URGENSI DAN DAMPAK STUNTING TERHADAP KECERDASAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA HUT HIMPAUDI JAKARTA 30 AGUSTUS 2017
URGENSI DAN DAMPAK STUNTING
TERHADAP KECERDASAN DAN
PRODUKTIVITAS KERJA
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,
Gurubesar Univ Negeri Jakarta
Disampaikan pada Seminar Nasional HUT HIMPAUDI, Jakarta, 30 Agustus 2017
1
BAGAIMANA DENGAN
PENDUDUK INDONESIA?
3
KONDISI dan PERKEMBANGAN STRUKTUR PENDUDUK INDONESIA
PIRAMIDA PENDUDUK SP 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010
1961
1990
Sumber. BPS, Sensus
1971
2000
1980
2010
4
STRUKTUR UMUR PROYEKSI PENDUDUK
INDONESIA, 2010-2035
2010
2025
2015
2030
2020
2035
SAMPAI TAHUN 2035 JUMLAH PENDUDUK PRODUKTIF INDONESIA AKAN MENJADI SANGAT BESAR
POTENSI PEREMPUAN UNTUK MENDORONG PEREKONOMIAN MENJADI SANGAT BESAR JIKA
MASUK PASAR KERJA
Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
5
DEMOGRAFI INDONESIA 2010-2035
Keterangan:
TFR : Total Fertility Rate/ Angka Kelahiran Total
IMR : Infant Mortality Rate/ Angka Kematian Bayi
Sumber: Bappenas, 2014
D. BONUS DEMOGRAFI
• Akibat keberhasilan menurunkan angka kelahiran
dan bertumbuhnya kohort anak yang lahir pada
tahun 1970-an menjadi angkatan kerja, maka
Indonesia berpeluang memasuki periode Bonus
Demografi pada periode tahun 2012-2045.
• Bonus demografi adalah suatu kondisi ketika
jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di
suatu wilayah lebih besar jika dibandingkan
dengan penduduk usia non-produktif (0-14 tahun
dan 65+ tahun).
• Puncak dari Bonus Demografi, akan terjadi
Jendela Peluang (window of opportunity), yaitu
kondisi ketika angka ketergantungan berada
pada tingkat terendah, yaitu 47 per 100
penduduk, yang diperkirakan akan terjadi selama
3 tahun dari 2028 sampai dengan tahun 2031
(Bappenas, BPS, Proyeksi Penduduk, 2014).
7
Populasi dalam Juta
Transisi Demografi akan menciptakan
Peluang BONUS DEMOGRAFI pada 20122045
Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia,
1950-2050
250
200
Usia Kerja
150
Anakanak 014
100
50
Manula 65+
0
Tahun
8
Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011
Perbedaan Rasio Ketergantungan
Menurut Provinsi (1)
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
2010
2015
2020
56.3
58.0
57.7
54.1
50.7
51.3
51.3
51.2
48.7
46.8
37.4
50.0
49.9
45.9
46.1
48.6
47.2
54.7
56.4
55.6
51.6
47.3
49.6
47.9
49.6
46.1
49.6
39.8
47.6
48.1
45.0
44.2
46.4
45.6
53.5
55.3
54.7
49.7
44.6
48.4
46.0
48.6
44.9
46.4
41.9
46.6
47.7
45.4
43.7
45.4
43.4
Momen
Bonus
2025 2030 2035
Demogr
afi
50.9
53.6
53.6
48.4
43.2
47.3
45.1
47.2
44.2
41.8
42.2
46.3
48.4
46.8
44.4
43.8
42.2
48.0
51.6
51.9
47.0
42.5
45.9
44.5
45.6
43.4
38.2
40.2
46.2
49.9
47.7
46.1
41.7
43.2
45.9
50.8
50.5
46.5
42.6
45.4
44.4
45.4
43.1
38.0
39.6
46.8
51.7
48.4
48.3
41.0
45.8
2028
2021
2012
2016
2013
2016
2005
2008
1980an
2011
2012
1996
1998
2007
1990an9
Perbedaan Rasio Ketergantungan
Menurut Provinsi (2)
Provinsi
Nusa Tenggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Momen
Bonus
2035
Demog
rafi
2010
2015
2020
2025
2030
55.6
53.7
52.2
50.3
48.6
48.0
2027
70.6
66.7
63.5
61.8
61.7
61.5
-
52.6
50.9
49.8
48.8
47.3
46.6
2022
50.3
46.2
43.4
41.6
40.3
39.9
2011
49.2
48.7
47.7
46.2
44.6
44.7
2006
48.7
48.0
52.5
56.0
63.5
51.8
60.4
63.1
61.1
53.7
46.2
46.6
50.4
52.9
60.4
48.6
56.0
59.8
58.7
49.9
44.5
46.3
49.7
51.3
58.0
47.6
53.9
58.1
56.0
47.1
43.7
46.9
49.4
50.4
54.6
47.6
52.7
57.4
53.5
45.5
43.0
47.3
48.4
49.6
52.7
47.7
51.5
55.9
51.6
44.4
43.3
48.4
48.6
49.6
51.7
47.8
51.0
54.3
50.8
43.6
2005
2000
2025
2030
2014
10
2016
BONUS DEMOGRAFI AKAN
TEREALISIR BILA:
Suplai tenaga kerja yang besar
dan berkualitas akan
meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat
Perempuan yang semakin
terdidik memasuki pasar kerja
lebih banyak shg membantu
peningkatan pendapatan
keluarga
Tabungan masyarakat
meningkat dan diinvestasikan
secara produktif
Kebijakan investasi pemerintah
Pengalaman Internasional
Turunnya dependency ratio
berkontribusi bagi pertumbuhan
ekonomi
1960 - 2000
Pert.
GDP/th
(%)
Kontribusi (%) Bonus
Demografi thd pert.
ekonomi
Cina
7.0
9.2
Korsel
7.3
13.2
Singapu
ra
8.2
13.6
Thailan
d
6.6
15.5
Sumber:
1. UN Population Prospect Rev. 10 dan Mawson &
Kinugasa 2005
2. Mawson, A and Kinugasa T, 2005. East Asian
Economic Development: Two Demographic Dividend
12
AKAN MENJADI BONUS ATAU BENCANA?
13
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA NEGARA ASEAN
2014
2015
NEGARA + 3 +2013
SRI LANKA
SINGAPORE
9
4
5
BRUNEI
30
30
30
MALAYSIA
62
59
59
THAILAND
89
88
87
VIETNAM
121
115
115
LAO PDR
139
137
138
PHILIPPINES
117
114
116
CAMBODIA
138
143
143
MYANMAR
150
146
145
INDONESIA
108
110
113
CHINA
101
91
90
JAPAN
10
17
17
KOREA
12
18
18
SRI LANKA
92
72
73
Peringkat Global IPM
Indonesia
124
125
121
Tahu
n
120
PERINGKAT
2009
115
113
111
110
110
108
108
105
100
2009
2010
2011
2014
TAHUN
2013
2014
Peringk
at
Kemajuan
111/181 Negara
2010
108/169
Negara
Naik 3 level
2011
124/187
Negara
Turun 16
level
2012
121/187
Negara
Naik 3 level
2013
108/ 187
Negara
Naik 3 level
2014
110/188
Negara
Turun 2 level
2015
113/188
Negara
Turun 3 level
2015
ANGKA KEMATIAN BAYI DAN ANAK DI
INDONESIA
TAHUN 1991-2012
Sumber data: SDKI Tahun 1991, 1994, 1997, 2002, 2007 dan 2012
16
KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA
STUNTING DI INDONESIA MENURUT
PROVINSI
19
Sumber Data : Riskesdas 2013
20
BEBERAPA BENTUK GIZI BURUK
PADA ANAK BALITA DI INDONESIA
18 BULAN
24 BULAN
16 BULAN
SANGAT KURUS
SANGAT KURUS
MARASMUS
21
Gizi buruk : Kwashiorkor
Rambut
Wajah
‘Puffy’
Edema
22
Marasmus
23
Deficiency of vitamin A is still
prevalence among Indonesian
children under 5
24
KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH GIZI
1000
1000HARI
HARIPERTAMA
PERTAMA
KEHIDUPAN,
KEHIDUPAN,PENTING!!!
PENTING!!!
Dampak jangka
pendek
Gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan
(janin dan
bayi 2 tahun)
Mati
Dampak jangka
panjang
Perkembangan
otak
Kognitif dan
Prestasi belajar
Pertumbuhan
massa tubuh
dan komposisi badan
Kekebalan
Kapasitas kerja
Metabolisme
glukosa, lipids, protein
Hormon/receptor/gen
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
Diabetes, Obesitas,
Penyakit jantung dan
pembuluh darah,
kanker, stroke,
dan disabilitas lansia
26
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
OTAK SEJAK JANIN SAMPAI LAHIR
27
Pertumbuhan dan Perkembangan
Sel Syaraf Muda menjadi Sel Syaraf Dewasa
28
TRANSMISI BIO-ELEKTRIK DI
SINAPS
29
http://tweenteacher.com/2009/02/18/starting-from-scratch-in-teacher-training/
30
31
Anak Usia 3 Tahun
Terabaikan
Norma
l
http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021
32
Transisi Epidemiologi
•
•
Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat
Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan
perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang
aktifitas fisik, merokok, dll)
Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015
1990
Cedera;
7.00%
Penyakit
Menular;
56.00%
Penyakit Tidak
Menular;
37.00%
2000
Cedera;
8.00%
Penyakit
Menular;
43.00%
2010
Penyakit
Menular;
33.00%
Penyakit Tidak
Menular;
49.00%
Cedera;
9.00%
Penyakit Tidak
Menular;
58.00%
2015
Cedera;
12.60%
Penyakit
Menular;
30.30%
Penyakit Tidak
Menular;
57.10%
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country
Profiles (2014)
Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs)
hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
33
Perubahan Beban Penyakit
• Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll)
menjadi penyebab kematian dan kesakitan terbesar
• Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar
kematian dan kecacatan (stroke, kecelakaan, jantung,
kanker, diabetes)
Sumber
data:kuat,
Global burden
diseases (2010) dan
Health
Review
(2014)
• Tanpa
upaya
tren of
peningkatan
PTM
keSector
depan
masih
Peringka
Tahun 1990
Tahun 2010
Tahun 2015
t terjadi
1
ISPA
1
Stroke
1
Stroke
2
Tuberkulosis
2
Tuberkulosis
2
Kecelakaan Lalin
3
Diare
3
Kecelakaan Lalin
3
Jantung Iskemik
4
Stroke
4
Diare
4
Kanker
5
Kecelakaan Lalin
5
Jantung Iskemik
5
Diabetes Melitus
6
Komplikasi Kelahiran
6
Diabetes Melitus
6
Tuberkulosis
7
Anemia Gizi Besi
7
Low Back Pain
7
ISPA
8
Malaria
9
ISPA
8
Depresi
Komplikasi
Kelahiran
9
Asfiksia dan Trauma Kelahiran
13
Jantung Iskemik
12
Diabetes Melitus
16
26 Malaria
10 Penyakit Paru Obstruksi
Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs)
hilangnya
Kronis
hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
TANTANGAN
PENINGKATAN
AKSES DAN
PEMERATAAN
PENDIDIKAN
35
F. Jadwal &
Skenario Pemenuhan Kebutuhan Mencapai
Organisasi
Komposisi
INDONESIA
MALAYSIA
OECD
36
Diolah dari: Encyclopedia of Nations, http://www.nationsencyclopedia.com/ diakses Januari 2011
Perkembangan Komposisi Tenaga Kerja
Indonesia
(Sumber: data BPS, Proyeksi 2025 PBB, Target APK)
37
TANTANGAN
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
38
Kecakapan Abad 21
1
3
2
Kualitas Karakter
Kompetensi
Literasi Dasar
Bagaimana menghadapi lingkungan
yang terus berubah.
Bagaimana mengatasi tantangan
yang kompleks.
Bagaimana menerapkan
keterampilan inti untuk kegiatan
sehari-hari.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
1.
2.
3.
4.
Iman & taqwa
Pancasilais - cinta tanah air
Kesadaran sosial&budaya
Kepemimpinan
Inisiatif
Rasa ingin tahu
Gigih
Kemampuan beradaptasi
...
Agenda
Kurikulum
2.
3.
4.
Berpikir
kritis/memecahkan
masalah
Kreativitas
Komunikasi
Kolaborasi
...
Pembelajaran
Perbukuan
Monitor & feedback K13
Pembelajaran abad 21
Buku
Kurikulum kontekstual – KTSP Pembelajaran dinamis saintifik Buku
Kurikulum vokasi
Wholistic learning
Buku
Kurikulum inklusif futuristik
Buku
5.
6.
7.
Baca tulis
Berhitung
Literasi sains
Literasi informasi
teknologi dan komunikasi
Literasi keuangan
Literasi budaya dan
kewarganegaraan
...
Penilaian
pendamping kurikulum Penilain Kelas & Sekolah
INAP
teks
Ujian Nasional
pengayaan
Survei Internasional
bacaan
Hasil pembelajaran masih berada
di bawah negara-negara lain
Indonesia berada di peringkat 3
terbawah untuk rata-rata skor PISA
(Math, Science, Read)
Lebih dari ¾ siswa berada di “low” level
pada matematika (TIMSS) dan tidak ada
yang berada di “advanced” level
TIMSS 2011, Math results
Share of students at each level
Source: OECD PISA 2012
Source: TIMSS 2011
How is that going to happen?
Country
Average (of
these
countries)
Peru
Indonesia
Colombia
Tunisia
Argentina
Jordan
Brazil
Uruguay
Malaysia
Mexico
Costa Rica
Average score Average
across
annual
Reading,
progress in
Mathematics points per
and Science year across
(OECD
the three
average=500) domains
404
375
384
393
397
397
398
402
412
413
417
426
Acceleration
Years to move Progress in to reach
from country points per
learning goal
average to
year to reach of average
500 at current 500 in 25
PISA of 500 in
averge pace years
25 years
0.9
2.5
0.4
1.9
3.0
0.7
0.7Forever
2.5
1.8Forever
0.3Forever
1.7
0.9Forever
91
50
317
55
35
155
39
49
3.8
5.0
4.6
4.3
4.1
4.1
4.1
3.9
3.5
3.5
3.3
3.0
2.9
2.5
4.3
2.4
1.1
3.5
4.8
1.4
5.3
3.8
1.6
3.9
Pergerakan Skor PISA OECD
Indonesia 2000-2015
410
400
393
Sokr
390
403
395
391
383
382
380
371
367
370
360
397
393
371
382
386
375
Literasi Membaca
Literasi Sains
Literasi Matematika
360
350
340
330
PISA 2000
PISA 2003
PISA 2006
PISA 2009
PISA 2012
PISA 2015
Partisipasi Indonesia pada Survei PISA OECD 2000-2015
42
Perbandingan Peringkat
PISA 2012 & 2015
Peringkat
PISA 2015
Negara
(Matematika &
Sains)
1
2
3
4
4
8
n.a.
47
n.a.
69
71
Singapura
Hong KongChina
Korea
Jepang
Chinese Taipei
Vietnam
B-S-J-G-China
Thailand
Malaysia
Indonesia
Peru
Matemati Membaca
ka
Sains
2012
201
5
2012
201 201
5
2
201
5
573
561
564
548
542
545
535
527
551
555
556
523
554
536
560
511
n.a.
427
421
375
368
524
532
542
495
531
415
n.a.
386
387
536
538
523
508
n.a.
441
441
396
384
517
516
497
467
494
409
n.a.
397
398
538
547
523
528
n.a.
444
420
382
373
516
538
532
525
516
421
n.a.
403
43
397
EGRA: Reading and Comprehension by
Region (RTI/USAID, 2014)
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
5.8%
20.7%
26.3%
47.2%
2.7%
16.9%
24.7%
55.6%
5.2%
24.1%
28.3%
42.4%
11.7%
26.5%
28.5%
33.3%
22.0%
27.5%
27.4%
23.1%
Reading fluently with comprehension
Reading with comprehension
Reading with limited comprehension
Nonreader
44
HASIL AKSI/INAP
2016
Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
45
HASIL AKSI/INAP
Perbandingan Capaian Literasi Membaca Antardaerah
2016
KALIMANTAN
UTARA
Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
46
PETA CAPAIAN - MEMBACA
Persentase Siswa dengan Kemampuan Literasi
Membaca Kurang
47
PETA CAPAIAN Persentase Siswa dengan Kemampuan Numerasi/Literasi
MATEMATIKA
Matematika Kurang
48
PETA CAPAIAN - IPA
Persentase Siswa dengan Kemampuan Literasi IPA Kurang
49
2016 PIAAC OECD SURVEY
Literacy proficiency by performance level
Level 4/5
100
50
80
60
40
20
Level 3
0
Level 1 or below
20
40
Percentage of the population
60
Level 2
80
2016 PIAAC OECD SURVEY
Numeracy proficiency by performance level
Level 4/5
100
51
80
60
40
Level 3
20
level 1 and below
0
20
40
Percentage of the population
Level 2
60
80
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
2017-2019
Agenda 1: Advokasi, Kampanye,
Sosialisasi dan KIE Perubahan
Perilaku
• Advokasi kepada pimpinan pusat &
daerah serta tokoh masyarakat
• Sosialisasi kepada PengelolaProgram
• Kampanye dan KIE kepada masyarakat
luas
Agenda 2: Penguatan
koordinasi lintas sektor
• Penguatan strategi koordinasi lintas
sektor
• Penyesuaian Gugus Tugas Gernas
dengan perkembangan yang ada
• Komunikasi dan koordinasi Pemerintah
dan Non-Pemerintah
• Komunikasi dan koordinasi di tingkat
daerah
Agenda 3: Pengembangan Program
Gizi Spesifik dan Sensitif yang
Terbukti Efektif
• Intervensi gizi spesifik dan sensitif
yang terbukti efektif
• Memperkuat program fortifikasi
pangan dan suplementasi
• Memperkuat cakupan program WASH
• Identifikasi intervensi di sektor
pertanian & ketahanan pangan
• Jaminan sosial yang berdampak
optimal terhadap percepatan
perbaikan gizi
• Pengembangan model dan scaling up
Agenda
4: Membangun
program
spesifik-sensitif
terintegrasi
pangkalan data percepatan
perbaikan gizi
• Pengembangan pangkalan data &
sistem informasi yang berisi data
terkait gizi
52
Mutu Pendidikan Dasar-Menengah & Kesejahteraan
Quality basic education → equal
opportunity → inclusive growth
Modal Apa Yang Sudah Kita
Miliki
• 1. Sejak 2009 Anggaran Pendidikan sudah
dijamin minimal sebesar 20 per sen dari
APBN dan APBD.
• 2. Dengan disahkannya UU Guru dan
Dosen maka kesejahteraan guru semakin
membaik karena mendapat tunjangan
profesi.
• 3. Disediakannya biaya operasional yg
semakin besar utk penyelenggaraan
pendidikan di semua satuan pendidikan.
• 4. Dana desa yg semakin besar bisa
digunakan utk mendukung
penyelenggaraan pendidikan yg bermutu.
TERIMA KASIH
57
TERHADAP KECERDASAN DAN
PRODUKTIVITAS KERJA
Prof. dr. Fasli Jalal, Ph.D.,
Gurubesar Univ Negeri Jakarta
Disampaikan pada Seminar Nasional HUT HIMPAUDI, Jakarta, 30 Agustus 2017
1
BAGAIMANA DENGAN
PENDUDUK INDONESIA?
3
KONDISI dan PERKEMBANGAN STRUKTUR PENDUDUK INDONESIA
PIRAMIDA PENDUDUK SP 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, 2010
1961
1990
Sumber. BPS, Sensus
1971
2000
1980
2010
4
STRUKTUR UMUR PROYEKSI PENDUDUK
INDONESIA, 2010-2035
2010
2025
2015
2030
2020
2035
SAMPAI TAHUN 2035 JUMLAH PENDUDUK PRODUKTIF INDONESIA AKAN MENJADI SANGAT BESAR
POTENSI PEREMPUAN UNTUK MENDORONG PEREKONOMIAN MENJADI SANGAT BESAR JIKA
MASUK PASAR KERJA
Sumber. Bappenas, dkk, 2013, Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035.
5
DEMOGRAFI INDONESIA 2010-2035
Keterangan:
TFR : Total Fertility Rate/ Angka Kelahiran Total
IMR : Infant Mortality Rate/ Angka Kematian Bayi
Sumber: Bappenas, 2014
D. BONUS DEMOGRAFI
• Akibat keberhasilan menurunkan angka kelahiran
dan bertumbuhnya kohort anak yang lahir pada
tahun 1970-an menjadi angkatan kerja, maka
Indonesia berpeluang memasuki periode Bonus
Demografi pada periode tahun 2012-2045.
• Bonus demografi adalah suatu kondisi ketika
jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) di
suatu wilayah lebih besar jika dibandingkan
dengan penduduk usia non-produktif (0-14 tahun
dan 65+ tahun).
• Puncak dari Bonus Demografi, akan terjadi
Jendela Peluang (window of opportunity), yaitu
kondisi ketika angka ketergantungan berada
pada tingkat terendah, yaitu 47 per 100
penduduk, yang diperkirakan akan terjadi selama
3 tahun dari 2028 sampai dengan tahun 2031
(Bappenas, BPS, Proyeksi Penduduk, 2014).
7
Populasi dalam Juta
Transisi Demografi akan menciptakan
Peluang BONUS DEMOGRAFI pada 20122045
Tren Jumlah Anak-Anak, Usia Kerja dan Manula, Indonesia,
1950-2050
250
200
Usia Kerja
150
Anakanak 014
100
50
Manula 65+
0
Tahun
8
Sumber : Prof. Sri Moertiningsih Adioetomo SE MA PhD Head of Masters Program on Population and Labor University of Indonesia; 2011
Perbedaan Rasio Ketergantungan
Menurut Provinsi (1)
Provinsi
Aceh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau
Jambi
Sumatera Selatan
Bengkulu
Lampung
Bangka Belitung
Kepulauan Riau
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
DI Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Bali
2010
2015
2020
56.3
58.0
57.7
54.1
50.7
51.3
51.3
51.2
48.7
46.8
37.4
50.0
49.9
45.9
46.1
48.6
47.2
54.7
56.4
55.6
51.6
47.3
49.6
47.9
49.6
46.1
49.6
39.8
47.6
48.1
45.0
44.2
46.4
45.6
53.5
55.3
54.7
49.7
44.6
48.4
46.0
48.6
44.9
46.4
41.9
46.6
47.7
45.4
43.7
45.4
43.4
Momen
Bonus
2025 2030 2035
Demogr
afi
50.9
53.6
53.6
48.4
43.2
47.3
45.1
47.2
44.2
41.8
42.2
46.3
48.4
46.8
44.4
43.8
42.2
48.0
51.6
51.9
47.0
42.5
45.9
44.5
45.6
43.4
38.2
40.2
46.2
49.9
47.7
46.1
41.7
43.2
45.9
50.8
50.5
46.5
42.6
45.4
44.4
45.4
43.1
38.0
39.6
46.8
51.7
48.4
48.3
41.0
45.8
2028
2021
2012
2016
2013
2016
2005
2008
1980an
2011
2012
1996
1998
2007
1990an9
Perbedaan Rasio Ketergantungan
Menurut Provinsi (2)
Provinsi
Nusa Tenggara
Barat
Nusa Tenggara
Timur
Kalimantan Barat
Kalimantan
Tengah
Kalimantan
Selatan
Kalimantan Timur
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Barat
Momen
Bonus
2035
Demog
rafi
2010
2015
2020
2025
2030
55.6
53.7
52.2
50.3
48.6
48.0
2027
70.6
66.7
63.5
61.8
61.7
61.5
-
52.6
50.9
49.8
48.8
47.3
46.6
2022
50.3
46.2
43.4
41.6
40.3
39.9
2011
49.2
48.7
47.7
46.2
44.6
44.7
2006
48.7
48.0
52.5
56.0
63.5
51.8
60.4
63.1
61.1
53.7
46.2
46.6
50.4
52.9
60.4
48.6
56.0
59.8
58.7
49.9
44.5
46.3
49.7
51.3
58.0
47.6
53.9
58.1
56.0
47.1
43.7
46.9
49.4
50.4
54.6
47.6
52.7
57.4
53.5
45.5
43.0
47.3
48.4
49.6
52.7
47.7
51.5
55.9
51.6
44.4
43.3
48.4
48.6
49.6
51.7
47.8
51.0
54.3
50.8
43.6
2005
2000
2025
2030
2014
10
2016
BONUS DEMOGRAFI AKAN
TEREALISIR BILA:
Suplai tenaga kerja yang besar
dan berkualitas akan
meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan masyarakat
Perempuan yang semakin
terdidik memasuki pasar kerja
lebih banyak shg membantu
peningkatan pendapatan
keluarga
Tabungan masyarakat
meningkat dan diinvestasikan
secara produktif
Kebijakan investasi pemerintah
Pengalaman Internasional
Turunnya dependency ratio
berkontribusi bagi pertumbuhan
ekonomi
1960 - 2000
Pert.
GDP/th
(%)
Kontribusi (%) Bonus
Demografi thd pert.
ekonomi
Cina
7.0
9.2
Korsel
7.3
13.2
Singapu
ra
8.2
13.6
Thailan
d
6.6
15.5
Sumber:
1. UN Population Prospect Rev. 10 dan Mawson &
Kinugasa 2005
2. Mawson, A and Kinugasa T, 2005. East Asian
Economic Development: Two Demographic Dividend
12
AKAN MENJADI BONUS ATAU BENCANA?
13
INDEKS PEMBANGUNAN
MANUSIA NEGARA ASEAN
2014
2015
NEGARA + 3 +2013
SRI LANKA
SINGAPORE
9
4
5
BRUNEI
30
30
30
MALAYSIA
62
59
59
THAILAND
89
88
87
VIETNAM
121
115
115
LAO PDR
139
137
138
PHILIPPINES
117
114
116
CAMBODIA
138
143
143
MYANMAR
150
146
145
INDONESIA
108
110
113
CHINA
101
91
90
JAPAN
10
17
17
KOREA
12
18
18
SRI LANKA
92
72
73
Peringkat Global IPM
Indonesia
124
125
121
Tahu
n
120
PERINGKAT
2009
115
113
111
110
110
108
108
105
100
2009
2010
2011
2014
TAHUN
2013
2014
Peringk
at
Kemajuan
111/181 Negara
2010
108/169
Negara
Naik 3 level
2011
124/187
Negara
Turun 16
level
2012
121/187
Negara
Naik 3 level
2013
108/ 187
Negara
Naik 3 level
2014
110/188
Negara
Turun 2 level
2015
113/188
Negara
Turun 3 level
2015
ANGKA KEMATIAN BAYI DAN ANAK DI
INDONESIA
TAHUN 1991-2012
Sumber data: SDKI Tahun 1991, 1994, 1997, 2002, 2007 dan 2012
16
KECENDERUNGAN PREVALENSI BALITA
STUNTING DI INDONESIA MENURUT
PROVINSI
19
Sumber Data : Riskesdas 2013
20
BEBERAPA BENTUK GIZI BURUK
PADA ANAK BALITA DI INDONESIA
18 BULAN
24 BULAN
16 BULAN
SANGAT KURUS
SANGAT KURUS
MARASMUS
21
Gizi buruk : Kwashiorkor
Rambut
Wajah
‘Puffy’
Edema
22
Marasmus
23
Deficiency of vitamin A is still
prevalence among Indonesian
children under 5
24
KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH GIZI
1000
1000HARI
HARIPERTAMA
PERTAMA
KEHIDUPAN,
KEHIDUPAN,PENTING!!!
PENTING!!!
Dampak jangka
pendek
Gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan
(janin dan
bayi 2 tahun)
Mati
Dampak jangka
panjang
Perkembangan
otak
Kognitif dan
Prestasi belajar
Pertumbuhan
massa tubuh
dan komposisi badan
Kekebalan
Kapasitas kerja
Metabolisme
glukosa, lipids, protein
Hormon/receptor/gen
Sumber: Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
Diabetes, Obesitas,
Penyakit jantung dan
pembuluh darah,
kanker, stroke,
dan disabilitas lansia
26
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
OTAK SEJAK JANIN SAMPAI LAHIR
27
Pertumbuhan dan Perkembangan
Sel Syaraf Muda menjadi Sel Syaraf Dewasa
28
TRANSMISI BIO-ELEKTRIK DI
SINAPS
29
http://tweenteacher.com/2009/02/18/starting-from-scratch-in-teacher-training/
30
31
Anak Usia 3 Tahun
Terabaikan
Norma
l
http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021
32
Transisi Epidemiologi
•
•
Kematian akibat penyakit tidak menular semakin meningkat
Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan
perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang
aktifitas fisik, merokok, dll)
Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015
1990
Cedera;
7.00%
Penyakit
Menular;
56.00%
Penyakit Tidak
Menular;
37.00%
2000
Cedera;
8.00%
Penyakit
Menular;
43.00%
2010
Penyakit
Menular;
33.00%
Penyakit Tidak
Menular;
49.00%
Cedera;
9.00%
Penyakit Tidak
Menular;
58.00%
2015
Cedera;
12.60%
Penyakit
Menular;
30.30%
Penyakit Tidak
Menular;
57.10%
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country
Profiles (2014)
Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs)
hilangnya hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
33
Perubahan Beban Penyakit
• Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll)
menjadi penyebab kematian dan kesakitan terbesar
• Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar
kematian dan kecacatan (stroke, kecelakaan, jantung,
kanker, diabetes)
Sumber
data:kuat,
Global burden
diseases (2010) dan
Health
Review
(2014)
• Tanpa
upaya
tren of
peningkatan
PTM
keSector
depan
masih
Peringka
Tahun 1990
Tahun 2010
Tahun 2015
t terjadi
1
ISPA
1
Stroke
1
Stroke
2
Tuberkulosis
2
Tuberkulosis
2
Kecelakaan Lalin
3
Diare
3
Kecelakaan Lalin
3
Jantung Iskemik
4
Stroke
4
Diare
4
Kanker
5
Kecelakaan Lalin
5
Jantung Iskemik
5
Diabetes Melitus
6
Komplikasi Kelahiran
6
Diabetes Melitus
6
Tuberkulosis
7
Anemia Gizi Besi
7
Low Back Pain
7
ISPA
8
Malaria
9
ISPA
8
Depresi
Komplikasi
Kelahiran
9
Asfiksia dan Trauma Kelahiran
13
Jantung Iskemik
12
Diabetes Melitus
16
26 Malaria
10 Penyakit Paru Obstruksi
Keterangan: Pengukuran beban penyakit dengan Disability-adjusted Life Years (DALYs)
hilangnya
Kronis
hidup dalam tahun akibat kesakitan dan kematian prematur
TANTANGAN
PENINGKATAN
AKSES DAN
PEMERATAAN
PENDIDIKAN
35
F. Jadwal &
Skenario Pemenuhan Kebutuhan Mencapai
Organisasi
Komposisi
INDONESIA
MALAYSIA
OECD
36
Diolah dari: Encyclopedia of Nations, http://www.nationsencyclopedia.com/ diakses Januari 2011
Perkembangan Komposisi Tenaga Kerja
Indonesia
(Sumber: data BPS, Proyeksi 2025 PBB, Target APK)
37
TANTANGAN
PENINGKATAN
MUTU PENDIDIKAN
38
Kecakapan Abad 21
1
3
2
Kualitas Karakter
Kompetensi
Literasi Dasar
Bagaimana menghadapi lingkungan
yang terus berubah.
Bagaimana mengatasi tantangan
yang kompleks.
Bagaimana menerapkan
keterampilan inti untuk kegiatan
sehari-hari.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
1.
1.
2.
3.
4.
Iman & taqwa
Pancasilais - cinta tanah air
Kesadaran sosial&budaya
Kepemimpinan
Inisiatif
Rasa ingin tahu
Gigih
Kemampuan beradaptasi
...
Agenda
Kurikulum
2.
3.
4.
Berpikir
kritis/memecahkan
masalah
Kreativitas
Komunikasi
Kolaborasi
...
Pembelajaran
Perbukuan
Monitor & feedback K13
Pembelajaran abad 21
Buku
Kurikulum kontekstual – KTSP Pembelajaran dinamis saintifik Buku
Kurikulum vokasi
Wholistic learning
Buku
Kurikulum inklusif futuristik
Buku
5.
6.
7.
Baca tulis
Berhitung
Literasi sains
Literasi informasi
teknologi dan komunikasi
Literasi keuangan
Literasi budaya dan
kewarganegaraan
...
Penilaian
pendamping kurikulum Penilain Kelas & Sekolah
INAP
teks
Ujian Nasional
pengayaan
Survei Internasional
bacaan
Hasil pembelajaran masih berada
di bawah negara-negara lain
Indonesia berada di peringkat 3
terbawah untuk rata-rata skor PISA
(Math, Science, Read)
Lebih dari ¾ siswa berada di “low” level
pada matematika (TIMSS) dan tidak ada
yang berada di “advanced” level
TIMSS 2011, Math results
Share of students at each level
Source: OECD PISA 2012
Source: TIMSS 2011
How is that going to happen?
Country
Average (of
these
countries)
Peru
Indonesia
Colombia
Tunisia
Argentina
Jordan
Brazil
Uruguay
Malaysia
Mexico
Costa Rica
Average score Average
across
annual
Reading,
progress in
Mathematics points per
and Science year across
(OECD
the three
average=500) domains
404
375
384
393
397
397
398
402
412
413
417
426
Acceleration
Years to move Progress in to reach
from country points per
learning goal
average to
year to reach of average
500 at current 500 in 25
PISA of 500 in
averge pace years
25 years
0.9
2.5
0.4
1.9
3.0
0.7
0.7Forever
2.5
1.8Forever
0.3Forever
1.7
0.9Forever
91
50
317
55
35
155
39
49
3.8
5.0
4.6
4.3
4.1
4.1
4.1
3.9
3.5
3.5
3.3
3.0
2.9
2.5
4.3
2.4
1.1
3.5
4.8
1.4
5.3
3.8
1.6
3.9
Pergerakan Skor PISA OECD
Indonesia 2000-2015
410
400
393
Sokr
390
403
395
391
383
382
380
371
367
370
360
397
393
371
382
386
375
Literasi Membaca
Literasi Sains
Literasi Matematika
360
350
340
330
PISA 2000
PISA 2003
PISA 2006
PISA 2009
PISA 2012
PISA 2015
Partisipasi Indonesia pada Survei PISA OECD 2000-2015
42
Perbandingan Peringkat
PISA 2012 & 2015
Peringkat
PISA 2015
Negara
(Matematika &
Sains)
1
2
3
4
4
8
n.a.
47
n.a.
69
71
Singapura
Hong KongChina
Korea
Jepang
Chinese Taipei
Vietnam
B-S-J-G-China
Thailand
Malaysia
Indonesia
Peru
Matemati Membaca
ka
Sains
2012
201
5
2012
201 201
5
2
201
5
573
561
564
548
542
545
535
527
551
555
556
523
554
536
560
511
n.a.
427
421
375
368
524
532
542
495
531
415
n.a.
386
387
536
538
523
508
n.a.
441
441
396
384
517
516
497
467
494
409
n.a.
397
398
538
547
523
528
n.a.
444
420
382
373
516
538
532
525
516
421
n.a.
403
43
397
EGRA: Reading and Comprehension by
Region (RTI/USAID, 2014)
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
5.8%
20.7%
26.3%
47.2%
2.7%
16.9%
24.7%
55.6%
5.2%
24.1%
28.3%
42.4%
11.7%
26.5%
28.5%
33.3%
22.0%
27.5%
27.4%
23.1%
Reading fluently with comprehension
Reading with comprehension
Reading with limited comprehension
Nonreader
44
HASIL AKSI/INAP
2016
Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
45
HASIL AKSI/INAP
Perbandingan Capaian Literasi Membaca Antardaerah
2016
KALIMANTAN
UTARA
Sumber: http://puspendik.kemdikbud.go.id/inap-sd/
46
PETA CAPAIAN - MEMBACA
Persentase Siswa dengan Kemampuan Literasi
Membaca Kurang
47
PETA CAPAIAN Persentase Siswa dengan Kemampuan Numerasi/Literasi
MATEMATIKA
Matematika Kurang
48
PETA CAPAIAN - IPA
Persentase Siswa dengan Kemampuan Literasi IPA Kurang
49
2016 PIAAC OECD SURVEY
Literacy proficiency by performance level
Level 4/5
100
50
80
60
40
20
Level 3
0
Level 1 or below
20
40
Percentage of the population
60
Level 2
80
2016 PIAAC OECD SURVEY
Numeracy proficiency by performance level
Level 4/5
100
51
80
60
40
Level 3
20
level 1 and below
0
20
40
Percentage of the population
Level 2
60
80
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi
2017-2019
Agenda 1: Advokasi, Kampanye,
Sosialisasi dan KIE Perubahan
Perilaku
• Advokasi kepada pimpinan pusat &
daerah serta tokoh masyarakat
• Sosialisasi kepada PengelolaProgram
• Kampanye dan KIE kepada masyarakat
luas
Agenda 2: Penguatan
koordinasi lintas sektor
• Penguatan strategi koordinasi lintas
sektor
• Penyesuaian Gugus Tugas Gernas
dengan perkembangan yang ada
• Komunikasi dan koordinasi Pemerintah
dan Non-Pemerintah
• Komunikasi dan koordinasi di tingkat
daerah
Agenda 3: Pengembangan Program
Gizi Spesifik dan Sensitif yang
Terbukti Efektif
• Intervensi gizi spesifik dan sensitif
yang terbukti efektif
• Memperkuat program fortifikasi
pangan dan suplementasi
• Memperkuat cakupan program WASH
• Identifikasi intervensi di sektor
pertanian & ketahanan pangan
• Jaminan sosial yang berdampak
optimal terhadap percepatan
perbaikan gizi
• Pengembangan model dan scaling up
Agenda
4: Membangun
program
spesifik-sensitif
terintegrasi
pangkalan data percepatan
perbaikan gizi
• Pengembangan pangkalan data &
sistem informasi yang berisi data
terkait gizi
52
Mutu Pendidikan Dasar-Menengah & Kesejahteraan
Quality basic education → equal
opportunity → inclusive growth
Modal Apa Yang Sudah Kita
Miliki
• 1. Sejak 2009 Anggaran Pendidikan sudah
dijamin minimal sebesar 20 per sen dari
APBN dan APBD.
• 2. Dengan disahkannya UU Guru dan
Dosen maka kesejahteraan guru semakin
membaik karena mendapat tunjangan
profesi.
• 3. Disediakannya biaya operasional yg
semakin besar utk penyelenggaraan
pendidikan di semua satuan pendidikan.
• 4. Dana desa yg semakin besar bisa
digunakan utk mendukung
penyelenggaraan pendidikan yg bermutu.
TERIMA KASIH
57