T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Peserta Didik Kelas X TAV (Teknik Audio Video) SMK Negeri 2 Demak T2 BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Manajemen Pendidikan
Manejemen pendidikan sangat diperlukan untuk
mengelola pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan
proses untuk mengkoordinir berbagai sumber daya
pendidikan seperti guru, sarana dan prasarana pendidikan
(perpustakaan, laboratorium) untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Manajemen pendidikan menurut Stonner (dalam
Atmodiwirio
2000:5)
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Jadi dalam suatu pengelolaan pendidikan diperlukan
manajemen

karena
dalam
manajemen
terdapat
pengorganisasian, berbagai sumber daya yang ada untuk
mencapai maksud dan tujuan pendidikan.
Dalam manajemen pendidikan terdapat beberapa
komponen antara lain berupa perencanaan pendidikan,
pengorganisasian dan pengolahan pendidikan, kepemimpinan
dan pengarahan pendidikan, pelaksanaan pendidikan,
pengendalian atau pengawasan pendidikan.
Massie (dalam Atmodiwirio 2000:14-1)menjelaskan
bahwa terdapat tujuh fungsi dari manajemen yaitu: (a) fungsi
pengambilan keputusan, (b) fungsi pengorganisasian, (c)
fungsi Staffing, (d)fungsi Planning, (e)fungsikontrol, (f) fungsi
komunikasi, dan (g) fungsi pengarahan. Ketujuh fungsi
manajemen tersebut harus berjalan dengan baik agar maksud
dan tujuan dapat tercapai.

20


2.2. Bimbingan Kelompok

2.2.1Pengertian Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan bagian dari program
pembinaan yang dilakukan dengan sekelompok siswa serta
menekankan
pada
pemberian
informasi.
Pengunaan
bimbingan kelompok biasanya untuk : menyediakan informasi
sosial pribadi bagi siswa, memungkinkan siswa untuk
berdiskusi dan terlibat dalam kegiatan perencanaan pribadi
dan karier serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membahas/menyelesaikan masalah umum, tujuan, dan
solusinya.
Bimbingan kelompok adalah salah satu teknik
bimbingan
yang

menbantu
individu
agar
mencapai
perkembangan yang optimal sesuai dengan perkembangan
bakat, minat serta kemampuan individu yang dilaksanakan
dalam situasi kelompok. Bimbingan kelompok lebih bersifat
pencegahan dan informasi yang disajikan lebih menekankan
pada adanya kebutuhan peserta didik.
Dalam bimbingan kelompok jumlah anggota berkisar
antara 4 -12 orang. Homogenitas anggota kelompok dapat
didasarkan pada jenis masalah. Pelaksanaan bimbingan
kelompok tergantung pada kompleksitas permasalahan yang
dihadapi oleh anggota kelompok. Bimbingan kelompok dapat
diartikan proses pemberian bantuan melalui situasi kelompok.
Bimbingan kelompok menurut Kirby dalam Shertzer dan
Stone (1980:360) adalah mengacu pada proses kelompok
dimana anggota kelompok menyelesaikan topik atau
permasalahan yang disajikan saat pelaksanaan bimbingan
untuk dibahas secara kelompok.

Jadi bimbingan kelompok adalah proses pemberian
bantuan pada situasi kelompok dimana lebih menekankan
pada pemberian informasi yang bertujuan untuk pemahaman
diri dan penerimaan diri.
20

Proses kelompok menitik beratkan pada tindakan dan
interaksi yang digunakan oleh anggota kelompok untuk
mengembangkan dan mempertahankan identitas dan memberi
dampak pada anggota kelompok.

2.2.2 Tujuan Bimbingan Kelompok
Bennett dalam Romlah(2006:13) mengemukakan tujuan
bimbingan kelompok sebagai berikut :
1. Memberikankan
kesempatan-kesempatan kepada
siswa mempelajari hal-hal yang penting serta berguna
bagi dirinya yang berkaitan dengan masalah
pribadidan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan dengan

kegiatan kelompok dengan cara :
a. Mempelajari permasalah-permasalahan manusia
pada umumnya.
b. Mengurangi ketegangan emosional, menambah
pengetahuan tentang dinamika kepribadian secara
lebih mendalam. Mengembalikan energi yang
terpakai untuk memecahkan masalah dalam
suasana yang kondusif.
3. Mencapai tujuan-tujuan bimbangan secara lebih
ekonomis
dibandingkan
bila
melaksanakan
bimbingan secra individual.
4. Dengan bimbingan kelompok menjadikan individu
menjadi mudah menghilangkan hambatan-hambatan
emosional sehingga pemahaman terhadap masalah
individu menjadi lebih mudah.

2.2.3Tahapan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok

Bimbingankelompokterdiridaribeberapatahap
yang
dilakukansecaraberkesinambungan.Tahapantahapandalambimbingankelompokdimulaidaritahappembentu
kankelompok,
tahapperalihan,
tahapkegiatan,
dandiakhiridengantahappengakhiran.Padamasingmasingtahapterdapatlangkah-langkah
20

yangdilakukankonselor.TahapanBimbinganKelompok menurut
Prayitno (1995:40) dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Tabel 2.1
Tahapan Bimbingan Kelompok
TAHAPLANGKAH-LANGKAH KONSELOR
N TAHAP
O
BKp
1 TahapA 1. Menerimakehadirananggotakelompokse
wal:
caraterbukadanmengucapkanterimakas

Pembuk
ihsecaratulus.
aan
2. Memimpindo a
3. MenjelaskanpengertianBimbinganKelom
pok
4. Menjelaskancarapelaksanaanbimbingan
kelompok
5. MenjelaskanasasasasBimbinganKelompok
6. Membuatkesepakatanwaktu
7. Permainandanperkenalanuntukkeakrab
an
2 TahapP
1. MenjelaskanulangtentangBimbingan
eralihan
Kelompok
2. Menanyakankesiapananggotakelomp
ok
3. Mengenalisuasanakelompoktentangk
esiapankesiapankelompokdanmengatasimas

alah yang munculdarikelompok
3 TahapK
egiatan

20

1. Mengemukakantopiktugasbimbingan
kelompok
2. DalamBimbingankelompok,
topiktugasdiberikanolehkonselor
3. Melakukanselingan (jikadiperlukan)
4. Penyimpulan

4 Tahapp
engakhi
ran

1. Menginformasikanbahwakegiatanbi
mbingankelompokakandiakhiri.
2. Melakukanpenilaiansegera

3. Penawaranataupembahasankegiatan
lanjutan
4. Member ucapanterimakasih
5. Memimpindoapenutup
6. Perpisahan

2.3. Kecerdasan Interpersonal
2.3.1 Pengertian Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal menjadi sangat penting
dimiliki oleh anak dalam menjalin relasi sosial, karena pada
dasarnya manusia tidak bisa menyendiri. Banyak kegiatan
dalam hidup anak terkait dengan orang lain. Anak-anak yang
gagal mengembangkan kecerdasan interpersonalnya, akan
mengalami banyak hambatan dalam dunia sosialnya (Safaria
2005:13)
Kecerdasan interpersonal merujuk pada kemampuan
individu untuk peka terhadap perasaan orang lain. Mereka
cenderung mudah berinteraksi serta menjalin orang
komunikasi dengan orang lain. Sehingga sangat mudah
bersosialisasi dilingkungan sekitar.

Gardner (2003:7) mendefinisikan inteligensi, sebagai
serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan
individu memecahkan masalah, atau sebagai hasil dari
konsekuensi eksistensi suatu budaya. Gardner juga
merumuskan teori inteligensi ganda yang biasa disebut
sebagai kecerdasan majemuk. Kecerdasan interpersonal
merupakan
salah
satu
kecerdasan
majemuk
yang
dikemukakan oleh Gardner.
Berikut tujuh kecerdasan majemuk yang dikemukakan
olehGardner yaitu :
20

a.
b.
c.

d.
e.
f.

Kecerdasan linguistik.
Kecerdasan Logis-Matematik.
Kecerdasan Musikal.
Kecerdasan Kelincahan Tubuh (Kinestetik).
Kecerdasan Dimensi-Ruang (Spatial).
Kecerdasan Interpersonal, adalahkemampuan anak
dalam berhubungan atau menjalin relasi dengan orang
lain. Ciri-ciri anak yang mempunyai kecerdasan
interpersonal tinggi akan mampu menjalin komunikasi
yang efektif dengan orang lain, mempunyai rasa empati,
dapat mengembangkan hubungan yang harmonis
dengan orang lain. Mudah memahami temperamen,
sifat, dan kepribadian orang lain, dapat memahami
suasana hati, motif, dan niat orang lain. Jika
kemampuan ini dimiliki oleh anak maka akan membuat
mereka lebih berhasil dalam menjalin interaksi dengan
orang lain.
g. Kecerdasan Intrapersonal.
Kecerdasan interpersonal memungkinkan individu
memahami mood, watak, temperamen, bahasa tubuh,
motivasi serta kemampuan orang lain. Pada dasarnya
kecerdasan interpersonal adalah kemampuan individu untuk
berinteraksi dengan orang lain sebagai proses dari menjalin
relasi dengan sesama individu.

2.3.2 Unsur Kecerdasan Interpersonal.
Gardner (2007:14)menjelaskan unsur darikecerdasan
interpersonal sebagai berikut :
1. Dapat bekerja sama dengan orang lain
2. Mempunyai ketrampilan berkomunikasi secara verbal dan
non verbal
3. Menikmati berada di lingkungan sekitar
4. Mempunyai kepemimpinan yang baik diantara rekanrekannya
5. Mempunyai ketrampilan memecahkan masalah dengan
baik
6. Empati
20

7. Dapat bersosialisasi dengan orang baru dan menikmati
diskusi
8. Dapat melihat situasi dari berbagai sudut pandang
9. Dapat dengan mudah membangun hubungan yang positif
dengan teman
10. Dapat mempengaruhi pendapat orang lain

2.3.3

Faktor Yang Mempengaruhi
Interpersonal

Kecerdasan

Gardner (2003:51) mengemukakan bahwa kecerdasan
interpersonal dipengaruhi oleh tiga faktor utama:
1.Faktor biologi
Salah satu faktor yang mempengaruhi kecerdasan
interpersonal adalah faktor genetik atau keturunan dari
individu tersebut.
2. Faktor pendidikan
Pendidikan disini berupa pengalaman pribadi dengan
orang tua, guru, teman sebaya, serta orang lain tempat
individu berinteraksi yang dapat menghambat maupun
meningkatkan kecerdasan interpersonalnya.
1. Faktor latar belakang budaya
Latar belakang budaya dimana individu dilahirkan dan
dibesarkan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kecerdasan interpersonal individu.

2.3.4Meningkatkan
Pada Anak

Kecerdasan

Interpersonal

Kecerdasan interpersonal bisa ditingkatkan melalui
pendidikan dan pelatihan yang didalamnya terdapat
pembentukan ketrampilan sosial. Ketrampilan-ketrampilan
sosial tersebut menurut Safaria (2005:45) antara lain:
1. Mengembangkan kesadaran diri pada anak.
Salah satu kriteria kepribadian yang sehat adalah
mempunyai kesadaran diri yang tinggi. Kesadaran diri
merupakan salah satu pondasi dari perkembangan
kecerdasan pada anak. Kesadaran diri merupakan
kemampuan
individu
untuk
menyadari
totalitas
20

keberadaanya didunia, menyadari keinginan, harapan,
tujuan, cita-cita dalam hidupnya.
Kesadaran diri sangat penting dimiliki oleh anak karena,
menurut Kihlstrom (1984) kesadaran diri mempunyai dua
fungsi yaitu fungsi monitoring (self-monitoring)yaitu
kesadaran diri anak untuk memonitor, mengawasi,
menyadari serta mengamati secara keseluruhan setiap
proses yang terjadi didalam dirinya maupun dilingkungan
sekitar. Fungsi kontrol (self-controlling)adalah kemampuan
anak untuk mengontrol dan memgendalikan keseluruhan
aspek dalam dirinya.
2. Mengajarkan pemahaman situasi sosial dan etika sosial
pada anak.
Agar
anak
sukses
dalam
membina
dan
mempertahankan
sebuah
hubungan,
anak
harus
memahami norma sosial yang berlaku. Norma sosial
mengatur anak berperilaku yang benar dalam situasi sosial.
Dalam bersosialisasi anak hendaknya memahami kaidah
moral yang ada dalam masyarakat.
3. Mengajarkan pemecahan masalah yang efektif pada anak.
Setiap anak membutuhkan ketrampilan memecahkan
masalah secara efektif. Apalagi jika masalah tersebut
berkaitan dengan konflik interpersonal. Konflik terjadi
karena ada dua kepentingan yang berbeda dalam hubungan
interpersonal.
Konflik
kerap
dialami
anak
dalam
membangun hubungan interpersonal maka dari itu
ketrampilan pemecahan masalah menjadi penting untuk
dipelajari agar anak mampu menghadapi konflik tersebut
secara kontruktif. Semakin tinggi kemampuan anak dalam
memecahkan masalah maka semakin positif hasil yang
didapatkan dari penyelesaian konflik tersebut.
4. Mengembangkan sikap empati pada anak.
Sikap empati adalah pemahaman kita tentang orang lain
berdasarkan sudut pandang, perspektif, kebutuhankebutuhan,
pengalaman-pengalaman
orang
tersebut.
Empati merupakan pemahaman perspektif yang mengacu
pada respon emosi. Empati mempunyai dua komponen
kognitif dan satu komponen efektif. Dua komponen kognitif
tersebut adalah, kemampuan anak mengidentifikasi
perasaan orang lain dan kemampuan anak
untuk
mengasumsikan perspektif orang lain. Sedangkan satu
20

komponen efektif adalah kemampuan anak dalam
keresponsifan emosi (Freshbach,1978).
5. Mengembangkan sikap prososial pada anak.
Perilaku prososial adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan suatu tindakan moral yang dilakukan secara
kultural seperti berbagi, membantu orang lain yang
membutuhkan, bekerja sama dengan orang lain, dan
kemampuan
untuk
mengungkapkan
simpati.
Perkembangan
perilaku
prososial
dipengaruhi
oleh
lingkungan keluarga. Disini peran orang tua menjadi sangat
penting, orang tua menjadi
model bagi anak dalam
mempelajari perilaku ini. Anak yang melihat orang tuanya
membantu atau melakukan sesuatu untuk orang lain,
maka anak akan melalukan hal yang serupa. Orang tua
yang memperlihatkan empati serta perhatian pada
kesedihan anaknya akan mendorong anak juga berempati
pada kesedihan orang lain.
6. Mengajarkan berkomunikasi dengan santun pada anak.
Komunikasi merupakan saran yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Didalam hubungan sosial
komunikasi menjadi sarana untuk mengarahkan dan
mengendalikan setiap kegiatan. Melalui komunikasi yang
efektif tercipta pemahaman dan persektif yang sama dalam
menjalin relasi interpersonal.
Ada empat ketrampilan komunikasi dasar yang perlu
dilatih pada anak untuk menciptakan komunikasi yang
efektif yaitu : memberi umpan balik, mengungkapkan
perasaan, mendukung dan menanggapi orang lain, dan
menerima diri dan orang lain. Keempat ketrampilan dasar
komunikasi tersebut harus dimiliki setiap anak agar relasi
sosial anak berjalan dengan baik. Jika anak mampu
menguasai keempatnya dipastikan anak akan mampu
mengembangkan kecerdasan interpersonal dengan baik.
7. Mengajarkan mendengar efektif pada anak.
Salah satu ketrampilan komunikasi yang harus dimiliki
oleh anak adalah ketrampilan mendengarkan secara efektif.
Ketrampilan ini akan menunjang proses komunikasi pada
anak. Hubungan komunikasi tidak akan berjalan dengan
lancar apabila salah satu fihak mengacuhkan apa yang
diungkapkan. Mendengar membutuhkan perhatian dan
20

sikap empati, sehingga orang merasa dimengerti dan
dihargai.
Dari hasil penelitian, menunjukkan mendengar
merupakan kegiatan yang banyak memakan waktu setiap
harinya dari keseluruhan aktifitas anak. Oleh karena itu
ketrampilan mendengarkan secara efektif sangat penting
dimiliki anak. Karena ketrampilan mendengar merupakan
kegiatan komunikasi yang banyak menyita waktu di dalam
interaksi sosial anak.

2.4Bimbingan Kelompok Untuk
Kecerdasan Interpersonal.

Meningkatkan

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan yang
mencapai kematangan pada kesadaran berfikir dan bertindak
untuk menjalankan peran manusia sebagai makhluk sosial
di dalam menjalin hubungan dengan lingkungan sekitar atau
kelompok masyarakat termasuk di dalamnya lingkungan
sekolah.
Setiap individu yang melakukan interaksi dengan orang
lain membutuhkan kecerdasan interpersonal, salah satunya
yaitu remaja. Remaja membutuhkan aktualisasi diri agar
bisa diterima dilingkungannya, hal ini juga sesuai dengan
tugas perkembangan remaja yang dikemukakan oleh
Havigurst dalam Yusuf (2010:94) bahwa remaja harus
mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara
sosial.
Dalam kaitannnya dengan usaha pencegahan masalah
pribadi dan lingkungan sosial, maka dipandang layanan yang
tepat adalah bimbingan kelompok. Layanan ini tepat karena
dalam kelompok setiap individu diharapkan saling belajar
dan berinteraksi dalam mengasah kemampuan interpersonal.
Pendek kata dalam kelompok siswa mampu membangun
hubungan yanag baik antara individu yang satu dengan yang
lain.
Gardner mengidentifikasi bahwa setiap individu
memiliki tujuh
kecerdasan.
Kecerdasan
interpersonal
merupakan salah satu dari tujuh kecerdasan yang harus
20

dimiliki oleh setiap individu selain kecerdasan logika, bahasa,
musik, ruang, antar pribadi. Kecerdasan interpersonal sangat
berperan besar dalam kehidupan, karena sangat penting
dalam menunjang kehidupan bermasyarakat.

2.5 Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Hermawan (2014) dengan
judul Keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi
untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal bahwa
kecerdasan interpersonal dapat ditingkatkan dengan layanan
bimbingan kelompok. Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri
1 Sragen, dengan subyek kelas VIII merupakan penelitian
ekperimen dengan rancangan one group pre test-post tes.
Pengambilan
data
menggunakan
skala
kecerdasan
interpersonal dan dianalisi menggunakan uji t.
Didapati hasil bahwa peserta didik yang awalnya
kecerdasan
interpersonalnya
rendah
setelah
melalui
bimbingan kelompok dengan 4 kali bimbingan dengan teknik
diskusi kecerdasan interpersonalnya meningkat.
Bimbingan kelompok juga efektif meningkatkan
kecerdasan interpersonal ada pada penelitian Utami (2014),
dengan judul pengaruh layanan bimbingan kelompok teknik
permainan simulasi terhadap peningkatan kecerdasan
interpersonal pada siswa menunjukkan bahwa dengan
bimbingan kelompok menggunakan teknik permainan
simulasi dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.
Penelitian ekperimen yang dilakukan di SMAN 7 Semarang
dengan sampel penelitian kelas XI. Bimbingan kelompok
dilakukan selama 6 kali dalam jangka waktu 3 bulan.

20

2.6Kerangka Pemikiran
Tabel 2.2
Alur Kerangka Penelitian

Pre
Test
Kecerdasan
Interpersonal

Pre Tes

Rendah

Kecerdasan Interpersonal
Meningkat

Bimbingan
Kelompok

Pos Tes

Dari alur penelitian diatas dapat dijelaskan bahwa hasil
pre tes terhadap subjek didapati hasil bahwa subjek penelitian
yang memiliki kecerdasan interpersonal sangat rendah
ditandai dengan cenderung malu-malu/kurang percaya diri,
tidak mampu menyelesaikan masalah dalam berinteraksi
sosial, segan bertegur sapa dengan guru/warga sekolah
lainnya. Setelah mendapat hasil dari pre tes maka dilakukan
perlakuan dengan memberi layanan bimbingan kelompok
kepada peserta didik. Diharapkan setelah diberikan
bimbingan kelompok maka kecerdasan interpersonal peserta
didik dapat meningkat ditandai dengan peserta didik menjadi
percaya diri, dapat menjalin relasi yang positif dengan sesama
teman/guru/warga sekolah lainnya, dan dapat menyelesaikan
permasalahan dalam berinteraksi sosial.

20

2.7 Hipotesis
Dari kerangka pemikiran di atas didapat hipotesis
apakah pemberian bimbingan kelompok dapat secara
signifikan meningkatkan kecerdasan interpersonal peserta
didik.

20

20

Dokumen yang terkait

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Integrated Food Therapy Minuman Fungsional Nutrafosin Pada Penyandang Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Dan Dislipidemia

5 149 3

Analisi pesan dakwah pada lirik lagu kebesaranmu group band sti 2

2 155 101

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100