Pengaruh Interaksi Peradaban Islam-Barat Dalam Perang Salib Terhadap Ide Demokrasi (Studi Deskriptif Masa Renaissance di Eropa)

(1)

BAB II

SEJARAH PERADABAN ISLAM DAN PERADABAN BARAT PADAABAD PERTENGAHAN

A. Sejarah Peradaban Barat

1. Runtuhnya Romawi Barat

Penerus kepemimpinan Kekaisaran Romawi, Diocletian (284-305) membuat perubahan radikal dengan membagi kekaisaran menjadi belahan barat dan timur yang diperintah oleh tetrarki dan mengeluarkan sejumlah besar titah hukum. Di atas kertas, tetrarki Diocletian adalah sebuah solusi elegan untuk mengatasi kondisi politik yang tidak stabil yang telah menghasilkan sekitar dua puluh kaisar dan kaisar-gadungan dalam jangka waktu yang singkat sejak kematian Kaisar Julian. Karena pada masa Julian, Kekaisaran Romawi baru saja selesai berperang dengan Kerajaan Sassania (Persia atau Iran) yang dimenangkan

oleh Shapur I, shahanshah (sebutan untuk raja Persia). Perang itu telah

berdampak pada kondisi Kekaisaran Romawi yang segera membutuhkan reformasi politik dan stabilitas ekonomi. Namun, lambatnya Romawi untuk pulih dari keterpurukan menyebabkan kekaisaran tersebut masuk ke dalam anarki, anjloknya mata uang, dan perang saudara antara apa yang disebut dengan kaisar-kaisar barak. Perang saudara dimenangkan oleh Diocletian.

Akan tetapi pada awalnya, rencanaDiocletianuntuk menjaga keamanan di dalam wilayah kekaisaranadalah dengan membuat kebijakan sentralisasisistematis.Kekaisaran inidibagi menjadi96provinsi, 72keuskupan, dan 4prefektur, masing-masing denganpenguasasendirisipil danmiliter.Setiappegawai yang diterima,pengangkatannya dilakukan langsung olehKaisar. Birokrasiyang membentang luastersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya dan


(2)

mendorongDiocletian untuk memberikan otonomi daerah sebagai kebijakan yang

akan memaafkan kediktatorannya menurut Will Durrant.24

Diocletian dan kawan seperjuangannya, Maximian sebagai kaisar senior (augusti) yang masing-masing berkuasa di belahan timur dan di belahan barat,

serta dua kaisar bawahan (cesari) yang naik status augustus ketika kaisar senior

meninggal dunia. Dua kaisar bawahan tersebut yakni Galerius dan Constantius. Galerius menjadi kaisar bawahan dari Diocletian dan Constantius sebagai kaisar bawahan Maximian. Keempat pemimpin ini memiliki wilayah masing-masing akan tetapi kaisar bawahan tetap tunduk pada kekuasaan kaisar senior. Wilayah-wilayah kekaisaran di bagian barat seperti Gaul, Spain, dan Britain menjadi wilayah yuridiksi Constantius. Sedangkan Galerius memiliki Danube sebagai

wilayah yuridiksi di belahan timur.25

Kekuasaan otoritas yang ditanamkan di tangan para kaisar membuat motto

yang disakralkan Senatus Populusque Romanum (Senat dan Rakyat Roma)

hampir tidak layak bagi entablature marmer yang di atasnya moto itu dituliskan.

Karena Diokletianus sendiri telah menyatakan dirinya dewa, tampaknya ada kekecewaan besar di kalangan orang Kristen di kekaisaran itu dikarenakan keengganan mereka untuk mengakui klaim tersebut. Kerajaan menetapkan kebijakan harga tetap dan membekukan profesi komersial dan birokrasi kunci selama-lamanya untuk keturunannya sendiri. Sebuah sistem perpajakan penyitaan untuk menyubsidi birokrasi yang besar mengalihkan sisa harta kekayaan rakyat biasa maupun prajurit ke jajaran tinggi kelas bangsawan dan kelompok mapan militer. Kekuatan militer kekaisaran yang sudah besar itu tumbuh dari tiga puluh Pemerintahan Maximianus berpusat di kota Milan yang menjadi ibukota administratif belahan barat. Kota Split di Kroasia menjadi ibukota belahan timur Diocletian (sebelum ibukota belahan timur dipindahkan ke Konstantinopel oleh Kaisar Constantine).

24

Will Durant. 1944. Caesar and Christ. New York: Simon and Schuster. Hlm. 641.

25

Edward Gibbon. 1837. The History of the decline and fall of the Roman Empire. London: OxfordUniversity. Hlm. 134.


(3)

legion yang terdiri atas 300.000 infantri menjadi total 435.000 tentara. Para inovator besar kekaisaran bahkan mencabut perdamaian tiga puluh tahun dengan Kerajaan Sassania. Meskipun ekonomi pasar dan basis pertanian melemah secara gawat –dalam cara yang akan tampak nyata menjelang akhir abad berikutnya– Romawi abad ketiga berhasil bertahan dari sekitar enam puluh tahun tantangan Kerajaan Sassania bahkan ketika suku-suku Jerman berulang kali mencabik pertahanan Rhine dan Danube. Penerus Diokletianus, Konstantinus Agung (306-337), bukan hanya mempertahankan kekaisaran yang terpecah itu tetapi bahkan

mereplikasi Kota Abadi (City of God) sebagai Konstantinopel di tempat koloni

Yunani lama, Bizantium, lokasi strategis bagi Danube dan Eufrat. Bagian barat kerajaan, dilembagakan secara resmi oleh Konstantinus pada 325 dan secara

bersama-sama diperintah oleh Roma dan Konstantinopel.26

Pada musim gugur 376, kaum Goth Tervingi dari Antiokhia yang dipimpin oleh Alaviv dan Fritigern, memohon izin kepada kaisar Romawi Timur yang saat itu dipegang oleh Kaisar Valen, untuk memasuki wilayah kekaisaran. Mereka

melewati Danube dan menetap di wilayah Thrace.27

26

David Levering Lewis. 2012. The Greatness of Al-Andalus: Ketika Islam Mewarnai Peradaban Barat. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Hlm.36-38.

27

Herwig Wolfram. 1990. History of the Goths. Barkeley:University of California Press. Hlm. 117.

Fritigern menjanjikan layanan militer rakyatnya sebagai imbalan tanah. Valens member izin, senang dengan prospek pasokan besar tentara dan bonus ke perbendaharaan kekaisaran dari pungutan tahunan yang disyaratkan atas provinsi sebagai pengganti pasukan. Jembatan Konstantin dibuka dan seratus ribu orang Goth menetap di Thrace (Bulgaria). Akan tetapi Lupicinus, komandan di Marcianople, mengeksploitasi kaum Goth yang kemudian menjadi faktor utama dalam munculnya bencana tahun 378. Lupicinus menjual gandum dan selimut musim dingin dengan harga setinggi langit dan kemudian mengabaikan permintaan mereka ketika kelaparan dan penyakit mendera pekemahan mereka yang beku. Komandan kemudian mencoba untuk membungkam para korban kejahatannya dengan menghabisi Fritirgen dan para kepala sukunya pada sebuah acara perjamuan. Rencana tersebut gagal dan


(4)

infanteri Thracian dicegat dan dibantai. Enam bulan kemudian, Thrace berada di ambang menjadi benteng barbar di dalam kekaisaran, sebuah situasi yang mengerikan untuk menuntut respon bersama dari Valen maupun sekutu baratnya, Gratianus.Valens memimpin barisan pasukan terbaiknya keluar dari Antiokhia pada akhir musim panas tahun378. Bersamaan dengan itu, Gratianus mempesiapkan pasukan pilihannya di Milan (ibukota administratif Romawi Barat) untuk menggabungkan kekuatan dengan Kekaisaran Romawi Timur. Akan tetapi Valens melakukan penyerangan terlebih dahulu kepada kaum Goth sebelum pasukan Gratianus bergabung dengan pasukannya. Dalam satu hari di Adrianople pada awal Agustus 378, kaum Goth menghabisi tiga legiun Romawi kurang dari tiga haridan Kaisar Valens terbunuh.Fritigern mematahkan tulang belakang Kekaisaran Romawi.

Dua dekade kemudian, Alaric I, pemimpin cerdik mereka dan calon Romanitas, menuntut penghormatan dari kaisar (bersama pajak tahunan, perjanjian real estate, dan gelar kehormatan Latin). Namun Kaisar Honorius mengabaikan hal tersebut yang menyebabkan Kota Abadi (Roma) diserang dan mengalami kerusakan yang luas akibat kebakaran (gedung senat lama dibakar). Kuil, gereja, dan rumah-rumah bangsawan dikosongkan. Adik tiri Honorius, Galla Placidia, dipaksa untuk menikah dengan saudara laki-laki Alaric I.Pernikahan itu

berlangsung pada Januari 414.28

Pada saat Hispania (Spanyol) diserang oleh suku Alans, Suevi, dan Vandals, Honorius maupun Flavius Konstantinus, komando sekaligus menantunya, meminta bantuan kaum Goth. Honorius menawarkan gelar dan lahan untuk imbalan atas pelayanan mereka di Hispania sebagai feoderati, atau penengah kekiasaran non-Latin. Goth dan Romawi berbaris-baris selama enam tahun untuk membersihkan Alans dan Vandal dari sebagaian besar Hispania. Komisi kekaisaran mereka secara substansial dilunasi pada 419. Kaum Visigoth,

28


(5)

sebagaimana sebutan untuk Goth kemudian, diberi wilayah di bagian selatan Galia (Aquitania). Hispania adalah bayangan cermin dari Roma itu sendiri. Provinsi-provinsi yang berisi populasi kekaisaran yang paling Latin di luar Italia. Selain Kordoba Caesaraugusta (Zaragoza), Augusta Emerita (Merida), dan

Valentia (Valencia) merupakan kota-kota kosmopolitan di Hispania.29Kekaisaran

Romawi Barat runtuh pada tahun 476 setelah Romulus Augustus dipaksa untuk

menyerah kepada pemimpin Jermanik, Odoacer.30Romulus dibiarkan tetap hidup

dan dia diasingkan ke wilayah pedalaman Campania.31

Tak sampai satu abad sebelum Odoacer membubarkan pemerintahan Kekaisaran Romawi Barat, kaisar terakhir yang memerintah atas nama Kekaisaran Romawi bersatu mengeluarkan ketetapan agama yang teramat penting bagi dunia. Theodosius I menuntaskan kemenangan ekumenis ideologi yang telah menyebar dari kelas bawah sampai kelas atas dunia Romawi. Meskipun Maklumat Milan Konstantin mengesahkan Kekristenan pada tahun 313, menetapkan kedudukan sejajar antara sekte yang kuat itu dengan politeisme dan dualisme yang saling bersaing.Hanya setelah dekrit Theodosius pada tahun 380 maka monoteisme baru menjadi iman resmi Kekaisaran Romawi. Keluarga-keluarga senator tua yang kuat berjuang keras untuk mempertahankan kuil-kuil pagan dan melestarikan acara-acara perayaan dan permainan Colosseum. Harapan terbaik mereka yang terakhir adalah menyelamatkan apa yang mereka yakini sebagai jiwa peradaban mereka dari metastasis Kristen yang datang bersama pemerintahan singkat namun brilian dari kaisar-filsuf Julian Pemurtad (361-363). Sampai dia dibunuh ketika mundur Kemudian Odoacer mengirim pesan kepada Kaisar Zeno di Konstantinopel, yang juga merupakan penguasa yang sah atas wilayah kekaisaran bagian barat, dimana pesan tersebut mempengaruhi kaisar bahwa penunjukan penguasa baru di wilayah tersebut tidak lagi diperlukan. Bisa dibilang, Abad Kegelapan berawal dari kepergian Romulus.

29

David Levering Lewis. Op. Cit.,Hlm. 177.

30

Carl Waldman dan Catherine Mason. 2006. Encyclopedia of European Peoples. New York: Infobase Publishing. Hlm. 642.

31

Kenneth J Atchity. 1998. The Classical Roman Reader: New Encounters With Ancient Rome. Oxford University Press: 1998. Hlm. 415.


(6)

bersama pasukannya dari pengepungan yang gagal atas ibukota Iran, Ctesiphon.Kebijakan penting kaisar Julian adalah tentang restorasi kaum pagan mempersatukan para Platonis dan politeis dari Britania hingga Bosporus. Theodosius tidak hanya mengakhiri segala bentuk toleransi publik, dia lebih lanjut melarang pemujaan atas berbagai berhala (pagan) dan bahkan menghapus

Olimpiade pada tahun 393.32 Ahli sejarah yang lain juga menyebutkan hal yang

sama dan penerusnya, Theodosius II, membuat satu kebijakan yang menghapus segala budaya yang berkaitan dengan Yunani Kuno seperti pengahncuran

kuil-kuil Yunani.33

Terlepas dari pernyataan-pernyataan dasar Konsili Nicea pada tahun 325, banyak pikiran cerdas Yunani lebih lanjut menggabungkan dan memisahkan derajat keilahian Yesus dalam Tritunggal. Ada kaum Nestorian, yang terdapat dalam jumlah besar Suriah dan Irak, yang bersikeras bahwa Mesias Kristen memiliki dua kodrat terpisah, manusia dan ilahi. Kaum Monofisit atau Koptik di Mesir dan di tempat lain di Afrika Utara yang mengakui kodrat kristus sebagai ilahi saja. Betapapun musykilnya pemisahan ontologis semacam itu jika diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, tidak ada yang bisa menandingi pentingnya masalah ini bagi lebih dari tujuh puluh juta jiwa yang mencari keselamatan dalam Kristus, dan Theodosius telah dengan jelas menahbiskan pada tahun 380 bahwa Kredo Nicea mengatakan dengan tepat dan hanya apa yang menurut dia dikatakannya: Kedua kodrat sejati sang Anak adalah “substansi” yang sama dengan sang Bapa. Meskipun demikian, perbedaan sekte-sekte lainnya akan bersaing dengan doktrin Katolik ortodoks selama berabad-abad mendatang.

Dia menjadikan agama Kristen satu-satunya iman yang sah pada tahun 391 dan berusaha menetapkan kata akhir tentang esensi dogma Kristen ortodoks untuk kerajaan itu.

32

Nigel B Crowther. 2007. Sport in Ancient Times. Westport: Greenwood Publishing Group. Hlm. 54.

33

Stephen Robert Wenn dan Gerald P Schaus. 2007. Onward to the Olympics: Historical Perspectives on the


(7)

Sementara kebingungan Kristologis tetap bertahan, dekrit Theodosius menetapkan

keutamaan Kristen di Kekaisaran Romawi Barat dan Timur.34

Abad kelima merupakan abad dimulainya invasi kaum barbar dan jatuhnya Kekaisaran Barat. Setelah kematian Augustine pada tahun 430, ada pandangan yang muncul di kalangan akademisi bahwa abad tersebut menjadi waktu terjadinya tindakan destruktif, yang bagaimanapun sangat menentukan garis sejarah yang penting dalam perkembangan Eropa. Abad ini waktu dimana suku Inggris menginvasi Britania yang menyebabkan wilayah tersebut menjadi wilayah Inggris, abad ini juga dimana invasi suku Frank mengubah wilayah Gaul menajadi Perancis, dan suku Goth menginvasi Spanyol kemudian memberikan nama wilayah tersebut seperti sebutan Andalusia. St Patrick, selama bertahun-tahun dalam pertengahan abad ini, mengubah orang-orang Irlandia menjadi pemeluk Kristian. Di seluruh Eropa Barat, kerajaan Jermanik menggantikan birokrasi Kekaisaran Romawi Barat yang terpusat. Pos kekaisaran berhenti, jalan-jalan besar rusak, peperangan di antara kaum barbar telah menghentikan perdagangan skala besar yang telah dibangun oleh Kekaisaran Romawi, dan kehidupan kembali menjadi lokal baik secara politik maupun ekonomi. Pusat kewenangan hanya

tersisa dalam Gereja, dan dengan banyak kesulitan.35

Periode yang dikenal dengan Abad Kegelapan mungkin telah menghancurkan agama Kristen ortodoks di Eropa. Serbuan kaum barbar di abad ke-5 dan ke-6 menghancurkan Kekaisaran Romawi di sana. Eropa menjadi daerah primitif. Reruntuhan periode Romawi menjadi masa lalu yang dimiliki oleh ras besar, yang saat itu memiliki pencapaian yang menakjubkan. Budaya Kekaisaran lenyap bersama sebagian besar kearifan dari masa kuno. Rakyat bahkan tidak dapat bertani secara memadai dan pemukiman-pemukiman mereka rapuh tersapu

2. Awal Pembentukan Identitas Barat

34

David Levering Lewis.Op. Cit.,Hlm. 39-40.

35


(8)

habis oleh siklus kelaparan, banjir, dan penyakit yang tak kunjung habis. Seolah-olah keimanan sejati benar-benar dihancurkan oleh “kehidupan duniawi” karena penduduk barbar yang baru di Eropa adalah orang bid’ah atau pemuja berhala. Di Eropa daerah selatan, agama Kristen peninggalan dari masa kuno berhasil bertahan. Di perbatasan biara-biara, para rahib atau pendeta berhasil menjaga tulisan-tulisan dari beberapa Bapak gereja dan sedikit teks klasik. Tapi di provinsi-provinsi utara Kekaisaran lama, yang selalu jauh dari pusat utama kekuatan politik, tampak seakan masyarakat akan terjatuh tanpa harapan pada situasi-tak-bertuhan dan penuh kesalahan. Namun, Gereja Barat bukan hanya berhasil bertahan hidup, ia bahkan memungkinkan Barat untuk bangkit dengan kekuatan baru selama periode Perang Salib. Para paus mengirim misionaris ke kerajaan-kerajaan barbar di utara pengunungan Alpen dan mencapai beberapa keberhasilan yang patut diperhitungkan. Mereka berhasil mengalihkan kaum Anglo-Saxon di Inggris dan kaum Frank di Gaul ke agama Kristen Romawi “yang benar”. Tapi kedua kaum itu sebagian besar buta huruf dan tak terdidik. Keimanan mereka sering kali merupakan campuran membingungkan antara ajaran Kristen dan gagasan-gagasan pagan. Jelas bahwa masih banyak sekali yang harus dilakukan sebelum Eropa sepenuhnya pulih dari runtuhnya kekaisaran itu.

Namun, Eropa memiliki tetangga-Kristen yang kuat. Walaupun kekaisaran telah dihancurkan di barat, bagian timur kekaisaran yang beribukota Konstantinopel tetaplah utuh dan oleh orang Eropa saat itu dikenal dengan Byzantium. Kaisar Konstantinopel, yang menjadi kepala gereja dan negara, adalah keturunan para kaisar Romawi. Ia masih memerintah dalam negara yang kuat dan terpusat serta bertempur dengan mahir dalam operasi-diplomatik-dan-militer yang hebat untuk menjaga agar tentara Islam tidak bergerak mendekat. Sebagai satu-satunya kaisar yang tersisa, ia menjadi penguasa Italia, yang belum dimasuki sama sekali oleh kaum barbar. Sang kaisar memiliki pusat pemerintahan di Ravenna. Karena itu, kekaisaran Yunani Byzantium menikmati keberlanjutan yang tak terputus dan menjadi satu-satunya tempat agama Kristen kuno dari


(9)

Kekaisaran Romawi dapat bertahan hidup di dunia. Gereja Timur memiliki pendekatan pada masalah teologi dan konsep kesucian Tuhan yang tradisinya banyak berbeda dengan yang dikembangkan oleh Gereja Latin di Roma. Namun, belum ada perbedaan doktrinal antara agama Kristen Timur dan Barat. Perbedaan mereka lebih bersifat psikologis daripada teologis. Setelah hancurnya Kekaisaran Romawi Barat, orang-orang Latin merasa cemas terhadap tradisi dan identitas Latin mereka. Orang-orang Latin tidak ingin tersapu oleh pengaruh orang-orang Yunani walaupun kebanyakan paus pada awal Abad Pertengahan berasal dari Yunani atau kaum Kristen Timur.

Para pemeluk Kristen yang dulunya kaum barbar di antara kaum Anglo-Saxon dan kaum Frank secara khusus adalah para pembela ritus Latin dan mereka amat gelisah. Menurut mereka, Barat tidak boleh menjadi sekedar pos luar Gereja Ortodoks Yunani dari Byzantium. Mereka merasa tersinggung dengan cara orang-orang Yunani yang jelas-jelas memandang rendah mereka dan mereka juga benci pada fakta bahwa Romawi, satu-satunya kejayaan yang tertinggal di Eropa, harus didominasi oleh Byzantium, dan bahwa di sana mereka lebih banyak yang berbicara dalam bahasa Yunani daripada bahasa latin, dan bahwa Paus adalah seorang Yunani.

Para pemeluk Kristen Barat tidak ingin menciptakan Gereja yang terpisah. Mereka sekedar ingin diperlakukan dengan rasa hormat dan dimuliakan. Sementara itu, para paus melihat bahwa para kaisar Byzantium cenderung menyaingi klaim mereka sebagai pemimpin tertinggi Gereja. Ketika pada tahun 729, Kaisar ternyata berani mengirim instruksi kepada Paus Gregory II mengenai masalah-masalah doktrinal, Paus mengamuk dan memobilisasi –paling tidak dalam semangatnya– gereja-gereja Barat untuk melawan saudara Yunani mereka yang mulia. Ia mengumumkan bahwa ia akan mengirimkan misionaris baru ke “bagian-Barat yang paling jauh” dan bersumpah bahwa ia akan pergi sendiri

untuk membaptis para pemeluk Kristen baru tersebut.Gereja Romawi (Roman


(10)

yang dikenal sebagai the “Great”. Dialah yang membangun awal mula birokrasi kepausan masa Abad Pertengahan dan memperkuat kekuasaan kepausan (papacy’s power). Gregorius menggunakan administrasi Romawi untuk mengorganisasikan kekayaan Gereja di Italia, Sisilia, Sardinia, Gaul, dan wilayah lainnya. Ia memperkuat otoritas kepausan atas uskup dan para pastur lainnya, mengirimkan misionaris untuk menaklukkan Anglo-Saxon, dan melakukan aliansi dengan kaum Frank (Perancis). Paus Gregorius juga melakukan aktivitas ekonomi dengan mengimpor gandung untuk memberi makan prajurit Romawi dan

mengirimkan pasukan untuk melawan kelompok heretic Lombard.36

Dua puluh tahun kemudian, seorang paus menyeberangi pengunungan Alpen, yakni ketika Stephen II bersekutu dengan Pepin, raja baru kaum Frank dan putranya Charlemagneyang terkenal (dalam buku lain disebutkan dengan nama

Charles Martel). Dia membantu Stephen II menyebrangi pengunungan Alpen.37

36

Adian Husaini. 2005.Wajah Peradaban Barat: dari Hegemoni Kristen ke Dominasi Sekular-Liberal. Jakarta: Gema Insani.Hlm. 32.

37

John Drinkwater dan Hugh Elton. 2002. Fifth-Century Gaul: A Crisis of Identity?. Cambridge: Cambridge University Press. Hlm. 45

Akibatnya, Pepin memosisikan Kaisar Yunani sebagai pelindung sekuler Paus. Walaupun Pepin belum menjadi kaisar, orang-orang Byzantium memandang Paus Stephen II sebagai pengkhianat dan Pepin sebagai seorang barbar yang congkak. Tetapi di Barat, orang-orang sangat senang pada menonjolnya kekuatan Barat yang baru ini dan memandang Pepin dengan penuh kekaguman, yang sedang membangun kekaisaran-kaum-Frank yang kuat (akan disebut sebagai Kekaisaran Romawi Suci pada abad berikutnya), yang memaksa lebih banyak lagi kaum pagan untuk masuk ke dalam Kristen dalam upaya besar untuk menjadikan Eropa sebagai kekuatan kokoh dan bersatu. Perang-perang suci untuk ekspansi dilanjutkan oleh putranya, Charlemagne, yang pada akhirnya meneruskan kekuasaan Pepin pada tahun 771 dan secara menakjubkan memperluas wilayah kekuasaan.Pada tahun 800, Paus Leo III menobatkan Charlemagne sebagai Kaisar Romawi Suci di Barat pada Hari Natal.Pada saat itulah Kekaisaran Romawi Suci


(11)

yang dulunya merupakan Kekaisaran Romawi Barat berdiri sebagai Kekaisaran yang berdaulat dan terpisah secara politik sekaligus religius dari Kekaisaran Romawi Timur.

Penobatan ini merupakan tantangan terbuka terhadap Byzantium sebagaimana disadari baik oleh Charlemagne maupun Paus Leo III. Charlemagne yang tidak dapat membaca dan menulis, duduk di keagungan singgasana kekaisaran dan menjajarkan dirinya dengan Kaisar Yunani yang terpelajar. Bagi orang-orang Byzantium, hal itu menyakitkan saat menyadari bahwa keturunan kaum barbar, yang telah menghancurkan kekaisaran di barat, duduk di singgasana kekaisaran. Tapi bagi banyak orang di Eropa, tampak bahwa Barat siap menentukan nasib mereka sendiri dan menampakkan kemerdekaan dari orang-orang Yunani yang angkuh. Katedral St. Maria yang agung dari Charlemagne di

ibukota kekaisarannya di Aachen dimodelkan pada basilica kekaisaran Byzantium

di Ravenna. Ia secara cukup sadar merancang dirinya sebagai rekan setara dengan

Kaisar dari Kekaisaran Romawi Timur.38

Charlemagne memerintahkan semua rakyat taklukannya untuk menjadi Kristen. Ia memerintahkan agar setiap orang Saxon yang menolak dibaptis, dibunuh. Ia tegaskan bahwa tata cara Roma dan bahasa Latin digunakan dalam liturgi. Ia ingin semua orang di kekaisaran itu melakukan ibadah dalam satu bahasa. ia sangat terpengaruh atas hubungannya dengan Roma, hingga tahun 781

ia meminta Paus Adrianus untuk memberinya sebuah Sacramentary.39

38

Michael Frassetto. 2003. Encyclopedia of Barbarian Europe: Society in Transformation. Santa Barbara: ABC-CLIO. Hlm. 110-111.

39

Michael Collins dan Matthew APrice. 2006. The Story Of Christianity, Menelusuri Jejak Kristianitas. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 90.

Selama 400 tahun, karena peperangan diantara para masyarakat Barat yang baru ini, hanya sedikit karya tertulis yang bisa dibuat di Eropa. Para pengarang Kristen menulis

dalam scriptoria, di mana naskah-naskah disalin dalam bahasa Latin. Sebuah

naskah baru ditulis dan ejaannya distandarisasi oleh Alcuin dan murid-muridnya di istana kaisar di Aachen. Beberapa naskah bergambar yang terbaik dihasilkan


(12)

dalam masa ini. Charlemagne memahami pentingnya pendidikan dan bahkan sebelum menjadi kaisar.Ia mengeluarkan peraturan dalam tahun 787, yang memerintahkan agar semua biara dan rumah para uskup harus menjadi tempat pendidikan dan pembelajaran. Kebijakan Karel Agung ini disebut sebagai

Renaissans Carolingian.40

Kekaisaran Charlemagne dan seluruh pencapaiannya buyar setelah kematiannya pada 28 Januari 814.Selama abad ke-9 dan ke-10, Eropa mengalami serbuan-serbuan baru yang menunda kemajuannya. Orang-orang Viking menyerbu dari utara, kaum Magyar dari timur. Tapi lepas dari semua tekanan ini, Eropa tidak pernah melupakan Charlemagne. Masyarakat memandangnya dengan rasa nostalgia sebagai simbol kehormatan dan kemerdekaan Barat. Selama abad ke-10, kaum Frank kehilangan kepemimpinan Eropa. Kepemimpinan itu beralih ke Jerman, yang pernah ditaklukkan Charlemagne. Namun ada juga yang mengkritik kisah Charlemagne seperti John Drinkwater, yang tidak setuju dengan penyebutan kaisar atas Charlemagne. Dalam bukunya diasumsikan bahwa bahwa tulisan Paul the Deacon tentang kisah Charlemagne membingungkan. Dalam bukunya jugadisebutkan bahwa Charlemagne adalah seorang penakluk Hunnic Avars, renovator Kekaisaran Romawi, pemimpin dari semua suku-suku Jerman yang bersatu dalam mempertahankan Eropa Barat. Dia memindahkan sebuah

patung Kaisar Theodosius yang terkenal dari Ravenna ke Aachen.41

Pada tahun 882, terjadilah sesuatu yang sulit dipercaya. Paus Yohanes VIII dibunuh dan menjadi paus pertama yang meninggal karena dibunuh. Ia meninggal di tangan para pengiringnya yang tidak puas kepadanya. Ia diracuni dan kemudian dipukuli hingga meninggal. Hal ini kemudian disusul dengan hal-hal lain yang lebih buruk. Pada musim gugur tahun 896, Paus Stefanus VIII membawa jenazah pendahulunya, Paus Formosus, yang diambil dari makamnya dan dihadirkan dengan jubah kepausannya. Tuduhan atas almarhum paus itu kemudian dibacakan

40

Ibid. Hlm. 91-92.

41


(13)

sebelum jari-jarinya yang menyampaikan berkat dipotong dan jenazahnya dilemparkan ke Sungai Tiber. Stefanus, yang jelas-jelas terganggu jiwanya, sejak lama telah melawan Formosus karena rasa iri hati. Karenanya, tidak mengherankan jika akhirnya Stefanus sendiri mengalami hal yang buruk di akhir hidupnya. Ia dimasukkan ke dalam penjara dan meninggal karena dicekik oleh

sekelompok orang Roma.42

Situasi buruk ini masih terus berlangsung sampai pada tahun 962 (sumber

lain menyebutkan pada tahun 963),43Otto I menjadi Kaisar Romawi Suci dan

memulai membangkitkan Kekaisaran Romawi Suci. Dia seorang bangsawan dari Saxony, yaitu salah satu dari lima daerah yang luas di wilayah kekuasaan Charlemagne. Daerah yang lain adalah Bavaria, Franconia, Swabia, Lorraine (yang kemudian menjadi negara Jerman pada saat ini). Ayah Otto, Henry the Fowler, juga seorang raja yang mendapat titel raja dan kekuasaan yang sama-samar di keempat wilayah tersebut. Dan pada saat Otto berkuasa titel raja tersebut

berlaku secara resmi44 Kedaulatan itu dia peroleh setelah dia berhasil

mengalahkan Berengar yang menyerang wilayah Swabia dan menikahi Adelheid, ratu kerajaan tersebut. Hubungan kedua kerajaan menjadi erat yang kemudian disahkan oleh Paus John XII sebagai kaisar dan permaisuri, titel politik yang

agung sekaligus sebagai status suci.45

Gereja juga memulai upaya yang lebih efektif untuk mereformasi semangat kejiwaan Eropa. Reformasi ini dimulai pada akhir abad ke-10 di Biara Ordo Benedektin Cluny di Burgundy dan di banyak cabangnya. Para rahib Reformasi Cluny ingin mengkristenkan masyarakat Eropa dan mendidik mereka dalam cara Kristen sejati. Selalu ada perbedaan antara yang dimaksud oleh

42

Yosef Lalu. 2010. Gereja Katolik Memberi Kesaksian Tentang Makna Hidup. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 18.

43

Ibid. Hlm. 19.

44

Christopher Kleinhenz. 2004. Medieval Italy: An Encyclopedia, Volume 2. New York: Routledge. Hlm. 810.

45

Phyllis G Jestice. 2004. Holy People of the World: A Cross-cultural Encyclopedia. Santa Barbara: ABC-CLIO. Hlm. 11.


(14)

pendukung Reformasi Cluny dengan apa yang dipahami orang awam, tetapi reformasi itu sangat berhasil. Sebagian besar dari paus yang kuat dan berhasil di abad ke-11 berasal dari para pendukung Reformasi Cluny yang membantu menyebarkan berbagai gagasan tentang reformasi tersebut serta menjadikannya sebagai kebijakan resmi Gereja. Perlahan orang Eropa menjadi Kristen, baik dalam semangat maupun dalam sebutannya, tetapi semangat Kristen hanya dimiliki oleh kaum Cluny.

Di Norwegia, Kristianitas diperkenalkan dengan cara yang tidak biasa, karena bukan biarawan yang berkhotbah, tetapi raja. Pada tahun 1016, Olaf I menjadi Raja Norwegia. Ia telah mempelajari dan menjadi pemeluk agama Kristen di Inggris. Seperti pemerintahan sebelumnya, ia memaksa para pengikutnya untuk mengikuti keyakinannya. Setelah wafatnya tahun 1030, ia

dinobatkan sebagai santo pelindung Norwegia.46

Salah satu jalan bagi gerakan-gerakan yang mengantarkan Eropa dalam identitas Kristen baru adalah proyek pembangunan mereka yang ambisius, yang pencapaian mereka telah dibandingkan dengan pembangunan orang-orang Romawi. Hal ini sangat mengesankan jika melihat betapa miskinnya Eropa pada saat itu. Ratusan gereja dibangun di sepanjang wilayah Kekaisaran Romawi Suci, bahkan di desa-desa atau pemukiman yang cukup kecil. Bangunan-bangunan batu yang mengesankan dengan gaya Romawi ini menjulang di antara gubuk-gubuk sederhana masyarakat dan dapat dipandang dari jarak bermil-mil jauhnya. Hal ini memberikan penampilan seragam di Eropa yang menunjukkan adanya semangat Kristen yang bersatu. Di gereja-gereja ini masyarakat mendengarkan misa dan diajarkan tentang keimanan. Orang-orang mempelajari berbagai pelajaran penting dalam patung-patung bergaya Romawi yang mengabadikan adegan Iblis berjuang melawan para Prajurit Tuhan. Hidup tampak terdiri dari pertempuran abadi dengan seluruh kekuatan Iblis dan hal ini tercermin dalam biara-biara Ordo

46


(15)

Benediktin. Biara-biara ini selalu dipandang sebagai benteng-benteng, yang melancarakan perang suci melawan Iblis sebagaimana para ksatria bertempur melawan kaum Magyar, kaum Muslim, dan orang-orang Viking yang telah menyerang Eropa. Tak ada pemikiran untuk menawarkan gambaran kesan yang menenteramkan atau kedamaian pada kaum Kristen, karena di Eropa hidup masih sangat terlalu keras dan berbahaya. Gereja-gereja memang benar-benar menjadi benteng bagi orang-orang biasa pada waktu perang.

Selama abad ke-11, berbagai invasi tak ada lagi, tetapi masih tersisa perang feodal yang sengit dan keras. Para ksatria tidak lagi menjadi pembela Kekaisaran Romawi Suci, tetapi, dengan tidak adanya musuh bersama dari luar, mereka berperang satu sama lain. Selama pertempuran,kaum miskin yang terperangkap di antara dua tentara para ksatria yang sedang berperang, mereka dapat membarikade diri mereka sendiri dalam gereja dan berlindung di sana. Gereja berkata sangat jelas kepada mereka bahwa bukan hanya perang dalam pertempuran rohani mewakili masyarakat, tapi gereja juga melindungi mereka jauh lebih efektif dari para ksatria, yang tak punya perhatian pada kesejahteraan rakyat. Orang-orang jelata harus meminta bantuan dan bimbingan kepada Gereja, bukan kepada baron dan prajurit mereka.

Namun, walaupun tak bisa disangkal bahwa proyek-proyek pembangunan ini sangat penting, masyarakat masih harus belajar banyak tentang fakta-fakta mendasar dari kehidupan Kristen. Reformasi Cluny berusaha menyediakan bimbingan dan bantuan yang lebih bersifat rohani bagi rakyat daripada menyediakan tempat-tempat berteduh yang murni fisik dalam gereja-gereja baru itu. Mereka percaya bahwa merekalah orang Eropa yang hidup sesuai dengan semangat Injil. Wajar saja ketika mereka mencoba meng-Kristen-kan Eropa mereka, mengajarkan orang Eropa untuk hidup seperti para rahib. Benar bahwa para rahib pendukung Reformasi Cluny hidup lebih nyaman daripada kebanyakan orang miskin pada waktu itu dan bahwa biara-biara pendukung Reformasi Cluny menjadi lembaga yang kaya dan berkuasa, jauh berbeda dari keadaan komunitas


(16)

Kristen di Yerusalem. Tetapi kaum Benediktin tidak memiliki hak milik pribadi dan mereka menjalani hidup komunal, dengan para rahib yang berbagi semuanya secara setara. Seorang rahib Benediktin juga mengambil sumpah keteguhan, yang berarti ia berjanji untuk menetap di sebuah biara selama hidupnya. Keteguhan adalah nilai yang penting dalam dunia yang tidak aman di Abad Pertengahan, masa ketika kondisi primitif membuat seluruh hidup tampak sangat singkat dan

sementara.47

Pada masa itu, musuh Barat bukanlah Islam, melainkan orang-orang Byzantium. Utusan orang-orang Byzantium digambarkan sebagai terampil tetapi bodoh dan jelas tidak sebanding dengan kaum Frank. Seiring dengan Eropa yang menampakkan kemerdekaan yang baru, mereka menyiapkan diri secara agresif melawan Gereja Timur dan memandang Byzantium sebagai musuh alamiah dari identitas Barat yang sedang berusaha dibangun.Pada tahun 1136, seorang uskup dari Timur menulis surat kepada seorang uskup di Barat, yang dengan ringkas merangkum akar permasalahan yang mengakibatkan jarak antara Gereja Barat dan Gereja Timur semakin lebar. Gereja Timur/Ortodoks menganggap kepausan sebagai "kehormatan yang diunggul-unggulkan" dan "pemimpin cinta kasih", tetapi mereka sama sekali tidak pernah mengakui bahwa kepausan mempunyai

kekuatan untuk mengatur mereka secara hukum.48

Hingga akhir masa pemerintahan Charlemagne seluruh masyarakat Eropa pada Abad Pertengahan telah menjadi Kristen.Setiap hari Gereja menawarkan stimulasi harian dan tahunannya. Terpisah dari Ekaristi mingguan, hari-hari pesta, dengan adanya prosesi dan devosi, menandai adanya perbedaan dari ritme mingguan. Selain itu, dari acara-acara tersebut, masyarakay awam boleh

3. Masyarakat Barat Pada Abad Pertengahan

47

Karen Armstrong. 2003. Perang Suci: Kisah Detail Perang Salib, Akar Pemicunya, dan Dampaknya

Terhadap Zaman Sekarang. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Hlm. 95-104.

48


(17)

mengambil bagian dala Ekaristi (biasanya hanya imam yang menerima Komuni karena Misa dirakayan untuk umat dan bukan bersama umat).

Untuk hari-hari pesta semacam ini, para seniman bergembira dengan memahat patung-patung yang mereka bawa dalam prosesi yang beraneka ragam. Prosesi ini juga membuka kesempatan seluas-luasnya untuk menghiasi jubah-jubah yang disulam dengan meriah hingga salib-salib, tempat lilin dan pendupaan yang ditempa dengan sangat teliti. Semua digunakan untuk memuliakan Allah.Orang-orang sederhana, yang hidupnya sering ditandai dengan kesulitan-kesulitan besar, bergembira dengan adanya selingan selama upacara-upacara keagamaan semacam ini. Hiasan gereja adalah usaha bersama yang dihasilkan dari kerja sama seluruh umat, baik yang miskin maupun yang kaya. Pembuatan karya-karya seni membawa banyak kesempatan kerja dan pada beberapa tingkatan mampu melepaskan beban kemiskinan.

Jendela-jendela kaca berwarna dan lingkaran lukisan dinding di katedral-katedral Eropa Abad Pertengahan sering kali disebut sebagai Kitab Suci kaum sederhana. Pada Abad Pertengahan, ketika karya tulis sangat jarang dijumpai, gambar-gambar dari kisah besar dala Kitab Suci disampaikan dengan media kaca dan pewarnanya. Selain indah dipandang, kaca berwarna dan dinding-dinding bergambar lebih dimaksudkan sebagai alat bantu untuk mengajar kaum sederhana tentang dasar-dasar iman.Sepanjang ibadat, pengkhotbah dapat menjadikan jendela-jendela bergambar atau menunjuk ke kubah-kubah bergambar kisah-kisah Kitab Suci di atas pandangan umat yang berkumpul.Para seniman senang membuat gambaran dari kisah-kisah yang tertulis dalam Kitab Suci Kristiani. Kelahiran Kristus dan Kisah Penyaliban menjadi tema-tema favorit bagi para

seniman tersebut.49

49

Michael Collins dan Matthew APrice. Op. Cit., Hlm. 92.

Biara-biara juga menjadi pusat perkembangan musik; para biarawan menyusun melodi-melodi untuk pujian-pujian mereka dan dengan susah


(18)

payah menulis ulang naskah-naskah sehingga musik terpelihara dan tersebar luas.50

Biara-biara pun memakai hierarki feodal ini sebagai model. Abbas atau uskup menempati posisi/bertindak seperti pemilik tanah dan ia berkuasa atas tanah yang menjadi hak-hak milik biara.Dengan cepat, biara-biara segera menjadi kaya karena beberapa sebab. Selain karena dikelola dengan efisien, biara-biara sering kali mendapatkan sumbangan dari keluarga para imam. Ketika tuan tanah di sekitar biara pergi berperang, mereka mempercayakan barang-barang mereka kepada biara. Beberapa posisi biarawan segera saja menjadi daya tarik bagi anak-anak bangsawan karena tidak seperti gelar-gelar kebangsawanan, gelar-gelar tersebut tidak didapatkan berdasarkan keturunan. Seiring dengan situasi di mana biara-biara memperoleh lebih banyak kekayaan dan perlindungan politik dari kerajaan, kehidupan di biara menjadi semakin nyaman dan menyenangkan.

Golongan orang-orang kebanyakan di Eropa pada Abad Pertengahan merasa dirinya sebagai golongan masyarakat yang hebat. Sistem ekonomi dan politik pada masa itu sangat tegas mengacu pada hierarki dan didasarkan pada model piramida yang dipercaya sebagai takdir Tuhan. Mayoritas penduduk terus-menerus hidup dalam kondisi yang nyaris miskin, yang hidup hanya dari panen ke panen yang diperoleh dari sepetak tanah milik orang lain yang lebih kaya. Mereka adalah golongan pengolah tanah atau petani.Di atas kelompok ini, adalah

golongan tuan (lord), yang memiliki tanah. Biasanya ada juga beberapa orang di

antara kedua golongan ini, yang mengawasi hidup para pekerja dan mengendalikan kegiatan-kegiatan mereka. Si pemilik tanah sendiri biasanya diawasi oleh seorang pangeran atau raja, yang akan melindungi dearah kepemilikan dari tanah dengan satu pasukan kecil sebagi ganti atas pelayanan dan penghormatan bagi para bangsawan.

51

50

Ibid. Hlm. 93.

51


(19)

4. Spanyol Pada Masa Kerajaan Visigoth

Spanyol sebelum menjadi wilayah kekuasaan Kerajaan Visigoth merupakan wilayah dari Imperium Romawi. Suku asli disana, Kelt-Iberia, yang menyerap kebudayaan Romawi. Proses ini diperlancar oleh banyaknya orang Italia yang menetap di Spanyol (kolonisasi). Namun pada tahun 414, suku Visigoth memasuki Spanyol bagian utara dan mendirikan kerajaan di daerah tersebut. Walapun Kerajaan Byzantium sempat merebut daerah selatan Spanyol pada tahun 550 namun 25 tahun kemudian dikuasai kembali oleh Kerajaan Visigoth dan kota Toledo dijadikan pusat kerajaan. Suku Visigoth sudah masuk Kristen sebelum menaklukkan Spanyol, tetapi orang-orang Visigoth menganut aliran Aarian. Pada tahun 587, raja Visigoth beralih dari Arian menjadi

Katolisisme.52

Secara politik, wilayah Spanyol terbagi-bagi menjadi beberapa negeri kecil. Bersamaan dengan itu, penguasa Gothic bersikap tidak toleran terhadap aliran agama lain seperti aliran Monofisit dan Yahudi. Penganut agama Yahudi yang merupakan bagian terbesar dari penduduk Spanyol dipaksa dibaptis menurut agama Kristen. Yang tidak bersedia disiksa dan dibunuh. Rakyat dibagi-bagi ke

dalam sistem kelas,53

52

Thomas van den End dan Christiaan de Jonge. 1997. Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam. Jakarta: STT Jakarta. Hlm. 89-90.

53

Ibid. Hlm. 90.

sehingga keadaannya diliputi oleh kemelaratan, ketertindasan, dan ketiadaan persamaan hak. Berkenaan dengan itu, Ameer Ali, seperti dikutip oleh Imamuddin mengatakan, ketika Afrika menikmati kenyamanan dalam segi material, kebersamaan, keadilan, dan kesejahteraan, tetangganya di Jazirah Spanyol berada dalam keadaan menyedihkan di bawah

kekuasaan tangan besi penguasa Visighotic.Di sisi lain, kerajaan berada dalam

kemelut yang membawa akibat pada penderitaan masyarakat. Akibat perlakuan yang keji, koloni-koloni Yahudi yang penting menjadi tempat-tempat perlawanan dan pemberontakan. Perpecahan itu banyak coraknya dan sudah ada jauh sebelum kerajaan Gothic berdiri.


(20)

Perpecahan politik memperburuk keadaan ekonomi masyarakat. Ekonomi masyarakat dalam keadaan lumpuh. Sewaktu Spanyol berada di bawah pemerintahan Kekaisaran Romawi, keuntungan dari akuisisi besar mereka, orang Romawi tidak hanya merekrut tentara dari Spanyol, tetapi juga mengeksploitasi

kekayaan pertanian dan mineral yang luar biasa.54Berkat kesuburan tanahnya,

pertanian maju pesat. Demikian juga pertambangan, industri, dan perdagangan karena didukung oleh sarana transportasi yang baik.Akan tetapi, setelah Spanyol berada di bawah kekuasaan kerajaan Gothic, perekonomian lumpuh dan kesejahteraan masyarakat menurun. Hektaran tanah dibiarkan terlantar tanpa digarap, beberapa pabrik ditutup, dan antara satu daerah dengan daerah lain sulit dilalui akibat jalan-jalan tidak mendapat perawatan. Buruknya kondisi sosial, ekonomi dan keagamaan tersebut terutama disebabkan oleh keadaan politik yang

kacau.55

Ekonomi Visigoth, demikianlah adanya, dibangun di atas perbudakan. Terkesan oleh berlimpahnya tenaga budak di Kekaisaran Romawi, Goth

Para bangsawan mereka menempatkan diri mereka di lahan yang disebut

dalam bahasa Latin “sortes Gothica” dan yang mereka sebut landa-hlauts

(“petak-petak tanah”). Sebutan itu juga yang kemudian diserap oleh orang Arab dengan menyebutnya Al-Andalus. Anggota bangsawan yang lebih rendah menjadikan diri mereka pelayan bagi atasan mereka dan pengganggu bagi kaum tani penduduk asli. Aristokrasi kuno Hispanik, dengan bangga menjadi Latin dan mengambil Katolik Roma sebagai agama mereka, berpegang erat pada tanah perkebunan mereka dan memperkaya diri sendiri dengan pendapatan dari gereja. Massa yang bebas dan tidak bertanah, seperti sejak dahulu, kalau ingin ditinggalkan sendirian atau, sebaliknya, bila diperlukan mendapat perlindungan dari kaum berkuasa yang kuat lainnya. Keadaan Hispania dapat digambarkan sebagai tirani yang ditahan

oleh anarki. Tribalisme teutonik dengan bangga menganut prasangka dan

membenci kerja keras otak yang dituntut dalam pengolahan urusan kenegaraan.

54

William E Dunstan. 2010. Ancient Rome. Lanham: Rowman & Littlefield Publishers. Hlm. 78.

55


(21)

mengambil dan menyebarkan perbudakan di perkebunan Eropa bagian utara, yang sebelumnya tak pernah dikembangkan di sana, dan mereka sangat memperkuat lembaga perbudakan di bagian kekaisaran yang telah runtuh itu dahulu, seperti dalam Hispania, melayani pemilik tanah Romawi.Budak yang berstatus sebagai tawanan perang yang tidak penting bagi proses produksi dijual kepada orang Romawi. Orang Goth mengakui kebebasan tetapi peran mereka dalam ekonomi

tidak jelas.56 Beberapa raja memerintahkan pembuatan koin perak, tetapi koin ini

lebih berfungsi sebagai penghargaan numismatik kepada pemerintah daripada sebagai media pertukaran moneter dalam perekonomian barter tanpa perdagangan eksternal sama sekali kecuali impor tenaga manusia. Perbudakan di Eropa mencapai puncaknya pada abad keenam dan ketujuh, dan Iberia Visigoth adalah salah satu mesin utamanya. Salah satu lini pemasok adalah dari Laut Hitam dan Laut Adriatik timur melalui Bohemia ke pedagang Yahudi dan Kristen di Rhodes dan di kota-kota pelabuhan Genoa dan Marseille menyediakan bagi kasta ksatria kelimpahan tenaga budak Slavia. Maka ribuan orang Slav bekerja keras di bawah cambukan dan terik matahari Iberia di lahan-lahan pertanian dan peternakan yang

luas (versi Visigoth dari latifundia Romawi) sehingga kata untuk budak dalam

bahasa Spanyol (esclavo), seperti semua kata benda Eropa untuk budak,

diturunkan dari populasi budak ini. Kristen menoleransi perbudakan, seperti halnya Islam, tetapi dalam ajaran Islam tidak hanya memerintahkan orang beriman untuk membebaskan budak jika mungkin, juga melarang perbudakan atas

muslim lainnya.57Otoritas Kristen di Hispania, sesuai dengan kaidah St. Paulus58

56

Thomas S Burns. 1991. A History of the Ostro-Goths. Bloomington: Indiana University Press. Hlm. 117.

57

Topo Santoso. 2003. Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syariat Dalam Wacana dan Agenda. Jakarta: Gema Insani. hlm 71-73.

58

Dianne Bergant dan Robert J Karris. 2002. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 287.

dan St. Agustinus, menganggap perbudakan manusia sebagai suatu kondisi yang dibenarkan oleh dosa asal. Meyakini bahwa tidak ada yang perlu dipermasalahkannya asimilasi aristokrasi barbar ke dalam Katolik, para uskup


(22)

Gereja, baik Hispania, Gaul, atau Italia, dengan senang hati mengabaikan belas kasihan Kristus untuk kelas bawah.

Tatanan Visigoth bersifat hirarkis namun tidak tertib secara konsisten. Klan-klan besar secara jelas tidak menyukai segala upaya konsolidasi dinasti. Beberapa raja lebih baik daripada sebagian yang lain. dua di antara mereka, Leovigild dan Sisibut, menstabilkan kerajaan secara politik. Yang lain, Reccared, mengakhiri perpecahan di antara orang Arian dan Kristen Katolik. Pemerintahan Leovigild yang relatif panjang (569-586) memungkinkannya untuk menyatukan sebagian besar Semenanjung Iberia. Timur laut Basque, yang belum pernah mengalami kehadiran legiun Romawi, terhindar dari dominasi Visigoth, tetapi pemersatu yang besar berhasil menganeksasi kerajaan Suevian Galicia. Akan tetapi dia sendiri harus mematuhi kehadiran legiun Romawi –tentara pendudukan (kembali) Justinian dan Justin. Pendahulu raja yang tidak istimewa telah mencurahkan energi mereka untuk saling membunuh sementara seluruh wilayah di selatan dari Valencia ke Cadiz, termasuk Kordoba, lepas ke tangan Greko-Romawi.

Leovigild memutuskan untuk meninggalkan ibukotanya di Narbonne, Mediterania, untuk mencari perlindungan di Toledo.Dua puluh lima tahun kemudian, Sisibut (612-620), menyelamatkan istananya, secara efektif menghapuskan Greko-Romawi untuk terakhir kalinya. Kesempatannya datang ketika rekan sesamanya, Heraklius, memulai pertarungan hidup dan mati dengan

Khosrow II (shahanshah Persia). Tidak dapat mempertahankan kehadiran militer

yang kredibel di semenanjung setelah Sassania melanjutkan permusuhan, Heraklius setuju untuk melepas klaim kedaulatan Romawi kepada Hispania sebagai imbalan untuk dilepaskannya klaim Visigoth atas Ceuta, Balearik, Corsica, dan Sardinia.

Tetapi meskipun mahkota kerajaan Iberia jarang merupakan milik eksklusif satu keluarga, kerajaan itu sendiri eksklusif secara rasial. Hanya orang


(23)

Visigoth yang bisa melamar. Seperti semua orang Jerman kecuali Frank, Visigoth memisahkan diri mereka sebagai oligarki tertutup, kasta yang berkuasa, ras murni dan menganut agama yang berbeda selama 170 tahun sampai keputusan pragmatis mereka untuk memeluk iman Katolik. Sampai akhir abad keenam integritas kasta dijaga tidak hanya dengan keyakinan Arian yang dipegang oleh hampir semua suku Jerman awal selama abad keempat. Sebagaimana Kristen Arian yang mengikuti pesan Nazareth tetapi menyangkal keilahiannya, Visigoth Iberia memegang keyakinan yang secara radikal bertentangan dengan keyakinan taklukan mereka yang Trinitarian. Sejak pendirian Konsili Nicea pada tahun 325, doktrin Trinitas Katolik telah berusaha mendapatkan keunggulan atas Kristen Arian yang diimpor ke Kekaisaran Romawi Barat dari Kekaisaran Romawi Timur oleh salah satu intelektual teologis terkemuka dari Gereja awal, Ulfilas, yang ditahbiskan pada usia tiga puluh sebagai “Uskup Kristen di tanah Gothic.” Memang, selama jangka waktu yang membingungkan pada abad keempat, Arianisme tampaknya mendapat angin di antara para pendeta Barat, menyebabkan St. Jerome berseru “Seluruh dunia mengerang dan tercengang mendapati diri mereka adalah Arian.” Sudah pasti, perbedaan antara kredo Arian dan praktik pengakuan agak melebar dari waktu ke waktu di Hispania, ketika anggota kasta ksatria menikahi Hispano-Romawi kaya dan menenangkan jiwa mereka dengan sakramen Katolik. Namun, kesenjangan antara Arian dan Kristen Katolik menghidupkan dua budaya pengakuan antagonistic yang berbeda di semenanjung Iberia, seperti yang terjadi di tempat lain.

Reccared59

59

Kata Reccared juga sering dieja dengan kata Recarred, seperti dalam buku David Rojinsky yang menyebutkan: “Recarred digambarkan sebagai raja yang telah mengangkat budaya Goth dengan semangat keagamaan dia yang tinggi dan juga bakatnya sebagai pemimpin dengan ketaatan kepada iman Katolik dan dedikasinya terhadap perdamaian, sedangkan ayahnya, Leovigild, adalah raja yang bijaksana yang telah meningkatkan kekuasaan rakyat Ghotic dengan seni perang”.

David Rojinsky. 2010. Companion to Empire: A Genealogy of the Written Word in Spain and New Spain,

C.550-1550. Amsterdam: Rodopi. Hlm. 50.

(586-601), anak Leovigild, akhirnya menyadari bahwa perpindahan agama merupakan harga yang wajar untuk sebuah monarki yang benar-benar bersifat nasional. Biografi para bangsawan Visigoth menyisakan


(24)

banyak hal tak terjelaskan. Dalam kasus Reccared, pemenjaraan dan eksekusi kakaknya oleh ayah mereka lantaran dia memeluk Katolikseperti istrinya (yang orang Frank), mungkin telah mendorong Reccared kearah pembangkangan keluarga. Putra pemersatu besar ini tidak bisa tidak telah terpengaruh oleh contoh ayah mereka sebagai raja pertama yang melanggar tabu perkawinan dengan orang luar. Leander, uskup Katolik Sevilla, juga sangat terlibat dalam urusan perpindahan agama. Reccared membawa monarki menjadi Katolik secara resmi pada Konsili Toledo Ketiga Mei 589.Dengan mengubah kerajaan menjadi Katolik, dia digambarkan sebagai Konstantin baru di belahan Barat (salah satu

kaisar terkenal di Kerajaan Byzantum).60Akan tetapi Iman Katolik tetap tidak

mendapatkan posisi istimewa di Spanyol sampai pernikahan Raja Ferdinand dan

Ratu Isabella pada tahun 1474.61

Yahudi sekarang satu-satunya populasi non-Katolik yang masih signifikan setelah penolakan resmi rezim atas Arianisme. Orang Yahudi pernah tinggal di Hispania sebelum sejarah tercatat tetapi jumlah mereka telah melompat tajam setelah penaklukan kota Yerusalem oleh legiun Romawi pada tahun 70dibawah komando panglima militer, Titus.

Katolik Toledo Ketujuh membuat perintah pengasingan yang mengerikan dengan sangat jelas: “Raja tidak menoleransi seorang pun yang tidak Katolik dalam kerajaannya.” Tapi rumah yang dibangun raja Reccared dan penerusnya lebih mirip dengan penjara daripada sebuah negara-bangsa. Katolik Visigoth sangat kejam dan kasar, bahkan St. Isidorus tidak mampu melihat banyak bukti semangat Injil dalam sejarah rezimnya yang lembek.

62

60

Ibid.

61

Hans Knippenberg. 2005. The Changing Religious Landscape of Europe. Amsterdam: Het Spinhuis. Hlm. 76.

62

Kenneth R Jones. 2011. Jewish Reactions to the Destruction of Jerusalem in A.D. 70: Apocalypses and

Related Pseudepigrapha. Leiden: BRILL. Hlm. 88.

Puluhan ribu orang Yahudi tersebar ke Hispania setelah pengahancuran Bait Salomo, pemusnahan populasi, dan

penghapusan nama Yudea dari peta kekaisaran. Orang Yahudi bukan hanya tidak


(25)

tak dapat diabaikan di tengah rakyat awam kerajaan. Keberadaan mereka di luar

apa yang disebut bapa-bapa Gereja societas fidelium adalah sebuah penghinaan

terhadap urgensi konsolidasi monarki dan dorongan meresahkan bagi bangsawan Arian, yang masih banyak tersisa setelah Konsili Toledo Ketiga. Karena budak menjadi sumber utama kekayaan kerajaan, kepemilikan banyak di antara mereka oleh tuan tanah Yahudi makin memperkental sikap anti-Semitisme resmi. Apalagi kekayaan orang Yahudi dalam hal tanah dan budak berarti kemerdekaan relatif:

swasembada vis-à-vis negara Visigoth dan otonomi dalam urusan agama. Dengan

beralihnya Raja Reccared ke agama Katolik, anti-Semitisme menjadi ideologi resmi rezim, diiringi dengan ketamakan satu demi satu raja yang menginginkan para budak dan tanah milik masyarakat Yahudi di sekitar Toledo, Tarragona, Merida, serta Baetica dan Catalunya yang sudah mapan sejak lama.

Bagi raja Sisebut (berkuasa antara tahun 611/12-620),63

Para uskup Gereja katolik Hispania mempromosikan dan menyetujui pembatasan atas kebebasan orang Yahudi yang berkisar dari pembatasan yang tidak nyaman hingga keterlaluan. Konsili Toledo Keenam pada tahun 638

mengumumkan secara resmi Lex Vizgothorum, yang menyatakan bahwa orang

keberadaan populasi besar Yahudiyang makmur sama sekali tidak sesuai dengan kerajaan Kristen bersatu yang secara khusus ingin ia bangun. Untuk tujuan mulia itu, ia hanya perlu melihat ke Konstantinopel untuk menemukan formula yang telah terujibaik bagi negara yang ditegakkan dengan kepatuhan pada agama. Bahwa ada banyak kesamaan antara kebijakan di Konstantinopel dan Toledo itu jelas. St. Isodorus dari Seville memaafkan tujuan perpindahan agama Sisibut atas otoritas kanonik Santo Paulus dan Augustinus, meskipun ia agak tidak senang dengan caranya, menyesali bahwa Sisibut ‘memaksa [Yahudi] dengan kekuatan tatkala ia seharusnya membangkitkan mereka dengan doktrin iman.” Puluhan ribu orang Yahudi masuk Katolik di bawah sanksi mengerikan Sisibut.

63

Roger Collins. 2004. A History of Spain: Visigothic Spain 409 -711. New Jersey: Blackwell Publishing. Hlm. 69.


(26)

Yahudi, “terlepas apakah dibaptis atau tidak,” dilarang memberikan kesaksian di pengadilan. Konsili lainnya menyusul, melarang perayaan Paskah, pelaksanaan hukum makanan, dan penyelenggaraan upacara pernikahan. Selain didiskualifikasikan dari layanan publik dan profesi berdasarkan keahlian, mereka bahkan dilarang untuk kepemilikan budak Kristen atau mempekerjakan pegawai Kristen. Namun, penegakan larangan ini dan lainnya yang seperti itu mungkin diterapkan secara tidak konsisten atau secara luas diabaikan dan dihindari. Di antara populasi umum, perasaan tidak ramah terhadap orang Yahudi tampaknya biasa-biasa saja, tidak intens. Akan tetapi, tekad anti-Semit monarki memuncak dalam dua dekade terakhir pemerintahan Visigoth. Meningkatnya penghormatan dari kalangan wali gereja Hispanik pada ritual dan prasangka ortodoksi Yunani berkontribusi terhadap peningkatan ekstremisme. Batas waktu untuk berpindah agama atau pengusiran diumumkan.

Racun anti-Semit Raja Egica (687-702) memang luar biasa bahkan untuk seorang Visigoth. Pada Konsili Toledo XVI pada November 695, tuntutannya agar parapendeta tinggi menyetujui pemberlakuan tindakan kejam yang menghadapkan orang Yahudi dengan dilema yang tidak dapat ditoleransi: imigrasi; konversi paksa; pemiskinan; dan hal-hal yang lebih

buruk.64

64

Herwig Wolfram berpendapat bahwa hal itu tidak dapat disalahkan kepada penguasa Visigoth mengingat mentalitas kaum Goth secara umum. Lihat dalamHerwig Wolfram. Op. Cit.,Hlm. 234.

Sebagaimana berimigrasi, sebagian lebih banyak berpindah agama (untuk sementara), sedangkan beberapa pemimpin mereka berupaya meminta bantuan dari sesama mereka di Afrika Utara dan Mesopotamia. Dalam cara-cara yang sekarang sulit untuk dipastikan, tampak jelas bahwa orang Yahudi meminta bantuan Arab untuk terbebas dari “solusi final” Visigoth. “Kita tidak dapat meragukan bahwa orang Yahudi Spanyol memandang bangsa Arab sebagai pembebas,” simpul Richard Fletcher, ahli Abad Pertengahan terkemuka. Egica yang marah mencapai kesimpulan yang sama dan segera menghasut Konsili Toledo XVII, untuk mengeluarkan dakwaan siasat berkhianat di dalam dan diluar


(27)

kerajaan terhadap orang Yahudi. Bukti-bukti ditampakkan mengenai permohonan rahasia orang Yahudi untuk bantuan dalam meruntuhkan monarki –kontak-kontak rahasia dengan komunitas Yahudi Mesir dan dengan kaum muslim yang saat itu

baru saja menambahkan Afrika Utara ke dalam Dar Al-Islam. Disebutkan juga

bahwa orang Yahudi telah berpihak pada kaum muslim selama pengepungan

khalifah Rasyidin kedua atas Yerusalem. Keputusan Dewan itu kejam, tanpa

diperbolehkan untuk melakukan perpindahan agama, semua orang Yahudi dewasa dijual sebagai budak dan anak-anak mereka dibagi-bagikan di antara

keluarga-keluarga orang Kristen.65

PeriodedominasiVisigothdi Spanyolberakhirpadatahun 711ketikapasukan ekspedisiorang Moor yang relatifkecil dibawahkepemimpinanTariqmendarat ditempat yang sekarangdisebut Giblaltar, mengalahkanRoderick, rajaterakhir

dariGoth, dekatJerezdela Frontera, dan

sangatcepatmenyerbusisasemenanjung.Hanyatujuh tahun kemudianseluruh negeri, dengan pengecualiandaribeberapaperlawananyangtersebar di utara, berada di bawah dominasiorang Moor. Kekuasaan orang-orang Moor, setidaknya sampai akhirabad kesebelas, dikenaltoleran.Orang-orang Kristenyang tidakmelarikan diri keutaradibiarkanmengikuti kebiasaan, agama dancarahidupmereka sendiri asalkan

merekatidak membuatkesulitandalam bidang agama atau politik.66

65

David Levering Lewis. Op.Cit.,Hlm.179-187.

66

Ian Macpherson. 1975. Spanish Phonology: Descriptive and Historical. Manchester: Manchester University Press. Hlm. 92.


(28)

B. Sejarah Peradaban Islam Di Spanyol

1. Ekspansi Kerajaan Umayyah

Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Kerajaan Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun-temurun).67 Kekhalifaan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun, dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu untuk mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebut “khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh

Allah.68Kerajaan Umayyah mewarisi sistem kerajaan yang pernah dipraktekkan

oleh Kerajaan Persia dan Romawi.69

Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota negara dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke Damaskus,tempat ia berkuasa sebagai

gubernur sebelumnya.70

Ekspansi yang terhenti pada masa khalifah Usman dan Ali dilanjutkan kembali oleh dinasti ini. Di zaman Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukkan. Di sebelah Timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai sungai Oxus

Khalifah-khalifah besar dinasti Bani Umayyah ini adalah Muawiyah ibnu Abi Sufyan (661-680), ‘Abdu Al-Malik ibnu Marwan (685-705), Al-Walid ibnu ‘Abdul Malik (705-715), Umar ibnu ‘Abdu Al-Aziz (717-720), dan Hasyim ibnu ‘Abdu Al-Malik 9724-743).

67

Dalam sumber lain disebutkan dari kekhalifahan menjadi kerajaan.

Fuad Mohd Fachruddin. 1985. Perkembangan Kebudayaan Islam. Jakarta:Bulan Bintang. Hlm. 44.

68

Badri Yatim. Op. Cit., Hlm. 42.

69

Akbar S Ahmed. 1989. Discovering Islam: Making Sense of Muslim History and Society. London: Routledge. Hlm. 38.

70

Memindahkan pusat kerajaan dari Madinah ke Damaskus sebagai langkah awal untuk memperkuat kekuasaannya.Lihat Syed Mahmuddunasir. 1985. Islam: Its Concept & History. New Delhi: Lahoti Fine Art Press. Hlm. 151.


(29)

dan Afganistan sampai ke Kabul. Angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Bizantium, Konstantinopel. Ekspansi ke Timur yang dilakukan Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh khalifah ‘Abdu Al-Malik. Dia mengirim tentara menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menundukkan Balkhan (Balkan dalam sebutan Barat), Bukhara, Khawariz, Ferghana, dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind, dan daerah Punjab sampai Maltan.

Ekspansi ke Barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid ibnu ‘Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekpedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya benua Eropa, yaitu

pada tahun 711dibawah pimpinan Tariq bin Ziyad.71Setelah Aljazair dan Maroko

dapat ditundukkan, Tariq bin Ziyad, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan antara Maroko dengan benua Eropa, mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Giblaltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Dengan demikian, Spanyol menjadi sasaran ekspansi selanjutnya. Ibu kota Spanyol, Kordova (Cordoba), dengan cepat dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira, dan Toledo yang dijadikan ibu kota Spanyol yang baru

71

Dia adalah panglima kepercayaan Musa Ibnu Nushair, gubernur di Afrika Utara. Tidak dijelaskan apakah Tariq orang Arab atau Moor (kaum barbar Afrika yang masuk Islam).

Philip Khuri Hitti. 2006. History of the Arabs: Rujukan Induk dan Paling Otoritatif Tentang Sejarah

Peradaban Islam. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta. Hlm. 627.

setelah jatuhnya Kordova. Pasukan Islam memperoleh kemenangan dengan mudah karena mendapat dukungan dari rakyat setempat yang sejak lama menderita akibat kekejaman penguasa. Di zaman Umar ibnu ‘Abdu Al-Aziz, serangan dilakukan ke Prancis melalui pegunungan Pirannee. Serangan ini dipimpin oleh ‘Abdu Al-Rahman ibnu ‘Abdullah Al-Ghafiqi. Ia mulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar kota Tours, Al-Ghafiqi terbunuh dan


(30)

tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Islam pada zaman Bani Umayyah ini.

Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang

sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.72

Pada September 714, Musa dan Tariq berangkat bersama ke Damaskus untuk memenuhi panggilan khalifah Al-Walid yang diabaikan kedua penakluk tersebut sebelum penaklukan. Akan tetapi saudara khalifah yang ditunjuk untuk menggantikannya, memberi perintah untuk menunda kedatangan mereka ke Damaskus sampai kematian khalifah yang lama diumumkan. Dan ketika mereka masuk ke ibukota, Sulaiman sebagai khalifah yang baru Kerajaan Umayyah meminta wilayah yang ditaklukkan itu diserahkan kepadanya beserta harta rampasan yang mereka bawa, permata yang dilucuti dari “Meja Sulaiman”, emas dan perak. Sulaiman, mengusir Musa dari istana dengan tuduhan mengambil rampasan perang Iberia untuk dirinya sendiri. Tariq, jenderal yang membawa

Islam ke Eropa, lenyap sama sekali dari sejarah.73

2. Pemerintahan Islam di Spanyol74

Pemerintahan Islam, sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol hingga jatuhnya pemerintahan Islam terakhir di sana, berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Sejarah panjang yang tersebut dapat dibagi menjadi enam periode, yaitu:

72

Badri Yatim. Op. Cit., Hlm. 43-44.

73

David Levering Lewis. Op. Cit., Hlm. 208-210.

74


(31)

1. Periode Pertama (711-755)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh khalifah Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada periode ini stabilitas politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna, gangguan-gangguan masih terjadi, baik datang dari dalam maupun dari luar. Gangguan dari dalam antara lain berupa perselisihan di antara elit penguasa, terutama akibat perbedaan etnis dan golongan. Di samping itu, terdapat perbedaan pandangan khalifah di Damaskus dan gubernur Afrika Utara yang berpusat di Kairawan (Kairo). Masing-masing mengaku bahwa mereka yang paling berhak menguasai daerah Spanyol ini. Oleh karena itu, terjadi dua puluh kali pergantian wali (gubernur) Spanyol dalam jangka waktu yang sangat singkat. Perbedaan pandangan politik itu menyebabkan seringnya terjadi perang saudara. Hal ini ada hubungannya dengan perbedaaan etnis, terutama antara Barbar asal Afrika Utara dan Arab Yamani. (Arab Selatan). Perbedaan etnis iniseringkali menimbulkan konflik politik, terutama ketika ada figur yang tangguh. Itulah sebabnya di Spanyol pada saat itu tidak ada gubernur yang mampu mempertahankan kekuasaannya untuk jangka waktu yang agak lama.

2. Periode Kedua (755-912)

Pada periode ini, Spanyol berada di bawah pemerintahan seorang yang

bergelar amir (panglima atau gubernur) tetapi tidak tunduk kepada pusat

pemerintahan Islam yang ketika itu dipegang oleh khalifah Abbasiyah di Baghdad. ‘Abdu Al-Rahman I merupakan pewaris Kerajaan Umayyah yang resmi berdasarkan hukum yang ditetapkan oleh Kerajaan Umayyah saat itu. Ketika pendiri Kerajaan Abbasiyah mengambil alih kekuasaan di Damaskus, dia berhasil

melarikan diri. Amir pertama adalah ‘Abdu Al-Rahman I, yang memasuki

Spanyol tahun 755 dan diberi gelar Al-Dakhil (yang masuk ke Spanyol).

Kekuasan kemudian dipegang oleh amir Hisyam I, Hakim I, ‘Abdu Al-Rahman II,

Muhammad ibnu ‘Abdu Al-Rahman, Munzir ibnu Muhammad, dan ‘Abdullah ibnu Muhammad.


(32)

3. Periode Ketiga (912-1013)

Periode ini berlangsung mulai dari pemerintahan ‘Abdu Al-Rahman III. Dia merupakan penerus kekuasaan khalifah yang dulunya dipegang oleh khalifah dari Kerajaan Abbasiyah yang berpusat di Baghdad (sebelumnya Damaskus). Penggunaan gelar tersebut ketika dia mendengar berita, Al-Muktadir, khalifah Kerajaan Abbasiyah meninggal dunia dibunuh oleh pengawalnya sendiri yang diartikan bahwa situsasi politik kerajaan tidak stabil. Karena itulah, gelar ini mulai digunakan pada tahun 929. Khalifah ‘Abdu Al-Rahman III berkuasa dari tahun 912-961. Khalifah-khalifah selanjutnya adalah Hakim II yang berkuasa dari tahun 961-976, dan Hisyam II berkuasa dari tahun 976-1009.

4. Periode Keempat (1013-1086)

Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari tiga puluh negara

kecil di bawah pemerintahan Al-Mulukuth Thawaif (raja-raja golongan).

Masing-masing raja mendirikan negara-kota yang berpusat di satu kota seperti Seville, Kordoba, Toledo, dan sebagainya. Yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyah di Seville. Pada periode ini sering terjadi perang sesama muslim yang tidak jarang salah satu pihak meminta bantuan dari kepada raja-raja Kristen. Meskipun, kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan intelektual terus berkembang pada periode ini. Para sarjana dan sastrawan mendapatkan perlindungan dari satu istana ke istana lain.

5. Periode Kelima (1086-1248)

Pada periode ini, Spanyol yang terpecah menjadi beberapa negara-kota berhasil disatukan oleh Kerajaan Murabitun (1086-1143) dan yang kemudian digantikan oleh Kerajaan Muwahidun (1146-1235). Kerajaan Murabitun awalnya dimulai dari sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibnu Tasyfin di Afrika Utara. Pada tahun 1062, dia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang berpusat di Marakesy. Dia dan pasukannya memasuki Spanyol pada tahun 1086


(33)

dan berhasil mengalahkan pasukan Castilia. Karena perpecahan di kalangan raja-raja Muslim, Yusuf melangkah jauh untuk menguasai Spanyol dan ia berhasil untuk itu. Kerajaan ini kemudian berakhir pada tahun 1143 baik di Afrika Utara maupun di Spanyol disebabkan penerus kerajaan yang lemah. Spanyol kembali menjadi negara-negara kecil yang kemudian disatukan kembali oleh Kerajaan Muwahhidun yang berpusat di Afrika Utara pada tahun 1146. Kerajaan ini didirikan oleh Muhammad ibnu Tumart. Kerajaan ini masuk ke Spanyol di bawah pimpinan ‘Abdu Al-Mun’im. Pada tahun 1212 Kerajaan ini diserang oleh pasukan Kekaisaran Romawi Suci dan mengalami banyak kekalahan. Kerajaan ini melemah dan penguasanya kembali ke Afrika Utara tahun 1235. Kemudian Spanyol kembali berada di bawah penguasa-penguasa kecil yang menyebabkan semua wilayah jatuh ke dalam Kekaisaran Romawi Sucikecuali Kota Granada.

6. Periode Keenam (1248-1492)

Pada periode ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada di bawah kerajaan Ahmar (1232-1492).Kerajaan ini berakhir disebabkan perselisihan orang-orang istana dalam memperebutkan kekuasaan. Abu ‘Abdullah Muhammad merasa tidak senang kepada ayahnya, karena menunjuk anaknya yang lain sebagai penggantinya menjadi raja. Dia memberontak dan berusaha merampas kekuasaan. Dalam pemberontakan itu, ayahnya terbunuh dan digantikan oleh Muhammad ibnu Sa’ad. Abu ‘Abdullah kemudian meminta bantuan kepada Raja Ferdinand dan Ratu Isabella (penguasa yang wilayahnya merupakan bagian Kekaisaran Romawi Suci) untuk menjatuhkannya. Kedua penguasa ini dapat mengalahkan penguasa yang sah dan Abu ‘Abdullah naik takhta. Dan pada akhirnya Kota Granada jatuh pada tahun 1492 setelah Raja Ferdinand dan Ratu Isabella memutuskan untuk bersatu menginvasi kota tersebut.

3. Spanyol Pada Masa Pemerintahan Islam

Pada tahun 711 bangsa Arab sebagai pemenang memperkenalkan agama Islam ke Spanyol dan pada tahun 1502 suatu perjanjian antara Ferdinand dan


(34)

Isabella melarang agama Islam di seluruh kerajaan itu. Sepanjang abad di antara kedua tahun tadi, kamu Muslimin di Spanyol telah mengisi salah satu lembaran sejarah di Eropa pada masa Abad Pertengahan. Selama ratusan tahun naskah-naskah lama dari Yunani diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, yaitukomentar-komentar tentang pemikiran Plato, Aritoteles, Euclid, neo-Platonis dan risalah kedokteran Hippocrates dan Galen yang berkembang dalam peradaban Islamdikembalikan ke Eropamelalui Spanyoldan Sisilia, dimana masyarakat Barat kemudian mengembangkan pengetahuan tersebut melalui berbagai

pencapaian-pencapaian, yang membantu memicu lahirnya gerakan Renaissance di Eropa.75

Ketika kaum Muslim pertama kali membawa agama Islam ke Spanyol, mereka menemui agama Kristen Katolik sangat kuat setelah dapat menaklukkan faham sekte Arianisme. Konsili ke-6 di Toledo memutuskan bahwa semua raja harus bersumpah tidak akan menganut suatu agama kecuali Katholik, dan akan melaksanakan hukum menentang semua aliran yang menyimpang, sementara sebuah ketentuan lain melarang setiap orang dengan ancaman hukuman penjara dan penyitaan seluruh harta miliknya bagi siapa yang mempersoalkan Gereja dan keuskupan Katholik Suci,lembaga-lembaga Evangelic, defenisi tentang Peter,

dekrit-dekrit Gereja dan Perjamuan Suci.76 Pihak klergi memperoleh kedudukan

dan pengaruh yang kuat dalam mengatur negara, para bishop dan eklesiasti duduk dalam dewan-dewan nasional untuk menentukan masalah-masalah penting kenegaraan, meratifisir pengangkatan dan pemberhentian raja. Kaum klergi ini mengambil kesempatan dengan kekuasaannya itu untuk menekan umat Yahudi yang merupakan kelompok besar Spanyol, menyiksa secara brutal orang-orang

yang menolak dibaptis.77

75

Akbar S Ahmed. Op. Cit., Hlm. 44.

76

Bandingkan dengan isi Konsili Toledo VI yang ditulis oleh Norman Roth.

Norman Roth. 1994. Jews, Visigoths, and Muslims in Medieval Spain: Cooperation and Conflict. Leiden: BRILL. Hlm. 31-32.

77

Ibid. Hlm. 23.

Karena perlakuan kasar ini, mereka memandang bangsa Arab sebagai kaum pembebas, mereka membantu menertibkan kota-kota yang baru ditaklukkan dan membukakan gerbang kota-kota yang sedang dikepung.


(35)

Kaum muslim juga menerima sambutan hangat dari kelompok budak yang selama ini sangat menyedihkan nasibnya di bawah kekuasaan Gothik, dan yang ilmu agamanya terlalu bercampur takhayul, sehingga hampir tidak dapat dipertanggungjawabkan nilainya, sedang di pihak lain, kebebasan dan banyak keuntungan lain dapat mereka peroleh manakala mereka menggabungkan diri ke dalam golongan Muslim.

Justru kaum budak yang teraniaya inilah kelompok pertama di Spanyol yang masuk Islam, menyusul kemudian sisa-sisa penduduk beragama berhala yang masih terdapat hingga tahun 693. Banyak pula di antara bangsawan Kristen, terlepas dari faktor kesadaran sendiri atau karena motif lain, memeluk agama baru ini. Tetapi tidak sedikit tentunya rakyat jelata dan golongan menengah yang menganut Islam dengan kesadaran yang sungguh-sunguh, meninggalkan agama Kristen karena pemimpinnya telah melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya, membiarkan umatnya terbengkalai dan hanya mementingkan urusan dunia. Sekali masuk Islam, mereka ini segera menjadi umat yang taat dan anak-anaknya disuruh belajar mengaji pada ulama-ulama Salaf, yang corak hidupnya nampak berbeda

sekali dengan kehidupan mewah para bangsawan Arab sendiri.78

Tetapi jelas dalam perkembangan waktu selanjutnya, keadaan tidak mengubah nasib mereka, dan ketika para bishop Kristen merasa puas menduduki jabatan-jabatan pemerintahan Islam, ketika daerah-daerah episkopal terpaksa dilelang, dan orang-orang yang lebih cenderung untuk dikatakan atheis ditunjuk

Pada waktu kaum muslimin ini menaklukkan Spanyol, kebudayaan Gothik menurut ahli-ahli sejarah Kristen telah mengalami kemunduran, bergelimang maksiat dan penyelewengan, sehingga datangnya Islam dianggapnya sebagai balasan bala dari Tuhan buat mereka yang sesat dan durhaka, tetapi pernyataan seperti ini terlalu sering dikemukakan oleh pihak Gereja dan sulit diterima kebenarannya begitu saja tanpa fakta yang nyata.

78


(36)

sebagai penggembala umat dan mereka ini pada gilirannya mengangkat orang-orang yang tidak bermoral menjadi pendeta. Orang-orang-orang Kristen telah kehilangan nilainya karena didiskreditkan oleh para pendeta yang korup dan berusaha mencari nilai-nilai moral dan spiritual yang lebih serasi di dalam ajaran Islam.

Besar kemungkinan, salah satu faktor utama cepat meluasnya agama Islam di Spanyol adalah justru karena sikap toleransinya terhadap agama Kristen. Satu-satunya keberatan yang dirasakan oleh penduduk Kristen terhadap pemerintahan Islam ialah adanya semacam perlakuakn yang berbeda mengenai pembayaran pajak negara, dimana mereka harus membayar pajak per kapita 28 dirham dari orang-orang kaya, 24 dirham dari golongan menengah dan 12 dirham dari mereka yang hidup dengan gaji bulanan. Pajak ini yang dimaksudkan sebagai pengganti kewajiban dinas militer, hanya dikenakan bagi warga negara pria yang sehat jasmaninya, sedang wanita, anak-anak, para pendeta, orang sakit, buta, gagu, pengemis, dan budak dibebaskan sama sekali sehingga sebenarnya terlihat lebih ringan daripada pajak yang dikumpulkan oleh pejabat-pejabat Kristen sendiri.

Kecuali terhadap pekara-perkara penghinaan agama Islam, seperti hukuman mati yang dijatuhkan kepada salah satu pendeta di Kordoba, bernama Perfectus pada bulan Ramadhan tahun 850 karena menghina Muhammad dan mencerca Islam, maka penduduk Kristen memiliki pengadilan sendiri berdasarkan

hukum Kristen sendiri.79

79

Ibid.Hlm. 656.

Mereka tidak mengalami gangguan dalam peribadatannya, kebaktian massal pun mendapat jaminan kebebasan, berikut

segala aspek dan perlengkapannya sesuai dengan tatacara Katolik, mazmur

dinyanyikan bersama, khutbah disajikan kepada umum dan perayaan-perayaan gereja dibenarkan sebagaimana biasa. Mereka tidak dilarang mengenakan pakaian khusus, juga apabila mereka ingin meniru cara berpakaian bangsa Arab, seperti yang terjadi kemudian pada abad ke-9. Malah sewaktu-waktu mereka dibolehkan mendirikan gereja baru.


(37)

Para rahib bebas muncul di depan umum dengan jubahnya yang khas dan para pendeta atau pastor tidak perlu menyembunyikan tanda-tanda jabatannya. Di samping itu, perbedaan keyakinan agama tidak menghalangi orang-orang Kristen untuk diangkat menjadi pegawai pemerintahan atau mengabdi sebagai karyawan instansi militer.

Orang-orang Kristen yang dapat menerima kenyataan hilangnya kekuasaan politik mereka, tidak mengalami banyak kesulitan, dan terbukti hanya satu kali adanya pemberontakan kaum Kristen selama abad ke-8, yaitu di Beja (salah satu kota di negara Portugal saat ini), dan itupun nampaknya hanya karena terpengaruh oleh hasutan seorang pemuka Arab. Mereka yang mengungsi ke daerah kekuasaan Perancis dengan maksud agar dapat hidup di bawah pemerintahan Kristen, ternyata tidak lebih beruntung nasibnya dibandingkan dengan saudara-saudaranya yang tinggal di Spanyol. Pada tahun 812 Charlemagne turun tangan membantu melindungi pengungsi-pengungsi yang mengikutinya ketika mundur dari Spanyol. Tiga tahun kemudian Louis Yang Alim terpaksa mengeluarkan surat perintah untuk melindungi orang-orang ini dari tindakan kasar kaum bangsawan yang selalu merampas tanah yang telah sengaja diperuntukkan bagi kaum pelarian tersebut. Tetapi surat perintah inipun tidak dapat bertahan lama, sehingga nasib mereka kembali menderita. Demikian juga terlihat misalnya di Cagots, suatu daerah koloni pelarian Spanyol yang melarat menerima perlakuan buruk serta memohon belas kasih dari kawan seagamanya.

Sikap toleransi pemerintah Islam terhadap penduduk Kristen di Spanyol dan kebebasan pergaulan antara penganut kedua agama ini, mengakibatkan sering

terjadinya asimilasi. Istilah Muzarabes (yaitu berasal dari kata Mustabirin atau

yang berarti arabisasi) yang digunakan terhadap orang-orang Spanyol Kristen pada masa pemerintahan Islam, merupakan bukti adanya tendensi kearah itu. Pelajaran bahasa Arab segera menggantikan bahasa Latin sehingga bahan teologi Kristen lambat laun terlupakan. Bahkan beberapa pemimpin tinggi gereja merasa kaku sendiri karena tidak lancer berbahasa Latin. Pengetahuan bahasa Latin


(38)

demikian merosotnya di sebagian negeri Spanyol sehingga dirasa perlu untuk menerjemahkan buku Undang-undang Gereja Spanyol dan Injil ke dalam bahasa Arab demi kepentingan umat Kristen.

Sementara kesusasteraan Arab yang tinggi itu sangat menarik minat dan perhatian mereka, sebaliknya mereka yang ingin mempelajari kesusasteraan Kristen terbentur pada terbatasnya bahan-bahan, meskipun nilainya hanya pantas

dipakai dalam camp(kemah) latihan anggota barbar Gothik. Di samping itu sulit

sekali mencari guru meskipun untuk tingkat sekolah dasar. Pada masa-masa

berikutnya, kebutuhan akan pendidikan Kristen makin meningkat.80

Kaum Yahudi, Kristen, dan Muslim diorganisasikan oleh agama ke dalam serikat-serikat ekonomi untuk membeli, menjual, mengimpor, dan mengekspor

‘Abdu Al-Rahman I mengawali kebangkitannya dari Visigoth yang bobrok

menjadi kemegahan cosmopolitan yang akhirnya akan membuat Kordoba

menjadikota kebanggaan Eropa abad kesepuluh. Tembok kota diperbaiki, demikian juga jembatan Romawi yang merentang di atas Guadalquivir, segera setelah ia menetap di istana emirat. Ia mulai menggarap saluran air besar kota yang akan terus bertahan hingga menjelang akhir pemerintahannya. Kota ini akan mencapai puncak yang unik dalam perdagangan dan budaya ilmu pengetahuan dan arsitektur selama masa pemerintahan ‘Abdu Al-Rahman III (912-961) dan putranya, Al-Hakim II, tetapi fondasi kehebatannya diletakkan oleh sang Elang (julukan ‘Abdu Al-Rahman I). Lambang keagungan masa depan itu adalah dirham

perak yang dirancang dengan indah pada akhir masa pemerintahan amir (koin

perak kedua Penaklukan). Kurang dari satu abad setelah kematian ‘Abdu Al-Rahman III, kota di Guadalquivir akan tumbuh sampai seratus ribujiwa, penduduknya meningkat pada dekade itu yang disebabkan oleh meningkatnya gelombang perdagangan. Tidak ada kota lain di Barat yang menyamai ukuran kota Kordoba, puncak prestasi ekonomi dan budaya Islam di Eropa.

80


(39)

dalam persaingan kuat dan sehat yang memberikan laba ke kota tersebut. Dirham ‘Abdu Al-Rahman III adalah bagian dari remonetisasi perdagangan dunia, fenomena dinamis yang dimungkinkan oleh kontrol dan akses ekumene Arab ke sumber daya berlimpah perak dan tembaga. Harus dicacat bahwa ekonomi Kordoba dioperasikan di bawah kontrol harga yang ditetapkan oleh negara. Ini adalah ekonomi tanpa bunga yang dibebankan pada pinjaman. Meskipun hubungan antara Al-Andalus Umayyah dan Irak Abbasiyah sering mendektai perang terbuka, permusuhan politik bersama hanya berdampak sedikit pada

hubungan perdagangan.81

Baghdad merupakan ibukota Kerajaan Abbasiyah yang menggantikan Damaskus sebagai ibukota kerajaan Umayyah. Sejarah dan legenda menyebutkan bahwa zaman keemasan Baghdad terjadi selama masa kekhalifaan Harun Al-Rasyid (786-809). Meskipun usianya kurang dari setengah abad, Bagdad pada saat itu muncul menjadi pusat dunia dengan tingkat kemakmuran dan peran internasional yang luar biasa. Baghdad menjadi saingan satu-satunya bagi Byzantium.

4. Perkembangan Ilmu Pengetahuan di Baghdad

82

Etimologi kata “baghdad” sebenarnya berasal dari bahasa Persia Kuno, “bagh” (Tuhan) dan “dadh” (didirikan/dasar) yang dari kata tersebut dapat diartikan sebagai “kota yang didirikan oleh Tuhan” (teks asli dalam bahasa Inggris, yaitu “founded by God” yang juga bisa bermakna didirikan berdasarkan

Tuhan/hukum Tuhan).83

Berbicara mengenai perkembangan ilmu pengetahuan di Baghdad tidak terlepas dari pemerintahan Kerajaan Abbasiyah. Kekuasaan Bani Abbas atau khalifah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan, melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khalifah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti

81

David Levering Lewis. Op. Cit., Hlm. 310-312.

82

Philip Khuri Hitti. Op. Cit., Hlm. 375.

83


(1)

sang amir, Ibnu Firnas mendirikan sebuah observatorium di Kordoba, berikut sebuah planetarium, armillary sphere dan sebuah jam-air yang bisa menunjukkan waktu untuk shalat. Ibnu Firnas menemukan alat metronome, juga cara untuk memotong kuarsa, dan membuat bola langit buatan yang bisa dibuatnya agar terlihat berawan atau jernih sesuai dengan cuaca. Ibnu Firnas mencoba untuk terbang dengan meloncat dari puncak istana Rusafa di Kordoba menggunakan sayap terbang layang hasil ciptaannya sendiri yang terbuat dari bulu-bulu yang ditempelkan ke kerangka kayu. Dia kelihatannya bisa melayang sampai jarak yang cukup jauh namun menderita cedera saat mendarat keras, di mana para kritikus mengatakan itu karena kesalahannya dalam mengamati cara burung menggunakan bulu-bulunya ketika mereka hinggap di dahan.91

Kordoba di abad ketujuh dikenal karena keberadaan sekolah kedokterannya, yang dipimpin oleh seorang dokter Yahudi bernama Hasday ibnu Shaprut (sekitar tahun 915 sampai sekitar 990), kepala penasehat (vezir) ‘Abdu Al-Rahman III dan yang kemudian menjadi dokter pribadi Hisham II. Hasday juga ikut dalam memimpin aktivitas-aktivitas penerjemahan di kerajaan dan menjalankan misi-misi diplomatik atas nama sang khalifah.92

Tak seorang pun di Kordoba yang paham betul mengenai bahasa Yunani untuk bisa membaca manuskrip-manuskrip tersebut, sehingga sang utusan mengutus seorang rahib Bizantium bernama Nicholas untuk dikirim ke Kordoba,

Salah satu tugas diplomatiknya termasuk menerima duta dari ibukota Bizantium yaitu Konstantinopel di tahun 949. Rombongan tersebut membawa hadiah-hadiah untuk ‘Abdu Al-Rahman III dari raja Constantine VII, Porphyrogenitus (berkuasa antara tahun 913 sampai 959), salah satunya adalah manuskrip penting Yunani yang berjudul De Materia Medica karya Dioscorides.

91

Dalam sumber lain disebutkan dengan menggunakan bulu elang. Bahkan nama salah satu bandara di utara kota Baghdad sekarang dinamakan sesuai dengan namanya.

Sally Ganchy dan Sarah Gancher. 2009. Islam and Science, Medicine, and Technology. New York: The Rosen Publishing Group. Hlm. 37-38.

92

D Fairchild Ruggles. 2002. Gardens, Landscape, and Vision in the Palaces of Islamic Spain. University Park: Penn State Press. Hlm. 20.


(2)

di mana dia tiba di tahun 951 bersama seorang Arab yang menguasai bahasa Yunani dari Sicilia. Nicholas dan si orang Arab itupun lalu menjelaskan tentang karya Dioscorides ke sebuah kelompok akademisi Kordoba yang diketuai oleh Hasday, dan sejak itu dimulailah studi tentang farmakologi di Al-Andalus. Buku

De Materia Medica selanjutnya diterjemahkan dari bahasa Arab ke bahasa Latin dalam rangka mendidik ahli-ahli farmasi dan dokter di Eropa Kristen.

Hasday kemudian terlibat korespondensi dengan Ratu Hellena, istri dari Constantine Porphyrogenitus, memintanya untuk melindungi orang-orang Yahudi di Konstantinopel dari penganiayaan. Dia juga bersurat-suratan dengan Khan Joseph, penguasa bangsa Khazar, suku Turki di Crimea, yang di akhir abad kedelapan atau awal abad kesembilan telah beralih memeluk agama Yudaisme.

Dokter Yahudi yang juga seorang filsuf, yaitu Isaac ben Solomon Israeli93

93

Israeli merupakan seorang filsuf neo-platonis yang tulisannya mempengaruhi para sarjana setelahnya. Eliezer Schweid. 2008. The Classic Jewish Philosophers: From Saadia Through the Renaissance (trans. Leonard Levin). Leiden: BRILL. hlm 39.

(sekitar tahun 855 sampai sekitar 955) merupakan rekanan Hasday. Israeli menulis sejumlah dokumen medis dalam bahasa Arab yang terkenal di dunia Islam, dan setelah diterjemahkan ke bahasa Latin, menjadi banyak digunakan juga di Eropa Kristen. Dokumen-dokumen tersebut juga diterjemahkan ke bahasa Hebrew. Yang paling terkenal dari buku medisnya adalah berjudul Books of Fevers. Karya filsafat Israeli, yang mana semuanya ditulis dalam bahasa Arab dan diterjemahkan ke bahasa Latin dan Hebrew, banyak dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Al-Kindi. Karya tulisnya yang penting adalah yang berjudul Book of Defenition, Book of Substances, Book on Spirit and Soul, Chapter on the Elements, dan Book on the Elements. Tulisan-tulisannya memberi pengaruh pada kaum intelektual Kristen, termasuk Albertus magnus, Thomas Aquinas, Roger Bacon dan Nichlas dari Cusa, juga pada penulis puisi dan filsuf besar Yahudi bernama Solomon ben Gabirol.


(3)

Sumber informasi utama tentang sekolah kedokteran Cordoba adalah Sulaiman ibnu Hasan ibnu Juljul Al-Andalusi (944 sampai sekitar 994). Ibnu Juljul belajar kedokteran di Kordoba antara usia empat belas sampai dua puluh empat tahun bersama sebuah kelompok yang diketuai Hasday ibnu Shaprut dan seorang rahib Bizantium bernama Nicholas (yang telah diungkapkan dalam paragraf sebelumnya). Kemudian Ibnu Juljul menjadi dokter pribadi Khalifah Al-Rahman III. Karya tulisnya yang paling penting, yang berjudul Generation of Physician And Wise Men, merupakan sumber paling lengkap dalam bahasa Arab mengenai sejarah pengobatan. Buku tersebut terutamanya sangat menarik karena Ibnu Juljul bukan hanya menggunakan sumber-sumber Yunani dan Islam melainkan juga informasi dari dokter-dokter Kristen Barat yang pernah merawat para amir Andalusia terdahulu, di mana karya-karya tulis mereka itu sudah diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa Arab di Kordoba pada abad kedelapan dan kesembilan. Dikatakannya bahwa kebanyakan dari dokter-dokter yang berpraktek di Al-Andalusia sampai zaman ‘Abdu Al-Rahman III adalah dari bangsa Muzarab, atau orang Kristen yang tinggal di bawah kekuasaan Arab, dan bahwa sumber utama mengenai ilmu pengetahuan mereka merupakan salah satu buku-buku orang Kristen yang sudah diterjemahkan.

Ibnu Juljul juga menulis sebuah esai mengenai De Materia Medica tulisan Dioscorides, diperkirakan berdasarkan manuskrip-masnuskrip yang sudah dikirim dari Konstantinopel. Dia juga menulis buku lainnya mengenai tumbuh-tumbuhan dan obat-obatan yang belum pernah dijelaskan oleh Dioscorides. Kedua karya tulis tersebut menandai dimulainya ilmu botani dan farmakologi Arab-Spanyol. Karya-karya dari Ibnu Juljul tetap terkenal di Al-Andalusia selama berabad-abad, dan salah satunya diperkirakan sudah diterjemahkan ke bahasa Latin karena Albertus Magnus mengutip dari sebuah buku yang berjudul De Secretis yang menyebut nama Gilgil , diperkirakan salah eja dari ‘Juljul”.

Dokter dan ahli farmakologi bernama Abu Al-Qasim Al-Zahrawi (sekitar tahun 936 sampai sekitar 1013), Si Latin Abulcasis, merupakan rekanan Ibnu


(4)

Juljul. Nama belakangnya berasal dari tempat kelahirannya, daerah pinggiran Manidah Al-Zahra di Kordoba, di mana di sana Al-Zahrawi menghabiskan sebagian besar hidupnya. Karya tulisnya yang dikenal hanya Kitab Al-Tasrif, sebuah insklopedia medis dalam tiga puluh jilid, yang diselesaikannya di sekitar tahun 1000, mencakup pengalamannya selama hampir setengah abad sebagai dokter. Ensiklopedia tersebut berisi semua aspek pengobatan, termasuk desain dan pembuatan alat-alat bedah, ilmu kebidanan, peracikan farmasi, diet, higinietas, istilah-istilah kedokteran, berat dan ukuran, kimia kedokteran, anatomi manusia dan fisiologi, terapi penyembuhan dan psikoterapi. Al-Zahrawi menganjurkan para dokter seharusnya mengkhususkan keahliannya pada sebuah bidang kedokteran tertentu karena, “kalau terlalu banyak mempelajari bidang lain dan berusaha menguasai banyak bidang sebelum menguasai betul-betul salah satunya bisa menyebabkan frustasi dan letih mental.” Al-Zahrawi terutama menegaskan pentingnya pendekatan klinis atau beside medicine, dan ikatan antara dokter dan pasien, menulis bahwa, “hanya dengan melakukan kunjungan berkala melihat pasiennya,sidokter bisa mengikuti kemajuan penanganan medis yang diberikannya”.

Al-Zahrawi adalah seorang pendidik hebat dan menyemangati anak-anak muda untuk mempelajari kedokteran setelah menyelesaikan studi mereka di bidang kemanusiaan, filsafat, astronomi dan matematika. Dia juga seorang ilmuwan natural yang juga mempelajari kimia, dan menjelaskan tumbuh-tumbuhan obat Spanyol serta proses meracik farmasi dari bahan-bahan kimia. Dia merupakan perintis dalam penggunaan obat-obatan dari opium yang disebutnya, “pembawa kebahagiaan dan kegembiraan karena bahan ini membuat jiwa rileks, mengusir pikiran-pikiran jelek ataupun kekhawatiran, meredakan temperamen, dan berguna melawan kemurungan.” Karya tulisnya diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Gerard of Cremona dan lainnya, dan menajdi sangat terkenal di Eropa Barat.


(5)

Perkembangan astronomi di Al-Andalus dimulai dengan buku yang ditulis Abu Maslama Al-Majriti, yang lahir di Madrid di pertengahan kedua abad kesepuluh dan belajar di Kordoba, di mana dia wafat di tahun 1007. Tampaknya Majriti belajar bersama sekelompok akademisi yang dibimbing oleh ‘Abdu Al-Rahman III dan pernah bekerja untuk khalifah sebagai ahli astrologi.

Al-Majriti dan muridnya, Ibnu Al-Saffar (wafat pada tahun 1034), mengembangkan tabel-tabel astronomi buatan Al-Khawarizmi dan menerapkannya dalam menentukan garis bujur Kordoba, sebuah karya tulis yang diwariskan ke Eropa Barat lewat terjemahan bahasa Latinnya yang dibuat oleh Adelard of Bath. Dua karya Al-Majriti lainnya yang masih ada adalah

Commercial Arithmetic dan sebuah esai singkat berjudul Treatise on the Astrolabe, sementara terjemahan bahasa Arab dari buku Ptolomeus yang berjudul

Planisphaerium yang dibuatnya masih ada versi bahasa Latinnya yang diterjemahkan oleh Herman of Dalmatia. Ahli sejarah abad kesebelas bernama Ibnu Sa’id dari Toledo mengatakan kalau Al-Majriti, mencurahkan tenaganya untuk mengamati benda-benda angkasa dan untuk mempelajari buku Ptolomeus yang berjudul Almagest, dan bahwa dia menulis ringkasan mengenai tabel yang dibuat oleh Al-Battani menyangkut persamaan planet-planet.” Menurut astronom abad keempat belas Ibnu Al-Shatir, Al-Majriti merupakan salah satu dari sejumlah astronom Islam yang membuat teori-teori tentang pergerakan benda-benda angkasa yang berbeda dari model standar yang dibuat Ptolomeus.94

Setelah runtuhnya Kordoba ke tangan orang Kristen di tahun 1252, sains Arab di Eropa Barat berlanjut di Granada di bawah kekuasaan kerajaan Islam terakhir di Al-Andalus, Kemudian Granada jatuh pada tahun 1492 yang mengakhiri sejarah kekuasaan kerajaan Islam di Al-Andalus. Peninggalan penting dari dunia intelektual kerajaan Islam di Granada adalah Casa de la Cienca (House of Science), didirikan tahun 1349 oleh amir Yusuf I (berkuasa antara tahun

94


(6)

1354). Hanya fragmen dari bangunan Moorish (orang Arab) yang masih ada, tetapi masih disebut sesuai nama Spanyol aslinya yaitu La Madraza, dari kata

madrasah, sekolah orang Muslim tingkat tinggi. La Madraza mengawali berdirinya University of Granada yang didirikan pada tahun 1531 oleh Raja Carlos V, karena Spanyol Kristen mengambil studi ilmu pengetahuan dari tempat di mana sains dikembangkan oleh orang Muslim Al-Andalus.95

95