Buku Pembekalan Pengajaran Mikro-PPL I kateren 2 2014 edit
66 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
(4) KERANGKA DASAR KURIKULUM
(a) Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan
generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat
dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 27
a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2) Acuan Operasional Penyusunan KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan disusun dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, 2. Peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
peserta didik, 3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan,
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional, 5. Tuntutan dunia kerja, 6.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 7. Agama, 8. Dinamika
perkembangan global, 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, 10.
Kondisi sosial budaya masyarakat setempat, 11. Kesetaraan Jender, 12.
Karakteristik satuan pendidikan
3) Struktur dan Muatan KTSP
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari
kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata
pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar
28 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
a) Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat
satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam
Standar Isi.
b) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.
c) Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri
terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada
peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan
khusus peserta didik.
d) Pengaturan Beban Belajar
(1) Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar
maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 65
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi
yang relevan bagi peserta didik.
(2) Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3.mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
(3) Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
64 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/ media lainnya);
pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
pola
pembelajaran
pasif menjadi pembelajaran
aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;
pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational
leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 29
(2) Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan
o l e h S M P / M Ts / S M P L B k a t e g o r i m a n d i r i , d a n o l e h
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam
sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
(3) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbang-kan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi.
(4) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0%- 40%,
SMP/MTs/SMPLB 0%-50% dan SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK 0%-60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi,
(5) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka,
(6) Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/ MA/SMK/MAK yang
menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut.
(a) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
(b) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap
muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
e) Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan Kelulusan
Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan mengacu kepada standar
penilaian yang dikembangkan oleh BSNP.
30 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 63
f) Pendidikan Kecakapan Hidup
(1) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,
SMK/SMAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik
dan/atau kecakapan vokasional,
(2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan
semua mata pelajaran,
(3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal
lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini
jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari
usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia
65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.
g) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
(1) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global,
(2) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran,
(3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait
dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International
Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
d. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana
tercantum dalam Standar Isi.
e. Pengembangan Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Dalam mengembangkan silabus hendaknya memperhatikan prinsipprinsip: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Memadai, Aktual dan
Kontekstual, Fleksibel, Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan
ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Untuk menetapkan unit waktu silabus mengikuti ketentuan sebagai
berikut.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
62 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
b. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
1) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada
seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan
penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.
2) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
3) Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat Kompetensi
mampu memberikan hasil yang komprehensif sebagaimana hasil studi
lain dalam skala internasional.
10. KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH
(a) PENDAHULUAN
(1) Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan
pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 31
1) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus dilaksanakan bersamasama oleh guru kelas/guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama
pada tingkat satuan pendidikan untuk satu sekolah atau kelompok
sekolah dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing
sekolah.
2) Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan
silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus
berdasarkan satuan kompetensi.
f. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi;
b) keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
c) keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
2) Mengidentifikasi Materi Pokok
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: (a) tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik, (b). kebermanfaatan bagi peserta didik, (c) struktur keilmuan,
(d) kedalaman dan keluasan materi, (e) relevansi dengan kebutuhan
peserta didik dan tuntutan, (f) lingkungan, dan (g) alokasi waktu.
3) Mengembangankan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan
peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.
32 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
4)
5)
6)
7)
Rumusan pengalaman belajar juga mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar peserta didik.
Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan/atau respon yang dilakukan
atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik,
dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap,
penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio,
dan penilaian diri.
Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk menguasai kompetensi
dasar.
Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak
dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
g. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
1) Mencantumkan identitas
a)
Nama sekolah
b)
Mata Pelajaran
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 61
g. melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta
didik dan dinas pendidikan.
h. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan
kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM
yang telah ditetapkan;
3) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
4) lulus Ujian Nasional.
i. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta
didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan
j. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
3. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah Penilaian hasil belajar
oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan ujian mutu Tingkat
Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Ujian Nasional
1) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang
menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur,
dan adil.
2) Hasil UN digunakan untuk:
a) salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
b) salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya;
c) pemetaan mutu; dan
d) pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.
3) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat
nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan soalnya
disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan
komposisi tertentu yang ditentukan oleh Pemerintah.
4) Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh
Pemerintah.
5) Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program
dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat
peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang
berkepentingan.
60 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu
pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang
diintegrasikan dalam tema tersebut.
d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai
balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang
dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan
pembelajaran.
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu.
2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial.
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru
Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang
ditentukan.
g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua
pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam
bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
2. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan Penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetens dengan
mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;
b. mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan
ujian akhir sekolah/madrasah;
c. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian
Sekolah/Madrasah;
d. menentukan kriteria kenaikan kelas;
e. melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat ompetensi
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
f. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada
dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
2)
3)
4)
5)
6)
7)
c) Kelas/Semester
d) Standar Kompetensi
e) Kompetensi Dasar
f) Indikator
g) Alokasi Waktu
Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Mencantumkan Materi Pembelajaran
Mencantumkan Metode Pembelajaran
Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Mencantumkan Sumber Belajar
Mencantumkan Penilaian
CONTOH FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
: 1.
2.
Alokasi Waktu :
A. Tujuan Pembelajaran
1.
2.
B. Materi Ajar
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat:
2. Sumber Belajar:
F. Penilaian
1. Teknik:
2. Bentuk Instrumen:
3. Instrumen/Soal:
4. Kunci Jawaban:
Mengetahui
Kepala Sekolah
(.........................)
NIP. ....................
........,....................
Guru Mata Pelajaran
: 33
34 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
2. KTSP Sekolah Menengah Kejuruan
Pada pedoman pendoman penyusunan KTSP, disebutkan bahwa salah
satu acuan operasional penyusunan adalah karakteristik satuan pendidikan
atau sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki karakteristik yang
berbeda dengan SMA/MA. Karakteristik SMK adalah sebagai berikut.
a. Mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja
b. Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”
c. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
d. Kesuksesan siswa pada “Hands-On” atau performa dunia kerja
e. Hubungan erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan
Kejuruan
f. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi
g. Learning By Doing dan Hands On Experience
h. Membutuhkan pasilitas mutakhir untuk praktek
i. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari
pendidikan umum.
Karakteristik tersebut memberikan implikasi dalam pengembangan
kurikulum dengan silabusnya. Paparan berikut memberikan tambahan
informasi yang perlu diperhatikan pada SMK dalam KTSP dan silabusnya.
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
b. Struktur KTSP SMK
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau empat tahun, mulai
kelas X sampai dengan kelas XII atau sampai kelas XIII. Mapel dibagi 3
kelompok program:
Normatif :
P. Agama, PKn, B Indonesia, Penjasorkes, Seni Budaya.
Adaptif
B. Inggris, Matematika, IPA, IPS, KKPI, Kewirausahaan.
:
Produktif :
Sejumlah Mapel Dasar Kompetensi Kejuruan dan
Kompetensi Kejuruan.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 59
(8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
(9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(c) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai
dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
(d) Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
a. menyusun kisi-kisi ujian;
b. mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
c. melaksanakan ujian;
d. mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta
didik; dan
e. melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
(e) Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS).
(f) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
(g) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam
bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan
pemerintah.
(5)Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
1. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik Penilaian hasil belajar
oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam
membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awalsemester. Setelah
menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai
dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman
penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan
penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran
dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi
pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta
didik.
58 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
3)
1)
2)
3)
maupun lisan dalam waktu tertentu.
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut
dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta
didik terhadap lingkungannya. Instrumen penilaian harus memenuhi
persyaratan:
substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
4) Mekanisme dan Prosedur Penilaian
(a) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau
lembaga mandiri.
(b) Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian sekolah, dan ujian nasional.
(1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
(2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.
(3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
(4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
(5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
(6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir
kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI
(tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah.
Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat
4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.
(7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh
Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII
(tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 35
c. Mata pelajaran dan alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK
1) Alokasi waktu kelompok adaptif dan produktif disesuaikan dengan
kebutuhan Program Keahlian (PK), dapat diselenggarakan dalam blok
waktu atau alternatif lain.
2) Materi Dasar dan Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan PK
untuk memenuhi standar kompetensi kerja.
3) Evaluasi dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi
atau beberapa kompetensi dasar.
4) Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk Pendidikan Sistem
Ganda.
5) Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka,
praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri
ekuivalen 36 jp per minggu.
6) Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu.
7) Lama penyelenggaraan pendidikan SMK 3 tahun, maksimum 4 tahun.
8) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap
PK.
9) Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai
dengan kebutuhan program keahlian.
10) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standar
kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang
dari 1000 jam.
11) Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per
minggu.
12) Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam
pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktIk di sekolah
atau empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu
jam tatap muka.
d. Pengaturan Beban Belajar
1) SMK kategori standar menggunakan pengaturan beban belajar dalam
sistem paket dan dapat menggunakan pengaturan beban belajar
dalam sistem kredit semester (SKS).
2) Jam pembelajaran setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana pada struktur kurikulum.
36 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
3) Satuan pendidikan dapat menambah 4 jp per minggu secara
keseluruhan.
4) Pemanfaatan jp tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi.
5) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap
muka.
e. Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Penjurusan
1) Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat terkait.
2) Sesuai ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus setelah:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) memperoleh nilai minimal baik kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika,
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c) lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran IPTEK; dan
lulus Ujian Nasional.
3) Penjurusan pada SMK didasarkan pada spektrum pendidikan kejuruan
yang diatur oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
f. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari mata pelajaran yang ada atau terlalu banyak sehingga harus menjadi
mata pelajaran tersendiri.
g. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi, dll, yang bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik.
2) KTSP SMK dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal
dan global.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 57
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri.
3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi
pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
56 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
(2). Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
(a) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
(b) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
(c) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
(d) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
(e) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
(f) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria
(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan
pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan
dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
(3) Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
(a) Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta
didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk
pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses.
(b) Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen yang digunakan
untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai berikut.
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta
didik dan jurnal.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 37
3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal.
h. Kegiatan Pengembangan Diri
1) Pengembangan Kreativitas, dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa,
pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa, dan pentas seni.
2) Pengembangan Karir, dapat dilakukan antara lain melalui pemberian
informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan,
bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.
i. Penyusunan Silabus
1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada di
Standar Isi;
b) keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
c) keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
2) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (Kriteria
Kinerja)
a) Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d) Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi.
e) Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
3) Menentukan Jenis Penilaian
a) Berdasarkan indikator.
b) Tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, projek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
38 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
c)
d)
e)
f)
Sistematis dan berkesinambungan tentang proses dan hasil belajar.
Mengukur pencapaian kompetensi.
Acuan kriteria (PAP).
Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses)
misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan.
4) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar/subkompetensi dengan
mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik ;
c) kebermanfaatan bagi peserta didik;
d) struktur keilmuan;
e) aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran;
f) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan,
khususnya dunia kerja;
g) alokasi waktu.
5) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
a) Pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya.
b) Bervariasi dan berpusat pada peserta didik, memuat kecakapan hidup
yang perlu dikuasai peserta didik.
c) Memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar
dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
d) Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar/subkom-petensi.
e) Sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
f) Minimal mengandung dua unsur: kegiatan siswa dan materi.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 55
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
(c) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
(d) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
(e) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
(f) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
(g) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
(h) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
(i) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
(j) Ujian Nasional
yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka
menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
secara nasional.
(k) Ujian Sekolah/Madrasa merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.
54 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Selanjutnya, Pasal 3 menegaskan
bahwa pendidikan nasional “berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Fungsi dan
tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk
merumuskan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional
Pendidikan “berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu”. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 8 (delapan) standar, salah
satunya adalah Standar Penilaian yang bertujuan untuk menjamin:
1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;
2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan
3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
Standar Penilaian Pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi
pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
9) STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
(1) Pengertian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang
diuraikan sebagai berikut.
(a) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output)
pembelajaran.
(b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 39
6) Menentukan Alokasi Waktu
a) Penentuan alokasi waktu setiap kompetensi dasar/subkompetensi
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata
pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar/subkompetensi, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan kompetensi dasar/subkompetensi.
b) Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar/subkompetensi yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam
7) Menentukan Sumber Belajar
a) Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
b) Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber,
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
c) Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar/subkompetensi serta materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
j. Unit Waktu Silabus
1) Silabus Mata Pelajaran
a) Disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan.
b) Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru yang
mengajarkan mata pelajaran yang sama pada tingkat satuan
pendidikan untuk satu atau kelompok sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik masing-masing sekolah
2) Implementasi Pembelajaran Per Semester
a) Penggalan silabus program normatif dan adaptif sesuai dengan
SKKD serta aloka
(4) KERANGKA DASAR KURIKULUM
(a) Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum,
proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan
peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia
yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa
depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu
menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan
generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi
muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat
dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 27
a) Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
b) Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
c) Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan kejuruannya.
2) Acuan Operasional Penyusunan KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan disusun dengan memperhatikan
hal-hal sebagai berikut.
Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia, 2. Peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
peserta didik, 3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan,
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional, 5. Tuntutan dunia kerja, 6.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, 7. Agama, 8. Dinamika
perkembangan global, 9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, 10.
Kondisi sosial budaya masyarakat setempat, 11. Kesetaraan Jender, 12.
Karakteristik satuan pendidikan
3) Struktur dan Muatan KTSP
Struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah tertuang dalam Standar Isi, yang dikembangkan dari
kelompok mata pelajaran sebagai berikut.
a) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c) Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
d) Kelompok mata pelajaran estetika
e) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan
dan/atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP No. 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 7.
Muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan meliputi sejumlah mata
pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar
28 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal
dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum.
a) Mata pelajaran
Mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing tingkat
satuan pendidikan tertera pada struktur kurikulum yang tercantum dalam
Standar Isi.
b) Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam
mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan
pendidikan.
c) Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan pengembangan diri
terutama ditujukan untuk pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Pengembangan diri untuk satuan pendidikan khusus menekankan pada
peningkatan kecakapan hidup dan kemandirian sesuai dengan kebutuhan
khusus peserta didik.
d) Pengaturan Beban Belajar
(1) Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan
pendidikan SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB baik kategori standar
maupun mandiri, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 65
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi
yang relevan bagi peserta didik.
(2) Karakteristik Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan
intelektual dan psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar;
3.mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi inti;
7. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
(3) Tujuan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar
memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
64 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakatlingkungan alam, sumber/ media lainnya);
pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring
(peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang
dapat dihubungi serta diperoleh melalui internet);
pola
pembelajaran
pasif menjadi pembelajaran
aktif-mencari
(pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model
pembelajaran pendekatan sains);
pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;
pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users)
dengan memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap
peserta didik;
pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan
pendidikan. Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata
kelola sebagai berikut:
1) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang
bersifat kolaboratif;
2) penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational
leader); dan
3) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan
proses pembelajaran.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 29
(2) Beban belajar dalam sistem kredit semester (SKS) dapat digunakan
o l e h S M P / M Ts / S M P L B k a t e g o r i m a n d i r i , d a n o l e h
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori standar. Beban belajar dalam
sistem kredit semester (SKS) digunakan oleh
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK kategori mandiri.
(3) Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan
pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam
pembelajaran tambahan mempertimbang-kan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi.
(4) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0%- 40%,
SMP/MTs/SMPLB 0%-50% dan SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK 0%-60%
dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik dalam mencapai kompetensi,
(5) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka,
(6) Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/ MA/SMK/MAK yang
menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut.
(a) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20
menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
(b) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap
muka, 25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur.
e) Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan Kelulusan
Kenaikan kelas, penjurusan, dan kelulusan mengacu kepada standar
penilaian yang dikembangkan oleh BSNP.
30 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 63
f) Pendidikan Kecakapan Hidup
(1) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/ SMALB,
SMK/SMAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup, yang
mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan akademik
dan/atau kecakapan vokasional,
(2) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan
semua mata pelajaran,
(3) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal
lain dan/atau nonformal yang sudah memperoleh akreditasi.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini
jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari
usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia
65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai 70%.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah
ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki
kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi
beban.
g) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
(1) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat memasukkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global,
(2) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran,
(3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik
dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal yang sudah
memperoleh akreditasi.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat
terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC),
dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait
dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International
Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
d. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai
dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana
tercantum dalam Standar Isi.
e. Pengembangan Silabus
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi
dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Dalam mengembangkan silabus hendaknya memperhatikan prinsipprinsip: Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Memadai, Aktual dan
Kontekstual, Fleksibel, Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan
ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
Untuk menetapkan unit waktu silabus mengikuti ketentuan sebagai
berikut.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan
terhadap materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
62 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
b. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
1) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada
seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan dan
penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.
2) Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik
menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran.
3) Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat Kompetensi
mampu memberikan hasil yang komprehensif sebagaimana hasil studi
lain dalam skala internasional.
10. KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH
(a) PENDAHULUAN
(1) Latar Belakang
1. Pengertian Kurikulum
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan
pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran,
sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun ajaran 2013/2014
memenuhi kedua dimensi tersebut.
2. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8
(delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 31
1) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan. Penyusunan silabus dilaksanakan bersamasama oleh guru kelas/guru yang mengajarkan mata pelajaran yang sama
pada tingkat satuan pendidikan untuk satu sekolah atau kelompok
sekolah dengan tetap memperhatikan karakteristik masing-masing
sekolah.
2) Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan
silabus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk
mata pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur
kurikulum. Khusus untuk SMK/MAK menggunakan penggalan silabus
berdasarkan satuan kompetensi.
f. Langkah-langkah Pengembangan Silabus
1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran
sebagaimana tercantum pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal
berikut:
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi;
b) keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
c) keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata
pelajaran.
2) Mengidentifikasi Materi Pokok
Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar dengan mempertimbangkan: (a) tingkat
perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual peserta
didik, (b). kebermanfaatan bagi peserta didik, (c) struktur keilmuan,
(d) kedalaman dan keluasan materi, (e) relevansi dengan kebutuhan
peserta didik dan tuntutan, (f) lingkungan, dan (g) alokasi waktu.
3) Mengembangankan Pengalaman Belajar
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan
peserta didik dalam berinteraksi dengan sumber belajar melalui
pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan mengaktifkan peserta didik.
Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.
32 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
4)
5)
6)
7)
Rumusan pengalaman belajar juga mencerminkan pengelolaan
pengalaman belajar peserta didik.
Merumuskan Indikator Keberhasilan Belajar
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang
menunjukkan tanda-tanda, perbuatan dan/atau respon yang dilakukan
atau ditampilkan oleh peserta didik. Indikator dikembangkan sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan, potensi daerah dan peserta didik,
dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat
diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat
penilaian.
Penentuan Jenis Penilaian
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap,
penilaian hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio,
dan penilaian diri.
Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu
dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk menguasai kompetensi
dasar.
Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak
dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi
dan kompetensi dasar serta materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
g. Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
1) Mencantumkan identitas
a)
Nama sekolah
b)
Mata Pelajaran
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 61
g. melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta
didik dan dinas pendidikan.
h. menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat
dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan
kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan
kompetensi pengetahuan dan keterampilan minimal sama dengan KKM
yang telah ditetapkan;
3) lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
4) lulus Ujian Nasional.
i. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta
didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan
j. menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan
bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
3. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah Penilaian hasil belajar
oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan ujian mutu Tingkat
Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a. Ujian Nasional
1) Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang
menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur,
dan adil.
2) Hasil UN digunakan untuk:
a) salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
b) salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan
berikutnya;
c) pemetaan mutu; dan
d) pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.
3) Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat
nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan soalnya
disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah dengan
komposisi tertentu yang ditentukan oleh Pemerintah.
4) Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh
Pemerintah.
5) Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program
dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat
peta daya serap UN dan menyampaikan hasilnya kepada pihak yang
berkepentingan.
60 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu
pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang
diintegrasikan dalam tema tersebut.
d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui
kemajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai
balikan (feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yang
dilaporkan kepada pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikan
pembelajaran.
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1) nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian
kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil
pembelajaran tematik-terpadu.
2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap
sosial.
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru
Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada periode yang
ditentukan.
g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua
pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam
bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
2. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan Penilaian hasil
belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetens dengan
mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;
b. mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan
ujian akhir sekolah/madrasah;
c. menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan
peserta didik dari ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian
Sekolah/Madrasah;
d. menentukan kriteria kenaikan kelas;
e. melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat ompetensi
kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
f. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada
dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
2)
3)
4)
5)
6)
7)
c) Kelas/Semester
d) Standar Kompetensi
e) Kompetensi Dasar
f) Indikator
g) Alokasi Waktu
Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
Mencantumkan Materi Pembelajaran
Mencantumkan Metode Pembelajaran
Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Mencantumkan Sumber Belajar
Mencantumkan Penilaian
CONTOH FORMAT RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/ Semester
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
:
:
:
:
:
: 1.
2.
Alokasi Waktu :
A. Tujuan Pembelajaran
1.
2.
B. Materi Ajar
C. Metode Pembelajaran
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
3. Penutup
E. Alat dan Sumber Belajar
1. Alat:
2. Sumber Belajar:
F. Penilaian
1. Teknik:
2. Bentuk Instrumen:
3. Instrumen/Soal:
4. Kunci Jawaban:
Mengetahui
Kepala Sekolah
(.........................)
NIP. ....................
........,....................
Guru Mata Pelajaran
: 33
34 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
2. KTSP Sekolah Menengah Kejuruan
Pada pedoman pendoman penyusunan KTSP, disebutkan bahwa salah
satu acuan operasional penyusunan adalah karakteristik satuan pendidikan
atau sekolah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki karakteristik yang
berbeda dengan SMA/MA. Karakteristik SMK adalah sebagai berikut.
a. Mempersiapkan peserta didik memasuki lapangan kerja
b. Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-Market-Driven”
c. Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja
d. Kesuksesan siswa pada “Hands-On” atau performa dunia kerja
e. Hubungan erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan
Kejuruan
f. Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi
g. Learning By Doing dan Hands On Experience
h. Membutuhkan pasilitas mutakhir untuk praktek
i. Memerlukan biaya investasi dan operasional yang lebih besar dari
pendidikan umum.
Karakteristik tersebut memberikan implikasi dalam pengembangan
kurikulum dengan silabusnya. Paparan berikut memberikan tambahan
informasi yang perlu diperhatikan pada SMK dalam KTSP dan silabusnya.
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan SMK
Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.
b. Struktur KTSP SMK
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh
dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau empat tahun, mulai
kelas X sampai dengan kelas XII atau sampai kelas XIII. Mapel dibagi 3
kelompok program:
Normatif :
P. Agama, PKn, B Indonesia, Penjasorkes, Seni Budaya.
Adaptif
B. Inggris, Matematika, IPA, IPS, KKPI, Kewirausahaan.
:
Produktif :
Sejumlah Mapel Dasar Kompetensi Kejuruan dan
Kompetensi Kejuruan.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 59
(8) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
(9) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
(c) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai
dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP).
(d) Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
a. menyusun kisi-kisi ujian;
b. mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
c. melaksanakan ujian;
d. mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta
didik; dan
e. melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
(e) Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS).
(f) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai
KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
(g) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam
bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan
pemerintah.
(5)Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
1. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik Penilaian hasil belajar
oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam
membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awalsemester. Setelah
menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai
dengan indikator dan mengembangkan instrumen serta pedoman
penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan
penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran
dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk mengeksplorasi
pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat kemampuan peserta
didik.
58 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
3)
1)
2)
3)
maupun lisan dalam waktu tertentu.
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai
kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat
reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. dan/atau
kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut
dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta
didik terhadap lingkungannya. Instrumen penilaian harus memenuhi
persyaratan:
substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrumen yang digunakan; dan
penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
4) Mekanisme dan Prosedur Penilaian
(a) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau
lembaga mandiri.
(b) Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan
akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi,
ujian sekolah, dan ujian nasional.
(1) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
(2) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan
harian.
(3) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema
pelajaran.
(4) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses
pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
(5) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh
pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
(6) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir
kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI
(tingkat 5), dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah.
Ujian tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat
4A), dan kelas XII (tingkat 6) dilakukan melalui UN.
(7) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh
Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII
(tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5).
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 35
c. Mata pelajaran dan alokasi waktu pada struktur kurikulum SMK
1) Alokasi waktu kelompok adaptif dan produktif disesuaikan dengan
kebutuhan Program Keahlian (PK), dapat diselenggarakan dalam blok
waktu atau alternatif lain.
2) Materi Dasar dan Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan PK
untuk memenuhi standar kompetensi kerja.
3) Evaluasi dilakukan setiap akhir penyelesaian satu standar kompetensi
atau beberapa kompetensi dasar.
4) Pendidikan SMK diselenggarakan dalam bentuk Pendidikan Sistem
Ganda.
5) Beban belajar SMK meliputi kegiatan pembelajaran tatap muka,
praktik di sekolah dan kegiatan kerja praktik di dunia usaha/industri
ekuivalen 36 jp per minggu.
6) Minggu efektif penyelenggaraan pendidikan SMK adalah 38 minggu.
7) Lama penyelenggaraan pendidikan SMK 3 tahun, maksimum 4 tahun.
8) Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap
PK.
9) Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai
dengan kebutuhan program keahlian.
10) Jumlah jam Kompetensi Kejuruan sesuai dengan kebutuhan standar
kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang
dari 1000 jam.
11) Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per
minggu.
12) Durasi jam yang tertulis pada struktur kurikulum adalah jumlah jam
pembelajaran tatap muka. Dua jam pembelajaran praktIk di sekolah
atau empat jam pembelajaran praktIk di DU/DI setara dengan satu
jam tatap muka.
d. Pengaturan Beban Belajar
1) SMK kategori standar menggunakan pengaturan beban belajar dalam
sistem paket dan dapat menggunakan pengaturan beban belajar
dalam sistem kredit semester (SKS).
2) Jam pembelajaran setiap mata pelajaran pada sistem paket
dialokasikan sebagaimana pada struktur kurikulum.
36 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
3) Satuan pendidikan dapat menambah 4 jp per minggu secara
keseluruhan.
4) Pemanfaatan jp tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi.
5) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap
muka.
e. Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Penjurusan
1) Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kriteria kenaikan kelas diatur oleh masing-masing direktorat terkait.
2) Sesuai ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus setelah:
a) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b) memperoleh nilai minimal baik kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, kewarganegaraan dan kepribadian, estetika,
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c) lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran IPTEK; dan
lulus Ujian Nasional.
3) Penjurusan pada SMK didasarkan pada spektrum pendidikan kejuruan
yang diatur oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.
f. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari mata pelajaran yang ada atau terlalu banyak sehingga harus menjadi
mata pelajaran tersendiri.
g. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan
yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing
global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi dan
komunikasi, ekologi, dll, yang bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik.
2) KTSP SMK dapat memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal
dan global.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 57
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan penilaian
antarpeserta didik adalah daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang
disertai rubrik, sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.
1) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang
berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam
konteks pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri.
3) Penilaian antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarpeserta didik.
4) Jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi
informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta
didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Pendidik menilai kompetensi
pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1) Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi
pedoman penskoran.
2) Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3) Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang
dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik
tugas.
c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Pendidik menilai kompetensi
keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut
peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang dilengkapi rubrik.
1) Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan
melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan
kompetensi.
2) Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis
56 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
(2). Prinsip dan Pendekatan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
(a) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi
faktor subjektivitas penilai.
(b) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
(c) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
(d) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
(e) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak
internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan
hasilnya.
(f) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria
(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan
pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan
dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.
(3) Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
(a) Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap peserta
didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian merujuk
pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi
muatan/kompetensi program, dan proses.
(b) Teknik dan Instrumen Penilaian Teknik dan instrumen yang digunakan
untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai berikut.
a. Penilaian kompetensi sikap
Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,
penilaian diri, penilaian “teman sejawat”(peer evaluation) oleh peserta
didik dan jurnal.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 37
3) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan atau dapat menjadi mata
pelajaran muatan lokal.
h. Kegiatan Pengembangan Diri
1) Pengembangan Kreativitas, dapat dilakukan melalui kegiatan
ekstrakurikuler antara lain pramuka, paskibra, PMR, karya ilmiah siswa,
pameran hasil karya siswa, lomba karya ilmiah siswa, dan pentas seni.
2) Pengembangan Karir, dapat dilakukan antara lain melalui pemberian
informasi lapangan kerja, bimbingan tata cara mancari pekerjaan,
bimbingan profesi, pengenalan serta pengembangan kepribadian.
i. Penyusunan Silabus
1) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak selalu harus sesuai dengan urutan yang ada di
Standar Isi;
b) keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran;
c) keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
2) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi (Kriteria
Kinerja)
a) Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d) Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur
dan/atau dapat diobservasi.
e) Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian.
3) Menentukan Jenis Penilaian
a) Berdasarkan indikator.
b) Tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan
kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, projek
dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
38 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
c)
d)
e)
f)
Sistematis dan berkesinambungan tentang proses dan hasil belajar.
Mengukur pencapaian kompetensi.
Acuan kriteria (PAP).
Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh. Misalnya, jika
pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses)
misalnya teknik wawancara, maupun produk/hasil melakukan observasi
lapangan.
4) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran
Mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar/subkompetensi dengan
mempertimbangkan:
a) potensi peserta didik;
b) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik ;
c) kebermanfaatan bagi peserta didik;
d) struktur keilmuan;
e) aktualitas, kedalaman dan keluasan materi pembelajaran;
f) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan,
khususnya dunia kerja;
g) alokasi waktu.
5) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
a) Pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui
interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan,
dan sumber belajar lainnya.
b) Bervariasi dan berpusat pada peserta didik, memuat kecakapan hidup
yang perlu dikuasai peserta didik.
c) Memberikan bantuan kepada para pendidik, khususnya guru, agar
dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
d) Memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik
secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar/subkom-petensi.
e) Sesuai dengan hierarki konsep materi pembelajaran.
f) Minimal mengandung dua unsur: kegiatan siswa dan materi.
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 55
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
(c) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk
menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk
penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar
kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
(d) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
(e) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk
menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi
Dasar (KD) atau lebih.
(f) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
(g) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
(h) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
(i) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada
tingkat kompetensi tersebut.
(j) Ujian Nasional
yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka
menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan
secara nasional.
(k) Ujian Sekolah/Madrasa merupakan kegiatan pengukuran pencapaian
kompetensi di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh
satuan pendidikan.
54 : BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Selanjutnya, Pasal 3 menegaskan
bahwa pendidikan nasional “berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Fungsi dan
tujuan pendidikan nasional tersebut menjadi parameter utama untuk
merumuskan Standar Nasional Pendidikan. Standar Nasional
Pendidikan “berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu”. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas 8 (delapan) standar, salah
satunya adalah Standar Penilaian yang bertujuan untuk menjamin:
1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian;
2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien, dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan
3) pelaporan hasil penilaian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan
informatif.
Standar Penilaian Pendidikan ini disusun sebagai acuan penilaian bagi
pendidik, satuan pendidikan, dan Pemerintah pada satuan pendidikan untuk
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
9) STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN
(1) Pengertian
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur,
dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu
tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, yang
diuraikan sebagai berikut.
(a) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif
untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output)
pembelajaran.
(b) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
BUKU PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO
: 39
6) Menentukan Alokasi Waktu
a) Penentuan alokasi waktu setiap kompetensi dasar/subkompetensi
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata
pelajaran dengan mempertimbangkan jumlah kompetensi
dasar/subkompetensi, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan kompetensi dasar/subkompetensi.
b) Alokasi waktu yang dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan
waktu rerata untuk menguasai kompetensi dasar/subkompetensi yang
dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam
7) Menentukan Sumber Belajar
a) Sumber belajar adalah rujukan, objek, dan/atau alat/bahan yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
b) Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, narasumber,
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
c) Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar/subkompetensi serta materi pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
j. Unit Waktu Silabus
1) Silabus Mata Pelajaran
a) Disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan.
b) Penyusunan silabus dilaksanakan bersama-sama oleh guru yang
mengajarkan mata pelajaran yang sama pada tingkat satuan
pendidikan untuk satu atau kelompok sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik masing-masing sekolah
2) Implementasi Pembelajaran Per Semester
a) Penggalan silabus program normatif dan adaptif sesuai dengan
SKKD serta aloka