Penyimpanan Bahan Kimia - Michael Riverdo Hutauruk

Penyimpanan Bahan Kimia
Michael Riverdo Hutauruk

Latar Belakang
• Banyak kecelakaan berupa kebakaran, peledakan
atau kebocoran bahan kimia beracun dan korosif
yang dimulai dari tempat penyimpanan bahan.
• Bahan-bahan yang disimpan dalam gudang, bukan
berarti “tidur nyenyak”, tetapi bahan-bahan tersebut
akan tetap reaktif terhadap lingkungan.
• Interaksi dapat terjadi antara bahan dengan panas
atau sumber penyalaan, uap air dan oksigen dalam
udara, wadah dan bahan lain.
• Penyimpanan bahan kimia dalam jenis dan jumlah
yang banyak memerlukan pengetahuan akan syaratsyarat penyimpanan.

Letak Gudang
• Letak gudang sebaiknya terpisah dari bangunan-bangunan
penting lain, agar apabila terjadi kecelakaan dapat
dilokalisasi.
• Bahkan untuk bahan-bahan yang teramat rawan seperti amat

mudah terbakar atau mudah meledak harus pula disendirikan.
• Kebakaran pelarut organik dalam gudang dapat menyebabkan
proses pemanasan bahan lain yang kemudian menjadi reaktif
atau eksplosif.
• Atau pemanasan bahan dapat menghasilkan bahan-bahan lain
yang mungkin toksis atau beracun.
• Atau juga air yang dipakai untuk pemadaman api dapat
bereaksi dengan bahan kimia tertentu yang eksotermik dan
menimbulkan kebakaran lain.

Ventilasi
• Adanya ventilasi dalam gudang amat diperlukan agar
apabila terjadi kebocoran bahan mudah terbakar atau
beracun dan korosif dapat terencerkan sampai di bawah
ambang bahaya kebakaran atau keracunan fatal.
• Tanpa ventilasi, adanya bahan organik akan
berakumulasi sampai di atas batas konsentrasi bawah
mudah terbakar (low flammable limit), sehingga
berbahaya apabila ada sumber penyalaan seperti
loncatan listrik, bara api dan bohlam lampu yang panas.

• Adanya uap beracun atau korosif tanpa ventilasi akan
berakibat fatal bagi yang masuk atau bekerja dalam
gudang.

Bebas dari Sumber
Penyalaan
• Sumber-sumber penyalaan seperti nyala api,
bara rokok, loncatan api listrik atau loncatan
listrik statis harus dijauhkan dari gudang.
• Pasanglah poster “DILARANG MEROKOK”
atau “AWAS KEBAKARAN” untuk mencegah
seorang merokok atau menghasilkan nyala
api.
• Peralatan-peralatan listrik dalam gudang,
perlu di “grounding”kan agar tidak terjadi
loncatan listrik.

Ruang dingin
• Ruangan yang dingin akan mencegah reaksi penguraian atau
memperlambat reaksi.

• Ini dapat dipahami karena reaksi-reaksi kimia dapat mulai terjadi
apabila energi bahan dapat mencapai energi aktivasi.
• Suhu tinggi dalam gudang akan dapat menghantarkan bahan
mencapai energi aktivasi.
• Kewaspadaan juga mesti diberikan apabila cuaca panas akibat
musim kering yang berkepanjangan dan hal ini akan menambah
rawan kondisi setiap gudang kimia.
• Selain itu, kenaikan suhu juga akan meningkatkan kecepatan
reaksi secara eksponensial.
• Sebagai gambaran sederhana, kenaikan suhu 10 OC akan
mempercepat reaksi menjadi 2 kali lipat; 20 OC = 4x; 30OC = 8x
dan kenaikan suhu 100OC akan menyebabkan kecepatan reaksi
meningkat menjadi 210 atau 1024x.

Ruang Kering
• Banyak bahan kimia yang dapat terhidrolisa oleh air
atau uap air dalam udara.
• Reaksi hidrolisa yang eksotermis akan meningkatkan
suhu yang berakibat seperti di atas.
• Penggunaan AC sekaligus dapat mendinginkan dan

mengeringkan udara dalam gudang.
• Kelembaban lebih rendah dapat dicapai dengan
memakai alat “dehumidifier”.
• Dengan memahami syarat gudang di atas, dapatlah
dipriorotaskan pemenuhan persyaratan bergantung
pada fasilitas yang dipunyai dan nilai bahan yang
disimpan.

Bahan-Bahan Kimia
Inkompatibel

Tabel 1. Bahan-bahan inkompatibel yang
bereaksi hebat
Bahan-bahan pada tabel 1 di atas ini, apabila berinteraksi dapat
bereaksi hebat yang menimbulkan kebakaran atau peledakan.

Bahan-Bahan Kimia
Inkompatibel

Tabel 2. Bahan-bahan inkompatibel yang apabila bereaksi

menimbulkan gas beracun

Segregasi
• Adanya kelompok bahan inkompatibel di atas, menunjukkan pada kita
bahwa penataan bahan kimia menurut abjad yang sering kita lakukan,
mengundang risiko bahaya.
• Bahan-bahan harus kita kelompokkan dulu sebelum tiap-tiap kelompok
disusun menurut abjad.
• Sayang sekali tak ada sistem pemisahan atau segregasi yang
sempurna, karena banyak bahan kimia yang bersifat ganda.
• Suatu contoh pemisahan secara sederhana, seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Segregasi sederhana dalam

Dokumen yang terkait

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tembakau Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada PT Mangli Djaya Raya

3 126 8

EVALUASI TARIF ANGKUTAN ANTAR KOTA TRAYEK TERMINAL LEMPAKE / SAMARINDA - TERMINAL SANGATTA BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

4 108 15

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

STUDI PENGGUNAAN KOMBINASI FUROSEMID - SPIRONOLAKTON PADA PASIEN GAGAL JANTUNG (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

15 131 27

Pola Mikroba Penyebab Diare pada Balita (1 bulan - 5 tahun) dan Perbedaan Tingkat Kesembuhan Di RSU.Dr.Saiful Anwar Malang (Periode Januari - Desember 2007)

0 76 21

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

Pengaruh Konsentrasi Putih Telur Terhadap Kualitas Fisik Dan Kimia Susu Bubuk Metode Foaming Drying

4 53 1

KONSTRUKSI BERITA MENJELANG PEMILU PRESIDEN TAHUN 2009 (Analisis Framing Pada Headline Koran Kompas Edisi 2 juni - 6 juli 2009)

1 104 3

Improving the VIII-B Students' listening comprehension ability through note taking and partial dictation techniques at SMPN 3 Jember in the 2006/2007 Academic Year -

0 63 87

Kerjasama Kemanan Antara Autralia - Indonesia Dalam Mengataasi Masalah Terorisme Melalui Jakarta Centre For Law Enforcement Cooperation (JCLEC)

1 25 5