S BIO 1002365 Chapter3

(1)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Subjek Populasi dan Sampel Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMAN X yang berlokasi di Jalan Cihanjuang Rahayu No. 39 Desa Cihanjuang Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat.

Populasi penelitian ini adalah populasi siswa di SMAN X kelas XI semester II tahun ajaran 2013/2014. Dari seluruh kelas XI yang ada diambil dua kelas sebagai sampel penelitian ini, yaitu satu kelas untuk kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dan satu kelas lagi untuk kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode diskusi. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara sampel acak kelas, dimana dalam hal ini dua kelas utuh ditentukan secara acak dengan cara diundi. Namun pengambilan sampel siswa tidak dilakukan secara acak, sampel peserta adalah siswa yang berada di kelas. Masing-masing kelas terdiri dari 21 siswa, sehingga jumlah sampel seluruhnya adalah 42 siswa. Penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan, di mana pada pertemuan pertama pelaksanaan pretest, pertemuan kedua pelaksaan perlakuan, dan pertemuan ketiga pelaksanaan posttest.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Kontrol Group Design. Dalam penelitian ini, kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan metode Prediksi dan Diskusi berbasis Learning Cycle dan kelas kontrol diberikan perlakuan dengan metode diskusi. Kedua kelas tersebut diberikan pretest sebelum perlakuan untuk mengetahui keadaan awal siswa dan posttest setelah perlakuan. Menurut Sugiyono (2009) desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:


(2)

Gambar 3.1 Desain Penelitian Pretest-Posttest Kontrol Group Design Keterangan:

R = Kelas kontrol atau kelas eksperimen O1, O3 = Siswa diberikan soal Pretest

O2, O4 = Siswa dberikan soal Posttest

X = Pembelajaran menggunakan metode tahapan Prediksi dan Diskusi pada pembelajaran berbasis learning cycle

● = Pembelajaran menggunakan metode diskusi.

(Sugiyono,2009)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Quasy Experiment. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen (Sukmadinata,2012). Metode ini digunakan karena adanya perbedaan perlakuan antara dua kelas yang dijadikan subjek sampel penelitian yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dimana hanya diberikan satu perlakuan untuk masing-masing kelas. Dalam hal ini, variable bebasnya yaitu metode pembelajaran tahapan prediksi dan diskusi berbasis learning cycle, dan variable terikatnya adalah kemampuan berpikir kreatif siswa.

D. Definisi Operasional

1. Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle adalah sebuah metode pembelajaran prediksi dan diskusi yang berbasis model Learning Cycle, dimana dalam metode ini terdapat tahap prediksi dan diskusi yang dilakukan pada fase Eksplorasi dalam model Learning Cycle 5E. Pada

R O1 X O2


(3)

tahap prediksi siswa diwajibkan untuk membuat prediksi terlebih dahulu saat diberikan soal-soal dalam bentuk lembar kerja hipotesis dan prediksi oleh guru setelah itu diadakan diskusi yang melibatkan siswa secara langsung. Adapun sintaks pembelajaran berbasis Learnng Cycle 5E ini sebagai berikut:

Gambar 3.2 Sintaks Pembelajaran berbasis Learnng Cycle 5E

2. Metode diskusi adalah pembelajaran dengan model konvensional di mana urutan proses pembelajarannya disesuaikan dengan pembelajaran model Learning Cycle 5E.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa adalah kemampuan siswa untuk menghasilkan gagasan atau pendapat baru dan juga melihat suatu pola baru antara satu hal dengan hal lainnya yang sebelumnya tidak tampak. Kemampuan berpikir kreatif yang diukur mencakup lima indikator yaitu: Fluency (kemampuan berpikir lancar), Flexibility (kemampuan berpikir luwes), Originality (kemampuan berpikir orisinil), dan Elaboration (kemampuan merinci). Kemampuan berpikir kreatif tersebut dijaring dengan menggunakan tes kemampuan berpikir kreatif dengan bentuk soal essay. 4. Penguasaan Konsep merupakan salah satu hasil belajar kognitif yang

diperoleh setelah dilakukan pembelajaran berbasis learning cycle . Engagement

Exploration

~Memprediksi ~Diskusi

Explanation Elaboration


(4)

Penguasaan konsep ini dijaring melalui tes penguasaan konsep dengan bentuk isian singkat yang mencakup kemampuan kognitif C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), C4 (menganalisis), dan C5 (mengevaluasi).

E. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2007), instrumen adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan yang lebih efektif dan efisien. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri atas:

1. Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif siswa digunakan tes berupa tes uraian dengan masing-masing indikator yang berbeda-beda yang diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran. Tes ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Tes ini berupa soal uraian sebanyak 8 butir soal. Untuk kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Tabel Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif No Aspek Kemampuan

Berpikir Kreatif Indikator

No. Soal

1. Fluency

(berpikir lancar)

 Memberikan banyak gagasan/

jawaban 1,2

2. Flexibility (berpikir luwes)

 Memberikan lebih dari satu penafsiran (interpretasi) suatu gambar, cerita/ suatu masalah

3,4

3. Originality (berpikir orisinil)

 Memikirkan masalah- masalah atau hal-hal yang tidak

terpikirkan orang lain.

5,6

4. Elaboration (berpikir merinci)

 Mampu menambahkan garis-garis, warna-warna, dan bagian-bagian tehadap gambarnya sendiri atau gambar orang lain.

 Mampu mengevaluasi

7,8


(5)

2. Tes Penguasaan Konsep

Untuk mengukur penguasaan konsep siswa digunakan tes penguasaan konsep. Tes ini diberikan kepada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol sebelum perlakuan (pretest) dan sesudah perlakuan (posttest). Tes ini berupa soal isian singkat sebanyak 15 butir soal dengan tipe soal yang digunakan adalah jenjang memahami (C2), menerapkan (C3), menganalisis (C4) dan mengevaluasi (C5) menurut taksonomi Bloom (revisi). Adapun kisi-kisinya dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Tabel Kisi-Kisi Tes Penguasaan Konsep Indikator

Jenjang Kognitif Jumlah Soal

C2 C3 C4 C5

3.6.7 Membandingkan terjadinya gerak sadar dan gerak refleks

1, 2, 3 4, 5 - - 5 3.6.8 Mengidentifikasi

penyusun sistem saraf pusat 6, 7, 8 10 9 - 5 3.6.9

Mendeskripsikan fungsi sistem saraf pusat

12, 13,

14, 15 - - 11 5

3. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran dengan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dalam materi sistem saraf. Ada 15 pertanyaan yang diberikan kepada siswa mengenai pembelajaran dengan metode Tahapan Prediksi dan Diskusi pada Pembelajaran Berbasis Learning Cycle dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Anget tanggapan dihitung dan dianalisi dengan melihat persentase jawaban siswa serta kecendrungan jawaban yang diberikan. Adapun kisi-kisi angket tanggapan siswa dapat dilihat pada tabel 3.3.


(6)

Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran

No. Indikator No.Pertanyaan

1. Ketertarikan pada mata pelajaran Biologi 1, 2, 3, 4 2. Ketertarikan dengan metode pembelajaran 5, 6 3. Ketertarikan dengan kegiatan memprediksi

dan diskusi

7, 8, 9, 10, 11 ,12, 13, 14, 15

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pada tahap persiapan penelitian, instrumen penelitian yang telah dibuat diperiksa kelayakannya oleh para dosen ahli dari segi materi dan kaidah-kaidah evaluasi melalui proses judging. Instrumen bisa digunakan dalam pengambilan data penelitian apabila telah melewati proses perbaikan dari hasil koreksi pada tahapan judging serta telah melalui tahapan uji coba instrumen. Akan tetapi tidak semua instrumen melalui tahapan uji coba, hanya instrument pretest dan posttest saja yang dilakukan uji coba. Adapun tujuan dari uji instrumen peneltian ini adalah untuk mengetahui validitas, realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran.

1. Validitas

Arikunto (2009) menjelaskan bahwa validitas item adalah demikian sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai daya dukung yang besar terhadap skor total. Validitas ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi antara skor pada pokok uji dengan skor total N = jumlah siswa

X = skor pada pokok uji Y = skor total

rXY=

N∑XY−(∑X)(∑Y)


(7)

(Arikunto,2009) Dengan Interpretasi Indeks Validitas sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tabel Indeks Validitas Indeks

Validitas

Kategori

0,00 – 0,19 SANGAT RENDAH 0,20 – 0,39 RENDAH

0,40 – 0,59 CUKUP 0,60 – 0,79 TINGGI

0,80 – 1,00 SANGAT TINGGI

(Sriyati, 2011)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata validitas item berada dalam kategori Cukup dengan indeks 0,56 (untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.10).

2. Reliabilitas

Reliabilitas tes sangat berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan (Arikunto,2009). Relabiltas tes ini dihitung menggunakan rumus Spearman-Brown:

11 =

2 1 212 1 + 1

212

Di mana:

1

212 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 = koefisien reliabiltas yang sudah disesuaikan

(Arikunto,2009) Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, reabilitas soal sebesar 0,79 dan termasuk dalam kategori tinggi (untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7).


(8)

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut “indeks diskriminasi” (Arikunto,2009). Daya pembeda dapat diketahui dengan menggunakan rumus:

DP =U−L 1 2 T

Di mana:

DP = Daya Pembeda

U = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk setiap soal L = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar setiap soal T = jumlah seluruh siswa baik dari kelompok atas dan kelompok bawah

(Arikunto,2009)

Maka akan didapatkan indeks diskriminasi sebagai berikut:

Tabel 3.5 Tabel Indeks Diskriminasi

Indeks Diskrimnasi Kategori

< 0,00 SANGAT TIDAK BAIK

0,00 – 0,20 TIDAK BAIK 0,21 – 0,40 CUKUP 0,41 – 0,70 BAIK

0,71 – 1,00 BAIK SEKALI

(Sriyati, 2011)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata daya pembeda berada dalam kategori Cukup dengan indeks 0,38 (untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7).

4. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk


(9)

mencoba lagi karena di luar jangkauannya (Arikunto, 2009). Tingkat kesukaran dapat dhitung dengan rumus:

= +

Di mana:

TK= Taraf/Tingkat Kesukaran

U = jumlah siswa dari kelompok atas yang menjawab benar untuk setiap soal L = jumlah siswa dari kelompok bawah yang menjawab benar setiap soal T = jumlah seluruh siswa baik dari kelompok atas dan kelompok bawah

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus di atas, maka dapat di kategorikan tingkat kesukarannya sebaga berikut:

Tabel 3.6 Tabel Indeks Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran Kategori

0,00 – 0,30 SUKAR 0,31 – 0,70 SEDANG 0,71 – 1,00 MUDAH

(Sriyati, 2011)

Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang telah dilakukan, rata-rata tingkat kesukaran soal berada dalam kategori Sedang dengan indeks 0,42 (untuk selengkapnya lihat pada tabel 3.7).

Setelah dilakukan uji coba instrumen, dilakukan analisis butir soal untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dari setiap butir soal yang di uji. Adapun hasil analisis butir soal tersebut dapat dilihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7 Hasil Analisis Butir Soal Uji Instrumen Penguasaan Konsep

No. Soal

TINGKAT

KESUKARAN DAYA PEMBEDA VALIDITAS


(10)

G. Analisis Pengolahan Data

Data yang didapatkan dari hasil pengukuran pada pretest maupun posttest, diolah secara statistik agar memiliki makna sehingga dapat digunakan untuk menguji hipotesis dan memberikan kesimpulan yang tepat.

1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Tes Penguasaan Konsep

a. Rekaptulasi hasil tes kemampuan berpikir kreatif yang didapatkan dari masing-masing siswa yang mencakup seluruh indikator pada aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif.

b. Data kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa yang diperoleh dianalisis berdasarkan hasil Pretest dan Posttest untuk

1 0,75 Mudah 0.5 Baik 0.54 Cukup

2 0.33 Sedang 0.66 Baik 0.74 Tinggi

3 0.37 Sedang 0.58 Baik 0.66 Tinggi

4 0.83 Mudah 0.33 Cukup 0.49 Cukup

5 0.45 Sedang 0.25 Cukup 0.23 Rendah

No. Soal

TINGKAT

KESUKARAN DAYA PEMBEDA VALIDITAS

Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran

6 0.12 Sukar 0.25 Cukup 0.65 Tinggi

7 0.33 Sedang 0.33 Cukup 0.56 Cukup

8 0.29 Sukar 0.25 Cukup 0.37 Rendah

9 0.75 Mudah 0.5 Baik 0.77 Tinggi

10 0.7 Mudah 0.58 Baik 0.62 Tinggi

11 0.33 Sedang 0.16 Tidak Baik 0.41 Cukup

12 0.2 Sukar 0.41 Baik

0.83

Sangat Tinggi

13 0.2 Sukar 0.25 Cukup 0.43 Cukup

14 0.83 Mudah 0.33 Cukup 0.42 Cukup

15 0.16 Sukar 0.33 Cukup 0.72 Tinggi


(11)

melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Analisis data pretest a) Uji Prasyarat

(1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi skor data yang diperoleh normal atau tidak. Uji normalitas ini dapat dihitung menggunakan rumus chi kuadrat, yaitu:

�2 = Σ( 0 − )

(Susetyo, 2010) (2) Uji Homogenitas

Uji homogentitas digunakan untuk mengetahui variansi dari setiap sampel. Uji homogentitas ini dihitung dengan menggunakan rumus:

� = 2

2

Keterangan:

F = Homogenitas yang dicari S2 = Varians

(Susetyo, 2010) 2) Analisis data posttest

a) Uji Prasyarat

Uji normalitas untuk mengetahui normalitas distribusi sampel, kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan tahapan-tahapan seperti pada pengolahan data pretest.

3) Pengolahan nilai indeks gain

Indeks gain digunakan untuk mengetahui kategori pningkatan penguasaan konsep siswa. Menurut Hake (1999) gain dihitung dengan menggunakan rumus:


(12)

= 2− 1

− 1

Keterangan: T1: score posttest T2: score pretest Is: Score maksimal 4) Uji hipotesis

Berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa data penelitian yang didapat berdistribusi normal dan homogen. Maka dari itu dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan statistic parametrik uji Independent Sample T-Test atau Uji T. Uji Independent Sample T-Test ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

= �1 – �2 1

1+ 1

2

Keterangan:

X1 = Rata-rata sampel kelompok 1 X2 = Rata-rata sampel kelompok 2 s = simpangan baku

(Susetyo, 2010)

2. Analisis Angket Siswa

Data penelitian hasil pengisian angket siswa akan diolah dengan cara persentase, yaitu:

= � �

� × 100%

Kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kategori persentasi,yaitu:

Tabel 3.8 Tabel Kategori Persentasi Persentase Tafsiran Kualitatif


(13)

0% Tidak Ada 1% - 25% Sebagian Kecil 26% - 49% Hampir Setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian Besar 76% - 99% Pada Umumnya

100% Seluruhnya

H. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi dalam tiga kegiatan yang harus dilakukan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya: a. Menyusun proposal penelitian

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) metode prediksi dan diskusi berbasis learning cycle dan metode diskusi.

c. Menyusun instrumen penelitian berupa soal tes kemampuan berpikir kreatif dan soal tes penguasaan konsep siswa.

d. Melakukan validasi soal lewat proses judgment dan uji coba instrumen. e. Menindaklanjuti hasil validasi instrumen dan melalukan revisi.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pelakasanaan yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya:

a. Memberikan pretest soal penguasaan konsep siswa dan tes kemampuan berpikir kreatif tentang konsep system saraf.

b. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode prediksi dan diskusi berbasis learning cycle pada kelas eksperimen dan metode didkusi pada kelas kontrol pada konsep system saraf.

c. Memberikan pretest soal penguasaan konsep siswa dan tes kemampuan berpikir kreatif tentang konsep sistem saraf.

d. Setelah selesai melakukan posttest, siswa diberikan angket.


(14)

3. Tahap Analisis Data

Apabila tahap pelaksanaan telah dilakukan, maka tahap terakhir yang harus dilakukan yaitu:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest. b. Membahas hasil penelitian yang telah dilakukan.

c. Menyimpulkan hasil penelitian.


(15)

Gambar 3.3 Alur Penelitian

Pra Persiapan

- Studi pendahuluan - Penyususnan Proposal

Seminar Proposal

Pembuatan instrumen - RPP

- Tes Kemampuan Berpikir Kreatif

- Tes Pemahaman Konsep

- Angket

- Lembar Kerja Siswa

Validasi Instrumen - Konsultasi Instrumen

- Melakukan uji coba instrument

- Mengolah dan menganalisis hasil uji coba - Menyusun Instrumen yang telah diperbaiki

Implementasi Pembelajaran Kelas Eksperimen

- Melakukan Pretest

- Pembelajaran dengan

metode prediksi dan diskusi berbasis

learning cycle

- Melakukan Posttest

Kelas Kontrol

- Melakukan Pretest

- Pembelajaran dengan

metode diskusi - Melakukan Posttest

Analisis dan pengolahan data hasil

Pretest dan Posttest


(1)

G. Analisis Pengolahan Data

Data yang didapatkan dari hasil pengukuran pada pretest maupun posttest, diolah secara statistik agar memiliki makna sehingga dapat digunakan untuk menguji hipotesis dan memberikan kesimpulan yang tepat.

1. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Tes Penguasaan Konsep

a. Rekaptulasi hasil tes kemampuan berpikir kreatif yang didapatkan dari masing-masing siswa yang mencakup seluruh indikator pada aspek-aspek kemampuan berpikir kreatif.

b. Data kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa yang 1 0,75 Mudah 0.5 Baik 0.54 Cukup 2 0.33 Sedang 0.66 Baik 0.74 Tinggi 3 0.37 Sedang 0.58 Baik 0.66 Tinggi 4 0.83 Mudah 0.33 Cukup 0.49 Cukup 5 0.45 Sedang 0.25 Cukup 0.23 Rendah No.

Soal

TINGKAT

KESUKARAN DAYA PEMBEDA VALIDITAS

Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran Indeks Tafsiran

6 0.12 Sukar 0.25 Cukup 0.65 Tinggi 7 0.33 Sedang 0.33 Cukup 0.56 Cukup 8 0.29 Sukar 0.25 Cukup 0.37 Rendah 9 0.75 Mudah 0.5 Baik 0.77 Tinggi 10 0.7 Mudah 0.58 Baik 0.62 Tinggi 11 0.33 Sedang 0.16 Tidak Baik 0.41 Cukup 12 0.2 Sukar 0.41 Baik

0.83

Sangat Tinggi 13 0.2 Sukar 0.25 Cukup 0.43 Cukup 14 0.83 Mudah 0.33 Cukup 0.42 Cukup 15 0.16 Sukar 0.33 Cukup 0.72 Tinggi


(2)

melihat peningkatan kemampuan berpikir kreatif dan penguasaan konsep siswa. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1) Analisis data pretest a) Uji Prasyarat

(1) Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi skor data yang diperoleh normal atau tidak. Uji normalitas ini dapat dihitung menggunakan rumus chi kuadrat, yaitu:

�2 = Σ( 0 − )

(Susetyo, 2010) (2) Uji Homogenitas

Uji homogentitas digunakan untuk mengetahui variansi dari setiap sampel. Uji homogentitas ini dihitung dengan menggunakan rumus:

� = 2

2

Keterangan:

F = Homogenitas yang dicari S2 = Varians

(Susetyo, 2010) 2) Analisis data posttest

a) Uji Prasyarat

Uji normalitas untuk mengetahui normalitas distribusi sampel, kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas dengan tahapan-tahapan seperti pada pengolahan data pretest.

3) Pengolahan nilai indeks gain

Indeks gain digunakan untuk mengetahui kategori pningkatan penguasaan konsep siswa. Menurut Hake (1999) gain dihitung dengan menggunakan rumus:


(3)

= 2− 1

− 1

Keterangan: T1: score posttest

T2: score pretest

Is: Score maksimal

4) Uji hipotesis

Berdasarkan hasil uji prasyarat yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa data penelitian yang didapat berdistribusi normal dan homogen. Maka dari itu dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan statistic parametrik uji Independent Sample T-Test atau Uji T. Uji Independent Sample T-Test ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

= �1 – �2 1

1+ 1

2

Keterangan:

X1 = Rata-rata sampel kelompok 1

X2 = Rata-rata sampel kelompok 2

s = simpangan baku

(Susetyo, 2010)

2. Analisis Angket Siswa

Data penelitian hasil pengisian angket siswa akan diolah dengan cara persentase, yaitu:

= � �

� × 100%

Kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kategori persentasi,yaitu:


(4)

0% Tidak Ada

1% - 25% Sebagian Kecil

26% - 49% Hampir Setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian Besar

76% - 99% Pada Umumnya

100% Seluruhnya

H. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini terbagi dalam tiga kegiatan yang harus dilakukan, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap analisis data.

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya: a. Menyusun proposal penelitian

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) metode prediksi dan diskusi berbasis learning cycle dan metode diskusi.

c. Menyusun instrumen penelitian berupa soal tes kemampuan berpikir kreatif dan soal tes penguasaan konsep siswa.

d. Melakukan validasi soal lewat proses judgment dan uji coba instrumen. e. Menindaklanjuti hasil validasi instrumen dan melalukan revisi.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pelakasanaan yang akan dilakukan oleh peneliti diantaranya:

a. Memberikan pretest soal penguasaan konsep siswa dan tes kemampuan berpikir kreatif tentang konsep system saraf.

b. Melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode prediksi dan diskusi berbasis learning cycle pada kelas eksperimen dan metode didkusi pada kelas kontrol pada konsep system saraf.

c. Memberikan pretest soal penguasaan konsep siswa dan tes kemampuan berpikir kreatif tentang konsep sistem saraf.

d. Setelah selesai melakukan posttest, siswa diberikan angket.


(5)

3. Tahap Analisis Data

Apabila tahap pelaksanaan telah dilakukan, maka tahap terakhir yang harus dilakukan yaitu:

a. Mengolah dan menganalisis data hasil pretest dan posttest. b. Membahas hasil penelitian yang telah dilakukan.

c. Menyimpulkan hasil penelitian.


(6)

Gambar 3.3 Alur Penelitian

Pra Persiapan

- Studi pendahuluan - Penyususnan Proposal

Seminar Proposal

Pembuatan instrumen - RPP

- Tes Kemampuan Berpikir Kreatif - Tes Pemahaman Konsep

- Angket

- Lembar Kerja Siswa

Validasi Instrumen - Konsultasi Instrumen

- Melakukan uji coba instrument

- Mengolah dan menganalisis hasil uji coba - Menyusun Instrumen yang telah diperbaiki

Implementasi Pembelajaran Kelas Eksperimen

- Melakukan Pretest - Pembelajaran dengan

metode prediksi dan diskusi berbasis

learning cycle

- Melakukan Posttest

Kelas Kontrol

- Melakukan Pretest - Pembelajaran dengan

metode diskusi - Melakukan Posttest

Analisis dan pengolahan data hasil

Pretest dan Posttest