Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

(1)

Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak

Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

O

L

E

H

NAMA

: LIDYA A. RAJAGUKGUK

NIM

: 112600087

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menghadirkan rahmat dan kasihnya kepada Penulis sehinngga dapat menyelesaikan Tugas Akhir dalam Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang berjudul “TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN ATAU PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN PADA DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN” yang dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Utara.

Laporan ini dibuat oleh penulis berdasarkan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan dan tentunya tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis menucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Drs. Alwi Hashim Batubara,M.Si selaku Ketua Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU.

3. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Dosen Pembimbing Penulis

4. Ibu Arlina,SH,M.Hum selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan FISIP USU


(3)

Administrasi Perpajakan

7. Bapak Ali Fitri Harahap,SE selaku Kepala Seksi Penetapan Dinas Pendapatan Kota Medan yang telah menjadi Supervisor Lapangan buat Penulis,Serta seluruh staf dan pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan.

8. Buat teman-teman yang turut membantu penulis atas dukungannya, buat meylan,ecik,uti,ade dan buat seluruh teman yang lainnya.

9. Buat Mahasiswa/i DIII Administrasi Perpajakan FISIP USU Kelas A dan B Stambuk 2011 khususnya B yang seperjuangan dalam masa perkuliahan dan menempuh selesainya tugas akhir ini.

Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan dukungan hingga terselenggarakannya laporan ini.Akhir kata penulis harap semoga laporan ini dapat berfungsi bagi kita maupun pihak lain yang memerlukannya.


(4)

demi kesempurnaan penulisan laporan yang lebih baik lagi.

Medan,11 Agustus 2014 Penulis

(Lidya Aprisda Rajagukguk) NIM. 112600087


(5)

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...

1

B.

Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...

3

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...

3

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...

4

2.1 Bagi Mahasiswa ...

4

2.2 Bagi Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan ...

4

2.3 Bagi Program Studi ...

5

C.

Uraian Teoritis ...

5

D.

Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri...

9

E.

Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...

10

F.

Metode Pengumpulan Data Praktik Kerja Lapangan Mandiri...

11

G.

Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ...

12

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN ...

13

A.

Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan...

14

B.

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan...

16

C.

Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pendapatan kota Medan ...

19


(6)

b. Fungsi Pajak ...

47

c. Jenis Pajak ...

47

d. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran ...

49

e. Ketentuan...

51

f. Objek, Subjek Wajib dan Dasar Pengenaan Pajak Restoran ...

52

g. Objek Pajak Restoran Yang Dikecualikan ...

53

h. Pendaftaraan dan Pendataan...

54

i. Pembayaran Pajak Restoran...

54

j. Keberatan dan Banding ...

55

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI...

59

A. Jumlah Wajib Pajak Restoran Di Kota Medan...

60

B. Data Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Kota Medan

Tahun Anggaran 2011-Juni 2014...

60

C. Hambatan Dan Kendala-kendala Yang Berkaitan Dengan Pemungutan Pajak

Restoran Di Kota Medan...

62

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran ...

63

E. Upaya Yang Dilakukan Dalam Meningkatkan Penerimaan Pajak Restoran


(7)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(8)

A.Latar Belakang Praktik Lapangan Kerja

Salah satu indikator kemajuan suatu negara dapat dilihat dari pembangunan nasional yang berjalan secara berkesinambungan. Pemerintah dalam negara kita mempunyai peranan penying untuk memajukan negara yang dijalankannya. Pembangunan yang diharapkan agar membawa dampak untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarat tersebut.

Salah satu cara bagi Pemerintah untuk menghimpun dana bagi pembangunan adalah melalui pemungutan pajaknya. Hasil pemungunatan pajak tersebut dikumpulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan termasuk pendapatan rutin khususnya disektor bukan migas. Pajak mempunyai kontribusi yang sangat besar untuk membiayai anggaran bagi penyelenggaraan Pemerintah,pelayanan umum dan pembangunan.

Menurut Undang-Undang Nomor.34 Tahun 2009,Pajak Daerah merupakan iuran yang dilakukan oleh orang pribadi atau kepala daerah tanpa mendapat imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah. Berbagi cara telah


(9)

diupayakan oleh pemerintah dalam meningkatkan pajak daerah termasuk didalamnya pajak restoran.

Dari sekian banyak yang dipungut didaerah Kota Medan,salah satu pajak yang diandalkan untuk menghasilkan data bagi anggaran adalah pajak restoran. Sesuai dengan peraturan daerah,yang menjadi objek pajak restoran adalah setiap pelayanan yang disediakan dengan pembayaran di restoran termasuk bar,cafe,rumah makan,buffet,kantin,kedai nasi/kopi dan meliputi penjualan makanan/minuman ditempat yang disertai tempat penyantapan maupun diantar dan dibawa pulang. Subjek pajak restoran adalah orang atau pribadi atau badan yang melakukan pembayaran kepada restoran,sedangkan pengusaha restorannya disebut dengan Wajib Pajak.

Pajak restoran yang terutang ditagih atau dipungut di wilayah daerah tempat restoran itu berlokasi,proses penagihan atau pemungutan pajak dilakukan dengan cara menyampaikan jumlah pajak terutang ke bank atau ke tempat yang telah ditentukan oleh Menteri Keuangan sebagai tempat pembayaran pajak selalu disetorkan ke kas Bendaharawan.

Besarnya pajak yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak restoran yang paling tinggi,yaitu 10% dengan dasar pengenaan pajak,yaitu jumlah yang diterima sebagai imbalan atas penyerahan barang dan atau jasa sebagai pembayaran kepada pemilik restoran.

Adanya kerja sama yang baik antara lembaga pendidikan dengan perusahaan/instansi pemerintah,maka penulis akan melakukan Praktik Kerja


(10)

Lapangan Mandiri (PKLM) dengan judul “Tata Cara Pelaksanaan Penagihan atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan” dan merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan dengan mengadakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri pada Dinas Pendapatan Kota Medan yang memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut :

1. Tujuan PKLM

Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan ( PKLM ) adalah

a. Untuk mengetahui tata cara pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan

b. Untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi dalam pencapaian target penerimaan pajak restoran Dinas Pendapatan Kota Medan

c. Untuk mengetahui upaya yang ditempuh untuk meningkatkan penerimaan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan


(11)

2. Manfaat PKLM

Adapun manfaat pelaksanaan PKLM adalah

Bagi mahasiswa

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang perpajakan khususnya tata cara penagihan atau pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Kota Medan.

2. Untuk mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari kedalam permasalahan yang timbul selama melaksanakan PKLM

3. Untuk menerapkan teori-teori yang didapat selama perkuliahan kedalam lingkungan kerja melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Bagi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

1. Untuk menambah masukan atau menambah ide untuk mengoptimalkan penerimaan Pajak Restoran

2. Sarana untuk meningkatkan hubungan antara Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dengan Universitas Sumatera Utara khususnya Program Diploma III Administrasi Perpajakan


(12)

Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

1. Untuk mendapat pemasukan saran untuk mengevaluasi dan menyempurnakan kurikulum di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

2. Untuk meningkatkan hubungan kerjasama dengan instansi-instansi Pemerintah dalam hal ini, yaitu Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

3. Agar dapat memperkenalkan Sumber Daya Universitas Sumatera Utara khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

C. Uraian Teoritis Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Menurut Prof.Dr.Rochmat Soemitro,SH (Suandy,2005:11) mendefinisikan bahwa pengertian pajak adalah sebagai iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Menurut Soeparman Soemahamidjaja (Suandy,2005: 10) Pajak adalah iurang wajib berupa uang atau barang,yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Pajak Daerah adalah Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat Pemerintah Daerah (PEMDA) tingkat I dan tingkat II untuk mengisi


(13)

kas daerah,menurut Tony Marsyahrul (2004:5) : Pajak daerah adalah pajak yang di kelola oleh pemerintah daerah (baik pemerintah daerah TK.I maupun pemerintah daerah TK.II) dan hasil di pergunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan daerah (APBD).

Pajak Daerah terdapat dalam UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) dimana sebelumnya telah diubah beberapa kali dengan UU No.34 Tahun 2000 dan UU No.18 Tahun 1997.

Pajak Restoran adalah salah satu yang termasuk dalam Pajak Daerah. Pajak Restoran adalah pajak yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan oleh restoran.Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan atau minuman dengan dipungut bayaran,yang mencakup juga rumah makan,kafetaria,kantin,warung,bar dan sejenisnya termasuk jasa boga/catering

Objek Pajak restoran adalah pelayanan yang disediakan oleh restoran.Subjek Pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang membeli makanan dan atau minuman dari restoran. Wajib Pajak Restoran adalah orang atau pribadi atau badan yang mengusahakan restoran.

Prosedur pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan dimulai dari perhimpunan data objek pajak atau retribusi,penentuan besarnya pajak atau retribusi serta pengawasan restoran.

Pelaksanaan Pemungutan Pajak Restiran dilakukan dengan system official assesment. System official assesment adalah sistem dimana pemungutan pajak dilakukan olh fiskus,menetapkan pajak terutang melalui data-data atau dengan


(14)

kata lain pajak yang terutang sudah dihitung dan ditetapkan oleh petugas pajak.Sedangkan System sekf assesment adalah sistem dimana wajib pajak dipercayakan melakukan sendiri mengenai perhitungan,pembayaran,dan pelaporan pajak terhutangnya sendiri ke kas daerah.

Cara penghitungan pajak restoran adalah:

1. Dasar pengenaan pajak restoran adalah jumlah pembayaran yang dilakukan pada restoran

2. Tarif pajak restoran adalah 10 %

3. Besar pajak restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak restoran 4. Pajak Restoran : 10 % x Jumlah Pembayaran

Jenis Pajak

Pajak yang dipungut oleh pemerintah dari rakyat memiliki jenis yang sebahagiannya dapat ditinjau dari segi yaitu:

a. Menurut Pajaknya

1. Pajak Subjektif yaitu pajak yang memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak untuk menetapkan besarnya pajak terutangnya]

2. Pajak Objektif yaitu pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat objek pajaknya saja.


(15)

1. Pajak langsung yaitu pajak yang pengenaannya terlebih dahulu didaftar nomor pokok wajib pajak,yaitu pengenaannya dilakukan secara berkala

2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pengenaannya tidak didaftar berdasarkan nomor pokok wajib pajak dan pengenaannya dilakukan secara berkala serta pajak tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain c. Menurut Lembaga Pemungutan:

1. Pajak Pusat yaitu Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat pemerintah pusat untuk mengisi kas Negara

2. Pajak Daerah yaitu Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat pemerintah daerah untuk mengisi kas daerah

D. Prosedur Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Didalam PKLM atau Praktik Kerja Lapangan Mandiri penulis membatasi lingkup kegiatan yang akan dilakukan dalam upaya meningkatkan pajak daerah khususnya Pajak Restoran, antara lain :

a. Tata cara penagihan atau pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

b. Kendala dalam penagihan atau pemungutan Pajak Restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan


(16)

c. Mengukur tingkat keberhasilan dari realisasi pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

kegiatan yang akan dilakukan dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah dalam hal ini penulis akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan tata cara penagihan atau pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dan akan mencari data akurat dan informasi yang berasal dari kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sebagai referensi untuk mengetahui dan mendalami proses pemungutan pajak restoran pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta informasi ynag diperlukan untuk Praktik Kerja Lapangan Mandiri sesuai yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan ini penulis melakukan penentuan tempat praktek kerja lapangan mandiri (PKLM),mencari lalu mengumpulkan informasi, bahan untuk pembuatan proposal dan melakukan konsultasi dengan pihak Dosen yang bersangkutan


(17)

Pada tahap Studi Literature ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber pustaka seperti peraturan-peraturan Undang-Undang ynag menyangkut dengan judul Praktik Kerja Lapangna Mandiri, buku buku Perpajakan,artikel ilmiah maupun literature yang berhubungan dengan objek Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

3. Observasi Lapangan

Pada tahap Observasi Lapangan ini penulis melakukan observasi lapangan di Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan,Mengenai Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan serta mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

4. Pengumpulan Data

Dalam Pengumpulan Data oenulis melakukan pengumpulan data mengenai Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Daerah Kota Medan dengan cara mengumpulkannya melalui :

a. Data Sekunder

Bersumber dari buku-buku ilmiah,undang-undang yang bersangkutan mengenai Pajak Restoran

b. Data Primer

Bersumber dari pihak yang memahami mengenai Pajak Restoran dari DISPENDA


(18)

Dibagian ini,setelah semua data yang diperlukan terkumpul secara lengkap dan jelas maka penulis melakukan analisa dan evaluasi terhadap kebenaran data atau keterangan mengenai Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

F. Metode Pengumpulan Data

1. Daftar Interview ( Interview guide )

Yaitu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan masukan data primer dan informasi tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

2. Daftar Observasi (Observasi guide)

Dalam Metode ini Penulis langsung turun ke lapangan untuk melakukan peninjauan dengan cara mengamati,mendengar,serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahs,meneliti pengenaan pajak restoran

3. Daftar Dokumentasi

Daftar Dokumentasi meliputi pengumpulan data melalui dokumen-dokumen atau data pendukung yang berhubungan dengan Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Dinas Pendapatan Kota Medan


(19)

G. Sistematika Penulisab Laporan

Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan kedalam lima bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul perumusan masalah,tujuan,serta ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN

Pada bab ini prnulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

BAB III GAMBARAN DATA PENERAPAN PROSEDUR

PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan tentang data penerapan Tata Cara Pelaksanaan Penagihan atau Pemungutan Pajak Restoran Dinas Pendapatan Kota Medan


(20)

Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada dengan data yang diperoleh di lapangan yaitu mengenai Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Atau Pemungutan Pajak Restoran Dinas Pendapatan Kota Medan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi kesimpulan dan saran yang kiranya dapat meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak khususnya Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan.


(21)

BAB II

GAMBARAN UMUM DINAS PENDAPATAN KOTA MEDAN

A.Sejarah Singkat Dinas Pendapatan Kota Medan

Pada mulanya Dinas Pendapatan Kota Medan adalah suatu Sub Bagian pada bagian Keuangan yang mengolah bidang penerimaan dan pendapatan Daerah.Pada bub tersebut awalnya tidak terdapat sub seksi,karena pada saat ini Wajib Pajak Restribusi yang berdomisili di daerah kota Medan belum begitu banyak.

Mempertimbangkan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk di kota Medan melalui Peraturan Daerah Sub Bagian Keuangan tersebut diubah menjadi bagian IX/ Pendapatan. Pada bagian IX/Pendapatan dibentuklah beberapa seksi yang mengelola Penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan

Sehubungan dengan Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor KUPD/7/12/41-10 tentang penyeragaman struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah diseluruh Indonesia,maka Pemerintah Daerah Kota Medan berdasarkan PERDA Nomor 12 Tahun 1987,menyesuaikan atau membentuk struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dibentuklah seksi-seksi Administrasi Dinas Pendapatan Daerah.

Bagian Tata Usaha terdiri dari 3 Kepala Sub Bagian.Peningkatan penerimaan pendapatan daerah melalui Sub Sektor Perpajakan,Retribusi Daerah,


(22)

Pendapatan Daerah lainnya serta peningkatan pemungutan Pajak Parkir yang merupakan kontribusi yang cukup tinggi bagi Pemerintah Daerah.

Meningkatkan Pendapatan Daerah hendaknya tidak harus ditempuh dengan cara menaikkan tarif saja,tetapi yang lebih penting dengan memperbaiki atan dengan menyempurnakan administrasi,sistem dan prosedur serta organisasi dari Dinas Pendapatan Daerah yang ada sekarang. Namun kondisi saat ini dirasakan tuntutan untuk perlunya meninjau kembali dan penyempurnaan Manual Pendapatan Daerah (MAPATDA) dimaksud seiring dengan tuntutan gerak pembangunan yang sedang berjalan terutama dari pola pendekatan yang selama ini dilakukan secara sektorat perlu diubah secara fungsional dan disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah yang paling akhir dibidang Perpajakan ,maka Penyempurnaan telah dilaksanakan secara sungguh-sungguh sehingga berhasil disusun Manual Pendapatan Daerah.

Adapun penyempurnaan dimaksudkan dituangkan dalam :

1. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 tanggal 26 Mei 1988,tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan,Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya serta pemungutan Pajak Parkir diseluruh Indonesia

2. Intruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 10 tanggal 26 Mei 1988, tentang pelaksanaan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973/442 Tahun 1988 3. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1988, tentang pelaksanaan organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Kota Medan


(23)

Penyempurnaan sistem Prosedur perpajakan dan organisasi Pendapatan Kota Medan atau Manual Pendapatan Daerah ( MAPATDA) yang dilaksankan bertahap dan penyempurnaan ini merupakan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1867/puod, tanggal 2 mei 1988,intruksi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 188.342.20/1991,tanggal 11 Maret 1991,yang terakhir diubah dengan Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 188.342/790/SK/1991, tentang pelaksanaan PERDA nomor 12 Tahun 1991 tentang susunan organisasi dan tata cara kerja Dinas Pendapatan Kota Medan.

B. Struktur Organisasi dinas Pendapatan Kota Medan

Untuk memperlancar dan mengatur kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan aktifitasnya,Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan telah membuat struktur organisasi.Struktur Organisasi merupakan salah satu saran untuk mencapai tujuan yang efektif yakni terciptanya garis koordinasi yang baik serta adanya hubungan yang baik antara pimpinan dengan bawahan.

Untuk menunjang seluruh kegiatan yang ada pada Dinas Pendapatan Kota Medan dan untuk pencapaian tujuan maka diadakan pembagian tugas dan fungsi masing-masing sehingga memudahkan mengawasi pekerjaan. Dengan adanya pembagian tugas yang dituangkan dalam struktur organisasi yakan memberikan penjelasan tentang batas-batas wewenang dan tanggung jawab.

Struktur organisasi yang digunakan untuk Dinas Pendapatan Kota Medan adalah bentuk organisasi garis dimana bentuk tersebut menggunakan sistem


(24)

koordinasi mengalir dari pimpinan ke bawahan secara langsung dimana pihak bawahan bertanggung jawab kepada pimpinan atas pekerjaan yang diberikan kepadanya.

Adapun susunan organisasi Dinas Pendapatan Kota Medan berdasarkan Keputusan Walikota Medan Nomor 1 Tahun 2010,pasal 2 tentang Rincian Tugas Pokok dan fungsi Dinas Pendapatan Kota Medan. Adapun susunan organisasi Dinas pendapatan Medan terdiri dari :

Ketentuan Umum

Dalam Peraturan Walikota,yang dimaksud yaitu: a. Daerah adalah Kota Medan

b. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan c.Walikota adalah Walikota Medan

d. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Kota Medan e. Dinas adalah Dinas Pendapatan Kota Medan

f. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendapatan Kota Medan

g. Unit Pelaksana Teknis ( UPT) adalah unsure pelaksanaan teknis pada Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas


(25)

tugasnya didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan tertentu sesuai kebutuhan daerah.

Organisasi 1. Dinas

2. Sekretariat,membawahkan : a. Sub Bagian Umum b. Sub Bagian Keuangan

c. Sub Bagian Penyusun Program

3. Bidang Pendataan dan Penetapan, membawahkan a. Seksi Pendataan dan Pendaftaran

b. Seksi Pemeriksaan c.Seksi Penetapan

d. Seksi Pengolahan Data dan Informasi 4. Bidang Penagihan,membawahkan:

a.Seksi Pembukuan dan Verifikasi b. Seksi Penagihan dan Perhitungan c. Seksi Pertimbangan dan Restitusi


(26)

5. Bidang Bagi Hasil Pendapatan,membawahkan : a. Seksi Bagi Hasil Pajak

b.Seksi Bagi Hasil Buka Pajak c. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

d. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan 6. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah,membawahkan:

a. Seksi Pengembangan Pajak b.Seksi Pengembangan Retribusi

c. Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain 7. Unit Pelaksana Teknis ( UPT )

8. Kelompok Jabatan Fungsional

C. Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Pendapatan Kota Medan

1. Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah,yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan .


(27)

a.Perumusan kebijakan teknis di bidang Pendapatan

b.Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan

c.Pembinaan dan Pelaksanaan tugas di bidang pendapatan

d.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas kesekretariatan meliputi pengelolaaan administansi umum,keuangan dan penyusunan progaram.

Dalam melaksanakan tugas pokok,sekretariat menyelenggarakan fungsi : 1. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan kesekretariatan

2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas

3. Pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum, kepegawaian,keuangan dan kerumatanggaan Dinas

4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,pengembangan organisasi,dan ketataletakan


(28)

5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas Dinas 6. Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan,dan pengendalian 7. Pelaksanaan monitoring,evaluasi,dan pelaporan kesekretariatan

8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

Untuk melaksanakan tugas Sub Dinas Umum mempunyai tugas dan fungsi : 1.Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup administrasi umum

2.Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a.Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Umum b.Penyusunan bahan pettunjuk teknis pengelolaan administrasi umum c.Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan tata naskah dinas,penataan kearsipan,perlengkapan,dan penyelenggaraan kerumatanggaan Dinas


(29)

d.Pengelolaan administrasi kepegawaian

e.Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan,ketataletakan,dan kepegawaian

f.Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan,dan pengendalian

g.Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas h.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya

4.Sub Bagian Keuangan

Sub bagian keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

Sub Bagian Keungan mempunyai tugas dan fungsi :

1. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas

sekretariat lingkup administrasi keungan

2. Dalam menyelaksanakan tugas pokok,Sub Bagian Keungan menyelenggarakan fungsi :

a.Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Keungan b.Penyusunan bahan pettunjuk teknis pengelolaan administrasi Keuangan c.Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi kegiatan penyusunan bahan,peprosesan,pengusulan dan verifikasi


(30)

d.Penyiapan bahan/ pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan e.Penyusunan laporan keungan Dinas

f.Penyiapan bahan pembinaan,pengawasan,dan pengendalian

g.Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas h.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya

5. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris

Untuk melaksanakan tugas, Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas dan Fungsi

1. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan 2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Sub Bagian Penyusunan Program

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana,program,dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencana dan program Dinas


(31)

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan program Dinas d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan dan pengendalian

e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan

tugas dan fungsinya

6. Bidang Pendataan Dan Penetapan

Bidang Pendataan dan Penetapan dipimping oleh Kepala Bidang,yang berada dibawah,dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas

Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut; 1. Bidang Pendataan dan Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pendataan ,pendaftaran,pemeriksaan penetapan,dan pengolahan data informasi.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Bidang Pendataan dan Penetapan menyelenggarakan fungsi :

a.Penyusunan rencana,program,dan kegiatan bidang pendataan dan penetapan

b.Penyusunan petunjuk teknis runag lingkup pendataan,pendaftaran,pemeriksaan penetapan,dan pengolahan data dan informasi

c.Melaksanakan pendaftaran dan pendataan seluruh wajib pajak,wajib retribusi dan pendapatan daerah lainnya


(32)

Daerah(SPTPD),Surat Pemberitahuan Retribusi daerah (SPTRD), hasil pemeriksaan dari instansi yang terkait.

e.Pelaksanaan proses penetapan pajak daerah,retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

f. Perencanaan dan penatausahaan hasil pemeriksaan terhadap Wajib Pajak dan Wajib Retribusi

g.Pelaksanaan monitoring,evaluasi,dan pelaporang runag lingkup bidang pendataan dan penetapan

h.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

7. Sub Pendataan dan Pendaftaran

Sub Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan. Tugas dan Fungsi Sub pendataan dan Pendaftaran,yaitu :

1. Seleksi Pendataan dan Pedaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup Pendataan dan Pendaftaran

2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Seksi Pendataan dan Pendaftaran menyelenggarakan fungsi :

a.Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pendataan dan Pendaftaran b.Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendaftaran


(33)

daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah (SPTRD)

d.Pelaksanaan pendaftaran Wajib Pajak/ Retribusi Daerah formulis pendaftaran e.Penyimpanan,pendistribusian,pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah/ Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan Pendaftaran dan pendataan

f. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas

g.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

8. Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Pendapatan

Tugas dan fungsi Seksi Pemeriksaan yaitu :

1. Seksi pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang pendataan dan penetapan lingkup pemeriksaan

2. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi pemeriksaan penyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan rencana,progran, dan kegiatan seksi pemeriksaan

c. penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksaan / tim pemeriksa d. penetausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak e. penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas


(34)

f. pelaksanaan tugas lain yang di berikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugas dan fungsi

9. seksi penetapan

Seksi penetapan di pimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pendataan dan penetapan.

Seksi penetapan mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

1. Seksi penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang pendataan dan penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah / pokok retribusi daerah.

2. dalam melaksanakan tugas pokok, seksi penetapan menyelenggarakan fungsi : a.Penyiapan rencana, program,dan kegiatan seksi penetapan.

b.Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan

c.Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah / retribusi daerah

d.Penyiapan penertiban, pendistribusian,serta penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan e.Pelaksanana perhitungan jumlah angsuran pembayaran / penyetoran atas

permohonan wajib pajak

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas g.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan


(35)

10. Seksi Pengelolaan Data dan Informasi

Seksi pengelolaan data dan informasi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala bidang pendataan dan penetapan.

Seksi pengelolaaan data dan informasi mempunyai tugas dan fungsi, yaitu :

1. Seksi pengelolaan Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup data dan informasi. 2. dalam melaksanakan tugas pokok, seksi pengelolahan Data dan informasi Menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan informasi b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi c. Pengumpulan dan pengelolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah d. Penuangan hasil pengelolaan data dan informasi data ke dalam kartu data e. Pengiriman kartu data kepada Seksi penetapan

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas g.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala bidang sesuai dengan dengan tugas dan fungsinya

11. Bagian Penagihan

Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala bidang, yang berada dibawah bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.


(36)

1. Bidang penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan,perhitungan, pertimbangan,dan restitusi.

2. Dalam melaksanakan tugas pokok, bidang penagihan mempunyaitugas dan fungsi yaitu:

a.Penyusunan rencana, program, dan kegiatan bidang penagihan

b.Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, verifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan dan restitusi.

c. Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi atas pajak daerah, restitusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

d.Pelaksanaan penagihan dan tunggakan pajak daerah, retrubusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

e.Pelaksanaan perhitungan restitusi dan atau pemindah bukuan atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

f.Pelaksanaan telaan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas permohonan wajib pajak.

g.Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang penagihan h.Pelaksanaan tugas lain yang dberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

12. Seksi Pembukuan dan Verifikasi

Seksi pembukuan dan verifikasi dipimpin oleh kepala seksi, yang berada di bawah ban bertanggung jawab kepada kepala bidang penagihan.


(37)

1. Seksi pembukuan dan verifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas bidang penagihan lingkup pembukuan dan verifikasi.

2. Dalam melakukan tugsa pokok,Seksi pembukuan dan verifikasi menyelengggarakan fungsi

a.Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pembukuan dan verifikasi b.Penyusunan bahan pey\tunjuk teknis lingkup pembukuan dan verifikasi

c.Pelaksanaan pembukuan dan verifikasi penerimaan dan pengeluaran benda berharga serta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga ke dalam kartu persediaan bena berharga

e.Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah,retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

f.Penyiapan data dan data laporan realisasi penerimaan,pengeluaran dan sisa persediaan benda barang berharga berkala

g.Penyiapan bahan monitoring,evalasi,dan data pelaporan pelaksanaan tugas h.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

13. Seksi Penagihan dan Perhitungan

Seksi Penagihan dan Perhitungan dipimpin oleh Kepala Seksi yang di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan

Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas dan fungsi,yaitu :

1.Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas Bidang Penagihan dan Perhitungan


(38)

2.Dalam melaksanakan tugas Seksi Penagihan dan Perhitungan menyelenggarakan fungsi, yaitu :

a.Penyiapan rencana,program,dan kegiatan seksi Penagihan dan Perhitungan b.Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penagihan dan perhitungan c.Penyiapan bahan dan data pelaksanaan penagihan atas tunggakan pajak daerah,retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya

d.Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan

e.Penyiapan bahn monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas

f.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan tugas dan fungsi

14. Seksi Pertimbangan dan Restitusi

Seksi Pertimbangan dan Restitusi dipimpin oleh Kepala seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan

Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas dan fungsi,yaitu

1. Seksi Pertimbangan dan Restitusi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pertimbangan dan restitusi

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pertimbangan dan restitusi menyelenggarakan fungsi, yaitu :

a. Penyiapan rencana, program dan kegiatan seksi Pertimbangan dan restitusi b. Penyusutan bahn petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan restitusi


(39)

c. Penerimaan permohonan restitusi dan pemindahbukuan dari wajib pajak d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / restitusi daerah yang dapat diberikan restitusi dan atau pemindahbukuan

e. Penyiapan surat keputusan Kepala Dinas tntang pemberian restitusi dan atau pemindahbukuan

f. Penerimsan surat keberatan dari Wajib Pajak / retribusi

g. Penelitian keberatan keberatan dari wajib pajak/wajib retribusi

h. Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak/ wajib retribusi i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan Kepala Dinas tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan

j. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas k.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tgas tugas dan fungsinya

15. Bidang Bagi Hasil Pendapatan

Bidang Bagi Hasil Dan Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas .

Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunya tugas pokok dan fungsi, yaitu :

1.Bidang Bagi Hasil Pendapatan mempunya tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak,penatausahaan bagi hasil dan perundang-undangan dan pengkajian pendapatan.

2.Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Bagi Hasil Pendapatan menyelenggarakan fungsi :


(40)

a.Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan b.Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundangundangan dan pengkajian pendapatan c.Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak. DAU,DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah z

d.Pelaksanaan perhitungan dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan pajak DAU,DAK,dan lain lain pendapayan yang syah

e.Pelaksanaan perhitunagan penerimaan dari dana bagi hasil pajak/ bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak/bukan pajak pusat. DAU,DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah

f.Pelaksanaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan,dan lain lain pendapatan yang syah

g.Penyiapan bahan mentoring,evaluasi,dan pelaporan lingkup bidang hasil pendapatan

h.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

16. Seksi Bagi Hasil Pajak

Seksi Bagi Hasil Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.


(41)

1. Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyau tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pajak Pendapatan lingkup bagi hasil pajak

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Bagi Hasil Pajak enyelenggarakan fungsi, yaitu :

a.Persiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak b.Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak

c.Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP),Pajak Bumi dan Bangunan

d.Pelaksanaan penagihan Pajak Bumu dan Bangunan

e.Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumu dan Bangunan kepada wajib pajak,penerimaan kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB

f. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas

g.Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

17. Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang bagi Hasil Pendapatan Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu :


(42)

1.Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan Pajak

2.Dalam melaksanakan tugas pokok seksi Bagi Hasil Bukan Pajak menyelenggarakan fungsi :

a.Penyiapan rencana ,program,dan Kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak b.Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup hasil bukan pajak

c.Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak provimsi ,dana bagi hasil bukan pajak pusat,DAUK,DAU, dan lain-lain bukan pendapatan yang sah

d.Penyiapan bahan monitoring,evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas

e.Pelaksanaan tugas lain yang diberikana oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

18. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

Seksi Penatausahan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan Seksi Penatausahan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok dan fungsi, yaitu :

1. Seksi Penatausahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang BAgi Hasil Pendapatan lingkup penataud]=sahan bagi hasil

2. Dalam melaksanakan tugas pokok sSeksi Penatausahaan Bagi Hasil menyelenggarakan fungsi :


(43)

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkungan penatausahaan bagi hasil c. Pelaksanaan penatusahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU,DAK, dan lain-lain pendapatan ang syah

e. Penyiapan bahan monitorin,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

19. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan

Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan dipimpin oleh Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan .

Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas pokok dan fungsi,yaitu :

1. Seksi Peraturan Perundang-Undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup peraturan perundang-undangan dan kajian pendapatan 2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Peraturan Perundang-Undangan

dan Pengkajian Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Peraturan Perundang-Undangan

b. Penyusunan bahan petunjuk tekn is lingkup peraturan Perundang-Undangan dan pengkajian pendapatan


(44)

c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian atas penerimaan pendapatan dan perimbangan,dan lain-lain pendapatan yang syah.

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perundang-undangan di bidang dana perimbangan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya

20. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok dan fungsi,yaitu:

1. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak,retribusi dan pendapatan lain-lain

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah Menyelenggarakan fungsi

a. Penyusunan rencna,program,dan kegiatan Bidang Pengembangan Pendapatan daerah

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak,retribusi dan pendapatan lain-lain.

c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah,retribusi daerah dn pendpatan lainnya.


(45)

e. Pelaksanaan monitoring,evaluasi,dan pelaporan lingkup bidang pengembangan pendapatan daerah.

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya

21. Seksi Pengembangan Pajak

Seksi Pengembangan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Pengembangan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas dan Fungsi, yaitu :

1. Seksi Pengembangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan pajak

2. Dalam melaksanakan tugas pokok,Seksi Pengembangan Pajak kan fungsi :

a. Penyiapan rencana,program,dan kegitan Seksi Pengembangan Pajak b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak

c. Penyiapan bahan dan data penyusunan potensi pendapatan daerah dibidang pajak daerah

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan dan tug f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya


(46)

22. Seksi Pengembangan Retribusi

Seksi Pengembangan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada dibawah tanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pendapat Daerah. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas dan fungsi:

1. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan retribusi

2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Retribusi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana,program,dan kegiatan Seksi Pengembangan Retribusi b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi

c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang retribusi daerah

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi daerah

e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas f. Pengkajian tugas lain yaitu bahan dan data pengkajian pengembangan

potensi retribusi daerah

g. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan

tugas dan fungsinya


(47)

Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-lain memiliki tugas pokok dan fungsi : 1. Seksi Pengembangan Pendapatan lain lain memiliki tugas pokok

melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan lain-lain 2. Dalam melaksanakan tugas pokok Seksi Pengembangan Pendapatan lain-lain

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan lain-lain

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkuo pengembangan lain-lain

c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah dibidang pendapatan lai-lain

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan lain-lain

e. Penyiapan bahan monitoring,evaluasi,dan pelaporan pelaksanaan tugas f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian sesuai dengan

tugas dan fungsinya

24. Unit Pelaksana Teknis

Pembentukan,nomenklatur,tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksana Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota


(48)

25. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas sesuai keahlian dan kebutuhan

Adapun peraturan yang berlaku , yaitu :

1. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peratutan perundang-undangan

2. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional,dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang ditunjuk

3. Jumlah tenaga kerja fungsional,ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja

4. Jenis dan jenjang jabatan diatur berdassarkan peraturan perundang-undangan

Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan Tabel 1.1

Gambaran Jumlah Pegawai Dinas Pendapatan Kota Medan 2011

NO Bagian/ Subdis/ Bendahara/ Swakelola Jumlah

1 Dinas 1 Orang

2 Sekretariat 1 Orang

3 Bidang Pendataan dan Penetapan 88 Orang

4 Bidang Penagihan 52 Orang

5 Bidang Bagi Hasil Pendapatan 90 Orang 6 Bidang Pengembangan Pendapatan daerah 30 Orang 7 Unit Pelaksana Teknis (UTS) 57 Orang 8 Kelompok Jabatan Fungsiaonal 81 Orang


(49)

Keterangan :

Pegawai Negeri Sipil : 353 Orang Pegawai Honor : 48 Orang Pegawai Outsourcing : 31 Orang

Jumlah : 432 Orang

No Golongan Jumlah

1 IV/b 1 Orang

2 IV/a 7 Orang

3 III/d 38 Orang

4 III/c 42 Orang

5 III/b 102 Orang

6 III/a 97 Orang

7 II/d 9 Orang

8 II/c 12 Orang

9 II/b 34 orang

10 II/a 7 Orang

11 I/c 1 Orang


(50)

BAB III

GAMBARAN DATA PAJAK RERTORAN

A. Definisi Pajak

Untuk lebih membahas gambaran data Pajak Restoran, terlebih dahulu kita mengetahui tentang pengertian Pajak. Adapun pengertian pajak yang dikutip dari para ahli sebagai berikut:

1. Menurut Rochmat Soemitro Pajak adalah sebagai iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum,dalam (2000;11)

2. Menurut Soemahamidjaja dan Suandy Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang,yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum,guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum, dalam (2005; 10)

Pajak daerah yang selanjutnya disebut Pajak adalah iuran yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.


(51)

termasuk kedai nasi,kedai mie,kedai kopi,warung tempat jual makanan dan minuman,tempat berdiskotik dan karaoke kecuali jasa katering dan usaha jasa boga. Pajak restoran adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran pajak restoran.

Sumber Pendapatan Daerah

Dasar acuan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Sumber Pendapatan Daerah berasal dari : a. Pajak Daerah

Menurut Undang-Undang N0.28 Tahun 2009,Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Jenis Pajak daerah yang berlaku berdasarkan peraturan perundang-undangan No. 29 Tahun 2009 yaitu :

1.Pajak provinsi (pasal 2 ayat (1)) terdiri atas: a. Pajak Kendaraan Bermotor

b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor


(52)

d. Pajak Air Permukaan e. Pajak Rokok.

2. Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas: a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan Jalan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. b. Retribusi Daerah

1. Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati


(53)

2. Jasa Usaha adalah pelayanan yang di sediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:

a. pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal dan/atau

b. pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta

3. Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

4. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan Daerah yang berasal dari hasil perusahaan milik Daerah dan pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan.Jenis pendapatan ini meliputi objek pendapatan berikut:

1) bagian laba Perusahaan mliki Daerah, 2) bagian laba lembaga keuangan Bank, 3) bagian laba lembaga keuangan non Bank, 4) bagaian laba atas penyertaan modal/investasi


(54)

4. Lain-lain PAD yang sah

B. Fungsi Pajak

Dalam kedudukannya Pajak mempunyai fungsi :

1.Fungsi regulerend : Fungsi yang letaknya di sektor publik, yaitu fungsi untuk mengumpulkan uang pajak sebanyak-banyaknya sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku, yang pada waktunya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara.

2.Fungsi budgeter : Fungsi bahwa pajak-pajak tersebut akan digunakan sebagai suatu alat untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang letaknya di luar bidang keuangan. Dalam hal ini, pajak berfungsi sebagai alat pengatur keadaan sosial dan ekonomi.

3. Fungsi demokrasi : Fungsi yang merupakan salah satu penjelmaan atau wujud sistem gotong royong dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan demi kemaslahatan manusia.

4. Fungsi redistribusi : Fungsi redistribusi yaitu fungsi yang lebih menekankan pada unsur pemerataan dan keadilan dalam masyrakat

C. Jenis Pajak

Pajak yang dipungut pemerintah dari rakyat memiliki jenis yang bagiannya dapat ditinjau dari berbagai segi yaitu :


(55)

a. Menurut sifatnya :

1. Pajak Subjektif yaitu pajak yang memperhatikan keadaan pribadi wajib pajak untuk menetapkan besarnya pajak yang akan terutang

2. Pajak Obyektif yaitu pajak yang dalam pengenaannya hanya memperhatikan sifat objek pajak saja

b. Menurut golongannya

1. Pajak Langsung yaitu pajak yang pengenaanya terlebih dahulu didaftar dengan memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak ( NPWP) , yang pengenaan dilakukan secara berkala misalnya dikenakan untuk tiap-tiap tahun dan pembebanannya tidak dilimpahkan kepada orang lain.

2. Pajak tidak langsung yaitu pajak yang pengenaannya tidak didaftar berdasarkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan pengenaannya dilakukan secara berkala serta pajak tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain.

Contohnya : Bea Materai, Pajak Penjualan Barang Mewah , Cukai dan sebagainya

C. Menurut lembaga Pemungutannya

1. Pajak Pusat yaitu pajak yang dikelola atau pemungutan dilakukan oleh aparat pemerintah pusat untuk mengisi kas Negara

2. Pajak Daerah yaitu Pajak yang dikelola atau pemungutannya dilakukan oleh aparat pemerintah daerah untuk mengisi kas daerah


(56)

D. Prosedur Pemungutan Pajak Restoran

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data-data pajak atau retribusi, penentuan besarnya pajak atau retribusi kepada wajib pajak atau wajib pajak retribusi serta pengawasan penyetoran.

Pelaksanaan pemungutan pajak restoran dilakukan dengan Official Assesment System. Official Assesment system adalah sistem dimana pemungutan pajak dilakukan oleh fiskus, menetapkan pajak terutang melalui data-data atau dengan kata lain pajak yang terutang dan ditetapkan oleh petugas pajak,sedangkan Self Assesment System adalah sistem dimana wajib pajak dipercayakan melakukan sendiri mengenai perhitungan,membayar,dan melaporkan sendiri pajak terutangnya ke kas daerah.

Adapun Prosedur pemungutan pajak restoran menurut peraturan yang berlaku adalah sebagai berikut :

1. Wajib Pajak Restoran adalah pengusaha restoran yang mendaftarkan usahanya ke DISPENDA dengan cara mengambil dan mengisi formulir pendaftaran

2. Formulir yang sudah di isi Wajib Pajak dikembalikan ke DISPENDA guna mendaftarkan NPWP

3. Wajib Pajak yang mendapatkan NPWP, wajib pajak dapat menghitung,memperhitungkan,membayar,dan melaporkan sendiri pajak terutang dengan mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)


(57)

4. Berdasarkan SPTPD tersebut wajib pajak dapat menyetorkan pajak terutangnya ke kas daerah dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah Tata Cara Pemungutan Pajak

Tata cara pemungutan pajak terdiri atas stelsel pajak, asas pemungutan pajak, dan sistem pemungutan pajak (Suandy, 2002 : 11).

1. Stelsel Pajak, pemungutan pajak dapat dilakukan dengan tiga stelsel, yaitu:

a. Stelsel nyata (rill), menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada objek yang sesungguhnya terjadi (untuk PPh maka objeknya adalah penghasilan). Oleh karena itu pemungutan pajak baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah semua penghasilan dalam satu tahun pajak diketahui.

b. Stelsel anggapan (fictieve), menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan suatu anggapan yang diatur oleh undang-undang. Sebagai contoh penghasilan satu tahun dianggap sama dengan penghasilan tahun sebelumnya sehingga pajak yang terutang pada satu tahun sama dengan tahun sebelumnya. Dengan stelsel ini berarti besarnya pajak yang terutang pada tahun berjalan sudah dapat ditetapkan atau diketahui pada awal tahun yang bersangkutan.

c. Stelsel campuran, menyatakan bahwa pengenaan pajak didasarkan pada kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada


(58)

akhir tahun besarnya pajak disesuiakan dengan penghasilan yang sebenarnya.

2. Asas Pemungutan Pajak, terdiri atas tiga asas, yaitu:

a. Asas domisili, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan wajib pajak yang bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun luar negeri. Asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri. b. Asas sumber, menyatakan bahwa negara berhak mengenakan pajak

atas penghasilan yang bersumber diwilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

c. Asas kebangsaan, menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Misalnya pajak bangsa asing di Indonesia dikenakan pada setiap orang yang bukan berkebangsaan Indonesia yang bertempat tinggal di Indonesia. Asas ini berlaku untuk wajib pajak luar negeri.

E. Ketentuan

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

2. Undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Daerah


(59)

4. UU No. 28 Tahun 2009 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)

5. Peraturan Daerah (PERDA) No. 5 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran.

F. Objek,Subjek,Wajib Pajak , Dasar Pengenaan Pajak Restoran dan Besarnya Pajak Restoran yang Terutang .

1. Objek Pajak Restoran

Objek Pajak restoran adalah setiap pembayaran atas pelayanan yang disediakan direstoran/ rumah makan. Pelayanan yang dimaksud adalah penjualan makanan dan minuman ditempat, yang disertai dengan fasilitas. Yang termasuk dalam objek pajak restoran adalah rumah makan, café, bar dan sejenisnya

2. Subjek Pajak Restoran

Yang menjadi subjek pajak restoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran makanan dan minuman atas pelayanan restoran/ rumah makan. Secara sederhana yang menjadi subjek pajak adalah konsumen yang menikmati pelayanan yang diberikan oleh pengusaha restoran/ rumah makan. 3. Wajib Pajak Restoran

Yang menjadi wajib pajak restoran adalah pengusaha restoran/ rumah makan, yaitu orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun yang dalam lingkungan perusahaan atau pekerjaannya melakukan usaha dibidang restoran/ rumah makan.

Dengan demikian, subjek pajak dan wajib pajak pada pajak restoran tidak sama. Konsumen yang menikmati pelayanan restoran merupakan subjek pajak


(60)

yang membayar (menanggung) pajak sedangkan pengusaha restoran bertindak sebagai wajib pajak.

4. Dasar Pengenaan Pajak Restoran adalah : jumlah pembayaran yang dilakukan pada restoran

5. Tarif Pajak Restoransebesar 10%

6. Besarnya Pokok Pajak Restoran yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak restorannya

Dapat disimpulkan

Pajak Terutang = tarif pajak x dasar pengenaan pajak

= tarif pajak x jumlah pembayaran yang dilakukan kepada Restoran

Contoh :

Tertanggal 4 Mei,Tera mengkonsumsi makanan dan minuman di Restoran Mati Gaya dengan biaya total Rp 50.000. Hitunglah besarnya pajak restoran yang dikenakan terhadap Tera .

Jawab : pajak terutang = tarif pajak x jumlah pembayaran yang dilakukan kepada restoran

= 10% x Rp 500.000 = Rp 50.000

G. Objek Pajak Restoran yang dikecualikan yaitu :


(61)

1. Pelayanan yang disediakan oleh restoran atau rumah makan yang pendapatan brutonya tidak melebihi batas Rp. 600.000 ( enam ratus ribu rupiah ) perbulan

2. Penjualan makan dan minuman ditempat yang disertai dengan fasilitas penyantapan di hotel ( pasal 10 ayat 1)

Subjek Pajak reetoran adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pembayaran atas pelayanan restoran

Wajib Pajak restoran adalah pengusaha yang menyediakan pelayanan makanan dan minuman

H.Pendaftaran dan Pendataan

Untuk mendapatkan data wajib pajak, dilaksanakan pendaftaran dan pendataan terhadap wajib pajak. Kegiatan pendaftaran dan pendataan diawali dengan mempersiapkan dokumen yang diperlukan, berupa formulir pendaftaran dan pendataan, kemudian diberikan kepada wajib pajak. Setelah dokumen disampaikan kepada wajib pajak, wajib pajak mengisi formulir dengan jelas, lengkap serta mengembalikan kepada petugas pajak. Selanjutnya petugas pajak mencatat formulir pendaftaran dan pendataan yang dikembalikan oleh wajib pajak berdasarkan nomor urut dan digunakan sebagai dasar untuk menerbitkan NPWPD.

I. Pembayaran Pajak Restoran

Pembayaran pajak restoran dilakukan wajib pajak dengan menyetorkan pajak ke kas daerah, bank, atau tempat lain yang ditunjuk oleh Walikota dengan menggunakan Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD). Pembayaran pajak harus


(62)

dilakukan sekaligus atau lunas. Namun dalam keadaan tertentu Walikota atau pejabat yang ditunjukkan dapat memberikan persetujuan kepada wajib pajak untuk mengangsur pajak restoran terutama dalam kurun waktu tertentu. Kepada wajib pajak yang melakukan pembayaran pajak diberikan tanda bukti pembayaran dan dicatat dalam buku penerimaan.

J.Keberatan dan Banding Menurut Perda No.7 Thn 2011 tentang Pajak Hiburan

a. Keberatan

Pasal 20

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat yang dihunjuk atas suatu :

a. SKPDKB; b. SKPDKBT; c. SKPDLB; dan d. SKPDN.

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia dengan disertai alasan yang jelas.

(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal surat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar


(63)

(4) Keberatan dapat diajukan apabila Wajib Pajak telah membayar paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) tidak dianggap sebagai Surat Keberatan sehingga tidak dipertimbangkan.

6) Tanda penerimaan Surat Keberatan yang diberikan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang dihunjuk untuk itu atau tanda pengiriman Surat Keberatan melalui surat pos tercatat sebagai tanda bukti penerimaan Surat Keberatan.

Pasal 21

(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal Surat Keberatan diterima, harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan.

(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak atau menambah besarnya jumlah pajak yang terutang. (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.


(64)

Pasal 22

(1) Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada Pengadilan Pajak terhadap keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan oleh Kepala Daerah.

(2) Permohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia, dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan diterima, dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan tersebut.

(3) Pengajuan permohonan banding menangguhkan kewajiban membayar pajak sampai dengan 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan Putusan Banding.

Pasal 23

(1) Jika pengajuan keberatan atau permohonan banding dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.

(3) Dalam hal keberatan Wajib Pajak ditolak atau dikabulkan, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah pajak berdasarkan keputusan keberatan dikurangi dengan pajak yang telah


(65)

(4) Dalam hal Wajib Pajak mengajukan permohonan banding, sanksi administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dikenakan.

(5) Dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda sebesar 100% (seratus persen) dari jumlah pajak berdasarkan Putusan Banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.


(66)

BAB IV

ANALISA DAN EVALUASI

Sejak Berlakunya Otonomi Daerah sebagai salah satu komponen Pemerintah Pusat secara otomatis memiliki wewenang dan tanggug jawab dalam negeri kas pemerintahannya. Melalui sumber daya yang dimiliki oleh daerah tersebut,Pemerintah daerah memiliki keleluasaan yang utuh dalam penyelenggaraan pemerintah mulai dari perencanaan,pelaksanaan,pengawasan, pengendalian,dan evaluasi .

Dengan berkembang pesatnya masyarakat di kota Medan,mendorong pengusaha untuk membuka banyak restoran yang sesuai dengan selera dan keinginan masyarakat yang beraneka ragam tersebut. Dengan banyaknya restoran maka Dinas Pendapatan Daerah mengelompokkan restoran tersebut dalam beberapa bagian serta menghitung jumlah restoran tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam table berikut ini.


(67)

A. Jumlah Wajib Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan

Jumlah Wajib Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun 2014

NO Uraian Ayat Jumlah WP Restoran

1 Restoran Cepat Saji 91

2 Restoran Nasional 462

3 Restoran Khas Daerah 95 4 Restoran Nasi/Kedai Kopi 416

TOTAL 1064

Sumber : Kantor Dinas Pendapatan Kota Medan

B. Data Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Restoran Di Kota Medan

Target Dan Realisasi Pajak Restoran Pada Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2011 - Juni 2014

4.2 Tahun 2011

PAJAK RESTORAN Target Realisasi

Restoran Cepat Saji 47.844.828.324,93 33.328.698.546,00 Restoran Nasional 33.210.396.012,73 24.100.129.272,45 Restoran Khas Daerah 8.896.204.242,19 5.997.876.212,34 Warung Nasi/ Kedai Kopi 6.258.039.809,15 5.272.667.913,52

Tempat HIburan 1.732.086.377,45


(68)

Target Pajak Restoran Tahun 2011 adalah 96.209.441.389,00 dan yang terealisasi 70.485.458.321,76 , dengan persentase 73,26%

4.3. Tahun 2012

Pajak Restoran Target Realisasi

Restoran Cepat Saji 56.926.999.441,74 35.466.225.002,76 Restoran Nasional 37.701.870.339.39 32.819.417.133,44 Restoran Khas Daerah 8.837.513.178,55 7.999.826.123,22 Warung Nasi/ Kedai Kopi 9.743.058.040,32 6.87.099.691,14 Total 113.209.441.000,00 83.182.567.950,56

Target Pajak Restoran Tahun 2012 adalah 113.209.441.000,00 dan yang terealisasi, 83.182.567.950,56 dengan persentase 73,48%

4.4. Tahun 2013

Pajak Restoran Target Realisasi

Restoran Cepat Saji 56.926.999.441,74 38.876.189.699,54 Restoran Nasional 37.701.870.339.39 35.474.256.500,47 Restoran Khas Daerah 8.837.513.178,55 7.419.095.278,38 Warung Nasi/ Kedai Kopi 9.743.058.040,32 9.820.672.580,36 Total 113.209.441.000,00 91.590.223.058,75

Target Pajak Restoran Tahun 2013 adalah 113.209.441.000,00 dan yang terealisasi 91.590.223.058,75 dengan persentase 80.90%

4.5. Tahun 2014 (Tutup Buku s.d Juni)

Pajak Restoran Target Realisasi


(69)

Restoran Nasional 37.701.870.339.39 22.449.468.003,75 Restoran Khas Daerah 8.837.513.178,55 3.752.175.116,85 Warung Nasi/ Kedai Kopi 9.743.058.040,32 3.749.040.680,52 Total 113.209.441.000,00 49.878.315.680,52

Target Pajak Restoran Tahun 2013 adalah 113.209.441.000,00 dan yang terealisasi 49.878.315.680,52 dengan persentase 44,06 %

Sumber data : Dinas Pendapatan Kota Medan

. Dari data tersebut dapat dilihat pada tahun 2011 - 2013 pajak restoran tidak mencapai target. Namun mengalami peningkatan pada tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa pemungutan dan penagihan pajak restoran yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan tidak mencapai target dan harus lebih bekerja keras lagi agar dapat mencapai target yang diinginkan.

C. Hambatan-hambatan Dalam Pemungutan Pajak Restoran

1. Kurangnya Ketenagakerjaan yang ada di Dinas Pendapatan Kota Medan untuk jumlah Wajib Pajak yang banyak

2. Wajib Pajak belum melaksanakan pembayaran sesuai dengan Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang telah diterbitkan (penunggak pembayaran). Wajib Pajak belum membayar sepenuhnya atau hanya membayar sebagian dari tagihan pajak mereka

3. Pembayaran yang dilakukan oleh wajib pajak tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD, Dalam SKPD sudah ada tercantum berapa besar pajak yang dikeluarkan atau dibayar wajib pajak tersebut akan tetapi wajib pajak hanya membayar segagian atau mengangsur pembayaran pajak mereka.


(70)

4. Terdapat beberapa wajib pajak yang menutup usahanya. Banyaknya wajib pajak menutup usaha mungkin dikarenakan objek pajak restoran tersebut mengalami kebangkrutan sehingga harus menutup usaha mereka

5. Masih terdapat wajib pajak yang beum menyampaikan SPTPD, Banyak Wajib Pajak yang belum menyampaikan SPTPD mungkin dikarenakan wajib pajak berada di luar negeri , wajib pajak tersebut meninggal dunia.

6. Wajib Pajak belum sepenuhnya melaporkan dan membayar pajak sendiri sesuai dengan yang dikutip dari subjek pajak.

Wajib Pajak tersebut tidak sepenuhnya melaporkan berapa penghasilan yang dihasilkan dari subjek Pajak akan tetapi wajib pajak hanya melaporkan sebagian saja,agar jumlah pajak juga dibayar sedikit.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Restoran

1. Kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban Pajaknya

Apabila banyak Wjib Pajak sadar akan kewajiban dalam membayar pajak atau wajib pajak tersebut melaporkan atau membayar pajak sesuai dengan SPTPD mereka maka penerimaan pajak restoran pun meningkat.

2. Tersedia Peraturan Daerah Tentang Pajak Daerah

Selain kesadaran Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya,diperlukan juga peraturan daerah tentang pajak restoran yang akan lebih mempengaruhi penerimaan pajak restoran tersebut, karena terdapatnya kekuatan hukum.


(71)

3. Berdirinya atau terdapatnya usaha-usaha Restoran,Kafe,Rumah Makan<kedai nasi/kopi,dan usaha lainnya yang sejenis dan sejalan dengan pengembangan di kota Medan saat ini.

Semakin banyak usaha-usaha terus bertambah maka semakin bertambah pula pendapatan pajak restoran yang dihasilkan.

4. Tidak sesuai pembayaran pajak yang sudah ditetapkan dengan penghasilan Wajib Pajak.Banyaknya wajib pajak yang membuat SPTPD mereka tidak sesuai dengan data yang ada. Penghasilan mereka diperkecil agar pembayaran pajak mereka pun lebih sedikit,sehingga mempengaruhi penerimaan pajak

E. Upaya-upaya yang dilakukan dalam Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran

Agar penerimaan pajak restoran dapat mencapai target yang telah ditentukan, maka diperlukan langkah-langkah atau upaya-upaya yang perlu dilakukan demi penerimaan pajak retoran tersebut

Upaya-upaya tersebut adalah:

A. Melaksanakan Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak dengan melaksanakan penjagaan.

Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet pajak restoran tersebut sangatlah penting. Karena dalam omzet Wajib Pajak sering sekali memanipulasi data-data omzet mereka agar dapat memperkecil biaja pajak restoran mereka. B. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat bekerja


(72)

Setiap petugas pajak dilapangan haruslah dapat bekerja secara optimal karena pada saat ini banyak wajib pajak restoran yang melakukan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD dengan cara rapat evaluasi.

C. Melaksanakan pemeriksaan langsung terhadap Wajib Pajak

Direktorat Jenderal Pajak harus menunjukkan petugas pajak untuk memeriksa data-data yang telah diberikan oleh wajib pajak kepada kantor Direktorat Jenderal Pajak agar tidak terjadi pemalsuan omzet-omzet yang di dapat tiap bulan oleh wajib pajak restoran tersebut.

D. Melakukan Penyuluhan terhadap setiap daerah supaya mesyarakat bisa sadar membayar pajak

Petugas pajak juga harus melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar bisa sadar membayar pajak karena dengan membayar pajak maka negara kita akan sejahtera.

E. Melakukan penagihan langsung kepada Wajib Pajak

Selain dikeluarkannya SPTPD,petugas pajak seharusnya juga melakukan penagihan langsung kepada wajib pajak restoran tersebut.Agar dapat melakukan pendekatan kepada Wajib Pajak yang melaksanakan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD

F. Menyampaikan surat teguran pada Wajib Pajak yang belum menyampaikan SPTPD

Petugas pajak harus mengeluarkan surat teguran secara langsung kepada wajib pajak restoran yang belum menyampaikan SPTPD karena apabila SPTPD


(1)

Setiap petugas pajak dilapangan haruslah dapat bekerja secara optimal karena pada saat ini banyak wajib pajak restoran yang melakukan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD dengan cara rapat evaluasi.

C. Melaksanakan pemeriksaan langsung terhadap Wajib Pajak

Direktorat Jenderal Pajak harus menunjukkan petugas pajak untuk memeriksa data-data yang telah diberikan oleh wajib pajak kepada kantor Direktorat Jenderal Pajak agar tidak terjadi pemalsuan omzet-omzet yang di dapat tiap bulan oleh wajib pajak restoran tersebut.

D. Melakukan Penyuluhan terhadap setiap daerah supaya mesyarakat bisa sadar membayar pajak

Petugas pajak juga harus melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar bisa sadar membayar pajak karena dengan membayar pajak maka negara kita akan sejahtera.

E. Melakukan penagihan langsung kepada Wajib Pajak

Selain dikeluarkannya SPTPD,petugas pajak seharusnya juga melakukan penagihan langsung kepada wajib pajak restoran tersebut.Agar dapat melakukan pendekatan kepada Wajib Pajak yang melaksanakan pembayaran yang tidak sesuai dengan nilai yang tercantum dalam SKPD

F. Menyampaikan surat teguran pada Wajib Pajak yang belum menyampaikan SPTPD

Petugas pajak harus mengeluarkan surat teguran secara langsung kepada wajib pajak restoran yang belum menyampaikan SPTPD karena apabila SPTPD


(2)

belum disampaikan maka Direktorat Jenderal Pajak belum mengetahui berapa besar pajak terutang Wajib Pajak

G. Melaksanakan penagihan langsung kepada Wajib Pajak yang belum menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan.Petugas pajak seharusnya melaksanakan penagihan langsung kepada wajib pajak yang belum menyetorkan pajak sesuai dengan yang dilaporkan karena akan memberatkan wajib pajak tersebut karena mereka akan dikenai sanksi denda

H. Melaksanakan pendataan dan pendaftaran terhadap wajib pajak baru.

Petugas pajak harus mendata ulang Wajib Pajak yang sudah terdaftar ataupun wajib pajak yang belum mendaftar. Karena banyak masyarakat contohnya rumah makan masih belum mengerti mengenai pajak restoran.

Dengan adanya upaya-upaya yang dibuat oleh Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan,ada kemungkinan penerimaan pajak restoran untuk tahun berikutnya akan menjadi bertambah atau meningkat dari sektor pajak restoran yang nantinya bisa digunakan pemerintah kota Medan untuk membangun kepentingan daerah kota Medan. Apabila target penerimaan pajak hotel setiap tahunnya bertambah maka target penerimaan pajak restoran pun akan bertambah karena terdapatnya restoran di hotel tersebut, ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat khususnya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan karena merupakan tulang punggung pemerintah daerah untuk melaksanakan pemungutan pajak daerah.


(3)

prinsip demokrasi yang artinya dari rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat yang disalurkan melalui Pembangunan Daerah.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari uraian dan masalah yang telah dikemukakan oleh penulis dari hasil data yang diperoleh pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan,sebagai akhir penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1.Pajak restoran adalah Pajak atas pelayanan yang disediakan dengan pembayaran pajak restoran.

2.Pada Dinas Pendapatan Kota Medan, sistem pemungutan pajak yang digunakan adalah Official Assessment System.

3.Upaya-upaya yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Kota Medan dalam Peningkatan Penerimaan Pajak Restoran adalah sebagai berikut :

A. Melaksanakan Pendataan ulang terhadap potensi atau omzet wajib pajak dengan melaksanakan penjagaan.

B. Mengarahkan dan meningkatkan kinerja petugas lapangan untuk dapat bekerja optimal melalui rapat evaluasi.

C. Melakukan Penyuluhan terhadap setiap daerah supaya mesyarakat bisa sadar membayar pajak

D. Menyampaikan surat teguran pada wajib pajak yang belum menyampaikan SPTPD


(5)

5.Masalah-masalah yang dihadapi Dinas Pendapatan Kota Medan dalam pelaksanaan pemungutan pajak restoran antara lain: kurangnya kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya,dan permasalahan ekonomi wajib pajak yang mengakibatkan wajib pajak tidak memenuhi kewajibannya sebagai wajib pajak.

B. SARAN

Agar pelaksanaan pemungutan pajak restoran di Kota Medan dapat dilaksanakan dengan baik dan memperolah hasil yang optimal, maka hal yang perlu dilakukan adalah :

1. Dinas Pendapatan Kota Medan harus mengelola pajak daerah sesuai dengan Undang-undang perpajakan yang berlaku secara baik dan benar. Dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak, petugas perpajakan memelihara sifat jujur, sopan dan tegas yang akan menambah kepercayaan wajib pajak terhadap petugas.

2. Petugas perpajakan hendaknya melakukan pendekatan/ sosialisasi kepada masyarakat umum atau wajib pajak agar mereka lebih sadar akan pentingnya membayar pajak. Dan petugas perpajakan seharusnya mereka yang benar-benar mengerti tentang pajak daerah terutama pajak restoran


(6)

Rosdiana,Haula,Slamet,Edi,2012.Pengantar Ilmu Pajak “Kebijakan dan Implementasi di Indonesia”,Rajawali Pers,Jakarta.

Soemahamidjaja,Soeparman;Suandy,Erly.2005.Hukum Pajak ,Salemba Empat,Jakarta.

Soemitro,Rochmat,2000.Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Penghasilan,PT. Eresco,Bandung.

Zain, Mohammad. 2009. Menejemen PerpajakanEdisi III,Salemba Empat, Jakarta.

UU No.34 Tahun 2000 Undang Undang mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

UU No. 28 Tahun 2009 mengenai Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 tahun 2001 tentang Pajak Daerah

Peraturan Daerah (PERDA) No. 5 Tahun 2011 tentang Pajak Restoran http://id.wikipedia.org/wiki/pajak

http://jhohanandewangga.wordpress.com/2012/02/27/pengertian-dan-macam- macam-pajak-daerah/