Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Bumn Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha mikro merupakan kelompok pelaku usaha terbesar yaitu 96% di
Indonesia dengan karakteristik berpenghasilan rendah, bergerak di sektor informal
dan sebagian besar termasuk dalam kelompok keluarga miskin. Bahkan dalam
sebagian besar kasus, kelompok usaha mikro masih belum dapat memenuhi
kebutuhan dasar untuk hidup, seperti: gizi, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Usaha mikro memiliki karakteristik yang unik dan belum tentu dapat
diberdayakan secara optimal melalui mekanisme pasar yang bersaing. Untuk itu
pemberdayaan usaha mikro perlu ditetapkan sebagai suatu strategi yang tersendiri,
melalui pengembangangan pranata kelembagaan usaha mikro, pengembangan
lembaga keuangan mikro dan mendorong pengembangan industri pedesaan.1
Indonesia merupakan negara kesejahteraan. Hal ini dapat dilihat dari
tujuan Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Tujuan
negara ini didirikan untuk memajukan kesejahteraan umum. Negara mempunyai
peran yang sangat besar untuk mengatur segala aspek kehidupan warganya untuk
mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.2 Tugas pemerintah bukan lagi
hanya sebagai penjaga malam (nachtwakkersstaat) dan tidak boleh berdiam diri

1


Kementerian Koperasi dan UKM, 2005
Negara Kesejahteraan disebut juga sebagai Negara Hukum Materiil, lihat SF. Marbun &
Moh. Mahfud MD. Lihat juga Max B. Sabon, Kongruensi Hak Atas Pembangunan, Pasal 33UUD
1945, DAN Tipe Negara Hukum, Serta Implikasinya Terhadap Negara Hukum Materiil, disertasi
doctor ilmu hukum (tidak dipublikasikan), Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran,
Bandung, 2006, hlm.498.
2

Universitas Sumatera Utara

secara pasif, tetapi harus turut serta secara aktif dalam kegiatan masyarakat
sehingga kesejahteraan bagi semua orang dapat lebih terjamin.3
Campur tangan pemerintah untuk mengatur kehidupan masyarakat di
negara kesejahteraan tidak dapat dipersamakan dengan kekuasaan yang dimiliki
oleh penguasa di sebuah monarkhi absolut. Pemerintahan raja-raja yang absolut di
Eropa Barat pada abad ke-18 menganut kekuasaan tanpa batas, bahwa wewenang
untuk membuat, menjalankan, serta mempertahankan undang-undang berada di
bawah satu tangan. Dengan demikian, tidak terdapat organ yang melakukan
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang ada, sehingga

pemerintahan berjalan menurut kemauan dari yang berkuasa. Sebaliknya,
penyelenggaraan tugas-tugas bestuurszorg di negara kesejahteraan mengacu
kepada adanya pemisahan di antara ketiga kekuasaan :
1.

Penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak.

2.

Penguasaan bumi dan air dan kekayaan alam yang ada didalamnya.

3.

Pemeliharaan fakir miskin dan anak-anak terlantar.

4.

Penyediaan lapangan kerja.
Fungsi negara Republik Indonesia menurut Muchsan salah satunya adalah


tugas kesejahteraan atau welfare function4. Tugas ini pun dalam arti yang seluasluasnya, termasuk social service dan social welfare, seperti bantuan bencana
alam, kemiskinan, pengangguran, penentuan upah minimum, bantuan kesehatan,
panti asuhan, dan lain-lain.
3

SF. Marbun & Moh. Mahfud MD. Loc., Cit.
Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Perbuatan Aparat
Pemerintah dan Peradilan Tata Usaha Negara (Yogyakarta : Liberty, 2007), hlm. 8.
4

Universitas Sumatera Utara

Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada
perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Pasca krisis
ekonomi dan moneter di Indonesia memberikan gambaran nyata betapa peran
strategi sektor perbankan sangat penting. Ketika sektor perbankan terpuruk,
perekonomian nasional juga ikut terpuruk. Demikian sebaliknya, ketika
perekonomian mengalami stagnasi, sektor perbankan juga terkena imbasnya
dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal.5

Tujuan pokok dari negara kesejahteraan mencakup antara lain mengawasi
dan mendayagunakan sumber daya sosial ekonomi untuk kepentingan publik,
menjamin distribusi kekayaan secara adil dan merata, mengurangi kemiskinan,
menyediakan asuransi sosial (pendidikan dan kesehatan) bagi masyarakat miskin,
menyediakan subsidi untuk layanan sosial dasar bagi rakyat yang kurang
beruntung (disadvantage people), dan melakukan proteks sosial bagi tiap
warganya. Dalam upaya mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur,
maka pemerintah dituntut untuk mampu dapat memaksimalkan seluruh sumber
daya yang ada di negara ini yang dapat mempercepat laju peningkatan
pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan peningkatan perekonomian demi mendorong pembangunan
nasional, maka perlu diberikan perhatian terhadap usaha-usaha yang berpotensi
meningkatkan perekonomian tersebut, yang mana salah satunya adalah Usaha
Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (selanjutnya disebut UMKMK). UMKMK
memiliki suatu peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan
5

Ryan Kiryanto. Langkah Terobosan Ekspansi Kredit. (Jakarta: PT. Gramedia Utama,
2007) hlm. 34.


Universitas Sumatera Utara

ekonomi, tidak hanya di negara-negara yang sedang berkembang, tetapi juga di
negara maju.6
Pemberdayaan

UMKMK

sangat

strategis

dalam

menggerakkan

perekonomian nasional, mengingat kegiatan usahanya mencakup hampir semua
lapangan usaha sehingga kontribusi UMKMK menjadi sangat besar bagi
peningkatan pendapatan nasional, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan
pendapatan bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Tujuan UMKMK

adalah memajukan kesejahteraan rakyat pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Peningkatan dalam
pemberdayaan UMKMK di Indonesia dapat dilakukan oleh Badan Usaha Milik
Negara (selanjutnya disebut BUMN) yang dalam penelitian ini akan difokuskan
pada perbankan.
Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana
bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk perkreditan bagi
masyarakat perseorangan atau badan usaha. Kredit tersebut mempunyai suatu
kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu sumber uang yang diperlukan
dalam membiayai kegiatan usaha yang dapat dititik beratkan sebagai salah satu
kunci kehidupan bagi setiap manusia. Fasilitas kredit yang diberikan oleh bank
merupakan aset terbesar bagi bank. Dalam hal kegiatan memberikan fasilitas
kredit, risiko kerugian sebagian besar bersumber pada kegiatan tersebut, sehingga

6

Tulus T.H Tambunan, UMKM di Indonesia (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 1.


Universitas Sumatera Utara

bila tidak dikelola dengan baik dan disertai pengawasan yang memadai akan
mengancam kelangsungan hidup bank tersebut.7
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pelaku UMKMK tidak terlepas
dari beberapa persoalan yang menghambat berjalannya suatu UMKMK.
Permodalan merupakan salah satu masalah utama bagi kalangan pelaku UMKMK
dalam mengembangkan usaha mereka. Guna mengatasi hal tersebut, pemerintah
meluncurkan suatu produk bantuan permodalan sebagai penunjang kegiatan
UMKMK dalam bentuk pemberian kredit yang mana salah satunya adalah Kredit
Usaha Rakyat (selanjutnya disebut KUR). Pemberian KUR ini bertujuan untuk
meningkatkan sektor riil dan memberdayakan UMKMK.
Kredit Usaha Rakyat merupakan kredit atau pembiayaan kepada UMKMK
dalam bentuk pemberian modal kerja dan/atau investasi yang didukung fasilitas
penjaminan untuk usaha produktif. KUR merupakan program yang dicanangkan
oleh pemerintah namun sumber dananya berasal sepenuhnya dari dana bank. KUR
diberikan oleh perbankan kepada UMKMK yang feasible tetapi belum bankable.
Maksudnya, usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki
kemampuan untuk mengembalikan.
Program KUR lahir sebagai respon dari Instruksi Presiden No. 6 Tahun

2007

Tentang

Kebijakan

Percepatan

Pengembangan

Sektor

Riil

dan

Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah khususnya bidang Reformasi
Sektor Keuangan. Inpres tersebut ditindaklanjuti dengan ditandatanganinya nota
kesepahaman bersama (Memorandum of Understanding/MoU) antara Pemerintah,
Nurul Wardhani, “Pelaksanaan Pemberian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pada Bank

Rakyat Indonesia Unit Kuwarasan Cabang Gombong,” (Skripsi, ilmu hukum, Fakultas hukum,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010)
7

Universitas Sumatera Utara

Lembaga Penjaminan, dan Perbankan pada tanggal 9 Oktober 2007 sebagaimana
kemudian diubah dengan addendum pada tanggal 14 Mei 2008 tentang
Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKMK atau yang lebih populer dengan
istilah Program KUR. Melalui program KUR, pemerintah mengharapkan adanya
akselerasi/percepatan pengembangan kegiatan perekonomian terutama di sektor
riil, dalam rangka penanggulangan atau pengentasan kemiskinan dan perluasan
kesempatan kerja.8 Penyaluran KUR dapat dilakukan secara langsung, UMKMK
dapat mengakses KUR di kantor cabang atau kantor cabang pembantu bank
pelaksana. Penyaluran KUR yang dilakukan secara tidak langsung maksudnya
usaha mikro dapat mengakses KUR melalui Lembaga Keuangan Mikro dan
KSP/VSP Koperasi, atau melalui kegiatan linkage program lainnya yang
bekerjasama dengan bank pelaksana.9
Pemerintah memberikan penjaminan terhadap risiko KUR. Penjaminan
KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKMK pada sumber

pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.10 KUR
disalurkan oleh lima bank pelaksana yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia,
Bank Negara Indonesia, Bank Umum Koperasi Indonesia, Bank Tabungan Negara
yang merupakan bentuk perusahaan BUMN yang dibentuk oleh pemerintah.
BUMN yang berbentuk bank yang telah disebutkan diatas, memiliki tanggung
jawab terhadap kepentingan umum yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat
8

Djoko
Retnadi,
Polemik
Kredit
Usaha
Rakyat,
http://djokoretnadi.blogspot.co.id/2008/06/polemik-kredit-usaha-rakyat.html (diakses pada tanggal 6 Maret
2016)
9
Hendoko Retno Putro, Kredit Usaha Rakyat (KUR), https://konsultanumkm.blogspot.co.id/2013/03/kredit-usaha-rakyat-kur.html (diakses pada tanggal 6 Maret 2016)
10
https://rya89.wordpress.com/2010/04/04/kredit-usaha-rakyat-kur (diakses pada tanggal

6 Maret 2016)

Universitas Sumatera Utara

seperti yang disebutkan oleh Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Badan Usaha Milik Negara (selanjutnya disebut UU BUMN) yang bersentuhan
langsung terhadap masyarakat. Dalam skripsi ini, yang akan dibahas adalah
tanggung jawab sosial BUMN sebagai Perusahaan Persero (Persero) dalam bentuk
hibah kredit usaha rakyat. Tujuan pendirian BUMN salah satunya yaitu menjadi
perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor
swasta dan koperasi.11
Tujuan BUMN sebagai perintis kegiatan usaha dilakukan dengan
menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat, namun kegiatan
tersebut belum dapat dilakukan oleh swasta dan koperasi karena secara komersial
tidak menguntungkan. Oleh karena itu, tugas tersebut dapat dilakukan melalui
penugasan kepada BUMN. Dalam hal adanya kebutuhan masyarakat luas yang
mendesak, pemerintah dapat pula menugasi suatu BUMN yang mempunyai fungsi
pelayanan kemanfaatan umum untuk melaksanakan program kemitraan dengan
pengusaha golongan ekonomi rendah. BUMN juga turut aktif memberikan
bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi,
dan masyarakat. KUR merupakan salah satu bentuk usaha tanggung jawab sosial
perusahaan BUMN terhadap kegiatan taraf hidup masyarakat yang dapat
diterapkan dan memiliki landasan peraturan perundang-undangan.
Pada perusahaan swasta, tanggung jawab sosial yang dilakukan untuk
pembangunan komunitas sekitarnya terkadang hanya bersifat formalisme/adhoc
tanpa dilandasi semangat untuk mendirikan komunitas.Kegiatan yang dilakukan
11

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, Pasal 2.

Universitas Sumatera Utara

oleh perusahaan tersebut pada umumnya hanya bersifat derma (charity) terutama
sumbangan-sumbangan pada perayaan-perayaan tertentu, fasilitas modal bagi
olahraga dan lainnya.12 Walaupun demikian hubungan tersebut masih dapat
dikatakan sebagai suatu cara untuk perusahaan berhubungan dengan komunitas
sekitar perusahaan guna mencapai tanggung jawab sosial perusahaan. Dapat
dilihat disini bahwa perusahaan melaksanakan kewajibannya sebagai suatu
aktivitas rutin belaka tanpa adanya nilai ke dalaman dari hubungan sosial yang
bakal diperoleh dari hubungan tersebut. Hal ini banyak berkaitan dengan
anggapan perusahaan bahwa urusan meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal
adalah urusan pemerintah. Dianggap bahwa pemerintah adalah sebuah lembaga
yang memang mengurusi kesejahteraan, khususnya melalui departemendepartemen yang ada. Menurut anggapan sebagian besar perusahaan, bahwa
perusahaan sudah membayar pajak demi peningkatan kesejahteraan masyarakat
dan itu adalah diserahkan kepada pemerintah yang bertanggung jawab. Bahkan
kadang perusahaan dituntut juga oleh pihak lain untuk menyumbangkan modal
bagi terselenggaranya kegiatan-kegiatan skala nasional dengan mengesampingkan
kebutuhan komunitas lokal sekitar perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi
dengan judul “Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan BUMN Dalam
Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2003”

12

Bambang Rudito & Melia Famlola, CSR (Corporate Social Responsibility (Bandung :
Rekayasa Sains, 2013), hlm. 104.

Universitas Sumatera Utara

B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dikemukakan diatas,
dapatdirumuskan permasalahan skripsi sebagai berikut :
1.

Bagaimanakah hibah kredit usaha rakyat di Indonesia?

2.

Bagaimanakah tanggung jawab perusahaan BUMN berdasarkan UndangUndang Nomor 19 Tahun 2003?

3.

Bagaimana pelaksanaan tanggung jawab perusahaan BUMN dalam bentuk
hibah kredit usaha rakyat berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2003?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.

Penulisan ini bertujuan :
a. Memberikan penjelasan tentang tanggung jawab perusahaan BUMN yang
termuat dalam Undang – Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan
Usaha Milik Negara.
b. Memahami tanggung jawab perusahaan BUMN dalam bentuk hibah
terhadap Kredit Usaha Rakyat.
c. Mengetahui pelaksanaan tanggung jawab perusahaan BUMN dalam
bentuk hibah kredit usaha rakyat di Indonesia berdasarkan Undang –
Undang Nomor 19 Tahun 2003

2. Manfaat Penulisan :
a. Manfaat teoritis

Universitas Sumatera Utara

Pembahasan yang akan dibahas dalam tulisan skripsi ini tentu akan
menambah pemahaman dan pandangan baru dalam dunia Badan Usaha
Milik Negara, dimana hal ini bisa menjadi bahan ajaran untuk mahasiswa,
peneliti serta pengamat terhadap pelajaran yang berkaitan dengan
tanggung jawab sosial Badan Usaha Milik Negara dalam penerapan
tanggung jawab tersebut untuk menjadi bahan akademik.
b. Manfaat praktis
Dapat dijadikan pedoman oleh baik itu penulis, pemerintah, praktisi
hukum, masyarakat ataupun khususnya para pengusaha yang terutama
berkecimpung dalam dunia perusahan umum atau BUMN agar
kedepannya penerapan tanggung jawab sosial perusahan umum atau
BUMN dapat diterapkan secara baik yang sebenarnya hal tersebut sudah
diatur di dalam undang-undang.

D. Keaslian Penulisan
Judul yang penulis pilih adalah “Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan
BUMN Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2003”, yang diajukan dalam rangka memenuhi tugas-tugas dan
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum. Permasalahan yang dibahas
dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran penulis yang didasarkan pada
pengertian, teori–teori, dan aturan hukum yang berlaku dan diperoleh dari
referensi buku, media elektronik, dan bantuan dari beberapa pihak, dalam rangka
memenuhi tugas akhir dan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Universitas Sumatera Utara

Hukum di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Apabila di kemudian hari
terdapat judul yang sama atau sudah pernah ditulis, maka penulis bertanggung
jawab sepenuhnya.

E. Tinjauan Kepustakaan
Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi memberikan kontribusi yang
sangat besar bagi peningkatan pendapatan nasional. Namun, usaha tersebut
seringkali berhenti karena permasalahan modal yang dialami oleh para pelaku
usaha. Salah satu jalan keluar untuk masalah tersebut adalah dengan memberikan
bantuan berupa kredit.
Kredit menurut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo. UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (selanjutnya disebut UU
Perbankan), adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melaksanakan dengan jumlah bunga sebagai imbalan.13 Salah satu bentuk kredit
yang diberikan pemerintah untuk membantu pelaku UMKMK adalah KUR. KUR
disalurkan melalui bank-bank pelaksana yang merupakan bentuk perusahaan
Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk oleh pemerintah.
1.

Badan usaha milik negara
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik

Negara, pada ketentuan umum disebutkan bahwa Badan Usaha Milik Negara,
13

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bab1,

Pasal 1.

Universitas Sumatera Utara

yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang
berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan.14 Kedua, perusahaan Perseroan,
yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang berbentuk Perseroan
Terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit
51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia
yang tujuan utamanya mengejar keuntungan.15 Ketiga, perusahaan umum, yang
selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki
Negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum
berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus
mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.16
2.

Hibah
Pengertian hibah menurut Pasal 1666 KUH Perdata yaitu, suatu

persetujuan dengan mana seorang penghibah menyerahkan suatu barang secara
cuma-cuma, tanpa dapat menariknya kembali, untuk kepentingan seseorang yang
menerima penyerahan barang itu. Hibah hanyalah dapat mengenai benda-benda
yang sudah ada, jika ada itu meliputi benda-benda yang baru akan dikemudian
hari, maka sekedar mengenai itu hibahnya adalah batal.17 Penghibah tidak boleh
memperjanjikan bahwa ia tetap berkuasa untuk menjual atau memberikan kepada

14

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, Pasal 1 angka 1.
15
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, Pasal 1 angka 2.
16
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara, Pasal 1 angka 4.
17
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1667.

Universitas Sumatera Utara

orang lain suatu benda termasuk dalam penghibahan semacam ini sekedar
mengenai benda tersebut dianggap sebagai batal.18
3.

Kredit usaha rakyat
a. Pengertian kredit usaha rakyat
Peran Usaha Mikro dan Kecil selama ini diakui berbagai pihak cukup
besar dalam perekonomian nasional. Beberapa peran strategis Usaha
Mikro dan Kecil menurut Bank Indonesia antara lain : jumlahnya yang
besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi, menyerap banyak tenaga
kerja dan setiap investasi menciptakan lebih banyak kesempatan kerja,
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan bahan baku lokal dan
menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat luas dengan
harga terjangkau.19 Dalam posisi strategis tersebut, pada sisi lain Usaha
Mikro dan Kecil masih menghadapi banyak masalah dan hambatan dalam
melaksanakan dan mengembangkan aktivitas usahanya. Sebenarnya
masalah dan kendala yang dihadapi masih bersifat klasik yang selama ini
telah sering diungkapkan, antara lain : manajemen, permodalan, teknologi,
bahan baku, informasi dan pemasaran, infrastruktur, birokrasi dan
pungutan, serta kemitraan. KUR, adalah kredit/ pembiayaan kepada
UMKMK dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang
didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR adalah
program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber dananya
berasal sepenuhnya dari dana bank.
18
19

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 1668.
Op.Cit., Wordpress.com

Universitas Sumatera Utara

Pemerintah memberikan penjaminan terhadap risiko KUR sebesar
70% sementara sisanya sebesar 30% ditanggung oleh bank pelaksana.
Penjaminan KUR diberikan dalam rangka meningkatkan akses UMKMK
pada sumber pembiayaan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi
nasional. KUR disalurkan oleh 7 bank pelaksana yaitu Mandiri, BRI, BNI,
Bukopin, BTN, BRI Syariah dan Bank Syariah Mandiri (BSM).

b. Ketentuan kredit usaha rakyat
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) diatur oleh pemerintah
melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang
Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan No.10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan
yang dipersyaratkan oleh pemerintah dalam penyaluran KUR adalah
sebagai berikut :
1) UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha
produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan :
a) Merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/
pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui
Sistem

Informasi

Debitur

(SID)

pada

saat

Permohonan

Kredit/Pembiayaan diajukan dan/atau belum pernah memperoleh
fasilitas Kredit Program dari Pemerintah.
b) Khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota
Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR, maka fasilitas

Universitas Sumatera Utara

penjaminan

dapat

diberikan

kepada

debitubelum

pernah

mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya.
c) KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K
yang bersangkutan.
2) KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja investasi
dengan ketentuan :
a) Untuk kredit sampai dengan Rp. 5 juta, tingkat bunga kredit atau
margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara
24% efektif pertahun.
b) Untuk kredit di atas Rp. 5 juta rupiah sampai dengan Rp. 500 juta,
tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan
maksimal sebesar atau setara 16% efektif pertahun.
3) Bank pelaksana memutuskan pemberian KUR berdasarkan penilaian
terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang
sehat, serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.
a) Untuk kredit sampai dengan Rp.5.000.000 (lima juta rupiah),
tingkat bunga kredit atau margin pembiayaan yang dikenakan
maksimal sebesar atau setara 24% efektif pertahun.
b) Untuk kredit di atas Rp.5.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan
Rp.500.000.000 (lima ratus juta rupiah), tingkat bunga kredit atau
margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar atau setara
16% efektif pertahun.

Universitas Sumatera Utara

F. Metode Penelitian
Penelitian merupakan bagian pokok ilmu pengetahuan yang bertujuan
untuk mengetahui dan memahami segala kehidupan, atau lebih jelasnya penelitian
merupakan sarana yang digunakan oleh manusia untuk memperkuat, menguji,
serta mengembangkan ilmu pengetahuan.20 Untuk melengkapi penulisan skripsi
ini agar tujuan dapat lebih terarah dan dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah, maka metode penulisan yang digunakan antara lain :
1. Jenis penelitian
Penyusunan skripsi ini, digunakan penelitian hukum normatif yang
bersifat deskriptif. Penelitian normatif juga disebut dengan penelitian
doktrinal (doctrinal research) yaitu suatu penelitian yang memusatkan pada
analisis hukum baik hukum yang tertulis dalam buku (law in books) maupun
hukum yang diputuskan oleh hakim melalui putusan pengadilan (law is
decided by the judge through the judicial process).21 Penelitian ini bersifat
deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan secara tepat mengenai
peraturan hukum dalam konteks teori-teori hukum dan pelaksanaannya serta
menganalisis fakta secara cermat tentang tanggung jawab perusahaan BUMN
dalam bentuk hibah kredit usaha rakyat.
Adapun pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
yang mengkonsepsikan hukum sebagai norma, kaidah, maupun asas dengan
tahapan berupa studi kepustakaan dengan pendekatan dari berbagai literatur.

20

Soerjono Sukanto, Pengantar Penelitian Hukum (Jakarta : UIPress, 1986), hlm.250.
Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum (Jakarta : Gratifi
Press, 2006), hlm.118.
21

Universitas Sumatera Utara

Metode penelitian juga menggabungkan dengan studi kepustakaan (library
research) dengan menggunakan media literatur yang ada maupun jurnal
ilmiah elektronik lainnya seperti internet dan tinjauan yuridis.
2.

Sumber data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.22 Sumber data
dapat dari data primer dan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data sekunder.
a. Data penelitian
Dalam suatu penelitian, pada umumnya data penelitian dibedakan atas 2
jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
diperoleh langsung dari masyarakat. Sedangkan data sekunder adalah datadata yang biasanya diperoleh dari literatur dan bahan-bahan pustaka. Karena
penulisan skripsi ini menggunakan penelitian normatif, maka penulisan
menggunakan jenis data sekunder sebagai bahan utama (pokok). Data
sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek
penelitian.
Adapun data sekunder yang dipakai penulis dalam penulisan skripsi ini
adalah bersumber dari :
1)

Bahan hukum primer, yaitu peraturan perundang-undangan yang terkait,
antara lain:
a) Undang-Undang, yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003
tentang Badan Usaha Milik Negara.
22

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hlm. 172.

Universitas Sumatera Utara

b) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
c) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.
2) Bahan hukum sekunder, yaitu semua dokumen yang merupakan
informasi atau hasil kajian tentang hukum perusahaan, karya-karya
ilmiah serta tulisan yang ada hubungannya dengan permasalahan yang
diajukan dalam penulisan skripsi ini.
3) Bahan hukum tersier, yaitu berupa bahan-bahan yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan
hukum sekunder seperti Kamus Hukum dan Kamus Bahasa Indonesia
dan lain sebagainya.
3.

Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yag digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah dengan studi dokumen dengan penelusuran pustaka (library research)
yaitu mengumpulkan data dari informasi dengan bantuan buku, karya ilmiah, dan
juga peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan materi penelitian.
Selain itu dilakukan juga penelitian lapangan (field research) untuk mendapatkan
data primer guna akuransi terhadap hasil yang dipaparkan berupa pengumpulan
bahan hukum yang didapatkan di perpustakaan.
4.

Analisis data

Universitas Sumatera Utara

Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder menyajikan data
berikut dengan analisisnya.23 Metode analisis data yang dilakukan adalah dengan
metode kualitatif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif. Metode penarikan
kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu metode penarikan kesimpulan secara
deduktif dan induktif. Metode penarikan kesimpulan secara deduktif adalah
proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu
kesimpulan (pengetahuan baru) yang bersifat lebih khusus.24 Metode penarikan
kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari proposisi-proposisi khusus
(sebagai hasil pengamatan) dan berakhir pada kesimpulan (pengetahuan baru)
berupa asas umum.25 Dalam penelitian ini digunakan metode penarikan
kesimpulan secara deduktif.

G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam skripsi ini diuraikan dalam bab-bab dimana
satu sama lain membahas tentang hal yang berbeda-beda namun terdapat suatu
cakupan yang saling terkait. Skripsi ini diuraikan ke dalam 5 (lima) bab secara
terperinci yang pembagiannya sebagai berikut:
Bab I yaitu pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang, perumusan
masalah, tujuan penulisan dan manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan
kepustakaan, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

23

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, cetakan
ketigabelas (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 69.
24
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2007), hlm. 11.
25
Ibid., hlm. 10.

Universitas Sumatera Utara

Bab II mengenai hibah kredit usaha rakyat di Indonesia. Bab ini
membahas mengenai pengertian, jenis-jenis kredit, syarat pengajuan kredit usaha
rakyat dan hibah kredit usaha rakyat di Indonesia.
Bab III tentang tanggung jawab perusahaan BUMN berdasarkan UndangUndang Nomor 19 Tahun 2003. Bab ini membahas mengenai BUMN sebagai
perusahaan Perseroan, pokok-pokok pengaturan BUMN berdasarkan UndangUndang Nomor 19 Tahun 2003, tanggung jawab BUMN berdasarkan UndangUndang Nomor 19 Tahun 2003.
Bab IV tentang pelaksanaan tanggung jawab perusahaan BUMN dalam
bentuk hibah kredit usaha rakyat berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2003. Bab ini membahas mengenai mekanisme pemberian hibah kredit usaha
rakyat, pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan kredit usaha rakyat, kendala
dalam pelaksanaan hibah kredit usaha rakyat.
Bab V yaitu penutup. Bab ini merupakan bab terakhir dari seluruh
rangkaian bab-bab yang sebelumnya. Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang
dibuat berdasarkan uraian-uraian skripsi ini.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

TANGGUNG JAWAB DIREKSI DALAM PENGURUSAN PERSEROAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS

0 6 36

Tinjauan Yuridis Kedudukan BUMN Sebagai Entitas Mandiri Badan Hukum dan Tanggung Jawab Dalam Pengelolaan Aset Kekayaan BUMN Dikaitkan Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan U

1 5 41

TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN JASA PENERBANGAN TERHADAP PENUMPANG DALAM KECELAKAAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN.

0 0 13

PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN (CSR) PADA PT. PELABUHAN INDONESIA (Persero) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG BADAN USAHA MILIK NEGARA ( Studi PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) ).

0 0 15

Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Bumn Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

0 0 9

Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Bumn Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

0 0 1

Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Bumn Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

0 0 16

Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Bumn Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Chapter III V

0 0 46

Pelaksanaan Tanggung Jawab Perusahaan Bumn Dalam Bentuk Hibah Kredit Usaha Rakyat Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003

0 0 5

Undang undang Nomor 19 Tahun 2003

0 0 18