Kelompok Berkah Lidi (Studi Etnografi Terhadap Kelompok yang Mengelola Ekonomi Kreatif di Desa Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penelitian ini mengkaji tentang Kelompok Berkah Lidi sebagai suatu
organisasi yang berbasis Ekonomi Kreatif di PTPP LONSUM Sei Rumbia
Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pemilihan tema
penelitian ini berdasarkan ketertarikan peneliti dengan produk-produk Berkah Lidi
yang unik, seperti piring, tempat buah, tempat sendok, tempat aqua, parsel buah,
tempat pulpen dan lain-lain yang berbahan baku lidi kelapa sawit. Lidi kelapa
sawit yang hanya menjadi sampah di perusahaan dan kebun warga, membuat
kelompok ini tidak begitu kesulitan untuk mendapatkan bahan baku tersebut.
Penanganan yang baik terhadap sampah sangat penting untuk mendapat perhatian.
Melalui penanganan yang benar terhadap sampah dapat memberikan dampak
positif bagi lingkungan.
Ketertarikan ini bermula ketika salah satu anggotaKelompok Berkah Lidi
yang bernama Pak Rasyid mengadakan pelatihan untuk belajar membuat produk
mereka di depan halaman rumah peneliti. Saat itu, Pak Rasyid membawa contoh
produknya. Secara langsung peneliti ikut membuat kreativitas dan inovasi 1 baru
kerajinan tangan tersebut. Oleh karena produk-produknya yang unik dan bagus
tersebut, peneliti jadi tertarik untuk mengetahui proses pembuatanya. Lidi
biasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon kelapa
1
Inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya(Inovasi site:artikata.com/Inovasi).
Universitas Sumatera Utara
sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan. Siapa sangka di tangan Pak Rasyid dan kawan-kawandisulap menjadi
produk-produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan diminati sampai ke
manca negara.
Penulis melihat ada suatu manfaat besar dari kegiatan Kelompok Berkah
Lidi tersebut, tindakan ini dapat membantu mengurangi penganguran pada
masyarakat setempat. Setiap tahunnya jumlah pencari kerja semakin meningkat,
sementara lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Lapangan pekerjaan yang
tidak memadai ini akhirnya menimbulkan masalah penganguran. Hal tersebut
disebabkan karena pada umumnya perusahaan terutama perusahaan besar
membutuhkan pekerja dengan pendidikan formal yang tinggi serta pengalaman
yang cukup. Sementara realita yang dapat dilihat adalah begitu banyak orang yang
tidak memiliki pendidikan yang tinggi karena keterbatasan-keterbatasan yang
dimiliki masyarakat.
Selain mengurangi panganguran, kegiatan ini juga dapat menjadi
matapencaharian tambahan bagi masyarakat, khususnya pengurus dan anggota
kelompok tersebut.Sebagaimana diketahui, sebagian anggotanya bekerja sebagai
karyawan perusahaan, dan sebagian lagi bekerja sebagai petani.Matapencaharian
merupakan suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh kebanyakan orang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai mata pencaharian tambahan yang
berkaitan dengan sumber daya alam (SDA), kelompok ini memanfaatkan lidi
kelapa sawit sebagai hasil produk-produk kerajinan tangan yang bernilai
ekonomis. Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat,membuat para pengurus
Universitas Sumatera Utara
kelompok ini mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga dan biaya sekolah anak-anak mereka sampai ke jenjang yang lebih
tinggi.
Berdirinya Kelompok Berkah Lidi dimungkinkan adanya suatu bentuk
kepentingan, baik kepentingan perusahaan maupun kepentingan personal.
Dikatakan sebagai kepentingan perusahaan, karenapembentuk kelompok ini
adalah salah satu karyawan yang bekerjadi perusahaan tersebut. Bagi perusahaan,
program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan
keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai saranya
biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre).
Istilah Corporate Social Responsibility (CSR) erat kaitannya dengan masyarakat
dan perusahaan-perusahaan besar.
Pada dasarnya CSR merupakan bentuk kontribusi perusahaaan
untuk
keberlangsungan kehidupan masyarakat di sekitarnya, baik secara sosial,
ekonomi, lingkungan masyarakat dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan 2.
Manfaat bagi perusahaan CSR meningkatkan citra perusahaan, memperkuat
“brand” perusahaan, mengembangkan kerja sama dengan para pemangku
kepentingan, membedakan perusahaan dengan pesaingnya, dan menghasilkan
inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh perusahaan.
Sebagai suatu organisasi, Kelompok Berkah Lidi ini dimungkinkan juga
adanya kepentingan personal. Kepentingan personal merujuk pada bentuk prestasi
2
Menurut World Bank, CSR adalah komitmen dari bisnis untuk berkontribusi bagi
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kulitas kehidupan sehingga
berdampak
baik
bagi
bisnissekaligus
baik
bagi
kehidupan
sosial
(Ramadhanaga.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-csr-manfaat-bagi-masyarakat.html).
Universitas Sumatera Utara
kerja sebagai nilai tambah karyawan. Prestasi kerja sangat dibutuhkan bagi
karyawan untuk menciptakan kepuasan kerja, karena karyawan dapat mengetahui
apa yang telah dicapainya, serta dapat yakin adanya perbedaan kompensasi,
sehingga dapat meningkatkan memotivasi untuk meningkatkan produktivitas
karyawan, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan pada tingkat
yang lebih tinggi 3.
Sebagai suatu organisasi, Kelompok Berkah Lidi memiliki nilai, norma
dan tujuan yang jelas dan berdampak positif bagi anggota kelompok. Suatu
kelompok atau organisasi terbentuk karena adanya tujuan bersama yang ingin
dicapai oleh seluruh anggotanya. Tujuan bersama tersebut bermula dari tujuan
masing-masing anggota. Seperti halnya tujuan dari para anggota Kelompok
Berkah Lidi yang ingin memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.
1.2.Tinjauan Pustaka
Berbagai
kajian
tentang
ekonomi
kreatiftelah
pernah
dilakukan
sebelumnya. Seperti halnya kajian Elsha Monica Pasaribu (2010) dalam
penelitiannya yang berjudul “Galeri Kunt Art Dalam Memanfaatkan barangbarang Limbah” (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Barang Limbah Menjadi
Produksi Kreatif). Dari hasil kajiannya diperoleh kesimpulan bahwa dengan
memanfaatkan kemampuannya dalam bidang seni, Pak Adi selaku pemilik Galeri
Kunt Art menjadikannya sebuah modal untuk membangun usahanya di bidang
kerajinan tangan. Beliau menawarkan konsep seni (art) dengan jumlah yang
3
Setiap orang ingin mendapat penghargaan apabila dinilai melaksanakan tugas dengan
baik, setiap orang ingin mendapatkan perlakuan obyektif dan atas dara prestasi kerjanya
(http://Jobanalysisworld.wordpress.com).
Universitas Sumatera Utara
terbatas atau limited edition. Akhirnya beliau memulai dengan membuat
handycraft berupa frame atau bingkai foto dan cermin dengan bahan dasar triplek
bekas. Ternyata produk yang dihasilkan menunjukkan hasil yang cukup baik dan
respon yang positif dari masyarakat. Pak Adi pun melanjutkan produksi bingkai
fotonya dan semakin mengembangkan kreasinya untuk memberikan nuansanuansa baru bagi peminatnya dengan menghasilkan produk-produk baru, seperti
bingkai cermin, vas bunga, souvenir-souvenir, bahkan untuk perlengkapanperlengkapanseperti meja, kotak tisu, vas bunga danlainnya yang dalam proses
pembuatannya
dilakukan
di
workshop
atau
ruang
galeri.Usaha
yang
memanfaatkan barang-barang limbah ini dijadikan sebagai sumber mata
pencaharian utama Pak Adi. Walaupun kerajinan tangan bukanlah suatu
kebutuhan pokok bagi masyarakat, tapi sebagai seorang wirausahawan Pak Adi
melihat bahwa pangsa pasar atau peminat untuk produk-produk ekonomi kreatif
termasuk kerajinan tangan tidaklah sedikit. Ditambah lagi produk-produk yang
dihasilkan disediakan dalam harga-harga yang dapat dijangkau oleh semua
kalangan. Sehingga tidak membatasi ruang lingkup konsumennya, semuanya
menjangkau seluruh kalangan masyarakat.
Kajian Simamora (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Wirausaha
Aksesoris” (Studi Etnografi Strategi Ekonomi Kreatif di Pasar UD Pajus Baru
Medan), menyimpulkan bahwa Kreatifitas Pak Ojie dan Pak Muslim terhadap
aksesoris yang tadinya hanya dianggap sebagai sebuah hobi ternyata bisa menjadi
peluang kerja bagi mereka untuk mencari nafkah. Adapun jenis aksesoris yang
mereka buat seperti rantai kalung yang terbuat dari bahan besi putih, kalung rantai
Universitas Sumatera Utara
benang dengan mata kalung dari bahan batok kelapa, kalung rantai besi putih
dengan mata Kalung dari flat steanless, cincin belah rotan, model gelang tulis
pasta dan sebagainya. Pak Ojie dan Pak Muslim menyadari bahwa persaingan
pasar aksesoris di Pasar UD Pajus Baru sangat ketat. Oleh karena itu untuk dapat
tetap bertahan, mereka harus mempunyai strategi sendiri. Berbeda orangnya maka
berbeda pula strategi yang digunakan. Di sini kreatifitas mereka dikembangkan.
Bagi orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang membuat
aksesoris, ia akan lebih mudah mengembangkan kreatifitasnya. Namun bagi orang
yang tidak mempunyai keahlian khusus, mereka harus berupaya memikirkan ideide kreatif untuk mengkreasikan benda yang sudah ada menjadi aksesoris yang
lebih berbeda, seperti melakukan modifikasi dengan menggabungkan beberapa
unsur, untuk menghasilkan tampilan yang lebih menarik. Tidak hanya membuat
aksesoris yang dikatakan kreatif, tetapi juga termasuk memodifikasi.
Lain halnya Prianita (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Batik
Motif Medan Dalam Ekonomi Kreatif” (Studi Etnografi di Kecamatan Medan
Tembung, Meda), meyimpulkan bahwa Batik Motif Medan adalah salah satu
bentuk terobosan baru perkembangan batik yang ada di Indonesia, di mana motifmotif yang dituangkan merupakan motif-motif yang berasal dan dimiliki oleh
tujuh dari sekian banyak etnis yang ada di Sumatera Utara, yakni Toba, Karo,
Simalungun, Pakpak, Mandailing, Nias, dan Melayu. Industri Rumah Batik Motif
Medan merupakan salah satu bentuk kewirausahaan. Dalam berwirausaha, ada
faktor-faktor yang menjadi pendorong mengapa melakukan suatu usaha tersebut.
Adapun faktor yang mendorong pelaku usaha untuk berwirausaha dalam bidang
Universitas Sumatera Utara
kerajinan batik ini adalah Ingin lebih berspekulatif dengan hal-hal baru, ingin
memberdayakan masyarakat, yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan bagi
mereka, ingin lebih memperoleh pemenuhan kebutuhan yang lebih baik, ingin
menjadi pemilik dalam usaha sendiri, tidak bekerja pada orang lain. Faktor ini
termasuk ke dalam faktor need for echievement.Selanjutnya dalam menjalankan
usaha, pelaku usaha melakukan beberapa strategi, yakni strategi rasional dan
strategi moral untuk menjalin hubungan yang kontiniutas, baik itu dengan rekan
bisnis, juga terhadap konsumen. Strategi-strategi tersebut bermanfaat untuk
keberlangsungan usaha ke depannya. Karena dalam ranah industri kreatif seperti
ini, keberlangsungan usaha juga terletak pada pasar. Sebab produk yang
dihasilkan termasuk ke dalam fesyen yang arus pergantian selera masyarakat
peminatnya tinggi. Seperti yang diketahui bagaimana cepatnya tren-tren yang
terjadi di masyarakat.
Sedangkan penelitian penulis berbeda dengan penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya. Letak perbedaannya adalah bahan baku yang digunakan
dalam kerajinan tangan kelompok ini adalah lidi kelapa sawit yang hanya menjadi
sampah di Labuhanbatu Selatan, kemudian disulap oleh Pak Dirman menjadi
tempat parsel buah, piring, tempat aqua, lampion dan lainnya. Sebagaimana
diketahui bahwa lidi kelapa sawitbiasanya hanya menjadi sampah atau bagian
tidak berguna dari pohon kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh
daerah di Kab. Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka, di tangan Pak Sudirmandan
kawan-kawan, lidi kelapa sawit disulap menjadi barang yang bernilai ekonomis
dan diminati hingga ke manca negara. Selain itu penulis melihat bahwa kelompok
Universitas Sumatera Utara
ini dalam proses pembuatan produknya dilakukan di rumah pengurus/anggota
masing-masing yang sering disebut dengan home industry.Home Industy (atau
biasanya ditulis/dieja dengan “home industri”) adalah rumah usaha produk barang
atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah 4. Sebagai suatu kegiatan kerajinan
tangan, kelompok ini juga memperkenalkan produk-produknya kepada pengrajin
lain, seperti pengrajin yang membuat bentuk udang dari pelepah kelapa sawit
sebagai
hiasan
dinding
dan
membuat
tas
dari
benang
wol.
Proses
memperkenalkan tersebut dengan cara menukarkan produk-produk mereka
masing-masing disebut dengan resiprositas. Dimana resiprositas adalah pertukaran
timbal balik antar individu atau antar kelompok.
Kegiatan Kelompok Berkah Lidi ini merupakan suatu bentuk kerajinan
tangan. Kerajinan adalah kegiatan yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat oleh tenaga pengrajin dimulai dari desain awal
sampai proses penyelesaian produknya. Salah satu bentuk kerajinan tersebut
berupa produk-produk yang dihasilkan dari lidi kelapa sawit. Kelapa Sawit adalah
tanaman yang memiliki manfaat bagi manusia dengan mengolah buahnya menjadi
minyak, selain buahnya batangnya juga dapat dijadikan papan partikel. Ada juga
hal yang tidak diketahui, ternyata lidi kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan produk kerajinan. Pelepah kelapa sawit selama ini hanya
menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Lidi kelapa sawit
merupakan salah satu bahan pokok yang dimanfaatkan untuk membuat berbagai
4
http://ketrampilanhomeindustry.blogspot.co.id/2009/07/pengertian-home-industry.html.
Universitas Sumatera Utara
macam produk kerajinan yang memiliki nilai fungsi. Selain mudah didapatkan lidi
kelapa sawit juga memiliki nilai lebih dibandingkan lidi kelapa. Lidi kelapa sawit
lebih kuat dan tidak mudah patah, warna lidi kelapa sawit lebih hijau. Sedangkan
lidi kelapa warnanya semakin lama semakin coklat kehitaman.
Kerajinan tangan dapat digolongkan ke dalam bagian ekonomi kreatif,
karena selain mengangkat kekayaan budaya, juga dapat menghasilkan nilai
ekonomi yang dilakukan melalui proses kreatifitas oleh masyarakat. Jenis
kerajinan tangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah barang-barang seperti
piring, tempat sendok, parsel buah, vas bunga, dan lain sebagainya.
Aktivitas yang dilakukan dalam memanfaatkan lidi kelapa sawit sebagai
benda-benda hasil karya manusia menjadi industri kreatif, terbentuk dalam suatu
kelompok, bernama Kelompok Berkah Lidi. Menurut Homans (1950) mengatakan
bahwa kelompok merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan
lainnya dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak,
sehingga hal tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk
berkomunikasi secara langsung 5. Dalam hal ini, istilah kelompok menunjuk
kepada orang-orang yang memiliki usaha yang tergabung dalam Kelompok
Berkah Lidi.
Pemanfaatan lidi kelapa sawit sebagai sumber daya alam (SDA) yang
terkait dengan ide-ide baru atau inovasi dapat dikatakan sebagai suatu bentuk
ekonomi kreatif. Istilah ekonomi kreatif pertama kali didengungkan oleh John
Howkins, orang Inggris yang menulis buku “Creative Economy, How People
5
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-kelompok-menurut-para-ahli.
Universitas Sumatera Utara
Make Money from Ideas”.Ahli ekonomi Paul Romer (1993) juga berpendapat
bahwa ide adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek
yang ditekankan dikebanyakkan model-model ekonomi. Fenomena yang ada
dalam masyarakat dapat menjadi sebuah peluang usaha dalam ekonomi kreatif,
dengan memanfaatkan situasi dan mengembangkan kreatifitas, ide dan inovasi
yang dimiliki seseorang. Inovasi bukan sekedar gejala yang muncul secara
kebetulan atau karena digariskan oleh proses-proses sejarah budaya, tetapi muncul
sebagai hasil proses memilih dan menentukan secara sadar dan kreatif. Menurut
Koenjaraningrat (2009:210), inovasi adalah:
“Suatu proses pembaruan dan penggunaan sumbersumber alam, energi dan modal, pengaturan baru
dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru
yang akan menyebabkan adanya sistem produksi
sehingga menghasilkan produk-produk baru. Dengan
demikian inovasi itu mengenai pembaruan
kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi
dan ekonomi”.
Inovasi yang dilakukan sedikit banyaknya membuat suatu perubahanperubahan yang nyata dalam masyarakat baik itu berakibat negatif maupun
berakibat positif. Oleh karena itu, para pelaku usaha industri kreatif juga harus
selektif dalam membuat inovasi-inovasi baru dan akibat inovasi itu harus
dikontrol. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, mereka tentu membuat suatu
strategi tersendiri yang dianggap dapat memajukan usahanya dan diterima oleh
masyarakat disekitarnya. Melalui strategi inilah mereka melakukan persaingan
dalam menarik minat para konsumen sehingga dapat memperoleh keuntungan
material (seperti uang) dan simbolik (seperti pangkat ataupun ketenaran).
Universitas Sumatera Utara
Borden (2000) menyebut cara-cara memasarkan atau mempromosikan
produk sebagai promotion mix,yang terdiri dari 6 jenis. Namun dalam konteks
usaha kecil, biasanya hanya digunakan empat jenis: personal selling (melibatkan
diri sendiri dalam penjualan), selas promotion (pemasaran dengan memberikan
hadiah atau potongan secara langsung berdasarkan omzet penjualan), trade fairs
and exibition (pameran), dan advertising (menggunakan media seperti koran,
majalah, brosur, poster, spanduk dan plang).
Dengan demikian, pemilihan strategi yang digunakan dalam menjalan
suatu usaha khususnya ekonomi kreatif yang tidak lepas dari adanya inovasiinovasi baru, tentu menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan perlu
pertimbangan dengan penuh ketelitian. Sukses tidaknya suatu usaha itu tergantung
pada strategi apa yang digunakan oleh pelaku usaha tersebut. Jika strategi yang
digunakan tidak tepat sasaran kemungkinan usaha yang dijalankan tidak akan
berkembang dengan baik, dan sebaliknya jika strategi yang digunakan tepat
sasaran maka pelaku usaha dapat mencapai kesuksesan seperti yang diharapkan.
Melalui ide-ide kreatif yang dimiliki oleh seseorang, sesuatu bisa dijadikan
bernilai lebih, sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Ekonomi kreatif dan industri
kreatif mulai marak dibicarakan di Indonesia kira-kira tahun 2006, karena
pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi kreatif tahun 2006 cukup tinggi.
Bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yaitu mencapai 7,3%.
UNESCO pada tahun 2003. Mengeluarkan rilis resmi mengenai definisi ekonomi
Universitas Sumatera Utara
kreatif ini sebagai suatu kegiatan yang menciptakan pengetahuan, produk, dan
jasa yang orisinal, berupa hasil karya sendiri 6.
Simatupang dkk (2008:16)mengemukakan bahwa ada 15 sektor yang
dikembangkan dalam ekonomi kreatif di Indonesia yakni sebagai berikut :
1. Periklanan.
2. Arsitektur.
3. Pasar seni dan barang antik.
4. Kerajinan.
5. Desain.
6. Fashion.
7. Video, film, dan fotografi.
8. Permainan interaktif.
9. Musik.
10. Seni pertunjukan.
11. Penerbitan dan Percetakan.
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak.
13. Televisi dan Radio.
14. Riset dan Pengembangan.
15. Kuliner 7.
Ekonomi kreatif tidak meletakkan tanah atau modal sebagai masukan dan
keluaran yang paling penting, tetapi masukan utama dalam ekonomi kreatif adalah
6
Hj. Erni R. Ernawan “Awal Perancangan Ekonomi Kreatif” (Ekonomi Kreatif
blogspot.com).
7
http://www.slideshare.net/togar/industri-kreatif-indonesia.
Universitas Sumatera Utara
gagasan yang diolah menjadi keluaran berupa produk atau jasa yang sarat dengan
kandungan kreatif yang bernilai ekonomi.Lebih lanjut Simatupang dkk
mengungkapkan bahwa:
“Pentingnya era kreatif telah dikumandangkan oleh
Presiden SBY saat memberikan kata sambutan pada
pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia yang
berlangsung tanggal 11-15 Juli 2007 di Jakarta.
Ekonomi kreatif, menurut Presiden, bersumber dari
ide, seni, dan teknologi yang dikelola untuk
menciptakan kemakmuran. Presiden secara khusus
menyampaikan empat himbauan untuk bersamasama bangsa Indonesia mengembangkan: (1)
ekonomi kreatif dengan memadukan ide, seni, dan
teknologi, (2) keunggulan produk ekonomi yang
berbasiskan seni budaya, (3) ekonomi warisan, dan
(4) ekonomi kepariwisataan yang berbasis keindahan
alam”.
Ekonomi kreatif tidak hanya berperan dalam membuka lapangan kerja dan
mengurangi angka pengangguran saja, tetapi juga berperan dalam menggali nilainilai budaya dan mengembangkan semangat kreatifitas masyarakat.
Mengelola lidi kelapa sawit menjadi produk-produk kerajinan tangan
merupakan peluang usaha atau bagian dari UKM (Usaha Kecil Menengah) atau
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Kelompok Berkah Lidi sebagai bentuk
UMKM masyarakat yang dikelola oleh suatu keluarga yang awalnya hanya
sekedar hobi dengan suatu hal yang unik, namun siapa sangka bisa membantu
kebutuhan ekonomi keluarga. Sebagai usaha keluarga kerajinan tangan ini tentu
melibatkan anak-anak, istri bahkan saudara mereka. Kegiatan ini biasanya
dilakukan pada waktu luang. Di sini keluarga akan terasa semakin dekat antara
orang tua dan anak-anaknya dengan candaan dan gurauan di sela-sela pembuatan
produk.
Universitas Sumatera Utara
Menurut F. Soe’oed (2012:90) bahwa keluarga besar berperan sebagai
sistem sosial atau kelompok primer yang menjadi agen sosialisasi. Mereka
berperan penting dalam mentransmisikan nilai-nilai yang ada dalam keluarga
kepada
anggota-anggotanya.
Keluarga
yang
sebgaian
besar
anggotanya
menjalankan kegiatan wirausaha akan mentransmisikan kegiatan yang sama pada
anggotanya.Adanya keterlibatan langsung keluarga dalam kerajinan tangan ini
menunjukkan bahwa partisipasi keluarga terhadap Kelompok Berkah Lidi dapat
meningkatkan ekonomi keluarga.
Dalam menjalankan usahanya, kelompok ini saling berinteraksi antara satu
dengan lainnya. Seperti halnya antar sesama pengrajin, masyarakat sekitar,
pemerintah, dan berinteraksi dengan pihak luar. Menurut Van Zanden merupakan
interaksi sosial yang berkelanjutan (relatif cukup lama atau permanen) yang
akhirnya di anatara mereka terikat satu sama lain dengan atau oleh seperangkat
harapan yang relatif stabil (Zanden, 1990). Berdasarkan hal ini, hubungan sosial
bisa dipandang sebagai sesuatu yang seolah-olah merupakan sebuah jalur atau
saluran yang menghubungkan antara satu orang (titik) dengan orang-orang lain,
dimana melalui jalur atau saluran tersebut bisa dialirkan sesuatu, misalnya barang,
jasa, atau informasi.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang disingkat dengan UMKM yang
merupakan bagian dari ekonomi kreatif, juga merupakan suatu bidang bisnis atau
usaha yang mampu bertahan dalam kondisi ekonomi, sosial, politik yang
bagaimanapun. Hal ini sudah teruji pada saat terjadi krisis pada tahun 1998 yang
lalu, dimana usaha ini tetap mampu bertahan sementara banyak perusahaan-
Universitas Sumatera Utara
perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan (Tambunan, 2009:4). Kegiatan
industri merupakan aktivitas manusia di bidang ekonomi produktif untuk
mengolah bahan mentah menjadi barang yang lebih bernilai untuk dijual.
Termasuk di dalamnya adalah industri kerajinan yaitu suatu bentuk usaha
pembuatan barang yang lebih banyak menggunakan keterampilan tangan
meskipun sering dibantu dengan peralatan. Dalam perkembangannya, industri
kecil telah berperan dalam perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja,
dalam penanggulangan kemiskinan, bahkan juga dalam peningkatan ekspor.
Sebagai suatu UMKM (Usaha Mikro, Kecildan Menengah) kegiatan
Kelompok Berkah Lidi ini juga dapat dimaknai sebagai bentuk pemberdayaan
ekonomi rakyat, khususnya oleh PTPP LONSUM Sei Rumbia Estate atau
personalia dari PTPP tersebut. Menurut Ginandjar Kartasasmita (1996),
pemberdayaan ekonomi rakyat adalah upaya yang merupakan pengerahan sumber
daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan
produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor
produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat
untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk
memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan
secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek
kebijakannya 8.
8
www.Pendidikan ekonomi.com/2012/12/pemberdayaan-ekonomi-masyarakat.html.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai suatu pemberdayaan ekonomi, Kelompok Berkah Lidi sering
mengadakan pelatihan pada masyarakat dalam hal pengetahuan, keterampilan dan
pemasaran. Mulai dari pengetahuan yang diperoleh masyarakat merupakan modal
utama dalam pembuatan produk kerajinan tangan ini. Pengetahuan adalah sesuatu
yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya
reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.
Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan
pikiran-pikiran.
Keterampilan erat kaitannya dengan pengetahuan, dimana ketika
seseorang memperoleh pengetahuan wujud aplikasinya dalam kerajinan tangan
adalah keterampilan, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan akal,
fikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan
ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah
nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan tangan yang dimulai dari proses
awal sampi akhir dalam diperlukan keuletan, kehati-hatian serta kecekatan dalam
membuat produk-produk tersebut. Sebelum diolah menjadi berbagai bentuk,
batang lidi yang telah kering dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa daun yang
masih menempel, agar tidak mudah busuk. Setelah bersih, lidi kemudian disortir
dan disamakan ukurannya, sehingga pengerjaannya nanti lebih gampang. Barulah
kemudian batang lidi dibentuk sesuai dengan ukuran dan permintaan konsumen
seperti piring, vas bunga, kotak tisu, nampan, bakul, lampion, dan benda lainnya.
Sebagai suatu produksi, produk-produk kerajinan tangan ini juga sampai
kepada tahap pemasaran. Dimana dalam pemasaran produk-produk, ada agen atau
Universitas Sumatera Utara
tengkulak yang menampung produk ini lalu memasarkannya kembali kepada
masyaraka luas. Selain itu, pemasarannya juga ada yang melalui pemesanan
langsung oleh Pihak pengurus Kelompok Berkah lidi. Pemasaran produk
kerajinan tangan ini sudah sampai ke Manca Negara bahkan Luar Negeri seperti
India, Australia dan lainnya. Selain mengadakan pelatihan-pelatihan pada
masyarakat, Kelompok Berkah Lidi juga sering mengikuti seminar dan pameran
kerajinan tangan di berbagai daerah, seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah
(Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara menggelar kerajinan tangan tingkat
kab/kota yang diikuti seluruh pengerajin se-Sumatera Utara di lapangan merdeka
Medan pada tanggal 19–20 September tahun 2014 kemarin. Hal ini menunjukkan
bahwa kelompok UMKM dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan
penyerapan tenaga kerja.
Sebagai suatu kegiatan kerajinan tangan, Kelompok Berkah Lidi ini dapat
dipahami dari pendekatan formal atau fomalis. Menurut Cook (1973), pendekatan
formal adalah:
Pendekatan formal menempatkan antropologi ekonomi
sebagai studi tentang hubungan-hubungan sosial tentang
proses pemanfaatan sumber daya ekonomi. Pendekatan ini
menempatkan antropologi ekonomi sebagai usaha untuk
mendeskripsikan dan menganalisis cara-cara proses
pemanfaatan sumber daya ekonomi tersebut dalam
berbagai seting kultural 9.Hubungan-hubungan sosial
sebagai gejala proses pemanfaatan sumber daya ekonomi
dapat dilihat misalnya dalam hubungan patron-klien,
hubungan persahabatan, jaringan kekerabatan, dan
hubungan-hubungan yang lain, yang terpola menurut
pranata-pranata dalam lembaga-lembaga yang hidup di
masyarakat. Dalam hal ini dideskripsikan dengan cara
9
Seting kultural adalah penggambaran suasana atau budaya yang melatarbelakangi
terjadinya suatu peristiwa (www.artikelsiana.com).
Universitas Sumatera Utara
memperlihatkan secara eksplisit tentang motif-motif
ekonomi yang muncul dalam proses interaksi sosial
tersebut. Seperti halnya Kelompok Berkah Lidi ini yang
merupakan proses interaksi sosial dalam masyarakat
sederhana yang menggambarkan proses pemanfaatan
sumber daya ekonomi.
Adanya aktivitas pemasaran atau perdagangan dan sistem pertukaran
produk-produk kerajinan tangan dalam pendekatan ini. Pendekatan formalis
melihat hal ini sebagai peristiwa ekonomi karena dalam proses pertukaran
tersebut, dorongan kebutuhan ekonomi itu yang nampak dari adanya transaksi
ekonomi barang-barang kebutuhan hidup antar partisipasinya. Tujuan pendekatan
formalis adalah untuk mencapai pemahaman yang akurat tentang keragaman dan
kompleksitas tingkah laku sosial yang diobservasi.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka sebelumnya, maka
rumusan masalah yang dijabarkan dalam penelitian ini adalah bagaimana
eksistensi Kelompok Berkah Lidi sebagai pengelola ekonomi kreatif pada
masyarakat di Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu
Selatan?. Rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam 4 (empat) pertanyaan
penelitian yakni :
1. Bagaimana awal mula terbentuknya Kelompok Berkah Lidi?
2. Apa saja yang dilakukan Berkah Lidi dalam memberdayakan masyarakat
sebagai bentuk ekonomi kreatif?
3. Apakah Kelompok Berkah Lidi menjadi salah satu bentuk wadah UKM
yang Mandiri?
Universitas Sumatera Utara
4. Apakah tujuan dibentuknya Kelompok Berkah Lidi sebagai mata
pencaharian tambahan dapat dicapai oleh masyarakat?
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi Kelompok
Berkah Lidi sebagai unit usaha yang dapat menambah penghasilan masyarakat,
dapat mengurangi penganguran, sebagai mata pencaharian tambahan, dan sebagai
pemberdayaan ekonomi rakyat. Manfaat penelitian ini secara akademis
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan keilmuan,
khususnya dalam ilmu Antropologi,terutama dalam melihat realita masyarakat
saat ini yang membutuhkan ide-ide yang lebih kreatif dalam berkarya khususnya
dalam membuat barang dari lidi kelapa sawit. Secara praktis penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah lapangan pekerjaan
yang kerap terjadi di masyarakat.
1.5.Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
lapangan, melalui observasi dan wawancara mendalam. Sedangkan data skunder
merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, yaitu cara penelitian
dalam perolehan data melalui studi pustaka sebagai sumber data sekunder yang
bersifat teoritis, dalam hal ini berupa buku-buku, literature, jurnal, tesis, laporan
penelitian, skripsi, serta bahan-bahan relevan lainnya. Observasi yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
adalah observasi non partisipasi yang dilakukan oleh seorang peneliti tanpa harus
ikut terlibat di dalam kehidupan masyarakat yang diteliti.Observasi non partisipasi
dilakukan untuk mengamati tentang :
•
•
•
Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Berkah Lidi?
Apa saja produk-produk yang dihasilkan dalam Kelompok Berkah Lidi?
Bagaimana cara kerja dalam proses pembuatan lidi kelapa sawit menjadi
produk-produk kerajinan tangan?
•
•
Siapa saja yang terlibat dalam urusan Kelompok Berkah Lidi?
Apa saja fasilitas atau alat-alat yang digunakan Kekompok Berkah Lidi
dalam proses pembuatan produk-produk kerajinan tangan?
•
•
Apa saja mata pencaharian utama masyarakat desa?
Apa saja kejutan-kejutan masyarakat desa terhadap Kelompok Berkah
Lidi?
•
Dengan siapa saja Kelompok Berkah Lidi melakukan pertukaran?
Observasi yang dilakukan dilengkapi dengan kamera photo untuk
mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi di lapangan. Di samping itu, hasil
photo yang dilakukan dapat dijadikan sebagai penegasan data yang diperoleh di
lapangan.Wawancara mendalam ditujukan untuk menggali informasi yang
didapatkan dari informan. Informan terbagi atas dua jenis yaitu informan kunci
dan informan biasa. Informan kunci adalah orang yang mengetahui secara luas
tentang masalah yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa adalah orang
yang menhetahui secara umum saja tentang masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah para pengurus
Kelompok Berkah Lidi. Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah Kepala
Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat.Wawancara yang dilakukan terhadap
informan kunci untuk memperoleh informasi tentang :
•
•
•
•
•
Siapa pendiri Kelompok Berkah Lidi?
Bagaimana awal mula terbentuknya Kelompok Berkah Lidi?
Kapan terbentuknya Kelompok Berkah Lidi?
Untuk apa dibentuknya Kelompok Berkah Lidi?
Bagaimana cara mendapatkan bahan baku untuk pembuatan produk
kerajinan Kelompok Berkah Lidi?
•
•
Bagaimana perkembangan Kelompok Berkah Lidi?
Apa usaha untuk memperkenalkan produk Kelompok Berkah Lidi keluar
daerah?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi ini merupakan pekerjaan utama atau
sampingan?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi ini pernah mendapatkan bantuan dari
pemerintah setempat?
•
•
Apa saja yang dihasilkan oleh Kelompok Berkah Lidi?
Apa saja yang dilakukan pengurus Kelompok Berkah Lidi dalam
memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi menjadi salah satu bentuk wadah UKM
yang Mandiri?
Universitas Sumatera Utara
•
Apakah tujuan dibentuknya Kelompok Berkah Lidi sebagai mata
pencaharian tambahan dapat dicapai oleh masyarakat?
•
Bagaimana cara pemasaran produk-produk kerajinan tangan Kelompok
Berkah Lidi?
•
•
Bagaimana hubungan Kelompok Berkah Lidi kepada agen atau tengkulak?
Bagaimana
hubungan
pengurus
Kelompok
Berkah
Lidi
kepada
anggotanya?
•
•
Berapa banyak pendapatan Kelompok Berkah Lidi selama satu bulan?
Dari kalangan apa saja yang meminati kerajinan Kelompok Berkah Lidi?
Wawancara yang dilakukan terhadap informan biasa untuk memperoleh informasi
tentang tanggapan Kepala Desa terhadap kelompok Berkah Lidi, tanggapan
masyarakat terhadap Kelompok Berkah Lidi, apa peran pemerintah setempat
terhadap Kelompok Berkah Lidi.
1.6.Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisa data interpretatif kualitatif, yakni
menganalisa data tentang Kelompok Berkah Lidi di PTPP LONSUM Sei Rumbia
Estate Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Analisis data
dilakukan dengan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh dari lapangan ke
dalam tema-tema, kategori-kategori. Peneliti melakukan pengecekan ulang atau
check and recheck terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi. Keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara
sistematis, sehingga peneliti kemudian menemukan tema-tema yang saling
Universitas Sumatera Utara
berkaitan. Kemudian diuraikan ke dalam bagian-bagian sub judul pada bab sesuai
dengan temanya masing-masing, sehingga ditemukan sebuah konsep dan sebuah
kesimpulan yang dapat menjawab persoalan penelitian.
1.7.Pengalaman Penelitian : Suatu Refleksi
Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan
kegiatan pra survey lapangan, ini dimaksudkan penulis untuk mencari data
ataupun informasi-informasi tentang Kelompok Berkah Lidi di Kec. Kotapinang,
Kab. Labuhanbatu Selatan. Experience is the best teacher. Dari pengalaman dapat
dipelajari makna kehidupan. Pengalaman jugalah yang menghantarkan seseorang
pada pola fikir kedewasaan. Karena itu penulis merasa perlu berbagi sedikit
pengalaman selama bersama Kelompok Berkah Lidi di PTPP LONSUM Sei
Rumbia demi mengungkapkan produk-produk lokal dari sudut pandang mereka.
Pengalaman berburu data penelitian sembari mempelajari makna kehidupan
bersama informan-informan yang luar biasa. Semoga dengan uraian pengalaman
yang penulis sampaikan ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua orang.
Survey ini dilakukan pada Agustus 2015, sebelumnya penulis juga sudah
melakukan survey saat mengambil matakuliah seminar proposal di semester 7
(tujuh). Penulis merasa tertarik melihat produk kerajinan tangan yang berbahan
baku lidi kelapa sawit yang unik dan bagus. Ketertarikan ini bermula ketika salah
satu anggota Kelompok Berkah Lidi yang bernama Pak Rasyid mengadakan
pelatihan untuk belajar membuat produk mereka di depan halaman rumah peneliti.
Saat itu, Pak Rasyid membawa contoh produknya. Secara langsung peneliti ikut
Universitas Sumatera Utara
membuat kreativitas dan inovasi baru kerajinan tangan tersebut. Oleh karena
produk-produknya yang unik dan bagus tersebut, peneliti jadi tertarik untuk
mengetahui proses pembuatanya.
Lidi biasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon
kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka di tangan Pak Rasyid dan kawan-kawan
disulap menjadi produk-produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan
diminati sampai ke manca negara. Dikarenakan penasaran akan produk kerajinan
tangan tersebut, penulis menghubungi Pak Rasyid untuk bertemu yang
sebelumnya sudah tukaran no hp. Pada hari minggu di bulan Agustus penulis dan
ayah pergi ke rumah Pak Rasyid dengan maksud untuk mengetahui lebih jauh
tentang produk kerajinan tangan tersebut. Pak Rasyid ternyata salah satu
karyawan yang bekerja di PTPP LONSUM Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang,
kabupaten Labuhanbatu Selatan. Walaupun kondisi jalan menuju rumah Pak
Rasyid sedikit licin dan becek karena habis hujan di tambah jalan yang berlubang
tidak membuat penulis putus asa, namun sebalikknya penulis merasa semakin
tidak sabar untuk bertemu langsung dengan Pak Rasyid. Sampai di rumah Pak
Rasyid penulis dan ayah disambut ramah oleh beliau.
Di rumah Pak Rasyid penulis berbincang-bincang mengenai produk
kerajinan tersebut, ternyata kerajinan tangan ini mempunyai kelompok atau
organisasi yang bernama Berkah Lidi, penulis pun semakin penasaran kepada
kelompok tersebut. Sambil berbincang-bincang kecil Pak Rasyid mengatakan
bahwa penemu atau pendiri kelompok ini adalah Pak Sudirman atau akrab di
Universitas Sumatera Utara
panggil Pak dirman. Pak Rasyid langsung menelepon Pak Dirman untuk datang ke
rumah Pak Rasyid. Pak Dirman pun datang dengan membawa contoh produk
kerajinan tangan lainnya seperti tempat sendok, tempat buah, vas bunga dan
lainnya. Beliau juga membawa sertifikat atau penghargaan yang beliau dapatkan
saat mengikuti pelatihan di beberapa kota seperti Batam, Aceh, Bandung dan
lainnya. Pak Dirman juga menceritakan pengalamannya selama membangun
Kelompok Berkah Lidi hingga saat sekarang. Jatuh bangun beliau untuk
membangun kelompok ini, mulai dari ejekkan para tetangga sampai karyanya ini
tidak mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Namun hal tersebut tidak
membuat Pak Dirman putus asa, justru beliau semakin semangat karena itu
merupakan tantangan tersendiri buat beliau untuk menuju kesuksesan.
Saat itu Pak Dirman terlihat sangat antusias saat menceritakan
pengelamannya tersebut, hal itu membuat penulis semakin tertarik untuk mengkaji
kelompok ini. Dengan perbincangan yang semakin jauh semakin membuat penulis
untuk datang lagi dan berbincang-bincang lebih dalam mengenai Kelompok
berkah Lidi dengan hasil produk-produknya. Dikarenakan hari sudah sore,
akhirnya penulis memutuskan untuk pulang, sebelumnya penulis mengatakan
kepada Pak Rasyid dan Pak Dirman bawah penulis akan datang lagi di lain waktu.
Tidak lama pulang ke rumah, selang beberapa penulis kembali ke Medan untuk
mengajukan judul Skripsi tentang Kelompok Berkah Lidi ini yang berbasis
ekonomi kreatif. Setelah segala urusan di kampus selesai dan setelah acc proposal
penulis langsung pulang dan akan melakukan penelitian lapangan.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum berangkat ke lokasi penelitian penulis telah diberitahu oleh Pak
Dirman untuk datang pada acara pelatihan membuat produk Berkah Lidi yang
diselenggaran oleh Disperindag Provinsi. Tepat pada hari Rabu 13 April 2016
pukul 14.15 wib penulis sampai di lokasi penelitian di rumah pintar (Rumpin)
PTPP. LONSUM Sei Rumbia. Penulis pergi bersama kedua orang tua, sampai di
simpang masuk lokasi terlihat seorang satpam yang bertugas saat itu, matanya
terlihat tajam melihat kedatangan kami. Dimungkinkan karena beliau tidak pernah
malihat dan tidak kenal dengan kami, di pintu palanag juga ada tulisan bahwa
diharapkan kendaraan mobil masuk membuka setengah kaca depan. Saat sampai
tepat di palang, satpam tersebut bertanya khendak kemana dan siapa namanya.
Ayah penulis menjawab bahwa kami khendak ke Rumpin bertemu dengan Pak
Dirman, begitu ketat masuk ke perusahaan tersebut.
Saat melewati simpamg palang, ada dua jalan yang membuat bingung
karena sebelumnya penulis dan kedua orang tua belum pernah ke lokasi tersebut.
Ayah bertanya kepada satpam jalan menuju lokasi pelatihan Pak Dirman di
Rumpin.Satpam tersebut menjawab Pak Dirman yang mana ya Pak?. Saya kurang
tahu. Tiba-tiba seoarang pria bertubuh tinggi dan sedikit gemuk dengan memakai
topi bewarna abu-abu, kaos putih dan celana pendek yang duduk di pos satpam
menjawab di rumah pintar (Rumpin) itu pak sudah pulang mereka. Soalnya
acaranya tadi pagi, jadi mungkin mereka sudah pulang, mendengar hal tersebut
penulis sedikit cemas dan psimis, tapi bapak liat saja dulu ke sana. Namun ayah
menjawab Tapi kami sudah janji dengan Pak Dirman hari ini.
Universitas Sumatera Utara
Sampai akhirnya penulis menelepon Pak Dirman untuk mencari tahu
kepastiaannya, dan alhamdulillah mereka belum pulang, penulis pun menjadi
tenang mendengarnya, Pak Dirman memberitahu jalan menuju lokasi penelitian.
Beliau berkata masuk simpang palang ada dua jalan, lalu pilih jalan yang sebelah
kanan terus lurus saja sampai simpang ke dua ada simpang empat kemudian pilih
jalan ke sebelah kiri sudah ketemu Rumpin. Penulis dan kedua orang tua pun
mengikuti arahan Pak Dirman. Sampai di simpang empat, ternyata beliau sudah
menunggu dan langsung mengajak kami masuk ke tempat pelatihan tersebut. Saat
ayah masuk ke parkiran, penulis langsung turun dari mobil melihat dari depan
lokasinya, Rumpin tersebut berbentuk seperti rumah karyawan namun lebih besar
kesamping dan bentuknya melebar.
Penulis dan kedua orangtua langsung saat masuk ke dalam Rumpin
langsung disambut hangat oleh Pak Dirman dan kawan-kawan, mereka sangat
ramah saat menyambut penulis. Penulis merasa sangat senaang karena disambut
baik oleh Pak Dirman kawan-kawan. Sambil berbincang-bincang kecil dengan
beliau, penulis bertanya tentang pelatihan yang diselenggaraan pada saat itu.
Beliau pun menjelaskan sedikit tentang pelatihan tersebut, beliau berkata
pelatihan ini di wadahi oleh Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag)
dari provinsi dengan tema penumbuhan WUB melalui pelatihan teknis produksi
lidi hias dari pelepah kelapa sawit yang diadakan tanggal 13-17 April 2016.
Pelatihan ini juga ada sertifikatnya dan diikuti oleh ibu rumah tangga, anak gadis,
pemuda bahkan orang tua.
Universitas Sumatera Utara
Foto 1.
Rumah Pintar Tempat Pelaksaan Pelatihan Kelompok Berkah Lidi
Sumber : Dokumentasi pribadi tahun 2016
Pelatihan ini juga diikuti oleh dari beberapa kecamatan di Labuhanbatu
Selatan, ada yang berasal dari Kec. Kotapinag, Kec. Kotapinang yaitu berasal dari
DesaParlebihan, Desa Hadundung dan Desa Rumbia itu sendiri. Sebelumnya
orang-orang yang mengikuti palatihan ini ada ketua kelompok dari masingmasing desa tersebut, dan mereka berhubungan baik dengan Pak Dirman.
Makanya dalam pelatihan ini, Pak Dirman langsung menelfon masing-masing
ketua kelompok untuk ikut langsung berpartisipasi dalam pelatihan kerajinan
tangan lidi kelapa sawit tersebut. Selesai berbincang-bincang dengan pak Dirman,
penulis langsung melihat pengurus melatih para anggota yang ikut.
Penulis melihat para anggota sangat semangat sekali untuk belajar
membuat produk Berkah Lidi orang yang mengikuti juga cukup banyak. Sesekali
penulis bertanya mengenai proses pembuatan produk tersebut sambil mengambil
Universitas Sumatera Utara
gambar atau foto mereka saat membuat produk tersebut. Ada yang berkata karena
masil awal jadi susah-susah gampang membuatnya, namun ada yang bilang
mudah hanya butuh tenaga yang kuat untuk menarik lidi agar rapi dan cantik,
namun hal tersebut membuat mereka semakin bersemangat karena memang sangat
niat sekali mengikuti pelatihan tersebut. Penulis juga bertanya kepada sekelompok
pria yang berjumlaah tujuh orang tentang pelatihan ini, mengapa mereka sebagai
anak muda mau mengikuti pelatihan ini, padahal bisa dibilang kerajinan seperti ini
kurang diminati oleh anak muda karena indentik dengan kerjaan perempuan.
Mereka menjawab mengidi waktu luang dengan kegitan positif daripada di luar
gak jelas, menambah ilmu dan memperbanyak teman dan ada juga yang
menjawab dengan bergurau untuk diajarkan calon istri nantinya.
Sesekali penulis bercanda dengan mereka untuk mencairkan suasana agar
tidak kaku dan tegang. Pada awalnya saat masuk ke Rumpin melihat keramaian di
sana, penulis merasa sedikit ragu karena penulis merasa sedikit tidak percaya diri
dan khawatir tidak bisa menyatu dengan mereka. Namun dengan tekad dan
keyakinan yang bulat untuk penelitian ini agar maksimal, akhirnya semua terjalani
dengan yang diharapkan bahkan suasanan saat itu sahangat keluarga.
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Penelitian ini mengkaji tentang Kelompok Berkah Lidi sebagai suatu
organisasi yang berbasis Ekonomi Kreatif di PTPP LONSUM Sei Rumbia
Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Pemilihan tema
penelitian ini berdasarkan ketertarikan peneliti dengan produk-produk Berkah Lidi
yang unik, seperti piring, tempat buah, tempat sendok, tempat aqua, parsel buah,
tempat pulpen dan lain-lain yang berbahan baku lidi kelapa sawit. Lidi kelapa
sawit yang hanya menjadi sampah di perusahaan dan kebun warga, membuat
kelompok ini tidak begitu kesulitan untuk mendapatkan bahan baku tersebut.
Penanganan yang baik terhadap sampah sangat penting untuk mendapat perhatian.
Melalui penanganan yang benar terhadap sampah dapat memberikan dampak
positif bagi lingkungan.
Ketertarikan ini bermula ketika salah satu anggotaKelompok Berkah Lidi
yang bernama Pak Rasyid mengadakan pelatihan untuk belajar membuat produk
mereka di depan halaman rumah peneliti. Saat itu, Pak Rasyid membawa contoh
produknya. Secara langsung peneliti ikut membuat kreativitas dan inovasi 1 baru
kerajinan tangan tersebut. Oleh karena produk-produknya yang unik dan bagus
tersebut, peneliti jadi tertarik untuk mengetahui proses pembuatanya. Lidi
biasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon kelapa
1
Inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah
dikenal sebelumnya(Inovasi site:artikata.com/Inovasi).
Universitas Sumatera Utara
sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kabupaten Labuhanbatu
Selatan. Siapa sangka di tangan Pak Rasyid dan kawan-kawandisulap menjadi
produk-produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan diminati sampai ke
manca negara.
Penulis melihat ada suatu manfaat besar dari kegiatan Kelompok Berkah
Lidi tersebut, tindakan ini dapat membantu mengurangi penganguran pada
masyarakat setempat. Setiap tahunnya jumlah pencari kerja semakin meningkat,
sementara lapangan pekerjaan yang tersedia terbatas. Lapangan pekerjaan yang
tidak memadai ini akhirnya menimbulkan masalah penganguran. Hal tersebut
disebabkan karena pada umumnya perusahaan terutama perusahaan besar
membutuhkan pekerja dengan pendidikan formal yang tinggi serta pengalaman
yang cukup. Sementara realita yang dapat dilihat adalah begitu banyak orang yang
tidak memiliki pendidikan yang tinggi karena keterbatasan-keterbatasan yang
dimiliki masyarakat.
Selain mengurangi panganguran, kegiatan ini juga dapat menjadi
matapencaharian tambahan bagi masyarakat, khususnya pengurus dan anggota
kelompok tersebut.Sebagaimana diketahui, sebagian anggotanya bekerja sebagai
karyawan perusahaan, dan sebagian lagi bekerja sebagai petani.Matapencaharian
merupakan suatu aktivitas usaha yang dilakukan oleh kebanyakan orang untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai mata pencaharian tambahan yang
berkaitan dengan sumber daya alam (SDA), kelompok ini memanfaatkan lidi
kelapa sawit sebagai hasil produk-produk kerajinan tangan yang bernilai
ekonomis. Kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat,membuat para pengurus
Universitas Sumatera Utara
kelompok ini mencari pekerjaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
keluarga dan biaya sekolah anak-anak mereka sampai ke jenjang yang lebih
tinggi.
Berdirinya Kelompok Berkah Lidi dimungkinkan adanya suatu bentuk
kepentingan, baik kepentingan perusahaan maupun kepentingan personal.
Dikatakan sebagai kepentingan perusahaan, karenapembentuk kelompok ini
adalah salah satu karyawan yang bekerjadi perusahaan tersebut. Bagi perusahaan,
program CSR merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan
keberlanjutan (sustainability) perusahaan dan bukan lagi dilihat sebagai saranya
biaya (cost centre) melainkan sebagai sarana meraih keuntungan (profit centre).
Istilah Corporate Social Responsibility (CSR) erat kaitannya dengan masyarakat
dan perusahaan-perusahaan besar.
Pada dasarnya CSR merupakan bentuk kontribusi perusahaaan
untuk
keberlangsungan kehidupan masyarakat di sekitarnya, baik secara sosial,
ekonomi, lingkungan masyarakat dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan 2.
Manfaat bagi perusahaan CSR meningkatkan citra perusahaan, memperkuat
“brand” perusahaan, mengembangkan kerja sama dengan para pemangku
kepentingan, membedakan perusahaan dengan pesaingnya, dan menghasilkan
inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh perusahaan.
Sebagai suatu organisasi, Kelompok Berkah Lidi ini dimungkinkan juga
adanya kepentingan personal. Kepentingan personal merujuk pada bentuk prestasi
2
Menurut World Bank, CSR adalah komitmen dari bisnis untuk berkontribusi bagi
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan untuk meningkatkan kulitas kehidupan sehingga
berdampak
baik
bagi
bisnissekaligus
baik
bagi
kehidupan
sosial
(Ramadhanaga.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-csr-manfaat-bagi-masyarakat.html).
Universitas Sumatera Utara
kerja sebagai nilai tambah karyawan. Prestasi kerja sangat dibutuhkan bagi
karyawan untuk menciptakan kepuasan kerja, karena karyawan dapat mengetahui
apa yang telah dicapainya, serta dapat yakin adanya perbedaan kompensasi,
sehingga dapat meningkatkan memotivasi untuk meningkatkan produktivitas
karyawan, yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan pada tingkat
yang lebih tinggi 3.
Sebagai suatu organisasi, Kelompok Berkah Lidi memiliki nilai, norma
dan tujuan yang jelas dan berdampak positif bagi anggota kelompok. Suatu
kelompok atau organisasi terbentuk karena adanya tujuan bersama yang ingin
dicapai oleh seluruh anggotanya. Tujuan bersama tersebut bermula dari tujuan
masing-masing anggota. Seperti halnya tujuan dari para anggota Kelompok
Berkah Lidi yang ingin memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka.
1.2.Tinjauan Pustaka
Berbagai
kajian
tentang
ekonomi
kreatiftelah
pernah
dilakukan
sebelumnya. Seperti halnya kajian Elsha Monica Pasaribu (2010) dalam
penelitiannya yang berjudul “Galeri Kunt Art Dalam Memanfaatkan barangbarang Limbah” (Studi Etnografi Tentang Pengelolaan Barang Limbah Menjadi
Produksi Kreatif). Dari hasil kajiannya diperoleh kesimpulan bahwa dengan
memanfaatkan kemampuannya dalam bidang seni, Pak Adi selaku pemilik Galeri
Kunt Art menjadikannya sebuah modal untuk membangun usahanya di bidang
kerajinan tangan. Beliau menawarkan konsep seni (art) dengan jumlah yang
3
Setiap orang ingin mendapat penghargaan apabila dinilai melaksanakan tugas dengan
baik, setiap orang ingin mendapatkan perlakuan obyektif dan atas dara prestasi kerjanya
(http://Jobanalysisworld.wordpress.com).
Universitas Sumatera Utara
terbatas atau limited edition. Akhirnya beliau memulai dengan membuat
handycraft berupa frame atau bingkai foto dan cermin dengan bahan dasar triplek
bekas. Ternyata produk yang dihasilkan menunjukkan hasil yang cukup baik dan
respon yang positif dari masyarakat. Pak Adi pun melanjutkan produksi bingkai
fotonya dan semakin mengembangkan kreasinya untuk memberikan nuansanuansa baru bagi peminatnya dengan menghasilkan produk-produk baru, seperti
bingkai cermin, vas bunga, souvenir-souvenir, bahkan untuk perlengkapanperlengkapanseperti meja, kotak tisu, vas bunga danlainnya yang dalam proses
pembuatannya
dilakukan
di
workshop
atau
ruang
galeri.Usaha
yang
memanfaatkan barang-barang limbah ini dijadikan sebagai sumber mata
pencaharian utama Pak Adi. Walaupun kerajinan tangan bukanlah suatu
kebutuhan pokok bagi masyarakat, tapi sebagai seorang wirausahawan Pak Adi
melihat bahwa pangsa pasar atau peminat untuk produk-produk ekonomi kreatif
termasuk kerajinan tangan tidaklah sedikit. Ditambah lagi produk-produk yang
dihasilkan disediakan dalam harga-harga yang dapat dijangkau oleh semua
kalangan. Sehingga tidak membatasi ruang lingkup konsumennya, semuanya
menjangkau seluruh kalangan masyarakat.
Kajian Simamora (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Wirausaha
Aksesoris” (Studi Etnografi Strategi Ekonomi Kreatif di Pasar UD Pajus Baru
Medan), menyimpulkan bahwa Kreatifitas Pak Ojie dan Pak Muslim terhadap
aksesoris yang tadinya hanya dianggap sebagai sebuah hobi ternyata bisa menjadi
peluang kerja bagi mereka untuk mencari nafkah. Adapun jenis aksesoris yang
mereka buat seperti rantai kalung yang terbuat dari bahan besi putih, kalung rantai
Universitas Sumatera Utara
benang dengan mata kalung dari bahan batok kelapa, kalung rantai besi putih
dengan mata Kalung dari flat steanless, cincin belah rotan, model gelang tulis
pasta dan sebagainya. Pak Ojie dan Pak Muslim menyadari bahwa persaingan
pasar aksesoris di Pasar UD Pajus Baru sangat ketat. Oleh karena itu untuk dapat
tetap bertahan, mereka harus mempunyai strategi sendiri. Berbeda orangnya maka
berbeda pula strategi yang digunakan. Di sini kreatifitas mereka dikembangkan.
Bagi orang yang mempunyai keahlian dan pengetahuan tentang membuat
aksesoris, ia akan lebih mudah mengembangkan kreatifitasnya. Namun bagi orang
yang tidak mempunyai keahlian khusus, mereka harus berupaya memikirkan ideide kreatif untuk mengkreasikan benda yang sudah ada menjadi aksesoris yang
lebih berbeda, seperti melakukan modifikasi dengan menggabungkan beberapa
unsur, untuk menghasilkan tampilan yang lebih menarik. Tidak hanya membuat
aksesoris yang dikatakan kreatif, tetapi juga termasuk memodifikasi.
Lain halnya Prianita (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Batik
Motif Medan Dalam Ekonomi Kreatif” (Studi Etnografi di Kecamatan Medan
Tembung, Meda), meyimpulkan bahwa Batik Motif Medan adalah salah satu
bentuk terobosan baru perkembangan batik yang ada di Indonesia, di mana motifmotif yang dituangkan merupakan motif-motif yang berasal dan dimiliki oleh
tujuh dari sekian banyak etnis yang ada di Sumatera Utara, yakni Toba, Karo,
Simalungun, Pakpak, Mandailing, Nias, dan Melayu. Industri Rumah Batik Motif
Medan merupakan salah satu bentuk kewirausahaan. Dalam berwirausaha, ada
faktor-faktor yang menjadi pendorong mengapa melakukan suatu usaha tersebut.
Adapun faktor yang mendorong pelaku usaha untuk berwirausaha dalam bidang
Universitas Sumatera Utara
kerajinan batik ini adalah Ingin lebih berspekulatif dengan hal-hal baru, ingin
memberdayakan masyarakat, yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan bagi
mereka, ingin lebih memperoleh pemenuhan kebutuhan yang lebih baik, ingin
menjadi pemilik dalam usaha sendiri, tidak bekerja pada orang lain. Faktor ini
termasuk ke dalam faktor need for echievement.Selanjutnya dalam menjalankan
usaha, pelaku usaha melakukan beberapa strategi, yakni strategi rasional dan
strategi moral untuk menjalin hubungan yang kontiniutas, baik itu dengan rekan
bisnis, juga terhadap konsumen. Strategi-strategi tersebut bermanfaat untuk
keberlangsungan usaha ke depannya. Karena dalam ranah industri kreatif seperti
ini, keberlangsungan usaha juga terletak pada pasar. Sebab produk yang
dihasilkan termasuk ke dalam fesyen yang arus pergantian selera masyarakat
peminatnya tinggi. Seperti yang diketahui bagaimana cepatnya tren-tren yang
terjadi di masyarakat.
Sedangkan penelitian penulis berbeda dengan penelitian yang pernah
dilakukan sebelumnya. Letak perbedaannya adalah bahan baku yang digunakan
dalam kerajinan tangan kelompok ini adalah lidi kelapa sawit yang hanya menjadi
sampah di Labuhanbatu Selatan, kemudian disulap oleh Pak Dirman menjadi
tempat parsel buah, piring, tempat aqua, lampion dan lainnya. Sebagaimana
diketahui bahwa lidi kelapa sawitbiasanya hanya menjadi sampah atau bagian
tidak berguna dari pohon kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh
daerah di Kab. Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka, di tangan Pak Sudirmandan
kawan-kawan, lidi kelapa sawit disulap menjadi barang yang bernilai ekonomis
dan diminati hingga ke manca negara. Selain itu penulis melihat bahwa kelompok
Universitas Sumatera Utara
ini dalam proses pembuatan produknya dilakukan di rumah pengurus/anggota
masing-masing yang sering disebut dengan home industry.Home Industy (atau
biasanya ditulis/dieja dengan “home industri”) adalah rumah usaha produk barang
atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena jenis
kegiatan ekonomi ini dipusatkan di rumah 4. Sebagai suatu kegiatan kerajinan
tangan, kelompok ini juga memperkenalkan produk-produknya kepada pengrajin
lain, seperti pengrajin yang membuat bentuk udang dari pelepah kelapa sawit
sebagai
hiasan
dinding
dan
membuat
tas
dari
benang
wol.
Proses
memperkenalkan tersebut dengan cara menukarkan produk-produk mereka
masing-masing disebut dengan resiprositas. Dimana resiprositas adalah pertukaran
timbal balik antar individu atau antar kelompok.
Kegiatan Kelompok Berkah Lidi ini merupakan suatu bentuk kerajinan
tangan. Kerajinan adalah kegiatan yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan
distribusi produk yang dibuat oleh tenaga pengrajin dimulai dari desain awal
sampai proses penyelesaian produknya. Salah satu bentuk kerajinan tersebut
berupa produk-produk yang dihasilkan dari lidi kelapa sawit. Kelapa Sawit adalah
tanaman yang memiliki manfaat bagi manusia dengan mengolah buahnya menjadi
minyak, selain buahnya batangnya juga dapat dijadikan papan partikel. Ada juga
hal yang tidak diketahui, ternyata lidi kelapa sawit juga bisa dimanfaatkan sebagai
bahan pembuatan produk kerajinan. Pelepah kelapa sawit selama ini hanya
menjadi limbah dan tidak dimanfaatkan dengan baik. Lidi kelapa sawit
merupakan salah satu bahan pokok yang dimanfaatkan untuk membuat berbagai
4
http://ketrampilanhomeindustry.blogspot.co.id/2009/07/pengertian-home-industry.html.
Universitas Sumatera Utara
macam produk kerajinan yang memiliki nilai fungsi. Selain mudah didapatkan lidi
kelapa sawit juga memiliki nilai lebih dibandingkan lidi kelapa. Lidi kelapa sawit
lebih kuat dan tidak mudah patah, warna lidi kelapa sawit lebih hijau. Sedangkan
lidi kelapa warnanya semakin lama semakin coklat kehitaman.
Kerajinan tangan dapat digolongkan ke dalam bagian ekonomi kreatif,
karena selain mengangkat kekayaan budaya, juga dapat menghasilkan nilai
ekonomi yang dilakukan melalui proses kreatifitas oleh masyarakat. Jenis
kerajinan tangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah barang-barang seperti
piring, tempat sendok, parsel buah, vas bunga, dan lain sebagainya.
Aktivitas yang dilakukan dalam memanfaatkan lidi kelapa sawit sebagai
benda-benda hasil karya manusia menjadi industri kreatif, terbentuk dalam suatu
kelompok, bernama Kelompok Berkah Lidi. Menurut Homans (1950) mengatakan
bahwa kelompok merupakan sejumlah individu yang berkomunikasi satu dengan
lainnya dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak,
sehingga hal tersebut memberikan kesempatan bagi semua anggota untuk
berkomunikasi secara langsung 5. Dalam hal ini, istilah kelompok menunjuk
kepada orang-orang yang memiliki usaha yang tergabung dalam Kelompok
Berkah Lidi.
Pemanfaatan lidi kelapa sawit sebagai sumber daya alam (SDA) yang
terkait dengan ide-ide baru atau inovasi dapat dikatakan sebagai suatu bentuk
ekonomi kreatif. Istilah ekonomi kreatif pertama kali didengungkan oleh John
Howkins, orang Inggris yang menulis buku “Creative Economy, How People
5
http://pengertiandefinisi.com/pengertian-kelompok-menurut-para-ahli.
Universitas Sumatera Utara
Make Money from Ideas”.Ahli ekonomi Paul Romer (1993) juga berpendapat
bahwa ide adalah barang ekonomi yang sangat penting, lebih penting dari objek
yang ditekankan dikebanyakkan model-model ekonomi. Fenomena yang ada
dalam masyarakat dapat menjadi sebuah peluang usaha dalam ekonomi kreatif,
dengan memanfaatkan situasi dan mengembangkan kreatifitas, ide dan inovasi
yang dimiliki seseorang. Inovasi bukan sekedar gejala yang muncul secara
kebetulan atau karena digariskan oleh proses-proses sejarah budaya, tetapi muncul
sebagai hasil proses memilih dan menentukan secara sadar dan kreatif. Menurut
Koenjaraningrat (2009:210), inovasi adalah:
“Suatu proses pembaruan dan penggunaan sumbersumber alam, energi dan modal, pengaturan baru
dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru
yang akan menyebabkan adanya sistem produksi
sehingga menghasilkan produk-produk baru. Dengan
demikian inovasi itu mengenai pembaruan
kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi
dan ekonomi”.
Inovasi yang dilakukan sedikit banyaknya membuat suatu perubahanperubahan yang nyata dalam masyarakat baik itu berakibat negatif maupun
berakibat positif. Oleh karena itu, para pelaku usaha industri kreatif juga harus
selektif dalam membuat inovasi-inovasi baru dan akibat inovasi itu harus
dikontrol. Berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, mereka tentu membuat suatu
strategi tersendiri yang dianggap dapat memajukan usahanya dan diterima oleh
masyarakat disekitarnya. Melalui strategi inilah mereka melakukan persaingan
dalam menarik minat para konsumen sehingga dapat memperoleh keuntungan
material (seperti uang) dan simbolik (seperti pangkat ataupun ketenaran).
Universitas Sumatera Utara
Borden (2000) menyebut cara-cara memasarkan atau mempromosikan
produk sebagai promotion mix,yang terdiri dari 6 jenis. Namun dalam konteks
usaha kecil, biasanya hanya digunakan empat jenis: personal selling (melibatkan
diri sendiri dalam penjualan), selas promotion (pemasaran dengan memberikan
hadiah atau potongan secara langsung berdasarkan omzet penjualan), trade fairs
and exibition (pameran), dan advertising (menggunakan media seperti koran,
majalah, brosur, poster, spanduk dan plang).
Dengan demikian, pemilihan strategi yang digunakan dalam menjalan
suatu usaha khususnya ekonomi kreatif yang tidak lepas dari adanya inovasiinovasi baru, tentu menjadi salah satu aspek yang sangat penting dan perlu
pertimbangan dengan penuh ketelitian. Sukses tidaknya suatu usaha itu tergantung
pada strategi apa yang digunakan oleh pelaku usaha tersebut. Jika strategi yang
digunakan tidak tepat sasaran kemungkinan usaha yang dijalankan tidak akan
berkembang dengan baik, dan sebaliknya jika strategi yang digunakan tepat
sasaran maka pelaku usaha dapat mencapai kesuksesan seperti yang diharapkan.
Melalui ide-ide kreatif yang dimiliki oleh seseorang, sesuatu bisa dijadikan
bernilai lebih, sehingga menghasilkan nilai ekonomi. Ekonomi kreatif dan industri
kreatif mulai marak dibicarakan di Indonesia kira-kira tahun 2006, karena
pemerintah mencatat pertumbuhan ekonomi kreatif tahun 2006 cukup tinggi.
Bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yaitu mencapai 7,3%.
UNESCO pada tahun 2003. Mengeluarkan rilis resmi mengenai definisi ekonomi
Universitas Sumatera Utara
kreatif ini sebagai suatu kegiatan yang menciptakan pengetahuan, produk, dan
jasa yang orisinal, berupa hasil karya sendiri 6.
Simatupang dkk (2008:16)mengemukakan bahwa ada 15 sektor yang
dikembangkan dalam ekonomi kreatif di Indonesia yakni sebagai berikut :
1. Periklanan.
2. Arsitektur.
3. Pasar seni dan barang antik.
4. Kerajinan.
5. Desain.
6. Fashion.
7. Video, film, dan fotografi.
8. Permainan interaktif.
9. Musik.
10. Seni pertunjukan.
11. Penerbitan dan Percetakan.
12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak.
13. Televisi dan Radio.
14. Riset dan Pengembangan.
15. Kuliner 7.
Ekonomi kreatif tidak meletakkan tanah atau modal sebagai masukan dan
keluaran yang paling penting, tetapi masukan utama dalam ekonomi kreatif adalah
6
Hj. Erni R. Ernawan “Awal Perancangan Ekonomi Kreatif” (Ekonomi Kreatif
blogspot.com).
7
http://www.slideshare.net/togar/industri-kreatif-indonesia.
Universitas Sumatera Utara
gagasan yang diolah menjadi keluaran berupa produk atau jasa yang sarat dengan
kandungan kreatif yang bernilai ekonomi.Lebih lanjut Simatupang dkk
mengungkapkan bahwa:
“Pentingnya era kreatif telah dikumandangkan oleh
Presiden SBY saat memberikan kata sambutan pada
pembukaan Pekan Produk Budaya Indonesia yang
berlangsung tanggal 11-15 Juli 2007 di Jakarta.
Ekonomi kreatif, menurut Presiden, bersumber dari
ide, seni, dan teknologi yang dikelola untuk
menciptakan kemakmuran. Presiden secara khusus
menyampaikan empat himbauan untuk bersamasama bangsa Indonesia mengembangkan: (1)
ekonomi kreatif dengan memadukan ide, seni, dan
teknologi, (2) keunggulan produk ekonomi yang
berbasiskan seni budaya, (3) ekonomi warisan, dan
(4) ekonomi kepariwisataan yang berbasis keindahan
alam”.
Ekonomi kreatif tidak hanya berperan dalam membuka lapangan kerja dan
mengurangi angka pengangguran saja, tetapi juga berperan dalam menggali nilainilai budaya dan mengembangkan semangat kreatifitas masyarakat.
Mengelola lidi kelapa sawit menjadi produk-produk kerajinan tangan
merupakan peluang usaha atau bagian dari UKM (Usaha Kecil Menengah) atau
UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Kelompok Berkah Lidi sebagai bentuk
UMKM masyarakat yang dikelola oleh suatu keluarga yang awalnya hanya
sekedar hobi dengan suatu hal yang unik, namun siapa sangka bisa membantu
kebutuhan ekonomi keluarga. Sebagai usaha keluarga kerajinan tangan ini tentu
melibatkan anak-anak, istri bahkan saudara mereka. Kegiatan ini biasanya
dilakukan pada waktu luang. Di sini keluarga akan terasa semakin dekat antara
orang tua dan anak-anaknya dengan candaan dan gurauan di sela-sela pembuatan
produk.
Universitas Sumatera Utara
Menurut F. Soe’oed (2012:90) bahwa keluarga besar berperan sebagai
sistem sosial atau kelompok primer yang menjadi agen sosialisasi. Mereka
berperan penting dalam mentransmisikan nilai-nilai yang ada dalam keluarga
kepada
anggota-anggotanya.
Keluarga
yang
sebgaian
besar
anggotanya
menjalankan kegiatan wirausaha akan mentransmisikan kegiatan yang sama pada
anggotanya.Adanya keterlibatan langsung keluarga dalam kerajinan tangan ini
menunjukkan bahwa partisipasi keluarga terhadap Kelompok Berkah Lidi dapat
meningkatkan ekonomi keluarga.
Dalam menjalankan usahanya, kelompok ini saling berinteraksi antara satu
dengan lainnya. Seperti halnya antar sesama pengrajin, masyarakat sekitar,
pemerintah, dan berinteraksi dengan pihak luar. Menurut Van Zanden merupakan
interaksi sosial yang berkelanjutan (relatif cukup lama atau permanen) yang
akhirnya di anatara mereka terikat satu sama lain dengan atau oleh seperangkat
harapan yang relatif stabil (Zanden, 1990). Berdasarkan hal ini, hubungan sosial
bisa dipandang sebagai sesuatu yang seolah-olah merupakan sebuah jalur atau
saluran yang menghubungkan antara satu orang (titik) dengan orang-orang lain,
dimana melalui jalur atau saluran tersebut bisa dialirkan sesuatu, misalnya barang,
jasa, atau informasi.
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang disingkat dengan UMKM yang
merupakan bagian dari ekonomi kreatif, juga merupakan suatu bidang bisnis atau
usaha yang mampu bertahan dalam kondisi ekonomi, sosial, politik yang
bagaimanapun. Hal ini sudah teruji pada saat terjadi krisis pada tahun 1998 yang
lalu, dimana usaha ini tetap mampu bertahan sementara banyak perusahaan-
Universitas Sumatera Utara
perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan (Tambunan, 2009:4). Kegiatan
industri merupakan aktivitas manusia di bidang ekonomi produktif untuk
mengolah bahan mentah menjadi barang yang lebih bernilai untuk dijual.
Termasuk di dalamnya adalah industri kerajinan yaitu suatu bentuk usaha
pembuatan barang yang lebih banyak menggunakan keterampilan tangan
meskipun sering dibantu dengan peralatan. Dalam perkembangannya, industri
kecil telah berperan dalam perluasan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja,
dalam penanggulangan kemiskinan, bahkan juga dalam peningkatan ekspor.
Sebagai suatu UMKM (Usaha Mikro, Kecildan Menengah) kegiatan
Kelompok Berkah Lidi ini juga dapat dimaknai sebagai bentuk pemberdayaan
ekonomi rakyat, khususnya oleh PTPP LONSUM Sei Rumbia Estate atau
personalia dari PTPP tersebut. Menurut Ginandjar Kartasasmita (1996),
pemberdayaan ekonomi rakyat adalah upaya yang merupakan pengerahan sumber
daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat untuk meningkatkan
produktivitas rakyat sehingga, baik sumber daya manusia maupun sumber daya
alam di sekitar keberadaan rakyat, dapat ditingkatkan produktivitasnya.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah penguatan pemilikan faktor-faktor
produksi, penguatan penguasaan distribusi dan pemasaran, penguatan masyarakat
untuk mendapatkan gaji/upah yang memadai, dan penguatan masyarakat untuk
memperoleh informasi, pengetahuan dan ketrampilan, yang harus dilakukan
secara multi aspek, baik dari aspek masyarakatnya sendiri, maupun aspek
kebijakannya 8.
8
www.Pendidikan ekonomi.com/2012/12/pemberdayaan-ekonomi-masyarakat.html.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai suatu pemberdayaan ekonomi, Kelompok Berkah Lidi sering
mengadakan pelatihan pada masyarakat dalam hal pengetahuan, keterampilan dan
pemasaran. Mulai dari pengetahuan yang diperoleh masyarakat merupakan modal
utama dalam pembuatan produk kerajinan tangan ini. Pengetahuan adalah sesuatu
yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran seseorang dikarenakan adanya
reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan alam sekitarnya.
Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah, dan
pikiran-pikiran.
Keterampilan erat kaitannya dengan pengetahuan, dimana ketika
seseorang memperoleh pengetahuan wujud aplikasinya dalam kerajinan tangan
adalah keterampilan, yaitu kemampuan seseorang untuk menggunakan akal,
fikiran, ide dan kreatifitasnya dalam mengerjakan, mengubah, menyelesaikan
ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah
nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan tangan yang dimulai dari proses
awal sampi akhir dalam diperlukan keuletan, kehati-hatian serta kecekatan dalam
membuat produk-produk tersebut. Sebelum diolah menjadi berbagai bentuk,
batang lidi yang telah kering dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa daun yang
masih menempel, agar tidak mudah busuk. Setelah bersih, lidi kemudian disortir
dan disamakan ukurannya, sehingga pengerjaannya nanti lebih gampang. Barulah
kemudian batang lidi dibentuk sesuai dengan ukuran dan permintaan konsumen
seperti piring, vas bunga, kotak tisu, nampan, bakul, lampion, dan benda lainnya.
Sebagai suatu produksi, produk-produk kerajinan tangan ini juga sampai
kepada tahap pemasaran. Dimana dalam pemasaran produk-produk, ada agen atau
Universitas Sumatera Utara
tengkulak yang menampung produk ini lalu memasarkannya kembali kepada
masyaraka luas. Selain itu, pemasarannya juga ada yang melalui pemesanan
langsung oleh Pihak pengurus Kelompok Berkah lidi. Pemasaran produk
kerajinan tangan ini sudah sampai ke Manca Negara bahkan Luar Negeri seperti
India, Australia dan lainnya. Selain mengadakan pelatihan-pelatihan pada
masyarakat, Kelompok Berkah Lidi juga sering mengikuti seminar dan pameran
kerajinan tangan di berbagai daerah, seperti Dewan Kerajinan Nasional Daerah
(Dekranasda) Provinsi Sumatera Utara menggelar kerajinan tangan tingkat
kab/kota yang diikuti seluruh pengerajin se-Sumatera Utara di lapangan merdeka
Medan pada tanggal 19–20 September tahun 2014 kemarin. Hal ini menunjukkan
bahwa kelompok UMKM dapat menjadi penyeimbang pemerataan dan
penyerapan tenaga kerja.
Sebagai suatu kegiatan kerajinan tangan, Kelompok Berkah Lidi ini dapat
dipahami dari pendekatan formal atau fomalis. Menurut Cook (1973), pendekatan
formal adalah:
Pendekatan formal menempatkan antropologi ekonomi
sebagai studi tentang hubungan-hubungan sosial tentang
proses pemanfaatan sumber daya ekonomi. Pendekatan ini
menempatkan antropologi ekonomi sebagai usaha untuk
mendeskripsikan dan menganalisis cara-cara proses
pemanfaatan sumber daya ekonomi tersebut dalam
berbagai seting kultural 9.Hubungan-hubungan sosial
sebagai gejala proses pemanfaatan sumber daya ekonomi
dapat dilihat misalnya dalam hubungan patron-klien,
hubungan persahabatan, jaringan kekerabatan, dan
hubungan-hubungan yang lain, yang terpola menurut
pranata-pranata dalam lembaga-lembaga yang hidup di
masyarakat. Dalam hal ini dideskripsikan dengan cara
9
Seting kultural adalah penggambaran suasana atau budaya yang melatarbelakangi
terjadinya suatu peristiwa (www.artikelsiana.com).
Universitas Sumatera Utara
memperlihatkan secara eksplisit tentang motif-motif
ekonomi yang muncul dalam proses interaksi sosial
tersebut. Seperti halnya Kelompok Berkah Lidi ini yang
merupakan proses interaksi sosial dalam masyarakat
sederhana yang menggambarkan proses pemanfaatan
sumber daya ekonomi.
Adanya aktivitas pemasaran atau perdagangan dan sistem pertukaran
produk-produk kerajinan tangan dalam pendekatan ini. Pendekatan formalis
melihat hal ini sebagai peristiwa ekonomi karena dalam proses pertukaran
tersebut, dorongan kebutuhan ekonomi itu yang nampak dari adanya transaksi
ekonomi barang-barang kebutuhan hidup antar partisipasinya. Tujuan pendekatan
formalis adalah untuk mencapai pemahaman yang akurat tentang keragaman dan
kompleksitas tingkah laku sosial yang diobservasi.
1.3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka sebelumnya, maka
rumusan masalah yang dijabarkan dalam penelitian ini adalah bagaimana
eksistensi Kelompok Berkah Lidi sebagai pengelola ekonomi kreatif pada
masyarakat di Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang, Kabupaten Labuhanbatu
Selatan?. Rumusan masalah tersebut dijabarkan ke dalam 4 (empat) pertanyaan
penelitian yakni :
1. Bagaimana awal mula terbentuknya Kelompok Berkah Lidi?
2. Apa saja yang dilakukan Berkah Lidi dalam memberdayakan masyarakat
sebagai bentuk ekonomi kreatif?
3. Apakah Kelompok Berkah Lidi menjadi salah satu bentuk wadah UKM
yang Mandiri?
Universitas Sumatera Utara
4. Apakah tujuan dibentuknya Kelompok Berkah Lidi sebagai mata
pencaharian tambahan dapat dicapai oleh masyarakat?
1.4.Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi Kelompok
Berkah Lidi sebagai unit usaha yang dapat menambah penghasilan masyarakat,
dapat mengurangi penganguran, sebagai mata pencaharian tambahan, dan sebagai
pemberdayaan ekonomi rakyat. Manfaat penelitian ini secara akademis
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah wawasan keilmuan,
khususnya dalam ilmu Antropologi,terutama dalam melihat realita masyarakat
saat ini yang membutuhkan ide-ide yang lebih kreatif dalam berkarya khususnya
dalam membuat barang dari lidi kelapa sawit. Secara praktis penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan alternatif pemecahan masalah lapangan pekerjaan
yang kerap terjadi di masyarakat.
1.5.Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari
lapangan, melalui observasi dan wawancara mendalam. Sedangkan data skunder
merupakan data yang diperoleh dari penelitian kepustakaan, yaitu cara penelitian
dalam perolehan data melalui studi pustaka sebagai sumber data sekunder yang
bersifat teoritis, dalam hal ini berupa buku-buku, literature, jurnal, tesis, laporan
penelitian, skripsi, serta bahan-bahan relevan lainnya. Observasi yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
adalah observasi non partisipasi yang dilakukan oleh seorang peneliti tanpa harus
ikut terlibat di dalam kehidupan masyarakat yang diteliti.Observasi non partisipasi
dilakukan untuk mengamati tentang :
•
•
•
Apa saja kegiatan yang dilakukan oleh Kelompok Berkah Lidi?
Apa saja produk-produk yang dihasilkan dalam Kelompok Berkah Lidi?
Bagaimana cara kerja dalam proses pembuatan lidi kelapa sawit menjadi
produk-produk kerajinan tangan?
•
•
Siapa saja yang terlibat dalam urusan Kelompok Berkah Lidi?
Apa saja fasilitas atau alat-alat yang digunakan Kekompok Berkah Lidi
dalam proses pembuatan produk-produk kerajinan tangan?
•
•
Apa saja mata pencaharian utama masyarakat desa?
Apa saja kejutan-kejutan masyarakat desa terhadap Kelompok Berkah
Lidi?
•
Dengan siapa saja Kelompok Berkah Lidi melakukan pertukaran?
Observasi yang dilakukan dilengkapi dengan kamera photo untuk
mengabadikan hal-hal yang tidak terobservasi di lapangan. Di samping itu, hasil
photo yang dilakukan dapat dijadikan sebagai penegasan data yang diperoleh di
lapangan.Wawancara mendalam ditujukan untuk menggali informasi yang
didapatkan dari informan. Informan terbagi atas dua jenis yaitu informan kunci
dan informan biasa. Informan kunci adalah orang yang mengetahui secara luas
tentang masalah yang sedang diteliti. Sedangkan informan biasa adalah orang
yang menhetahui secara umum saja tentang masalah yang diteliti.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah para pengurus
Kelompok Berkah Lidi. Sedangkan yang menjadi informan biasa adalah Kepala
Desa, tokoh adat dan tokoh masyarakat.Wawancara yang dilakukan terhadap
informan kunci untuk memperoleh informasi tentang :
•
•
•
•
•
Siapa pendiri Kelompok Berkah Lidi?
Bagaimana awal mula terbentuknya Kelompok Berkah Lidi?
Kapan terbentuknya Kelompok Berkah Lidi?
Untuk apa dibentuknya Kelompok Berkah Lidi?
Bagaimana cara mendapatkan bahan baku untuk pembuatan produk
kerajinan Kelompok Berkah Lidi?
•
•
Bagaimana perkembangan Kelompok Berkah Lidi?
Apa usaha untuk memperkenalkan produk Kelompok Berkah Lidi keluar
daerah?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi ini merupakan pekerjaan utama atau
sampingan?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi ini pernah mendapatkan bantuan dari
pemerintah setempat?
•
•
Apa saja yang dihasilkan oleh Kelompok Berkah Lidi?
Apa saja yang dilakukan pengurus Kelompok Berkah Lidi dalam
memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi?
•
Apakah Kelompok Berkah Lidi menjadi salah satu bentuk wadah UKM
yang Mandiri?
Universitas Sumatera Utara
•
Apakah tujuan dibentuknya Kelompok Berkah Lidi sebagai mata
pencaharian tambahan dapat dicapai oleh masyarakat?
•
Bagaimana cara pemasaran produk-produk kerajinan tangan Kelompok
Berkah Lidi?
•
•
Bagaimana hubungan Kelompok Berkah Lidi kepada agen atau tengkulak?
Bagaimana
hubungan
pengurus
Kelompok
Berkah
Lidi
kepada
anggotanya?
•
•
Berapa banyak pendapatan Kelompok Berkah Lidi selama satu bulan?
Dari kalangan apa saja yang meminati kerajinan Kelompok Berkah Lidi?
Wawancara yang dilakukan terhadap informan biasa untuk memperoleh informasi
tentang tanggapan Kepala Desa terhadap kelompok Berkah Lidi, tanggapan
masyarakat terhadap Kelompok Berkah Lidi, apa peran pemerintah setempat
terhadap Kelompok Berkah Lidi.
1.6.Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisa data interpretatif kualitatif, yakni
menganalisa data tentang Kelompok Berkah Lidi di PTPP LONSUM Sei Rumbia
Estate Kecamatan Kota Pinang, Kabupaten Labuhanbatu Selatan. Analisis data
dilakukan dengan mengklasifikasikan data-data yang diperoleh dari lapangan ke
dalam tema-tema, kategori-kategori. Peneliti melakukan pengecekan ulang atau
check and recheck terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi. Keseluruhan data yang diperoleh dari lapangan kemudian diolah secara
sistematis, sehingga peneliti kemudian menemukan tema-tema yang saling
Universitas Sumatera Utara
berkaitan. Kemudian diuraikan ke dalam bagian-bagian sub judul pada bab sesuai
dengan temanya masing-masing, sehingga ditemukan sebuah konsep dan sebuah
kesimpulan yang dapat menjawab persoalan penelitian.
1.7.Pengalaman Penelitian : Suatu Refleksi
Sebelum melakukan penelitian, penulis terlebih dahulu melakukan
kegiatan pra survey lapangan, ini dimaksudkan penulis untuk mencari data
ataupun informasi-informasi tentang Kelompok Berkah Lidi di Kec. Kotapinang,
Kab. Labuhanbatu Selatan. Experience is the best teacher. Dari pengalaman dapat
dipelajari makna kehidupan. Pengalaman jugalah yang menghantarkan seseorang
pada pola fikir kedewasaan. Karena itu penulis merasa perlu berbagi sedikit
pengalaman selama bersama Kelompok Berkah Lidi di PTPP LONSUM Sei
Rumbia demi mengungkapkan produk-produk lokal dari sudut pandang mereka.
Pengalaman berburu data penelitian sembari mempelajari makna kehidupan
bersama informan-informan yang luar biasa. Semoga dengan uraian pengalaman
yang penulis sampaikan ini bisa menjadi pembelajaran bagi semua orang.
Survey ini dilakukan pada Agustus 2015, sebelumnya penulis juga sudah
melakukan survey saat mengambil matakuliah seminar proposal di semester 7
(tujuh). Penulis merasa tertarik melihat produk kerajinan tangan yang berbahan
baku lidi kelapa sawit yang unik dan bagus. Ketertarikan ini bermula ketika salah
satu anggota Kelompok Berkah Lidi yang bernama Pak Rasyid mengadakan
pelatihan untuk belajar membuat produk mereka di depan halaman rumah peneliti.
Saat itu, Pak Rasyid membawa contoh produknya. Secara langsung peneliti ikut
Universitas Sumatera Utara
membuat kreativitas dan inovasi baru kerajinan tangan tersebut. Oleh karena
produk-produknya yang unik dan bagus tersebut, peneliti jadi tertarik untuk
mengetahui proses pembuatanya.
Lidi biasanya hanya menjadi sampah atau bagian tidak berguna dari pohon
kelapa sawit yang tumbuh subur di hampir seluruh daerah di Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Siapa sangka di tangan Pak Rasyid dan kawan-kawan
disulap menjadi produk-produk kerajinan tangan yang bernilai ekonomis dan
diminati sampai ke manca negara. Dikarenakan penasaran akan produk kerajinan
tangan tersebut, penulis menghubungi Pak Rasyid untuk bertemu yang
sebelumnya sudah tukaran no hp. Pada hari minggu di bulan Agustus penulis dan
ayah pergi ke rumah Pak Rasyid dengan maksud untuk mengetahui lebih jauh
tentang produk kerajinan tangan tersebut. Pak Rasyid ternyata salah satu
karyawan yang bekerja di PTPP LONSUM Sei Rumbia Kecamatan Kotapinang,
kabupaten Labuhanbatu Selatan. Walaupun kondisi jalan menuju rumah Pak
Rasyid sedikit licin dan becek karena habis hujan di tambah jalan yang berlubang
tidak membuat penulis putus asa, namun sebalikknya penulis merasa semakin
tidak sabar untuk bertemu langsung dengan Pak Rasyid. Sampai di rumah Pak
Rasyid penulis dan ayah disambut ramah oleh beliau.
Di rumah Pak Rasyid penulis berbincang-bincang mengenai produk
kerajinan tersebut, ternyata kerajinan tangan ini mempunyai kelompok atau
organisasi yang bernama Berkah Lidi, penulis pun semakin penasaran kepada
kelompok tersebut. Sambil berbincang-bincang kecil Pak Rasyid mengatakan
bahwa penemu atau pendiri kelompok ini adalah Pak Sudirman atau akrab di
Universitas Sumatera Utara
panggil Pak dirman. Pak Rasyid langsung menelepon Pak Dirman untuk datang ke
rumah Pak Rasyid. Pak Dirman pun datang dengan membawa contoh produk
kerajinan tangan lainnya seperti tempat sendok, tempat buah, vas bunga dan
lainnya. Beliau juga membawa sertifikat atau penghargaan yang beliau dapatkan
saat mengikuti pelatihan di beberapa kota seperti Batam, Aceh, Bandung dan
lainnya. Pak Dirman juga menceritakan pengalamannya selama membangun
Kelompok Berkah Lidi hingga saat sekarang. Jatuh bangun beliau untuk
membangun kelompok ini, mulai dari ejekkan para tetangga sampai karyanya ini
tidak mendapat dukungan dari pemerintah setempat. Namun hal tersebut tidak
membuat Pak Dirman putus asa, justru beliau semakin semangat karena itu
merupakan tantangan tersendiri buat beliau untuk menuju kesuksesan.
Saat itu Pak Dirman terlihat sangat antusias saat menceritakan
pengelamannya tersebut, hal itu membuat penulis semakin tertarik untuk mengkaji
kelompok ini. Dengan perbincangan yang semakin jauh semakin membuat penulis
untuk datang lagi dan berbincang-bincang lebih dalam mengenai Kelompok
berkah Lidi dengan hasil produk-produknya. Dikarenakan hari sudah sore,
akhirnya penulis memutuskan untuk pulang, sebelumnya penulis mengatakan
kepada Pak Rasyid dan Pak Dirman bawah penulis akan datang lagi di lain waktu.
Tidak lama pulang ke rumah, selang beberapa penulis kembali ke Medan untuk
mengajukan judul Skripsi tentang Kelompok Berkah Lidi ini yang berbasis
ekonomi kreatif. Setelah segala urusan di kampus selesai dan setelah acc proposal
penulis langsung pulang dan akan melakukan penelitian lapangan.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum berangkat ke lokasi penelitian penulis telah diberitahu oleh Pak
Dirman untuk datang pada acara pelatihan membuat produk Berkah Lidi yang
diselenggaran oleh Disperindag Provinsi. Tepat pada hari Rabu 13 April 2016
pukul 14.15 wib penulis sampai di lokasi penelitian di rumah pintar (Rumpin)
PTPP. LONSUM Sei Rumbia. Penulis pergi bersama kedua orang tua, sampai di
simpang masuk lokasi terlihat seorang satpam yang bertugas saat itu, matanya
terlihat tajam melihat kedatangan kami. Dimungkinkan karena beliau tidak pernah
malihat dan tidak kenal dengan kami, di pintu palanag juga ada tulisan bahwa
diharapkan kendaraan mobil masuk membuka setengah kaca depan. Saat sampai
tepat di palang, satpam tersebut bertanya khendak kemana dan siapa namanya.
Ayah penulis menjawab bahwa kami khendak ke Rumpin bertemu dengan Pak
Dirman, begitu ketat masuk ke perusahaan tersebut.
Saat melewati simpamg palang, ada dua jalan yang membuat bingung
karena sebelumnya penulis dan kedua orang tua belum pernah ke lokasi tersebut.
Ayah bertanya kepada satpam jalan menuju lokasi pelatihan Pak Dirman di
Rumpin.Satpam tersebut menjawab Pak Dirman yang mana ya Pak?. Saya kurang
tahu. Tiba-tiba seoarang pria bertubuh tinggi dan sedikit gemuk dengan memakai
topi bewarna abu-abu, kaos putih dan celana pendek yang duduk di pos satpam
menjawab di rumah pintar (Rumpin) itu pak sudah pulang mereka. Soalnya
acaranya tadi pagi, jadi mungkin mereka sudah pulang, mendengar hal tersebut
penulis sedikit cemas dan psimis, tapi bapak liat saja dulu ke sana. Namun ayah
menjawab Tapi kami sudah janji dengan Pak Dirman hari ini.
Universitas Sumatera Utara
Sampai akhirnya penulis menelepon Pak Dirman untuk mencari tahu
kepastiaannya, dan alhamdulillah mereka belum pulang, penulis pun menjadi
tenang mendengarnya, Pak Dirman memberitahu jalan menuju lokasi penelitian.
Beliau berkata masuk simpang palang ada dua jalan, lalu pilih jalan yang sebelah
kanan terus lurus saja sampai simpang ke dua ada simpang empat kemudian pilih
jalan ke sebelah kiri sudah ketemu Rumpin. Penulis dan kedua orang tua pun
mengikuti arahan Pak Dirman. Sampai di simpang empat, ternyata beliau sudah
menunggu dan langsung mengajak kami masuk ke tempat pelatihan tersebut. Saat
ayah masuk ke parkiran, penulis langsung turun dari mobil melihat dari depan
lokasinya, Rumpin tersebut berbentuk seperti rumah karyawan namun lebih besar
kesamping dan bentuknya melebar.
Penulis dan kedua orangtua langsung saat masuk ke dalam Rumpin
langsung disambut hangat oleh Pak Dirman dan kawan-kawan, mereka sangat
ramah saat menyambut penulis. Penulis merasa sangat senaang karena disambut
baik oleh Pak Dirman kawan-kawan. Sambil berbincang-bincang kecil dengan
beliau, penulis bertanya tentang pelatihan yang diselenggaraan pada saat itu.
Beliau pun menjelaskan sedikit tentang pelatihan tersebut, beliau berkata
pelatihan ini di wadahi oleh Dinas Perindustrian dan perdagangan (Disperindag)
dari provinsi dengan tema penumbuhan WUB melalui pelatihan teknis produksi
lidi hias dari pelepah kelapa sawit yang diadakan tanggal 13-17 April 2016.
Pelatihan ini juga ada sertifikatnya dan diikuti oleh ibu rumah tangga, anak gadis,
pemuda bahkan orang tua.
Universitas Sumatera Utara
Foto 1.
Rumah Pintar Tempat Pelaksaan Pelatihan Kelompok Berkah Lidi
Sumber : Dokumentasi pribadi tahun 2016
Pelatihan ini juga diikuti oleh dari beberapa kecamatan di Labuhanbatu
Selatan, ada yang berasal dari Kec. Kotapinag, Kec. Kotapinang yaitu berasal dari
DesaParlebihan, Desa Hadundung dan Desa Rumbia itu sendiri. Sebelumnya
orang-orang yang mengikuti palatihan ini ada ketua kelompok dari masingmasing desa tersebut, dan mereka berhubungan baik dengan Pak Dirman.
Makanya dalam pelatihan ini, Pak Dirman langsung menelfon masing-masing
ketua kelompok untuk ikut langsung berpartisipasi dalam pelatihan kerajinan
tangan lidi kelapa sawit tersebut. Selesai berbincang-bincang dengan pak Dirman,
penulis langsung melihat pengurus melatih para anggota yang ikut.
Penulis melihat para anggota sangat semangat sekali untuk belajar
membuat produk Berkah Lidi orang yang mengikuti juga cukup banyak. Sesekali
penulis bertanya mengenai proses pembuatan produk tersebut sambil mengambil
Universitas Sumatera Utara
gambar atau foto mereka saat membuat produk tersebut. Ada yang berkata karena
masil awal jadi susah-susah gampang membuatnya, namun ada yang bilang
mudah hanya butuh tenaga yang kuat untuk menarik lidi agar rapi dan cantik,
namun hal tersebut membuat mereka semakin bersemangat karena memang sangat
niat sekali mengikuti pelatihan tersebut. Penulis juga bertanya kepada sekelompok
pria yang berjumlaah tujuh orang tentang pelatihan ini, mengapa mereka sebagai
anak muda mau mengikuti pelatihan ini, padahal bisa dibilang kerajinan seperti ini
kurang diminati oleh anak muda karena indentik dengan kerjaan perempuan.
Mereka menjawab mengidi waktu luang dengan kegitan positif daripada di luar
gak jelas, menambah ilmu dan memperbanyak teman dan ada juga yang
menjawab dengan bergurau untuk diajarkan calon istri nantinya.
Sesekali penulis bercanda dengan mereka untuk mencairkan suasana agar
tidak kaku dan tegang. Pada awalnya saat masuk ke Rumpin melihat keramaian di
sana, penulis merasa sedikit ragu karena penulis merasa sedikit tidak percaya diri
dan khawatir tidak bisa menyatu dengan mereka. Namun dengan tekad dan
keyakinan yang bulat untuk penelitian ini agar maksimal, akhirnya semua terjalani
dengan yang diharapkan bahkan suasanan saat itu sahangat keluarga.
Universitas Sumatera Utara