T IPS 1404563 Chapter1

(1)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses mengubah tingkah laku siswa menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan sekitarnya. Sebagaimana disampaikan oleh Richey bahwa:

The term “education” refers to the broad function of preserving and

inproving the life of the group through bringing new members into its shared concerns. Education is thus a far broader process thah that which accurs in schools. It is an essential social activity by which communicaties continue to exist in complex communicaties this function is specialized and institutionalized in formal education, but there is always the education outside the school with wich the formal process in related (1968: 489).

Istilah pendidikan berkenaan dengan fungsi yang luas dari pemeliharaan dan

perbaikan kehidupan suatu bangsa (masyarakat) terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi penunaian kewajiban dan tanggung jawabnya di dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks dan modern. Masyarakat yang modern bukan saja masyarakat yang dihasilkan oleh pendidikan yang hanya berorientasi pada penerimaan nilai-nilai yang berasal dari masyarakat luar, namun lebih dari itu masyarakat modern adalah masyarakat yang dihasilkan oleh pendidikan yang memiliki fungsi sebagai suatu sarana untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan sekaligus sebagai sarana pewarisan nilai budaya, pendidikan seperti ini memiliki peran sangat penting dalam melestarikan dan mengembangkan pemahaman terhadap nilai-nilai budaya yang menitikberatkan peran sekolah sebagai wadah berlangsungnya kegiatan pendidikan yang merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari masyarakat. (Ubra, 2012:36)


(2)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dunia yang berubah dengan sangat cepat menuntut manusia untuk dapat berpikir kritis bila ingin berhasil, tidak hanya di dunia pendidikan tetapi juga dalam hidup yang dijalani setelah menyelesaikan pendidikan formal. Pendidikan dijadikan tolok ukur seseorang mengenai cara berpikirnya, guna meningkatkan kesejahteraan dan mempertahankan hidup untuk menghadapi arus globalisasi. Kemajuan ilmu pengetahuan akan mempengaruhi cara belajar yang efektif, sehingga perlu adanya cara berpikir secara terarah dan jelas. Dengan banyak permasalahan-permasalahan yang muncul, perlu adanya pembaharuan-pembaharuan di lingkungan pendidikan yang mengarahkan pembelajaran agar dapat mendorong peserta didik untuk berpikir kritis.

Pendidikan dalam era modern semakin tergantung tingkat kualitas. Antisipasi dari para guru menggunakan berbagai sumber yang tersedia dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa untuk mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berfikir kritis dan kreatif. Sebagaimana dikatakan oleh Sumaatmadja (2007:2) bahwa guru merupakan ujung tombak yang berhadapan langsung dengan peserta didik, guru harus mampu memiliki persiapan dan kesiapan profesional sesuai dengan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, dalam hal ini guru harus memiliki otonomi diri sesuai dengan tanggung jawab profesional tugas dan tanggung jawabnya tadi. Dalam hal ini guru harus mampu memanfaatkan segala hal yang relevan untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran bagi siswa dalam rangka mempersiapkan generasi penerus bangsa yang siap bersaing dimasa yang akan datang. Berpikir kritis adalah keharusan, dalam usaha pemecahan masalah, pembuatan keputusan, sebagai pendekatan, menganalisis asumsi-asumsi dan penemuan-penemuan keilmuan. Berpikir kritis diterapkan siswa untuk belajar memecahkan masalah secara sistematis dalam menghadapi tantangan, memecahkan masalah secara inovatif dan mendesain solusi yang mendasar. Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu dari berpikir tingkat tinggi (high order thinking), yaitu dimana ketika seorang peserta didik ingin mengetahui lebih jauh sesuatu yang ia temukan. Keterampilan berpikir kritis tentu tidak dapat hadir dengan serta merta dalam diri seseorang, perlu adanya latihan yang berkesinambungan, dan motivasi dari dalam diri untuk


(3)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memperkuat keinginan mencari informasi lebih dalam dan menyeluruh (Ariani, 2012:52).

Proses berpikir kritis hanya dapat muncul kalau ada keterbukaan pikiran, kerendahan hati dan kesabaran. Kemampuan ini membantu seseorang memahami sepenuhnya terhadap suatu kejadian. Berpandangan jauh tentang makna yang ada dibalik suatu informasi dan peristiwa. Berpikir kritis tetap menjaga keterbukaan pikiran selama dia mencari untuk mendapatkan alasan, bukti dan kebenaran logika. Berpikir kritis terkandung dalam pikiran yang baik dan pikiran yang baik terdapat proses berpikir yang baik. Hasan (1996:12) mengatakan bahwa kemampuan bukan saja berhubungan dengan disiplin sosial tertentu, tetapi juga dapat berupa kemampuan yang bersifat umum dalam menghadapi masalah sehari-harim, seorang peserta didik dalam kenyataan kehidupan sehari-hari pun tidak terlepas dari keharusan membuat berbagai macam keputusan.

Beberapa kelemahan dan masalah-masalah yang sifatnya konseptual dalam pembelajaran pendidikan IPS, yakni orientasi yang sangat kuat terhadap pencapaian target kurikulum dalam arti sempit, yaitu menyajikan semua bahan dalam kurikulum. Para siswa kurang tertarik dengan pendidikan IPS antara lain karena kurang dirasakan kegunaannya. Hal ini ada kaitannya dengan pendapat bahwa IPS kurang menarik minat siswa karena dinilai sebagai pelajaran lunak dan hapalan belaka. Hal tersebut disebabkan lemahnya dalam poses pembelajaran yang kurang menyentuh pengembangan kemampuan berpikir dan nilai sehingga output yang diperoleh dari pengajaran IPS di sekolah baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor tidak banyak dapat dimanfaatkan di luar sekolah, atau kurang berdaya atau kurang instrumental sebagai pembelajar, pemikir dan pengambil keputusan aktif dan mandiri. Dalam mengembangkan layanan berupa mutu pembelajaran dari guru IPS, maka dituntut kemampuan dan keterampilannya secara profesional. Terutama mencapai tujuan pokok dari pembelajaran IPS untuk memajukan kecerdasan para siswa dalam membangun kehidupan dalam berbagai bidang, tingkat atau tahapan perkembangan masyarakat.

Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, permasalahan yang terjadi di kelas VII-b SMP Negeri 2 Kota Serang adalah siswa kurang mampu


(4)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan keterampilan berpikir kritis mereka, hal tersebut terlihat dari kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas, rendahnya partisipasi siswa dalam kegiatan diskusi, serta penyampaian pertanyaan-pertanyaan dalam diskusi hanya mengarah kepada pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan-pertanyaan pendek yang jawabannya sudah ada di buku paket. Sehingga kegiatan belajar mengajar sangat pasif, serta siswa masih beranggapan, guru sebagai satu-satunya sumber belajar, hal tersebut tampak pada saat pembelajaran siswa hanya menerima yang diberikan oleh guru untuk dihapalkan.

Permasalahan-permasalahan tersebut tentunya tidak dapat sepenuhnya diakibatkan oleh siswa, namun juga terdapat peran sentral dari guru yang membuat lemahnya siswa dalam memahami materi pembelajaran, diantaranya adalah kurangnya sarana prasarana seperti gambar-gambar atau biorama pendukung dalam pelajaran IPS, guru hanya menggunakan metode ceramah konvensional sehingga siswa kurang memahami dan masih lemah dalam menguasai materi, serta guru memberikan sumber dan bahan pelajaran yang terbatas pada buku paket sehingga materi masih sangat terbatas.

Berdasarkan Permen nomor 22 tahun 2006, mata pelajaran IPS khususnya di Sekolah Menengah Pertama mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan.

2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan

4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

Pada kompetensi point kedua yaitu berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, hendaknya peserta didik dilibatkan ke dalam suasana kehidupan yang nyata yang penuh dengan persoalan yang harus diteliti dan dipikirkan secara kritis. Peserta


(5)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik dilatih untuk membuat suatu keputusan tentang hal-hal yang berkenaan dengan kebijakan dan kehidupan demokrasi, harus mampu mengelola dirinya sendiri, dan mampu berlaku dan bertindak sebagai anggota masyarakat.

Tokoh utama dalam teori belajar sosio-kritis yakni Jurgen Habermes mengatakan bahwa perlu adanya agenda yang memiliki metodologinya sendiri, terutama kritik ideologi dan riset aksi. Ideology-nilai, kepercayaan, dan untuk membongkar bekerjanya ideology dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat dan pendidikan, serta bekerjanya kepentingan pribadi dibalik kedok kebaikan bersama (Morisson, dalam Supardan, 2015: 299). Dari uraian tersebut melalui pembelajaran sosio-kritis yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas, guru dapat mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi (hight order thinking), sehingga hal ini cukup relevan dengan tujuan pendidikan IPS yang dicanangkan oleh pemerintah.

Selanjutnya menurut Dewey (Fisher, 2008:2) berpikir kritis adalah pertimbangan yang aktif, persistent (terus menerus), dan teliti mengenai sebuah keyakinan atau bentuk pengetahuan yang diterima begitu saja dipandang dari sudut alasan-alasan yang mendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang menjadi kecenderungannya. Glaser (Fisher, 2008:3) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah sebagai berikut :

1) Suatu sikap mau berpikir secara mendalam tentang masalah-masalah dan hal-hal yang berada dalam jangkauan pengalaman seseorang; 2) Pengetahuan tentang metode-metode pemeriksaan dan penalaran yang

logis; dan

3) Semacam suatu keterampilan untuk menerapkan metode-metode tersebut. Berpikir kritis menuntut upaya keras untuk memeriksa setiap keyakinan atau pengetahuan asumtif berdasarkan bukti pendukungnya dan kesimpulan-kesimpulan lanjutan yang diakibatkannya.

Berpikir kritis sangat diperlukan oleh setiap individu untuk menyikapi permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapi, dengan kemampuan berpikir kritis seseorang dapat mengelola, mengatur, menyesuaikan, mengubah atau memperbaiki pikirannya, sehingga dia dapat bertindak benar dan lebih tepat.


(6)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berpikir kritis harus terus dikembangkan kepada peserta didik sebagai tujuan utama pendidikan. Dunn and Dunn (Sapriya, 2009:87) membagi berpikir kritis dalam beberapa langkah :

1) Guru menentukan fokus atau topik pokok bahasan yang dapat mendorong siswa berpikir. 2) Guru mengajukan pertanyaan berikutnya, mengapa ide ini belum diterapkan (hal-hal yang apakah yang menghambat untuk melakukan perbuatan tersebut). (3) Setelah para siswa menjawab pertanyaan ini dan merencanakan membantu siswa berpikir tentang yang mungkin dilakukan dengan mengatasi suatu hambatan, guru bertanya bagaimana cara mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut. (4) Guru meminta siswa agar memberikan alternatif/kemungkinan jawaban-jawaban itu dapat diterapkan terhadap masalah sebelumnya. (5) Siswa diminta untuk mengambil keputusan apakah seharusnya menjadi langkah pertama dalam memecahkan suatu masalah. Individu yang berpikir kritis biasanya memperlihatkan ciri-ciri seperti dikemukakan Costa (1985 :277), yaitu: pandai mendeteksi permasalahan, mampu mengidentifikasi perbedaan dan informasi, mengumpulkan data untuk pembuktian, mampu mengidentifikasi, mampu mendaftar alternatif pemecahan masalah dengan masalah lainnya, mampu membuat hubungan yang berurutan satu masalah dengan masalah lainnya, mampu menarik kesimpulan yang tersedia yang diperoleh dari lapangan, mampu membuat prediksi dari informasi yang tersedia, mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi dan mampu mengklasifikasikan informasi serta ide.

Penerapan berpikir kritis dapat diaplikasikan ke dalam pokok-pokok bahasan IPS yang digali dari permasalahan sehari-hari, yang merupakan materi yang baik dan layak untuk didiskusikan di dalam kelas. Permasalahan sehari-hari dalam hal ini adalah lingkungan sosial (keluarga, sekolah, masyarakat) yang dapat diupayakan menanamkan semangat kebangsaan kepada generasi muda secara menyeluruh, bukan hanya mengaku sebagai orang Indonesia, namun dapat menunjukkan sikap cinta dan bangga terhadap bangsanya melalui cara yang sesuai dengan kebutuhan zamannya saat ini (Wati, 2012 : 47). Persoalan-persoalan sehari-hari tersebut dapat dibahas peserta didik di bawah bimbingan guru untuk mengungkapkan penyebab, akibat dan bagaimana pemecahannya. Secara kritis dan tajam, peserta didik dilatih mengidentifikasikan masalahnya, membuat perkiraan tentang relasi berbagai aspek sosial yang merupakan sebab-akibat


(7)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah, mencoba mengumpulkan atau menggali informasi berkenaan dengan masalah tadi, dan akhirnya mereka dilatih menyusun alternatif solusi atau pemecahan masalah tadi.

Melatih siswa untuk mengarah kepada peningkatan keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran IPS dapat dilakukan oleh guru melalui inovasi sumber pembelajaran yang tidak hanya bersumber dari data tekstual seperti buku saja, namun juga siswa dapat diarahkan kepada sumber-sumber belajar yang bersifat kontekstual seperti lingkungan, tokoh manusia, hasil kebudayaan pada masa lampu, dan lain sebagainya. Sebagai mana dikatakan oleh Cece Wijaya (1994) bahwa sumber belajar adalah lingkungan yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah sebagai sumber pengetahuan, dapat berupa manusia atau bukan manusia. Dalam dunia pendidikan, sumber pembelajaran dengan memanfaatkan hasil peninggalan sejarah kebudayaan diharapkan dapat menjadikan pembelajaran IPS tidak hanya bersifat verbalitas tetapi lebih mengarah pada tujuan yang lebih bersifat afektif. Sementara itu menurut Musfiqon (dalam Meimudayanti, 2013:3), lingkungan adalah segala kondisi di luar diri siswa dan guru baik berupa fisik maupun nonfisik yang dapat menjadi perantara agar pesan pembelajaran tersampaikan kepada siswa secara optimal. Artinya, setelah memperoleh pengalaman belajar secara langsung dan berinteraksi dengan peninggalan sejarah, para peserta didik memiliki sikap dan mampu mengambil hikmah dari keberadaan benda cagar budaya, baik dari aspek waktu, semangat, teknologi maupun proses pembuatannya. Dari segi teknologi pembuatannya misalnya para peserta didik akan dapat membandingkan kemampuan sumber daya manusia dan kemajuan teknologi masa lalu dengan masa sekarang.

Peninggalan peradaban manusia dalam bentuk budaya akan selalu menarik untuk diteliti, dipelajari, dan dikembangkan oleh manusia pada masa kini dan akan datang. Namun kenyataan yang terjadi di daerah Kota Serang dan sekitarnya adalah sangat minim sekali sekolah khususnya guru IPS yang mau memanfaatkan situs Banten Lama ini sebagai sumber pembelajaran terutama untuk mata pelajaran IPS. Hal tersebut semakin membuat generasi muda masyarakat Kota Serang khususnya para pelajar kehilangan pemahaman dan pengetahuan tentang


(8)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejarah daerahnya sendiri yang pernah mengalami masa kejayaan. Keramaian pengunjung di kawasan Situs Banten Lama lebih didominasi oleh para peziarah dari dalam kota Serang sendiri maupun dari luar Kota Serang bahkan luar Provinsi Banten. Permasalahan tersebut tentu saja harus menjadi pusat perhatian dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah setempat melalui dinas pendidikan harus memberikan respon positif dan menghimbau kepada sekolah-sekolah di Kota Serang terkait pemanfaatan Situs Banten Lama sebagai sumber pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Pada kenyataannya, selama ini pendidikan IPS banyak mendapatkan hambatan dalam perkembangannya. Berdasarkan pengamatan secara langsung selama peneliti melakukan pengajaran disekolah, permasalahan yang dihadapi di lapangan di antaranya kurang berminatnya peserta didik dalam mempelajari ilmu-ilmu sosial, hal ini merupakan suatu bukti kemunduran IPS. Sebagaimana disampaikan oleh Suwarma bahwa tujuan mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap sebagai bekal menjadi warga negara yang baik tidak banyak diperhatikan. Penelitian secara umum mengungkapkan bahwa kelemahan pendidikan IPS selama ini terletak pada proses belajar, proses belajar masih lemah dan terperangkap kepada proses menghapal “menyentuh pengembangan tingkat” rendah. Proses belajar belum mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Suwarma dalam Rustini,2008, Hlm. 2).

Berbagai masalah dalam IPS yang dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan sehingga kurang merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dan kurang mampu untuk mengatasi masalah, peserta didik tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran, pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered), penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik, pembelajaran yang monoton, dan guru belum memanfaatkan lingkungan sebagai media serta sumber belajar yang menarik dan hanya buku paket yang dijadikan sumber belajar.

Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar (CTL) dapat membantu guru dalam mengaitkan konten mata pelajaran IPS dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai warga negara,


(9)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena inti dari pendidikan IPS ada pada pembinaan kewarganegaraan, khususnya pada pembinaan kompetensi warga negara, yang mengasumsikan bahwa individu-individu berfungsi, berpartisipasi, dan memberikan sumbangan kepada komunitasnya, masyarakatnya dan bangsa dimana peningkatan kelangsungan hidup, kemajuan, dan peningkatan pribadi tidak mungkin dicapai tanpa adanya kerjasama secara efektif dengan orang lain. (Badeni, 2000 : 5). Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Johnson yang mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi pelajaran (content) dengan situasi dunia nyata siswa (context) dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual dilandasi oleh premis bahwa makna belajar akan muncul dari hubungan antara konten dan konteksnya. Konteks memberikan makna pada konten (Johnson, dalam Supriatna 2010. Hlm. 3).

Dari uraian tersebut kita dapat mengasumsikan bahwa peserta didik merupakan aset bangsa yang harus mampu dilatih dan diberdayakan melalui proses pembelajaran yang dapat membangun rasa kerjasama siswa dengan orang lain secara efektif, karena pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah yang disimulasikan, sehingga salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kontekstual adalah belajar kooperatif (cooperative learning), yaitu pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Hayati, 2005:5). Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai dapat mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak


(10)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya (Sugiato, 2012, Hlm. 103).

Pentingnya lingkungan bagi proses pembelajaran adalah sebagai bukti bahwa interaksi antara manusia dengan alam, adanya interaksi tersebut dapat dilihat hasilnya sebagai media pembelajaran , sehingga pembelajaran tidak hanya sebatas yang ada didalam buku teks saja atau alat peraga saja, namun juga melalui bukti langsung yang ada disekitar siswa atau bahkan siswa harus dibawa keluar kelas dengan jalan karya wisata. (Pasya, 2000 : 29). Sumber belajar yang digali dari peninggalan sejarah pada suatu daerah relevan dengan adanya otonomi daerah, artinya sumber belajar yang tersedia di suatu daerah perlu dimunculkan agar berguna bagi proses pembelajaran terutama dalam pengenalan lingkungan terdekat. Hal tersebut sangat relevan dengan fakta di lapangan dalam pembelajaran bahwa saratnya materi dan terfokusnya pada materi buku paket yang diajarkan oleh guru berdampak tidak terangkatnya sejarah lokal yang ada di sekitar siswa. Padahal, siswa tidak terlepas dari identitas komunitasnya di samping mereka harus memahami sejarah nasional (Purnaman, 2015, Hlm. 127). Sumber belajar yang terdapat di suatu daerah yang dapat dimunculkan akan sesuai dengan pendekatan kemasyarakatan yang meluas (expanding community approach) yakni dimulai dari hal-hal yang terdekat dengan peserta didik ke hal yang lebih jauh.

Salah satu peninggalan kebudayaan manusia di sekitar Kota Serang adalah situs peninggalan Kerajaan Islam Banten. Situs ini merupakan kawasan sejarah hasil peninggalan dari kerajaan Islam Banten yang memiliki banyak koleksi dan sisa-sisa bangunan yang menyimpan banyak potensi sebagai sumber pembelajaran IPS untuk dipelajari oleh peserta didik, situs ini berada di Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten. Di tempat ini terdapat banyak Situs peninggalan dari Kerajaan Banten, diantaranya, Istana Surosowan, Masjid Agung Banten, Situs Istana Kaibon, Benteng Spellwijk, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Pelabuhan Karangantu, Vihara Avalokitesvara.


(11)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Situs Banten Lama Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian

Tindak Kelas Pada Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 2 Kota Serang)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dikemukakan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana guru merencanakan dan merancang persiapan pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa?

2. Bagaimana penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dalam proses pembelajaran IPS di kelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis?

3. Bagaimana hasil-hasil pembelajaran IPS dengan memanfaatkan Situs Banten Lama terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa? 4. Apa kendala dan solusi dalam menerapkan pemanfaatan Situs Banten

Lama terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa?

3. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini ingin mendeskripsikan nilai kebudayaan yang ada di Situs Banten Lama dan kemudian diimplementasikan dalam pembelajaran, yakni dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran IPS pada peserta didik kelas VII-b SMPN 2 Kota Serang dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siawa. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Proses perencanaan pembelajaran IPS dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Kota Serang untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

2. Penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dalam proses pembelajaran IPS di kelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.


(12)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil pembelajaran IPS dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Kota Serang.

4. Kendala dan solusi dalam menerapkan pemanfaatan Situs Banten Lama terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.

4. Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian diharapkan penelitian ini juga memberikan manfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai mencakup dua aspek, yakni:

a. Manfaat Teoritis:

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan laporan penelitian ilmiah untuk menarik sebuah kesimpulan dari permasalahan yang ditemukan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah.

2) Dapat digunakan sebagai sumber data penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih jauh mengenai Situs Banten Lama sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

3) Menjadi masukan bagi guru untuk mengembangkan materi pembelajaran IPS dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode diskusi tanya jawab.

b. Manfaat Praktis:

1) Memberikan kontribusi pemikiran bagi Dinas Pendidikan Kota Serang dan pihak terkait lainnya untuk mengembangkan kurikulum berbasis nilai lokal yang terkandung dalam situs-situs sejarah yang tersebar di Kota Serang dan sekitarnya.

2) Menjadi bahan perbandingan bagi guru dalam mengkaji penelitian sumber belajar berbasis situs peninggalan budaya yang relevan dengan pembelajaran IPS.


(13)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Bagi peserta didik memberikan motivasi pentingnya pewarisan nilai-nilai sejarah kebudayaan masyarakatnyanya dan pada gilirannya akan mengantarkan dirinya menjadi manusia yang senantiasa berpikir kritis. 4) Bagi UPI khususnya bagi Prodi Pendidikan IPS Sekolah Pascasarjana, hasil penelitian dapat digunakan sebagai kajian akademik berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai peninggalan sejarah kebudayaan Banten Lama sebagai sumber belajar IPS.


(1)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejarah daerahnya sendiri yang pernah mengalami masa kejayaan. Keramaian pengunjung di kawasan Situs Banten Lama lebih didominasi oleh para peziarah dari dalam kota Serang sendiri maupun dari luar Kota Serang bahkan luar Provinsi Banten. Permasalahan tersebut tentu saja harus menjadi pusat perhatian dari berbagai pihak, terutama pemerintah daerah setempat melalui dinas pendidikan harus memberikan respon positif dan menghimbau kepada sekolah-sekolah di Kota Serang terkait pemanfaatan Situs Banten Lama sebagai sumber pembelajaran dalam dunia pendidikan.

Pada kenyataannya, selama ini pendidikan IPS banyak mendapatkan hambatan dalam perkembangannya. Berdasarkan pengamatan secara langsung selama peneliti melakukan pengajaran disekolah, permasalahan yang dihadapi di lapangan di antaranya kurang berminatnya peserta didik dalam mempelajari ilmu-ilmu sosial, hal ini merupakan suatu bukti kemunduran IPS. Sebagaimana disampaikan oleh Suwarma bahwa tujuan mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap sebagai bekal menjadi warga negara yang baik tidak banyak diperhatikan. Penelitian secara umum mengungkapkan bahwa kelemahan pendidikan IPS selama ini terletak pada proses belajar, proses belajar masih lemah dan terperangkap kepada proses menghapal “menyentuh pengembangan tingkat” rendah. Proses belajar belum mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Suwarma dalam Rustini,2008, Hlm. 2).

Berbagai masalah dalam IPS yang dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan sehingga kurang merangsang peserta didik untuk berpikir kritis dan kurang mampu untuk mengatasi masalah, peserta didik tidak dilibatkan dalam proses pembelajaran, pembelajaran didominasi oleh guru (teacher centered), penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik, pembelajaran yang monoton, dan guru belum memanfaatkan lingkungan sebagai media serta sumber belajar yang menarik dan hanya buku paket yang dijadikan sumber belajar.

Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar (CTL) dapat membantu guru dalam mengaitkan konten mata pelajaran IPS dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai warga negara,


(2)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

karena inti dari pendidikan IPS ada pada pembinaan kewarganegaraan, khususnya pada pembinaan kompetensi warga negara, yang mengasumsikan bahwa individu-individu berfungsi, berpartisipasi, dan memberikan sumbangan kepada komunitasnya, masyarakatnya dan bangsa dimana peningkatan kelangsungan hidup, kemajuan, dan peningkatan pribadi tidak mungkin dicapai tanpa adanya kerjasama secara efektif dengan orang lain. (Badeni, 2000 : 5). Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Johnson yang mengatakan bahwa pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi pelajaran (content) dengan situasi dunia nyata siswa (context) dan mendorong siswa untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari sebagai anggota keluarga, warga Negara, dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual dilandasi oleh premis bahwa makna belajar akan muncul dari hubungan antara konten dan konteksnya. Konteks memberikan makna pada konten (Johnson, dalam Supriatna 2010. Hlm. 3).

Dari uraian tersebut kita dapat mengasumsikan bahwa peserta didik merupakan aset bangsa yang harus mampu dilatih dan diberdayakan melalui proses pembelajaran yang dapat membangun rasa kerjasama siswa dengan orang lain secara efektif, karena pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah yang disimulasikan, sehingga salah satu pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran kontekstual adalah belajar kooperatif (cooperative learning), yaitu pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar (Hayati, 2005:5). Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai dapat mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan. Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak


(3)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya (Sugiato, 2012, Hlm. 103).

Pentingnya lingkungan bagi proses pembelajaran adalah sebagai bukti bahwa interaksi antara manusia dengan alam, adanya interaksi tersebut dapat dilihat hasilnya sebagai media pembelajaran , sehingga pembelajaran tidak hanya sebatas yang ada didalam buku teks saja atau alat peraga saja, namun juga melalui bukti langsung yang ada disekitar siswa atau bahkan siswa harus dibawa keluar kelas dengan jalan karya wisata. (Pasya, 2000 : 29). Sumber belajar yang digali dari peninggalan sejarah pada suatu daerah relevan dengan adanya otonomi daerah, artinya sumber belajar yang tersedia di suatu daerah perlu dimunculkan agar berguna bagi proses pembelajaran terutama dalam pengenalan lingkungan terdekat. Hal tersebut sangat relevan dengan fakta di lapangan dalam pembelajaran bahwa saratnya materi dan terfokusnya pada materi buku paket yang diajarkan oleh guru berdampak tidak terangkatnya sejarah lokal yang ada di sekitar siswa. Padahal, siswa tidak terlepas dari identitas komunitasnya di samping mereka harus memahami sejarah nasional (Purnaman, 2015, Hlm. 127). Sumber belajar yang terdapat di suatu daerah yang dapat dimunculkan akan sesuai dengan pendekatan kemasyarakatan yang meluas (expanding community

approach) yakni dimulai dari hal-hal yang terdekat dengan peserta didik ke hal

yang lebih jauh.

Salah satu peninggalan kebudayaan manusia di sekitar Kota Serang adalah situs peninggalan Kerajaan Islam Banten. Situs ini merupakan kawasan sejarah hasil peninggalan dari kerajaan Islam Banten yang memiliki banyak koleksi dan sisa-sisa bangunan yang menyimpan banyak potensi sebagai sumber pembelajaran IPS untuk dipelajari oleh peserta didik, situs ini berada di Kecamatan Kasemen Kota Serang Provinsi Banten. Di tempat ini terdapat banyak Situs peninggalan dari Kerajaan Banten, diantaranya, Istana Surosowan, Masjid Agung Banten, Situs Istana Kaibon, Benteng Spellwijk, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Pelabuhan Karangantu, Vihara Avalokitesvara.


(4)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pemanfaatan Situs Banten Lama Sebagai Sumber Pembelajaran IPS Dalam Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa (Penelitian Tindak Kelas Pada Siswa Kelas VII-B SMP Negeri 2 Kota Serang)

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah dikemukakan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana guru merencanakan dan merancang persiapan pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lamadalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa?

2. Bagaimana penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dalam proses pembelajaran IPS di kelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis?

3. Bagaimana hasil-hasil pembelajaran IPS dengan memanfaatkan Situs Banten Lama terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa? 4. Apa kendala dan solusi dalam menerapkan pemanfaatan Situs Banten

Lama terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa?

3. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini ingin mendeskripsikan nilai kebudayaan yang ada di Situs Banten Lama dan kemudian diimplementasikan dalam pembelajaran, yakni dimanfaatkan sebagai sumber pembelajaran IPS pada peserta didik kelas VII-b SMPN 2 Kota Serang dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siawa. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Proses perencanaan pembelajaran IPS dengan memanfaatkan Situs Banten Lamadalam pembelajaran IPSdi SMPN 2 Kota Serang untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis.

2. Penerapan pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dalam proses pembelajaran IPS di kelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.


(5)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil pembelajaran IPS dengan memanfaatkan Situs Banten Lamadalam pembelajaran IPSdi SMPN 2 Kota Serang.

4. Kendala dan solusi dalam menerapkan pemanfaatan Situs Banten Lama terhadap peningkatan keterampilan berpikir kritis siswa.

4. Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian diharapkan penelitian ini juga memberikan manfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai mencakup dua aspek, yakni:

a. Manfaat Teoritis:

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan laporan penelitian ilmiah untuk menarik sebuah kesimpulan dari permasalahan yang ditemukan, serta dapat dipertanggungjawabkan secara objektif dan ilmiah.

2) Dapat digunakan sebagai sumber data penelitian lebih lanjut untuk memahami lebih jauh mengenai Situs Banten Lama sebagai sumber belajar IPS untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

3) Menjadi masukan bagi guru untuk mengembangkan materi pembelajaran IPS dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui metode diskusi tanya jawab.

b. Manfaat Praktis:

1) Memberikan kontribusi pemikiran bagi Dinas Pendidikan Kota Serang dan pihak terkait lainnya untuk mengembangkan kurikulum berbasis nilai lokal yang terkandung dalam situs-situs sejarah yang tersebar di Kota Serang dan sekitarnya.

2) Menjadi bahan perbandingan bagi guru dalam mengkaji penelitian sumber belajar berbasis situs peninggalan budaya yang relevan dengan pembelajaran IPS.


(6)

Zarqoni, 2016

PEMANFAATAN SITUS BANTEN LAMA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3) Bagi peserta didik memberikan motivasi pentingnya pewarisan nilai-nilai sejarah kebudayaan masyarakatnyanya dan pada gilirannya akan mengantarkan dirinya menjadi manusia yang senantiasa berpikir kritis. 4) Bagi UPI khususnya bagi Prodi Pendidikan IPS Sekolah Pascasarjana, hasil penelitian dapat digunakan sebagai kajian akademik berkaitan dengan pengembangan nilai-nilai peninggalan sejarah kebudayaan Banten Lama sebagai sumber belajar IPS.