ANALISIS MANAJEMEN PROYEK UNTUK PROYEK I

ANALISIS MANAJEMEN PROYEK UNTUK PROYEK IMPLEMENTASI
MACHINE TO MACHINE (M2M) PADA ATM (Automatic Teller Machine)
Dian Abadi Arji (1706083516)
Information Network Security, Department of Electrical Engineering
Faculty of Engineering, Universitas Indonesia
Jakarta, Indonesia
dian.abadi@ui.ac.id
Lecturer : DR Ir Iwan Krisnadi MBA

Abstrak – Kebutuhan akan tingkat ketersediaan layanan dari Branchless Banking terutama untuk ATM (Automatic Teller Machine)
semakin meningkat, dengan perkembangan penggunaan dan implementasi M2M (Machine to Machine) dapat menjadi salah satu solusi
mendukung bisnis Branchless Banking, kondisi saat ini jaringan ATM menggunakan berbagai media akses untuk terkoneksi ke server dari
Bank-Bank tersebut, seperti komunikasi akses serat optik, wireless dan VSAT. Melihat dari potensi perkembangan dan karakteristik dari M2M
yang tidak membutuhkan banyak biaya dalam implementasi nya serta pengimplementasian nya yang relatif mudah maka penggunaan jaringan
komunikasi data dengan menggunakan teknologi M2M merpakan salah teknologi yang sangat menjanjikan untuk digunakan. Dengan adanya
M2M dapat dijadikan salah satu opsi untuk meningkatkan availability dari jaringan ATM dengan target availability 99,99 %. Peneltitian ini
menggunakan metode triangulation yang merupakan gabungan antara metode naturalis dan metode ilmiah (scientific) melalui oberservasi
langsung terhadap fenomena yang terjadi, yaitu dengan metode studi literatur, pengumpulan dan pengolahan data, dan menganalisa. Penelitian
ini juga menggunakan parameter dalam menganalisa keekonomian dengan menggunakan nilai NPV (Net Present Value) dan IRR (Internal Rate
of Return), dari hasil analisa Nilai NPV dan IRR dalam investasi menunjukkan nilai positif, hasil analisis dari mean availability akses VSAT
adalah XXX %, sehingga M2M dapat diajukan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan nilai availability tersebut. Untuk mengontrol

seluruh proses implementasi ini, maka pengimplementasian ini harus dibuatkan sebuah tinjauan khusus dari sisi manajemen proyek
Kata Kunci – M2M, ATM, Branchless Banking, ketersediaan, pengetahuan, project management body of knowledge
Abstract- The need for service availability from Branchless Banking especially for ATM (Automatic Teller Machine) is increasing, with the
development of M2M (Machine to Machine) usage and implementation can be a of the solutions to support Branchless Banking business, the
current condition of ATM network is using various media access for connected to the servers of these Banks, such as fiber optic, wireless and
VSAT access communications. Judging from the developmental potential and characteristics of M2M that does not require much cost in its
implementation and its relatively easy implementation, the use of data communication network using M2M technology is one of the most
promising technologies to use. With the M2M can be a option to increase the availability of the ATM network with a target availability of
99.99%. This research uses triangulation method which is a combination of naturalist method and scientific method through direct observation
of the phenomenon that occurs, by literature study method, data collection and processing, and analyzing. This research also uses parameter in
analyzing economics by using value of NPV (Net Present Value) and IRR (Internal Rate of Return), from result of analysis of NPV value and
IRR in investment show positive value, result of analysis of mean availability of VSAT access is XXX %, so M2M can be proposed as one
solution to increase the availability value. To control this entire impementation process, this implementation should be made a special review of
the project management side.
Keywords—M2M, ATM, Branchless Banking, availability, project management body of knowledge

I.

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Salah satu teknologi Branchless Banking yang paling
banyak digunakan oleh Bank-Bank adalah ATM (Automatic
Teller Machine), Meskipun ATM awalnya dikembangkan
hanya sebagai tempat mengambil uang tunai, alat ini telah
berkembang untuk memasukkan banyak produk perbankan
lainnya yang terkait. Banyaknya penggunaan ATM sebagai
sarana publik semakin meningkatkan pula kebutuhan akan
ketersediaan (availability) dari sistem komunikasi data dari
ATM tersebut.
Dengan kondisi diatas terdapat peluang bagi perusahaan
komuniksi data untuk dapat mengembangkan bisnis baru
dalam penyediaan jaringan komunikasi mesin ATM

menggunakan memadukan jaringan eksisting (akses VSAT,
wireless, serat optik) dan M2M dengan peningkatan kualitas
jaringan lebih baik dan mendukung Service Level Agreement
(SLA) sehingga dapat mendorong branchless banking.
Dengan peluang tersebut, meningkatkan akses layanan
terhadap suatu informasi dan menambah pilihan produk yang

ditawarkan tertuju pada pencapaian kepuasan konsumen atau
pelanggan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk menganalisis
kelayakan jaringan M2M sebagai backup komunikasi data
jaringan main komunikasi data ATM dengan berdasarkan
mean availability akses jaringan komunikasi ATM saat ini
(single link) dan juga membuat sistem pengendalian proyek

untuk meminimalisir resiko saat pengimplementasian proyek
M2M ini.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang disusun berdasarkan dari tujuan
1. Tuntutan availability jaringan komunikasi ATM yang
sangat tinggi
2. Kelayakan dari M2M untuk menjadi komunikasi data
backup untuk jaringan komunikasi data (single link)
ATM
3. Sistem pengendalian proyek untuk meminimalisir
resiko saat pengimplementasian proyek M2M ini.

1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang akan dibahas pada paper ini adalah
sebagai berikut :
1. Membangun topologi jaringan komunikasi ATM
2. Dapat meningkatkan produktivitas bisnis perbankan
dengan mengurangi nilai MTTR (Mean Time to
Repair) ketika memperbaiki main link
3. Menambah availability dari jaringan komunikasi
ATM
4. Studi kasus perusahaan banking adalah Bank A dan
perusahaan data komunikasi B
5. Protokol yang digunakan untuk failover adalah
Border Gateway Protocol (BGP) pada CPE router
6. Keamanan sistem komunikasi data menggunakan
M2M tidak dibahas pada paper ini
7. Paper ini mencakup analisis M2M pada jaringan
komunikasi ATM dengan analisis cost benefit
analysis dan dari segi manajemen project
menggunakan project risk management, project time
management

dan
project
human
resource
management.
II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 M2M (Machine to Machine)
Machine to machine (M2M) mengacu pada teknologi yang
memungkinkan sistem nirkabel dan kabel untuk berkomunikasi
dengan perangkat yang sejenis lainnya. Hal ini memungkinkan
masing-masing perangkat akan terkoneksi satu sama lain tanpa
adanya trigger dari manusia. Istilah ini memiliki arti yang luas
karena tidak mendefinisikan jaringan kabel atau nirkabel
tertentu, maupun teknologi informasi dan komunikasi secara
khusus. Istilah M2M lazim disosialisasikan di kalangan
eksekutif bisnis.
M2M dapat melibatkan industri instrumentasi, termasuk
industri perangkat (seperti sensor atau meteran) untuk
menangkap suatu peristiwa (seperti suhu, tingkat persediaan,
dan lain-lain) yang disampaikan melalui jaringan (nirkabel,

kabel atau hybrid) ke aplikasi (software program) yang
menerjemahkan peristiwa ditangkap menjadi informasi yang
bermakna (misalnya, item harus mengisi kembali). Komunikasi
tersebut awalnya dilakukan pada sistem yang memiliki jaringan
remote, dimana mesin menyampaikan informasi kembali ke
pusat (hub), yang dialihkan ke dalam sistem seperti komputer
pribadi untuk dianalisa.

Jangkauan komunikasi M2M modern berkembang di luar
koneksi satu-ke-satu dan telah berubah menjadi sistem jaringan
yang mengirimkan data ke perangkat pribadi. Perluasan
jaringan IP di seluruh dunia telah memudahkan M2M dan
mengurangi jumlah daya dan waktu yang diperlukan untuk
bertukar informasi antar mesin (M2M). Jaringan ini sekaligus
membuka peluang bisnis baru, disamping menjalin hubungan
antara konsumen dan produsen, dalam kaitannya dengan
produk yang dijual.
M2M awalnya digunakan untuk otomatisasi dan
instrumentasi tetapi sekarang penggunaanya lebih luas yang
merujuk ke aplikasi telematika. Dalam bentuk yang berbeda

M2M sebenarnya telah eksis sejak munculnya otomatisasi
jaringan komputer dan mendahului komunikasi seluler.
Misalnya telah digunakan dalam aplikasi, seperti di lingkungan
industri, otomatisasi, telemetri, termasuk SCADA.

Gambar 1 Topologi Implementasi Arsitektur M2M

The Secara praktis komunikasi M2M misalnya, dapat
digunakan untuk memantau kondisi infrastruktur publik yang
kritis lebih efisien, seperti halnya fasilitas pengolahan air,
listrik atau jembatan, mengurangi intervensi manusia. Setiap
implementasi M2M memiliki detil yang unik. Namun, ada
empat tahap dasar yang umum dan ditemukan di hampir setiap
aplikasi M2M dengan komponen- komponen:
Pengumpulan data
Transmisi data yang dipilih melalui jaringan
komunikasi
• Penilaian terhadap data
• Respon terhadap informasi yang tersedia.
2.2 Mean Time to Repair (MTTR) dan Mean Time Between

Failure (MTBF)



Mean Time to Repair adalah waktu yang diperlukan
untuk memulihkan suatu sistem dari sebuah kegagalan. Dalam
hal ini juga termasuk waktu yang dibutuhkan dalam
mendiagnosa masalah, waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan teknisi, dan waktu yang diperlukan untuk
memperbaiki sistem (hardware). Sama dengan MTBF, MTTR
diwakili dalam satuan jam. MTTR menunjukkan nilai
availability dan bukan reliability seperti MTBF. Semakin lama
MTTR atau semakin tinggi nilai MTTR maka semakin buruk.
Sederhananya, jika dibutuhkan waktu lebih lama untuk
memulihkan sebuah sistem dari kegagalan atau kerusakan,

maka sistem ini memiliki ketersediaan (availability) yang lebih
rendah.
MTTR adalah parameter yang berguna yang harus
digunakan di awal perencanaan dan perancangan tahap dari

suatu sistem. Parameter yang digunakan dalam menilai
aksesibilitas / lokasi komponen sistem, misalnya sebuah
komponen yang sering gagal harus ditempatkan di mana dapat
dengan mudah dihapus dan diganti. MTTR juga dapat
memberikan informasi untuk penentuan perangkat teknologi
mana yang harus diberikan cadangan dan mana yang tidak.
Nilai MTTR yang sangat tinggi dapat digunakan sebagai acuan
bahwa perangkat teknologi tersebut sebaiknya diberikan
cadangan. Pemberian cadangan ini bertujuan agar operasional
perusahaan dapat segera berjalan normal ketika terjadi
kerusakan. Untuk menghitung perkiraan dari nilai MTTR ini
adalah sebagai berikut:

MTTR = Mean Time To Repair.
t = Waktu yang diperlukan untuk reparasi.
n = Jumlah reparasi yang pernah dilakukan.
Mean Time Between Failure (Torrel & Avelar, 2010)
adalah ukuran dasar dari keandalan sistem. MTBF merupakan
waktu rata-rata yang dibutuhkan oleh sistem untuk bekerja
tanpa mengalami kegagalan dalam periode tertentu. Perkiraan

nilai MTBF juga dapat memberikan informasi mengenai
keandalan suatu perangkat TIK dimana dalam permasalahan ini
juga dapat dianalisa tentang kemungkinan human error yang
mengakibatkan kegagalan perangkat TIK.
MTBF biasanya direpresentasikan dalam satuan jam.
Semakin tinggi jumlah MTBF, semakin tinggi keandalan suatu
sistem atau produk. Bagi produsen, nilai MTBF ini sangat
penting dalam proses pengambilan keputusan, karena dari nilai
MTBF maka dapat diketahui masa hidup suatu produk.
Pengambilan keputusan ini menyangkut pemilihan produk
yang nantinya akan digunakan untuk mendukung suatu sistem
yang ada.
Nilai MTBF dapat dihitung atau diukur dengan membagi
antara total waktu masa optimal dengan jumlah kerusakan yang
terjadi. Berikut persamaan untuk menghitung nilai MTBF:

MTBF = Mean Time Between Failure.
tUptime = Waktu optimal.
n = Jumlah kerusakan yang terjadi.
2.3 Cost Benefit Analysis (CBA)

Dalam menghitung CBA, aspek yang paling menentukan
adalah analisa kelayakan ekonomi. Analisa kelayakan
ekonomi ini dilakukan untuk menghitung aspek keekonomian
dari sebuah keputusan teknis sehingga keputusan akhir
merupakan keputussan yang mempertimbangkan segala aspek
baik non teknis maupun non teknis. Salah satu parameter yang
dapat digunakan untuk menganalisa keekonomian adalah

dengan menghitung Net Present Value (NPV) dan Internal
Rate of Return (IRR).
Metode NPV digunakan untuk menghitung nilai proyek
pada saat ini (present) berdasarkan arus kas dan jumlah
investasi yang sudah dikeluarkan. NPV memberikan
gambaran, ketika alternatif tunggal bernilai NPV ≥ 0, maka
investasi tersebut layak dijalankan, ketika NPV ≤ 0, maka
investasi tersebut akan berdampak negatif pada perusahaan.
Present Value (PV) dipengaruhi oleh suku bunga atau interest
rate (i) atau MARR (Minimum Acceptable Rate of Return).
Berikut rumus untuk menghitung NPV:

Keterangan:
i = tingkat suku bunga atau tingkat pengembalian investasi
yang diinginkan
k = indeks periode waktu
Fk = aliran uang pada akhir periode k
N = periode studi.
Metode IRR digunakan untuk menghitung tingkat
pengembalian dari sebuah investasi melalui cara menyamakan
jumlah arus yang masuk dengan jumlah arus yang keluar.
Formula yang digunakan dalam perhitungan IRR adalah
sebagai berikut:

Nilai IRR dibandingkan dengan MARR untuk
mengevaluasi suatu project terhadap beberapa alternatif layak
untuk dijalankan atau tidak. Apabila IRR ≥ MARR maka
alternatif tersebut layak untuk dijalankan, begitu juga untuk
sebaliknya sebaliknya.
2.4 Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah sebuah disiplin keilmuan dalam
hal perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan (menjalankan
serta pengendalian), untuk dapat mencapai tujuan-tujuan
proyek. Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat
sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu
selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan
seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk
mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik, dan pada
umumnya untuk menghasilkan sebuah perubahan yang
bermanfaat atau yang mempunyai nilai tambah. Proyek selalu
bersifat sementara atau temporer dan sangat kontras dengan
bisnis pada umumnya (Operasi-Produksi), dimana OperasiProduksi mempunyai sifat perulangan (repetitif), dan
aktifitasnya biasanya bersifat permanen atau mungkin semi
permanen untuk menghasilkan produk atau layanan
(jasa/servis). Pada prakteknya, tipe manajemen pada kedua
sistem ini sering berbeda, dengan kemampuan teknis dan
keputusan manajemen strategis yang spesifik.
Tantangan utama sebuah proyek adalah mencapai sasaransasaran dan tujuan proyek dengan menyadari adanya batasanbatasan yang telah dipahami sebelumnya. Pada umumnya

batasan-batasan itu adalah ruang lingkup pekerjaan, waktu
pekerjaan dan anggaran pekerjaan. Dan hal ini biasanya
disebut dengan "triple constrains" atau "tiga batasan". Dengan
semakin meningkatnya kesadaran akan harkat dan martabat
individu dalam menjalankan proyek, maka batasan ini
kemudian berkembang dengan ditambahkan dengan batasan
keempat yaitu faktor keselamatan. Tantangan selanjutnya
adalah bagaimana mengoptimasikan dan pengalokasian semua
sumber daya dan mengintegrasikannya untuk mencapai tujuan
proyek yang telah ditentukan.
Di dalam project management terdapat tahapan-tahapan yang
harus dilakukan diantaranya adalah :
1. Inisiasi
proses ini merupakan tahapan awal dari dimulai nya
sebuah proyek. Tahap ini akan memberikan
gambaran suatu proyek secara keseluruhan. Pada
tahap ini akan didefinisikan apa – apa saja yang
menjadi kriteria sukses, hambatan utama, dan
mengidentifikasi stake holder dari suatu proyek. Hal
– hal tersebut harus ditulis dan didokumentasikan
dalam sebuat Project Initiation Document.
2. Planning and Design
Tahap selanjutnya adalah membuat perencanaan
project secara detail sehingga dapat memetakan
resiko- resiko yang muncul. Dengan memetakan
resiko yang muncul diharapkan langkah antisipasi
sudah ditentukan diawal. Fokus utama dalam
perencanaan ini adalah waktu, biaya, dan sumber
daya
3. Executing and Action
Proses ini merupakan tahapan untuk menindaklanjuti
hal – hal yang telah dituangkan dalam tahapan
planning. Tujuan dari tahap ini adalah bagaimana
proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai dengan
hasil yang diharapkan dan biaya dan waktu yang
telah direncanakan. Agar tercapai tujuan tersebut,
maka pada tahap ini perlu dilakukan monitoring
progress tersebut dengan membuat Gantt Chart,
memonitoring biaya, dan mengkomunikasikan
perkembangan proyek tersebut seta perubahan nya
(jika ada).
4. Monitoring and Controlling
Proses ini merupakan proses untuk melakukan
pengontrolan terhadap aktivitas – aktivitas dalam
proyek tersebut, apakah sudah sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat. Juga akan dilakukan
pengontrolan apakah proyek yang telah dilaksanakan
tersebut sudah sesuai dengan estimasi waktu dan
biaya nya yang telah direncakan pada tahap
perencanaan. Bila terdapat ketidaksesuaian antara
actual and planning, maka akan ditentukan tindakan
apa yang akan diambil agar actual proyek tersebut
kembali sesuai dengan planning nya.
5. Project Closing
proses ini merupakan tahap akhir dari suatu proyek
yaitu dimana pengerjaan proyek selesai dan diterima

oleh client. Pada tahap ini juga akan dilakukan serah
terima proyek, hasil apa saja yang telah dicapai, dan
yang paling penting adalah hal – hal apa saja yang
bisa dipelajari dari proyek tersebut agar bisa menjadi
pembelajaran bagi proyek – proyek serupa lain nya
dimasa mendatang.
2.4.1 Project Time Management
Adalah suatu kegiatan yang mencakup semua proses dan
prosedur yang diperlukan agar proyek dapat berjalan tepat
waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja.
Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien.
Project Time Management memiliki 7 Proses, yaitu:


Plan Schedule Management : Pada proses ini akan
dibuat schedule pengerjaan proyek tersebut, berikut
diagram ITTO nya :

Gambar 2 ITTO Plan Schedule Management



Define Acivities : Mendefinisikan aktifitas project
kedalam jadwal pengerjaan project. Berdasarkan
kebutuhan di setiap fase projectnya, berikut diagram
ITTO nya :

Gambar 3 ITTO Define Activities



Sequence Activities : Menyusun urutan aktivitas
pekerjaan dan mendokumentasikan, berikut diagram
ITTO nya :

Gambar 4 ITTO Sequence Activities



Estimate Resources Activities : menghitung setiap
tipe sumber daya yang dibutuhkan. Berikut diagram
ITTO nya :

Gambar 8 ITTO Control Schedule

2.4.2

Project Human Resource Management
Adalah proses mengorganisasi dan mengelola atau
menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek,
sehingga potensi dari setiap project member dapat benarbenar optimal dalam rangka mencapai tujuan proyek. Project
human resource management memiliki 4 proses, yaitu:


Gambar 5 ITTO Estimate Resources Activities



Plan Human Resource Management : Adalah
merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
untuk
menyelesaikan
suatu
proyek
serta
mengalokasikannya pada tiap-tiap pekerjaan dan
aktivitas yang ada. Berikut diagram ITTO nya :

Estimate Activity Duration : Menghitung waktu yang
diperlukan untuk mentelesaikan setiap pekerjaan
project yang harus di selesaikan setiap waktu, berikut
diagram ITTO nya :

Gambar 9 ITTO Plan Human Resource Management


Gambar 6 ITTO Estimate Activity Duration



Aquire Team Project : mengkonfirmasi jumlah
ketersediaan resource dan menentukan tim yang akan
mengerjakan proyek tersebut. Berikut diagram ITTO
nya :

Develop Schedule : Menganalisis urutan aktuvitas,
waktu,kebutuhan sumber saya dengan jadwal
pekerjaan project yang dudah di tetapkan. Berikut
diagram ITTO nya :

Gambar 10 ITTO Aquire Team Project


Gambar 7 ITTO Develop Schedule



Develop Team Project : proses ini bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi, interaksi, dan lingkungan
tim secara keseluruhan agar dapat meningkatkan
proyek performansi. Berikut diagram ITTO nya :

Control Schedule : engontrol setiap perubahan jadwal
project. Berikut diagram ITTO nya :

Gambar 11 ITTO Develop team Project



Manage Project Team : proses dalam mengetahui
performansi masing – masing anggota tim,

bagaimana mengatasi nya, dan bagaimana mengatur
nya. Berikut diagram ITTO nya :



Perform Qualitative Risk Analysis : Mengidentifikasi
risiko dengan menggunakan peluang terjadinya dan
dampaknya terhadap tujuan proyek bila risiko itu
terjadi.

Gambar 12 ITTO Manage Project Team

2.4.3

Project Risk Management
Suatu proses dan pendekatan untuk mengidentifikasi
dan menetukan risiko dan kemudia membuat rencana
bagaimana merespons risiko tersebut. Project Risk
Management terdiri dari 6 proses, yaitu:


Gambar 15 ITTO Perform Qualitative Risk Analysis



Plan Risk Management : proses untuk menentukan
bagaimana mengatur risiko dari suatu project secara
bersama – sama. Berikut diagram ITTO nya :

Perform Quantitative Risk Analysis : Proses
menganalisa (secara numerik/kuantitas) dari risiko
yang telah teridetifikasi dan pengeruhnya terhadap
proyek secara keseluruhan. Berikut diagram ITTO
nya :

Gambar 13 ITTO Plan Risk Management



Identify Risk : Menentukan kemungkinan risiko yang
akan muncul pada suatu proyek dan mendokumentasi
karakteristik dari risiko tersebut. Berikut diagram
ITTO nya :

Gambar 16 ITTO Quantitative Risk Analysis



Gambar 14 ITTO Identify Risk

Plan Risk Response : Proses mengembangkan pilihan
dan menentukan tindakan untuk meningkatkan
peluang dan mengurangi ancaman terhadap
tercapainya tujuan proyek. Berikut diagram ITTO
nya :

Gambar 17 ITTO Plan Risk Response



Monitoring and Controlling Risk : Tujuan utama dari
proses ini adalah mengidentifikasi, menganalisis, dan
merencanakan risiko-risiko yang baru muncul,
melacak risiko teridentifikasi, menganalisis ulang
risiko sekarang, memonitor kondisi pemicu rencana
kontingensi, memonitor sisa risiko, dan mereview
pelaksanaan respon risiko saat mengevaluasi
keefektivannya. Berikut diagram ITTO nya :

karya-karya penulis sebelumnya, mengambil data dari
surat kabar untuk mendukuang analisis dalam
pemecahan masalah
2.

Diskusi
Pengumpulan data dengan cara berdiskusi dengan
pihak-pihak terkait dalam pengimplementasian project
ini
IV. PEMBAHASAN DAN ANALISA

4.1 Analisa Ekonomi Teknik
Pada awal proyek ini dianalisa kelayakan dari sistem M2M
Untuk menjadi backup layanan dari ATM bank A yang
menggunakan single link perusahaan komunikasi data B,
menggunakan data-data sebagai berikut :

Gambar 18 ITTO Monitoring and Controlling Risk

III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode triangulation yang
merupakan gabungan antara metode naturalis dan metode
ilmiah (scientific) melalui oberservasi langsung terhadap
fenomena yang terjadi. Metode yang digunakan pada paper ini
adalah :
1.

Tahap Studi Literatur
Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah :
-

2.

Gambar 19 Perhitungan Availability Akses

Data teknis meliputi availability ATM Bank A,
jumlah transaksi ATM.
Data keuangan meliputi CAPEX implementasi
koneksi jaringan M2M seperti pengadaaan
perangkat M2M (modem, SIM card), biaya
DCP, dan perangkat gateway, dan OPEX dari
dari implementasi koneksi jaringan M2M
maupun operasional seperti biaya sewa APN, IDIA, sewa byte data per bulan.

Tahap Analisa
Dari hasil pengolahan data pada tahap sebelumnya,
dilakukan analisa menggunakan nilai NPV dan IRR.
Serta nilai availability jaringan komunikasi ATM.

3.1 Teknik Pengambilan Data
Metode pengambilan dan pengumpulan
penelitian ini adalah menggunakan metode :
1.

data

pada

Studi Pustaka
Mengumpulkan informasi dari teori-teori yang relevan
dengan penelitian ini, mengumpulkan data dari pihakpihak yang telah melakukan implementasi serta pihak
yang mempunyai data teknis real yang dapat
memunjang data-data yang akan dianlisis pada
penelitian ini, mengumpulkan data-data melalui

Hasil dari perhitungan bahwa nilai availability akses
VSAT memiliki nilai paling rendah dari akses yang lain
dengan mean availability 99.29%. Dengan demikian, risiko
dalam hal ini diidentifikasi sebagai deviasi ke bawah nilai
availability terhadap nilai mean-nya sehingga availability
berisiko memiliki nilai di bawah 99,5% dengan probablilitas
dibawah SLA sebesar 34% atau sekitar 39 nilai yang akan
mengakibatkan restitusi dari pihak Bank ke provider.
Jaringan M2M menggunakan akses dari operator
seluler dan dalam hal ini penyedia jasa komunikasi data PT. B
harus membangun interkoneksi antara cloud MPLS PT. B
dengan cloud seluler operator PT. C. Sehingga interkoneksi
tersebut dapat terhubung dengan sistem M2M sebagai backup
mainlink. Komponen pembangunan jaringan M2M terdiri dari
CAPEX seperti biaya pembelian perangkat gateway, modem
M2M, biaya DCP koneksi ke NMS M2M dan OPEX seperti
tarif data bulanan, biaya I-DIA (biaya koneksi ke NMS), APN.
Harga tersebut merupakan harga komponen dasar
dari operator PT. C. Data tersebut untuk menghitung nilai
keekonomian investasi ini.

Investasi

CAPEX

OPEX

Kebutuhan

Harga

Cisco
ASR1002x
Radius

Rp 5,460,315

Modem 3G*

Rp 2,507,092

SIM Card*

Rp 50,000

DCP

Rp 3,750,000

cisco 1811*

Rp 2,200,000

I-DIA

Rp 2,000,000

APN
Preventive
Maintenance
@6bln*
Biaya Sewa
M2M (GB)*
0.5

Rp 3,125,000

1

Rp 500,000

5

Rp 2,260,000

Rp 75,239,172

Rp 1,000,000

Rp 275,000

Tabel 1 Biaya Investasi
Rincian biaya pada Tabel 1 adalah biaya CAPEX untuk
membangun interkoneksi gateway jaringan PT. Y ke operator
PT. Z. selain itu ada biaya OPEX dikeluarkan dalam tiap
bulan untuk biaya interkoneksi tersebut. Biaya operasional
preventive maintenance merupakan biaya yang harus
dikeluarkan dengan anggaran biaya Rp. 1.000.000,- per
bulannya untuk keperluan penanganan gangguan dan
preventive maintenance. Harga perangkat ini dibedakan
menjadi dua bagian yaitu untuk harga perangkat untuk
kebutuhan jaringan gateway ke operator PT. Z dan perangkat
akses M2M. Untuk investasi dan operasional perangkat
modem, router, SIM card, dan biaya sewa data M2M
tergantung jumlah titik lokasi ATM.

Gambar 20 NPV dan IRR Bank A Implementasi M2M

Pada Gambar merupakan investasi M2M oleh pihak
provider dengan nilai NPV > 0 dan IRR sebesar 13.27%
sehingga dengan nilai jual jaringan sebesar Rp 300.000,didapatkan nilai investasi yang positif. Nilai tersebut
tergantung pada jumlah remote yang disewa dan dalam
cenario ini didapatkan inputan ATM minimum sebesar 52
lokasi berdasarkan jumlah nilai lokasi yang dibawah SLA.
Pada cenario ini perangkat CPE router akan di-handle oleh
Bank A dengan tanggung jawab maintenance dan routing
main-backup jaringan.

Dengan nilai IRR dan NPV diatas, maka solusi backup
menggunakan M2M dapat dijadikan solusi untuk menaikkan
nilai SLA hingga 99, 99 % atau 5 menit dalam 1 bulan.
4.2 Perencanaan Pengendalian Proyek
4.2.1 Deskripsi Proyek
Project Name
Implementasi M2M (Machine to Machine)
Sebagai Solusi Backup ATM (Automatic
Teller Machine)
Executive
Saat ini ATM Bank A mempunyai SLA
Summary
99,29 % untuk akses VSAT nya, untuk itu
akan digunakan solusi M2M untuk
menaikkan nilai SLA hingga 99,99 %
sebagai backup dari seluruh single link
ATM yang menggunakan VSAT tersebut
4.2.2 Business Objective & Project Objective
Business Objectives :
1. Meningkatkan performansi jaringan, meningkatkan
kepuasan customer
2. Menjaga SLA (Service Level Aggreement), mencegah
terjadinya revenue loss
3. Meningkatkan revenue Bank A
Project Objectives :
1. Meningkatkan performansi jaringan terutama dari
ATM yang menggunakan single link VSAT menjadi
hanya mati 5 menit dalam 1 bulan
2. Meningkatkan nilai availability dari ATM yang
menggunakan single link VSAT menjadi 99,99 %
3. Meningkatkan revenue dari pelanggan dengan
perhitungan jumlah transaksi di ATM yang
menggunakan single link VSAT
4.2.3 Project Management Objectives
Manajemen proyek dibentuk dengan membentuk tim
Project Management Officer (PMO) dengan tujuan utama
menjaga sistem pengendalian proyek dengan mengkonsolidasi
dan menyederhanakan data progress dan report proyek
sehingga proyek berjalan sesuai dengan kriteria tepat waktu,
tepat biaya dan tepat mutu.
Risk Time : Mengontrol resiko serta mengantisipasi resiko
sehingga tidak berdampak pada molornya waktu pelaksanaan
proyek
Time : mengkontrol waktu pelaksanaan proyek agar sesuai
dengan timeplan schedule proyek yang telah direncanakan
yaitu 6 bulan.
Human Resource : Mengontrol alokasi personil serta membuat
organigram proyekyang jelas
4.2.4 Stakeholder & Project Organization
Proyek ini menggunakan organisasi matrix, sehingga
dapat mengambil human resources dari masing-masing bagian
yang terlibat, berikut bagan organisasi project :

2.

Gambar 21 Struktur Organisasi

4.2.5 Scope of Work
Item
Scope of Works

Objectives

Description
a. Project management
b. Proof of concept
c. Survey
d. Design review meeting
e. Installation
- Service
- Material
- Accessories
f. Comissioning
g. UAT
h. Integration
i. Stability test & monitoring
j. Documentation
k. Trainign
l. Project Handover
m. Closing
Testing of failover all site that used
M2M as backup of VSAT link

4.2.6 Main Activities
Pada project implementasi M2M sebagai solusi backup single
link VSAT ATM Bank A terbagi menjadi tiga aktivitas utama,
antara lain sebagai berikut :
1. Proses Tender, merupakan proses pemilihan mitra kerja
penyedia solusi.
2. Purchase Order Award, merupakan proses melakukan
pembelian atau order kepada mitra kerja penyedia solusi,
setelah PO terbit maka proses kick-off meeting dan design
review meeting dapat dimulai dan proyek dapat dinyatakan
dimulai, dalam hal ini adalah perusahaan komunikasi B
3. Implementasi, merupakan proses pelaksanaan proyek, yang
terbagi menjadi 3 tahap yaitu sebagai
berikut :
1.

Tahap Persiapan Proyek :
a. Survey dan approval site.

3.

b. Pengurusan ijin kerja dan pembuatan task untuk
masing-masing PIC.
c. Penyiapan dokumen pelaksanaan proyek
(document HLD, MLD dan LLD) dan briefing
pelaksanaan proyek.
d. Penyiapan material dan tools penunjang
pelaksanaan proyek.
e. Pengetesan perangkat sebelum pelaksanaan
proyek.
Tahap Pelaksanaan Proyek :
a. Pengiriman perangkat ke lokasi instalasi
b. Pelaksanaan instalasi perangkat
c. Pelaksanaan test uji failover dan UAT
d. Pelaksanaan integrasi
Tahap Pengetesan dan Dokumen Akhir :
a. Dokumentasi ATP
b. Dokumentasi failover dan UAT
c. Dokumentasi Integrasi
d. Dokumentasi Stability Test & Monitoring
e. Berita Acara Uji Terima
f. Berita Acara Serah Terima
g. Closing Project

4.2.7 Risk and Mitigation Plan
1.
Risk
Number
R1

R2

R3

R4

R5
R6
R7

Basic Risk Information

Risk Description
Delayed Hardware
M2M Delivery

Responsible

PM and
Procurement
Team Provider B
Delayed Hardware
PM and
CPE Delivery
Procurement
Bank A
No covarage of M2M Technical team
Machine at ATM site
Bank A and
Provider B
Delayed
PM and Technical
Configuration of CPE
Team Bank A
to Failover
PIC site Reject for
PM and
Migration
Distribution
Network
Hardware CPE
Technical team
Failure
Provider A
Hardware M2M
Technical team
Failure
Provider B

2.
Risk
Number

R1

Risk Assessment Information

Impact
H/M/L

H

Impact Description
Could make
deployment behind
the schedule

Probabi
lity
H/M/L
L

H

Could make
deployment behind
the schedule

L

H

Could make
deployment behind
the schedule

L

R4

H

Could make
deployment behind
the schedule

M

R5

H

Could make
deployment behind
the schedule

H

H

Could make
deployment behind
the schedule

L

Could make
deployment behind
the schedule

L

R2

R3

R6

R7

H

3.
Risk
Numbe
r

V. PEMBAHASAN DAN PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Implementasi jaringan M2M pada ATM untuk proses
quality service menawarkan keuntungan (cost benefit)
bagi perusahaan data komunikasi dan perbankan yang
mengimplementasikannya. Hal ini dikarenakan adanya
peningkatan availability jaringan komunikasi ATM dan
penurunan MTTR gangguan dengan mengadopsi
jaringan M2M.
2. Hasil perhitungan NPV dan IRR menunjukkan nilai
positif untuk invetasi pengembangan jaringan M2M
Provider B pada Bank A.
3. Optimasi dilakukan pada tahap evaluasi availability dan
didapatkan bahwa jaringan komunikasi dengan risiko
offline paling lama adalah akses VSAT dengan mean
availaibility sebesar 99.29% atau 5.2 jam jaringan offline
dalam sebulan dan paling sesuai dengan solusi backup
M2M pada high dan medium transaksi.
4. Acuan dua jaringan antara akses eksisting dan jaringan
M2M didapatkan nilai SLA menjadi 99.99% atau 5
menit dalam satu bulan.
5.2 Penutup
Demikian lah karya tulis ini dibuat, semoga bermanfaat
dan dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan
tambahan bagi pembacanya. Penulis mohon maaf atas
segala kekurangan dalam penulisan ini, penulis berharap
bagi pembaca, peneliti atau akademisi yang akan
mempelajari materi ini, diharapkan dapat menerapkan
lebih lengkap dan jelas akan perhitungan dan prinsipprinsip ekonomi teknik dan manajemen projek sehingga
penelitian dapat memberikah hasil yang lebih optimal.

Risk Response Information

R5

Risk Mitigation
Procurement team must escort and control
hardware delivery from ordering to delivery
Procurement team must escort and control
hardware delivery from ordering to delivery
Technical Team must survey at site location and
decide will use SIM card that have better signal
covarage
Bank A have to do the right assessment and
testing the application before piloting
Make a schedule and planning for migration at
few of transaction of ATM

R6

Technical Team have to do Quality Control at
staging before delivery

[7]

R7

Technical Team have to do Quality Control at
staging before delivery

[8]

R1
R2
R3
R4

REFERENCES
[1]

[2]
[3]
[4]
[5]
[6]

Bank Indonesia. “Working Paper Upaya Peningkatan Penggunaan Alat
Pembayaran Non Tunai Melalui Pengembangan E-Money”. Jakarta.
2006.
Cha Inhyok. Security and Trust for M2M Communications. 2009.
Sullivan, William G., and Koelling C. Patrick. “Engineering Economy
(15th Edition)”. New York: Prentice Hall. 2010.
I. Krisnadi, A.B Fahlevi, “Manajemen Keekonomian dan Proyek
Teknik”. Jakarta.
M.R. Perbawa, “Analisis Manajemen Proyek Implementasi vCPE”.
Jakarta. 2016.
Taufiqurrahman, “Analisis Implementasi Pengembangan Bisnis
Machine to Machine pada Branchless Banking”. Jakarta. 2016
M. A. Faizien, “Potensi Pengembangan Bisnis Baru Bagi Penyelenggara
Jasa Internet Pada Era Less Cash Society”. Jakarta: Universitas
Indonesia. 2015.
Galtic, Bojic, Kusec, et al, “Basic Principles of Machine-to-Machine
Communication and Its Impact on Telecommunications Industry”.
Zagreb. 2011.