Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

  BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Praktik Lapangan Kerja Salah satu indikator kemajuan suatu negara dapat dilihat dari pembangunan nasional yang berjalan secara berkesinambungan. Pemerintah dalam negara kita mempunyai peranan penying untuk memajukan negara yang dijalankannya. Pembangunan yang diharapkan agar membawa dampak untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarat tersebut.

  Salah satu cara bagi Pemerintah untuk menghimpun dana bagi pembangunan adalah melalui pemungutan pajaknya. Hasil pemungunatan pajak tersebut dikumpulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan termasuk pendapatan rutin khususnya disektor bukan migas. Pajak mempunyai kontribusi yang sangat besar untuk membiayai anggaran bagi penyelenggaraan Pemerintah,pelayanan umum dan pembangunan.

  Menurut Undang-Undang Nomor.34 Tahun 2009,Pajak Daerah merupakan iuran yang dilakukan oleh orang pribadi atau kepala daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Berbagi cara telah

  1 diupayakan oleh pemerintah dalam meningkatkan pajak daerah termasuk didalamnya pajak restoran.

  Dari sekian banyak yang dipungut didaerah Kota Medan,salah satu pajak yang diandalkan untuk menghasilkan data bagi anggaran adalah pajak restoran.

  Sesuai dengan peraturan daerah,yang menjadi objek pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran termasuk bar,cafe,rumah makan,buffet,kantin,kedai nasi/kopi dan meliputi penjualan makanan/minuman ditempat yang disertai tempat penyantapan maupun diantar dan dibawa pulang. Subjek pajak restoran adalah orang atau pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran,sedangkan pengusaha restorannya disebut dengan Wajib Pajak.

  Pajak restoran yang terutang ditagih atau dipungut di wilayah daerah tempat restoran itu berlokasi,proses penagihan atau pemungutan pajak dilakukan dengan cara menyampaikan jumlah pajak terutang ke bank atau ke tempat yang telah ditentukan oleh Menteri Keuangan sebagai tempat pembayaran pajak selalu disetorkan ke kas Bendaharawan.

  Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak restoran yang paling tinggi,yaitu 10% dengan dasar pengenaan pajak,yaitu jumlah yang diterima sebagai imbalan atas penyerahan barang dan atau jasa sebagai pembayaran kepada pemilik restoran.

  Adanya kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan perusahaan/instansi pemerintah,maka penulis akan melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) dengan judul “Tata Cara Pelaksanaan Penagihan atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan” dan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  Salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan mengadakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada Dinas Pendapatan Kota Medan yang memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :

1. Tujuan PKLM

  Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan ( PKLM ) adalah

  a. Untuk mengetahui tata cara pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan

  b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam pencapaian target penerimaan pajak restoran Dinas Pendapatan Kota Medan c. Untuk mengetahui upaya yang ditempuh untuk meningkatkan penerimaan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan

2. Manfaat PKLM

  Adapun manfaat pelaksanaan PKLM adalah

  Bagi mahasiswa

  1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tata cara penagihan atau pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan.

  2. Untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan yang timbul selama melaksanakan PKLM

  3. Untuk menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan kedalam lingkungan kerja melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

  1. Untuk menambah masukan atau menambah ide untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Restoran

  2. Sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Diploma III Administrasi Perpajakan

  Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

  1. Untuk mendapat pemasukan saran untuk mengevaluasi dan menyempurnakan kurikulum di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

  2. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi Pemerintah dalam hal ini, yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

  3. Agar dapat memperkenalkan Sumber Daya Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

C. Uraian Teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH (Suandy,2005:11) mendefinisikan bahwa pengertian pajak adalah sebagai iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

  Menurut Soeparman Soemahamidjaja (Suandy,2005: 10) Pajak adalah iurang wajib berupa uang atau barang,yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

  Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) tingkat I dan tingkat II untuk mengisi kas daerah,menurut Tony Marsyahrul (2004:5) : Pajak daerah adalah pajak yang di kelola oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil di pergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD).

  Pajak Daerah terdapat dalam UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) dimana sebelumnya telah diubah beberapa kali dengan UU No.34 Tahun 2000 dan UU No.18 Tahun 1997.

  Pajak Restoran adalah salah satu yang termasuk dalam Pajak Daerah. Pajak Restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan dipungut bayaran,yang mencakup juga rumah makan,kafetaria,kantin,warung,bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering

  Objek Pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.Subjek Pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan atau minuman dari restoran. Wajib Pajak Restoran adalah orang atau pribadi atau badan yang mengusahakan restoran.

  Prosedur pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan dimulai dari perhimpunan data objek pajak atau retribusi,penentuan besarnya pajak atau retribusi serta pengawasan restoran.

  Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restiran dilakukan dengan system official assesment. System official assesment adalah sistem dimana pemungutan pajak dilakukan olh fiskus,menetapkan pajak terutang melalui data-data atau dengan kata lain pajak yang terutang sudah dihitung dan ditetapkan oleh petugas pajak.Sedangkan System sekf assesment adalah sistem dimana wajib pajak dipercayakan melakukan sendiri mengenai perhitungan,pembayaran,dan pelaporan pajak terhutangnya sendiri ke kas daerah.

  Cara penghitungan pajak restoran adalah:

  1. Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan pada restoran

  2. Tarif pajak restoran adalah 10 %

  3. Besar pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak restoran

  4. Pajak Restoran : 10 % x Jumlah Pembayaran

  Jenis Pajak

  Pajak yang dipungut oleh pemerintah dari rakyat memiliki jenis yang sebahagiannya dapat ditinjau dari segi yaitu: a. Menurut Pajaknya

  1. Pajak Subjektif yaitu pajak yang memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak untuk menetapkan besarnya pajak terutangnya]

  2. Pajak Objektif yaitu pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat objek pajaknya saja.

  b. Menurut Golongan

  1. Pajak langsung yaitu pajak yang pengenaannya terlebih dahulu didaftar nomor pokok wajib pajak,yaitu pengenaannya dilakukan secara berkala

  2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pengenaannya tidak didaftar berdasarkan nomor pokok wajib pajak dan pengenaannya dilakukan secara berkala serta pajak tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain

  c. Menurut Lembaga Pemungutan:

  1. Pajak Pusat yaitu Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat pemerintah pusat untuk mengisi kas Negara

  2. Pajak Daerah yaitu Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat pemerintah daerah untuk mengisi kas daerah

D. Prosedur Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  Didalam PKLM atau Praktik Kerja Lapangan Mandiri penulis membatasi lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan pajak daerah khususnya Pajak Restoran, antara lain :

  a. Tata cara penagihan atau pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

  b. Kendala dalam penagihan atau pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan c. Mengukur tingkat keberhasilan dari realisasi pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan kegiatan yang akan dilakukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah dalam hal ini penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan tata cara penagihan atau pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan akan mencari data akurat dan informasi yang berasal dari kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sebagai referensi untuk mengetahui dan mendalami proses pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi ynag diperlukan untuk Praktik Kerja Lapangan Mandiri sesuai yang digunakan adalah sebagai berikut:

  1. Tahap Persiapan Dalam tahap persiapan ini penulis melakukan penentuan tempat praktek kerja lapangan mandiri (PKLM),mencari lalu mengumpulkan informasi, bahan untuk pembuatan proposal dan melakukan konsultasi dengan pihak Dosen yang bersangkutan

  2. Studi Literature

  Pada tahap Studi Literature ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti peraturan-peraturan Undang-Undang ynag menyangkut dengan judul Praktik Kerja Lapangna Mandiri, buku buku Perpajakan,artikel ilmiah maupun literature yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

  3. Observasi Lapangan Pada tahap Observasi Lapangan ini penulis melakukan observasi lapangan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan,Mengenai Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan serta mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

  4. Pengumpulan Data Dalam Pengumpulan Data oenulis melakukan pengumpulan data mengenai Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Daerah Kota Medan dengan cara mengumpulkannya melalui :

  a. Data Sekunder Bersumber dari buku-buku ilmiah,undang-undang yang bersangkutan mengenai Pajak Restoran b. Data Primer

  Bersumber dari pihak yang memahami mengenai Pajak Restoran dari DISPENDA

  5. Analisa dan Evaluasi

  Dibagian ini,setelah semua data yang diperlukan terkumpul secara lengkap dan jelas maka penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap kebenaran data atau keterangan mengenai Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

F. Metode Pengumpulan Data

  1. Daftar Interview ( Interview guide ) Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan informasi tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

  2. Daftar Observasi (Observasi guide) Dalam Metode ini Penulis langsung turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan cara mengamati,mendengar,serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahs,meneliti pengenaan pajak restoran

  3. Daftar Dokumentasi Daftar Dokumentasi meliputi pengumpulan data melalui dokumen-dokumen atau data pendukung yang berhubungan dengan Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Dinas Pendapatan Kota Medan

G. Sistematika Penulisab Laporan

  Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan kedalam lima bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang

  yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul perumusan masalah,tujuan,serta ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

  BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN Pada bab ini prnulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan BAB III GAMBARAN DATA PENERAPAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang data penerapan Tata Cara Pelaksanaan Penagihan atau Pemungutan Pajak Restoran Dinas Pendapatan Kota Medan BAB IV ANALISI DAN EVALUASI

  Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan yaitu mengenai Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi

  kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.