KARMA CINTA KARMA CINTA KARMA CINTA

KARMA CINTA
Nayla, gadis cantik yang manja ini hobby dengan berbelanja. Setiap kali berbelanja, dia bisa
menghabiskan beratus-ratus hingga jutaan rupiah demi melampiaskan nafsunya untuk
berbelanja. Tak khayal jika waktu kuliahnya juga terbuang untuk pergi ke mall atau hang out
bareng dengan teman-teman kampusnya. Memang kebanyakan seperti itu para perempuan
yang sudah menginjak dewasa. Membeli barang-barang yang tidak diperlukannya, tetapi
hanya untuk dipamerkan kepada sesama teman kampusnya.
Seperti hari-hari biasanya,Nayla pergi ke kampus dengan menunggu jemputan dari temanteman nya. Maklum, Nayla merupakan perempuan cantik yang bisa dikatakan banyak disukai
oleh para pria yang ada dikampusnya. Sisi buruknya, Nayla juga sering bergonta-ganti
pasangan. Semacam rasa kejenuhan yang terjadi pada jiwa anak muda. Nayla tidak
menghiraukan apa yang dikatakan oleh orang yang ada disekelilingnya, yang dia pikirkan
hanya kesenangannya saja.
Kemanapun Nayla pergi, dia selalu bersama para teman-temannya yang memiliki hobby dan
kesukaan yang sama dengan dirinya. Bisa dikatakan Nayla memiliki geng yang didalamnya
terdapat anak-anak orang kaya dan berkelas, seperti dirinya.
“bagaimana dengan pasanganmu Nay?” Qera bertanya dengan perasaan yang sangat ingin
tau, tetapi dibalik pertanyaan Qera, tersirat sebuah candaan yang ingin membuat Nayla
semakin kesal.
“ya Nay, kok lama tidak terdengar oleh telinga-telinga kita” yang lain menimpali perkataan
Qera.
“bilang apa kalian itu?”

“bukannya, kamu itu sekarang sama dia?”
“sama siapa,heh?” nada suara Nayla semakin terdengar tinggi.
“gimana dengan Ryan? Bukannya kemarin malam kamu masih jalan bareng dengan dia”
“sudahlah jangan membicarakan anak kuno itu, masak dia jemput aku pake motor tua”
Qera semakin bersemangat untuk menjahili Nayla.

“bukannya kalau setiap kuliah pake mobil? Atau bisa jadi itu Cuma motor pinjaman, dia
hanya ingin mengetes kamu sama Nay”
“sudah lah, aku gak mau tau, dan amit-amit deh, jika aku punya yang seperti itu”
“hahaha, Nayla-Nayla” semua tema-teman Nayla menertawakan Nayla atas sikap nayla yang
seperti itu.
“terimakasih ya teman-teman atas hinaan kalian”
“siapa yang menghina kamu sih Nayla, temanku yang cantik sendiri?
“gak tau lah, setan mungkin kali ya?” Nayla tiba-tiba tertawa dengan perkataannya sendiri.
Suasana tegang itu, kini mencair. Candaan itu selalu hadir dalam remaja-remaja itu. Mereka
tidak ingin memikirkan hal yang menurut mereka susah, mereka hanya ingin bersenangsenang sepanjang hari. Layaknya seorang manusia yang tidak memiliki beban hidup atau
masalah.
Sesampainya di kampus, mereka bergegas berjlan menuju ruang kuliah. Meski mereka seperti
itu, tetapi mereka tidak lupa akan tugas dan kewajibannya untuk kuliah, mencari ilmu untuk
bekal masa depan. Seusai jam matakuliah, Nayla berjalan kearah Qera yang duduknya paling

belakang sendiri.
Nayla tidak pernah duduk berdampingan dengan teman-temannya. Dia lebih memilih untuk
duduk dipaling depan, agar dia bisa focus untuk menangkap apa yang dibicarakan oleh dosen.
“gimana kalau setelah ini kita shopping?”
“gak ah Nay” Qera menjawab dengan nada yang setengah lesu
“aku sih mau-mau aja” Kadera mengiyakan permintaan Nayla, meski Qera tidak setuju
dengan permintaan Nayla.
“ya sudah, kita tunda saja dulu”
“maaf ya Nay, kali ini aku gak bisa, aku harus jemput Papaku di bandara,kalau nanti malam
bagaimana? Kamu masih mau gak?”
“boleh, aku tunggu kabarmu selanjutnya”

Nayla berpamitan untuk pulang terlebih dahulu, dia ingin sendiri. Entah apa yang terjadi
dengan dirinya, tiba-tiba ia ingin merenung atas semua yang dilakukannya. Setelah lama
berjalan dan merasakan capek, ia berhenti disebuah taman yang tak jauh dari kampusnya. Dia
membeli sebotol minuman dan duduk di bangku teman tersebut sambil memainkan telepon
selulernya.
Dari kejauhan ada sebuah suara yang memanggilnya. Nayla tidak asing mendengar suara itu.
Dia mengalihan pandangannya kearah suara itu berasal, dengan perasaan kaget dia melihat
sesosok pria tampan yang menghampirinya.

Mario, sahabat SMA Nayla hingga saat ini. Namun semenjak Mario memutuskan untuk
pindah keluar kota, mereka jarang berkomunikasi dan sibuk dengan kuliah mereka masingmasing.
“apa kabar kamu Nayla?”
“baik Mario, kapan kamu balik kesini?”
“sudah 3 hari yang lalu”
“apa yang kamu lakukan ditaman ini?”
“aku hanya ingin membangkitkan memoriku tentang kita dulu saja, kan kita dulu sering
kesini, nomor handphone kamu ganti ya?”
“ya Mario, Handphone ku hilang di mall” Nayla berucap dengan wajah yang sedih.
“kok bisa? Kebiasaan shopping mu kok belum bisa hilang ya? Hehehe”
“kamu gimana sih Mario? Itu kan sudah mendarah daging dalam diriku”
“hehehe, kamu bisa aja, bagaimana kalau kita ke Mall, kita jalan-jalan?” Mario menawarkan
sebuah permintaan yang jawabannya tidak akan ditolak Nayla
“boleh-boleh”
“hahaha,,, tanpa kamu menjawab aku sudah tau jawabanmu Nayla”
2 sahabat itu jalan berdua, mereka pergi ke Mall yang biasanya mereka kunjungi ketika
mereka sedang santai.

“kekasihmu sekarang siapa Nay?”
“aku tidak memiliki kekasih, sejak kamu tinggal aku gonta-ganti cowo, aku gak bisa nemuin

laki-laki yang sepertimu”
“memang ada apa dengan diriku?”
“kamu itu asik kalau diajak ke Mall.. hehehe”
“berarti selama ini semua kekasihmu tidak suka ya diajak ke mall… duh kasian ya kamu
Nay?? Hehehe”
“ya, rata-rata mereka suka mengajak ke taman, pantai, atau kerumah teman mereka.. kan gak
asik”
“berarti makhluk yang seperti aku, yang suka diajak ke Mall itu langka ya?”
“bisa dibilang seperti itu, kamu masih sukan pergi ke mall dan yang kamu tuju pertama kali
itu GameZone?”
“masih lah Nay, hampir semua Mall yang ada aku kunjungi semua, ajaib kan aku”
“kamu itu kayak anak kecil Mario”
“biarlah Nay, yang terpenting gak lupa sama kuliah”
“kamu benar”
Perjalanan mereka terhenti di FoodCourt. Nayla memesan es krim kesukaan mereka.
Sedangkan Mario sibuk mencari tempat duduk bagi mereka berdua. Lalu Mario melambaikan
tangannya kearah seorang laki-laki yang jalan bersama dengan seorang perempuan.
“hai Lex”
“hai juga Mario, kapan kamu balik kesini?”
“sekitar 3 hari yang lalu, ngomong-ngomong siapa nih yang ada disampingmu?kamu gak

keberatan kan kalau dikenalkan dengan temanmu ini.. hehehehe”
“hehehehe, boleh kok, ini kekasihku”

Mario berjabat tangan dengan kekasih Alex, Alex adalah tetangganya dulu ketika Mario
mash berada dirumah terdahuluunya.
Nayla kembali dengan membawa 2 es krim. Nayla kaget dengan Mario yang telah
berbincang-bincang dengan laki-laki yang tidak pernah dilihatnya. Dia tau betul teman-teman
Mario. Tak sedikit pula teman-teman Mario yang kenal dengan Nayla. Nayla merupakan
gadis yang supel dan banyak disukai.
“oh ya Nay, aku lupa tidak memperkenalkan temanku yang satu ini”
“ohh’
“ini namanya Alex, dia tetanggaku saat dirumahku yang terdahulu”
“aku Nayla, aku temannya Mario”
“aku Alex, dan ini kekasihku”
“oh ya, aku Nayla” Nayla berjabat tangan dengan kekasih Alex’
Perasaan Nayla tiba-tiba meleleh ketika melihat ketampanan Alex, tapi dia sedih saat dia
harus megetahui jika yang ada disampinya adalah kekasihnya. Akhirnya Alex bersama
kekasihnya bergabung dengan Nayla dan Mario. Mereka berempat berbincang-bincang
dengan tak lupa menghadirkan candaan yang khas yang mereka miliki.dalam hati Nayla,
Nayla mengagumi sosok Alex, yang begitu tampan dan enak diajak bicara, dan sepertinya

Alex merupakan tipe pria yang seperti Nayla inginkan, yang bisa diajk pergi ke Mall yang
bisa menemani nayla untuk berbelanja. Tetapi Nayla sadar diri, jika Alex telah memiliki
kekasih, dan dia tidak mungkin meminta Mario untuk mengenalkannya dengan Alex.
Panjang lebar mereka bicara, Alex dan kekasihnya berpamitan pulang kepada Mario dan
Nayla. Nayla sedikit lega, pemandangan yang kurang enak dilhat oleh matanya kini sudah
hilang.
“Mario, kok kamu gak bilang sih?kalau kamu punya teman yang cakep”
“hahahaha,, kenapa dengan kamu?kamu suka dengan Alex ya?”
“biasah aja sih, berhubung dia cakep, jadi ada perasaan gitu lah, apalagi dia bisa diajak ke
Mall, jadi tambah sesuatu gitu lah perasaanku..heheehehehe”

“mata kamu itu kok cepat banget ya nangkap mana yang ganteng dan mana yang enggak..
hehehehe”
“ih, kamu Mario” Nayla mencubiti perut Mario yang sedikit agak gemuk itu.
“tapi benar kan, jangan Nay, menyukai orang yang sudah punya kekasih itu hukumnya haram
loo… heheeheh”
“emang di Undang-Undang ada ya peraturan seperti itu?”
“ada kok, tapi aku yang buat bukan pemerintah”
“hehehehe,, jadi kacau kalau kamu yang buat Undang-Undang, bagaimana nasib Negara ini?”
“sudah lah Nay, kamu jangan terlalu memikirkan Negara ini, biarkan Negara ini dipikirkan

oleh mereka-mereka saja… hahahaha”
“kita jadi warga negara tidak boleh apatis Mario”
“ya bu guru”
Perdebatan mereka terus berlagsung sampai Mario mengantar Nayla pulang kerumah.
“kapan-kapan kita bisa jalan lagi kan?” Nayla mengajak Mario untuk bisa diajak ke Mall lagi.
“boleh kok Nay, hubungi saja aku, ini nomorku” Mario menyodorkan sebuah kartu nama ke
Nayla.
“makasih Mario, kamu tidak ingin mampir ke rumah, bertemu mama?”
“lain kali saja Nay, aku harus menyelesaikan Game ku terlebih dahulu, mereka sudah
menungguku”
“oke lah”
Nayla langsung masuk kedalam rumah, dan masih berandai-andai untuk menjadi kekasih
Alex. Bisa berdampingan dengan Alex, pria yang dikaguminya.
Tiba-tiba handphone Nayla berdering
“nay, gimana jadi gak ke Mall nya?”
“boleh, tapi aku habis ke Mall, bagaimana kalau nanti dulu”

“oke, tidak apa-apa, biar sekalian aku ajak teman-teman yang lain”
“oke,,aku menunggumu”
“sip”

Nayla membuka kamarnya dan langsung mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.
Hari ini membuat Nayla menjadi gerah, membuat pikiran Nayla menjadi tidak karuan setelah
melihat Alex. Nayla masih terbayang-bayang dengan wajah Alex. Masih berharap jadi
kekasihnya.
“Nayla, kamu tidak makan malam terlebih dahulu?” Mama Nayla mengajak Nayla untuk
makan malam bersama.
“tidak Ma, aku mau pergi dengan teman-teman”
“ya sudah, terserah kamu”
Setelah 30 menit menunggu, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah Nayla. Qera dan
teman-teman nayla yang lainnya telah menunggu didalam mobil.
“ma, Nayla berangkat dulu”
“ya, hati-hati”
Sama seperti dengan pikirannya yanag saat ini, ia ingin bertemu kembali dengan Alex di
Mall. Entah cowo Mall itu membuat hati Nayla menjadi luluh. Di dalam mobil Nayla hanya
diam dan tak ingin berbicara banyak dengan teman-temannya, semua pikrannya tertuju pada
Alex, yang kini ia juluki sebagai cowo Mall.
***
Tak khayal dan memang bukan mimpi, kini Alex berada di Mall tetapi dengan perempuan
yag berbeda. Dengan memberanikan diri, Nayla menyapa Alex.
“hai Alex”

“oh, ya.. hai”
“kita ketemu lagi”
“ya, kamu temannya Mario kan?yang tadi itu?”

“iya Lex,sama siapa lagi nih?”
“ini kekasihku, kenalin!!”
“ohh.. aku Nayla, temannya Alex” Nayla kaget setengah mati, baru tadi siang bertemu
dengan Alex, dia memperkenalkan kekasihnya, sekarang dia juga jalan lagi sama kekasihnya.
Nayla bingung, ada berapa kekasih yang dimiliki olehAlex.
“oh ya Nay, boleh minta nomor kamu?”
“boleh” Nayla mengeluarkan dompetnya dan mengambil sebuah kartu nama dan
memberikannya kepada Alex.
“makasih Nayla”
“sama-sama”
Alex langsung beranjak pergi meninggalkan Nayla, teman-teman Nayla meningalkan Nayla
sejak Nayla berbincang bincang dengan Alex. Teman-teman Nayla tidak ingin mengganggu
Nayla.
Ponsel Nayla berdering, sebuah nomor baru memanggil. Tanpa memikir jika itu nomor Alex,
Nayla lalu mengangkatnya.
“halo”

“halo, ini Nayla?”
“ya, ini saiapa?”
“aku Alex”
“oh ya, ada apa?”
“apakah kamu masih ada di Mall?”
“ya masih Lex”
“bolehkah aku menemanimu?”
“tentu, aku sekarang ada di lantai 2 dekat lift’
“tunggu sebentar, aku akan menghampirimu”

“ya”
Hati nayla meloncat kkegirangan, tanpa mengisyaratkan sesuatu, Alex sudah
menghubunginya terlebih dahulu. Nayla mengirim pesan singkat kepada Qera untuk tidak
menunggunya.
Tak berapa lama, Alex datang menghampiri Nayla.
“sekarang kita kemana Nayla?”
“terserah kamu saja Alex”
“bagaimana kalau kita ke food court saja, pasti kamu belum makan malam”
“kok kamu tau”
“bisa dilihat kok dari wajah kamu.. hehehe”

“bisa saja kamu itu”
Nayla mengikuti apa yang telah dipesan oleh Alex, dia tidak bisa berkata apa-apa selagi ada
Alex disampingnya.
“oh ya, katamu yang tadi siang itu kekasihmu, dan barusan itu juga kekasihmu, sebenarnya
kekasihmu ada berapa sih Lex?”
“hahaha, itu semua cewe gebetanku saja gak lebih kok”
“tapi kamu kok bilangnya kekasih?”
“itu cuma buat dia seneng aja, gak lebih Nay”
Ada sebuah titik cerah yang menyinari hati Nayla, Nayla tidak takut untuk mendekati Alex
dengan alasan jika dia saat ini sedang memiliki kekasih.
“apakah kamu sudah memiliki kekasih Naay?”
“belum Lex”
“berarti kita sama dong,, hehehe”
“ya,, sepertinya itu hanya kebetulan saja”

“tapi kalau jodoh gimana Nay?”
“gak mungkin Lex”
“bisa jadi mungkin kok.. hehehe”
‘kamu itu lucu Lex, kayak Mario”
“maklum lah Nay, teman sejak dalam kandungan, , , hehehehe”
“duh lebay kamu itu ya, kayak Mario”
“semuanya kok disamain kayak Mario terus sih, kan akau beda sama Mario”
“oh ya,, beda kok, kalau Mario itu cowo game kalau kamu itu cowo mall..hahahaha”
“kok bisa aku cowo Mall”
“la habisnya aku ketemu kamu tiap di mall sih, jadi aku kasih sebutan ke kamu, cowo Mall..
hehehehe”
“duh,, Nayla”
“hehehe”
“ayo cepetan segera dimakan, keburu dingin lo!!!”
“oke cowo Mall”
“sudah dulu ah bercandanya, malu nih dilihatin sama makananya..hehehe”
Kebersamaan mereka semakin akrab. Tak sampai disitu saja, meeka sering jalan berdua.
Tetapi kebersamaan yang terjalin antara Alex dan Nayla tidak diketahui oleh Mario. Mario
terlebih dahulu pulang ke daerahnya sekarang, karena libur kuliahnya telah usai.
***
Suatu malam di rumah Nayla, Alex memberanikan diri untuk menemui kedua orang tua
Nayla dengan maksud ingin mengenal lebih dekat keluarga Nayla. Alex membawa seikat
bunga mawar yang khusus ia ingin berikan kepada Nayla.
Pertemuan antara Alex dan keluarga terjadi secara singkat saja. Alex lalu mengajak Nayla
untuk pergi bersamanya hanya sekedar makan malam. Alex mengajak Nayla pergi ke sebuah

restoran yang mewah dan berkelas, yang didalamnya hanya terdapat orang-orang yang
berkantong tebal saja.
Disuatu pembicaraan yang terjadi, Alex memotong ucapan Nayla.
“Nay, apa yang kamu rasakan tentang aku?”
“maksudnya Lex?”
“apakah kamu menyukaiku?”
Sudah lama Nayla menunggu kata-jata itu muncul dari mulut Alex, dia menutupi
kegembiraan yang tergambar dalam hatinya dengan ucapannya yang bijak.
“sampai sekarang ini, aku masih dengan pendirianku Lex”
“memang apa yang membuatmu hingga menjadi seperti ini Nay?”
“semua ini masih menyakitkan bagiku Lex”
“aku ingin menghapus rasa sakitmu Nay”
Setelah mengucapkan kata-kata seprti itu, Nayla semakin yakin akan Alex. Dia semakin
meyakini jika Alex adalah pria yang selama ini dia cari. Alex adalah sesosok pria yang
dikagumi oleh Nayla sejak beberapa tempo hari yang lalu. Alex merupakan deretean pria
yang menyukai Nayla dengan waktu yang cepat.dilihat dengan sekilas, memang Nayla adalah
perempuan yang sangat disuka oleh pria. Hanya saja, Nayla suka bergonta-ganti pasangan
dan tidak sedikit pula teman-teman seampusnya mencibirnya.
“maukah kamu menjadi kekasihku Nay?” Alex memohon kepada Nayla sambil memberikan
seikat bunga mawar yang telah disiapkannya sejak sore tadi.
“ini terlalu cepat Lex”
“aku tidak mau membohongi perasaanku sendiri Nay, jika aku menyayangimu”
“yakinkah dirimu untuk menerimaku? Aku tidak sebaik yang kau kira Lex?”
“aku yakin kamu baik, kamu juga dari keluarga yang baik-baik juga, tidak ada yang salah jika
hati ini jatuh hati padamu, jatuh hati kepada gadis secantik kamu”

Rayuan demi rayuan keluar dari mulut Alex, yang bisa dikatakan Alex adalah cowo playboy.
Dia menghalalkan semua cara agar dapat memikat perempuan,
“tanpa kamu mengucapkan seperti ini,aku juga menyukaimu Lex, hanya saja aku tidak
mengharapkan yang lebih dari, aku tau kamu tidak akan menyukai perempuan seperti aku ini,
aku tipe perempuan yang mudah jenuh Lex, dan suka berganti-ganti pasangan”
“aku ingin mencintai kamu apa adanya dan mengubah semua sikap buruk yang ada daam
dirimu”
“terimakasih Lex”
“jadi jawabannya ini apa Nay?”
“aku menerimamu Lex”
“terimakasih Nay, aku menyayangimu, mari kita rayakan hari baik kita dengan makan
malam”
“ya lex”
“Nay, maukah kamu menghabiskan malam mu kali ini bersamaku?”
“tentu, aku pasti mau Lex”
Kebahagiaan yang ada dalam kehidupan Nayla kini baru dimulai. Orang yang sejak kemarin
dharapkannya telah jadi kekasihnya.kini Nayla tak ingin mengecewakan hati Alex, dia ingin
menuruti semua ucapan yang Alex katakana, baginya yang terpenting adalah Alex bahagia.
Malam ini nayla menghabiskan waktunya bersama Alex, bersama orang yang dicintainya.
***
Kekuatan cinta dalam diri Nayla kepada Alex mampu merubah segalanya. Di apartemen
Alex, Nayla dan Alex menghabiskan waktu merka berdua. Nayla menuruti apa yang telah
Alex katakan, dengan mudah ia mengiyakan permintaan Alex untuk diajak berhubungan
layaknya suami dan istri. Bagi Nayla, semua itu merupakan permintaan yang mudah, baginya
kebahagiaan Alex adalah segalanya. Hubungan itu terjadi sering terjadi dalam hubungan
mereka. Tetapi tak hanya disitu saja, Alex juga memberikan apa yang Nayla inginkan, seperti
para perempuan yang lain. Seperti belanja ataupun pergi ke salon. Semua itu dilakukan oleh

Alex hanya untuk memuaskan nafsu birahinya saja. Tidak ada alasan lain dalam diri Alex
untuk benar-benar mencintai Nayla. Alex hanya ingin menginginkan semua yanag ada pada
diri Nayla.
Keesokan hari,Nayla masih berada di apartemen Alex.
“Lex, hari ini aku ada kuliah”
“tak usah dulu lah sayang, kamu bolos saja, masak bolos sekali gak bisa? Aku masih rindu
padamu” dengan rayuan, Alex berusaha membuat nayla tetap berada disampingnya dan
meninggalkan kuliahnya.
“aku ada ujian Lex”
“ya ampun Nayla sayang, kan masih ada susulan, kayak aku gak pernah tau rasanya kuliah
saja, sudah lah Nay disini saja”
“baik lah Lex, aku bisa mengikuti ujian susulan”
Dengan rayuan manis yang dikeluarkan oleh Alex, Nayla menjadi tidak tega dengan Alex.
Semua perkataan Alex selalu diiyakan oleh Nayla. Semenjak Nayla berpacaran dengan Alex,
hidup Nayla menjadi berantakan. Nayla sering bolos kuliah demi pria seperti Alex yang
bisanya hanya memainkan perasaan perempuan saja.
Hubungan yang tidak sehat itu terjadi selama beberapa bulan terakhir. Setelah semua yang
ada pada diri Nayla hilang, sikap Alex menjadi berubah kepada Nayla. Alex menjadi jarang
berkomunikasi dengan nayla. Nayla sering memergoki Alex berjalan berduaan dengan wanita
lain, tetapi Nayla masih bisa memaafkan Alex. Dengan alasan, Alex adalah orang dia cintai.
Teman-teman nayla sering memperingatkan Nayla, tetapi Nayla tetap dengan pendiriannya
tidak mau melepaskan Alex meskipun telah menyakitinya.
****
Nayla merasakan perubahan yang sangat drastis daam diri Alex. Perubahan yang terjadi pada
diri Alex membuat nayla semakin sedih. Tidak sedikitperbuatan yang Alex lakukan yang
membuat Nayla menjadi sakit hati.
“Lex, dengan mudah kamu menghkhianati hubungan kita”
“siapa yan menghianati kamu, kamu sekarang tidak se asik dulu, kamu juga berubah”

“aku harus seperti apa lagi, semua yang kamu katakan sudah aku lakukan sudah aku berikan”
“ada baiknya, kita putus saja, aku sudah menemukan perempuan yang lebih baik darimu”
‘”siapa perempuan itu?, yang berani merebutmu dari aku”
“kamu tidak perlu tau Nay, yang harus kamu tau sekarang, aku sudah bahagia bersamanya”
“terimakasih Lex, aku tidak akan mengganggu kamu lagi”
“bagus lah, jika kamu berkata seperti itu”
Semenjak Nayla putus dengan Alex, Nayla menjadi orang yang tidak karuan. Hidupnya
berantakan. Tetapi dia berusaha melupakan semua yang pernah dilakukan dengan Alex. Dia
beusaha menata kembali hidupnya. Kini dia lebih berhat-hati dalam menjalin hubungan
dengan siapapun. Dia tak ingin menjadi berantakan gara-gara menjalin hubungan dengan pria
seperti Alex.
Kesendirian Nayla kali ini membuat Nayla menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi. Menjadi
pribadi yang lebih baik dan sederhana. Hobby yang membuat dia menjadi orang yang
berantakan kini telah ditinggalkan. Kini dia hanya focus dengan kuliahnya, dia ingin menata
masa depannya dan meembahagiakan kedua orangtuanya.
****
Disuatu malam Qera mengajak Nayla untuk pergi kerumah sakit. Dia mengajak Nayla untuk
menjenguk adik Qera yang sedang terbaring lemah di rumah sakit. Qera tetap menjadi teman
yang baik bagi Nayla, meski waktu jarang memepertemukan mereka. Nayla membawakan
buah untuk adik Qera. Adik Qera sangat gembira melihat sahabat kakaknya itu
mengunjunginya. Saat itu juga, seorang dokter memeriksa adik Qera. Dokter keluarga Qera
itu memiliki sifat yang penyayang. Tak khyal jika adik Qera yang masih berusia 10 tahun itu
juga akrab dengan dokter itu. Dokter itu bernama Dokter Kevin, Dokter Kevin merupakan
dokter muda yang menjadi idaman bagi semua para perempuan. Selain penyayang, dokter
Kevin adalah pria yang mapan dan pintar.
Setelah memeriksa adik Qera, dokter Kevin ingin berbincang dengan salah satu anggota
keluarga Qera. Qera mempersilahkan Nayla untuk mewakilinya menemui dokter Kevin.
Nayla berjalan dibelakan dokter Kevin, perbincangan mereka akan dilakukan diruangan
dokter Kevin. Kali ini tidak sedikitpun perasaan nayla tertuju pada dokter Kevin, setampan

apapun dokter Kevin, yang ada dalam pikirannya hanya keprofesionalan dokter dengan
keluarga pasien, itu saja.
“apa yang terjadi dengan adik saya dokter?”
“kali ini kesehatan adik anda sudah membaik, esok hari kita akan melakukan check up lagi,
jika keadaan sudah dirasa baik, saya rasa adik anda bisa dibawa pulang”
“oh, begitu”
“bisakah saya meminta kartu nama anda, jika suatu saat saya ingin mengetahui
perkembangan adik anda?”
“bisa” Nayla mengeluarkan kartu namanya dari dompet. Dia merasa pertemuannya kali ini
dengan Alex dulu sama persis, tapi kini tipe orangnya berbeda. Kini yang ditemuinya lebih
berwibawa dan lebih sopan.
“terimakasih”
“sama-sama” Nayla keluar dari ruangan dokter itu.
Sejak Nayla memasuki ruangan dokter Kevin, rasa kagum dalam diri Kevin it mulai tumbuh
dalam dirinya. Nayla adalah gadis yang unik, dia tidak seperti biasanya jika bertemu dengan
dirinya. Dia berinisiatif utnuk mendekatinya lewat adik Qera yang sedang menjalani
perawatan yang ada di rumah sakit tersebut.
Keesokan hari, adik Qera diperbolehkan untuk pulang. Dokter Kevin sengaja ingin
mengantarkan adik Qera pulang kerumahnya, siapa tau Dokter Kevin mengetahui lebih dalam
lagi tentang Nayla.
Sampainya di rumah Qera, Nayla sudah berada di rumah Qera. Nayla sengaja ingin
menyambut kedatangan adik Qera. Dengan memberanikan diri Dokter Kevin mengajak
Nayla berkenalan, tak ingin basa-basi lagi dokter Kevin ingin bertemu dengan keluarga
Nayla. Dokter Kevin, mengganggap Nayla adalah wanita yang mampu utnuk menjadi
pendampingnya. Selain cantik, Nayla kini menjadi orang bijaksana yang tidak mudah tergoda
oleh ketampanan pria. Itu yang menjadi penyebab dokter Kevin menyukai Nayla.
***

Kini restu dari orang tua Nayla telah dikatongi oleh dokter Kevin, tinggal nayla. Sebisa
mungkin dokter Kevin merebut hati Nayla. Nayla berpikir, dari dulu hingga sekarang tidak
ada pria yang seperti dokter Kevin. Yang berani langsung untuk menemui kedua orang
tuanya dan secara jelas meminta anaknya untuk dinikahi.
Nayla menerima pinangan dokter Kevin,karena dia merasa dia sekarang sudah dewasa dan
mulai berumah tangga. Tidak ada waktu buat main-main atau yang lain. Selain itu, dokter
Kevin juga baik dan bisa jadi imam yang baik bagi Nayla.
Setelah beberapa bulan mereka berkenalan satu sama lain dan mengenal keluarga. Nayla
dengan Dokter Kevin menikah. Dengan harapan, mereka akan hidup bahagia.