Mekanisme Pelaksanaan Penagihan Dan Pemungutan Pajak Reklame Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

(1)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

MEKANISME PELAKSANAAN PENAGIHAN DAN PEMUNGUTAN PAJAK REKLAME PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH

KOTA MEDAN

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh

NOVI SUNDARI HASIBUAN 122101210

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Diploma

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : NOVI SUNDARI HSB

NIM : 122101210

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

JUDUL : MEKANISME PELAKSANAAN

PENAGIHAN DAN PEMUNGUTAN

PAJAK REKLAME PADA KANTOR DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MEDAN

Tanggal, Juni 2015 DOSEN PEMBIMBING

Doli M. Jafar Dalimunthe, S.E., M.Si NIP. 19830119 200604 1 001

Tanggal, Juni 2015 KETUA PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN

Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP. 19741123200012 2 001

Tanggal, Juni 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

i

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program D-III di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, yang berjudul “Mekanisme Pelaksanaan Penagihan dan Pemungutan Pajak Reklame pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan”, Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari segi penulisan dan kesilapan, sehingga Penulis banyak mendapatkan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sebagai penyempurna tulisan ini. Dalam kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac.Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Fahmi Natigor Nst, MAcc,Ak selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. H. Arifin Lubis, MM,Ak, CA selaku Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Ami Dilham, SE, M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi D-III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(4)

ii Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Doli Muhammad J Dalimunthe, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing Penulis yang telah membimbing selama penulisan Tugas Akhir ini.

8. Bapak dan Ibu Staf Pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

9. Papa dan Mama tercinta yang senantiasa selalu memberi semangat dan dukungan kepada Penulis serta Adik tercinta serta saudara-saudara yang turut serta membantu dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini.

10.Sahabat-sahabat tersayang Nilam, Pipit, Maisyarah, Sofie, Koto, dan Putri yang selama ini memberikan dukungan, serta teman-teman seperjuangan Five Bananas dan teristimewa Aji yang selalu memberikan dukungan . Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna sehingga dibutuhkannya kritik dan saran yang membangun guna menghasilkan sebuah tulisan yang lebih baik lagi di masa mendatang. Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih untuk semua pihak, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2015 Penulis


(5)

iii

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II : PROFIL INSTANSI A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 5

B. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan ... 7

C. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan 8

D. Job Description ... 10

BAB III : PEMBAHASAN A. Definisi Pajak dan Reklame ... 29

B. Ketentuan Umum ... 32

C. Subjek dan Objek Pajak Reklame ... 34

D. Tata Cara Perizinan Pajak Reklame Melekat/Poster/ /Stiker/Rombong ... 36

E. Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian dan Nilai Strategis ... 39

F. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame ... 43

G. Dasar Pengenaan, Nilai Sewa, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Reklame... 43

H. Tata Cara Penagihan dan Pemungutan Pajak Reklame ... 46


(6)

iv

B. Saran ... 51


(7)

v

Tabel 3.1 : Pembobotan Kelas Jalan Untuk Jenis Reklame

Billboard/Bando/Videotron/Megatron dan Mini Billboard

sejenisnya ... 40 Tabel 3.2 : Pembobotan Kelas JalanUntuk Jenis Reklame Kain

Berupa Umbul-umbul, Spanduk dan Banner, Reklame Menempel/Rombong/Reklame Berjalan serta Reklame

Neon Box ... 40 Table 3.3 : Daftar Lokasi Jalan Yang Dibenarkan Untuk

Penyelenggaran Reklame Di Kota Medan ... 41 Tabel 3.4 : Daftar Lokasi Jalan Yang Tidak Dibenarkan Untuk

Penyelenggaraan Reklame Di Kota Medan ... 42 Tabel 3.5 : Besaran Nilai Sewa Reklame Dan Masa Berlaku Izin ... 44 Tabel 3.6 : Data: Realisasi Penerimaan Dinas Pendapatan


(8)

vi

Halaman Gambar 2.1 : Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah


(9)

1

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini penyelenggaraan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan masyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal tersebut bisa disebabkan oleh ketidaksiapan untuk menanggapi terjadinya transformasi nilai yang berdimensi luas serta dampak berbagai masalah pembangunan yang kompleks.

Pelayanan pemerintah daerah merupakan tugas dan fungsi utama dari pemerintah daerah. Dengan pemberian pelayanan yang baik kepada masyarakat maka pemerintah akan dapat mewujudkan tujuan Negara yaitu menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Pelayanan publik yang berkualitas, sangat diperlukan guna mengimbangi peningkatan kondisi sosial, ekonomi, serta kesadaran masyarakat dalam bernegara. Izin termasuk layanan publik karena orang yang memanfaatkan layanan tersebut harus membayar sesuai tarif yang ditetapkan oleh pemerintah. Izin atau perizinan yang merupakan jasa publik harus sesuai dengan aturan hukum yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Medan selaku penyelenggara pemerintahan. Sehingga apa yang akan dilaksanakan menjadi legal/resmi dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dalam aktivitasnya sehari-

hari dalam memenuhi kebutuhannya tidak mengganggu ketertiban dan kenyamanan.


(10)

Membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan pemerintah merupakan kegiatan yang harus terus-menerus dilakukan oleh pemerintah dalam fungsinya sebagai pelayanan masyarakat. Pelayanan publik yang diberikan pemerintah bermacam-macam bentuknya. Namun dalam hal ini, Penulis hanya membahas pelayanan publik izin reklame serta sistem penagihan dan pemungutan pajak reklame yang diatur dalam peraturan daerah Kota Medan tentang pajak reklame.

Sepanjang tahun 2012, sedikitnya 275 perusahaan di kota Medan menunggak pajak reklame hingga ratusan juta rupiah yang terungkap dalam laporan yang disampaikan Pemko Medan kepada Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Sejumlah perusahaan dan perorangan yang tidak membayar pajak reklame yang bernilai mulai dari ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah dengan total Rp 808 juta lebih.

Pajak reklame merupakan salah satu pengelolaan pajak yang sangat besar di kota Medan namun penerimaan yang diterima daerah tidak sesuai. Masih banyak reklame yang tidak membayar pajak namun terpasang, karena hasil pengelolaan dan kinerja yang buruk. Seperti belum adanya SOP, data base yang belum lengkap, serta penyetoran-penyetoran yang menurut aturan dilakukan setiap hari tetapi tidak dilakukan. Sehingga pajak reklame yang tidak dibayar tahun 2012 meningkat signifikan dari tahun 2011 senilai Rp 251 juta.

Dalam perkembangan peraturan daerah Kota Medan tentang pajak reklame, peraturan daerah tersebut telah mengalami dua kali perubahan yaitu dalam kurun waktu tahun 2004 sampai tahun 2011. Peraturan Daerah Kota Medan tentang Pajak Reklame Nomor 2 Tahun 2004 berubah menjadi Peraturan Daerah Kota


(11)

Medan Nomor 11 Tahun 2011. Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 58 Tahun 2011 tentang petunjuk teknis pelaksanaan peraturan daerah. Pihak yang turut serta dalam pengurusan pajak reklame ini adalah Dinas Pertamanan dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT). Tetapi pada tahun 2014 peraturan Walikota ini mengalami perubahan yaitu Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 dimana dinas yang mengurus pajak reklame ini berpindah ke Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB), Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda), dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).

Berdasarkan Pasal 4 ayat (5) Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame, dikatakan bahwa “Setiap orang pribadi atau Badan yang akan menyelenggarakan reklame di Daerah wajib memperoleh izin tertulis atau pengesahan dari Walikota”. Jadi papan reklame yang tidak memiliki izin harus ditertibkan dan dilakukan pembongkaran karena banyaknya papan reklame illegal yang ada di Kota Medan yang terdapat di pinggiran jalan raya.

Berdasarkan penjelasan latar belakang permasalahan di atas, maka Penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian tentang “Mekanisme Pelaksanaan Penagihan dan Pemungutan Pajak Reklame pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan”.

B. Perumusan Masalah

Dari adanya uraian dari latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah :

- Bagaimanakah proses pelaksanaan penagihan dan pemungutan pajak reklame pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan ?


(12)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses penagihan dan pemungutan pajak reklame yang ada pada kantor Dinas Pendapatan Kota Medan, apakah sudah sesuai dengan peraturan pemerintah daerah dan peraturan Walikota.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi pelengkap referensi maupun bahan pengembangan bagi mahasiswa yang ingin mengadakan penelitian di bidang yang sama khususnya bagi mahasiswa Departemen Diploma III Manajemen Keuangan.

2. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pedoman dan sumber informasi yang dibutuhkan tentang pajak reklame.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini sebagai sarana melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis dan kemampuan untuk menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berdasarkan kajian dan aplikasi yang diperoleh dari Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.


(13)

5

A. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Dinas Pendapatan Kota Medan dahulu hanya satu unit kerja yang kecil yaitu Sub-Bagian Penerimaan pada bagian keuangan dengan tugas pokoknya mengelola bidang penerimaan/pendapatan daerah. Mengingat pada saat itu potensi pajak maupun retribusi daerah di kota medan belum begitu banyak, maka dalam sub-bagian penerimaan tidak terdapat seksi atau urusan.

Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan penduduk serta Potensi Pajak/Retribusi Daerah Kota Medan, maka melalui Peraturan Daerah Kota Medan, Sub-Bagian tersebut di atas ditingkatkan menjadi bagian dengan nama bagian IX yang tugas pokoknya mengelola penerimaan dan pendapatan daerah. Bagian IX tersebut terdiri dari beberapa Seksi Dengan Pola Pendekatan Secara Sektoral Pungutan Daerah.

Pada tahun 1978 berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor : KUPD-7, tahun 1978, tentang penyeragaman Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Propinsi dan Kabupaten/Kotamadya di seluruh Indonesia, maka Pemerintah Kota Medan menetapkan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan sebagaimana dimaksudkan dalam Instruksi Mendagri dimaksud. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah yang baru ini dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang terdiri dari 1 (satu). Bagian Tata Usaha, dengan 3 (tiga) Urusan dan 4 (empat) seksi dengan masing-masing seksi terdiri dari 3 (tiga) subseksi.


(14)

Seiring dengan meningkatnya pembangunan dan pertumbuhan wajib pajak/retribusi daerah, Struktur Organisasi Dinas Pendapatan selama ini dibentuk dengan membagi pekerjaan berdasarkan sektor jenis pungutan maka pola tersebut perlu dirubah secara fungsional.

Dengan keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 973-442, tahun 1988, tanggal 26 Mei 1988 tentang Sistem dan Prosedur Perpajakan/Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah lainnya serta Pajak Bumi dan Bangunan di 99 Kabupaten/Kota dan surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 061/1861/PUOD, tanggal 2 Mei 1988 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan Nomor 12 Tahun 1978 tentang Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kotamadya Medan menjadi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 16 Tahun 1990 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja dinas Pendapatan Kotamadya Daerah TK.II Medan.

Dalam perkembangan selanjutnya dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000, tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota, maka Pemerintah Kota Medan membentuk Organisasi Dan Tata Kerja Dinas-Dinas Daerah dilingkungan Pemerintah Kota Medan sebagaimana diatur dan ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 tahun 2001, sehingga Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tk.Ii Medan Nomor 16 tahun 1990 dinyatakan tidak berlaku dan diganti dengan SK. Walikota Medan Nomor 25 tahun 2002 tentang Susunan Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Sebagai unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan dalam bidang pungutan pajak, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya. Dinas pendapatan daerah


(15)

di pimpin oleh seorang kepala dinas yang berada dan bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah, terdiri dari 1 (satu). Bagian tata usaha dengan 4 (empat) sub bagian dan 5 (lima) Sub Dinas dengan masing-masing 4 (empat) seksi serta kelompok jabatan fungsional.

B. Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Adapun Visi dan Misi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah untuk menjadi sebuah komitmen departemen

1. Visi

"Mewujudkan Masyarakat Kota Medan Taat Pajak dan Retribusi" 2. Misi

a. Meningkatkan pengelolaan Pendapatan Daerah Kota Medan.

b. Memberdayakan SDM Pegawai Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan diluar Dinas aktif meningkatkan kebersihan Kota Medan.

c. Meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat/Wajib Pajak Daerah dan Wajib Retribusi Daerah.

d. Mengintensifkan Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. e. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan unit kerja pengelola

PAD lainnya.

f. Mencari terobosan dalam menggali sumber-sumber PAD yang baru di luar PAD yang sudah ada.


(16)

C. Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan

Struktur organisasi merupakan sebuah sistem hubungan antara para anggota organisasi. Struktur organisasi diperlukan perusahaan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggungjawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum suatu perusahaan diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan perusahaan tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan pencapaian tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi perusahaan.

Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerjasama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Suatu perusahaan terdiri dari berbagai unit kerja yang dapat dilaksanakan perseorangan maupun kelompok kerja yang berfungsi untuk melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu dan mencakup tata hubungan secara vertikal melalui saluran tunggal. Sesuai dengan PP No.41 Tahun 2007, struktur organisasi Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan adalah adalah sebagai berikut:


(17)

(18)

D.Job Description 1. Dinas

Dinas merupakan unsur pelaksana Pemerintah daerah, yang dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab Kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah di bidang pendapatan daerah berdasarkan asa otonomi dan tugas pembantuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok, Dinas menyelenggarakan fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pendapatan;

b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum dibidang pendapatan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang pendapatan; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh sekretaris, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

a. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup Kesekretariatan meliputi pengelolaan administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.

b. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretariat menyelenggarakan fungsi :

1. Penyusunan rencana, program dan kegiatan kesekretariatan; 2. Pengkoordinasian penyusunan perencanaan program Dinas;


(19)

3. Pelaksanaan dan penyelenggarakan apelayanan administrasi kesekretariatan Dinas yang meliputi administrasi umum,kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan Dinas;

4. Pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pengembangan organisasi dan ketataleksanaan;

5. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas – tugas Dinas; 6. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian; 7. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan kesekretariatan; 8. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

3. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggungjawab Kepada Sekretaris. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat Lingkup administrasi umum. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Umum; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi umum; c. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolan tata naskah

dinas, penataan kearsipan, perlengkapan, dan penyelenggaraaan kerumah tanggaan Dinas.

d. Pengelolaan administrasi kepegawaian;

e. Penyiapan bahan pembinaan dan pengembangan kelembagaan, ketatalaksanaan, dan kepegawaian;


(20)

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian;

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretari sesuai dengan tugas dan fungsinya.

4. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan Kegiatan Sub Bagian Keuangan; b. Penyusunan Bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi

keuangan;

c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan, pengusulan dan vertifikasi;

d. Penyiapan bahan / pelaksanaan koordinasi pengelolaan administrasi keuangan;

e. Penyusunan Keuangan Kepala Dinas;

f. Penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksaan tugas; h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan


(21)

5. Sub Bagian Penyusunan Program

Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Sekretaris. Sub Bagian Penyusuna Program mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Sekretariat lingkup penyusunan program dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sub Bagian Penyusunan Program;

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian Penyusunan Program;

b. Pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan rencan dan program Dinas;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan Program Dinas; d. Penyiapan bahan pembinaan pengawasan, dan pengendalian;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Bidang Pendataan dan Penetapan Seksi Pendataan dan Pendaftaran

Seksi Pendataan dan Pendaftaran dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.Seksi Pendataan dan Pendaftaran mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup pendataan dan pendaftaran. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pendataan dan Pendaftaran menyelenggarakan fungsi :


(22)

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pendataan dan Pendaftaran;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup Pendataan dan Pendaftaran;

c. Pelaksanaan objek pajak daerah / retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya melalui Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan Surat Pemberitahuan Retribusi Daerah(SPTRD). d. Pelaksanaan pendaftaran wajib pajak / retribusi daerah melalui

formulir pendaftaran;

e. Penyimpanan, pendistribusian, pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah / Wajib Retribusi Daerah serta penyimpanan surat perpajakan daerah lainnya yang berkaitan dengan pendaftaran dan pendataan;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas danfungsinya.

Seksi Pemeriksaan

Seksi Pemeriksaan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggungjawabkepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan. Seksi Pemeriksaan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan Penetapan lingkup pemeriksaan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pemeriksaan menyelenggarakan fungsi :


(23)

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pemeriksaan; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pemeriksaan;

c. Penerimaan laporan hasil pemeriksaan dan unit pemeriksa / tim pemeriksa.

d. Penatausahaan hasil pemeriksaan lapangan atas objek dan subjek pajak;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas danfungsinya.

Seksi Penetapan

Seksi penetapan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggung jawabkepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan. Seksi Penetapan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataandan penetapan lingkup penetapan pokok pajak daerah / pokok retribusi daerah. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Penetapan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penetapan; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup penetapan;

c. Penyiapan bahan dan data perhitungan penetapan pokok pajak daerah / pokok retribusidaerah;

d. Penyiapan penerbitan, pendistribusian, serta penyimpanan arsip surat perpajakan daerah/retribusi daerah yang berkaitan dengan penetapan;


(24)

e. Pelaksanaan perhitungan jumlah angsuran pembayaran/penyetoran atas permohonanwajib pajak;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas danfungsinya.

Seksi Pengelola Data dan Informasi

Seksi Pengelola Data dan Informasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pendataan dan Penetapan.Seksi Pengelola Data dan Informasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pendataan dan penetapan lingkup data dan informasi.Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi PengelolaData dan Informasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Data dan Informasi;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendataan dan informasi;

c. Pengumpulan dan pengolahan data objek pajak daerah / retribusi daerah;

d. Penuangan hasil pengolahan data dan informasi data ke dalam kartu data;

e. Pengiriman kartu data kepada Seksi Penetapan;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;


(25)

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

7. Bidang Penagihan

Bidang Penagihan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.Bidang Penagihan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pembukuan, vertifikasi, penagihan, perhitungan, pertimbangan, dan retribusi. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Penagihan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan Kegiatan Bidang Penagihan;

b. Penyusunan petunjuk teknis lingkup pembukuan, vertifikasi, penagihan, perhitungan,pertimbangan dan retribusi;

c. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

d. Pelaksanaan penagihan atas tungkapan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

e. Pelaksanaan perhitungan retribusi dan atau pemindah bukuan atas pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya;

f. Pelaksanaan telaahan dan saran pertimbangan terhadap keberatan wajib pajak atas permohonan wajib pajak;

g. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang penagihan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(26)

Seksi Pembukuan dan Vertifikasi

Seksi Pembukuan dan Vertifikasi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah danbertanggung jawab kepada Bidang Penagihan.Seksi Pembukuan dan Vertifikasi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup pembukuan dan Vertifikasi.Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pembukuan dan Vertifikasi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pembukuan dan Vertifikasi;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pembukuan dan vertifikasi; c. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi tentang penetapan dan

penerimaan pajak daerah retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

d. Pelaksanaan pembukuan dan vertifikasi penerimaan dan pengeluaran benda berhargaserta pencatatan uang dari hasil pungutan benda berharga ke dalam kartu persediaan benda berharga;

e. Penyiapan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan dan tunggakan pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah;

f. Penyipan bahan dan data laporan tentang realisasi penerimaan, pengeluaran, dan sisa persediaan benda berharga secara berhala;

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(27)

Seksi Penagihan dan Perhitungan

Seksi Penagihan dan Perhitungan dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan. Seksi Penagihan dan Perhitungan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup Penagihan dan Perhitungan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Penagihan dan Perhitungan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penagihan dan Perhitungan;

b. Penyusunan bahanpetunjuk teknis lingkup penagiha dan perhitungan; c. Penyiapan bahan dan data pelaksanakan penagihan atas tunggakan

pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

d. Penyiapan bahan dan data penerbitan dan pendistribusian dan penyimpanan arsip surat perpajakan daerah / retribusi daerah yang berkaitan dengan penagihan;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Pertimbangan dan Retribusi

Seksi Pertimbangan dan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Penagihan. Seksi Pertimbangan dan Retribusi mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Penagihan lingkup Pertimbangan dan Retribusi. Dalam


(28)

melaksanakan tugas pokok, Seksi Pertimbangan dan Retribusi menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan Kegiatan Seksi Pertimbangan Retribusi;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pertimbangan dan retribusi; c. Penerimaan permohonan retribusi dan pemindahbukuan dari wajib

pajak;

d. Penelitian kelebihan pembayaran pajak daerah / retribusi daerah yang dapat diberikan resritusi dan atau pemindahbukuan;

e. Penyiapan surat keputusan kepala dinas tentang pemberian restitusi dan atau pemindahbukuan;

f. Penerimaan surat keberatan dari wajib pajak / retritusi; g. Penelitian keberatan wajib pajak / wajib rettribusi;

h. Pembuatan pertimbangan atas surat keberatan wajib pajak / wajib retribusi;

i. Penyiapan bahan dan data penerbitan surat keputusan kepala dinas tentang persetujuan atau penolakan atas keberatan;

j. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

k. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

8. Bidang Bagi Hasil dan Pendapatan

Bidang Bagi Hasil Pendapatan dipimpin oleh Kepala Bidang yang berada dibawah danbertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Bagi


(29)

Hasil Pendapatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penatausahaan bagi hasil dan perundang – undangan dan pengkajian pendapatan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Bagi Hasil Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Bagi Hasil Pendapatan;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak dan bukan pajak, penata usahaan bagi hasil dan perundang – undangan dan pengkajian pendapatan;

c. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pendapatan pajak dan bukan pajak; DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;

d. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi pemberi bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;

e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan dari dana bagi hasil pajak / bukan pajak provinsi dan dana bagi hasil pajak / bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;

f. Pelaksaan pengkajian pelaksanaan peraturan perundang – undangan dan pengkajian hasil pendapatan daerah dibidang dana perimbangan, dan lain – lain pendapatan yang syah;

g. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan lingkup bidang bagi hasil pendapatan;

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(30)

Seksi Bagi Hasil Pajak

Seksi Bagi Hasil Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.Seksi Bagi Hasil Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil pajak. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Bagi HasilPajak menyelenggarakn fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Pajak; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil pajak;

c. Penerimaan dan pendistribusian Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT) dan Daftar Himpunan Pokok Pajak (DHPP) / Daftar Himpunan Ketetapan Pajak (DHKP), Pajak Bumi Dan Bangunan;

d. Pelaksanaan penagihan Pajak Bumi dan Bangunan;

e. Pelaksanaan perhitungan penerimaan bagi hasil pajak lainnya, membantu menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan kepada wajib Pajak, Penerimaan kembali hasil pengisian SPOP dan mengirimkannya kepada Kantor Pelayanan PBB;

f. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.


(31)

Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup bagi hasil bukan pajak. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Bagi Hasil Bukan Pajak;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup bagi hasil bukan pajak; c. Pelaksanaan perhitungan dan penerimaan dana bagi hasil pajak

provinsi, dana bagi hasil bukan pajak pusat, DAU, DAK, dan lain – lain pendapatan yang syah;

d. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Penatausahaan Bagi Hasil

Seksi Penatausahaan Bagi Hasil dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan. Seksi Penata Usahaan Bagi Hasil mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup penatausahaan bagi hasil. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Penatausahaan Bagi Hasil menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Penatausahaan Bagi Hasil;


(32)

c. Pelaksanaan penatausahaan surat-surat ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan;

d. Pelaksanaan penatausahaan bagi hasil pajak dan bukan pajak, DAU, DAK, dan lain-lain pendapatan yang syah;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan

Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan dipimpin oleh Kepala Seksi,yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Bagi Hasil Pendapatan.Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan mempunyai tugas pokokmelaksanakan sebagian tugas Bidang Bagi Hasil Pendapatan lingkup peraturan perundang-undangan dan kajian pendapatan. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Peraturan Perundang-undangan dan Pengkajian Pendapatan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Peraturan Perundang-undangan;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup peraturan perundang-undangan dan pengkajian pendapatan;

c. Penyiapan bahan dan data pelaksanaan koordinasi dengan unit terkait tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan dan pengkajian atas penerimaan pendapatan dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang syah;


(33)

d. Pelaksanaan monitoring, dan evaluasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang dana perimbangan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas dengan tugas dan fungsinya.

9. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah

Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada di bawahdan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Dinas lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain. Dalam melaksanakan tugas pokok, Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain;

c. Pelaksanaan pengkajian potensi pajak daerah, retribusi daerah dan pendapatan lainnya;

d. Penghitungan potensi pajak dan retribusi daerah;

e. Pelaksanaan monitoring, evalausi, dan pelaporan lingkup bidang pengembangan Pendapatan daerah;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.


(34)

Seksi Pengembangan Pajak

Seksi Pengembangan Pajak dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Pengembangan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Pajak mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup Pengembangan pajak. Dalam melaksanakan tugas pokok, SeksiPengembangan Pajak menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pajak; b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pajak; c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan

daerah di bidang pajak daerah;

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pajak daerah;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Pengembangan Retribusi

Seksi Pengembangan Retribusi dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawahn danbertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Retribusi mempunyai tugas pokok

melaksanakan tugas Bidang PengembanganPendapatan Daerah

lingkuppengembangan retribusi. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pengembangan Retribusi menyelenggarakan fungsi :


(35)

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Retribusi;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan retribusi; c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan

daerah dibidang retribusi daerah;

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi retribusi daerah;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi Pengembangan Pendapatan dan Lain-lain

Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain dipimpin oleh Kepala Seksi, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah. Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas Bidang Pengembangan Pendapatan Daerah lingkup pengembangan pendapatan lain-lain. Dalam melaksanakan tugas pokok, Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan rencana, program, dan kegiatan Seksi Pengembangan Pendapatan Lain-Lain;

b. Penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pengembangan pendapatan lain-lain;


(36)

c. Penyiapan bahan dan data penyusunan rencana potensi pendapatan daerah di bidang pendapatan lain-lain;

d. Penyiapan bahan dan data pengkajian pengembangan potensi pendapatan lain-lain;

e. Penyiapan bahan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

10.Unit Pelaksanaan Teknis

Pembentukan, nomenklatur, tugas pokok dan fungsi Unit Pelaksanaan Teknis ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.

11.Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian Dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51, terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. Setiap Kelompok Jabatan Fungsional, dipimpin oleh Tenaga Fungsional Senior yang dihunjuk. Jumlah tenaga fungsional, ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Jenis dan jenjang jabatan fungsional, diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.


(37)

29

A. Definisi Pajak dan Reklame

1. Pengertian Pajak Daerah dan Reklame

Menurut Priantara (2013: 535), Pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat

Menurut Priantara (2013: 536) terdapat beberapa jenis pajak daerah, diantaranya :

a. Pajak-pajak provinsi terdiri dari: 1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);

2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB); 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor;

4. Pajak Air Permukaan; dan 5. Pajak Rokok

b. Pajak-pajak kabupaten/kota terdiri dari: 1. Pajak Hotel;

2. Pajak Restoran: 3. Pajak Hiburan; 4. Pajak Reklame;


(38)

6. Pajak Parkir; 7. Pajak Air Tanah;

8. Pajak Sarang Burung Walet; 9. PBB Perdesaan dan Perkotaan; dan 10.BPHTB.

Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial, memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum.

Dasar Hukum yang melandasi Pajak Reklame ini adalah :

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah.

2. Keputusan Walikota Medan No. 188.342/1006 K/2004 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan.

3. Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame.

4. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame.

5. Hal-hal yang menyangkut teknis pelaksanaan akan diatur lebih lanjut dengan keputusan daerah.


(39)

2. Fungsi Reklame

Fungsi reklame adalah sebagai berikut :

a. Membantu memberikan penerangan kepada pihak konsumen.

b. Membantu memperbesar produksi hingga meratakan jalan untuk produksi massa.

c. Memperbesar kecepatan perputaran dalam bidang perniagaan eceran dan dengan demikian menurunkan biaya-biaya distribusi per kesatuan produk. d. Menstimulasi produsen untuk mempertahankan kualitas artikel-artikelnya.

3. Izin Reklame

Izin reklame adalah izin yang diberikan kepada Badan atau orang/perorangan untuk menyelenggarakan/memasang reklame dalam jangka waktu tertentu. Izin penyelenggaraan reklame dapat diberikan kepada penyelenggara reklame atau jasa periklanan/biro reklame apabila :

a. Melengkapi persyaratan administrasi;

b. Membayar pajak reklame terutang sebesar 25% dari tarif pajak;

c. Untuk materi reklame rokok, besarnya nilai sewa reklame ditambah 15% dari pokok pajak;

d. Membayar sewa titik lokasi, khusus untuk penyelenggaraan reklame di dalam sarana dan prasarana kota;

e. Membayar nilai strategis reklame untuk penyelenggaraan reklame di luar sarana dan prasarana kota:

f. Membayar biaya jaminan bongkar sebesar 15% dari jumlah pajak reklame terutang untuk 1 (satu) kali penyelenggaraan reklame.


(40)

Izin dapat diberikan dalam bentuk izin tetap dan izin terbatas. Izin tetap diberikan untuk penyelenggaraan reklame dengan jangka waktu tidak terbatas atau sampai dengan adanya pencabutan ataupun perubahan. Sedangkan izin terbatas diberikan untuk penyelenggaraan reklame yang masa berlaku izinnya dibatasi.

B. Ketentuan Umum

Berdasarkan salinan Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame di Kota Medan yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kota Medan

2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi, yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. 3. Pemerintah Daerah adalah Walikota, dan perangkat Daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan Daerah. 4. Walikota adalah Walikota Medan.

5. Dinas Pendapatan adalah Dinas Pendapatan Kota Medan 6. Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame.

7. Reklame adalah benda, alat, perbuatan, atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk tujuan komersial, memperkenalkan, menganjurkan, mempromosikan, atau untuk menarik perhatian umum


(41)

terhadap barang, jasa orang atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan, dan/atau dinikmati oleh umum

8. Reklame Melekat/Poster/Stiker/Rombong adalah reklame yang diselenggarakan berupa gambar , lukisan dan/atau tulisan berbentuk lembaran lepas di sablon atau dicetak/offset dengan cara disebarkan; ditempelkan; dilekatkan; dipasang atau digantungkan pada suatu benda. 9. Nilai Sewa Reklame (NSR) adalah nilai yang ditetapkan sebagai dasar

perhitungan penetapan besarnya pajak reklame.

10.Penyelenggara reklame adalah orang atau badan yang menyelenggarakan reklame baik untuk dan atas nama sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

11.Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek pajak dan subjek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetoran.

12.Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang.

13.Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta, dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.

14.Surat Setoran Pajak Daerah (SSPD) adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau


(42)

telah dilakukan dengan cara lain ke Kas Daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Walikota.

15.Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB) adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.

16.Surat Tagihan Pajak Daerah (STPD) adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

C. Subjek dan Objek Pajak Reklame 1. Subjek Pajak Reklame

Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan Reklame. Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan yang menyelenggarakan Reklame. Dalam hal Reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orang pribadi atau Badan, Wajib Pajak Reklame adalah orang pribadi atau Badan tersebut. Dalam hal Reklame diselenggarakan melalui pihak ketiga, pihak ketiga tersebut menjadi Wajib Pajak Reklame.

2. Objek Pajak Reklame

Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan Reklame. Objek Pajak sebagaimana dimaksud meliputi :

a. Reklame papan/billboard/videotron/megatron dan sejenisnya; b. Reklame kain;

c. Reklame melekat, stiker; d. Reklame selebaran;


(43)

e. Reklame berjalan, termasuk pada kenderaan; f. Reklame udara;

g. Reklame apung; h. Reklame suara;

i. Reklame film/slide; dan j. Reklame peragaan

Tidak termasuk sebagai Objek Pajak Reklame adalah :

a. Penyelenggara reklame melalui televisi, radio, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan sejenisnya.

b. Penyelenggara reklame oleh pemerintah pusat dan daerah.

c. Penyelenggara reklame yang semata-mata memuat tempat ibadah dan panti asuhan.

d. Penyelenggara reklame yang semata-mata mengenai kepemilikan dan peruntukan tanah dengan ketentuan luasnya tidak boleh lebih dari ¼ m2 dan diselenggarakan diatas tanah tersebut.

e. Merupakan reklame yang disebarkan, apabila benda yang dijadikan reklame itu dimaksudkan juga bermanfaat bagi yang menerimanya.

f. Diselenggarakan oleh perwakilan diplomatik, perwakilan konsulat, perwakilan PBB serta badan-badan atau lembaga organisasi internasional pada lokasi badan-badan tertentu.


(44)

D. Tata Cara Perizinan Pajak Reklame Melekat/Poster/Stiker/Rombong

Izin adalah izin reklame yang diberikan oleh Pemerintah Kota Medan kepada pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pernbinaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas kegiatan, penyelenggaraan reklame di Kota Medan guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan serta penataan tata ruang estetika kota yang ditentukan.

Orang Pribadi atau Badan yang menyelenggarakan reklame baik di ruangan terbuka maupun ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu mendapat izin dari Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan atas Nama Kepala Daerah. Masa berlaku izin paling lama 1 (satu) tahun dan izin tersebut dapat diperpanjang kepada Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

1. Prosedur Perolehan Izin Reklame.

Setiap wajib pajak yang ingin memasang reklame melekat/poster/stiker/rombong harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Walikota Medan melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan dengan mencantumkan data-data sebagai berikut:

a. Nama. b. Alamat. c. Pekerjaan. d. Teks Reklame. e. Ukuran Reklame. f. Jenis Reklame.

g. Lokasi Pemasangan Reklame. h. Masa Berlaku Pemasangan.


(45)

Permohonan tertulis juga harus melampirkan syarat-syarat sebagai berikut : a. Fotocopy identitas diri/penanggung jawab/penerima kuasa (KTP. SIM,

Paspor);

b. Fotocopy Akte Pendirian Perusahaan;

c. Surat Kuasa apabila pemilik/penanggung jawab berhalangan dengan disertai fotocopy KTP, SIM, Paspor dari pemberi kuasa;

d. Surat Perjanjian kontrak pembuatan dan/atau pemasangan reklame, apabila diselenggarakan pihak ketiga;

e. Gambar sketsa titik lokasi penyelenggaraan reklame, desain dan tipologi reklame; dan

f. Surat persetujuan dari pemilik tanah dan/atau bangunan dengan melampirkan surat kepemilikan atas tanah dan/atau bangunan yang sah, bagi objek pajak reklame yang pertama kali dimohonkan .

Permohonan izin tersebut disampaikan kepada Kepala Dinas dan wajib diteliti oleh Kepala Dinas meliputi beberapa aspek yaitu :

a. Keamanan dan Ketertiban Umum. b. Kesopanan.

c. Kesusilaan. d. Keagamaan e. Keindahan f. Kesehatan

g. Lingkungan Hidup

Jika telah diteliti dan permohonan telah meliputi aspek-aspek di atas maka permohonan tersebut diproses dengan melakukan survey ke lokasi yang telah


(46)

diajukan, Apabila lokasi tersebut memungkinkan maka diterbitkan Surat Penetapan Pajak Reklame (SPPR) dan pemohon menyetor pajaknya ke Kas Daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan untuk diproses penerbitan izin.

2. Kewajiban Pemegang Izin Reklame

Pemegang izin Reklame mempunyai kewajiban sebagai berikut :

a. Menyusun naskah reklame dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf cetak dan apabila dipandang perlu dapat menambah naskah dengan bahasa asing yang ditempatkan disamping atau dibawah naskah bahasa Indonesia.

b. Memasang reklame pada panggung atau lokasi dalam kawasan/zona yang telah ditentukan oleh Kepala Dinas atas nama Kepala Daerah.

c. Memelihara atau merawat supaya benda-benda, alat-alat yang dipergunakan untuk reklame selalu dalam keadaan baik.

d. Menempatkan tanda berupa stiker, plat dan atau tanda-tanda lain yang ditetapkan oleh Kepala Dinas atas nama. Kepala Daerah, apabila penyelenggara reklame tidak menempelkan tanda-tanda tersebut maka Kepala Dinas berwenang membuat tanda tersebut yang biayanya.

e. Apabila penyelenggara reklame menimbulkan kerugian pada pihak lain, penyelenggara reklame bertanggung jawab atas segala akibat dari kerugian tersebut.

f. Menghapus atau menghilangkan dan meniadakan reklame secepatnya setelah jangka waktunya berakhir atau setelah izinnya dicabut.


(47)

3. Pembuatan Izin Reklame

Izin penyelenggaraan reklame dapat dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi apabila :

a. Pemegang izin tidak memenuhi persyaratan, dan aspek-aspek yang telah ditentukan kepadanya.

b. Reklame yang dipasang tidak sesuai dengan izin yang diberikan.

c. Naskah reklame tidak sesuai dengan ketentuan yang diizinkan oleh pihak Dinas Pendapatan Kota Medan tidak dipenuhi.

d. Jika menurut pertimbangan kepala Dinas, ternyata pada saat berlangsungnya penyelenggaraan reklame tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak memenuhi aspek-aspek yang telah ditentukan. e. Masa berlaku izin telah habis.

E. Penempatan Lokasi, Letak, Ukuran, Ketinggian dan Nilai Strategis

Peletakan reklame berupa spanduk dan poster/stiker, hanya diperkenankan di panggung-panggung reklame yang ditetapkan oleh Walikota Medan. Reklame tidak, diperkenankan dipasang didepan Kantor Dinas Pemerintahan, Gedung Sekolah, Rumah Ibadah dan Bangunan Bersejarah yang tidak dipergunakan untuk komersial.

Pembobotan kelas jalan dan penempatan lokasi reklame yang diperkenankan di Kota Medan adalah di lokasi jalan sebagaimana dicantum dalam lampiran laporan ini :


(48)

PEMBOBOTAN KELAS JALAN

Tabel3.1

Untuk jenis reklame Billboard/Bando/Videotron/Megatron/ dan Mini Billboard sejenisnya ditetapkan sebagai berikut :

NO JENIS REKLAME UKURAN LUAS REKLA ME JANGKA WAKTU PEMASAN GAN

SISI NILAI STRATEGIS

1 2

KELAS JALAN 1 KELAS JALAN 2 KELAS JALAN 3 1 Billboard/Bal iho/Bando/ Videotron/ Megatron

1 m² 1 hari Rp 1.425 Rp 1.480

Rp 215.000 .000 Rp 185.000 .000 Rp 155.000.0 00

2 Mini

Billboard 1 m² 1 hari Rp 3.975 Rp 4.975

Rp 37.000. 000 Rp 31.000. 000 Rp 25.000.00 0 Tabel 3.2

Untuk jenis reklame Kain berupa Umbul-umbul, Spanduk dan Banner, Reklame Menempel/Rombong/Reklame Berjalan serta Reklame Neon Box sebagai berikut

NO JENIS REKLAME

UKURAN LUAS REKLAME JANGKA WAKTU PEMASANGAN HARGA SATUAN

1 Kain berupa umbul-umbul,

Spanduk dan Banner 1 m² 1 hari Rp 9.600

2

Reklame

Menempel/Rombong/Reklame Berjalan

1 m² 1 hari Rp 6.000

3 Reklame Neon Box 1 m² 1 hari Rp 1.440

Sumber : Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (2014) (Diolah)


(49)

Tabel 3.3

DAFTAR LOKASI JALAN YANG DIBENARKAN UNTUK PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA MEDAN

A. Jalan Kelas 1 (satu)

NO NAMA JALAN KETERANGAN

1 A.YANI Md Jl. Palang Merah s/d Jl. Pulau Penang 2 A.H.NASUTION Md Jl. Karya Jaya s/d Jl SM.Raja

3 Asia Md Jl. Sutomo s/d Jl. Kapt. Jumhana

4 Adam Malik Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Kom. Yos Sudarso 5 Asrama Pondok Kelapa Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Pertempuran 6 Brigjen Katamso Md Jl. Suprapto s/d Jl. Ir. Juanda

7 Balai Kota Md Jl. Bukit Barisan s/d Jl. Perintis

Kemerdekaan

8 Bandung Md Jl. Palangkaraya s/d Jl. Sutomo 9 Cik Ditiro Md Jl. HZ Arifin s/d Jl. Sudirman 10 Cirebon Md Jl. MT Haryono s/d Jl. Pandu 11 Dr. Mansyur Md Jl. Jamin Ginting s/d Jl. Setia Budi

12 Krakatau Md Jl. Karantina s/d Jl. Simpang Pintu Masuk Tol

13 Glugur Md Jl. S. Parman s/d Jl. Gatot Subroto 14 Guru Patimpus Md Jl. Putri Hijau s/d Jl. H.A. Malik

15 Gatot Subroto Md Jembatan Jl. Sei Babura s/d simpang Jl. Kapten Muslim

16 Gajah Mada Md JL. S. Parman s/d Jl. Darussalam 17 H.Z. Arifin Md Jl. Imam Bonjol s/d Jl. S. Parman 18 Juanda Md Jl. SM. Raja s/d Jl. Mongonsidi 19 Irian Barat Md Jl. H.M. Yamin s/d Jl. M.T. Haryono 20 Iskandar Muda Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Jamin Ginting 21 Karya Jasa Md Jl. Jamin Ginting s/d Jl. Karya Jaya 22 Kejaksaan Md Jl. S. Parman s/d Jl. Imam Bonjol 23 Pattimura Md Jl. Sudirman s/d Jl. Mongonsidi 24 Jamin Ginting Md Simpang Pattimura s/d Simpang Pos 25 Letd. Suprapto Md Jl. Imam Bonjol s/d Jl. Pemuda 26 Mayjend Supadmo Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Setia Budi 27 Merak Jingga Md Jl. Yos Sudarso s/d Jl. H.M. Yamin 28 Mongonsidi Md Jl. Kapt. Pattimura s/d Jl. Ir. Juanda 29 M.T. Haryono

30 Ngumban Surbakti Md Jl. Jamin Ginting s/d Jl. Perpustakaan 31 Nibung Raya Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Perpustakaan 32 P. Kemerdekaan Md Jl. Putri Hijau s/d Jl. H.M. Yamin 33 Palang Merah Md Jl. Imam Bonjol s/d Jl. Pegadaian 34 Pemuda Md Jl. Suprapto s/d Jl. Palang Merah

35 Pandu Md Jl. Sutomo s/d Jl. Pemuda

36 Pinang Baris Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Sunggal 37 H.M. Yamin Md Jl. Putrid Hijau s/d Jl. GB. Yosua 38 Putri Hijau Md Jl. H.M. Yamin s/d Jl. Merak Jingga 39


(50)

Soekarno-Hatta/Ringroad

40 Sekip Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Gereja 41 Setia Budi Md Jl. Sunggal s/d Jl. Jamin Ginting 42 Surabaya Md Jl. M.T. Haryono s/d Jl. Pandu

43 Sutomo Md Jl. Rahmadsyah s/d Jl. P. Kemerdekaan 44 Sutrisno Md Jl. Sutomo s/d Jl. A.R. Hakim

45 SM Raja Md Jl. Pandu s/d Jl. Sakti Lubis 46 S. Parman Md Jl. Gatot Subroto s/d Jl. Sudirman

47 T. Amir Hamzah Md Jl. Adam Malik s/d Jl. Brig. H.A. Manaf Lubis

48 Thamrin Md Jl. P. Kemerdekaan s/d Jl. Sutrisno

B Jalan Kelas 2 (dua) Jalan yang tidak termasuk Kelas Jalan 1 (satu) dan Jalan Kelas 3 (tiga)

C Kelas 3 (tiga) Jalan Lingkungan

Sumber : Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (2014) (Diolah)

Tabel 3.4

DAFTAR LOKASI JALAN YANG TIDAK DIBENARKAN UNTUK PENYELENGGARAAN REKLAME DI KOTA MEDAN

NO NAMA JALAN KETERANGAN

1 Jend. Sudirman Md Jl. S. Parman s/d Jl. Imam Bonjol

2 Kapt. Maulana

Lubis

Md Jl. S. Parman s/d Jl. Jembatan Sei Deli 3 Diponegoro Md Jl. Jend Sudirman s/d H. Arifin

4 Imam Bonjol Md Jl. Kapt. Maulana Lubis s/d Jl. Ir. Juanda (kecuali di persimpangan yang dibenarkan)

5 Walikota Md Jl. Jend. Sudirman s/d Jl. Ir. Juanda 6 Pengadilan Md Jl. Kejaksaan s/d Jl. Kapt. Maulana Lubis 7 Kejaksaan Md Jl. Imam Bonjol s/d Jl. Teuku Umar 8 Suprapto Md Jl. Walikota s/d Jl. Jend. Sudirman 9 Balai Kota Md Jl. A. Yani s/d Jl. Bukit Barisan 10 P. Penang Md Jl. Stasiun s/d Jl. Balai Kota 11 Bukit Barisan Md Jl. Balai Kota s/d Jl. Stasiun 12 Stasiun Md Jl. Bukit Barisan s/d Jl. P. Penang 13 Raden Saleh Md Jl. Jembatan Sei Deli s/d Jl. Balai Kota

Sumber : Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (2014) (Diolah)


(51)

F. Tata Cara Pembayaran Pajak Reklame

1.Setiap wajib pajak membayar pajak yang terhutang berdasarkan SKPD. 2.Pajak yang terutang dibayar laing lambat 30 (tiga puluh) hari kerja setelah

SKPD diterbitkan.

3.Khusus reklame kain seperti Spanduk. Umbul-umbul, dan lain sebagainya, Wajib Pajak wajib terlebih dahulu melakukan pembayaran dengan menggunakan SSPD sebelum reklame dipasang.

4.Apabila batas waktu pembayaran bertepatan dengan hari libur, maka batas waktu pembayaran jatuh pada 1 (satu) hari kerja berikutnya.

5.Apabila pembayaran pajak terutang dilakukan setelah jatuh tempo pembayaran, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga keterlambatan sebesar 2% (dua persen) setiap bulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan dan ditagih dengan STPD.

6.Wajib Pajak berdasarkan hasil pemeriksaan lapangan ternyata telah memasang reklame sebelum melakukan pembayaran pajak, dikenakan sanksi administrasi dan pembongkaran objek pajak reklame.

7.Pembayaran pajak dapat dilakukan Wajib Pajak dalam bentuk cek, surat pernyataan utang atau kompensasi dari kewajiban perpajakan daerah sebelumnya.

G. Dasar Pengenaan, Nilai Sewa, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Reklame

1. Dasar Pengenaan Pajak Reklame


(52)

2. Nilai Sewa Reklame

Besaran pajak reklame melekat/Poster/Stiker/Rombong ditetapkan oleh Kepala Dinas Pendapatan.

Nilai sewa reklame diperhitungkan dengan memperhatikan : a. Kelas jalan;

b. Luas reklame; c. Ukuran reklame; d. Harga satuan; dan

e. Jangka waktu pemasangan.

Tabel 3.5

Besaran Nilai Sewa Reklame dan Masa Berlaku Izin

Jenis Reklame Ukuran Waktu Pemasangan

Harga

Satuan Keterangan

Reklame kain berupa umbul-umbul, spanduk, dan banner

1m² 1 Hari Rp 9.600 Paling lama 30 hari

Reklame berjalan 1m² 1 Hari Rp 5.000 Paling lama 1 tahun

Reklame selebaran - Rp 600

Minimal Rp 3.250.000 setiap penyelenggaraan

Reklame udara - Paling lama 1

bulan Rp 2.600.000 Sekali peragaan

Reklame suara - Per 15 detik Rp 1.300

Kurang dari 15 detik dihitung 15

detik

Reklame

Film/Slide - Per 15 detik

Rp 6.500 (dengan

suara) Rp 2.000 (tanpa suara)

Kurang dari 15 detik dihitung 15


(53)

Reklame Peragaan - 1 Hari Rp 15.600 Minimal Rp 240.000

Reklame Apung - 1 Bulan Rp 2.600.000 Sekali peragaan

Reklame

Melekat/Stiker cm²

Minimal Rp 3.250.000 setap penyelenggaraan Sumber : Peraturan Walikota Nomor 17 Tahun 2014 (2014) (Diolah)

3. Tarif Pajak Reklame

Tarif pajak reklame yang telah ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ada sebesar 25%.

4. Cara Perhitungan Pajak Reklame

Adapun rumus perhitungan pajak reklame adalah sebagai berikut :

Keterangan :

NJOPR : Nilai Objek Pajak Reklame yaitu dengan mengalikan ukuran reklame dengan jangka waktu dan nilai sewa.

Tarif : Tarif yang akan dikenakan atas NJOPR yang akan dikenakan yaitu 25%.


(54)

H. Tata Cara Penagihan dan Pemungutan Pajak Reklame 1. Penagihan Pajak Reklame

A. Dasar Penagihan Pajak

Menurut Pohan (2014: 128) dasar penagihan pajak adalah sebagai berikut : 1. Surat Tagihan Pajak (STP)

2. Surat Ketetapan Pajak (SKP), yaitu Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPDKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT)

3. Surat Keputusan Pembetulan 4. Surat Keputusan Keberatan

5. Putusan Banding yang menyebabkan jumlah pajak harus bayar bertambah, yang tidak dibayar sampai dengan jangka waktu tertentu.

B. Cara Penagihan Pajak Reklame

Tahapan pelaksanaan penagihan pajak terutang yang tidak atau kurang bayar setelah jatuh tempo pembayaran, diatur sebagai berikut :

a. Dinas Pendapatan dalam waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari menerbitkan dan menyampaikan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau Surat lain yang sejenis kepada Wajib Pajak setelah berakhirnya tanggal jatuh tempo pembayaran yang tercantum dalam SPKD, Surat Pembetulan, Surat Keputusan dan putusan banding dengan meminta tanda penerimaan surat teguran;

b. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Paksa dan Surat Paksa tersebut diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada Wajib Pajak atau Penanggung Pajak dalam waktu paling singkat 21 (dua puluh satu) hari


(55)

setelah Surat teguran diterima Wajib Pajak dengan membuat Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa;

c. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Perintah Melaksakan Penyitaan atas penyitaan barang-barang milik Wajib Pajak dalam waktu paling singkat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah pelaksanaan dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Penyitaan;

d. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Pencabutan Sita dan Jurusita Pajak menyampaikannya kepada Wajib Pajak;

e. Dinas Pendapatan dalam waktu paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan penyitaan, mengumumkan penjualan secara lelang atas barang-barang milik Wajib Pajak yang telah disita melalui media massa;

f. Dinas Pendapatan melaksanakan penjualan secara lelang atas barang-barang milik Wajib Pajak bertempat di Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) dalam waktu paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman lelang;

g. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat kesempatan terakhir untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dan Jurusita Pajak menyampaikannya kepada Wajib Pajak;

h. Lelang tidak dilaksanakan apabila Wajib Pajak telah melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau putusan pengadilan pajak atau objek lelang musnah.


(56)

2. Pemungutan Pajak Reklame

Menurut Mardiasmo (2013: 15) pemungutan pajak dilarang diborongkan. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan.

Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), dan/atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT).

I. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame

Sebagai salah satu kota terbesar, Kota Medan memiliki mobilitas perekonomian yang cukup tinggi dimana dalam mempromosikan segala sesuatunya juga cukup besar. Sehingga, diharapkan menambah pemasukan bagi kas daerah dari sisi penerimaan Pajak Reklame.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian target adalah sasaran atau batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan atau usaha perlu dibuat suatu target yang dijadikan sebagai acuan untuk mencapainya. Namun adakalanya target tersebut tidak dapat dicapai dan bahkan ada juga yang melebihi target.


(57)

Seperti tidak tercapainya target pajak reklame pada Dinas Pertaman Kota Medan, sehingga pada 2014 pajak reklame pindah kelola ke Dinas Pendapatan, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).

Adapun realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun anggara 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Data: Realisasi Penerimaan Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2014

Jenis Penerimaan Target

Realisasi Penerimaan

Persentase

Pajak Reklame:

Dinas Pendapatan Lap. Dinas Pertamanan Lap. TRTB

Lap. BPPT

-

59.161.250.000,00 -

-

6.993.831.867,00 9.620.486.121,00

-

1.089.424.796,00

-

16,26% - -


(58)

50

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame, dimana adanya perubahan tugas pokok dan fungsi pada Dinas Pertamanan Kota Medan terhadap Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas Pendapatan Kota Medan, dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).

2. Pajak Reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujan komersil, yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun menarik perhatian umum.

3. Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame yang diperhitungkan dengan memperhatikan kelas jalan, luas reklame, harga satuan, jangka waktu pemasangan, dan penyelenggaraan dan ukuran media reklame.

4. Orang pribadi atau badan yang meyelenggarakan reklame baik diruangan terbuka maupun di ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas Pendapatan, dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.


(59)

5. Permasalahan utama yang di hadapi oleh Dinas Pendapatan Kota Medan adalah masih kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dari reklame yang telah mereka pasang.

6. Berdasarkan data pada tabel realisasi penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2014, dapat dilihat bahwa adanya target serta persentase yang ditetapkan belum tercapai dan kurang maksimal.

B. Saran

1. Perlu diadakan penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung, yang hendaknya dilakukan secara terus menerus dan merata kepada seluruh masyarakat mengenai perpajakan, khususnya pajak daerah.

2. Pelaksanaan pendataan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, agar dilakukan secara teratur dalam waktu-waktu tertentu.

3. Menindak wajib pajak yang tidak memenuhi peraturan atau tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik.

4. Agar para pegawai/staf yang sudah ada dapat mempertahankan kemampuan dan kinerjanya yang produktif dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga penerimaan Pajak Reklame yang telah melebihi target dapat terlaksana seterusnya.

5. Sebaiknya Dinas Pendapatan menerapkan sistem online dalam penerbitan izin reklame.

6. Hasil dari penerimaan pajak tersebut hendaknya digunakan tepat sasaran untuk pelayanan dan kepentingan masyarakat.


(60)

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame. Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame.

Data Internal Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Priantara, Diaz. 2013. Perpajakan Indonesia Edisi Revisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Pohan, Charil Anwar. 2014. Perpajakan Indonesia Teori dan Kasus. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Publisher.

Samudra, Azhari Aziz. 2015. Perpajakan Di Indonesia: Keuangan, Pajak dan


(1)

47

setelah Surat teguran diterima Wajib Pajak dengan membuat Berita Acara Pemberitahuan Surat Paksa;

c. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Perintah Melaksakan Penyitaan atas penyitaan barang-barang milik Wajib Pajak dalam waktu paling singkat 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah pelaksanaan dengan membuat Berita Acara Pelaksanaan Penyitaan;

d. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Pencabutan Sita dan Jurusita Pajak menyampaikannya kepada Wajib Pajak;

e. Dinas Pendapatan dalam waktu paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pelaksanaan penyitaan, mengumumkan penjualan secara lelang atas barang-barang milik Wajib Pajak yang telah disita melalui media massa;

f. Dinas Pendapatan melaksanakan penjualan secara lelang atas barang-barang milik Wajib Pajak bertempat di Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) dalam waktu paling singkat 14 (empat belas) hari setelah pengumuman lelang;

g. Dinas Pendapatan menerbitkan Surat kesempatan terakhir untuk melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dan Jurusita Pajak menyampaikannya kepada Wajib Pajak;

h. Lelang tidak dilaksanakan apabila Wajib Pajak telah melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak atau berdasarkan putusan pengadilan atau putusan pengadilan pajak atau objek lelang musnah.


(2)

2. Pemungutan Pajak Reklame

Menurut Mardiasmo (2013: 15) pemungutan pajak dilarang diborongkan. Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang berdasarkan surat ketetapan pajak atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan. Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan berdasarkan penetapan Kepala Daerah dibayar dengan menggunakan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) atau dokumen lain yang dipersamakan berupa karcis dan nota perhitungan.

Wajib Pajak yang memenuhi kewajiban perpajakan sendiri dibayar dengan menggunakan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD), Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (SKPDKB), dan/atau Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (SKPDKBT).

I. Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame

Sebagai salah satu kota terbesar, Kota Medan memiliki mobilitas perekonomian yang cukup tinggi dimana dalam mempromosikan segala sesuatunya juga cukup besar. Sehingga, diharapkan menambah pemasukan bagi kas daerah dari sisi penerimaan Pajak Reklame.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian target adalah sasaran atau batas ketentuan yang telah ditetapkan untuk dicapai. Oleh karena itu, dalam melakukan suatu kegiatan atau usaha perlu dibuat suatu target yang dijadikan sebagai acuan untuk mencapainya. Namun adakalanya target tersebut tidak dapat dicapai dan bahkan ada juga yang melebihi target.


(3)

49

Seperti tidak tercapainya target pajak reklame pada Dinas Pertaman Kota Medan, sehingga pada 2014 pajak reklame pindah kelola ke Dinas Pendapatan, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).

Adapun realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun anggara 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Data: Realisasi Penerimaan Dinas Pendapatan Kota Medan Tahun Anggaran 2014

Jenis Penerimaan Target

Realisasi Penerimaan

Persentase

Pajak Reklame: Dinas Pendapatan Lap. Dinas Pertamanan Lap. TRTB

Lap. BPPT

-

59.161.250.000,00 -

-

6.993.831.867,00 9.620.486.121,00

-

1.089.424.796,00

- 16,26%

- -


(4)

50 A. Kesimpulan

1. Berdasarkan Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame, dimana adanya perubahan tugas pokok dan fungsi pada Dinas Pertamanan Kota Medan terhadap Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas Pendapatan Kota Medan, dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPPT).

2. Pajak Reklame adalah pajak yang dikenakan atas benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk dan corak ragamnya untuk tujan komersil, yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun menarik perhatian umum.

3. Dasar pengenaan pajak reklame adalah nilai sewa reklame yang diperhitungkan dengan memperhatikan kelas jalan, luas reklame, harga satuan, jangka waktu pemasangan, dan penyelenggaraan dan ukuran media reklame.

4. Orang pribadi atau badan yang meyelenggarakan reklame baik diruangan terbuka maupun di ruangan tertutup/dalam gedung, harus terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan, Dinas Pendapatan, dan Badan Pelayanan Perizinan Terpadu.


(5)

51

5. Permasalahan utama yang di hadapi oleh Dinas Pendapatan Kota Medan adalah masih kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dari reklame yang telah mereka pasang.

6. Berdasarkan data pada tabel realisasi penerimaan pajak reklame tahun anggaran 2014, dapat dilihat bahwa adanya target serta persentase yang ditetapkan belum tercapai dan kurang maksimal.

B. Saran

1. Perlu diadakan penyuluhan baik langsung maupun tidak langsung, yang hendaknya dilakukan secara terus menerus dan merata kepada seluruh masyarakat mengenai perpajakan, khususnya pajak daerah.

2. Pelaksanaan pendataan ke lapangan terhadap objek maupun subjek pajak yang sudah terdaftar maupun yang belum terdaftar, agar dilakukan secara teratur dalam waktu-waktu tertentu.

3. Menindak wajib pajak yang tidak memenuhi peraturan atau tidak melaksanakan kewajiban perpajakannya dengan baik.

4. Agar para pegawai/staf yang sudah ada dapat mempertahankan kemampuan dan kinerjanya yang produktif dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga penerimaan Pajak Reklame yang telah melebihi target dapat terlaksana seterusnya.

5. Sebaiknya Dinas Pendapatan menerapkan sistem online dalam penerbitan izin reklame.

6. Hasil dari penerimaan pajak tersebut hendaknya digunakan tepat sasaran untuk pelayanan dan kepentingan masyarakat.


(6)

Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame. Peraturan Walikota Medan Nomor 17 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 tentang Pajak Reklame.

Data Internal Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan.

Priantara, Diaz. 2013. Perpajakan Indonesia Edisi Revisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Pohan, Charil Anwar. 2014. Perpajakan Indonesia Teori dan Kasus. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Mardiasmo. 2013. Perpajakan Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Publisher.

Samudra, Azhari Aziz. 2015. Perpajakan Di Indonesia: Keuangan, Pajak dan