Sejarah Sistem Internasional Hubungan Internasional

Nama

: Pasulina Sidabutar

NIM

: 1101112287

Jurusan

: Hubungan Internasional

Mata Kuliah : Politik Internal

Sejarah Sistem Internasional
Sistem in ternasional dapat dirumuskan sebagai suatu himpunan kesatuan-kesatuan
politik yang merdeka—suku bangsa, negara-kota, bangsa atau kerajaan—yang cukup sering
berinteraksi dan mengikuti proses yang teratur. Setiap sitem sejarah akan dianalisis dalam
lima aspek. Pertama, batas sistem—garis antara interaksi dan lingkungan—akan ditunjukkan.
Setiap sistem internasional memiliki batas-batas yang dapat diidentifikasi, yaitu garis-garis
geografis, kebudayaan atau isu yang diluar itu semua aksi dan transaksi antara komponen

unit-unit politik tidak berpengaruh terhadap lingkungan.
Kedua, tipe-tipe pemerintahan dan administrasi yang dikembangkan unit-unit politik
peran dari warga negara biasa, atau subjek dalam hubungan-hubungan eksternal unit politik,
dan metode untuk memobilisasi sumber-sumber penghasilan dari unit tersebut guna mencapai
tujuan eksternal.
Ketiga, setiap sistem internasional mempunyai strukturnyang dapat dirumuskan, suatu
konfigurasi kekuatan dan pengaruh yang karakteristik, atau bentuk-bentuk hubungan yang
dominan atau bertahan lama.
Keempat, setiap sistem internasional akan dianalisis dari segi bentuk interaksi yang
paling umum diantara unit-unit komponen—hubungan diplomatik, perdagangan, tipe
persaingan, tipe persaingan, kekejaman atau peperangan yang terorganisasi.
Kelima, interaksi dan proses kebanyakan sistem diatur oleh aturan atau kebiasaan
yang eksplisit atau implisit, asumsi atau nilai-nilai pokok yang menjadi dasar semua
hubungan.

Politik Internasional pada Masa Dinasti Chou (1122-221SM)
Bentuk-bentuk Interaksi
Selama periode feodal, tingkat-tingkat interaksi politik dan komersial antara unit-unit
adalah rendah, kecuali apabila pertukaran-pertukaran diplomatik dan seremonial yang formal
ditata di antara para bangsawan (duke, pangeran, dan lai-lain) dan pusat kerajaan Chou.

Interaksi dan komunikasi secara ketat mengikuti pola kewenangan hierarkis dalam sistem,
sekalipun unit-unit feodal sangat akrab satu dengan lainnya.

Dalam periode Musim Semi dan Musim Gugur dan periode Negara-negara
Berperang, tiap negara merdeka menyelenggarakan hubungan eksternalnya tanpa mengacu
pada kerajaan pusat yang resmi. Terdapat suatu oerluasan hubungan antar negara, tidak hanya
hubungan formal dan diplomatik saja, tetapi juga hubungan dagang komersial. Negara Cina
tidak pernah membentuk organisasi diplomatik tetapi membentuk aliansi, menyatakan
perang, membuat perdamaian, atau memelihara prestise dalam sistem ini melalui parade
militer dan upacara resmi yang mengarah kepada pertukaran-pertukaran diplomatik yang
tetap antara unit-unit tersebut. Sumber-sumber(informasi) Cina selama periode ini mencatat
pertukaran semacam ini sebagai cha’o, yaitu kunjungan resmi seorang penguasa dibalas oleh
penguasa lainnya; hui, yaitu pertemuan para pejabat pemerintah yang permanen dari dua atau
lebih negara; shih, yaitu pertukaran utusan (duta); dan shou, yaitu berburu bersama, dimana
para wakil pemerintah menggabungkan urusan diplomatik dengan rekreasi. Upacara-upacara
yang menyertai tipe-tipe pertukaran ini sangat panjang, sehingga banyak negara memiliki
komunikasi diplomatik yang permanen satu dengan lainnya.
Semua pertukaran ini sering kali berkaitan langsung dengan tujuan keamanan atau
ekspansi suatu negara, sekali pun hubungan itu bertujuan seremonial secara nyata. Salah satu
aspek transaksi yang unik dalam sistem Cina adalah kadar transaksi yang terjadi antar negara

dengan tradisi keagamaan dan kebudayaan yang berbeda. Meskipun chu’u, dan Chi’in tidak
sepenuhnya merupakan dua negara yang “di-Cinakan,” mereka dapat berinteraksi antara satu
dengan lainnya atas dasar persamaan. Perang, persekutuan,dan perdamaian diadakan demi
tujuan dan kepentingan langsung dari suatu negara, sedangkan perbedaan ideologis dan
kebudayaan umumnya tidak relevan dengan orientasi suatu negara terhadap negara lainnya.
Oleh karena itu, apabila suatu negara benar-benar merasa perlu untuk menandatangani suatu
perjanjian persekutuan bahkan dengan suku barbar yang sangat tidak berbudaya pun, mereka
tidak segan melakukannya.
Pertukaran pedagang adalah bentuk lain dari interaksi. Sepanjang menyangkut
kebutuhan makanan angkatan bersenjata, seperti gandum dan komoditi lainnya, pemerintah
pemerintah berkepentingan memiliki pergudangan yang cukup untuk keperluan angkatan
bersenjata pada masa paceklik. Karena mereka tidak selalu dapat memperoleh pemasokan
yang memadai dari para petani, pada waktu-waktu teryentu mereka harus mengirim misi
ekonomi untuk membeli hasil pertanian dari negara lain. Perang adalah suatu bentuk interaksi
yang sering terjadi antar sejumlah negara selama periode Musim Semi dan Musim Gugur dan
periode Negara-negara berperang.
Aturan-aturan Sistem
Pada periode dinasti Chou berikutnya, terdapat perbedaan yang sangat besar antara
aturan-aturan, tradisi dan mitologi resmi yang dianggap mengatur hubungan-hubungan antara
unit-unit politik dan perilaku yang sesungguhnya dari negara-negara merdeka. Mitologi resmi

dan aturan-aturan kebiasaan perilaku didukung oleh tulisan-tulisan para ahli filsafat seperti
Kong Hu Cu.

Aturan-aturan yang lebih tegas dirumuskan ke dalam traktat, yang memuat kewajiban tertentu
dari warga negara terhadap satu dengan lainnya dan mengatur pula cara penegakan kewajiban
tersebut.
Politik Luar Negri Negara-Kota Yunani, 800-322SM
Bentuk-bentuk Interaksi di antara Negara-Kota
Sebelum abad kelima negara-negara kota hanya melaksanakan perdagangan kecilkecilan antar mereka sendiri, karena setiap unit politik bersuasembada untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan komoditi yang diperlukan untuk menopang suatu teknologi yang agak
sederhana. Salah satu bentuk interaksi muncul pada permulaan periode negara-kota adalah
pertemuan orang Yunani pada festival dan dewan keagamaan. Agama merupakan suatu unsur
pemersatu dalam sistem itu (genjatan senjata sering kali diumumkan selama Olympic Games)
dan membantu orang Yunani menghargai warisan bersama mereka. Akan tetapi, agama tidak
menghasilkan suatu unifikasi politik antara banyak unit itu; sebaliknya karena setiap negarakota memiliki dewanya sendoro, lambang-lambang keagamaan seringkali menjadi sumber
kekerasan dan konflik dan bukan menjadi dasar kerjasama politik.
Diplomasi diadakan melalui perantaraan Duta Besar, biasanya seorang warga
negara yang dihormati dengan kemahiran berpidato, orang yang dikirim untuk meyakinkan
para pejabat resmi negara-kota lainnya agar mengambil keputusan formal dengan
menandatangani traktat persahabatan, persekutuan atau perdagangan.

Aturan-aturan Utama Sistem Yunani
Orang Yunani mengembangkan sejumlah aturan, mematuhi traktat atau kebiasaan
yang mengatur hubungan-hubungan diplomatik dan perilaku dalam perang. Ini memberikan
pengakuan terhadap kemerdekaan dan persamaan unit-unit politik dan menentukan batasbatas kekebalan para diplomat serta kuil-kuil agama selama masa perang; aturan-aturan
lainnya mempermaklumkan tata cara baku untuk menyatakan perang, menyediakan suakapolitik, dan menganugrahkan kewarganegaraan.
Politik Internasional pada Masa Renaisas Italia
Bentuk-bentuk Utama Interaksi
Seperti di Yunani, perdagangan menimbulkan tipe-tipe hubungan yang bersifat
kerjasama atau konflik; beberapa hubungan meningkatkan kemakmuran semua pihak atas
dasar keuntungan bersama, tetapi hubungan lainnya menyebabkan perang dagang yang
sengit, dan tidak jarang berakhir dalam bentuk kekerasan.
Setelah hubungan dagang dan diplomatik, perang adalah suatu bentuk interaksi yang
umum. Negara-negara Italia menggunakan kekerasan secara berulang kali untuk mencapai
berbagai tujuan atau memecahkan suatu konflik. Tujuan perang selain untuk memperkuat
kehormatan, seorang penguasa dan melaksanakan tuntutan hukum juga sangat erat kaitannya

dengan aspirasi untuk meningkatkan kemampuan suatu negara dengan memperoleh rampasan
perang, sumber-sumber pajak baru dari provinsi atau kota yang dianeksasi, atau uang tebusan
atau gantu rugi, ini semua adalah objek-objek kampanye yang sah.
Teknik lainnya biasa dipergunakan umtuk mencapai tujuan politik dan ekonomi adalah

subversi proses politik suatu kota atau negara tetangga.
Aturan Utam Sistem
Karena karya-karya Machiaveli sering dikutip sebagai bukti morlitas atau ‘politik
kekuatan” dalam abad ke lima belas, maka kita tidak akan mengharapkan orang Italia untuk
memiliki aturan dan asas-asas eksplisit yang dikembangkan yang secara efektif
mengendalikan perilaku mereka terhadap satu sama lain.
Dengan demikian, tidak ada aturan dasar dalam sistem untuk membantu menetapkan
batas-bata suatu aksi; namun , entah karena kondisi politik, tingkat teknologi yang lebih
rendah, atau pertimbangan keuangan, sejumlah saling pengertian atau naturan yang tidak
tertulis diamati dalam perilaku perang. Keadaan ini membantu mengekang tindak kekerasan
yang terorganisir diantara unit-unti dalam batas-batas yang dapat diterima untuk sistem itu.