Sistem Informasi Manajemen Ruang Kuliah

Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014

KNSI2014-12
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUANG KULIAH BERBASIS
PIRANTI BERGERAK
Rendra Gustriansyah1, Nazori Suhandi2
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indo Global Mandiri
Jalan Jenderal Sudirman No. 629 Palembang
rendra_g@yahoo.com`,2 nazsu69@yahoo.com

1,2

1

Abstrak
Peranti bergerak, aplikasi, dan layanan telah berasimilasi ke dalam kegiatan masyarakat sehari-hari. Potensi
penuh aplikasi bergerak terealisasi ketika orang dapat mengakses informasi terkini kapan saja dan di mana
saja. Saat ini, pengalokasian ketersediaan dan reservasi ruang kuliah di Universitas Indo Global Mandiri
dilakukan secara manual. Selain itu, untuk melaporkan setiap kerusakan perangkat yang terdapat di dalam
ruang kuliah dilakukan dengan menelepon helpdesk. Untuk mengatasi masalah ini diajukanlah Sistem
Informasi Ruang Kuliah Berbasis Piranti yang memungkinkan dosen untuk mengidentifikasi ruang

kuliah/laboratorium komputer yang diperlukan, melakukan reservasi ruang dan melaporkan kerusakan kepada
staf admin yang mengelola ruang kuliah. System Development Research Methodology (SDRM) digunakan
dalam pembangunan sistem informasi ruang kuliah/laboratorium komputer ini.
Kata kunci : manajemen ruang kuliah, wifi, JME, PHP
\

1. Pendahuluan
Perkembangan teknologi membuat aktivitas
manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Sekarang
manusia dapat mengakses informasi dari manapun
bahkan melalui piranti bergerak, seperti telepon
cerdas (smart phone) atau komputer tablet (tablet
PC). Internet digunakan sebagai media untuk
mengakses informasi tersebut. Menurut Bubley [5],
dari 1,3 milyar lebih pengguna internet, hanya 37%
pengguna yang mengakses internet melalui PC
(personal computer) atau laptop, 33%
menggunakan PC dan piranti bergerak (mobile
devices) dan 30% sisanya mengakses internet
melalui piranti bergerak. Karena itu, aplikasi piranti

bergerak dikembangkan untuk memfasilitasi
pengguna dalam mengakses informasi.
Aplikasi
yang
akin
dikembangkan
menggunakan JME (Java Micro Edition) sebagai
flatform dasar yang dapat berjalan di setiap piranti
bergerak yang mendukung Java API serta PHP
bahasa pemrogaman web dan MySQL sebagai basis
datanya. Penelitian ini merujuk penelitian Zhou
(2003) yang mengembangkan aplikasi ‘Mobile
Meal Booking System’ menggunakan JM E yang
memiliki fasilitas untuk mengatur sistem
pemesanan makanan.
Dari observasi dan pengumpulan data,
Universitas Indo Global Mandiri memiliki 1 gedung
berlantai 9 (ada 36 ruang kuliah) dan 1 gedung lain
KNSI 2014


berlantai 5 (ada 6 laboratorium komputer dan
beberapa laboratorium/studio lain) yang digunakan
untuk melayani 800-an jadwal perkuliahan (setiap
ruang melayani 7 sesi perkuliahan setiap hari kecuali
hari Minggu selama satu semester) pada 15 program
studi. Meskipun penggunaan ruang kuliah sudah
terjadwal, tetapi jika dosen memerlukan ruang
kuliah untuk mengganti jadwal kuliah yang batal
dilaksanakan atau ketika fasilitas ruang, seperti
pendingin ruangan (AC), proyektor atau PC tidak
berfungsi maka dosen akan kesulitan mencari ruang
kuliah yang tersedia. Dengan menerapkan sistem ini,
pencarian ruang kuliah yang tersedia akan lebih
mudah dan menghemat waktu. Bahkan, sistem juga
menyediakan fasilitas administrasi informasi ruang
dan reservasi ruang kuliah menggunakan jaringan
WIFI yang tersedia di lingkungan kampus.
2. Landasan Teori
2.1 Aplikasi Bergerak
Perkembangan teknologi piranti bergerak

meningkat dengan pesat. Peralatan seperti
smartphone dan tablet PC sekarang menjadi sangat
penting untuk digunakan sebagai sumber informasi
atau sebagai media komunikasi. Hal ini karena
peralatan tersebut dapat digunakan di manapun dan
kapanpun.
Beigl
[4]
mengidentifikasi
kebutuhan

64

Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014

pelayanan bergerak yang meliputi stabilitas,
bandwidth, integrasi ke banyak lingkungan, aplikasi
yang transparan, keamanan dan pengembangan lebih
lanjut. Karena itu, piranti bergerak memerlukan
jaringan tanpa kabel (wireless) untuk berkomunikasi

dan mengakses informasi kapanpun dan di manapun
[11]. Jim and Mike [9] menyatakan bahwa
handphone adalah peralatan terpopuler dalam
komputasi bergerak.
Menurut Asoke & Roopa [2], komputasi
bergerak adalah lingkungan komputasi yang
memungkinkan pengguna mengakses informasi dari
berbagai piranti dalam berbagai jaringan selama
bergerak. Aktivitas ini termasuk servis direktori, dan
aplikasi telemetrik.
Kyaw et al. [10] menerapkan komputasi
bergerak pada industri, dengan melakukan
pendekatan rancangan berbasis manfaat yang
digunakan untuk merancang antar muka. Hasilnya
menunjukan bahwa responden puas dengan prototip
antar muka sistem dan kemudahan memperoleh
pengetahuan dibandingkan dengan sumber
berbentuk kertas.
2.2 Sistem Informasi Pengajaran
Menurut Ibrahim Kushchu [7], terdapat 2,5

milyar telepon bergerak yang telah digunakan dalam
berbagai keperluan. Dia menyatakan bahwa sekitar
80 persen populasi dunia tergabung dalam jaringan
untuk berkomunikasi. Pada tahun 2015 diperkirakan
akan ada 5 milyar pengguna telepon bergerak. [1].
Janet [8] mengusulkan sebuah prototip untuk
merancang antar-muka pelayanan informasi
pengajaran. Aplikasi bergerak ini menggunakan
.Net d i s i s i p e n g g u n a d a n a p l i k a s i J M E .
D i a menggunakan splash screen dalam
halaman utamanya sebelum masuk ke halaman
otentifikasi.
Peneliti menggunakan pendekatan kognitif
(pengamatan), pendapat pakar dan ujicoba pengguna
[6] sebagai metode pengembangan pelayanan
informasi pengajaran. Di sisi lain, Robin (1991)
menyelidiki suatu antar muka untuk produk
perangkat lunak dengan menerapkan empat teknik
yaitu evaluasi heuristic, petunjuk perangkat lunak,
pendekatan kognitif dan ujicoba kegunaannya.

Hasilnya, pendekatan kognitif dapat digunakan
untuk mengidentifikasi masalah kegunaan tetapi
tergantung pada pengetahuan dan pengalaman
pengguna.

standar yang ditetapkan oleh sebuah institusi
internasional yang bernama Institute of Electrical
and Electronic Engineers (IEEE), yang secara
umum sebagai berikut:
Standar IEEE 802.1 1a yaitu Wifi dengan
frekuensi 5 Ghz yang memiliki kecepatan 54
Mbps dan jangkauan jaringan 300 m
Standar IEEE 802.1 1b yaitu Wifi dengan
frekuensi 2,4 Ghz yang memiliki kecepatan 11
Mbps dengan jangkauan jaringan 100 m.
Standar IEEE 802.1 1g yaitu Wifi dengan
frekuensi 2,4 Ghz yang memiliki kecepatan 54
Mbps dan jangkauan jaringan 300 m.
Teknologi Wifi yang akan diimplementasikan
adalah standar IEEE 802.1 1g karena standar tersebut

lebih cepat untuk proses transfer data dengan
jangkauan jaringan yang lebih jauh serta dukungan
vendor (perusahaan pembuat hardware). Perangkat
tersebut bekerja di frekuensi 2,4 Ghz atau disebut
sebagai pita frekuensi ISM (Industrial, Scientific,
and Medical) yang juga digunakan oleh peralatan
lain, seperti microwave open, cordless phone, dan
bluetooth.
§

§

§

3. Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian Pembangunan Sistem
oleh Nunamaker et al. [12] akan digunakan dan
disesuaikan untuk melengkapi penelitian ini.
Metodologi merupakan bagian penting dari
pengembang aplikasi karena dapat menjelaskan

kemampuan dan perkembangan sistem. Gambar 3.1.
menunjukan metodologi yang akan disesuaikan
untuk pembangunan aplikasi pada penelitian ini.
Perulangan proses terjadi hingga produk akhir
dibangun. Metodologi ini mempunyai empat fase
yaitu pengumpulan informasi, rancangan prototip,
pembangunan prototip dan ujicoba serta
evaluasi.

2.3 Wireless Fidelity (Wifi)
Komunikasi nirkabel (wireless) telah menjadi
kebutuhan dasar atau gaya hidup baru masyarakat
informasi. Menurut Priyambodo [13], Wireless
Fidelity (Wifi) adalah suatu standar jaringan tanpa
kabel dengan komponen yang sesuai sehingga dapat
terkoneksi ke jaringan. Teknologi Wifi memiliki
KNSI 2014

Gambar 3.1 Metodologi Penelitian Pembangunan
Sistem [12]

3.1 Pengumpulan Informasi

65

Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014

Pengumpulan informasi merupakan fase
yang diperlukan dalam pengembangan sistem.
Observasi dilakukan di Biro Administrasi
Akademik (BAA), Fakultas Ilmu Komputer
(FIK), Fakultas Ekonomi (FE) dan Biro
Pelaksana Teknis (BPT) Universitas Indo Global
Mandiri.
FIK dan FE bertanggung jawab
mengatur jadwal perkuliahan di fakultas, BAA
mengelola
penjadwalan
ruang
kuliah
universitas dan BPT bertanggung jawab

terhadap penjadwalan di laboratorium komputer.
Interview dilakukan kepada para staf BPT,
staf BAA dan staf admin fakultas agar
diketahui bagaimana penjadwalan kuliah, baik di
ruang kuliah maupun di laboratorium komputer.
Lebih lanjut, reservasi ruang kuliah dan
laboratorium komputer melalui staf BAA dan
BPT menimbulkan beberapa masalah, yaitu
keterbatasan tempat dan waktu. Dengan
mengembangkan Sistem Informasi Ruang
(SMR), informasi ketersediaan ruang kuliah
dan laboratorium komputer dapat diakses oleh
pengguna dari manapun dan kapanpun di
lingkungan kampus.

Gambar 3.3 Hubungan antar
tabel 3.2.2 Rancangan Antar Muka
Rancangan antar muka menggunakan
diagram use case yang mewakili aktivitas utama
dari setiap pengguna.

3.2 Perancangan Prototip
Prototip ini dirancang untuk digunakan
oleh dosen, staf admin FIK/FE, staf BAA dan
BPT. Gambar 3.2 menunjukan arsitektur
interaksi pengguna dengan Sistem Informasi
Ruang Kuliah (SMR).

Gambar 3.4 Diagram Use Case dari Sistem
Informasi Ruang (SMR)
3.3 Pembangunan Prototip
Rancangan diterjemahkan dalam kode
program menggunakan JME sebagai client dan
PHP sebagai server dan didukung oleh basis data
MySQL.
Aliran data SMR terlihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.2 Arsitektur Sistem Informasi Ruang
Kuliah (SMR)

3.2.1 Rancangan Basis Data
Basis
data
dirancang
untuk
menyimpan informasi jadwal ruang kuliah atau
laboratorium komputer, ruang, program studi,
dosen dan waktu kuliah (gambar 3.3). Sistem
ini menggunakan MySQL sebagai basis data.

KNSI 2014

Gambar 3.5 Aliran Proses
SMR 3.4 Ujicoba dan Evaluasi
Evaluasi adalah bagian penting untuk
menilai capaian dari pengembangan sistem
prototip ini.

66

Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014

Evaluasi
pengguna
SMR
dilakukan
dengan melibatkan 15 responden (5 staf dan 10
dosen).
Setiap
responden
akan
diberikan
penjelasan singkat mengenai penggunaan
SMR. Setiap pengguna akan diberikan waktu
untuk mempelajari dan menjelajahi isi dari
prototip. Setelah mereka selesai menggunakan
prototip, pengguna akan diberikan kuisioner
sebagai evaluasi SMR
Rancangan kuisioner diadopsi dari Davis [6] melalui
Technology Acceptance Model (TAM) yang
menjelaskan
penerimaan
pengguna
terhadap teknologi komputer. TAM meliputi
tiga dimensi yang dipersepsikan sebagai
kegunaan,
kemudahan
penggunaan
dan
karakteristik penggunaan. Secara umum, untuk
pengujian penggunaan difokuskan pada antar
muka pengguna [4].
Pengukuran evaluasi ini menggunakan
skala penilaian 5 poin. Nilai 1 untuk sangat tidak
setuju, 2 untuk tidak setuju, 3 untuk biasa, 4
untuk setuju dan 5 untuk sangat setuju.
4. Implementasi
Gambar (4.1-4.4) berikut merupakan
menu utama dan beberapa halaman proses dalam
SMR.

5. Kesimpulan dan Saran
Sistem Manajemen Ruang Kuliah
(SMR) dibangun untuk mencari informasi
ketersediaan ruang kuliah dan laboratorium
komputer, reservasi ruang kuliah/laboratorium
komputer, manajemen operasional (tambah,
sunting dan hapus data) informasi ruang
kuliah/laboratorium komputer.
Berdasarkan
hasil
survey
yang
menggunakan skala penilaian 5 poin dicatat
bahwa nilai rata-rata untuk seluruh pertanyaan
adalah antara 3,80 hingga 4,07. Ini berarti bahwa
responden setuju bahwa s i s t e m i n i c u k u p
m u d a h d i g u n a k a n d a n mempermudah
pengguna untuk mendapatkan informasi
ketersediaan
ruang
kuliah/laboratorium
komputer.
Sistem mendatang perlu menyediakan
fasilitas pe m ba t a l a n r e s e r va s i r ua n g,
ot o m a t i s a s i penghapusan reservasi ruang jika
jadwal tersebut sudah ditempuh (untuk jadwal
pengganti sementara) serta informasi kondisi dan
perlengkapan
ruangan
atau
laboratorium
komputer.
Daftar Pustaka:
[1]

[2]
[3]

Asheeta B., R. W.-W. C., Subramaniam
J., Peter, S., 2008, The Role of Mobile
Phones in Sustainable Rural Poverty
Reduction, ICT Policy Division Global
Information
and
Communications
Department (GICT).
Asoke, R. Y. R. a. K. T., 2007, Mobile
Computing, India, Tata McGraww Hill.
Barnum, C. M., 2002, Usability Testing
and Research, Pearson Education, Inc.

[4]

Beigl, M., 2004, Mobile Computing,
Retrieved March7, 2013
from
http://ubicomp.teco.edu/mobile_computing
.ht ml

[5]

ubley, D., 2008, The Relative Importance
of PC and Mobile-Based Internet Access.
Retrieved March 8,
2013
from
http://seekingalpha.com/article/60477therelative-importance-of-pc-andmobile-based- internet-access

[6]

Davis, D. F., and Arbor, A., 1989,
Perceived

[7]

Usefulness, Perceived Ease of Use, and
User

[8]

Acceptance of Information Technology,

[9]

September 1989, MIS Quarterly.

[10] Ibrahim
KNSI 2014

K.,

M.,

2007,

Positive

67

Komferensi Nasional Sistem Informasi 2014, STMIK Dipanegara Makassar 27 Pebruari – 1 Maret 2014

[11]

[12]
[13]

[14]
[15]

[16]

Contributions of Mobile Phones to
Society, Mobile Government Consortium
International, UK.
Janet L.W., D. F. V. D. W.,
2 0 0 5 , "Implementing Mobile Services:
Does the Platform Really Make a
Difference?", SAICSIT '05 Proceedings
of the 2005 annual research conference of
the South African institute of computer
scientists and information technologists on
IT research in developing countries, pp
208 – 216.
Jim H., M. H., 2004, The Future of mobile
technology and mobile wireless computing,
Emerald.
Kyaw H. Moe, B. D. a. R. v. O., 2004,
"Designing a Usable Mobile Application for
Field Data Collection", 7th AFRICON
Conference in Africa, pp 1187 - 1192 Vol.2.
MazlizaO., 2007, Introduction to Mobile
Computing and Communications, Auerbach
Publications.
Nunamaker, J. F., Jr.; Chen, M., 1990, Systems
Development in Information Systems
Research. Proceedings of the TwentyThird
Annual
Hawaii International
Conference, pp. 631 - 640 vol.3.
Priyambodo, T. dan Heriadi, D.,. 2005,
Jaringan
WI-FI
Teori
Dan
Implementasi, Yogyakarta: ANDI.

KNSI 2014

68