Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Keunggulan Bersaing Usaha Mikro Kecil Menengah UD. Rezeki Baru

BAB II
KERANGKA TEORI

2.1 Pengertian Inovasi
Keberlangsungan hidup dari perusahaan bergantung pada seberapa cepat
dan tanggap perusahaan tersebut menghadapi kedinamisan yang ada. Seperti
contohnya, perusahaan manufaktur yang dituntut untuk selalu menghasilkan
produk-produk yang lebih baik dan dengan biaya yang lebih rendah dari pesaing
mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan strategi-strategi bersaing yang efektif dengan
melakukan perbaikan, baik dari sisi pengembangan produk maupun dari sisi
proses secara berlanjut.
Teknologi dan inovasi sudah dikenal sebagai faktor penting dalam
meningkatkan keuntungan, positioning, dan kinerja bagi perusahaan dalam
menghadapi kedinamisan pasar. Dengan melakukan inovasi, perusahaan bereaksi
terhdap

perubahan

pasar

yang


dinamis

dan

untuk

menciptakan

atau

mempertahankan daya saingnya. Dapat dikatakan bahwa “Innovation is an almost
obligatory survival stretegy” Menurut Drucker (1999) dalam Wawan Dewanto
dkk (2014:2). Perusahaan yang berhasil menciptakan keunggulan bersaing
(competitve advantage) adalah perusahaan yang mampu menciptakan inovasi dan
kreativitas melalui proses inovasi yang efektif dan terencana menurut Gupta dan
MacDaniel 2002) dalam Wawan Dewanto dkk (2014:2). Oleh karena itu,
diperlukan cara-cara atau strategi baru dalam menciptakan dan menghasilkan
produk baru atau melakukan perbaikan (tangible maupun intangible) dengan


7
Universitas Sumatera Utara

8

meningkatkan kemampuan kreatif dari para karyawan perusahaan atau anggota
organisasi
Inovasi menurut Schumpeter (1934) dalam Wawan Dewandto dkk (2014:3)
adalah sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh
pengusaha dan pemikiran inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting
(critical driving force) dalam pertumbuhan ekonomi. Konsep inovasi Schumpeter
melibatkan inovasi produk,inovasi proses, inovasi pasar,penggunaan bahan baku
dan mendapatkan bahan baku tersebut dengan cara dan inovasi pada organisasi.
Menurut Kotler dalam dalam Moh Alifuddin & Mashur Razak (2015:121)
mendefiniskan inovasi sebagai sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau
ide yang dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama eksis
tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau
merasakannya. Lebih lanjut menurut kotler dalam dalam Moh Alifuddin &
Mashur Razak (2015: 121) perusahaan dapat melakukan inovasi berupa:
1. Inovasi Produk (barang, jasa dan ide)

2. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan, pemasaran)
2.1.1 Unsur-unsur Inovasi
Schumpeter (1949) menyebutkan bahwa inovasi terdiri dari lima unsur yaitu:
1.

memperkenalkan produk baru atau perubahan kualitatif pada produk yang
sudah ada,

2. memperkenalkan proses baru ke industri,
3. membuka pasar baru,

Universitas Sumatera Utara

9

4. Mengembangkan sumber pasokan baru pada bahan baku atau masukan

lainnya,
5.


perubahan pada organisasi industri

2.1.2 Tipe dan Karakteristik Inovasi
Martin Radenakers (2005) membagi inovasi ke dalam beberapa tipe yang
mempunyai karakteristik masing-masing seperti disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.1
Tipe dan Karakteriktik Inovasi
No

Tipe Inovasi

1

Inovasi Produk

Karakteristik
Produk, jasa, atau kombinasi keduanya yang
baru

2


Inovasi Proses

Metode baru dalam menjalankan kegiatan
bernilai

tambah

(misalnya

distribusi

atau

produksi) yang lebih baik atau lebih murah)
3

Inovasi

Metode baru dalam mengelola, mengkoordinasi,


Organisasional

dan

mengawasi

pegawai,

kegiatan,

dan

tanggung jawab
4

Inovasi Bisnis

Kombinasi produk, proses, dan sistem
organisasional yang baru (dikenal juga sebagai

model bisnis)

Sumber : Radenakers (2005) dalam Budi Hermana (2006)

Universitas Sumatera Utara

10

2.1.3. Sumber- Sumber Inovasi
Membicarakan inovasi dalam wirausaha tentu tidak terlepas dari sumbersumber inovasi itu sendiri. Menurut Drucker dalam Moh Alifuddin & Mashur
Razak (2015:124) membagi sumber inovasi menjadi tujuh jenis yakni :
1. Hal yang tidak diperkirakan (the unexpected), yakni sukses yang tidak
diperkirakan atau kegagalan yang tidak diperkirakan.
2. Keganjilan/Ketidaksesuaian (the incongruity) ada perbedaan antara realitas
yang sebenarnya dengan kenyataan yang di rumuskan,
3. Proses Kebutuhan (Process need)
4. Perubahan struktur pasar dan struktur industri
5. Demografi, yakni perubahan dalam besaran populasi, struktur usia,
komposisi tenaga kerja, tingkat pendidikan.
6. Perubahan persepsi, suasana hati.

7. Pengetahuan baru, ilmiah atau tidak
2.2 Pengertian Produk
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas
sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi
melalui pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi
dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar.
Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran karena produk
merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat ditawarkan ke pasar untuk di
konsumsi dan merupakan alat dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari
perusahaannya. Suatu produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk
yang lain baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan,

Universitas Sumatera Utara

11

garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk mencoba dan
membeli produk tersebut.
Menurut Danang Sunyoto ( 2014: 30 ) Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada suatu pasar untuk memuaskan kebutuhan. Kategori

tersebut meliputi objek-objek fisik, jasa orang, tempat, organisasi dan ide-ide.
Istilah lain untuk suatu produk adalah penawaran, nilai kemasan atau rangkaian
keuntungan.
2.2.1 Proses Perencanaan Strategi Produk
Proses perencanaa strategi produk meliputi beberapa langkah (Fandy
Tjiptono (1997) dalam Danang Sunyoto (2015 : 86-87) sebagai berikut :
1. Analisis situasi
Analisis situasi dilakukan terhadap lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan antara lain, apakah
perusahaan dapat memanfaatkan yang dimiliki, seberapa besar permintaan
terhadap produk tertentu, dan seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk memenuhi permintaan tersebut.
2. Penentuan tujuan produk
Selain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan,produk yang dihasilkan
perusahaan dimaksudkan pula untuk memenuhi atas mencapai tujuan
perusahaan. Dengan demikian perlu dipertimbangkan apakah produk yang
dihasilkan dapat

memberikan kontribusi


bagi pencapaian tujuan

perusahaan.

Universitas Sumatera Utara

12

3. Penentuan sasaran pasar/produk
Perusahaan dapat berusaha melayani pasar secara keseluruhan ataupun
melakukan segmentasi. Dengan demikian alternatif yang dapat dipilih
adalah produk standar, customizes product, maupun produk standar
modifikasi.
4. Penentuan anggaran
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah penyusunan anggaran.
Anggaran ini dapat bermanfaat sebagai alat perencanaan, koordinasi,
sekaligus pengendalian.
5. Penentuan strategi produk’
Dalam tahap ini alternatif-alternatif strategi produk dianlisis dan dinilai
keunggulan dan kelemahannya, kemudian dipilih yang paling baik dan

layak untuk kemudian diterapkan.
6. Evaluasi pelaksanaan strategi
Aktivitas yang terakhir adalah evaluasi atau penilaian terhadap
pelaksanaan yang telah disusun.
2.2.2 Pengembangan produk
Pengembangan produk (product development) disebut juga merchandising
adalah kegiatan-kegiatan pembuat barag (manufactuterer) dan perantara
(middlemen) yang bermaksud melakukan penyesuaian barang-barang yang dibuat
atau ditawarkan untuk dijual atas permintaan pembeli. Termasuk didalam
pengembangan produk adalah penentuan kualitas, ukuran, bentuk, daya tarik,
labeling ,cap tanda (branding), pembungkus (packaging) dan sebagainya untuk
menyesuaikan selera yang sedang tumbuh. Pengembangan produk dan

Universitas Sumatera Utara

13

perencanaan produk harus menjamin (Suhardi Sigit (1992) dalam Danang
Sunyoto (2015 :96) :
1. Kualitas barangnya baik
2. Desain barangnya baik
3. Barang baru dapat ditambahkan jika diperlukan
4. Kegunaan-kegunaan baru selalu diusahan
5. Bungkusnya sesuai
6. Barangnya diberi cap yang pantas.
Penanganan yang cermat terhadap pengembangan produk dan perencanaan
produk itu disebabkan oleh adanya tiga faktor yang selalu berubah, yaitu:
1. Jumlah pembeli potensial
2. Kebutuhan dan preferensi para pembeli
3. Daya beli para pembeli
2.3 Inovasi Produk
Inovasi produk menurut Wawan Dewanto dkk (2014) merupakan hasil
dari pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang
sudah ada maupun belum. Dari produk lama yang telah mencapai titik jenuh
dipasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut.
Penggantian ini dapat berupa produk pengganti yang secara total baru atau dengan
perkembangan produk lama yang lebih modern dan up to date, sehingga dapat
terus meningkatkn keinginan konsumen dalam keputusan pembelian produk
tersebut.
Pengembangan produk sangat penting untuk keberlangsungan bisnis,
terutama dalam membentuk loyalitas pelanggan. Inovasi produk secara lebih baik

Universitas Sumatera Utara

14

dapat terlaksana dengan memahami praktik apa yang terbaik yang harus diadopsi
untuk proses pengembangan produk, dan kemudian mengadopsi praktik-praktik
ini untuk mengulangi kesuksesan dan proses maturity dari perusahaan-perusahaan
yang memiliki peforma terbaik menurut Paul dkk( 1993). Semua perusahaan harus
memperbaharui produk dan layanan mereka untuk bertahan hidup. Menurut Peter
Drucker dalam Wawan Dewanto dkk (2014), sebuah perusahaan yang kompetitif
memiliki dua tujuan penting : (1) menciptakan nilai pelanggan “customer value”
(atau pemasaran), dan (2) Inovasi. Inovasi produk dapat berasal dari keinginan
konsumen akan suatu produk yang memenuhi kebutuhannya (market pull) atau
juga bisa melalui suatu teknologi yang menciptakan atau mengembangkan produk
baru yang kemudian diperkenalkan ke pasar (technology push).
Inovasi produk menjadi tanggung jawab seluruh bagian dalam bisnis. Baik
departemen pemasaran, operasioanl, keuangan, akuntansi, pembelian, semua
merupakan bagian integral dari suatu organisasi untuk mengembangkan produk
secara efektif dan efisien menurut Holzman dalam Wawan Dewanto dkk (2014).
Seluruh departmen ini memiliki peran dalam perwujudan suatu produk baru. Ideide baru dapat tercipta terutama dari kebutuhan konsumen yang tersampaikan
kepada salah satu karyawan dalam perusahaan yang dapat mengembangkannya
menjadi suatu nilai tambah akan produk lama atau menjadi produk pengganti yang
lebih diharapkan konsumen.
Bagi seorang wirausahaan inovasi produk adalah adalah suatu yang mutlak
harus dilakukan, walaupun produknya sama namun tetap ada bagian yang berbeda
dengan kebanyakan produk lainnya, karena mereka memang hidup dengan inovasi
(penemuan baru). Setiap ide dan pemikiran baru pasti sering mengalami

Universitas Sumatera Utara

15

kegagalan, namun seorang wirausahawan sejati diajarkan untuk melihat semua ini
sebagai bagian dari proses.
Penyaringan ide diperlukan dan wajar jika ada beberapa ide yang ditolak
dengan alasan tidak bisa diterapka. Artinya konsep inovasi memilih yang terbaik
dari berbagai ide tersebut. Sifat selektif memang diperlukan apalagi jika
menyangkut dengan pemilihan bentuk bisnis, tentunya itu nanti akan diikuti
dengan implikasi dari bisnis yang dipilih tersebut seperti untng dan rugi(menurut
Irham Fahmi 2013: 83)
2.3.1 Market Pull dan Technology Push
Setiap dorongan inovasi dapat datang melalui dua hal yang berbeda
menurut Boehme dan Bullinger dalam Wawan Dhewanto (2014) :
1. Market Pull/Demand Pull
Inovasi yang datang melalui sumber ini dimulai dari ketidakpuasan
customer ini (sebuah produk untuk kebutuhan tertentu). Dorongan ini
datang dari seseorang atau sekelompok orang yang mau mengekspresikan
kebutuhan pasar menjadi produk nyata yang dapat digunakan oleh banyak
orang yang membutukannya.
2. Technology Push
Inovasi yang datang dari sumber ini dimulai dengan ketidakpuasan peneliti
(intenal atau eksternal akan produk yang sudah ada, kemudian tujuan
utama adalah mengkomersialisasikan produk baru yang belum dimengerti
oleh masyarakat. Dorongan ini datang dari kompetensi teknologi yang
teraplikasi, dorongan seperti ini tidak melihat pasar apakah penciptaan
produk ini dibutuhkan sebelumnya oleh pasar atau tidak.

Universitas Sumatera Utara

16

Menurut

Walsh,

dkk

dalam

Wawan

Dhewanto

(2014)

mengkarakteristikkan technology push sebagai hasil produk yang kreatif atau
desdruktif di pasaran, sedangkan market pull sebagai produk pengganti atau
penambah.
Penting sekali menemukan ide-ide yang berpotensi untuk sukses. Namun,
banyak perusahaan tidak mengambil tindakan untuk memastikan bahwa setiap
sumber ide-ide tersebut dapat digunakan dan dikembangkan. Peusahaan sering
memperoleh informasi tentang kebutuhan customer, informasi inilah yang
sebenarnya dapat digunakan sebagai sumber ide-ide baru untuk menciptakan
produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada di pasar. Penelitian
yang dilakukan Mgnusson dkk. Dalam Wawan Dhewanto (2014) menunjukkan
bahwa pelanggan menghasilkan ide-ide yang lebih inovatif dibandingkan dengan
para teknisi yang bekerja dalam perusahaan itu sendiri. Oleh karena itu,
mengumpulkan saran-saran konsumen sangatlah penting untuk menjadikannya
sebagai bahan pertimbangan pengembangan produk baru yang lebih sukses di
pasaran karena sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Perubahan paradigma customer dari peserta pasif menjadi kontributor aktif
dalam inovasi sebuah produk telah disarankan untuk waktu yang lama. Kreasi dari
customer dan keaktifan customer dalam proses pengembangan memiliki potensi
untuk menghasilkan produk serta memiliki potensi untuk menghasilkan produk
serta memberikan nilai kepada pelanggan yang lebih tinggi, meningkatkan
kepuasan pelanggan, dan keuntungan margin yang tinggi dari produk baru
tersebut menurut Sande’n dkk dalam Wawan Dhewanto (2014).

Universitas Sumatera Utara

17

Pelanggan memiliki pengetahuan yang unik tentang bagaimana mereka
menggunakan produk dalam rumahnya.
2.3.2 Peran Pemasaran (Marketing) dalam Inovasi Produk
Marketing memiliki peran yang penting dalam keberhasilan dari hasil
inovasi produk yang telah diciptakan. Tanpa pemasaran yang baik, inovasi produk
yang telah dikembangkan akan menjadi usaha yang sia- sia, bahkan merugikan
bagi perusahaan untuk biaya yang telah dikeluarkan dalam pengembangan sebuah
produk. Meskipun dikatakan biaya pemasaran umumnya jauh lebih besar dari
biaya pengembangan produk itu sendiri, namun keberhasilan yang diraih jika
produk baru tersebut sukses dipasarkan akan mengembalikan seluruh biaya yang
telah dikeluarkan oleh perusahaan dari awal pengembangan produk higga
komersialisasi.
Menurut Kotler dalam Wawan Dhewanto, dkk (2014:78) mendefiniskan
strategi pemasaran sebagai kesatuan prinsip-prinsip dalam bisnis yang digunakan
perusahaan untuk melayani customer dan mencapai profitabilitas. Menurut
Amstrong dan Kotler dalam Wawan Dewanto ,dkk (2014:78) mencatat bahwa
strategi pemasaran dirancang untuk memandu perusahaan dalam menggunakan
sumber dayanya untuk memenuhi target customer dan mewujudkan keberhasilan
pemasaran yang lebih efisien dibanding dengan pesaingnya. Strategi pemasaran
dari inovasi produk berhubungan era, meskipun ide-ide yang berbeda mengenai
jenis strategi pemasaran telah diusulkan, sebagian besar peneliti telah menjelaskan
strategi pemasaran melalui aspek 4P (Product, Price, Place, dan Promotion)
menurut Kotler dalam Wawan Dhewanto, dkk (2014:78)

Universitas Sumatera Utara

18

2.3.3 Peluncuran Produk Baru dan Performa
Produk baru yang sukses sangat penting bagi banyak perusahaan karena
produk inovasi penting dalam membantu perusahaan unuk beradaptasi dengan
perubahaan di pasar, teknologi, dan persaingan.
Strategi peluncuran untuk produk baru untuk produk baru, menurut
Hultink dan Schoorsman dalam Wawan Dhewanto, dkk (2014:79) adalah
“Keputusan penting” yang dibuat oleh manajer pemasaran. Dalam industri dengan
teknologi tinggi, menjadi yang pertama untuk meluncurkan produk baru dapat
membawa manfaat yang signifikan, seperti pangsa pasar yang lebih besar dan
harga premium. Sebaliknya keterlambatan pengenalan produk barudapat
menyebabkan hilangnya pangsa pasar atau bahkan lebih parah lagi kehilangan
penjualannya (Lost-sales) menurut Rosas-Vega dan Vokuka dalam Wawan
Dhewanto, dkk (2014:79).
Menurut De Bruyne, dkk dalam Wawan Dhewanto, dkk (2014:80)
menemukan bahwa semakin besar jumlah sumber daya pemasaran sebuah
perusahaan diinvestasikan dalam pengembangan dan peluncuran produk baru,
semakin tinggi pua probabilitas keberhasilanny.pengujian pasar yang efektif dan
penelitian sangat penting dalam memunculkan informasi mengenai pelanggan dan
efektivitas upaya pemasaran pada saat peluncuran produk baru tersebut.
2.3.4 Indikator Inovasi Produk
Inovasi Produk adalah inovasi yang digunakan dalam keseluruhan operasi
perusahaan dimana sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan, termasuk
inovasi disegala proses fungsional/kegunaanya.

Universitas Sumatera Utara

19

Gatignon dan Xuereb (1997, p. 71) mengemukakan 3 (tiga) karakteristik
inovasi yaitu keunggulan produk, biaya produk dan kredibilitas produk. Produk
inovasi dapat gagal hanya karena alasan tidak menawarkan desain yang unik atau
salah perkiraan akan keinginan dan kebutuhan pelanggan. Inovasi produk
seharusnya mampu memberikan nilai tambah dibanding produk sejenis
(keunggulan produk) sehingga dapat menjadikan perusahaan memiliki keunggulan
dibandingkan pesaingnya. Lukas dan Ferrell (2000, p.240) menjelaskan adanya
beberapa indikator dari inovasi produk, yaitu:
1. Perluasan lini (line extensions) yaitu produk yang dihasilkan perusahaan
tidaklah benar-benar baru tetapi relatif baru untuk sebuah pasar.
2.

Produk baru (me too – product) yaitu produk baru bagi perusahaan tetapi
tidak baru bagi pasar.

3. Produk benar – benar baru (new – to – the – world - product) adalah
produk yang termasuk baru baik bagi perusahaan maupun pasar.
2.4 Keunggulan Bersaing
Menurut Menurut Crown Dirganto (2002:19) Keunggulan bersaing
berkembang dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk pembelinya yang
melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai adalah apa yang pembeli
bersedia bayar, sedangkan nilai yang unggul berasal dari tawaran harga yang lebih
rendah daripada pesaing. Keunggulan bersaing tidak dapat dipahami dengan
memandang perusahaan sebagai suatu keseluruhan. Keunggulan bersaing berasal
dari banyak aktivitas berlainan yang dilakukan dalam mendesain, memproduksi,
memasarkan, menyerahkan, dan mendukung produknya. Masing-masing aktivitas

Universitas Sumatera Utara

20

dapat mendukung posisi biaya relatif perusahaan dan menciptakan dasar untuk
diferensiasi.
Ada dua jenis dasar keunggulan bersaing yaitu keunggulan biaya dan
diferensiasi.
1. Keunggulan Biaya
Keunggulan biaya merupakan inti dari setiap strategi bersaing. Untuk
mencapai keunggulan biaya, sebuah perusahaan harus bersiap menjadi produsen
berbiaya rendah dalam industrinya. Perusahaan harus memiliki cakupan yang luas
dan melayani banyak segmen, bahkan beroperasi dalam industri yang terkait.
Sumber keunggulan biaya bervariasi dan tergantung kepada struktur industri.
Sumber tersebut mungkin mencakup : pengejaran skala ekonomi, teknlogi milik
sendiri, akses ke bahan mentah dan lain-lain. Bila perusahaan dapat mencapai dan
mempertahankan keunggulan biaya, maka akan menjadi perusahaan dengan
kinerja rata-rata dalam industri asal dapat menguasai harga pada atau dekat, ratarata industri.
2.

Diferensiasi
Perusahaan harus menjadi unik dalam industrinya yang secara umum

dihargai oleh pembeli, sehingga perusahaan dihargai karena keunikannya. Cara
melakukan diferensiasi berbeda untuk tiap industri dan pada umumnya dapat
didasarkan kepada produk, sistem penyerahan,pendekatan pemasaran dan lain-lain.
Memiliki keunggulan bersaing akan selalu diusahakan didalam persaingan
baik persaingan untuk tingkatan antarnegara atau bangsa maupun tingkat
perusahaan. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencapai keunggulan bersaing,
antara lain pendapat paling sering muncul adalah dengan menemukan dan

Universitas Sumatera Utara

21

mengembangkan kompetensi inti. Menciptakan nilai pada poin tertentu dengan
menggunakan kompetensi inti dan menciptakan nilai sepanjang rantai nilai dengan
menggabungkannya dengan proses yang efektif akan menghasilkan nilai total nilai
yang luar biasa.
2.4.1 Mempertahankan Keunggulan
Menurut Crown Dirganto (2002:19) beberapa cara mempertahankan
keunggulan yang bisa diidentifikasi antara lain:
1. Keunggulan Operasional
Keunggulan ini mengacu kepada strategi generik yang berdasarkan kepada
strategi harga dan biaya terendah dengan penekanan kepada efisiensi. Bila
perusahaan bekerja secara efisien dan kemudian berhasil menerapkan atau
menekan biaya total untuk produk sedemikian rupa, sehingga bisa menjadi yang
terendah dalam industrinya, maka kemungkinan terbesar bisa menetapkan harga
produk yang terendah pula dalam industri. Efisiensi berarti pula bahwa pelanggan
akan mendapatkan produk dengan biaya kepemilikan terendah serta waktu yang
tersingkat. Disamping itu dapat diminimumkan pada waktu,biaya dan kerepotan
yang harus ditanggung oleh pelanggan untuk perbaikan setelah menerima atau
membeli produk atau yang sering kita kenal berada dalam masa purna jual (after
sales service)
2. Keunggulan Produk dan Teknologi
Satu hal yang mungkin bisa menjadi pegangan bagi perusahaan atau orang
untuk terus melakukan inovasi adalah kesuksesan dari perusahaan-perusahaan
yang menjadi pemimpin produk. Perusahaan-perusahaan yang membangun
keunggulannya melalui inovasi dan pengembangan produk sering berhadapan

Universitas Sumatera Utara

22

dengan dilema besarnya biaya yang harus mereka keluarkan untuk penelitian dan
pengembangan, akan tetapi mereka juga tidak menutup kemungkinan memperoleh
keuntungan yang menggiurkan dari kepemimpinan produk yang akan mereka
dapatkan. Agar dapat menjadi pemimpin produk, perusahaan harus menunjukkan
bahwa mereka dapat menciptakan arus yang konsisten dari produk-produk yang
menonjol yang akan mampu membuat para pelanggan akan terus menanti dengan
penuh harap produk-produk baru yang akan diluncurkan.
Hal lain yang harus diperhatikan oleh perusahaan yang menjadi pemimpin
produk adalah perusahaan tidak boleh terlalu terlena dengan terus menerus
melakukan inovasi produk tanpa memperdulikan pasar. Pekerjaan lain yang tidak
kalah beratnya adalah bagaimana membuat pasar siap menerima produk-produk
yang sebelumnya tidak pernah ada.
Teknologi memiliki peran sangat penting dalam proses pengembangan atau
inovasi produk. Dengan teknologi, maka banyak hal atau kemungkinankemungkinan yang tadinya hanya dalam angan-angan saja kemudian menjadi
sebuah kenyataan. Pemanfaatan teknologi dalam proses inovasi produk sudah
sedemikian meluasnya, sehingga yang banyak terjadi adalah teknologi menjadi
penggerak utama dalam penemuan produk baru.
3. Kedekatan Dengan Pelanggan.
Perusahaan yang ingin membangun keunggulan melalui kedekatan dengan
pelanggan yang harus dilakukan adalah upaya untuk membangun citra atau image
tentang perusahaan kedalam benak pelanggan. Ketika pelanggan berpikir tentang
suatu produk yang ingin dimiliki dalam rangka memenuhi keinginannya maka
yang akan ada dibenaknya pertama kali adalah produk serta nama perusahaan

Universitas Sumatera Utara

23

tersebut. Refleks atau keotomatisan respons seperti ituah yang diinginkan oleh
perusahaan dan bukan hal yang terlalu mudah untuk merealisasikan itu semua.
2.4.2 Strategi Terhadap Pembeli
Kebanyakan industri menjual produk atau jasa mereka tidak hanya kepada
seorang pembeli, melainkan kepada sejumlah pembeli yang berlain-lainan.
Kekuatan tawar-menawar (bargaining power) kelompok pembeli ini, bila ditinjau
sebagai satu kumpulan, merupakan salah satu kekuatan persaingan kunci yang
menentukan kemampulabaan potensi suatu industri.
Sebagai akibat dari heterogenitas ini, seleksi pembeli yaitu pemilihan
pembeli target merupakan variabel strategis yang penting. Secara umum,
perusahaan hendaknya menjual kepada para pembeli yang kemungkinannya
paling menguntungkan, sejauh masih terdapat pilihan. Seleksi pembeli dapat
sangat memperngaruhi pertumbuhan perusahaan dan memperkecil kekuatan
pembeli yang tidak menentu. Seleksi pembeli dengan memusatkan perhatian pada
pertimbngan struktural merupakan variabel strategis yang sangat penting dalam
tingkat industri yang telah mapan dan dalam industri dimana rintangan-rintangan
yang ditimbulkan oleh diferensiasi produk atau inovasi teknologis sangat sulit
diatasi.
Kebutuhan pembelian para pembeli yang berbeda menimbulkan implikasi
strategis apabila perusahaan memiliki kemampuan yang berbeda untuk melayani
kebutuhan tersebut relatif terhadap pesaing. Perusahaan akan meningkatkan
keunggulan bersaingnya, hal yang lain tetap sama, apabila ia berada dalam posisi
yang relatif paling tepat untuk dilayani. Arti penting potensi pertumbuhan para
pembeli bagi perumusan strategi dengan sendirinya sudah jelas. Semakin tinggi

Universitas Sumatera Utara

24

potensi pertumbuhan pembeli, semakin besar kemungkinan permintaan produk
akan terus meningkat.
2.4.3 Dimensi Strategi Bersaing
Menurut Michael Porter dan Agus Maulana (1995:113) Strategi
perusahaan untuk bersaing dalam suatu industri dapat berbeda-beda dalam
berbagai macam cara. Tetapi dimensi-dimensi strategis dibawah ini umumnya
meliputi perbedaan-perbedaan yang mungkin ada diantara pilihan strategis suatu
perusahaan dalam suatu industri tertentu:
1. Spesialisasi
Derajat pemfokusakan upaya dalam bentuk keluasan lini produknya,
segmen pelanggan sasaran dan pasar geografis yang dilayani
2. Identifikasi Merek
Tingkat identifikasi merek dan bukan persaingan yang didasarkan terutama
pada harga atau variabel lain. Identifikasi merek dapat dicapai melalui
periklanan, tenaga penjualan atau bermacam alat lainnya.
3. Saluran Distribusi
Tingkat upaya dalam mengembangkan identifikasi merek secara langsung
dengan konsumen terakhir versus dukungan saluran distribusi dalam
menjual produknya.
4. Mutu Produk
Tingkat mutu produknya,dalam hubungannya dengan bahan baku,
spesifikasi, ketaatan atau toleransi, bentuk dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

25

5. Kepeloporan Teknologis
Derajat pengupayaan untuk mencapai kepeloporan teknologis versus
mengikuti atau meniru. Penting diperhatikan bahwa suatu perusahaan
mungkin dapat menjadi pelopor teknologis walaupun dengan sengaja tidak
memproduksi produk dengan mutu tertinggi dipasar.
6. Integrasi Vertikal
Peningkatan nilai tambah sebagaimana tercermin dalam integrasi maju dan
balik yang diterapkan, termasuk apakah perusahaan mempunyai distribusi
yang kaptif, diluar atau dimiliki pengecer, jaringan pelayanan langsung
dan sebagainya.
7. Posisi Biaya
Tingkat pengupayaan untuk memperoleh posisi biaya rendah dalam pabrik
dan distribusi melalui investasi dalam fasilitas dan peralatan yang
memperkecil biaya.
8. Pelayanan
Derajat pemberian pelayanan sampingan dengan lini produknya, seperti
bantuan teknis, jaringan pelayanan langsung, kredit dan seterusnya.
9. Kebijaksanaan Harga
Posisi harga relatifnya dalam pasar, posisi harga mutu produk, sedangkan
harga adalah variabel strategis yang menonjol sehingga harus dibahas
secara tersendiri.
10. Daya Kekuatan
Jumlah kekuatan finansial dan daya operasi yang dimiliki.

Universitas Sumatera Utara

26

11. Hubungan dengan perusahaan induk
Persayaratan mengenai perilaku unit yang didasarkan pada hubungan
antara unit dan perusahaan induk.
12. Hubungan dengan pemerintah sendiri dan asing
Dalam

lingkungan

industri

internasional,

hubungan

yang

telah

dikembangkan oleh perusahaan atau yang diharuskan oleh pemerintahnya
sendiri maupun pemerintah asing diluar negeri ditempat operasinya.
2.4.4 Indikator Keunggulan Bersaing
Keunggulan bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menciptakan
nilai unggul dengan memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimilikinya
(Groge dan Vickery, 1994, p. 669-670). Beberapa indikator yang digunakan untuk
mengukur keunggulan bersaing adalah :
1. Keunikan

produk

adalah

keunikan

produk

perusahaan

sehingga

membedakannya dari produk pesaing atau produk umum di pasaran.
2.

Kualitas produk adalah kualitas dari produk yang berhasil diciptakan oleh
perusahaan

3. Harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
produk dengan harga yang mampu bersaing di pasaran

Universitas Sumatera Utara

27

2.5 Penelitian Terdahulu
Salah satu faktor yang mendukung penelitian ini adalah penelitianpenelitian sebelumnya dengan tema pembahasan yang sama. Diantaranya adalah :
1. Nur Munifah (Universitas Muhammadiyah Purworejo)
Penelitian ini berjudul Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Blackberry di Kalangan
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo. Dimana variabel
Inovasi Produk (X1) Harga Produk (X2)

Keputusan Pembelian (Y).

Inovasi produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
terutama pada variabel keunggulan relatif. Harga produk merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
2. Ahmad Vian Abdul Fatah ( Unikom Bandung)
Judul Penelitian ini adalah Pengaruh Inovasi Produk dan Orientasi Pasar
Terhadap keunggulan bersaing. Dimana variabel dalam penelitian ini
adalah Inovasi Produk (X1) Orientasi Pasar (X2) Keunggulan Bersaing
(Y). Inovasi produk UKM Batik Deden Tasikmalaya. Hasil Penelitian skor
tertinggi terdapat pada indikator perluasan lini dan skor terendah terdapat
pada indikator produk benar-benar Orientasi Pasar UKM Skor tertinggi
terdapat pada indikator orientasi penjualan dan skor terendah terdapat pada
indikator orientasi produksi.
3. Ernani Hadiyati (Universitas Universitas Gajayana Malang)
Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha
Kecil . dimana variabel dalam penelitian ini adalah . Kreativitas (X1)
Inovasi (X2) Kewirausahaan Usaha Kecil (Y). Hasil Penelitian ini adalah

Universitas Sumatera Utara

28

Berdasarkan analisis yang dilakukan, kreatifitas dan inovasi berpengaruh
secara simultan terhadap kewirausahaan dengan variabel inovasi memiliki
pengaruh yang lebih besar terhadap kewira-usahaan.
4. Rangga Dismawan (Universitas Komputer Indonesia)
Pengaruh Kreativitas Produk dan Inovasi Produk Terhadap Keunggulan
Bersaing Produk Kue Soes. Dimana Variabel penelitian ini adalah
Kreativitas Produk (X1) Inovasi Produk (X2) Keunggulan Bersaing (Y).
Hasil Penelitian ini adalah . produk kue soes pada toko kue Soes Merdeka
sudah memiliki kreativitas yang tinggi dan transformasi produk memiliki
skor tertinggi dan produk kue soes pada toko kue Soes Merdeka sudah
memiliki inovasi yang tinggi . Skor yang tertinggi ada pada pada indikator
sinetesis produk .
5. Dina Uliana (Universitas Indonesia)
Pengaruh Inovasi Produk Terhadap Purchase Intention. Variabel dalam
penelitian ini adalah Inovasi Produk (X1) dan Purchase Intention (Y).
Hasil Penelitian ini adalah Dari ketiga dimensi Inovasi Produk (Innovation
Attribust, Adoption Risk dan Behavior Change) hanya Innovation Attributs
yang berpengaruh langsung terhadap keputusan pembelian

Universitas Sumatera Utara