Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

(1)

1

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan

Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, perguruan tinggi dituntut untuk meningkatkan kualitas pendidikan dilingkungan kampus. Untuk menjawab tuntutan tersebut, perguruan tinggi harus melakukan berbagai cara dalam usaha meningkatkan kualitas tersebut. Salah satunya adalah dengan melakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan ( Magang ).

Melalui praktik ini seorang mahasiswa dapat menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dibangku kuliah. Serta dapat mengembangkan semua keterampilan yang dimiliki pada instansi-instansi pemerintah maupun perusahaan swasta tempat mahasiswa tersebut melakukan praktik. Agara mahasiswa dapat mengetahui bagaimana situasi dunia kerja yang sebenarnya dan siap menjadi tenaga baru yang terampil dan profesional.

Pajak merupakan salah satu pemasukan Negara yang terbesar, hal ini dapat dilihat dari Anggaran pendapatan dan Belanja Negara ( APBN ) bahwa penerimaan Negara dari sektor pajak yang menjadi primadona, sejak penerimaan Negara dari sektor migas lainnya merosot di pasar Internasional. Pajak merupakan alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan penerimaannya sebagaimana yang telah direncanakan dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN). Sehingga untuk meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah melakukan upaya yaitu melalui ekstensifikasi pajak (usaha untuk mengoptimalkan


(2)

penerimaan pajak dengan meningkatkan faktor-faktor dari dalam), dan perlunya asas keadilan dan kepastian hukum bagi para pembayar pajak.

Masalah pajak merupakan masalah yang dihadapi pihak pemerintah sebagai pihak yang memungut pajak dengan rakyat sebagai pihak yang berkewajiban membayar pajak. Masing-masing pihak memiliki kepentingan dan saling ketergantungan tentang besarnya beban pajak, masyarakat wajib pajak mengharapkan adanya pemungutan pajak yang adil, artinya besar pajak yang terutang sesuai kemampuan wajib pajak,sedangkan harapan pemerintah sebagai pemungut pajak, mengharapkan adanya perlunasan pajak yang tepat waktu dan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan pajak yang berlaku.

Penerimaan pajak oleh negara salah satunya diperoleh dari pajak penghasilan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan. Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima /diperoleh seseorang atau badan dalam tahun pajak atau bagian tahun pajak. Adanya peraturan Pajak penghasilan Pasal 21 sebagaimana yang terutang dalam Undang No. 7 Tahun 1983 dan selanjutnya diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1991, Undang-Undang-Undang-Undang No. 10 Tahun 1994, Undang-Undang-Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 dan terakhir diubah dengan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun pajak melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri ( WPDN ) sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan lainnya.

Pajak penghasilan sangat menentukan peningkatan penerimaan pajak, karena di anggap memiliki peranan dan dapat memberikan sumber penerimaan


(3)

yang bersifat elastis khususnya pada karyawan /pegawai tetap disebuah instansi atau perusahaan. Para pegawai tetap tidak dapat mengelak untuk tidak membayar pajak karena data berupa penghasilan lengkap ada pada badan selaku pemberi kerja.

Pajak penghasilan dapat dilihat dari 2 (dua) subjek pajak yang berbeda yakni Orang Pribadi dan Badan. Pajak penghasilan Badan umumnya lebih teridentifikasi serta pemungutan pajak atas Badan jauh lebih optimal daripada Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Hal ini disebabkan adanya institusi financial tanpa adanya informasi transaksi financial setiap orang.

1. Wajib Pajak, Objek Pajak, dan Pemotongan Pajak Pajak Penghasilan

(PPh) Pasal 21

a. Wajib Pajak Pajak Penghasilan Pasal 21

Wajib pajak pajak penghasilan Pasal 21 terdiri atas :

1) Pejabat Negara

2) Pegawai Negeri Sipil

3) Pegawai

4) Pegawai Tetap

5) Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri ( WLPN )

6) Tenaga Lepas

7) Penerimaan Pensiun

8) Penerimaan Honorarium


(4)

a. Objek Pajak Penghasilan Pasal 21

Objek Pajak Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah penghasilan yang diterima atau diperoleh secara teratur berupa gaji,uang pensiun bulanan,upah honorarium (termasuk honorarium anggota dewan anggota komisaris atau anggota pengawas), premi bulanan,uang lembur,uang sokongan,uang tunggu,uang ganti rugi,tunjangan istri,tunjangan anak,tunjangan kemahalan,tunjangan jabatan,tunjuangan khusus,tunjangan transport,tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, hadiah, premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja dan penghasilan teratur lainnya dengan nama dan dalam bentuk apapun. (Mardiasmo,200’8:160)

b. Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

1) Pemberi kerja yang terdiri dari Orang pribadi / Badan

2) Bendaharawan pemerintah pusat maupun daerah (menyangkut

pegawai negeri )

3) Dana pensiun PT. Jamsostek, PT. Taspen

4) Perusahaan Badan, Bentuk Usaha Tetap. (Mardiasmo,2008:164)

Namun dalam kenyataannya kendala-kendala masih muncul terutama akibat informasi yang diberikan dalam bentuk buku panduan perpajakan dan pembaca tidak selamanya mengerti, dimana pihak perusahaan atau disebut juga sebagai pemotong pajak penghasilan ( PPh) Pasal 21 masih salah dalam melakukan perhitungan sehingga tidak jarang para pegawainya merasa dirugikan.

Dengan demikian, maka penulis merasa tertarik untuk mempelajari, memahami, dan mendalami bagaimana sebenarnya sistem perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil (


(5)

PNS ) pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Lubuk Pakam, dan karena pada saat ini pajak merupakan bahan /topik pembicaraan yang sangat penting untuk dibahas dan dipelajari oleh siapa saja dalam pajak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil sebuah judul ;

“Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan ( PPh ) Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam”

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan adalah salah satu

persyaratan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa perpajakan dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Manajemen Keuangan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Univesitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulis melakukan Praktik Kerja Lapangan antara lain :

1.1 Untuk mengetahui tingkat kesadaran pemotong pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan khususnya Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas gaji PNS pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Lubuk Pakam.

1.2 Untuk mengetahui sistem pemotongan dan perhitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Lubuk Pakam.

1.3 Untuk mengetahui tata cara perhitungan Pajak Penghasilan ( PPh ) Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) pada Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Lubuk Pakam.


(6)

2. Manfaat praktik kerja lapangan

2.1 Bagi Mahasiswa Peserta Praktik Kerja Lapangan

a. Mengetahui proses pemotongan dan pelaporan Pajak Penghasilan

Pasal 23 lebih mendalam untuk menerapkannya kedalam lingkungan kerja secara nyata.

b. Sebagai motivasi untuk belajar dan menwcari tahu berbagai ilmu

pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu perpajakan yang selama ini belum didapat.

c. Untuk menciptaan rasa tanggung jawab, profesionalitas serta

kedisiplinan yang nantinya sangat dibutuhkan ketika memasuki dunia kerja yang sebenarnya.

d. Merangsang Mahasiswa untuk beraktivitas melakukan pekerjaan

secara efisien dan efektif melalui praktik kerja lapangan.

e. Untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mendapatkan

pengalaman kerja pada Kantor Pelayanan Perpajakan Lubuk Pakam. 2.2 Bagi Instansi

a. Dengan melaksakan Praktik Kerja Lapangan bagi Mahasiswa dituntut

sumbangsihnya terhadap instansi baik berupa saran maupun kritikan yang bersifat membangun yang menjadi sumber masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan instansi tersebut.

b. Guna memenuhi kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil yang sesuai

dengan keahliannya dan nantinya merupakan tenaga ahli yang siap pakai sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.


(7)

c. Sebagai sarana untuk mempererat ubungan yang positif antara Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Lubuk Pakam dengan lembaga pendidikan Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Sumatera Utara.

2.3 Bagi Universitas

a. Guna mempersiapkan tenaga mumpuni dibidangnya, siap bersaing

dan profesional dalam lingkungan kerja yang nyata.

b. Guna mempromosikan sumber daya manusia yang ahli sesuai dengan

bidang keahliannya.

c. Memperbaiki pandangan masyarakat terhadap sumber daya manusia

yang dihasilkan dari lembaga pendidikan nasional khususnya Universitas Sumatera Utara.

d. Membuka interaksi antara dosen dengan instansi pemerintah yang

bersangkutan dalam memberikan uji nyata mengenai ilmu pengetahuan yang diterima mahasiswa melalui Praktik Kerja Lapangan.

C. Uraian Teoritis

1. Defenisi dan fungsi pajak 1.1 Defenisi Pajak

Menurut prof. Dr Rochmat, SH didalam buku dasar-dasar hukum pajak dan pajak pendapatan ( 1990 ), pajak didefenisikan sebagai iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak


(8)

mendapatkan jasa timbale (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum.

Menurut undang-undang nomor 28 tahun 2007 (ketentuan umumdan tata cara perpajakan pasal 1 angka 1), Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

1.2. Fungsi Pajak

a. Fungsi budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2.Pajak Penghasilan ( PPh ) Pasal 21

2.1. Defenisi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak pewnghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Pajak dalam negeri. (PER-31/PJ/2009)

2.2. Pemotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

a. Pemberi kerja yang terdiri dari Orang Pribadi dan Badan

b. Bendahara pemerintah baik pusat maupun daerah

c. Dana pensiun atau badan lain seperti jaminan sosial tenaga kerja


(9)

d. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain kepada jasa tenaga ahli, orang pribadi subjek pajak luar negeri, dan peserta pendidikan, pelatihan dan magang.

e. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. f. Penyelenggaraan kegiatan

2.3. Penerimaan Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Pegawai tetap

b. Tenaga lepas ( seniman, olahragawan, penceramah, pemberi jasa,

pengelola proyek, peserta perlombaan, petugas dinas luar asuransi), distributor MLM/direct selling dan kegiatan sejenisnya.

c. Penerimaan pensiun, mantan pegawai, termasuk orang pribadi atau

ahli warisnya yang menerima tabungan hari tua atau jaminan hari tua.

d. Penerima honorarium

e. Penerima upah

f. Tenaga ahli(pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaries, penilai)

g. Peserta kegiatan

2.4. Penerapan Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap

Penghasilan Kena Pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan, iuran pensiun termasuk iuran Tabungan Hari Tua/Tunjangan Hari Tua ( THT ) ( Kecuali iuran Tabungan Hari Tua/THT pegawai negeri sipil/anggota ABRI/Pejabat Negara) dan penghasilan tidak kena pajak. (PTKP).


(10)

2.5. Pengertian Biaya Jabatan dan Besarnya Tarif Biaya Jabatan

Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang besarrnya 5% dari penghasilan bruto setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,00 setahun atau Rp 500,00 sebulan, mulai 1 januari 2009.

2.6. Besarnya PTKP untuk pegawai tetap mulai(1Januari2009 )

a. Untuk diri pegawai :

Setahun = Rp. 24.300.000,00

Sebulan = Rp. 2.025.000,00

b. Tambahan untuk pegawai yang kawin :

Setahun = Rp. 2.025.000,00

Sebulan = Rp. 168.750,00

c. Tambahan untk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda

dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang dalam setiap keluarganya Rp. 2.025.000,00. 2.7. Tarif yang digunakan mulai ( 1 Januari 2009 )

Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 = 5%

a. Diatas Rp.50.000.000,00 – Rp. 250.000.000,00 = 15%

b. Diatas Rp. 250.000.000,00 – Rp. 500.000.000,00 = 25%


(11)

D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam praktek kerja lapangan yang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Perpajakan (KPP) Lubuk Pakam adalah sebagai berikut : Prosedur pengenaan pajak penghasilan khususnya PPh Pasal 21 atas pegawai yang dilakukan oleeh bendaharaan pemerintah menurut UU No.36 Tahun 2008 meliputi pemotongan dan pemngut pajak terutangnya.

E. Metode Praktek Kerja Lapangan 1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini, penulis menentukan tempat pelaksanaan (objek) Praktek Keja Lapangan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan proposal dan surat pengantar Praktek Kerja Lapangan, serta konsultasi dengandosen pembimbing.

2. Studi Literatur

Pengumpulan data-data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui buku-buku ilmiah atau sumber-sumber bacaan lainnya, Undang-Undang Perpajakan, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam.

3. Obsevasi Lapangan

Pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh data-data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lubuk Pakam yang bersangkutan mngenai sistem perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS).


(12)

4. Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan mengenai sistem pemotongan dan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Peegawai Negeri Sipil (PNS).

4.1. Peneliti Kepustakaan ( Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu dengan melakukan penelitian terhadap berbagai sumber bacaan, maupun literature yang ada mengenai sistem pemotongan dan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas pegawai. 4.2. Penelitian Lapangan ( Field Research )

Penelitian lapangan yaitu dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan ( KPP Pratama Lubuk Pakam ).

5. Analisis Data dan Evaluasi

Analisis data adalah uraian tentang data-data yang dikumpulkan. Teknik analisa dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu teknik anlisis yang berlandaskan pada pemikiran atau teori yang telah ada serta menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian terungkap dengan jelas dan objektif.

F. Metode Pengumplan Data

Untuk pengumpulan data dan infomasi yang diprlukan dalam praktik kerja lapangan ini, maka penulis menggunakan metode penguplan data sebagai berikut :


(13)

1. Observasi Lapangan

Pengumpulan data tentang peranan pemeriksaan lapangan, melakukan pengamatan langsung tentang objek praktik kerja lapangan serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan melibatkan pegawai (Key Informan ) Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Lubuk Pakam baik secara lisan maupun tuisan yang berhubungan dengan objek studi.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi komunikasi, misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan pemerintah yang berlaku, Undang-undang perpajakan, dan studi dokumentasi yang berhubungan dengan pemotongan dan perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lubuk Pakam.


(1)

mendapatkan jasa timbale (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran-pengeluaran umum.

Menurut undang-undang nomor 28 tahun 2007 (ketentuan umumdan tata cara perpajakan pasal 1 angka 1), Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara terhutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

1.2. Fungsi Pajak

a. Fungsi budgetair, pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

b. Fungsi regulerend, pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.

2.Pajak Penghasilan ( PPh ) Pasal 21

2.1. Defenisi Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

Pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 adalah pajak pewnghasilan sehubungan dengan pekerjaan,jasa,dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi Subjek Pajak dalam negeri. (PER-31/PJ/2009)

2.2. Pemotong Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21

a. Pemberi kerja yang terdiri dari Orang Pribadi dan Badan b. Bendahara pemerintah baik pusat maupun daerah

c. Dana pensiun atau badan lain seperti jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek), PT.Taspen, PT.ASABRI


(2)

d. Badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain kepada jasa tenaga ahli, orang pribadi subjek pajak luar negeri, dan peserta pendidikan, pelatihan dan magang.

e. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. f. Penyelenggaraan kegiatan

2.3. Penerimaan Penghasilan yang dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Pegawai tetap

b. Tenaga lepas ( seniman, olahragawan, penceramah, pemberi jasa, pengelola proyek, peserta perlombaan, petugas dinas luar asuransi), distributor MLM/direct selling dan kegiatan sejenisnya.

c. Penerimaan pensiun, mantan pegawai, termasuk orang pribadi atau ahli warisnya yang menerima tabungan hari tua atau jaminan hari tua. d. Penerima honorarium

e. Penerima upah

f. Tenaga ahli(pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaries, penilai)

g. Peserta kegiatan

2.4. Penerapan Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap

Penghasilan Kena Pajak dihitung dari penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan, iuran pensiun termasuk iuran Tabungan Hari Tua/Tunjangan Hari Tua ( THT ) ( Kecuali iuran Tabungan Hari Tua/THT pegawai negeri sipil/anggota ABRI/Pejabat Negara) dan penghasilan tidak kena pajak. (PTKP).


(3)

2.5. Pengertian Biaya Jabatan dan Besarnya Tarif Biaya Jabatan

Biaya jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang besarrnya 5% dari penghasilan bruto setinggi-tingginya Rp. 6.000.000,00 setahun atau Rp 500,00 sebulan, mulai 1 januari 2009.

2.6. Besarnya PTKP untuk pegawai tetap mulai(1Januari2009 )

a. Untuk diri pegawai :

Setahun = Rp. 24.300.000,00 Sebulan = Rp. 2.025.000,00 b. Tambahan untuk pegawai yang kawin :

Setahun = Rp. 2.025.000,00 Sebulan = Rp. 168.750,00

c. Tambahan untk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 orang dalam setiap keluarganya Rp. 2.025.000,00. 2.7. Tarif yang digunakan mulai ( 1 Januari 2009 )

Sampai dengan Rp. 50.000.000,00 = 5% a. Diatas Rp.50.000.000,00 – Rp. 250.000.000,00 = 15% b. Diatas Rp. 250.000.000,00 – Rp. 500.000.000,00 = 25%


(4)

D. Ruang Lingkup Praktek Kerja Lapangan

Adapun yang menjadi ruang lingkup dalam praktek kerja lapangan yang dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Perpajakan (KPP) Lubuk Pakam adalah sebagai berikut : Prosedur pengenaan pajak penghasilan khususnya PPh Pasal 21 atas pegawai yang dilakukan oleeh bendaharaan pemerintah menurut UU No.36 Tahun 2008 meliputi pemotongan dan pemngut pajak terutangnya.

E. Metode Praktek Kerja Lapangan

1. Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan ini, penulis menentukan tempat pelaksanaan (objek) Praktek Keja Lapangan, kemudian dilanjutkan dengan pembuatan proposal dan surat pengantar Praktek Kerja Lapangan, serta konsultasi dengandosen pembimbing.

2. Studi Literatur

Pengumpulan data-data yang menyangkut masalah yang akan dibahas melalui buku-buku ilmiah atau sumber-sumber bacaan lainnya, Undang-Undang Perpajakan, Keputusan Menteri Keuangan, Keputusan Dirjen Pajak dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan objek pembahasan pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam.

3. Obsevasi Lapangan

Pengamatan yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh data-data yang ada pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lubuk Pakam yang bersangkutan mngenai sistem perhitungan dan pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS).


(5)

4. Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data-data yang diperlukan mengenai sistem pemotongan dan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Peegawai Negeri Sipil (PNS).

4.1. Peneliti Kepustakaan ( Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu dengan melakukan penelitian terhadap berbagai sumber bacaan, maupun literature yang ada mengenai sistem pemotongan dan perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas pegawai. 4.2. Penelitian Lapangan ( Field Research )

Penelitian lapangan yaitu dengan melakukan penelitian langsung ke lapangan ( KPP Pratama Lubuk Pakam ).

5. Analisis Data dan Evaluasi

Analisis data adalah uraian tentang data-data yang dikumpulkan. Teknik analisa dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu teknik anlisis yang berlandaskan pada pemikiran atau teori yang telah ada serta menjelaskannya dengan kata-kata yang sistematis sehingga permasalahan dalam penelitian terungkap dengan jelas dan objektif.

F. Metode Pengumplan Data

Untuk pengumpulan data dan infomasi yang diprlukan dalam praktik kerja lapangan ini, maka penulis menggunakan metode penguplan data sebagai berikut :


(6)

1. Observasi Lapangan

Pengumpulan data tentang peranan pemeriksaan lapangan, melakukan pengamatan langsung tentang objek praktik kerja lapangan serta mempelajari laporan-laporan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Wawancara

Pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan melibatkan pegawai (Key Informan ) Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ) Pratama Lubuk Pakam baik secara lisan maupun tuisan yang berhubungan dengan objek studi.

3. Dokumentasi

Pengumpulan data dengan melakukan studi komunikasi, misalnya dengan mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti peraturan pemerintah yang berlaku, Undang-undang perpajakan, dan studi dokumentasi yang berhubungan dengan pemotongan dan perhitungan pajak penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lubuk Pakam.


Dokumen yang terkait

Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 atas Gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam Tahun 2011

2 67 78

Analisis Perhitungan, Pemotongan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan (PPH) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil Pada Sekretariat Pemko Tebing Tinggi

24 183 88

Tata Cara Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Tetap Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

2 100 97

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 75 63

Pengaruh Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (Ptkp) Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak (Kpp) Pratama Lubuk Pakam

6 123 67

Sistem Pemotongan Dan Penghitingan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

1 6 61

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 7

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 10

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam) Chapter III IV

1 4 31

Sistem Pemotongan Dan Perhitungan Pajak Penghasilan (Pph) Pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam)

0 0 2