Pemanfaatan Pektin Yang Dimodifikasi Dari Kulit Markisa Kuning (Passiflora edulis flavicarpa) Untuk Menyerap Logam Pb(II)

LAMPIRAN 1
DATA HASIL PERCOBAAN
L1.1

DATA HASIL PERCOBAAN

L1.1.1 Data Hasil Percobaan Penentuan Waktu Optimum
Tabel L1.1 menunjukkan data hasil percobaan penentuan waktu optimum
pada variasi waktu 30, 60, 90, dan 120 menit.
Tabel L1.1 Data Hasil Percobaan Penentuan Waktu Optimum
Jenis Pektin

Bobot
Biosorben
(gr)

NonModifikasi

1

Modifikasi


1

Waktu
(menit)

Nilai
Absorptivitas

30
60
90
120
30
60
90
120

0,0069
0,0039

0,0039
0,0026
0,0031
0,0007
0.0016
0,0015

Konsentrasi
Sisa Logam Pb
(ppm)
0,3044
0,2437
0,1387
0,0669
0,0945
0,0643
0,0116
0,1208

L1.1.2 Data Hasil Percobaan Pengaruh Bobot Biosorben

Tabel L1.2 menunjukkan data hasil percobaan pengaruh bobot biosorben
pada variasi bobot 0,25; 0,50; 0,75; dan 1,00 gr.
Tabel L1.2 Data Hasil Percobaan Pengaruh Bobot Biosorben
Bobot Biosorben
(gr)
0,25
0,5
0,75
1

Waktu
(menit)

Nilai
Absorptivitas
0,0359
0,0135
0,0076
0,0016


90

52

Konsentrasi Sisa
Logam Pb (ppm)
1,6604
0,6038
0,3255
0,0116

L1.1.3 Data Hasil Percobaan Pengaruh Ukuran Biosorben
Tabel L1.3 menunjukkan data hasil percobaan pengaruh ukuran biosorben
pada variasi ukuran 60 dan 100 mesh.
Tabel L1.3 Data Hasil Percobaan Pengaruh Ukuran Biosorben
Ukuran Biosorben
(mesh)
60
100


Waktu
(menit)

Nilai
Absorptivitas
0,0016
-0,0015

90

Konsentrasi Sisa
Logam Pb (ppm)
0,0116
-0,0912

L1.1.4 Data Hasil Percobaan Analisa Isoterm Adsorpsi
Tabel L1.4 menunjukkan data hasil percobaan yang digunakan untuk
menghitung analisa isoterm Freundlich dan Langmuir pada variasi konsentrasi 15,
20, 25, 30, dan 35 ppm.
Tabel L1.4 Data Hasil Percobaan Analisa Isoterm Adsorpsi

Konsentrasi
Awal Logam Pb
(ppm)
15
18
21
27
24

Waktu
(menit)

Nilai
Absorptivitas

Konsentrasi Sisa
Logam Pb (ppm)

90


0.0016
0,0023
0,0034
0,0046
0,0074

0,0116
0,1333
0,2144
0,2685
0,3946

L1.1.5 Data Hasil Analisa FTIR (Fourier Transform Infra Red)
Gambar L1.1 menunjukkan hasil uji analisa FTIR pektin non-modifikasi.

Gambar L1.1 Hasil Uji FTIR Pektin Non-Modifikasi

53

Gambar L1.2 menunjukkan hasil uji FTIR pektin modifikasi.


Gambar L2.2 Hasil Uji FTIR Pektin Modifikasi

L1.1.6 Data Hasil Analisa Penentuan Derajat Esterifikasi Pektin
Tabel L1.5 menunjukkan hasil analisa penentuan derajat esterifikasi
pektin.
Tabel L1.5 Hasil Analisa Penentuan Derajat Esterifikasi Pektin
Jenis Pektin
Pektin Markisa Non Modif
Pektin Markisa Modif

Initial Titration (ml)
2,5
4,1

54

Final Titration (ml)
2,8
3,6


L1.2

DATA HASIL PERHITUNGAN

L1.2.1 Data Hasil Perhitungan Penentuan Waktu Optimum
Tabel L1.6 menunjukkan data hasil perhitungan penentuan waktu
optimum pada variasi waktu 30, 60, 90, dan 120 menit.
Tabel L1.6 Data Hasil Perhitungan Penentuan Waktu Optimum
Jenis
Pektin

Massa
Biosorben
(gr)

Konsentrasi
Awal (ppm)

NonModifikasi


1

15

Modifikasi

1

15

Waktu
(menit)
30
60
90
120
30
60
90

120

Konsentrasi
Akhir
(ppm)
0,3044
0,2437
0,1387
0,0669
0,0945
0,0643
0,0116
0,1208

Persentase
Penyerapan
(%)
98.04
98.38
99,08
99,52
99,37
99,57
99,92
99,19

L1.2.2 Data Hasil Perhitungan Pengaruh Bobot Biosorben
Tabel L1.7 menunjukkan data hasil percobaan pengaruh bobot biosorben
pada variasi bobot 0,25; 0,50; 0,75; dan 1,00 gr.
Tabel L1.7 Data Hasil Perhitungan Pengaruh Bobot Biosorben
Bobot
Konsentrasi
Biosorben
Awal (ppm)
(gr)
0,25
0,5
15
0,75
1

Konsentrasi
Akhir
(ppm)
1,6604
0,6038
0,3255
0,0116

Waktu
(menit)

90

Persentase
Penyerapan
(%)
88,93
95,97
97,83
99,92

L1.2.3 Data Hasil Perhitungan Pengaruh Ukuran Biosorben
Tabel L1.8 menunjukkan data hasil perhitungan pengaruh ukuran
biosorben pada variasi ukuran 60 dan 100 mesh.
Tabel L1.8 Data Hasil Perhitungan Pengaruh Ukuran Biosorben
Massa
Biosorben
(gr)

Konsentrasi
Awal
(ppm)

Waktu
(menit)

1

15

90

Ukuran
Biosorben
(mesh)
60
100

55

Konsentrasi Persentase
Akhir
Penyerapan
(ppm)
(%)
0,0116
99,92
-0,0912
100,00

L1.2.4 Data Hasil Perhitungan Analisa Isoterm Adsorpsi
Tabel L1.9 menunjukkan data hasil perhitungan yang digunakan untuk
analisa isoterm adsorpsi dengan variasi konsentrasi 15, 20, 25, 30, dan 35 ppm.
Tabel L1.9 Data Hasil Perhitungan Analisa Isoterm Adsorpsi
Co (mg/L)
15
18
21
24
27

Ce (mg/L)
0,0116
0,1333
0,2144
0,2685
0,3946

Qe (mg/g)
0,7494
0,8933
1,0393
1,1866
1,3303

Ce/Qe
0,0155
0,1492
0,2063
0,2263
0,2966

log Ce
-1.9355
-0,8752
-0,6688
-0,5711
-0,4038

log Qe
-0,1253
-0,0490
0,0167
0,0743
0,1239

L1.2.5 Data Hasil Perhitungan Analisa Derajat Esterifikasi Pektin
Tabel L1.10 menunjukkan data hasil perhitungan analisa derajat
esterifikasi pektin.
Tabel L1.10 Data Hasil Perhitungan Analisa Derajat Esterifikasi Pektin
Initial
Titration
(ml)
Pektin Markisa Non Modif
2,5
Pektin Markisa Modif
4,1

Final
Titration
(ml)
2,8
3,6

Jenis
Pektin

56

Derajat Esterifikasi
(%)
52,83
46,75

LAMPIRAN 2
CONTOH HASIL PERHITUNGAN
L2.1

PERHITUNGAN PERSENTASE PENYERAPAN
Dari persamaan 3.1 dapat dihitung persentase penyerapan. Maka untuk

contoh perhitungan diambil contoh yaitu absorpsi pada konsentrasi 15 ppm, massa
biosorben 1 gr, ukuran partikel biosorben 60 mesh, waktu pengadukan selama 90
menit.

= 99,92 %

Keterangan:
C1 = konsentrasi awal larutan (mg/l)
C2 = konsentrasi akhir larutan (mg/l)

L2.2

PERHITUNGAN ISOTERM ADSORPSI
Tabel L2.1 menunjukkan data yang digunakan untuk perhitungan isoterm

adsorpsi.
Tabel L2.1 Data Penentuan Isoterm Adsorpsi
Co (mg/L)
15
18
21
24
27

Ce (mg/L)
0.0116
0.1333
0.2144
0.2685
0.3946

Qe (mg/g)
0,7494
0.8933
1.0393
1.1866
1.3303

57

Ce/Qe
0,0155
0.1492
0.2063
0.2263
0.2966

log Ce
-1.9355
-0.8752
-0.6688
-0.5711
-0.4038

log Qe
-0,1253
-0.0490
0.0167
0.0743
0.1239

Diplot kurva isotherm yang dapat mewakili penyerapan ion logam Pb
Trial I (Isoterm Langmuir)
Diplot Ce vs

dengan intersep adalah

dan slope adalah

. Kurva Ce vs

dapat dilihat pada gambar L2.1.

Gambar L2.1 Kurva Isoterm Adsorpsi Langmuir Pektin Kulit Buah
Markisa Terhadap Ion Logam Pb2+

Dari gambar L2.1 diperoleh persamaan isotherm Langmuir adalah
y = 0,7181x + 0,0319. Maka dapat dihitung nilai bqm dan qm seperti
cara berikut:
0,7181 =
qm =
qm = 1,3926

0,0319 =
bqm =
bqm = 31,348
Maka diperoleh nilai bqm (konstanta kesetimbangan) sebesar
31,348 dan qm (kapasitas adsorpsi optimum) sebesar 1,3926 mg/g.

58

Trial II (Isotherm Freundlich)
Untuk isotherm Freundlich akan diplot kurva log Ce vs log qe. Kurva
tersebut akan memberikan nilai intersep adalah log k dan slope adalah

.

Kurva isotherm Freundlich dapat dilihat pada gambar L2.2.

Gambar L2.2 Kurva Isoterm Adsorpsi Freundlich Pektin Kulit Buah
Markisa Terhadap Ion Logam Pb2+

Dari gambar L2.2 diperoleh persamaan isotherm Freundlich adalah y
= 0,1472x + 0,1393. Maka dapat dihitung nilai n dan k dengan cara
sebagai berikut:
0,1393 = log k
k = 100,1393
k = 1,3782

0,1427 =
n=
n = 7,0077
Dari perhitungan diperoleh nilai k (konstanta adsorben) sebesar 1,3782
dan n (konstanta adsorben) sebesar 7,0077.

59

L2.3

PERHITUNGAN DERAJAT ESTERIFIKASI
Dari persamaan 4.1 dapat dihitung nilai derajat esterifikasi. Sebagai

contoh diambil data pektin non-modifikasi dengan intial titration 2,5 ml dan final
titration 2,8 ml.

DE =

= 52,83%

Keterangan:
DE

= Degree of Esterification (%)

Final Titration = jumlah NaOH yang digunakan pada titrasi terakhir (ml)
Initial Titration = jumlah NaOH yang digunakan pada titrasi awal (ml)

60

LAMPIRAN 3
FOTO HASIL PERCOBAAN
L3.1

EKSTRAKSI PEKTIN

Gambar L3.1 Kulit Markisa Kuning Kering

Gambar L3.2 Ekstraksi Kulit Markisa Kuning

61

Gambar L3.3 Penyaringan Filtrat Pektin

Gambar L3.4 Hasil Penyaringan Filtrat Pektin

Gambar L3.5 Pengendapan Pektin

62

Gambar L3.6 Penyaringan Gel Pektin

Gambar L3.7 Pencucian Gel Pektin

Gambar L3.8 Gel Pektin

63

Gambar L3.9 Pektin Kering

L3.2

MODIFIKASI PEKTIN

Gambar L3.10 Hasil Pelarutan Pektin dan Pengaturan pH

Gambar L3.11 Pengendapan Dengan Etanol 95%

64

Gambar L3.12 Penikubasian Pektin Dengan Es Batu

Gambar L3.13 Penyaringan Pektin

65

Gambar L3.14 Pencucian Pektin Dengan Aseton

Gambar L3.15 Pektin Hasil Penyaringan

Gambar L3.16 Pektin Kering

66

L3.3

PROSES BIOSORPSI DENGAN LOGAM Pb

Gambar L3.17 Proses Pengkontakan Pektin dengan Logam

Gambar L3.18 Penyaringan Pektin dan Endapan Pengotor

67

Gambar L3.19 Hasil Larutan Logam yang Telah Diadsorpsi

L3.4

ALAT ANALISA PEKTIN

Gambar L3.20 Alat Analisa Uji AAS

68

Gambar L3.21 Rangkaian Alat Analisa Derajat Esterifikasi

69