  

SKRIPSI

  Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum

  Universitas Sumatera Utara

  Oleh:

PAULINA TANDIONO

NIM: 090200069

  

DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL

Disetujui Oleh:

Arif, S.H., M.Hum. NIP: 196403301993031002

  

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H Arif, S.H., M.Hum

NIP: 196207131988031003 NIP: 196403301993031002

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

  

2014

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA

KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND

  NATIONS ) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT ini sesuai dengan harapan.

  Latar belakang penulisan skripsi ini tidak semata-mata untuk kelulusan kegiatan akademik belaka, tetapi penulis juga ingin mengkaji dan menelaah isu mendesak yang kian mendapat perhatian masyarakat internasional berkaitan dengan statehood negara – negara yang terancam punah. Perubahan iklim secara drastis beberapa dekade terakhir telah mengakibatkan naiknya permukaan laut, sehingga negara-negara kecil seperti Kiribati, Tuvalu dan Maladewa terancam terendam secara keseluruhan. Masyarakat internasional, organisasi internasional dan regional serta negara-negara terus berdebat mengenai statehood negara – negara demikian, dalam forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tentang apakah negara – negara demikian berhak mempertahankan statehood mereka..

  Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak ketidaksempurnaan dan kekurangan, baik yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis maupun panasnya kontroversi pembahasan hukum internasional mengenai isu status hukum dan perlindungan yang selayaknya diberikan kepada orang-orang yang dipaksa meninggalkan negaranya dikarenakan lingkungan dan bencana alam. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini dan perkembangan hukum internasional pada umumnya.

  Dengan penuh rasa hormat, penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penulisan skripsi dan dalam pembelajaran penulis, yakni: 1.

  Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan; 2. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

  USU, beserta seluruh jajaran pimpinan Fakultas Hukum USU; 3. Bapak Arif, SH, M.Hum. selaku Ketua Departeman Hukum Internasional

  Fakultas Hukum USU; 4. Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H. selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pkiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini; 5. Bapak Deni Amsari Purba, SH, L.L.M. selaku Dosen Wali penulis yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat selama penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum USU; 6. Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.LI. selaku Pembina Tim USU dalam Phillip C. Jessup International Moot Court Competition;

  7. Dosen-dosen Fakultas Hukum USU yang telah menyumbangkan ilmu yang tidak ternilai bagi penulis;

  8. Seluruh civitas Fakultas Hukum USU: jajaran staf administrasi dan seluruh pegawai Fakultas Hukum USU lainnya;

  9. Keluarga Penulis, Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan;

  10. Saudara-saudara penulis dan keluarga mereka, Angeline dan keluarga, James dan keluarga, dan Christian untuk dukungan dan semangat yang diberikan selama ini;

  11. Teman-teman Grup B Wynne Wijaya, Hanssen, Budi Praptio, Sophie Dhinda, Sari Mariska beserta teman-teman ILSA; 12. Senior-senior dan teman-teman di Philip C. Jessup International Law

  Moot Court Club (ILMCC), Heriyanto, Kak Tere, Kak Lisa, Kak Sandra,

  Kak Deby, Kak Christie, Kak Lila, Kak Maria, Bang Naan, Bang Frans, Kak Nisa, Kak Dorothy, Yuthi Sinari, Jennifer, Azis Alsa, Michael Timothy, Andi Putra, Herbert, Henjoko, serta anggota-anggota lainnya; 13. Teman-teman Stambuk 2009 Fakultas Hukum USU serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

  Medan, 20 Maret 2014 Hormat penulis,

PAULINA TANDIONO NIM: 090200069

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA

KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND

  NATIONS ) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT ini sesuai dengan harapan.

  Latar belakang penulisan skripsi ini tidak semata-mata untuk kelulusan kegiatan akademik belaka, tetapi penulis juga ingin mengkaji dan menelaah isu mendesak yang kian mendapat perhatian masyarakat internasional berkaitan dengan statehood negara – negara yang terancam punah. Perubahan iklim secara drastis beberapa dekade terakhir telah mengakibatkan naiknya permukaan laut, sehingga negara-negara kecil seperti Kiribati, Tuvalu dan Maladewa terancam terendam secara keseluruhan. Masyarakat internasional, organisasi internasional dan regional serta negara-negara terus berdebat mengenai statehood negara – negara demikian, dalam forum internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tentang apakah negara – negara demikian berhak mempertahankan statehood mereka..

  Penulis sadar bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat banyak ketidaksempurnaan dan kekurangan, baik yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan penulis maupun panasnya kontroversi pembahasan hukum internasional mengenai isu status hukum dan perlindungan yang selayaknya diberikan kepada orang-orang yang dipaksa meninggalkan negaranya dikarenakan lingkungan dan bencana alam. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis demi kesempurnaan skripsi ini dan perkembangan hukum internasional pada umumnya.

  Dengan penuh rasa hormat, penulis juga berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama proses penulisan skripsi dan dalam pembelajaran penulis, yakni: 14.

  Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc.(CTM), Sp.A(K)., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara (USU) Medan; 15. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum. selaku Dekan Fakultas Hukum

  USU, beserta seluruh jajaran pimpinan Fakultas Hukum USU; 16. Bapak Arif, SH, M.Hum. selaku Ketua Departeman Hukum Internasional

  Fakultas Hukum USU; 17. Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H. selaku Dosen Pembimbing I penulis yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam rangka penyelesaian penyusunan skripsi ini;

  18. Bapak Deni Amsari Purba, SH, L.L.M. selaku Dosen Wali penulis yang telah banyak memberikan arahan dan nasehat selama penulis menimba ilmu di Fakultas Hukum USU; 19. Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, S.H., M.LI. selaku Pembina Tim USU dalam Phillip C. Jessup International Moot Court Competition;

  20. Dosen-dosen Fakultas Hukum USU yang telah menyumbangkan ilmu yang tidak ternilai bagi penulis;

  21. Seluruh civitas Fakultas Hukum USU: jajaran staf administrasi dan seluruh pegawai Fakultas Hukum USU lainnya;

  22. Keluarga Penulis, Ayah dan Ibu tercinta, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan;

  23. Saudara-saudara penulis dan keluarga mereka, Angeline dan keluarga, James dan keluarga, dan Christian untuk dukungan dan semangat yang diberikan selama ini;

  24. Teman-teman Grup B Wynne Wijaya, Hanssen, Budi Praptio, Sophie Dhinda, Sari Mariska beserta teman-teman ILSA; 25. Senior-senior dan teman-teman di Philip C. Jessup International Law

  Moot Court Club (ILMCC), Heriyanto, Kak Tere, Kak Lisa, Kak Sandra,

  Kak Deby, Kak Christie, Kak Lila, Kak Maria, Bang Naan, Bang Frans, Kak Nisa, Kak Dorothy, Yuthi Sinari, Jennifer, Azis Alsa, Michael Timothy, Andi Putra, Herbert, Henjoko, serta anggota-anggota lainnya; 26. Teman-teman Stambuk 2009 Fakultas Hukum USU serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Terima kasih.

  Medan, 20 Maret 2014 Hormat penulis,

PAULINA TANDIONO NIM: 090200069

  DAFTAR ISI

  Kata Pengantar .................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................. iv Abstraksi ............................................................................................................. ix

  BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ............................................................................ 1 B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................ 5 C. TUJUAN PENULISAN .......................................................................... 6 D. KEASLIAN PENULISAN ..................................................................... 7 E. TINJAUAN KEPUSTAKAAN .............................................................. 8 F. METODE PENELITIAN ........................................................................ 10 1. Jenis Pendekatan ............................................................................... 10 2. Data Penelitian .................................................................................. 10 3. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 11 4. Analisis Data ..................................................................................... 12 G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN ......................................................... 13 BAB II PENGERTIAN DAN FUNGSI STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL ................... 16 A.

  Pengertian Statehood ............................................................................... 16 B. Fungsi Statehood dalam Hukum serta Hubungan Internasional ............. 19 C. Negara sebagai Subjek Hukum Internasional ......................................... 21

  1. Subjek – Subjek Hukum Internasional .............................................. 21 i.

  Negara ......................................................................................... 22 ii. Takhta Suci Vatikan .................................................................... 23 iii. Organisasi internasional .............................................................. 24 iv. Individu ....................................................................................... 25 v. Komite Internasional Palang Merah ............................................ 26 vi. Pihak – pihak yang bersengketa .................................................. 26 2. Negara sebagai Subjek Hukum Internasional Utama ........................ 27

  BAB III KRITERIA STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) BERDASARKAN HUKUM INTERNASIONAL ............................................. 29 A. Kriteria Statehood Berdasarkan Konvensi Montevideo 1933 ................. 29 1. Sejarah Lahirnya Kriteria Statehood dalam Konvensi Montevideo..29 2. Tinjauan Umum terhadap Kriteria Statehood Berdasarkan Konvensi Montevideo ....................................................................................... 34 i. Penduduk Yang Permanen (A Permanent Population) ............... 35 ii. Wilayah yang Jelas (A Defined Territory) ................................... 37 iii. Pemerintah yang Berdaulat (Government) .................................. 41 iv. Kesanggupan Berhubungan dengan Negara Lain (Capacity to Enter

  into Relations with Other States ) ................................................. 43 B.

  Pengakuan Negara (State Recognition) sebagai Kriteria Statehood ....... 45 1.

  Pengertian State Recognition ............................................................ 45 2. Fungsi State Recognition dalam Hubungan Internasional ................ 51

  3. Bentuk - Bentuk State Recognition ................................................... 54 4.

  Teori yang Dianut dalam State Recognition ..................................... 60 i.

  Teori Konstitutif .......................................................................... 60 ii.

  Teori Deklaratif ........................................................................... 63 iii.

  Teori Jalan Tengah ...................................................................... 66 5. Negara – Negara yang Tetap Diakui Meskipun Tidak Memenuhi

  Kriteria Statehood Konvensi Montevideo ......................................... 68 i.

  Ordo Malta................................................................................... 68 ii.

  Kosovo ......................................................................................... 71 iii.

  Somalia ........................................................................................ 78 C. Kemerdekaan (Independence) sebagai Kriteria Statehood ..................... 82 1.

  Pengertian Independence .................................................................. 84 2. Kedaulatan (Sovereignty) sebagai Manifestasi Independence .......... 86 D. Hak Menentukan Nasib Sendiri (Right to Self – Determination) sebagai

  Kriteria Statehood ................................................................................... 88

  BAB IV STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT ...................... 92 A. Implikasi Kenaikan Permukaan Air Laut terhadap Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah ................................................................ 92 1. Hilangnya Teritori secara Permanen ................................................. 93 2. Hilangnya Hak – Hak Maritim .......................................................... 95

  B.

  Negara – Negara Kepulauan Berdataran Rendah (Low – Lying Island

  Nations ) Tidak Akan Kehilangan Statehood-nya berdasarkan Konvensi

  Montevideo ............................................................................................. 97 1.

  Low-Lying Island Nations Tidak Terikat pada Konvensi Montevideo ...........................................................................................................

  97 2. Konvensi Montevideo Tidak Mengatur Punahnya Suatu Negara ..... 98 3.

  Doktrin Praduga Kelanjutan Keberadaan Negara (Presumption of State

  Continuity ) ........................................................................................ 100 C.

  Solusi serta Kendala yang Timbul dalam Mempertahankan Statehood dari

  Low-Lying Island Nations ....................................................................... 103 1.

  Pembelian Wilayah Baru................................................................... 103 2. Penyewaan Wilayah Milik Negara Lain ........................................... 106 3. Pembentukan Pulau Buatan .............................................................. 110 i.

  Pulau Buatan Tidak Dapat Dianggap sebagai ‘Teritori yang Jelas’ ..................................................................................................... 110 ii. Pulau Buatan Tidak Memberikan Hak – Hak Maritim ............... 112 D. Perlindungan atas Situasi Sui Generis dari Low-Lying Island Nations...113

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 117 A. KESIMPULAN ....................................................................................... 117 B. SARAN ................................................................................................... 118 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 122

  STATUS KENEGARAAN (STATEHOOD) NEGARA – NEGARA KEPULAUAN BERDATARAN RENDAH (LOW-LYING ISLAND NATIONS

  ) YANG SELURUH WILAYAHNYA TERENDAM AIR LAUT

  • ) Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H
    • ) Arif, SH.,M.Hum
      • ) Paulina Tandiono

  ABSTRAKSI

  Dalam perkembangan masyarakat internasional, belum pernah sekalipun terjadi hilangnya suatu negara secara fisik. Namun, perubahan iklim yang drastis selama beberapa dekade terakhir ini mengancam timbulnya fenomena demikian. Perubahan iklim telah menyebabkan suhu udara di bumi meningkat sehingga es dan salju mencair dengan cepat. Adapun akibat yang paling mengkhawatirkan adalah konsekuensi lanjutannya: naiknya permukaan air laut di seluruh dunia. Kenaikan permukaan air laut akan memiliki dampak parah terhadap negara – negara kepulauan kecil yang hanya memiliki ketinggian rata – rata beberapa meter di atas permukaan laut. Bahkan, teritori negara – negara tersebut mungkin akan terendam seluruhnya. Peristiwa tersebut menimbulkan pertanyaan kompleks di bawah hukum internasional, yaitu apakah negara – negara tersebut tetap dapat mempertahankan status kenegaraannya (statehood) mengingat gagasan kenegaraan meliputi persyaratan wilayah.

  Yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana tinjauan umum terhadap statehood dan kriterianya berdasarkan hukum internasional, bagaimana kriteria statehood lain berdasarkan hukum internasional serta bagaimana statehood negara – negara kepulauan berdataran rendah (low-lying

  island nations ) yang seluruh wilayahnya terendam air laut.

  Metode penulisan yang dipakai untuk menyusun skripsi ini adalah penelitian kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku, jurnal, internet, instrumen hukum internasional dan hasil tulisan ilmiah lainnya yang erat kaitannya dengan maksud dan tujuan dari penyusunan karya ilmiah ini.

  Inilah saatnya masyarakat internasional bergerak melampaui pemahaman kontemporer akan arti kedaulatan dan kenegaraan dalam sistem hukum internasional demi memungkinkan munculnya konsep-konsep baru mengenai legitimasi negara dan pengakuan. Di samping itu, Konvensi PBB tentang Hukum Laut kurang memberikan perlindungan terhadap negara – negara kepulauan kecil yang terancam keberadaannya beserta klaim – klaim maritimnya. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa dampak kenaikan permukaan air laut tampaknya tidak pernah dibahas dari ketika dirancangnya Konvensi tersebut. Oleh karena itu, ada urgensi untuk mengadakan perubahan dan/atau tambahan terhadap ketentuan di dalamnya demi memberikan perlindungan kepada negara – negara tersebut.

  Kata kunci: Statehood, Kenegaraan, Teritori

  • ) Dosen Pembimbing I **) Dosen Pembimbing II
    • ) Mahasiswa Fakultas Hukum USU