MENGUKUR LEBAR CELAH DENGAN METODE DIFRA (1)

MENGUKUR LEBAR CELAH DENGAN METODE DIFRAKSI
LASER
Darmawan1, Diah Alfi Lailatuzuhria1, Faridhatul Khasanah1, Ihfadni Nazwa1,
Imroatul Magfiroh1, Vina Puji Lestari1, Winda Puji Lestari1
1

Laboratorium Optik dan Aplikasi Laser
Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Airlangga
2014
Abstrak

Percobaan difraksi laser dirancang untuk menunjukkan peristiwa difraksi leser pengukuran lebar
celah berukuran kecil, serta mengukur lebar celah berukuran kecil memakai metode difraksi laser. Pada
percobaan ini digunakan laser He-Ne dengan panjang gelombang 632,8 nm yang bersifat monokromatis dan
memiliki intensitas yang tinggi sehingga saat dilewatkan celah maka akan mengalami difraksi. Adapun prinsip
kerja yang dilakukan adalah meletakkan celah tepat didepan laser He-Ne dan mengatur posisi fotosel pada
bangku optik sehingga dapat dihasilkan pola difraksi gelap terang yang tampil pada layar. Pada praktikum ini,
data yang diambil adalah secara berurutan dengan cara menangkap pola difraksi secara berurutan dari celah
tunggal dengan menggerakkan bangku optik pada rel sebanyak 3 kali pergeseran dan selisih etiap

pergeserannya sebesar 2 mm. Berdasarkan analisis data hasil pengamatan, diperoleh lebar celah yang terjadi
pada difraksi laser adalah sebesar (0,7609 ± 0,1904082) mm.
Keyword: difraksi laser, laser He-Ne

PENDAHULUAN
Salah satu piranti optis yang dapat kita
gunakan sebagai sumber cahaya adalah laser.
Laser adalah perangkat yang memancarkan cahaya
melalui proses amplifikasi optik berdasarkan emisi
terstimulasi
dari
radiasi
elektromagnetik.
Penggunaan laser sebagai sumber cahaya memiliki
keunggulan karena berkas cahaya yang dihasilkan
bersifat monokromatis , sangat sejajar dan
berintensitas tinggi. Jenis suatu laser dapat
diklasifikasikan berdasarkan keadaan materi yang
dipresentasikan oleh medium laser (dapat berupa:
gas, padat dan cair). Salah satu contoh laser yang

diklasifikasikan sebagai laser gas adalah laser HeNe (Beesley, 1972). Sebuah helium-neon laser,
adalah jenis laser gas yang medium gain terdiri
dari campuran helium dan neon dalam sebuah
tabung kapiler small bore, biasanya senang dengan
debit listrik DC. Yang paling terkenal dan paling
banyak digunakan He-Ne laser yang beroperasi
pada panjang gelombang 632,8 nm di bagian
merah dari spektrum yang terlihat. Contoh laser
yang tergolong laser zat cair adalah Dye laser,
sedangkan laser yang tergolong zat padat adalah
laser dioda GaAlAs.
Berkas cahaya laser yang sangat sejajar
bila dilewatkan suatu celah yang sangat kecil
(misal lubang lingkaran kecil atau celah sempit)
secara tegak lurus akan mengalami peristiwa
difraksi. Difraksi adalah penyebaran gelombang,
contohnya cahaya, karena adanya halangan.
Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang
semakin besar. Peristiwa difraksi dapat
diklasifikasikan menurut jauh dekatnya medan

pandangan terhadap sumber cahaya atau menurut
jenis sumber cahaya yang mengalami difraksi.
Berdasarkan jauh dekatnya medan pandangan
terhadap sumber cahaya, difraksi dibedakan atas
Difraksi Fresnel dan Difraksi Franhoufer. Difraksi
Fresnel yaitu difraksi yang terjadi ada jarak dekat,
sedangkan Difraksi Franhoufer adalah difraksi
yang terjadi pada jarak jauh.

Contoh difraksi yang diklasifikasikan
menurut sumber cahaya adalah difraksi
microwave, difraksi sinar-X dan difraksi laser. Di
dalam
laboratorium,
peristiwa
difraksi
dimanfaatkan sebagai dasar metode suatu
pengukuran. Sebagai contoh: peristiwa difraksi
sinar-X dimanfaatkan untuk pengukuran parameter
struktur Kristal. Contoh lain di bidang Fisika

Optik, difraksi laser digunakan untuk menentukan
diameter objek kawat yang berukuran sangat kecil
atau dapat pula dimanfaatkan sebagai meter
panjang gelombang (wavelength meter) bagi
sumber – sumber cahaya laser pada daerah tak
tampak.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menunjukkan peristiwa difraksi leser pengukuran
lebar celah berukuran kecil. Serta mengukur lebar
celah berukuran kecil memakai metode difraksi
laser.
Adapun alat dan bahan yang kita gunakan
dalam percobaan yaitu laser He-Ne, detektor optis
foto sel (BPY 47), bangku optik, multi clamp,
kebel – kabel penghubung, celah serta multimeter.
METODE PENELITIAN
Pada eksperimen ini bertujuan untuk
menunjukkan peristiwa difraksi laser untuk
pengukuran lebar celah berukuran kecil, juga
mengukur lebar celah berukuran kecil memakai

metode difraksi laser. Pada eksperimen ini,
menggunakan suatu rangkaian rakitan yang terdiri
dari diafragma, resistor, sinar laser He-Ne dengan
panjang gelombang 632,8 x 10-9m, fotosel, dan
mikrovoltmeter.
Meletakkan
fotosel
pada
pemegang (holder) yang dapat bergerak bebas
pada rel penggerak detector optis. Meletakkan
celah didepan laser He-Ne dan hidupkan laser
sehingga dapat dihasilkan pola difraksi. Mengatur
posisi fotosel pada bangku optic sehingga dapat
menangkap pola difraksi yang terjadi. Kemudian
mengatur posisi dari fotosel sehingga berada pada
ujung pola difraksi (garis gelap terang).
Menggeser fotosel ke hingga ke ujung rel dengan

pergeseran 2 mm dan mencatat tegangan keluaran
yang ditunjukkan pada mikrovoltmeter setiap

pergeserannya.

Atau

DASAR TEORI
Peristiwa difraksi cahaya oleh celah tunggal
yang
lebarnya
d
secara
geometris
digambarkan pada gambar 1.a dan bentuk
distribrusi intensitas difraksi pada layar sejauh
L dan celah ditunjukkan oleh gambar 1.b

(n = ±1, ±2, ±3,…)
Kuat peneranngan maksimum orde
memenuhi hubungan sebagai berikut:

ke-n


Berdasarkan persamaan (4), maka perbandingan
kuat penenrangan maksimum orde ke-n yaitu En
terhadap kuat penerangan maksimum pusat E0
nilainya adalah

Bila dalam pengukuran pola difraksi digunakan
Fotosel maka variabel E0 dan En masing-masin
dapat diganti dengan tegangan maksimum pusat
(V0) dan tegangan maksimum orde ke–n yaitu V n.
Dengan demikian berlaku:

Perbandingan kuat penerangan di titik P yaitu
E terhadap kuat penerangan di titik O yaitu E 0
memenuhi persamaan :

kuat penerangan minimum diberikan oleh titik nol
fungsi distribusi persamaan (1). Titik nol fungsi
distribusi tersebut adalah memenuhi persamaan
berikut :


Kembali ke persamaan (2) tentang posisi titik-titik
yang berintensitas minimum.Posisi titik-titik
berintensitas minimum orde pertama (n=1)
memenuhi

Untuk orde ke (n=2) memenuhi

.

PROSEDUR EKSPERIMEN
a. Merakit fotosel,resistor 10 kΩ dan
mikrovolmeter seperti gambar-2 dengan
menggunakan kabel penghubung.

Karena
dan

.


Maka persamaan:

dan

c. Metakkan celah didepan laser He-Ne dan
hidupkan laser tersebut sehingga dihasilkan
pola difraksi (seperti gambar)

.

Jarak antara minimum berurutan (

) adalah

sebagai berikut

atau
Karena dalam eksperimen

b. Metakkan fotosel pada pemegang (holder)

yang dapat bergerak bebas pada rel
penggerak detektor optis. (seperti pada
gambar)

dan L dapat

d. Mengatur posisi fotosel pada bangku optik
sedemikian hingga dapat menangkap pola
difraksi yang terjadi.
e. Mengatur posisi fotosel sedemikan hingga
berada diujung pola difraksi (garis gelap
terang)

diukur,dan apabila panjang gelombang laser λ
yang digunakan diketahui,maka ukuran celah d
dapat ditentukan.Menurut prinsip Babinet juga
akan menghasilkan difraksi mirip persamaan (9)
dengan demikian persamaan (9) inilah yang
digunakan untuk mengukur diameter kawat
berorde panjang gelombang.


f.

ALAT DAN BAHAN

h. Mengukur lebar celah yang digunakan dalam
eksperimen ini menggunakan mikroskop.

a. Laser He-Ne
b. Detektor optis fotosel (BPY 47)

g. Mengukur jarak antara detektor dengan celah

i.

Menentukan lebar celah (d) yang digunakan
di
dalam
eksperimen
ini
dengan
menggunakan persamaan (9).

j.

Membandingkan hasil yang diperoleh dari
langkah (h) dan (i).

c. Bangku optik
d. Multi clamp
e. Kabel-kabel penghubung
f.

Celah

g. Mikrovoltmeter

Menggeser posisi fotosel sampai ke ujung
yang lain sambil mencatat tegangan keluaran
fotosel yang terbaca pada mikrovoltmeter
untuk setiap jarak pergeseran 2 mm,dan
masukkan hasilnya dalam bentuk tabel.

DATA HASIL PENGAMATAN

Pengamatan I
No
.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31

Pergeseran
(cm)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
2.4
2.6
2.8
3
3.2
3.4
3.6
3.8
4
4.2
4.4
4.6
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2

Tegangan
(mV)
1
0.9
0.8
0.6
1
1.1
1.1
1.1
1
1
1.1
1
1
1
1
1
1.1
1.1
1.1
1.2
1.1
1.2
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1

32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74

6.4
6.6
6.8
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
8.2
8.4
8.6
8.8
9
9.2
9.4
9.6
9.8
10
10.2
10.4
10.6
10.8
11
11.2
11.4
11.6
11.8
12
12.2
12.4
12.6
12.8
13
13.2
13.4
13.6
13.8
14
14.2
14.4
14.6
14.8

1.1
1.1
1.4
1.3
1.3
1.4
1.4
1.5
1.5
1.5
1.4
1.4
1.2
1.5
1.7
1.7
1.7
1.3
1.2
1.7
2.7
3.1
2.6
1.5
1.3
3.2
5.4
8.1
6.8
2.7
1.6
6.4
21.1
33.9
28.7
9.2
3.4
44.5
261.1
550
916
1213
1359

75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117

15
15.2
15.4
15.6
15.8
16
16.2
16.4
16.6
16.8
17
17.2
17.4
17.6
17.8
18
18.2
18.4
18.6
18.8
19
19.2
19.4
19.6
19.8
20
20.2
20.4
20.6
20.8
21
21.2
21.4
21.6
21.8
22
22.2
22.4
22.6
22.8
23
23.2
23.4

1208
958
618
330.8
79.6
44
28.6
53.5
53.3
54.9
10.3
1.8
9.3
15.8
15.3
9.8
2.7
1.6
3.9
6.4
6.2
3.4
1.7
1.6
2.7
3.8
3.4
2.1
1.4
1.7
2.5
3.6
2.8
2.1
1.5
2
2.5
2.5
2.1
1.6
1.5
1.7
1.9

118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160

23.6
23.8
24
24.2
24.4
24.6
24.8
25
25.2
25.4
25.6
25.8
26
26.2
26.4
26.6
26.8
27
27.2
27.4
27.6
27.8
28
28.2
28.4
28.6
28.8
29
29.2
29.4
29.6
29.8
30
30.2
30.4
30.6
30.8
31
31.2
31.4
31.6
31.8
32

2.2
2
1.5
1.4
1.5
1.7
1.7
1.6
1.4
1.3
1.3
1.4
1.4
1.3
1.3
1.3
1.3
1.2
1.2
1.1
1.1
1.2
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1
1
1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1
1.1
1.1
1.1
1.1

161

32.2

1.1

Pengamatan II
No
.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35

Pergeseran
(cm)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
2.4
2.6
2.8
3
3.2
3.4
3.6
3.8
4
4.2
4.4
4.6
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
6.6
6.8
7

Tegangan
(mV)
1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.2
1.1
1.1
1.1
1.1
1.2
0.7
0.7
1.1
1.2
2.3
1.1
1
1
1
1.2
1.2
1.2
1.2
1.3
0.9
1.3
1.3
1.4
1.6

36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78

7.2
7.4
7.6
7.8
8
8.2
8.4
8.6
8.8
9
9.2
9.4
9.6
9.8
10
10.2
10.4
10.6
10.8
11
11.2
11.4
11.6
11.8
12
12.2
12.4
12.6
12.8
13
13.2
13.4
13.6
13.8
14
14.2
14.4
14.6
14.8
15
15.2
15.4
15.6

1.8
1.7
1.5
1.4
1.7
2.1
2.2
1.9
1.5
1.4
1.7
2.3
2.5
2.2
1.5
1.4
1.8
2.6
2.9
2.4
1.4
1.4
2.3
3.4
3.6
2.4
1.3
1.6
4.1
6.5
6
3.5
1.3
3.9
10.7
16.6
13.1
4.3
2.1
13.2
34.7
62.4
48.7

79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121

15.8
16
16.2
16.4
16.6
16.8
17
17.2
17.4
17.6
17.8
18
18.2
18.4
18.6
18.8
19
19.2
19.4
19.6
19.8
20
20.2
20.4
20.6
20.8
21
21.2
21.4
21.6
21.8
22
22.2
22.4
22.6
22.8
23
23.2
23.4
23.6
23.8
24
24.2

22
12.7
108.7
353.2
832
1128
1478
1560
1338
867
565
268.5
32.2
3.2
28.5
43.1
44.2
27.1
4.1
1.5
4.5
7.8
8.7
5.3
2.3
1.1
1.6
2.6
2.9
2.4
1.5
1.3
1.4
1.8
2
1.6
1.4
1.2
1.3
1.3
1.2
1
1.1

122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161

24.4
24.6
24.8
25
25.2
25.4
25.6
25.8
26
26.2
26.4
26.6
26.8
27
27.2
27.4
27.6
27.8
28
28.2
28.4
28.6
28.8
29
29.2
29.4
29.6
29.8
30
30.2
30.4
30.6
30.8
31
31.2
31.4
31.6
31.8
32
32.2

Pengamatan III

1
1.1
1.2
1.2
1.1
1
0.9
1
0.9
0.9
1.1
1.1
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.2
1.1
1.1
1.2
1.3
1.3
0.9
0.9
0.9
1
0.9
0.7
0.9
0.7
1
0.9
0.9
0.9
0.9
0.5
0.5

No
.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Pergeseran
(cm)
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
2.4
2.6
2.8
3
3.2
3.4
3.6
3.8
4
4.2
4.4
4.6
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
6.6
6.8
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8

Tegangan
(mV)
1
0.9
0.9
0.9
0.7
0.7
1.2
1.2
1.1
1.1
1.1
1.1
1.1
1.3
1
1
1.1
1
1
1.2
1
1
1.3
1.2
1.2
1.2
1.1
1
1.1
1.3
1.2
1.1
1.1
1.3
1.1
1.1
1.4
1.3
1.3
1.3
1.5

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83

8.2
8.4
8.6
8.8
9
9.2
9.4
9.6
9.8
10
10.2
10.4
10.6
10.8
11
11.2
11.4
11.6
11.8
12
12.2
12.4
12.6
12.8
13
13.2
13.4
13.6
13.8
14
14.2
14.4
14.6
14.8
15
15.2
15.4
15.6
15.8
16
16.2
16.4
16.6

1.4
1.3
1.6
1.5
1.4
1.7
2.1
2.2
1.9
1.5
1.6
2.1
2.9
3.5
3.1
1.8
2.9
5.7
8.4
7.4
4.2
1.9
7.6
20.9
33.7
31.3
20.7
3.5
70.8
264
526
937
1202
1510
1207
926
591
229
64.4
7.3
30.6
54.3
54.8

84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126

16.8
17
17.2
17.4
17.6
17.8
18
18.2
18.4
18.6
18.8
19
19.2
19.4
19.6
19.8
20
20.2
20.4
20.6
20.8
21
21.2
21.4
21.6
21.8
22
22.2
22.4
22.6
22.8
23
23.2
23.4
23.6
23.8
24
24.2
24.4
24.6
24.8
25
25.2

33.7
10.4
5
10.2
16.8
17.2
11
6.2
4.7
0.5
9
8.5
6.6
4.7
4.8
6
6.8
6.1
3.1
4.4
4.5
5.4
5.8
5.5
4.7
4.3
4.6
5.1
5.4
5.2
4.6
4.4
4.5
4.9
5
4.8
4.4
4.3
4.4
4.6
4.7
4.6
4.4

127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
158
159
160
161

25.4
25.6
25.8
26
26.2
26.4
26.6
26.8
27
27.2
27.4
27.6
27.8
28
28.2
28.4
28.6
28.8
29
29.2
29.4
29.6
29.8
30
30.2
30.4
30.6
30.8
31
31.2
31.4
31.6
31.8
32
32.2

4.2
4.3
4.3
4.3
4.2
4.2
4
4
4
3.9
3.9
4
4
3.9
3.8
3.8
3.8
4
4
3.9
3.9
3.9
3.9
3.9
3.9
3.9
3.9
3.9
4
4
3.9
3.9
3.9
4
4

PEMBAHASAN
Pada praktikum/percobaan kali ini akan
membahas tentang difraksi laser. Pada percobaan
ini bertujuan untuk menunjukkan adanya gejala
difraksi laser dan mengukur lebar celah yang
digunakan yang berukuran kecil dengan

menggunakan metode difraksi laser. Pengertian
atau definisi dari difraksi itu sendiri adalah
peristiwa pelenturan dari gelombang cahaya ketika
melewati celah yang sempit dalam arti celah yang
dilewati lebih kecil daripada panjang gelombang
cahaya yang melewati celah tersebut. Akibat
melewati celah yang sempit itu mengakibatkan
gelombang cahaya tidak lagi merambat menurut
garis lurus dan menyebabkan terjadinya
interferansi sehingga tepi tepi bayangan menjadi
kabur. Akibat dari peristiwa inilah muncul pola
gelap dan pola terang yang lebih dikenal dengan
fringe. Pola gelap terang ini disebabkan karena
adanya distribusi intensitas cahaya yang
tertangkap pada suatu layar dimana fringe atau
pola gelap terang terjadi. Selain adanya distribusi
intensitas , pola gelap dan pola terang yang terjadi
karena adanya kuat terang pemusatan minimum
dan kuat terang pemusatan maksimum sehingga
terjadi terang pusat yang merupakan pola yang
paling terang diantara terang yang lainnya.
Pada percobaan ini menggunakan laser
merah yang memiliki panjang gelombang sebesar
632,8 nm. Laser yang digunakan ini dilewatkan
celah yang sempit kurang lebih setengah dari
panjang gelombang dari laser yang digunakan.
Kemudian laser yang telah dilewatkan celat sempit
tersebut ditepatkan pada suatu detektor yang
dinamakan dengan fotosel yang telah dihubungkan
dengan tegangan output atau tegangan keluaran
sehingga detektor mampu menangkap pola
difraksi yang terjadi. Tegangan keluaran ini
sebanding dengan intensitas yang dihasilkan oleh
laser berdasarkan distribusinya. Jadi tegangan
keluaran tersebut mewakili distribusi intensitas
dari laser akibat melewati celah kecil tersebut.
Kemudian setelah itu menggeser posisi fotosel
dengan pergeseran sebesar 2 mm sambil
mengamati tegangan keluaran yang ditunjukkan
pada mikrovoltmeter. Dari tegangan yang
dihasilkan dapat dibuat grafik bentuk distribusi
intensitas pola difraksi yang terjadi. Pada puncak
tertinggi yang dihasilkan merupakan terang pusat
dari pola difraksi yang dihasilkan. Kemudian

puncaknya semakin lama semakin turun yang
menujukkan intensitas semakin berkurang karena
terjadinya pergeseran yang lebih jauh dari terang
pusat.
Dari data yang diperoleh tersebut dapat
digunakan untuk menentukan lebar celah yang
digunakan dalam percobaan dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :

Dengan d


= lebar celah
= panjang gelombang laser yang
digunakan
L
=jarak antara celah dengan
detektor/layar
S
= jarak anata pola gelap atau pola
terang berurutan
Adapun grafik yang diperoleh dari
eksperimen mengenai difraksi laser adalah:
1.

Pengamatan I

2. Pengamatan II

KESIMPULAN
Dari percobaan ini dapat disimpulkan
bahwa :
1. Lebar celah yang digunakan sebesar (0,7609

± 0,1904082) mm.
2.

3. Pengamatan III

4. Hasil Rata-rata

Grafik rata-rata diatas menunjukkan
distribusi intensitas pola difraksi laser yang
digunakan pada eksperimen.
Pada percobaan ini belum diketahui
literatur atau lebar celah yang digunakan sehingga
tidak dapat mencantumkan prosentase kesalahan
dan faktor faktor yang menyebabkan kesalahan
yang terjadi dalam eksperimen kali ini.

Pola difraksi yang dihasilkan ditunjukkan ada
pola gelap terang yang ditujukkan pada
detektor dan distribusi intensitas yang
dihasilkan

DAFTAR PUSTAKA
geronimo2012.vv.si/difraksi-cahaya
phys.unpad.ac.id/wp-conten.