STUDI PENGEMBANGAN KEBUTUHAN AIR MINUM D (1)

STUDI PENGEMBANGAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI KOTA
Nia Aulia1
1

Mahasiswa Prod Perencanaan Wilayah Kota,
Universitas Pasundan
niaauliaaa11@gmail.com

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Pasundan Bandung
Jl.Dr.Setiabudi No.193,Bandung

PENDAHULUAN
a. LATAR BELAKANG
Air minum dibutuhkan masyarakat untuk berbagai keperluan seperti untuk
air minum, memasak, mencuci, mandi, menyiram tanaman dan mencuci kendaraan
dengan jumlah yang sangat berbeda sesuai dengan tingkat kehidupan sosial,
ekonomi dan kebiasaan hidup masyarakat. Keterbatasan penyediaan prasarana air
minum perkotaan yang memadai dapat mempengaruhi kehidupan manusia,
produktifitas ekonomi dan kualitas kehidupan kota secara keseluruhan. Persyaratan
teknis penyediaan air minum yang baik apabila memenuhi tiga syarat yaitu

ketersediaan air dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
kualitas air yang memenuhi standar (dalam hal ini Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 416/MENKES/PER/1990 tentang Pedoman Kualitas Air), serta kontinuitas
dalam arti air selalu tersedia ketika diperlukan.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kota dan wilayah akan selalu tumbuh
dan berkembang. Besar kecilnya laju perkembangan atau pertumbuhan suatu kota
akan sangat ditentukan oleh faktor-faktor pengembangnya. Pada hakikatnya ada
dua aspek utama faktor percepatan yaitu aspek penduduk dan sosial ekonominya,
yang kedua-duanya bersifat berkembang (Djoko Sujarto, 1974). Kedua faktor
tersebut mempunyai kaitan yang erat. Besarnya jumlah penduduk di suatu daerah
akan menuntut dan menimbulkan kegiatan yang beraneka ragam. Sebaliknya,

kegiatan yang beraneka ragam di suatu daerah akan menarik penduduk sehingga
daerah tersebut akan berkembang.
Salah satu kegiatan yang berkaitan dengan jumlah penduduk adalah
penyediaan air minum. Prasarana kota memegang peranan yang sangat penting 2
bagi pertumbuhan dan perkembangan suatu kota atau wilayah. Karena prasarana
dapat memberi dampak terhadap peningkatan taraf dan mutu kehidupan
masyarakat, pola pertumbuhan dan prospek perkembangan ekonominya. Air
minum merupakan salah satu hal yang penting dan mendapat prioritas dari

perencanaan kota dan wilayah (Catanese dan Snyder, 1996).
Prasarana air minum merupakan salah satu hal yang penting untuk dikaji
mengingat air merupakan kebutuhan pokok yang selalu dikonsumsi oleh
masyarakat dan juga berpengaruh besar pada kelancaran aktivitas masyarakat
tersebut. Menurut Thuram (1995), terpenuhinya kebutuhan akan air minum
merupakan kunci utama bagi perkembangan suatu kegiatan dan menjadi elemen
penting bagi keberlanjutan suatu produktivitas perekonomian. Sebenarnya proporsi
air yang dikonsumsi untuk rumah tangga dan kegiatan perkotaan sangat kecil bila
dibanding dengan ketersediaan air secara keseluruhan, namun bila dikaitkan
dengan air yang harus berkualitas dan tersedia secara kontinu menyebabkan
pelayanan air minum bagi penduduk dan kebutuhan perkotaan seringkali
merupakan masalah.
Ketersediaan air bersih dan air yang layak diminum menjadi masalah yang
sangat serius di Indonesia. sumber air bersih untuk diminum yang seharusnya
mudah diakses oleh masyarakat pada kondisi eksisting sulit didapatkan dan
memiliki harga yang tinggi, sedangkan air merupakan kebutuhan manusia untuk
berbagai keperluan hidupnya terutama air minum yang merupakan kebutuhan
pokok bagi manusia.

KAJIAN TEORI

a. DASAR
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia tanpa
air manusia tidak mungkin dapat hidup, karena untuk berbagai macam kegunaan,
manusia selalu mengkonsumsi air dan menggunakan berbagai kumpulan air di
permukaan bumi ini. Tidak ada yang dapat menggantikan fungsi air dan tidak
ada barang yang dapat menjadi substitusi dari air.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat
beberapa pengertian mengenai :
1. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses
pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum.
2. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang
sehat, bersih, dan produktif.
 Sumber Air minum
Berdasarkan petunjuk Program Pembangunan Prasarana Kota Terpadu
perihal Pedoman Perencanaan dan Desain Teknis Sektor Air minum, disebutkan
bahwa sumber air baku yang perlu diolah terlebih dahulu adalah:
1. Mata air, Yaitu sumber air yang berada di atas permukaan tanah.

Debitnya sulit untuk diduga, kecuali jika dilakukan penelitian dalam
jangka beberapa lama.
2. Sumur dangkal (shallow wells), Yaitu sumber air hasil penggalian
ataupun pengeboran yang kedalamannya kurang dari 40 meter.
3. Sumur dalam (deep wells), Yaitu sumber air hasil penggalian ataupun
pengeboran yang kedalamannya lebih dari 40 meter.

4. Sungai, Yaitu saluran pengaliran air yang terbentuk mulai dari hulu di
daerah pegunungan/tinggi sampai bermuara di laut/danau. Secara
umum air baku yang didapat dari sungai harus diolah terlebih dahulu,
karena kemungkinan untuk tercemar polutan sangat besar.
5. Danau dan Penampung Air (lake and reservoir), Yaitu unit penampung
air dalam jumlah tertentu yang airnya berasal dari aliran sungai maupun
tampungan dari air hujan.
Sumber-sumber air yang ada dapat dimanfaatkan untuk keperluan air minum
adalah (Budi D. Sinulingga, Pembangunan Kota Tinjauan Regional dan Lokal,
1999) :
1. Air hujan. Biasanya sebelum jatuh ke permukaan bumi akan mengalami
pencemaran sehingga tidak memenuhi syarat apabila langsung
diminum.

2. Air permukaan tanah (surface water). Yaitu rawa, sungai, danau yang
tidak dapat diminum sebelum melalui pengolahan karena mudah
tercemar.
3. Air dalam tanah (ground water). Yang terdiri dari air sumur dangkal
dan air sumur dalam. Air sumur dangkal dianggap belum memenuhi
syarat untuk diminum karena mudah tercemar. Sumber air tanah ini
dapat dengan mudah dijumpai seperti yang terdapat pada sumur gali
penduduk, sebagai hasil budidaya manusia. Keterdapatan sumber air
tanah ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti topografi,
batuan, dan curah hujan yang jatuh di permukaan tanah. Kedudukan
muka air tanah mengikuti bentuk topografi, muka air tanah akan dalam
di daerah yang bertopografi tinggi dan dangkal di daerah yang
bertopografi rendah.
4. Di lain pihak sumur dalam yang sudah mengalami perjalanan panjang
adalah air yang jauh lebih murni, dan pada umumnya dapat langsung
diminum, namun memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk

memastikan kualitasnya. Keburukan dari pemakaian sumur dalam ini
adalah apabila diambil terlalu banyak akan menimbulkan intrusi air asin
dan air laut yang membuat sumber air jadi asin, biasanya daerah-daerah

sekitar pantai.
Mata air (spring water). Sumber air untuk penyediaan air minum
berdasarkan kualitasnya dapat dibedakan atas :
1. Sumber yang bebas dari pengotoran (pollution).
2. Sumber yang mengalami pemurniaan alamiah (natural purification).
3. Sumber yang mendapatkan proteksi dengan pengolahan buatan
(artificial treatment).
Sistem penyediaan air minum meliputi besarnya komponen pokok antara lain: unit
sumber air baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit distribusi dan
unit konsumsi.
1. Unit sumber air baku merupakan awal dari sistem penyediaan air minum yang
mana pada unit ini sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah,
air permukaan, air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
2. Unit pengolahan air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi
kualitas air minum atau minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan
bakteriologi, kualitas air baku yang semula belum memenuhi syarat kesehatan
akan berubah menjadi air minum atau minum yang aman bagi manusia.
3. Unit produksi adalah salah satu dari sistem penyediaan air minum yang
menentukan jumlah produksi air minum atau minum yang layak didistribusikan
ke beberapa tandon atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau

pompanisasi. Unit produksi merupakan unit bangunan yang mengolah jenisjenis sumber air menjadi air minum. Teknologi pengolahan disesuaikan dengan
sumber air yang ada.
4. Unit transmisi berfungsi sebagai pengantar air yang diproduksi menuju ke
beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan pipa.

5. Unit distribusi adalah merupakan jaringan pipa yang mengantarkan air minum
atau minum dari tandon atau reservoir menuju ke rumah-rumah konsumen
dengan tekanan air yang cukup sesuai dengan yang diperlukan konsumen.
6. Unit konsumsi adalah merupakan instalasi pipa konsumen yang telah
disediakan alat pengukur jumlah air yang dikonsumsi pada setiap bulannya.
 Proyeksi Kebutuhan Air minum
Semakin padat jumlah penduduk dan semakin tinggi tingkat kegiatan akan
menyebabkan semakin besarnya tingkat kebutuhan air. Variabel yang menentukan
besaran kebutuhan akan air minum antara lain adalah sebagai berikut:
a. Jumlah penduduk
b. Jenis kegiatan
c. Standar konsumsi air untuk individu
d. Jumlah sambungan

b. PARTISIPASI


 Satuan Kebutuhan Air minum
Kebutuhan air terbagi atas kebutuhan untuk:
a. Rumah Tangga
b. Non Rumah Tangga
Pemerintah Indonesia telah menyusun program pelayanan air minum sesuai
dengan kategori daerah yang dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk.

Tabel Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No

Kategori Kota

1

Kota Metropolitan

2

Kota Besar


3

Jumlah Penduduk
> 1.000.000

Sistem

Tingkat
Pemakaian Air

Non Standar

190

500.000 – 1.000.000

Non Standar

170


Kota Sedang

100.000 – 500.000

Non Standar

150

4

Kota Kecil

20.000 – 100.000

Standar BNA

130

5


Kota Kecamatan

< 20.000

Standar IKK

100

6

Kota

< 3.000

Standar DPP

30

Pusat

Pertumbuhan
Sumber : SK-SNI Air minum

Tabel Tingkat Pemakaian Air Non Rumah Tangga
No

Non Rumah Tangga (fasilitas)

Tingkat Pemakaian Air

1

Sekolah

10 liter/hari

2

Rumah Sakit

200 liter/hari

3

Puskesmas

(0,5 - 1) m3/unit/hari

4

Peribadatan

(0,5 - 2) m3/unit/hari

5

Kantor

(1 - 2) m3/unit/hari

6

Toko

(1 - 2) m3/unit/hari

7

Rumah Makan

1 m3/unit/hari

8

Hotel/Losmen

(100 - 150) m3/unit/hari

9

Pasar

(6 - 12) m3/unit/hari

10

Industri

(0,5 - 2) m3/unit/hari

11

Pelabuhan/Terminal

(10 - 20) m3/unit/hari

12

SPBU

(5 - 20) m3/unit/hari

13

Pertamanan

25 m3/unit/hari

Sumber : SK-SNI Air minum

 Kriteria Penyediaan Air minum
Untuk mendapatkan hasil perencanaan sistem penyediaan air minum yang
baik, yaitu supply air tersedia setiap saat dengan debit dan tekanan yang cukup,
serta kualitas memenuhi syarat, maka diperlukan kriteria perencanaan agar sistem
berikut dimensi dan spesifikasi komponen sistem mempunyai kinerja yang baik.
Kriteria perencanaan yang digunakan berpedoman pada kriteria perencanaan dan
petunjuk teknik bidang air minum. Secara umum kriteria perencanaan yang

digunakan dalam perencanaan sistem penyediaan air minum ini meliputi hal-hal
sebagai berikut:


Penentuan daerah pelayanan disesuaikan dengan kondisi setempat berdasarkan
kepadatan penduduk.







Cakupan pelayanan atau banyaknya penduduk yang dilayani sistem air minum.
Tingkat pelayanan atau cara penyampaian air ke konsumen.
Usaha pelayanan air minum ke konsumen pada umumnya melalui 2 cara yaitu
melalui Sambungan Rumah (SR) dan Hydrant Umum (HU), dengan
perbandingan berkisar antara 50:50 atau 80:20 dimana faktor cost recovery
merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan. Besarnya angka perbandingan
tersebut ditetapkan berdasarkan hasil survey dilapangan.



Kebutuhan dasar atau besarnya pemakaian air perhari, tergantung pada jenis
kawasan kota kecil, sedang dan metropolitan. Di daerah perkotaan, pemakaian
air untuk sambungan rumah adalah 100-120 l/org/hari sedangkan untuk
hydrant umum adalah 30 l/org/hari.



Pelayanan fasilitas non domestik diperhitungkan sebesar 10-30% dari
kebutuhan domestik.



Kebocoran/kehilangan air, biasanya diasumsikan sebesar 20% dari total
produksi.









Fluktuasi pemakaian air.
Pemakaian air pada hari maksimum = (1,10-1,15) x Qtotal.
Pemakaian air pada jam maksimum = (1,50-2,00) x Qtotal.
Pipa transmisi direncanakan untuk pengaliran air pada saat debit hari
maksimum.





Pipa distribusi direncanakan untuk pengaliran air pada saat debit jam puncak.
Kapasitas reservoir pada umumnya berkisar antara 15-20% dari total produksi
(Qmax).



Tekanan air dalam pipa:



-

Tekanan maksimum direncanakan sebesar 75 m kolom air

-

Tekanan minimum direncanakan sebesar 10 m kolom air

Kecepatan pengaliran dalam pipa



-

Transmisi 0,6 – 4,0 m/detik

-

Distribusi 0,6 – 2,0 m/detik

Koefisien kekasaran pipa
Untuk perhitungan hidrolis baik untuk pipa transmisi maupun distribusi,
koefisien kekasaran pipa (koefisien Hazen William) digunakan nilai sebagai
berikut:



-

Pipa PVC : 120 -140

-

Pipa Steel : 120

-

Pipa GIP : 110

Pipa distribusi, pengaliran pada konsumen dengan menggunakan jaringan pipa
yang direncanakan dapat mengalirkan air dengan jumlah sesuai kebutuhan jam
puncak dengan waktu pengaliran sepanjang 24 jam.



Tekanan dan kecepatan pengaliran di dalam pipa, tekanan statis maksimum
sebesar 75 mka atau tergantung pada spesifikasi komponen sistem. Kecepatan
pengaliran 0,3-3 m/detik.

Kriteria perencanaan didasarkan pada pedoman perencanaan sektor air minum yang
dikeluarkan oleh Direktorat Air minum PU – Cipta Karya.
Tabel Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No
1

Uraian
Hidran Umum

Prosentase Pelayanan

Tingkat Pelayanan

Tergantung dari hasil studi

Tergantung dari hasil studi dan

dan kebijakan daerah yaitu

kebijakan daerah yaitu berkisar

berkisar

antara 50-100 jiwa/HU

antara

daerah pelayanan

20-40%

No
2

Uraian

Prosentase Pelayanan

Tingkat Pelayanan

Sambungan

Tergantung dari hasil studi

Tingkat pemakaian air berdasarkan

Rumah

dan kebijakan daerah yaitu

kategori kota yaitu :

berkisar

Metropolitan 190 l/org/hari

antara

60-80%

Kota Besar 170 l/org/hari

pelayanan

Kota Sedang 150 l/org/hari
Kota Kecil 130 l/org/hari
Kecamatan 100 l/org/hari
Dengan perkiraan 1 SR melayani 46 jiwa.
3

Pemadam

Kebutuhan

pemadam

kebakaran

kebakaran diambil 20% dari
kapasitas reservoir atau 5%
dari kebutuhan domestik

Sumber : Juknis Sistem Penyediaan Air minum Kimpraswil 1998

Tabel Kriteria Penyediaan Air minum PU Cipta Karya
Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya
No

1

Uraian

Konsumsi unit Sambungan

Kota Sedang

Kota Kecil

Perdesaan

100.000 –

20.000 –

3.000 – 20.000

500.000

100.000

100-150

100-150

90-100

25-30

20-25

10-20

15-20

15-20

15-20

1.1

1.1

1.1-1.25

Rumah (SR) l/org/hari
2

Persentase konsumsi unit non
domestik terhadap konsumsi
domestik

3

Persentase kehilangan air (%)

4

Faktor Hari Maksimum

5

Faktor jam puncak

1.5-2.0

1.5-2.0

1.5-2.0

6

Jumlah jiwa per SR

6

5

4-5

7

Jumlah jiwa per Hidrant

100

100-200

100-200

10

10

10

20-25

15-20

12-15

24

24

24

Umum (HU)
8

Sisa tekan minimum di titik
kritis

jaringan

distribusi

(meter kolom air)
9

Volume reservoir (%)

10

Jam operasi

Kategori Kota Berdasarkan Jumlah Penduduknya
No

11

Uraian

Kota Sedang

Kota Kecil

Perdesaan

100.000 –

20.000 –

3.000 – 20.000

500.000

100.000

80-20

70-30

SR/HU (dalam % jiwa)

70-30

Sumber : Juknis Sistem Penyediaan Air minum Kimpraswil 1998

c. UJI NORMALISASI K-S
d. Signifikansi : Pengujian pada SPSS dengan menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dengan pada taraf signifikansi 0,05.
e. Dasar Pegambilan keputusan Pada uji Normalitas : Jika nilai lebih
besar dari 0,005 maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, Jika
nilai lebih kecil dari 0,005 maka data tersebut berdistribusi tidak normal.
Tabel Jumlah Kebutuhan Air Minum Non Domestik di Kota

No

Non Rumah Tangga

Jumlah

Jumlah

(fasilitas)

(ltr/hr)

(unit)

Satuan

1

Sekolah

30000

3

Liter/unit/har

2

Rumah Sakit

200000

2

Liter/unit/har

3

Puskesmas

240000

3

Liter/unit/har

4

Peribadatan

200000

4

Liter/unit/har

5

Kantor

50000

5

Liter/unit/har

6

Toko

16000

8

Liter/unit/har

7

Rumah Makan

45000

15

Liter/unit/har

8

Hotel/Losmen

540000

9

Liter/unit/har

9

Pasar

4500

3

Liter/unit/har

10

Industri

300000

2

Liter/unit/har

11

Pelabuhan/Terminal

3000

1

Liter/unit/har

12

SPBU

15000

5

Liter/unit/har

13

Pertamanan

6000

6

Liter/unit/har

APLIKASI DALAM SPSS
a. SIGNIFIKANSI
1. Buka SPSS
2. Klik Variabel View, kemudian pada bagian Name tulis saja Jumlah (lt/hr),
kemudian di baris selanjutnya Jumlah (unit).

3. Kemudian pindahkan ke Bagian Data View dan lengkapi seperti gambar
dibawah ini.

4. Klik menu Analyze, kemudian pilih Nonparametic Test, lalu pilih Legacy
Dialogs, dan pilih 1 Sample K-S.

5. Selanjutnya akan muncul kotak dengan nama One-Sample KolmogorovSmirnov Test, masukan dengan cara memilih Pribadi,Dinas, Umum ke
dalam Test Veriable List. Kemudian Pastikan checklist Normal di kolom
Test Distribution.

6. Klik Ok, Maka akan Keluar

b. DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. Berdasarkan Variabel Jumlah (lt/hr): Nilai Signifikansi yang di peroleh
adalah 200 yang lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya variabel
memiliki distribusi data yang normal.
b. Berdasarkan Variabel Jumlah (unit) : Nilai Signifikansi yang di peroleh
adalah 673 yang lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya variabel
memiliki distribusi data yang normal.
DAFTAR PUSTAKA
[1]

Pirngadi, Heri, Budi. (2017). Prasarana Air Minum .Universitas
Pasundan.Bandung

[2]

Takumansang, Esli D. Suparjo, Suryadi. Than, Ferdi. (2018). STUDI
PENGEMBANGAN KEBUTUHAN AIR MINUM DI PERMUKIMAN DESA
BAJO KECAMATAN SANANA UTARA KABUPATEN KEPULAUAN
SULA. Universitas Sam Ratulangi Manado. Manado

[3]

Nasti, Dyah. (2017). PELAYANAN AIR BERSIH DI KOTA BANDUNG.
Intitut Teknologi Bandung. Bandung