Pertumbuhan Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Rubrum) setetah Perlakuan Pupuk Kuda

Pertumbuhan Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Rubrum)
setetah Perlakuan Pupuk Kuda
Sri Haryanti*
*Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Tumbuhan Jurusan Biologi FMIPA UNDIP
Abstract
The aims of this experiment was to know thw growth of ginger after treatment horse fertilizer.
Randomized Complete Design with 3 replicates were used to the experiment. The dosage was 7lg, 142g,
213g, 248g and control (0g). Parameters was sum of leaf, sum of root, length of root and sum of bud.
The result of this experiment indicated that horse fertilizer was able to increase on sum of leaf and tusk of
length root. Dosage of 213g is better to increase of length of the root.
Key words : horse fertilizer, growth, ginger.
Abstrak
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui tentang tertumbuhan jahe emprit setelah
diberi perlakuan pupuk kotoran kuda. Penelitian menggunakan CRD dengan ulangan 5 kali. Dosis pupuk
adalah 71 g, 142 g, 213 g ,284 g dan kontrol (0 g). Parameter yang diamati adalah jumlah daun, jumlah
akar, panjang akar jumlah tunas. Hasil penelitian menuunjukkan bahwa pupuk kotoran kuda dapat
meningkatkan jumlah daun dan panjang akar, namun tidak pada jumlah akar dan jumlah tunasnya. Dosis
71 g adalah dosis terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan akar.
Kata kunci : pupuk kuda, pertumbuhan, jahe

memungkinkan bakteri berkembang aktif,


PENDAHULUAN
Tawangmangu

merupakan

daerah

sehingga kotoran kuda sangat potensial

wisata yang banyak memanfaatkan kuda

untuk

sebagai alat transportasi untuk menikmati

(Prihmantoro, 1996). Tingginya kesadaran

keindahan alam. Hal ini didukung juga oleh


akan kesehatan dan kualitas lingkungan

banyaknya ternak kuda yang lebih dominan

menyebabkan pergeseran pola konsumsi

dibandingkan ternak lainnya. Akan tetapi

hasil pertanian yang dibudidayakan secara

pemanfaatan

daerah

organik menghindari penggunaan pupuk

tersebut belum dioptimalkan, sehingga

kimiawi seminimal mungkin, sehingga


untuk memenuhi kebutuhan pupuk kandang

aman

yang mendukung budidaya tanaman obat

(Indrakusuma, 2000).

kotoran

kuda

di

dikembangkan

bagi

sebagai


kesehatan

pupuk

manusia

misalnya jahe emprit masih disuplai dari

Jahe emprit (Zingiber officinale var.

daerah lain. Kotoran kuda mengandung

Rubrum) merupakan salah satu tanaman

unsur hara makro dan mikro yang sangat

obat yang dibudidayakan di daerah tersebut.

dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman,


Jahe ini mempunyai aroma dan rasa yang

terutama

sangat tajam. Penyediaan bibit untuk

bahan

cairnya

yang

budidaya
mudah

dan

pemeliharaannya

dengan


biaya

cepat

mengharuskan

pemakaiannya/

murah.

pembenamannya pupuk kuda yang telah

Pemanfaatan tanaman ini cukup banyak

matang sebaiknya dilakukan 1 minggu

yaitu selain sebagai bahan obat-obatan dan

sebelum tanaman. Perlakuan demikian


bumbu masak juga sebagai bahan industri

dilakukan untuk mencegah hilangnya unsur

makanan dan minuman. Jahe emprit ini

hara yang terkandung di dalamnya (Suteja,

mengandung nutrisi (gizi) yang cukup

1999). Kandungan unsur hara pada kotoran

tinggi. Primpang jahe kering mengandung

kuda adalah N 0,70%, P2O5 0,25% dan

pati 58%, protein 8%, oleoresin 3-5%,

K2O 0,55%. Pupuk kandang berperan


minyak atsiri 1-3% (Rukmana, 2000).

sebagai : l). Humus yang menjaga struktur

Pemupukan

relatif

cukup

bertujuan

untuk

tanah, sehingga mudah diolah, 2). Sebagai

memelihara atau memperbaiki kesuburan

sumber


tanah.Berdasarkan

penelitian

pertumbuhan tanaman, 3). Meningkatkan

Yuniastuti et. al. (2000), diketahui bahwa

kemampuan menahan air dan 4). Sumber

dengan pemberian pupuk kotoran sapi

mikroorganisme yang

sebyak 20 ton/hektar dalam waktu 10 bulan

sampah-sampah organik

hasil


N,

P

dan

Pertumbuahan

mampu menghasilkan 20 ton rimpang jahe

K

tinggi

untuk

menghancurkan

tanaman


pada

dalam setiap hektarnya. Tanaman jahe

dasarnya dibagi dalam dua fase yaitu fase

perlu pemupukan susulan pertama yaitu

vegetatif dan reproduktif. Tanaman jahe

setelah tanaman berumur 3 bulan (Djumidi,

berada pada fase vegetatif sampai umur 12

l998). Namun menurut anonim (2002)

minggu (Haryadi, l99l). Fase ini meliputi

pemeliharaan tanaman jahe secara organik

tiga proses penting yaitu pembelahan sel,

sebaiknya pemupukan susulan pada umur

pembesaran sel dan deferensiasi sel (Ashari,

6-8 minggu setelah tanam, selanjutnya

l995). Pembelahan sel terjadi pada jaringan

setiap l.5-2 bulan sekali memakai pupuk

meristematik pada titik tumbuh batang,

kandang dan kompos. Pupuk organik

ujung akar dan pada kambium. Pembelahan

mengandung berbagai macam zat hara

sel

tanaman yang sebagian terdapat di dalam

memerlukan karbohidrat dan jumlah air

persenyawaan kimia yang sama pada pupuk

yang banyak karena dindingnya tersusun

buatan (Rinsema, l983).

dari selulosa dan protoplasmanya sebagian

menghasilkan

sel-sel

baru

yang

Pupuk yang berasal dari kotoran kuda

terbuat dari gula. Pembesaran sel diikuti

termasuk pupuk yang mudah mengalami

dengan terjadinya pemenjangan sel, proses

penguraian hal ini karena susunan kimianya

ini membutuhkan banyak air. Daerah

mengandung

yang

pembesaran sel berada di belakang titik

memungkinkan bakteri-bakteri berkembang

tumbuh. Apabila sel-sel di daerah ini mulai

dengan aktif. Adanya penguraian yang

membesar,

senyawa-senyawa

vakuola-vakuola

besar

terbentuk dan secara intensif menghisap air,

dan beratnya 20 gram dengan l mata tunas.

sehingga

Penyiapan pupuk

sel

memanjang.

Tahap

kotoran kuda (diambil

hasil

dari BPTO Tawangmangu) dengan rasio

perkembangan yang tidak hanya perubahan

C/N=l5. Pupuk yang sudah matang dengan

kuantitatif tetapi juga kualitatif di antara sel,

karakteristik remah dan tidak berbau.

jaringan

Perlakuan

diferensiasi

merupakan

dan

organ.

Proses

proses

media

sebagai

berikut

perkembangan berlangsung terus secara

(Muhlisah, l999):

lambat atau bertahap selama separuh atau

P0 = tanah tanpa pupuk kotoran kuda

seluruh

fase

P1 = tanah + pupuk kotoran kuda 71 g

pertumbuhan

P2 = tanah + pupuk kotoran kuda 142 g

reproduktif, antara lain pembentukan organ

P3 = tanah + pupuk kotoran kuda 213 g

penyimpan

P4 = tanah + pupuk kotoran kuda 284 g

hidup

vegetatif

tumbuhan.

dapat

terjadi

cadangan

Pada

makanan

yaitu

rimpang (Haryadi, l99l). Pada bagian

Selanjutnya potongan –potongan ini

tertentu dari rimpang tumbuh mata-mata

lalu ditanam dalam polibag yang sudah

tunas yang memungkinkan munculnya

diisi media tersebut dengan posisi mata

anakan/rumpun tumbuhan baru

tunas menghadap ke atas (Syukur, 200l).
penggunaan

Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan

kotoran kuda sebagai pupuk masih sangat

setiap hari disiram air 200 ml. Pemanenan

sedikit

memacu

dilakukan setelah tanaman umur 3 bulan.

pertumbuhan tanaman obat jenis empon-

Parameter yang diamati adalah : jumlah

empon. Adanya hal-hal di atas yang

daun, jumlah akar, panjang akar dan jumlah

mendasari perlunya dilakukan penelitian

tunas. Penelitian ini dilakukan dengan

penggunaan kotoran kuda sebagai pupuk

menggunakan Rancangan Acak Lengkap

tanaman jahe emprit.

(RAL), dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan

Penelitian

tentang

terutama

dalam

pada masing-masing perlakuan tersebut.
METODOLOGI

Data dianalisis dengan ANOVA pada taraf

Bahan jahe emprit untuk persiapan

signifikan 95%, dan jika ada beda nyata

bibit diambil dari Sumowono umur l tahun.

dilanjutkan dengan uji Duncan (Gomez dan

Bibit ditanam sampai tumbuh mata tunas.

Gomez,l995).

Kemudian bibit ini dipotong-potong kecil

Tabel 1. Rata-rata pertumbuhan tanaman jahe emprit yang diperlakukan dengan pupuk kotoran
kuda.
Parameter

P0

P1

e

46,1

P2
ab

45,4

P4

abc

48,4

P5
a

42bcd

Jumlah daun

26

Jumlah akar

22,7a

33,2a

27,1a

29a

22a

Panjang akar

51,4a

42,9b

40,7bc

31,4e

34,3d

Jumlah tunas

3,2a

4,8a

4,5a

6,1a

4,5a

Keterangan : Angka-angka yang diikuti superskrip yang sama pada baris yang sama menunjukkan
berbeda tidak sama pada uji Duncan dengan taraf signifikan 95%

60

50

48,4

46,1

45,4

Jum
lahD
aun

42
40

30

26

20

10

0
P0

P1

P2

P4

P5

Dosis Pupuk
Jumlah daun

Gambar 1.histogram pertumbuhan jumlah daun
tanaman jahe emprit setelah perlakuan
pupuk kotoran kuda pada dosis yang
berbeda
60

Jum
lahdanPanjangAkar

51,4
50
42,9

40,7

40

34,3

33,2
29

27,1

30

31,4

22,7

22

20

10

0
P0

P1

P2

P4

Dosis Pupuk
Jumlah akar

Panjang akar

Gambar 2. Histogram pertumbuhan jumlah akar dan
panjang akar tanaman jahe emprit setelah
perlakuan pupuk kotoran kuda pada dosis
yang berbeda

P5

7
6,1

Jum
lahTunas

6
4,8

5

4,5

4,5

4
3,2
3
2
1
0
P0

P1

P2

P4

P5

Dosis Pupuk
Jumlah tunas

Gambar 3. histogram pertumbuhan jumlah tunas tanaman

jahe emprit setelah perlakuan pupuk kotoran
kuda pada dosis yang berbeda
dipakai

HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perhitungan anova pada taraf

dalam

metabolisme

sel

dan

hasilnya digunakan untuk pertumbuhan

signifikan 95% terhadap jumlah daun dan

vegetatif

panjang akar menunjukkan bahwa F hitung

yaitu akar dan daun. Unsur hara lain di

lebih besar dari F tabel, hal ini berarti

tanah diserap tanaman dalam bentuk ion

pemberian

kuda

bermuatan positif (NH4+, K+, Ca+, MG+)

berpengaruh nyata meningkatkan jumlah

dan bermuatan negatif (NO3-, HPO42- dan

daun dan memperlambat pemanjangan akar.

Cl-) yang terikat dalam kompleks jerapan

Sedangkan jumlah akar dan jumlah tunas

tanah. Ion-ion tersebut bersama air dari

tidak menunjukkan pengaruh nyata.

partikel tanah dan CO2 dari udara berperan

pupuk

kotoran

Adanya penambahan pupuk pada Pl,

dalam penyusunan protein, karbohidrat,

P2, P3 dan P4 memungkinkan tersedianya

pengaturan tekanan osmosis sel, gerakan

unsur hara

bagi tanaman. Pupuk ini

stomata, pengaturan turgor sel dan aktifitas

berfungsi dalam memperbaiki struktur

enzim dan metabolisme lainnya.Fungsi

tanah

kalium dalam pupuk ini diduga mengatur

menjadi lebih gembur, sehingga

mempermudah akar dalam menyerap air

pengembangan

dan

mengembang 80-90% dari volume sel.

oksigen.Di

samping

itu

juga

sel

karena

vakuola

meningkatkan kemampuan menahan air

Pupuk kotoran kuda merupakan

serta banyak mengandung mikroorganisme

pupuk panas sehingga terfermentasi lebih

sebagai pengurai bahan organik tanah.

cepat dari pada pupuk kotoran sapi dan

Unsur hara yang terkandung dalam pupuk

babi. Selain itu bahwa tidak semua unsur

kotoran kuda P2O5 dan K2O akan diserap

hara pupuk yang diberikan ke tanah dapat

akar dalam bentuk yang tersedia kemudian

diserep tanaman, karena sebagian akan

Pemberian pupuk yang berlebihan

tercuci bersama air perkolasi, difiksasi oleh
tanah dan menguap. Efisiensi pupuk kuda

menyebabkan

dapat mencapai 90%, banyak membantu

sehingga

pertumbuhan akar.Adanya cahaya yang

menjadi terlambat. Perubahan NH4 menjadi

cukup dapat meningkatkan laju fotosintesis,

NO3 akan terhambat, sehingga kehidupan

sehingga hasil asimilat dipergunakan untuk

bakteri tersebut kurang optimum dan

pertumbuhan

penimbunan nitrit ini merupakan racun bagi

primordia

daun.

Sel-sel

tanah

kehidupan

menjadi
bakteri

enzimatik

meristem pucuk sangat memerlukan energi

tanaman.

untuk

dan

pertunbuhan akar merupakan fase vegetatif

deferensiasinya Sel-sel baru atau sel anakan

yang sangat membutuhkan energi respirasi.

memerlukan karbohidrat dalam jumlah

Proses

besar karena dindingnya tersusun dari

meristem pucuk maupun akar memerlukan

selulosa

ATP . Pada saat daun sedang tumbuh

melakukan

dan

pembelahan

protoplasnya

dari

gula.

Pertumbuhan

asam,

pembentukan

sel

baru

dalam

meristem

adanya pupuk kotoran kuda. Tingkat

membelah , maka proses fotosintesis

perkembangannya semakin jelas terlihat

belum maksimal sehingga hasilnya tidak

sesuai dosis pupuk yang meningkat.

cukup

untuk

pertumbuhan

dan

dan

Pertumbuhan primordia daun terpacu oelh

Berdasarkan analisis data jumlah

marginal

daun

basalnya

memacu

bersama

calon akar yang sedang

diketahui F lebih kecil dari F

tumbuh. Fungsi P dalam pupuk kotoran

tabel, ini menunjukkan bahwa jumlah akar

kuda untuk memacu pertumbuhan akar .

menunjukkan hasil

yang tidak berbeda

Perubahan P akar tanaman ada 3 fase yaitu

nyata terhadap kontrol. Hal ini diduga

perubahan P anorganik yang baru diserap

karena inisiasi akar relatif sama pada

menjadi

semua

respon

perubahan P dari ATP menjadi ADP,

pertumbuhan jumlah akar juga sama.

pemecahan dari pirofosfat atau fosfat

Hukum

minimum

secara hidrolisis.

bahwa

pertumbuhan

akar dan

perlakuan,

sehingga

Liebig

menyatakan

suatu

tanaman

bentuk

Berdasarkan

senyawa

analisis

organik,

data

pada

tergantung pada faktor yang ada dalam

panjang akar diketahui F hitung lebih besar

jumlah minimum. Naik atau turunnya

dari F tabel, hal ini menunjukkan bahwa

pertumbuhan sesuai dengan peningkatan

penambahan dosis pupuk menghambat

dan penysutan jumlahnya. Jika jumlah yang

pemanjangan akar.

dibutuhkan sudah dalam batas maksimum,

Pertumbuhan

panjang

akar

maka penambahan atau kenaikan dosis

menunjukkan hasi yang berbeda nyata

pupuk

meningkatkan

terhadap kontrol. Hal ini diduga terjadi

pertumbuhan tanaman (Salisbury dan Ross,

perbedaan pengaruh terutama pada zona-

1992).

zona ujung akar yaitu zona meristematis,

tidak

akan

zona elongasi dan zona maturasi. Pada zona

dikarenakan

maturasi banyak terbentuk bulu-bulu akar

penggunaan energi untuk pertumbuhan

yang sangat berpenyaruh dalam penyerapan

organ seperti bunga dan organ penyimpan.

unsur hara. Akar tumbuh cepat karena

Kompetisi

adanya unsur P yang cukup pada saat fase

mendapatkan asimilat, enzim dan kofaktor

pertumbuhan vegetatif. Di samping itu

enzim yang bekerja dalam metabolisme sel.

panjang pendeknya akar tergantung pada

Di samping itu juga terjadi kompetisi antar

faktor genetik dan faktor luar seperti keras

organ tanaman terhadap nutrisi, vitamin,

lunaknya tanah, banyak sedikitnya air dan

unsur mineral dan substansi pertumbuhan

jauh dekatnya air tanah terhadap akar.

lainnya.

Semakin panjang akar semakin mudah

pertumbuhan reproduktif pada tanaman

mencapai unsur yang ada. Pada akar anion

tidak

fosfot mudah bertukar dengan OH. Fosfor

keduanya berjalan beriringan. Pada fase

diambil tanaman dari

H2PO4-

terjadi

ini

kompetisi

meliputi

Pertumbuhan

berjalan

dalam

persaingan

vegetatif

sendiri-sendiri

dan

tetapi

dan HPO4=

vegetatif terjadi pertumbuhan reproduktif

atau bentuk pirofosfat dan metafosfat

antara lain terjadinya pembentukan organ

dipakai untuk metabolisme fosfolipit dan

penyimpan

nukleoprotein.

dosis

halnya rimpang (Haryadi,l99l). Pendapat

pupuk ,akar tanaman semakin pendek.

tersebut didukung pula.oleh Lakitan (1996)

Dilihat secara morfologi zona maturasi

yang menyatakan bahwa pertumbuhan

semakin memendek. Hal ini menyebabkan

tidak langsung secara seragam terjadi pada

daerah bulu-bulu akar berkurang, sehingga

seluruh bagian tanaman. Heddy (l994) juga

daerah yang bersentuhan dengan unsur hara

mengatakan

terbatas penyerapannya. Penyerapan unsur

pembentukan organ pada tumbuhan dapat

hara dan air serta pertukaran ion-ion

meningkatkan

menjadi terhambat.

fotosintat di antara daerah tumbuh misalnya

Semakin

tinggi

cadangan

bahwa

makanan

adanya

persaingan

seperti

peristiwa

kebutuhan

Hasil analisis data untuk jumlah

batang dab cabang ataupun rimpang Fosfor

tunas menunjukkan bahwa F hitung lebih

diperlukan tanaman untuk pembentukan

kecil dari F tabel. Hal ini menunjukkan

primordia bunga dan organ tanaman untuk

bahwa penambahan dosis pupuk belum

reproduksi. Metabolisme karbohidrat pada

mempengaruhi

daun

jumlah

tunas.

Hasil

dan

pemindahan

sukrose

juga

pertumbuhan jumlah tunas menunjukkan

dipengaruhi oleh P anorganik, walaupun

berbeda tidak nyata terhadap kontrol. Hal

mungkin secara tidak langsung. Pada

ini diduga karena hasil metabolisme tidak

proses pertama penyusunan sukrose dan

difokuskan untuk membentuk tunas baru

heksose memerlukan fosfat energi tinggi

tetapi

dan

(ATP dan UTP). Oleh karena itu P

ini

anorganik diperlukan dalam sel-sel daun

untuk

perkembangan

pembesaran
rimpang.

Hal

waktu

penyusunan

tanaman jahe emprit adalah 71

karbohidrat.

gram per tanaman.

Diperkirakan 40% P berikatan dengan
pati/amilum kentang, dan mungkin pada
jahe lebih rendah sedikit. Regenerasi dapat

3.
UCAPAN TERIMA KASIH

terjadi dengan cara dedeferensiasi yaitu

Ucapan terima kasih ini kami

proses perkembangan sel-sel yang telah

sampaikan kepada rekan dosen dan

dewasa menjadi meristem lagi. Mata tunas

teknisi serta mahasiswa Lilis Paridah

ini jika ditanam

yang telah membantu pelaksanaan

pada lingkungan yang sesuai akan tumbuh

penelitian ini, dengan harapan semoga

menjadi tanaman baru yang lengkap.

kerjasama yang telah terlaksana selama

Jumlah tunas

ini dapat terus ditingkatkan.

relatif sama untuk semua

perlakuan karena penambahan dosis pupuk
masih

belum

bertambahnya

mampu

mempengaruhi

daerah

inisiasi/calon

tunas .Jaringan parenkim yang mengalami
dedeferensiasi relatif sama, sehingga sel-sel
penyusun tunas tingkat perkembangannya
sama. Hal ini diduga terjadi ekpresi gen
yang sama yang memungkinkan daya
regenerasi yang sama pada tiap rimpang
tanaman.

KESIMPULAN
Berdasarkan analisis terhadap hasil
pengamatan pada penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemberian dosis pupuk kotoran
kuda yang berbeda berpengaruh
terhadap jumlah daun dan panjang
akar tanaman jahe emprit tetapi
tidak berpengaruh meningkatkan
terhadap jumlah akar dan jumlah
tunasnya.
2. Dosis pupuk kotoran kuda yang
paling efektif bagi pertumbuhan

DAFTAR PUSTAKA
Ashari, l995. Hortikultura : Aspek
Budidaya. Universitas Indonesia
Press. Jakarta
Gomez, K.A. dan Gomez, l995. Prosedur
Statistik untuk Penelitian Pertanian.
PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Haryadi, S. l99l. Pengantar Agronomi.
PT.Gramedia Jakarta.
Heddy, S. Dkk l994. Pengantar Produksi
Tanaman dan Penanganan Pasca
Panen. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Indrakusuma, 2000. Proposal Pupuk
Organik Cair Supra Alam Lestari. PT.
Surya Pratama Alam. Yogyakarta.
Muhlisah, F. l999. Temu-temuan dan
Empon-empon. Kanisius .Yogyakarta.
Prihmantoro, H. 1996. Memupuk Tanaman
Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rinsema, l983. Pupuk dan Cara
Pemupukan. PT. Bhratara Karya
Aksara. Jakarta.
Rukmana, R. 2000. Usaha Tani Jahe.
Kanisius.Jakarta
Salisbury, F.B. dan C. W.Ross, 1992.
Fisiologi
Tumbuhan
Jilid
3.
Penerjemah : Dian R.Lukman,
Sumaryono.
Institut
Teknologi
Bandung. Bandung
Suteja, 1999. Pupuk dan Cara Pemupukan.
Rineka Cipta.Jakarta
Syukur, C. 200l. Agar Jahe Berproduksi
Tinggi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Dokumen yang terkait

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

4 99 95

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Analisis Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum) dengan GC-MS dan Uji Antioksidan Menggunakan Metode DPPH

32 249 106

Pengaruh Pemberian Ekstrak Metanol Rimpang Jahe (Zingiber officinale Rosc.) Terhadap Kadar Malondialdehid (MDA) Plasma dan Otot Gastroknemius Mencit Sebelum Latihan Fisik Maksimal

1 39 73

Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri Rimpang Jahe Emprit (Zingiber officunale Rosc.) Dan Uji Aktivitas Antibakteri

15 125 67

DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL RIMPANG JAHE VARIETAS EMPRIT (Zingiber officinale Var. rubrum) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Aspergillus (Aspergillus flavus)

0 10 19

Daya Hambat Ekstrak Etanol Rimpang Jahe Varietas Emprit (Zingiber officinale Var. rubrum) Terhadap Pertumbuhan Jamur Aspergillus (Aspergillus flavus)”,

1 4 19

Kandungan gingerol dan shogaol, intensitas kepedasan dan penerimaan panelis terhadap oleoresin jahe gajah (Zingiber officinale var. Roscoe), Jahe Emprit (Zingiber officinale var. Amarum), dan Jahe Merah (Zingiber officinale var. Rubrum)

6 43 129

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Ampas Destilasi Jahe Emprit (zingiber officinale var. Amarum)si.

0 0 13

PENGARUH KOMBINASI NISIN DENGAN MINYAK ATSIRI JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum), JAHE EMPRIT (Zingiber officinale var. roscoe) DAN JAHE GAJAH (Zingiber officinale var. officinale) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN MIKROBIA PEMBUSUK DAN PATOGEN - UNS

0 0 13