T IPS 1404563 Chapter3

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (Clasroom action research) yang bersifat kualitatif. Penelitian Tindak Kelas (PTK) merupakan proses pengkajian melalui siklus dalam berbagai kegiatan pembelajaran (Ardiana, 2004; Hopkins, 1992; Mills, 2003). Dengan menggunakan kerangka pikir dikemukakan oleh Raka Joni dkk. (1998), dapat dikenali adanya 5 (lima) tahap pelaksanaan PTK, termasuk tahap awal berupa proses penghayatan mengenai adanya permasalahan yang perlu mendapat penanganan (pengembangan fokus masalah penelitian). Adapun tahap-tahap tersebut adalah (1) pengembangan fokus masalah penelitian, (2) perencanaan tindakan perbaikan, (3) pelaksanaan tindakan perbaikan, observasi, (4) analisis dan refleksi, (5) perencanaan tindak lanjut.

2. Desain Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis yang dikutip oleh Pardjono (2007: 22), penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam beberapa siklus. Siklus dalam penelitian ini meliputi beberapa tahapan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (action), (3) pengamatan (observation), dan (4) refleksi (reflection). Adapun model penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2010:16) dapat dilihat pada gambar berikut:


(2)

Gambar 3.1. Desain penelitian menurut Kemmis & Mc. Taggart 1. Prosedur Penelitian Siklus Pertama

a. Perencanaan (Planning)

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan metode ekskursi (pembelajaran yang membawa siswa keluar kelas agar dapat melihat secara langsung)

2) Menyusun dan menyiapkan pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi perilaku siswa

3) Menyusun dan mempersiapkan kelompok siswa dan memberikan instruksi atau pedoman penugasan

4) Menyususn dan menetapkan indikator ketercapaian, indikator ketercapaian disusun oleh peneliti dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1. Indikator Ketercapaian

Permasalahan Indikator Kinerja Ukuran

Keberhasilan

Rendahnya Tingkat keterampilan berpikir kritis siswa

Peningkatan

keterampilan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran yang ditujukkan dengan: 1) Meningkatnya kemampuan dalam memberikan penjelasan sederhana. seperti kekampuan bertanya dan menjawab pertanyaan klarifikasi dan pertanyaan yang menantang

2) Meningkatnya

kemampuan membangun penjelasan sederhana, seperti mengobservasi dan mempertimbangkan observasi, kemampuan memberikan alasan

Minimal 70% dari jumlah siswa masuk dalam kategori baik


(3)

3) Meningkatnya

Kemampuan menyimpulkan, seperti membuat generalisasi, membuat kesimpulan dan hipotesis.

4) Meningkatnya

Kemampuan strategi dan taktik,

seperti mengidentifikasi masalah, merumuskan alternatif yang

memungkinkan, dan berinterkasi dengan orang lain.

Rendahnya prestasi belajar pada tes keterampilan berpikir kritis

Meningkatnya hail tes keterampilan berpikir kritis

Minimal 70% prestasi

belajar siswa baik

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Pada tahap ini guru mulai melaksanakan rencana pembelajaran

yang telah disusun, yaitu materi “Perkembangan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia dan Peninggalan sejarah yang bercorak Islam, dengan menggunakan metode ekskursi. Kemudian siswa membawa hasil pembelajaran ekskursi tersebut di kelas dengan mengunakan metode diskusi berkelompok dan tanya jawab. Penggunaan metode diskusi kelompok dan tanya jawab diharapkan mampu untuk menggali potensi berpikir kritis siswa dalam pembelajaran, sebagaimana dijelaskan oleh Supriatna (dalam Putri, 2013, Hlm.2), salah satu alasan mendasar guru menggunakan metode tanya jawab adalah karena dapat menimbulkan keingintahuan anak terhadap isi permasalah yang sedang dibicarakan sehingga mendorong minat anak untuk berprestasi dalam


(4)

proses belajar mengajar. Selain itu dengan menggunakan metode tanya jawab akan membangkitkan motivasi anak karena ketika pendidik memberikan pertanyaan maka anak akan terpicu untuk mencari jawaban.

c. Pengamatan (Observation)

Kegiatan observasi dilaksanakan selama proses belajar mengajar dilapangan dan dikelas berlangsung. Observasi dilakukan terhadap proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan, dan persoalan lain yang telah tercantum dalam lembar observasi.

d. Refleksi (Reflection).

Peneliti mengumpulkan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi, yaitu mengevaluasi kelebihan dan kelemahan yang timbul pada penerapan metode dalam kegiatan pembelajaran. Refleksi dapat mengukur tingkat keberhasilan dari penelitian dan untuk menentukan perencanaan kembali siklus berikutnya.

2. Prosedur Penelitian Siklus Kedua

Kegiatan pada siklus kedua dimaksudkan sebagai perbaikan dari siklus pertama. Tahapan pada siklus ini sama dengan siklus pertama dan jika dievaluasi pada akhir siklus kedua belum menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar maka aka dilakukan siklus ketiga dan seterusnya hingga menunjukkan hasil yang diharapkan.

3. Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah SMP Negeri 2 Kota Serang. SMP Negeri 2 Kota Serang merupakan salah satu sekolah yang lokasinya sangat strategis dengan keberadaan Situs Banten Lama yang tidak begitu jauh dari lokasi sekolah ini. Pemilihan SMP Negeri 2 Kota Serang sebagai lokasi penelitian tentunya sangat diperlukan untuk mengaplikasikan Situs Banten Lama sebagai sumber belajar IPS.


(5)

b. Subjek Penelitian

Subjek terbagi atas dua meliputi: dokumen yang sering digunakan sebagai sumber belajar IPS ditambah dengan lokasi kawasan Situs Banten Lama yang akan digunakan sebagai sumber pembelajaran IPS. Kedua, peserta didik siswa SMPN 2 Kota Serang kelas VII-b yang berjumlah 39 siswa, yaitu terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 20 siswi perempuan.

Tabel 3.2. Daftar Siswa Kelas VII-b SMPN 2 Kota Serang

NO NAMA SISWA L/P KET.

1 AGES GILANG ADHITYA L

2 ALDIANSYAH AL'AYUBBI L

3 ALYA ZAHIRA ANDARIFERA L

4 ATIKA NURROHMAH P

5 AULIA FITRI P

6 AZRIL IBNU IBRAHIM L

7 BINTANG FAJRIANI L

8 CANTIGI MAHARANI PUTRI P

9 DADAN ILHAMI L

10 DELLA AMELIA P

11 ELVINA GUSMIATI L

12 GEMA RHEKSA M IBRAHIM L

13 HANNI AZHARI P

14 HUDAIBIYAH SYIFA ROSALINE P

15 IJLAL ROBIARGI L

16 ILHAM MUHLIS L

17 INDAH PUSPITA KUSUMANDIRI P

18 IPOL FATIMAHTU DZAHRO P

19 IRVANDA SURYADI L

20 KHALDA NAFILAH P

21 MAULIDA SAPUTRI P

22 MOCHAMMAD RIZKI ANDIKA L

23 MUHAMAD ARIEF ROCHMAN L

24 MUHAMAD DAFFA SATRIA D L

25 MUHAMAD MIFTAHUL RIZQI L

26 MUHAMAD REZA L

27 NAUFAL HIBATUL RAHMAN L

28 NURMILLA AZZAHRA P

29 PENI INDRIANI P


(6)

31 RATU NIKHLA KHAIRUNNISA P

32 RIDHO ALIF PRATAMA L

33 SELSY VIA FITRIANY P

34 SHAFIRA WIDYASARI P

35 SHINTA JIHAN ABINTARI P

36 SYAKILLA EKA LARASATI P

37 TARISA CAHAYA MULYA P

38 TIARA PURNAMA PUTRI P

39 EKFA L

4. Variabel dan Definisi Konseptual

Penelitian ini menggunakan dua variabel yang diteliti, yaitu: (1) Situs Banten Lama dan (2) Kemampuan berpikir kritis peserta didik. Pertama, Situs Banten Lama sebagai variabel perantara (intervening variable). Menurut Tuckman (dalam Sugiyono, 2007 hlm. 61) variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Kedua, kemampuan berpikir kritis adalah variable sasaran. Adapun definisi konseptualnya adalah sebagai berikut.

1. Situs Banten Lama dalam penelitian ini berfungsi sebagai sumber pembelajaran IPS. Sumber belajar tersebut dimanfaatkan dengan cara membawa siswa kelas VII-b ke lokasi situs untuk melakukan pengamatan dengan membawa panduan berupa LKS, hasil pengamatan tersebut kemudian disusun dalam laporan akhir kelompok dan dibawa kedalam kelas untuk dijadikan sebagai bahan pembelajaran pada setiap siklusnya menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Situs Banten Lama sendiri adalah sisa-sisa peninggalan Kesultanan Banten. Letaknya di Desa Banten, Kecamatan Kasemen, kira-kira 11 km arah utara Kota Serang dengan luas kurang lebih 15 Ha. Bangunan utama yang terdapat di lokasi pariwisata sejarah dan religi ini terdiri atas: sisa bangunan Keraton Surowowan, sisa bangunan Keraton Kaibon, bangunan Benteng Speelwijk, bangunan Wihara Avalokiteswara, Masjid Agung Banten Lama, serta bangunan-bangunan kecil lainnya.


(7)

2. Berpikir kritis dalam penelitian ini adalah aspek keterampilan yang ingin ditingkatkan dengan memanfaatkan Situs Banten Lama sebagai sumber belajar IPS bagi siswa kelas VII-b. Kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mendayagunakan dan mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga mampu memecahkan masalah yang sedang dihadapi, serta mampu menganalisis dan mengevaluasi informasi secara cermat, tepat, teliti tanpa menimbulkan pemahaman yang berbeda dalam usaha menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan kehidupan nyata serta dapat mengatasi kesalahan dan kekurangan yang sedang dihadapi.

5. Instrumen penelitian

Penelitian tindak kelas sebagai penelitian bertradisi kualitatif dengan latar dan setting yang wajar dan alami, memberikan peranan penting kepada penelitinya sebagai satu-satunya instrumen, karena penelitilah yang dapat mengahadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak menentu sebagaimana yang terjadi dalam setiap kondisi dikelas (Wiriaatmadja, 2014:96). Instrumen penelitian dalam penelitian ini dikembangkan untuk mengetahui dan menganalisis kemampuan berpikir kritis siswa melalui beberapa tahap sebagai berikut:

a. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan daya yang dilaksanakan secara langsung berhadapan dengan responden agar memperoleh informasi yang jelas dan lengkap. Menurut Guba (1985, hlm. 165) Wawancara adalah suatu percakapan yang bertujuan. Adapun tujuan tersebut adalah untuk mendapakan informasi perorangan, kejadian, kegiatan, perasaan, motivasi, kepedulian, di samping dapat mengalami dunia pikiran perasaan responden, merekonstruksi pengalaman masa lalu dan masa depan yang akan datang. Wawancara tidak terbatas pada responden yang diklasifikan oleh peneliti, namun juga melakukan wawancara yang mendalam kepada tenaga pendidik pada bidang setudi IPS, kepada kepala sekolah dan pihak pengelola Situs Banten Lama.


(8)

b. Observasi

Observasi selain sebagai salah satu tahap dalam pelaksanaan PTK sekaligus juga berfungsi sebagai alat untuk pengumpulan data. Sebagaimana oleh Purnomo (2011, hlm. 252) bahwa metode ini sangat sesuai untuk merekam aktivitas yang bersifat proses. Misalnya kegiatan siswa selama melakukan praktikum di laboratorium, interaksi siswa selama kegiatan pembelajaran, atau saat mereka sedang melakukan diskusi. Dalam istilah assessment, kegiatan observasi merupakan bagian dari informal assessment (authentic assessment) yang bersifat langsung

(direct assessment). Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kondisi objek penelitian pada saat proses pembelajaran dan mengamatinya secara langsung. Melalui observasi, data yang dikumpulkan diharapkan lebih objektif sesuai dengan keadaan sesungguhnya.

Tabel 3.3 Lembar Observasi Keterampilan Berpikir Kritis Siswa

No Nama Siswa Kriteria Jumlah

Skor

Nilai Akhir


(9)

Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah

Nilai Paling Banyak Muncul

c. Tes Soal

Tes adalah sebuah metode proses pengumpul data untuk melihat skor yang didapat oleh subjek penelitian. Metode tes bisa diaplikasikan kepada kelompok atau individu subjek penelitian (McMillan, J dan Sumacher, 1989, hlm. 41). Serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu ataupun kelompok, dan kemampuan berpikir kritis. Dalam penelitian ini, tes yang diberikan kepada peserta didik adalah tes uraian, dimana tes uraian ini akan mampu mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik.

6. Verifikasi Data

Menurut Creswell (1998, hlm. 285) verifikasi dalam penelitian kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu yaitu melakukan interpretasi dan kategorisasi data. Hasil interpretasi dan kategorisasi data kemudian divalidasi dengan menggunakan metode validasi data dan memperoleh data yang benar-benar mendukung serta sesuai dengan karakteristik focus permasalahan dan tujuan pendidikan. Adapaun metode pemeriksaan keabsahan data (validasi) yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:


(10)

a. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah keterangan/ informasi itu tidak berubah atau ajeg. Dalam proses ini data atau informasi diperoleh peneliti dari kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai tata usaha, pegawai perpustakaan, apakah keterangan atau informasi itu tetap atau berubah sehingga adapat diapstikan keajegannya dan adata tersebut terpercaya kebenarannya. b. Expert opinion, yaitu mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada

para ahli yang memiliki keahlian dibidangnya, termasuk dengan para dosen pembimbing. Dalam penelitian ini, peneliti meminta arahan dan masukan dari dosen pembimbing akademik tentang penyusunan proposal penelitian.

c. Audit trail yaitu memeriksa kebenaran hasil penelitian dengan mendiskusikan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini audit trail dilakukan dengan mendiskusikan kebenaran data dan prosedur pengumpulannya dengan guru yang mengajar mata pelajaran yang sama, dosen pembimbing dan teman-teman yang memiliki keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interpretasi dan analisis data yang dikumpulkan selama penelitian di lapangan. Tujuan analisis data ialah agar data yang disajikan memiliki makna, sehingga laporan penelitian dapat mudah dipahami. Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, dilakukan pengolahan data terhadap skor posttest, dan nilai hasil dari observasi.

Pengolahan data terhadap skor posttest dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dari hasil analisis posttest, dan analisis hasil observasi dimaksudkan untuk mengamati secara sistematik nilai berpikir kritis siswa dalam setiap pertemuan saat pembelajaran. Sedangkan analisis hasil


(11)

observasi terbagi menjadi dua yaitu; (1) analisis hasil observasi lapangan, dengan gabungan bentuk uraian dan pertanyaan terbuka, dan (2) hasil observasi terstruktur di kelas mengenai kemampuan berpikir kritis dalam setiap pertemuan pada pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama melalui metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil observasi baik di dalam dan di luar kelas dengan mempergunakan statistik deskriptif yang menurut Sugiyono (2011: 147), yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, sedangkan wawancara menggunakan pedoman wawancara dengan gabungan bentuk pilihan ganda dan tidak berstruktur. Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain. Orang-orang yang diwawancarai adalah beberapa peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah, dan lain-lain (Hopkins 1993).

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang pendapat peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dan kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan Situs Banten Lama sebagai sumber pembelajaran. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini terhadap guru mitra serta kepala sekolah dan beberapa orang peserta didik.

Berkenaan dengan penelitian ini, proses analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Menurut Miles and Huberman (1994:10), reduksi data mengacu pada proses pemilihan, fokus, menyederhanakan, abstrak, dan transformasi data yang muncul dalam tulisan catatan lapangan atau transkripsi. Reduksi data terjadi terus menerus sepanjang penelitian. Sebagai hasil pengumpulan data, episode lebih lanjut dari reduksi data terjadi (menulis, ringkasan, koding, menggoda keluar tema, membuat cluster, membuat partisi,menulis memo). Pengurangan data/proses transformasi berlanjut selama di lapangan, sampai laporan akhir selesai. Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Tetapi tahap ini adalah bagian dari analisis. Reduksi data merupakan


(12)

suatu bentuk analisis yang mempertajam, macam, fokus, membuang, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga akhir kesimpulan yang bisa ditarik dan diverifikasi. Dalam tahap ini, data kualitatif dapat dikurangi dan diubah dalam berbagai cara melalui seleksi, melalui ringkasan atau parafrase, melalui yang dimasukkan dalam pola yang lebih besar, dan sebagainya.

b. Display Data

Menurut Miles dan Huberman (1994:10), display data adalah perakitan, pengorganisasian atau kompresi informasi yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan. Display data dapat membantu untuk memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu yang didasarkan pada pemahaman tersebut.

Kecenderungan kognitif manusia adalah untuk mengurangi informasi yang kompleks menjadi ringkas, selektif dan disederhanakan atau konfigurasi mudah dipahami. Pemahaman bisa dilakukan melalui pemilihan data yang tidak pernah dipertanyakan.

Display data bisa meliputi berbagai jenis matriks, grafik, diagram, dan jaringan. Dalam analisis data, display data memiliki tiga fungsi yaitu; mereduksi data dari yang kompleks menjadi yang sederhana, menyimpulkan interpretasi peneliti terhadap data dan menyajikan data sehingga tampil menyeluruh (Alwasilah, 2011:120).

c. Kesimpulan

Tahap ketiga kegiatan analisis adalah kesimpulan dan verifikasi. Dari awal pengumpulan data, analis kualitatif memiliki keteraturan dalam hal pola, penjelasan, konfigurasi dan sebab akibat. Peneliti kompeten memegang kesimpulan ringan, menjaga keterbukaan dan skeptisisme, tetapi pada tahap ini kesimpulan masih ada, belum lengkap dan jelas pada awalnya, kemudian semakin eksplisit dan membumi, untuk menggunakan istilah klasik Glaser dan Strauss (1967), akhir kesimpulan mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran catatan lapangan, koding. Kesimpulan juga diverifikasi sebagai hasil analisis. Sedangkan verifikasi bisa dilakukan secara singkat dengan perjalanan singkat kembali ke catatan


(13)

lapangan, atau mungkin secara menyeluruh. atau dengan upaya yang luas untuk mereplikasi temuan dalam satu set data. Makna yang muncul dari data harus diuji sehingga masuk akal.

Analisis data sebagaimana diilustrasikan berlangsung secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan peneliti, meliputi: pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), pengorganisasian data (data display), dan (penyimpulan data atau verifikasi data) conclusion drawing/verifying. Oleh karena itu, analisis data dalam penelitian ini dilakukan ketika proses penelitian berlangsung (on going process) dan berulang-ulang (cyclical) untuk memperoleh temuan dan memecahkan masalah penelitian hingga berakhirnya kegiatan penelitian untuk disusun sebagai laporan penelitian.

8. Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian merupakan tahapan penulisan hasil penelitian yang disusun secara logis-sistematis menurut urutan kronologis dan tema yang jelas serta mudah dimengerti yang dilengkapi dengan pengaturan bab atau bagian-bagian yang dapat membangun urutan sistematis. Penelitian ini berdasarkan studi pengamatan terhadap fakta-fakta yang terpisah-pisah menjadi satu rangkaian cerita yang masuk akal dan mendekati kebenaran. Artinya dalam suatu kegiatan penelitian yang dimulai dengan proses perencanaan penelitian sampai pelaksanaan penelitian tidak akan terungkap tanpa dibuat suatu kesimpulan dalam bentuk laporan yang siap disajikan.

Penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh menjadi satu kesatuan tulisan yang utuh, selanjutnya dituangkan dalam laporan hasil penelitian disusun dengan sistematika dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Laporan hasil penelitian ini disusun dalam bentuk penulisan yang jelas, gaya bahasa yang sederhana, ilmiah, dan tata bahasa penulisan yang baik dan benar. Laporan hasil penelitian ini disusun untuk kebutuhan studi akademis pada Program Studi Pendidikan IPS Pascasarjana UPI, sehingga


(14)

sistematika yang digunakan sesuai dengan buku penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UPI.


(1)

Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah

Nilai Paling Banyak Muncul

c. Tes Soal

Tes adalah sebuah metode proses pengumpul data untuk melihat skor yang didapat oleh subjek penelitian. Metode tes bisa diaplikasikan kepada kelompok atau individu subjek penelitian (McMillan, J dan Sumacher, 1989, hlm. 41). Serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu ataupun kelompok, dan kemampuan berpikir kritis. Dalam penelitian ini, tes yang diberikan kepada peserta didik adalah tes uraian, dimana tes uraian ini akan mampu mengukur tingkat kemampuan berpikir kritis peserta didik.

6. Verifikasi Data

Menurut Creswell (1998, hlm. 285) verifikasi dalam penelitian kualitatif merupakan upaya pemeriksaan terhadap akurasi hasil penelitian dengan menerapkan prosedur-prosedur tertentu yaitu melakukan interpretasi dan kategorisasi data. Hasil interpretasi dan kategorisasi data kemudian divalidasi dengan menggunakan metode validasi data dan memperoleh data yang benar-benar mendukung serta sesuai dengan karakteristik focus permasalahan dan tujuan pendidikan. Adapaun metode pemeriksaan keabsahan data (validasi) yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut:


(2)

a. Member check, yakni memeriksa kembali keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara apakah keterangan/ informasi itu tidak berubah atau ajeg. Dalam proses ini data atau informasi diperoleh peneliti dari kepala sekolah, guru, teman sejawat guru, siswa, pegawai tata usaha, pegawai perpustakaan, apakah keterangan atau informasi itu tetap atau berubah sehingga adapat diapstikan keajegannya dan adata tersebut terpercaya kebenarannya. b. Expert opinion, yaitu mengkonsultasikan hasil temuan penelitian kepada

para ahli yang memiliki keahlian dibidangnya, termasuk dengan para dosen pembimbing. Dalam penelitian ini, peneliti meminta arahan dan masukan dari dosen pembimbing akademik tentang penyusunan proposal penelitian.

c. Audit trail yaitu memeriksa kebenaran hasil penelitian dengan

mendiskusikan dengan teman sejawat yang memiliki pengetahuan dan keterampilan melakukan Penelitian Tindakan Kelas. Dalam penelitian ini audit trail dilakukan dengan mendiskusikan kebenaran data dan prosedur pengumpulannya dengan guru yang mengajar mata pelajaran yang sama, dosen pembimbing dan teman-teman yang memiliki keterampilan melakukan penelitian tindakan kelas.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pengolahan, penyajian, interpretasi dan analisis data yang dikumpulkan selama penelitian di lapangan. Tujuan analisis data ialah agar data yang disajikan memiliki makna, sehingga laporan penelitian dapat mudah dipahami. Untuk mengetahui tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, dilakukan pengolahan data terhadap skor posttest, dan nilai hasil dari observasi.

Pengolahan data terhadap skor posttest dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa dari hasil analisis posttest, dan analisis hasil observasi dimaksudkan untuk mengamati secara sistematik nilai berpikir kritis siswa dalam setiap pertemuan saat pembelajaran. Sedangkan analisis hasil


(3)

observasi terbagi menjadi dua yaitu; (1) analisis hasil observasi lapangan, dengan gabungan bentuk uraian dan pertanyaan terbuka, dan (2) hasil observasi terstruktur di kelas mengenai kemampuan berpikir kritis dalam setiap pertemuan pada pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama melalui metode ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Hasil observasi baik di dalam dan di luar kelas dengan mempergunakan statistik deskriptif yang menurut Sugiyono (2011: 147), yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, sedangkan wawancara menggunakan pedoman wawancara dengan gabungan bentuk pilihan ganda dan tidak berstruktur. Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain. Orang-orang yang diwawancarai adalah beberapa peserta didik, teman sejawat, kepala sekolah, dan lain-lain (Hopkins 1993).

Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang pendapat peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran dengan memanfaatkan Situs Banten Lama dan kendala yang dihadapi guru dalam memanfaatkan Situs Banten Lama sebagai sumber pembelajaran. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini terhadap guru mitra serta kepala sekolah dan beberapa orang peserta didik.

Berkenaan dengan penelitian ini, proses analisis data meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a. Reduksi Data

Menurut Miles and Huberman (1994:10), reduksi data mengacu pada proses pemilihan, fokus, menyederhanakan, abstrak, dan transformasi data yang muncul dalam tulisan catatan lapangan atau transkripsi. Reduksi data terjadi terus menerus sepanjang penelitian. Sebagai hasil pengumpulan data, episode lebih lanjut dari reduksi data terjadi (menulis, ringkasan, koding, menggoda keluar tema, membuat cluster, membuat partisi,menulis memo). Pengurangan data/proses transformasi berlanjut selama di lapangan, sampai laporan akhir selesai. Reduksi data bukanlah sesuatu yang terpisah dari analisis. Tetapi tahap ini adalah bagian dari analisis. Reduksi data merupakan


(4)

suatu bentuk analisis yang mempertajam, macam, fokus, membuang, dan mengatur data sedemikian rupa sehingga akhir kesimpulan yang bisa ditarik dan diverifikasi. Dalam tahap ini, data kualitatif dapat dikurangi dan diubah dalam berbagai cara melalui seleksi,melalui ringkasan atau parafrase, melalui yang dimasukkan dalam pola yang lebihbesar, dan sebagainya.

b. Display Data

Menurut Miles dan Huberman (1994:10), display data adalah perakitan, pengorganisasian atau kompresi informasi yang memungkinkan penarikan kesimpulan dan tindakan. Display data dapat membantu untuk memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu yang didasarkan pada pemahaman tersebut.

Kecenderungan kognitif manusia adalah untuk mengurangi informasi yang kompleks menjadi ringkas, selektif dan disederhanakan atau konfigurasi mudah dipahami. Pemahaman bisa dilakukan melalui pemilihan data yang tidak pernahdipertanyakan.

Display data bisa meliputi berbagai jenis matriks, grafik, diagram, dan jaringan. Dalam analisis data, display data memiliki tiga fungsi yaitu; mereduksi data dari yang kompleks menjadi yang sederhana, menyimpulkan interpretasi peneliti terhadap data dan menyajikan data sehingga tampil menyeluruh(Alwasilah, 2011:120).

c. Kesimpulan

Tahap ketiga kegiatan analisis adalah kesimpulan dan verifikasi. Dari awal pengumpulan data, analis kualitatif memiliki keteraturan dalam hal pola, penjelasan, konfigurasi dan sebab akibat. Peneliti kompeten memegang kesimpulan ringan, menjaga keterbukaan dan skeptisisme, tetapi pada tahap ini kesimpulan masih ada, belum lengkap dan jelas pada awalnya, kemudian semakin eksplisit dan membumi, untuk menggunakan istilah klasik Glaser dan Strauss (1967), akhir kesimpulan mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data selesai, tergantung pada ukuran catatan lapangan, koding. Kesimpulan jugadiverifikasi sebagai hasil analisis. Sedangkan verifikasi bisa dilakukan secara singkat dengan perjalanan singkat kembali ke catatan


(5)

lapangan, atau mungkin secara menyeluruh. atau dengan upaya yang luas untuk mereplikasi temuan dalam satu set data. Makna yang muncul dari data harus diuji sehingga masuk akal.

Analisis data sebagaimana diilustrasikan berlangsung secara simultan yang dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data dengan alur tahapan peneliti, meliputi: pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), pengorganisasian data (data display), dan (penyimpulan data atau verifikasi data) conclusion drawing/verifying. Oleh karena itu, analisis data dalampenelitian ini dilakukan ketika proses penelitian berlangsung (on going process) dan berulang-ulang (cyclical) untuk memperoleh temuan dan memecahkan masalah penelitian hingga berakhirnya kegiatan penelitian untuk disusun sebagailaporan penelitian.

8. Laporan Hasil Penelitian

Laporan hasil penelitian merupakan tahapan penulisan hasil penelitian yang disusun secara logis-sistematis menurut urutan kronologis dan tema yang jelas serta mudah dimengerti yang dilengkapi dengan pengaturan bab atau bagian-bagian yang dapat membangun urutan sistematis. Penelitian ini berdasarkan studi pengamatan terhadap fakta-fakta yang terpisah-pisah menjadi satu rangkaian cerita yang masuk akal dan mendekati kebenaran. Artinya dalam suatu kegiatan penelitian yang dimulai dengan proses perencanaan penelitian sampai pelaksanaan penelitian tidak akan terungkap tanpa dibuat suatu kesimpulan dalam bentuk laporan yang siap disajikan.

Penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh menjadi satu kesatuan tulisan yang utuh, selanjutnya dituangkan dalam laporan hasil penelitian disusun dengan sistematika dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Laporan hasil penelitian ini disusun dalam bentuk penulisan yang jelas, gaya bahasa yang sederhana, ilmiah, dan tata bahasa penulisan yang baik dan benar. Laporan hasil penelitian ini disusun untuk kebutuhan studi akademis pada Program Studi Pendidikan IPS Pascasarjana UPI, sehingga


(6)

sistematika yang digunakan sesuai dengan buku penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh UPI.